• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Tekanan Darah Sebelum Dan Sesudah Penggunaan Pil Kontrasepsi Hormonal Oral Kombinasi Di Puskesmas Helvetia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbandingan Tekanan Darah Sebelum Dan Sesudah Penggunaan Pil Kontrasepsi Hormonal Oral Kombinasi Di Puskesmas Helvetia"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kontrasepsi

Kontrasepsi ialah usaha-usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan. Usaha- usaha itu dapat bersifat sementara, dapat juga bersifat permanen. Yang bersifat permanen dinamakan pada wanita tubektomi dan pada pria vasektomi.

Sampai sekarang cara kontrasepsi yang ideal belum ada. Kontrasepsi ideal itu harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: 1) dapat dipercaya; 2) tidak menimbulkan efek yang mengganggu kesehatan; 3) daya kerjanya dapat diatur menurut kebutuhan; 4) tidak menimbulkan gangguan sewaktu melakukan koitus; 5) tidak memerlukan motivasi terus-menerus; 6) mudah pelaksanaannya; 7) murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat; 8) dapat diterima penggunaanya oleh pasangan yang bersangkutan.

7

Sesungguhnya belum ada kontrasepsi yang betul-betul ideal dan dapat memenuhi semua syarat-syarat tersebut di atas. Yang ada ialah kontrasepsi yang memenuhi sebagian syarat, atau hampir memenuhi syarat. Berhasil atau tidaknya sesuatu cara bergantung apakah sel sperma dapat dicegah-dilumpuhkan-dimatikan supaya tidak memasuki arena fertilisasi; atau sel telur tidak dikeluarkan atau tidak dapat bertemu dengan sel sperma.

7

(2)

2.2 Kontrasepsi Hormonal

2.2.1 Defenisi kontrasepsi hormonal

Kontrasepsi hormonal merupakan metode kontrasepsi yang paling

efektif dan reversibel untuk mencegah terjadinya kehamilan. Jenis

hormon yang terkandung di dalam kontrasepsi adalah jenis hormon

alamiah misalnya depo medroxy progesteron acetat (depo MPA), tetapi

kebanyakan berisi hormon sintetik. Sedangkan kontrasepsi hormonal

yang berisi hormon estrogen dan progesteron adalah dalam bentuk

injeksi dan oral. Kontrasepsi oral adalah jenis kontrasepsi yang paling

banyak digunakan karena memang bentuk inilah yang paling efektif

mencegah kehamilan.

Berikut adalah hormon-hormon yang terkandung dalam

kontrasepsi:

2

1. Estrogen sintetik

Estrogen alamiah (estradiol) jarang digunakan dikarenakan jenis

hormon ini cepat sekali diserap oleh usus dan mudah dihancurkan

oleh hati. Agar tidak mudah hancur maka ditambahkanlah gugusan

etinil sehingga terbentuk jenis estrogen sintetik dengan nama

etinilestradiol. Semua jenis kontrasepsi oral dewasa ini hampir

semua menggunakan jenis estrogen sintetik dengan jenis

etinilestradiol.

2. Progesteron/ gestagen sintetik

2

Progesteron/ gestagen sintetik yang umumnya digunakan dalam

(3)

turunan testoteron. Masing-masing dari gestagen sintetik tersebut

mempunyai cara kerja dan kelebihan serta kelemahan

berbeda-beda sehingga setiap kontrasepsi dipertimbangkan untuk

menggunakan sintetik yang sesuai dengan maksud dan tujuan dari

kontrasepsi tersebut.2

2.2.2. Sejarah kontrasepsi pil hormonal

Perkembangan penggunaan pil kontrasepsi sebagai pencegah

kehamilan diawali ketika pada tahun 1940 Sturgis dan Albright

menjelaskan tentang efek hambatan ovulasi pada wanita yang

mengkonsumsi preparat estrogen. Selanjutnya, dengan adanya

perkembangan penemuan preparat progesteron oral yang kuat, maka

kemungkinan untuk menghambat ovulasi secara konsisten dan

membuat suatu periode menstruasi yang baru, telah menjadi

kenyataan.

Penggunaan preparat progesterone untuk menghambat ovulasi ini

pertama kali dilakukan oleh Rock, Pincus dan Gracia. Preparat yang

digunakan adalah derivat dari 19-nortestosterone, yang diberikan

selama 20 (dua puluh) hari, dimulai dari hari ke 5 (lima) menstruasi

sampai dengan hari ke 25 (dua puluh lima) dalam satu siklus

menstruasi. Secara intensif, penelitian tentang penggunaan pil

kombinasi dilakukan dibawah pimpinan Pincus dan Rock yang

melakukan percobaan lapangan di Puerto Rico. Pil tersebut

mengandung progestin norethynodrel dan estrogen mestranol,

(4)

ternyata pil tersebut memiliki daya yang sangat tinggi untuk mencegah

kehamilan. Ini permulaan terciptanya pil kombinasi. Pil yang terdiri dari

kombinasi antara etinilestradiol atau mestranol dengan salah satu jenis

progestagen (progesteron sintetik) kini banyak digunakan untuk

kontrasepsi. Kemudian, sebagai hasil penelitian lebih lanjut, ditemukan

pil sekuensial, mini pill, morning after pill, dan Depo-Provera yang

diberikan sebagai suntikan. Dewasa ini masih terus dilakukan kegiatan

penelitian lebih lanjut untuk menemukan suatu cara kontrasepsi

hormonal yang mempunyai daya guna tinggi dan dengan efek samping

yang sekecil mungkin.

7,10,11

2.2.3. Mekanisme kerja pil hormonal

Mekanisme kerja estrogen:

Estrogen mempunyai khasiat kontrasepsi dengan jalan

mempengaruhi ovulasi, perjalanan sel telur atau implantasi. Di

samping itu penambahan estrogen dalam pil kombinasi bertujuan

untuk menjamin berlangsungnya siklus haid dan mengurangi insidens

breakthrough bleeding. Ovulasi dihambat melalui pengaruh estrogen

terhadap hipothalamus dan selanjutnya menghambat FSH dan LH.

Ovulasi tidaklah selalu dihambat oleh pil kombinasi yang berisi

estrogen 50 mikrogram atau kurang, tetapi oleh pengaruh progesteron

disamping estrogen.

Implantasi ovum yang telah dibuahi dapat dihambat oleh estrogen

dosis tinggi yang diberikan pada pertengahan siklus haid, karena akan

(5)

menimbulkan efek anti progesteron, sehingga terjadi pertumbuhan

endometrium yang menghambat implantasi. Perjalanan sel telur

dipercepat dengan pemberian estrogen.8,12,13

Mekanisme kerja progesteron:

Walaupun fungsi progesteron sebenarnya adalah menyiapkan

endometrium untuk implantasi dan mempertahankan kehamilan,

namun dalam dosis tertentu yang diatur baik, progesteron mempunyai

khasiat kontrasepsi dengan menghalangi penetrasi dan transportasi

sperma karena lendir serviks menjadi lebih pekat (cervical prop), dan

menghambat kapasitas sperma untuk membuahi dan menembus sel

telur. Jika progesteron diberikan sebelum konsepsi, maka perjalanan

ovum dalam saluran telurnya akan terhambat; bila sebelum ovulasi,

maka implantasi akan terhalangi. Selain itu penghambatan ovulasi juga

terjadi melalui jalur hipothalamus-hipofisis.8,12,13

2.3 Kontrasepsi Oral Kombinasi

Kontrasepsi oral kombinasi merupakan pil kontrasepsi berisi

estrogen maupun progesteron (progestagen, gestagen). Dosis

estrogen ada yang 0,05; 0,08; dan 0,1 mg per tablet. Sedangkan dosis

dan jenis progesteronnya bervariasi dari masing-masing pabrik

(6)

2.3.1 Jenis kontrasepsi oral kombinasi:

1. Kombinasi sekuensial (bifasik/trifasik)

Pembuatan sistem bifasik berdasarkan pemikiran bahwa siklus haid

seorang wanita normal adalah fase folikuler-proliferasi (fase

estrogen) dan luteal-sekresi (fase progesteron). Sehingga

diharapkan pemberian hormon sintetik dimiripkan dengan siklus

haid yang normal. Inilah perbedaan antara monofasik dan bifasik.

Pada bifasik hanya estrogen dulu yang bekerja menekan sekresi

gonadotropin, sedangkan pada monofasik estrogen dan

progesteron bekerja bersama-sama. Sehingga pada sekuensial ini

pengentalan lendir serviks kurang begitu baik sehingga tetap saja

dapat terjadi penetrasi sperma. Jenis ini jarang digunakan sebagai

alat kontrasepsi. Biasanya digunakan dalam pengobatan baik

amenore, metroragi maupun menoragi.

2. Kombinasi monofasik

1

Kombinasi monofasik adalah jenis kontrasepsi oral kombinasi yang

tersedia secara umum dalam berbagai merek. Setiap tabletnya

mengandung 20-100 μg etinilestradiol dan gestagen dengan dosis

tertentu. Estrogen dosis rendah (20-35 μg), dan estrogen dosis

tinggi (50 μg). Jenis estrogen yang dipakai pada kontrasepsi oral

adalah etinil estradiol. Kombinasi monofasik yang saat ini banyak

diproduksi adalah kontrasepsi dengan estrogen dan gestagen dosis

rendah karena ternyata juga terbukti dapat menekan ovulasi secara

(7)

Jenis lain dari kombinasi monofasik adalah kombinasi bertingkat

dikenal dengan dua tingkat dan tiga tingkat (Triquilar). Pada

sediaan dua tingkat, pada tingkat pertama dosis gestagen lebih

rendah dengan kombinasi konvensional yaitu 0,05 mg, dan pada

tingkat kedua dosisnya 0,125, sedangkan estrogen pada kedua

tingkatan tersebut sama. Pada sistem tiga tingkat dosis gestagen

dinaikkan setelah 6 hari dna 5 hari kemudian dinaikkan kembali dari

30 menjadi 40 μg.1

2.3.2 Kelebihan kontrasepsi oral kombinasi

• Efektivitasnya tinggi, dapat dipercaya jika dimakan sesuai aturan

pakainya

1,8,14

• Pemakai pil dapat hamil lagi, bilamana dikehendaki kesuburan

dapat kembali dengan cepat

• Tidak mengganggu kegiatan seksual suami istri

• Siklus haid menjadi teratur

• Dapat menghilangkan keluhan nyeri haid

• Untuk pengobatan kemandulan, kadang-kadang dapat dipakai

untuk memancing kesuburan

• Dapat memperbaiki perdarahan tidak teratur yang disebabkan

pemberian kontrasepsi hormonal lainnya

(8)

2.3.3 Kekurangan kontrasepsi oral kombinasi

• Pil harus dimakan setiap hari, kurang cocok bagi wanita yang

pelupa

1,8,14

• Motivasi harus diberikan secara lebih intensif

• Kenaikan metabolisme sehingga sebagian akseptor akan menjadi

lebih gemuk

• Dapat meningkatkan tekanan darah (pada kontrasepsi yang

menggunakan turunan estrogen yang jenisnya etinilestradiol)

• Tidak mencegah infeksi menular seksual (IMS)

2.3.4 Kontraindikasi

Mutlak

1,7,8

• Perempuan yang diduga/didiagnosis hamil

• Perempuan yang menyusui (pada saat menyusui eksklusif atau ibu

tidak ingin produksi air susu ibu terganggu). Kandungan estrogen

akan menekan produksi air susu ibu.

• Perempuan dengan perdarahan pervaginam yang tidak diketahui

penyebabnya.

• Perempuan dengan trombosis vena atau arteri pada masa lalu atau

saat ini.

• Perempuan dengan penyakit kardiovaskuler termasuk stroke,

jantung iskemik, atau tekanan darah >160/90 mmHg.

• Perempuan dengan riwayat gangguan faktor pembekuan darah >20

(9)

• Diabetes mellitus dengan komplikasi

• Empat minggu setelah pembedahan mayor atau pembedahan

tungkai

• Obesitas ( dengan indeks massa tubuh di atas 35)

• Perokok aktif usia > 35 tahun

• Perempuan dengan migrain dan gejala neurologik fokal (epilepsi/

riwayat epilepsi)

Relatif

• Perempuan yang berpenyakit dan terapi obatnya mempengaruhi

efektivitas pil kombinasi (misalnya tuberkulosis, epilepsi)

• Depresi berat

• Perempuan yang tidak dapat menggunakan pil secara teratur

2.3.5 Efek samping

Ringan

1,7,8

• Berupa mual muntah, pertambahan berat badan, perdarahan tidak

teratur, retensi cairan, edema, mastalgia, sakit kepala, timbulnya

jerawat, alopesia, dan keluhan ringan lainnya. Keluhan ini

berlangsung pada bulan-bulan pertama pemakaian pil.

Berat

• Dapat terjadi trombo-embolisme, mungkin karena terjadi

peningkatan aktivitas faktor-faktor pembekuan atau karena

(10)

trombo-embolisme ini dilaporkan 4-9 kali lebih tinggi dari wanita bukan

pemakai pil dari golongan umur yang sama.

• Mengenai kemungkinan timbulnya karsinoma serviks, menurut

penelitian-penelitian yang dipercaya di luar negeri, dikatakan

bahwa tidak diperoleh hubungan yang bermakna antara pemakai

pil dengan kanker serviks ataupun dengan displasia serviks.

2.4 Tekanan darah

2.4.1 Defenisi tekanan darah

Tekanan darah adalah tekanan yang dihasilkan oleh darah dari sistem sirkulasi atau sistem vaskuler terhadap dinding pembuluh darah. Tekanan darah adalah gaya yang ditimbulkan oleh darah terhadap dinding pembuluh darah, bergantung pada volume darah yang terkandung di dalam pembuluh darah dan compliance atau daya regangdinding pembuluh yang bersangkutan.15

2.4.2 Mekanisme tekanan darah

(11)

Tekanan maksimum yang ditimbulkan di ateri sewaktu darah disemprotkan masuk ke dalam arteri selama sistol, atau tekanan sistolik, rata-rata adalah 120 mmHg. Tekanan minimum di dalam arteri sewaktu darah mengalir keluar selama diastol, yakni tekanan diastolik, rata-rata 70-80 mmHg. Tekanan arteri secara konvensional ditulis sebagai tekanan sistolik di atas tekanan diastolik, misalnya 120/70 mmHg. Tekanan arteri tidak turun menjadi 0 mmHg karena timbul kontraksi jantung berikutnya dan mengisi kembali arteri sebelum semua darah keluar.16

2.4.3 Pengukuran tekanan darah

(12)

pada tiap denyut jantung dan secara sinkron dengan tiap denyut, bunyi detakan didengar di bawah manset. Tekanan manset pada waktu bunyi pertama terdengar adalah tekanan sistolik. Dengan menurunnya tekanan, suara menjadi lebih keras, kemudian tidak jelas dan menutupi, akhirnya pada kebanyakan individu menghilang. Ini adalah bunyi Korotkow. Tekanan diastolik dalam keadaan istirahat orang dewasa berkorelasi paling dengan tekanan pada saat bunyi menghilang.

2.4.4 Faktor mempengaruhi tekanan darah

15,16

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tekanan darah, yaitu:

• Aktivitas fisik

15,16

Aktivitas fisik dan kegiatan sehari-hari sangat mempengaruhi tekanan darah, semakin tinggi kegiatan fisik yang dilakukan tekanan darah semakin meningkat.

• Emosi

Perasaaan takut, cemas, cenderung membuat tekanan darah meningkat

• Stres

Keadaan pikiran juga berpengaruh terhadap tekanan darah sewaktu menjalani pengukuran

• Umur

(13)

2.4.5 Hubungan kontrasepsi hormonal dengan tekanan darah

Estrogen eksogen, dalam bentuk pil kontrasepsi oral, merupakan

penyebab penting hipertensi sekunder pada wanita. Review data 24

tahun menunjukkan bahwa kebanyakan wanita pengguna kontrasepsi

oral berpengalaman sedikit namum terdeteksi, peningkatan pada

tekanan darah sistolik dan diastolik. The Walnut Creek Contraceptive

Drug Study, yang termasuk 11.672 wanita, melaporkan peningkatan

tekanan sistolik 5-6 mmHg dan 1-2 mmHg tekanan diastolic pada

wanita kulit putih dan lebih sedikit peningkatan pada wanita kulit hitam.

Akan tetapi, pada beberapa pusat, peningkatan yang nyata ( 10 mmHg

sistolik, 6,9 mmHg diastolic) pernah dilaporkan.

171 wanita hipertensif dari poliklinik hipertensi di Brazil dibagi

menjadi tiga kelompok: kelompok yang menggunakan kontrasepsi oral

kombinasi, kelompok yang menggunakan metode kontrasepsi lain, dan

kelompok yang tidak menggunakan metode kontrasepsi apapun.

Kelompok pengguna kontrasepsi oral kombinasi memiliki tekanan

darah diastolic rata-rata yang meningkat signifikan dibandingkan dua

kelompok lainnya (100,3 vs 93,0 dan 93,5 mmHg, secara berurutan),

prevalensi lebih tinggi terhadap hipertensi tak terkontrol ( 83,3% vs

65,4% dan 68,4%, secara berurutan) dan prevalensi yang lebih tinggi

terhadap hipertensi berat, yaitu tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg

atau tekanan darah diastolik ≥ 100 mmHg (21,2% vs 19,2% dan

12,7%, secara berurutan).

17

(14)

Hipertensi 2-3 kali lebih sering pada wanita pengguna kontrasepsi

oral dibandingkan dengan wanita yang berusia sama namun tidak

menggunakan pengobatan tersebut. Resiko hipertensi meningkat

dengan usia, lama penggunaan, dan peningkatan indeks massa tubuh.

Kontrasepsi oral yang digunakan saat ini mengandung dosis ethinyl

estradiol yang lebih rendah (20-35 µg) dibandingkan dengan yang

digunakan sebelumnya. Data yang tersedia menunjukkan bahwa

terdapat hubungan antara dosis estrogen dan progestin dengan

tekanan darah. Maka dari itu, insidensi hipertensi yang berhubungan

dengan penggunaan kontrasepsi oral saat ini kemungkinan lebih

sedikit daripada yang dilaporkan pada penelitian terdahulu. Namun,

data publikasi terakhir yang didapat dari the Nurses’ Health Study

menunjukkan bahkan kontrasepsi oral dengan estrogen dosis rendah

meningkatkan resiko hipertensi, dan resiko meningkat dengan lamanya

penggunaan dan peningkatan potensi progestin.

Kontrasepsi oral dapat meningkatkan tekanan darah sistolik dan

diastolik mulai dari 4 sampai 9 mmHg dari batas dasar. Tekanan darah

biasanya kembali ke tingkat sebelum pengobatan pada 3 hingga 6

bulan bila penggunaan kontrasepsi oral dihentikan. Berdasarkan WHO,

kontrasepsi oral merupakan kontraindikasi absolute hanya bila tekanan

darah 160/100 mmHg atau lebih. Akan tetapi, oleh karena peningkatan

resiko untuk stroke dan infrak miokard pada pengguna kontrasepsi oral

dengan hipertensi, dokter harus berhati-hati sebelum memberikan

(15)

kontrasepsi oral, bahkan untuk wanita dengan sedikit peningkatan

tekanan darah.

Mekanisme peningkatan tekanan darah atau terbentuknya

hipertensi yang berhubungan dengan kontrasepsi oral masih belum

jelas.

4

17,19,20

Peningkatan berat badan, volume plasma, sodium, insulin

plasma, resistensi insulin, dan sintesa hepatik dari angiotensinogen

telah dilaporkan terlibat. Bukti eksperimental menunjukkan peran dari

sistem renin angiotensin dalam hipertensi yang berhubungan dengan

estrogen. Pada model tikus dari hipertensi yang berhubungan dengan

kontrasepsi oral, pemberian estrogen tunggal ( ethinyl estradiol)

menyebabkan hipertensi dan peningkatan level angiotensinogen dan

angiotensinogen II.17,19 Etinilestradiol merupakan penyebab terjadinya hipertensi. Gestagen memiliki pengaruh minimal terhadap tekanan darah. Patogenesis pasti belum diketahui. Dijumpai peningkatan angiotensinogen dan angiotensin II. Etinilestradiol dapat meningkatkan angiotensinogen 3-5 kali kadar normal.

Aktivasi abnormal dari sistem renin angiotensin (RAS) telah

diketahui memegang peranan penting dalam terjadinya hipertensi.

Angiotensin II, substansi efektor dari sistem renin angiotensin,

meningkatkan tekanan darah, aktivitas sistem saraf simpatis,

pelepasan aldosteron, retensi cairan dan hipertropi jantung. Status

estrogen merupakan bagian penting dari aktivitas sistem renin

angiotensin dan vasopresor yang berespons terhadap Angiotensin II.

Bagian promoter pada gen angiotensinogen berespons terhadap

(16)

estrogen.20 Estrogen merupakan salah satu hormon yang dapat meningkatkan retensi elektrolit di ginjal, sehingga terjadi peningkatan reabsorbsi natrium dan air yang menyebabkan hipervolemi kemudian curah jantung menjadi meningkat dan mengakibatkan peningkatan tekanan darah. Progestin dapat merendahkan kadar kolesterol HDL (high density lipid) serta meninggikan kadar LDL-kolesterol (low density lipid), terjadinya aterosklerosis dipercepat oleh kadar LDL-kolesterol yang tinggi di dalam darah, aterosklerosis diketahui dapat menyebabkan menyempitnya lumen pembuluh darah dan resistensi perifer pembuluh darah yang kemudian mengakibatkan peningkatan tekanan darah.

2.5. Kerangka Teori

21

Pil kontrasepsi hormonal oral kombinasi

Levonorgestrel 150 mcg dan ethinyl estradiol 30 mcg

(17)

2.6. Kerangka Konsep

Tekanan Darah sebelum

penggunaan pil

kontrasepsi

Tekanan Darah sesudah

penggunaan pil

Referensi

Dokumen terkait

Pengelolaan hutan rakyat sub sistem produksi (persiapan bibit) Reliability Statistics.. Cronbach's Alpha N

[r]

Sedangkan variabel yang tidak dapat memprediksi peringkat obligasi adalah likuiditas, umur obligasi, dan ukuran perusahaan.. Listianingrum (2015), yang menguji faktor-faktor

Mengangkat mereka yang namanya tercantum dalam lampiran Keputusan ini sebagai Pembuat Soal dan Korektor UTS dan UAS Dosen Tetap (OT) Program Strata Sa tu (S-1)

Kemudian kartu dikumpulkan kembali untuk dikocok ulang, dalam kategori kurang (K). 8) Keaktifan murid Menyimpulkan materi, dalam kategori cukup (C). Hasil observasi

Teknis analisis data yang digunkan merupakan anaisis data kualitatif dan data kuantitatif.Pengembangan modul matematika berbasis masalah untuk kelas VIII SMP/ MTs

Untuk menganalisis pengaruh Book to Market Value (BTM), Price Earning Ratio (PER), Dividend Yield (DY), Size, Price to Net Asset Value (PNAV), dan Cash Flow to Price

Puji syukur kehadirat Alla SWT atas rahmat, anugrah dan karunia-Nya yang telah dilimpahkan sehingga skripsi berjudul “Pengaruh Penerapan Metode Guided