• Tidak ada hasil yang ditemukan

Acara Di Televisi Dan Pemenuhan Informasi Pada Mahasiswa (Studi Korelasional Tentang Acara Wide Shot di Metro TV Terhadap Upaya Pemenuhan Informasi pada Mahasiswa Komunikasi FISIP USU)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Acara Di Televisi Dan Pemenuhan Informasi Pada Mahasiswa (Studi Korelasional Tentang Acara Wide Shot di Metro TV Terhadap Upaya Pemenuhan Informasi pada Mahasiswa Komunikasi FISIP USU)"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

URAIAN TEORITIS

2.2 Kerangka Teori

Sebelum terjun ke lapangan, seorang peneliti harus terlebih dahulu menyusun suatu kerangka teori. Kerangka teori merupakan kajian tentang bagaimana hubungan teori dengan berbagai faktor yang telah didefinisikan dalam perumusan masalah yang akan diteliti.

Uraian di dalam kerangka teori merupakan hasil berfikir rasional yang dituangkan secara tertulis meliputi aspek-aspek yang terdapat di dalam masalah atau sub masalah (Nawawi, 2001:39-40). Adapun teori-teori yang dianggap relevan dengan penelitian ini yaitu Komunikasi, Komunikasi Masa, Televisi, dan Uses and GratificationTheory.

2.1.1 Komunikasi

Secara etimologi, kata “komunikasi” berasal dari bahasa Latin, yaitu

communis yang berarti sama (Lubis, 2011: 6). Maksudnya ialah dimana membuat kebersamaan antara dua orang atau lebih. Akar kata communis adalah communico,

yang berarti berbagi (Vardiansyah, 2004: 3). Di sini berbagi yang dimaksud ialah adanya pemahaman melalui pertukaran pesan yang dilakukan bersama. Jika sebagai kata kerja (verb) dalam bahasa Inggris communicate, komunikasi berarti untuk saling bertukar pikiran, berisikan informasi serta memiliki perasaan dalam sebuah hubungan yang simpatik. Sedangkan kata benda (noun) yaitu

(2)

Harold Laswell (Fajar, 2009: 32) mendefinisikan komunikasi dengan membuat formula “Who Says What in Which channel to Whom with What effect?”

(Siapa mengatakan apa dengan saluran apa kepada siapa dengan efek bagaimana?). Bahwa dengan pernyataan seperti itu, dapat menggambarkan bagaimana seharusnya berkomunikasi yang baik agar dalam proses komunikasi dapat dipahami.

Paradigma Laswell di atas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan, pertanyaan yang di ajukan itu, yakni: 1. Komunikator (communicator, source, sender)

2. Pesan (message)

3. Media (Channel, media)

4. Komunikan (communicant, communicate, receiver, receipent) 5. Efek (effect, impact, influence).

Jadi, berdasarkan paradigma Laswell tersebut, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimmbulkan efek tertentu.

(3)

Dari berbagai definisi komunikasi di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian komunikasi pada umumnya adalah suatu proses pertukaran informasi yang disampaikan oleh komunikator dengan menggunakan media (dapat berupa alat penginderaan, media masa dan sebagainya) kepada komunikan yang pada akhirnya memiliki efek atau umpan balik. Dalam komunikasi, pemahaman makna pesan dari komunikator merupakan suatu hal yang sangat penting. Sebab, jika pesan yang disampaikan diterima begitu saja tanpa diketahui apa yang sebenarnya telah dimasukkan ke dalam pikiran kita, hal itu akan menjadi sia-sia karena kita sulit untuk mencerna makna apa yang dimaksud. Jelas, yang menjadi penentu dalam berkomunikasi ialah adanya pemrosesan pesan.

2.1.1.1 Tujuan dan Fungsi Komunikasi

Pentingnya komunikasi dalam kehidupan memiliki tujuan, sehingga dapat diketahui untuk apa komunikasi dilakukan. Secara umum, tujuan komunikasi (Effendy, 2005:8) ialah:

1) Mengubah sikap (to change the attitude)

2) Mengubah opini/ pendapat/ pandangan (to change the opinion) 3) Mengubah perilaku (to change the behaviour)

4) Mengubah masyarakat (to change the society)

(4)

Sama halnya dengan mengubah opini, perilaku dan mengubah masyarakat. Manusia dapat saling mengemukakan opininya dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh masing-masing individu/kelompok, sehingga melalui komunikasi mereka dapat mengambil keputusan yang tepat serta mengubah perilaku mereka menjadi pribadi yang lebih baik. Namun tidak mudah untuk mengubah masyarakat, sebab perlu komunikasi yang lebih dekat dan menyeluruh seperti komunikasi penyuluhan mengenai Keluarga Berencana (KB) dalam sebuah desa, agar informasi-informasi mengenai hal tersebut dapat diterima seluruhnya oleh masyarakat bahwa pentingnya untuk ber-KB dalam sebuah keluarga. Begitu juga dengan kegiatan bergotong-royong di sebuah desa, dilakukan demi tercapainya hubungan yang harmonis antar penduduk desa dan menciptakan desa yang bersih nan indah. Adanya ilmu pengetahuan memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat menyebabkan mereka sadar akan fungsi sosialnya sehingga menjadi aktif dalam masyarakat.

Sedangkan fungsi komunikasi menurut Harold D. Laswell (Effendy, 2003:27) yaitu:

1) Manusia mengamati lingkungannya, baik lingkungan internal maupun eksternal untuk terhindar dari ancaman dan nilai masyarakat yang berpengaruh.

2) Terdapat korelasi unsur-unsur masyarakat dalam menanggapi lingkungannya 3) Penyebaran warisan sosial, dalam hal ini berperan sebagai pendidik dalam

(5)

Lebih singkatnya, fungsi komunikasi itu (Effendy, 2005:8) ialah:

1) Menginformasikan (to inform) 2) Mendidik (to educate)

3) Menghibur (to entertain) 4) Mempengaruhi (to influence)

Penjelasan dari fungsi-fungsi tersebut ialah komunikasi tentunya

memberikan informasi mengenai sesuatu hal yang kita inginkan, sehingga kita bisa mengetahuinya. Misalnya, dalam lingkungan sekolah, seorang guru

menjelaskan mengenai pelajaran kepada siswa-siswanya, sehingga dalam proses belajar mengajar tersebut para siswa menjadi tahu tentang apa yang diterangkan

oleh gurunya. Dan secara langsung, guru telah mendidik sehingga memengaruhi para siswanya untuk rajin belajar, baik di rumah maupun di sekolah. Acara

komedi di televisi, buku cerita lucu, perform seorang badut dan pesulap dalam sebuah pesta ulang tahun dan sebagainya, itu semua dilakukan untuk penyegaran

semata dan sebagai kesenangan individu maupun kelompok.

2.1.1.2 Gangguan dalam Komunikasi

Dalam berlangsungnya komunikasi, tidak semua pesan dari komunikator pasti diterima oleh komunikan. Hal ini sering kali dialami karena sejumlah

gangguan (noise) sehingga pesan tidak bisa dimaknai sebagaimana yang dimaksudkan. Gangguan komunikasi dapat diartikan sebagai suatu keadaan

(6)

Pada umumnya, terdapat dua gangguan utama komunikasi, yaitu gangguan teknis dan gangguan semantik (Vardiansyah, 2004:97). Gangguan teknis ialah gangguan yang terjadi selama proses penyampaian pesan dari komunikator ke komunikan, yakni mulai proses pengiriman pesan hingga pada proses penerimaan (receive). Dari sinilah gangguan terjadi pada saluran atau media komunikasi. Misalnya, pada saat kita melakukan webcam-an di skype, terjadi gangguan pada jaringan internet sehingga menghasilkan suara yang kurang jelas dan gambar di skype menjadi agak kabur.

Sedangkan gangguan semantik ialah gangguan yang terjadi akibat kesalahan bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi, seperti kata-kata yang digunakan terlalu banyak, memakai kata asing serta latar belakang budaya sehingga menyebabkan sulit dipahami oleh khalayak tertentu. Misalnya seorang anak yang merantau dari Medan berkuliah di Universitas Indonesia (UI), Jakarta. Dia ingin mengajak teman-temannya untuk berkeliling kota Jakarta dengan menggunakan kereta. Di daerah Medan, kereta diartikan sebagai sepeda motor. Namun teman-temannya bingung, kenapa berkeliling kota harus menggunakan kereta? Padahal kereta di Jakarta diartikan sebagai kereta api. Hingga pada saat ingin berangkat ke tujuan terjadi kekeliruan, si anak Medan menunggu di

basecamp, tempat biasa mereka berkumpul dengan kereta Mionya, sedangkan teman-temannya menunggu di stasiun kereta api.

(7)

2.1.2 Komunikasi Masa

Komunikasi masa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonym melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat (rakhmat, 1995:189). Komunikasi masa dapat diartikan sebagai proses komunikasi yang berlangsung dimana pesannya dikirim dari sumber yang melembaga kepada khalayak yang sifatnya masal melalui alat-alat yang bersifat mekanis seperti radio, televisi, dan film (Cangara,2002:36).

Komunikasi Masa yang berciri sebagai berikut :

1. Komunikasi ditujukan kepada masa atau orang banyak sebagai komunikasi. 2. Komunikasi dilakukan serentak.

3. Komunikasi merupakan suatu original lembaga atau orang yang dilembagakan.

4. Pesannya bersifat umum.

5. Media yang digunakan adalah media masa artinya bias menjangkau sekaligus banyak orang.

6. Umpan balik atau feed back tidak langsung (sastropoetro, 1990:12).

(8)

Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi masa menghasilkan suatu produk yang berupa pesan-pesan komunikasi untuk disebarkan, didistribusikan kepada khalayak secara berkelanjutan sesuai dengan jarak waktu yang ditetapkan. Adanya teknologi yang semakin berkembang pesat menyebabkan penyampaian pesan komunikasi melalui media masa tersebut dapat dengan mudah untuk disebar. Sama halnya dengan lembaga sebagai komunikator. Namun, dalam komunikasi masa, komunikator cenderung sulit untuk mengetahui umpan balik dengan segera karena umpan balik relatif tidak ada. Untuk mengetahuinya, biasanya komunikator (lembaga maupun bentuk organisasi lainnya) melakukan survey atau penelitian.

Berdasarkan pada definisi komunikasi masa yang sudah dikemukakan oleh para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi masa adalah suatu proses komunikasi yang menggunakan media masa modern (media cetak dan media elektronik) dalam menyebarkan informasi yang ditujukan pada khalayak yang heterogen dan anonim sehingga pesan dapat diterima secara serentak.

Dari pengertian di atas, jelaslah bahwa komunikasi masa merupakan suatu proses komunikasi yang menggunakan media dimana dalam penelitian ini yang digunakan adalah televisi.

2.1.2.1 Proses Komunikasi Masa

(9)

Artinya, jika komponen tersebut tidak ada, maka tidak akan berpengaruh terhadaap komponen lainnya. Oleh karena itu, komponen-komponen utama (komunikator-pesan-komunikan) mutlak harus ada pada proses komunikasi, baik itu komunikasi antar personal (interpersonal), kelompok maupun komunikasi masa.

Pengertian proses komunikasi masa pada hakikatnya merupakan proses pengoperan lambang-lambang yang berarti, yang dilakukan melalui saluran (channel), biasanya dikenal dengan media printed (press), media auditif (radio), media visual (gambar, lukisan) atau media audio visual (televisi dan film). Yang di maksud media di sini adalah alat yang dapat digunakan untuk mencapai masa (sejumlah orang yang tidak terbatas).

Pengertian komunikasi masa pada intinya merupakan komunikasi yang menggunakan saluran (media) untuk menghubungkan komunikator dengan komunikasi secara masal, bertempat tinggal jauh, heterogen, anonym dan menimbulkan efek-efek tertentu (Ardianto, 2004:32).

Harold D. Lasswell (komala dalam Karlina. 1999) seorang ahli politik di Amerika Serikat mengemukakan suatu ungkapan yang sangat terkenal dalam teori dan penelitian komunikasi masa. Ungkapan tersebut merupakan suatu formula dalam menentukan scientific studi dari suatu proses komunikasi masa dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: who (siapa), says what

(10)

2.1.2.2 Ciri-ciri Komunikasi Masa

Melalui definisi-definisi komunikasi masa tersebut, dapat diketahui ciri-ciri komunikasi masa. Menurut Effendy setidaknya terdapat lima ciri dari komunikasi

masa (Fajar, 2009:226) adalah:

1) Komunikasi masa berlangsung satu arah

2) Komunikator pada komunikasi masa melembaga

3) Pesan pada komunikasi masa bersifat umum 4) Media masa menimbulkan keserempakan

5) Komunikan komunikasi masa bersifat heterogen

Dalam komunikasi masa berlangsung satu arah (one-way communication)

tidak terdapat arus balik atau arus balik tertunda (delayed feedback) kepada komunikator, karena melalui media masa maka komunikator dan komunikannya

tidak dapat melakukan kontak langsung. Arus balik tidak dapat diketahui oleh komunikator dengan seketika, hanya dapat diketahui setelah proses komunikasi

itu terjadi. Dan jika pun terdapat arus balik, maka hal ini jarang sekali terjadi, sehingga harus melakukan perencanaan dan persiapan. Misalnya, seorang reporter

dalam program “Headline News” di Metro TV membawakan berita kepada khalayak. Dalam program itu terdapat selingan “Suara Anda”, yang ditujukan

kepada para penonton untuk memberikan tanggapannya secara langsung mengenai berita yang dipaparkan melalui telepon, dengan lama waktu yang

(11)

Komunikasi pada komunikasi masa melibatkan lembaga, dan komunikatornya bergerak dalam organisasi yang kompleks karena media masa sebagai saluran komunikasi. Peranannya dalam proses komunikasi ditunjang oleh orang lain, bukan individual. Misalnya, tulisan seorang penulis dalam sebuah majalah ternama, tentunya didukung oleh redaktur pelaksana, korektor dan yang lainnya supaya tulisan tersebut dapat dimuat dan dibaca oleh khalayak. Maka dari itu komunikator pada komunikasi masa disebut juga komunikator kolektif (collective communicator) karena tersebarnya pesan yang berupa informasi merupakan hasil kerja sama sejumlah kerabat kerja.

Pesan komunikasi masa bersifat umum (berupa fakta, peristiwa atau opini), karena disebarkan melalui media masa yang ditujukan kepada semua orang dan mengenai kepentingan umum.

Media masa dalam menyampaikan pesannya kepada khalayak mengandung ciri keserempakan (simultaneity), yakni disebarkan secara bersama-sama dalam jumlah besar dan jarak jauh.

(12)

pendidikan, kebudayaan, serta hobi. Pengelompokkan tersebut dilakukan oleh berbagai media masa dengan membuat acara tertentu, seperti acara kartun

“Si Unyil” yang ditayangkan oleh Trans7 ditujukan secara khusus untuk anak-anak.

2.1.2.3 Fungsi Komunikasi Masa

Komunikasi masa merupakan komunikasi dalam media modern sebagai penyalurnya memberikan pengaruh yang kuat terhadap khalayaknya. Fungsi komunikasi masa menurut Dominick (Ardianto dan Komala, 2004:16) adalah sebagai berikut:

a. Surveilance (Pengawasan)

Pengawasan mengacu pada peranan berita dari media masa. Fungsi pengawasan meliputi pengawasan peringatan (warning or beware surveillance) dan pengawasan instrumental (instrumental surveillance). Fungsi pengawasan peringatan terjadi apabila media menyampaikan informasi kepada kita mengenai ancaman. Misalnya mengenai ancaman dari angin topan, meletusnya gunung berapi, kondisi efek yang memprihatinkan, atau adanya serangan militer.

Sedangkan fungsi pengawasan instrumental merupakan penyebaran informasi yang memiliki kegunaan dapat membantu khalayak dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya berita tentang film yang sedang tayang di bioskop, peningkatan atau penurunan harga saham di bursa efek, ide tentang

(13)

b. Interpretation (Penafsiran)

Media masa memberikan penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting dimana industri media memutuskan kejadian atau peristiwa tersebut untuk ditayangkan. Tujuan penafsiran media ingin mengajak para pembaca ataupun pemirsa untuk memperluas wawasan dan membahasnya dalam komunikasi antarpersonal atau komunikasi kelompok.

c. Linkage (Pertalian)

Media masa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam, sehingga membentuk linkage (pertalian) berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu.

d. Transmission of values (Penyebaran Nilai-Nilai)

(14)

e. Entertainment (Hiburan)

Fungsi media masa sebagai fungsi menghibur adalah untuk mengurangi rasa kejenuhan ataupun mengurangi ketegangan pikiran khalayak, karena dengan melihat tayangan di televisi atau membaca berita-berita sehingga dapat membuat pikiran khalayak menjadi kembali segar.

Dari keseluruhan fungsi tersebut, fungsi komunikasi masa ditentukan dalam penggunaannya di media masa. Bagaimana media masa memberikan pengaruh yang baik kepada khalayak untuk dapat menerima pesannya (berupa data, fakta, informasi, berita maupun yang lainnya) sehingga komunikasi masa dapat berlaku sebagaimana yang diharapkan oleh khalayak, sesuai dengan kebutuhan informasi dari masing-masing individu maupun kelompok.

2.1.3 Televisi

Menurut Effendy yang dimaksud dengan televisi adalah siaran yang merupakan media dari jaringan komunikasi dengan cirri-ciri yang dimiliki komunikasi masa, yaitu berlangsung satu arah, komunikatornya melembaga, pesannya bersifat umum, sasarannya menimbulkan keserempakan dan komunikasinya bersifat heterogen (Effendy,1992:21).

(15)

Televisi memiliki keunggulan dibandingkan oleh media elektronik lainnya, karena televisi adalah sebuah media yang mampu memancarkan sebuah siaran yang dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Televisi juga mampu memberikan sebuah pengaruh yang besar terhadap pemirsanya, dan dapat mengubah pandangan, sikap, persepsi, yang menjadi trend pada saat itu.

Tidak jarang pada kenyataannya televisi menimbulkan sebuah dampak yang negatif maupun positif bagi yang melihatnya. Pada kenyataannya televisi mampu mempengaruhi khalayak secara psikologis dan menyebabkan khalayak yang menonton televisi terhanyut dalam peristiwa yang ditayangkan di televisi yang pada akhirnya mempengaruhi khalayak dalam persepsi, pola pikir dan tingkah laku.

2.1.3.1 Perkembangan Televisi di Indonesia

Sejak teknologi televisi hadir, televisi mulai diperkenalkan di berbagai negara di dunia sebagai sarana yang dapat memberikan informasi kepada masyarakat umum. Pada saat televisi diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1962, hal itu bertepatan pada pelaksanaan olahraga se-Asia IV (Asian Games IV) di Jakarta. Televisi dengan nama Televisi Republik Indonesia (TVRI) resmi dibuka oleh Presiden Soekarno pada tanggal 24 Agustus 1962 (Morissan, 2008:3). Tujuan utama dari pengadaan televisi itu ialah untuk meliput semua kejuaraan dan pertandingan selama pesta olahraga berlangsung.

(16)

yang mengudara secara nasional pada tanggal 24 Agustus 1989. Kemudian secara berturut-turut berdiri stasiun Televisi Surya Citra Televisi (SCTV) yang mengudara pada Agustus 1989. Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) mengudara pada 23 Januari 1991, yang kini sudah mengganti nama menjadi MNC TV, Andalas Televisi (ANTV) pada tahun 1993 dan Indosiar pada Januari 1995. Dengan tambahan televisi swasta yang baru mengudara sejak tahun 2001, yakni meliputi Metro TV, Trans TV, TV 7 (Trans7), Global TV, dan Lativi (TVOne). Selain itu, banyak bermunculan stasiun televisi daerah yang dikelola oleh daerah masing-masing, seperti JTV di Jawa Timur, CTV di Banten, Bali TV di Bali, Borobudur TV di Semarang, dan Deli TV di Sumatera Utara

2.1.3.2 Fungsi Televisi

Televisi melakukan berpikir dalam gambar, yakni mengenai visualisasi (penerjemahan kata-kata terhadap suatu objek sehingga mengandung suatu makna) dan penggambaran (kegiatan merangkai gambar-gambar individual sehingga mengandung makna tertentu). Untuk dapat melakukan fungsinya, maka pengoperasian dalam televisi melibatkan banyak orang sehingga lebih kompleks. Berikut fungsi televisi bagi masyarakat (Ardianto dan Komala, 2004: 128), yaitu:

(17)

Televisi sebagai media informasi ialah untuk menyiarkan berita bagi pendengar atau pemirsa sesuai dengan kepentingannya. Televisi sebagai media pendidikan dapat memberikan pendidikan kepada masyarakat luas melalui penayangannya tentang sesuatu hal yang belum dan ingin diketahui, sehingga menambah pengetahuan mengenai hal yang baru dan sebagai kontrol sosial masyarakat terhadap fenomena yang sedang terjadi di masyarakat. Tentu saja masyarakat diharapkan untuk berpikir kritis serta menyaring hal-hal demi kemajuan manusia.

Televisi sebagai media menghibur, selalu menghadirkan berbagai macam hiburan, seperti acara konser musik, acara komedi, ataupun acara lainnya yang tentu saja menghibur. Televisi sebagai media komunikasi untuk membujuk khalayak dapat kita lihat pada sisi iklan komersial yang terdapat pada celah acara, yakni membujuk para khalayak untuk melihat, memahami serta mengetahui maksud dari iklan tersebut, misalnya untuk mau membeli produk yang ditawarkan oleh iklan. Tetapi bukan itu saja, dalam kejadian ataupun peristiwa yang ditayangkan di televisi dapat membangkitkan sikap-sikap tertentu. Misalnya terdapat berita bencana alam, hal ini dapat menggugah hati pemirsa untuk ikut membantu para korban dengan cara-cara tertentu.

2.1.4 Uses and Gratification Theory

(18)

Teori Uses and Gratifications ini lebih menekankan pada pendekatan manusiawi di dalam melihat media. Artinya manusia itu punya otonomi, wewenang untuk memperlakukan media. Blumer dan Katz percaya bahwa tidak hanya ada satu jalan bagi khalayak untuk menggunakan media. Menurut pendapat teori ini, konsumen media mempunyai kebebasan untuk memutuskan bagaimana (lewat media mana) mereka menggunakan media dan bagaimana media itu akan berdampak pada dirinya (Nurudin, 2004:192).

Teori Uses and Gratification merupakan teori dan pendekatan dalam penggunaan (uses) isi media untuk mendapatkan pemenuhan (gratification) atas kebutuhan seseorang. Namun dalam teori dan pendekatan ini tidak semua yang mencakup tentang proses komunikasi saja, karena berbagai kebutuhan (needs) dan kepentingan (interest) oleh sebagian besar perilaku para audience merupakan suatu fenomena mengenai proses penerimaan (pesan media), sehingga pendekatan

Uses and Gratification ini memiliki tujuan untuk menggambarkan proses penerimaan dalam komunikasi masa dan menjelaskan penggunaan media oleh individu (Bungin, 2006:286).

(19)

Teori Kegunaan dan Gratifikasi (Uses and Gratification Theory)

menyatakan bahwa orang secara aktif mencari media tertentu dan muatan (isi) tertentu untuk menghasilkan kepuasan atau hasil tertentu (West dan Turner, 2008:101).

Dikatakan orang aktif, karena mereka mampu untuk mempelajari dan

mengevaluasi berbagai jenis media untuk mencapai tujuan komunikasi.

Orang aktif memilih dan menggunakan media untuk memuaskan kebutuhannya,

dengan menekankan posisi pengaruh yang terbatas.

Dalam teori ini melihat media memiliki pengaruh terbatas karena

pengguna mampu memilih dan mengendalikan. Orang-orang memiliki kesadaran diri serta mampu memahami dan menyatakan alasan kenapa mereka menggunakan

media. Mereka melihat media sebagai salah satu cara untuk memuaskan kebutuhan yang mereka miliki.

Model ini dimulai dengan adanya lingkungan sosial (social environment) yang tentunya akan menentukan kebutuhan kita, dimana terdapat ciri-ciri afiliasi

kelompok dan ciri-ciri kepribadian. Kebutuhan individual (individual’s needs) dikategorisasikan sebagai cognitive needs, affective, personal integrative needs,

social integrative needs, dan escapist needs. Berikut penjelasannya: 1. Cognitive needs (Kebutuhan kognitif)

Kebutuhan ini didasari pada hasrat untuk memahami dan menguasai lingkungan, serta memuaskan rasa penasaran kita akan dorongan untuk

(20)

2. Affective needs (Kebutuhan afektif)

Kebutuhan ini berkaitan dengan peneguhan pengalaman-pengalaman yang menyenangkan dan emosional.

3. Personal integrative needs (Kebutuhan pribadi secara integratif)

Kebutuhan ini berkaitan dengan peneguhan kredibilitas, kepercayaan, stabilitas dan status individual, yang diperoleh dari hasrat akan harga diri. 4. Social integrative needs (Kebutuhan sosial secara integratif)

Kebutuhan ini berkaitan peneguhan kontak dengan keluarga, teman dan dunia yang didasarkan pada hasrat untuk berafiliasi.

5. Escapist needs (Kebutuhan pelepasan)

Kebutuhan ini berkaitan dengan upaya menghindarkan tekanan, ketegangan dan hasrat akan keanekaragaman.

Menurut para pendirinya Elihu Katz; Jay G. Blumler; dan Michael Gurevitch (dalam Jalaludin Rakmat,1984), uses and gratifications meneliti asal mula kebutuhan secara psikologis dan sosial yang menimbulkan harapan tertentu dari media masa atau sumber-sumber lain, yang membawa pada pola terpaan media yang berlainan (atau keterlibatan pada kegiatan lain), dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan dan akibat-akibat lain.

(21)

1. Khalayak merupakan sekelompok konsumen aktif yang secara sadar menggunakan media sehubungan dengan pemenuhan kebutuhan personal maupun kebutuhan sosial yang diubah menjadi motif-motif tertentu.

2. Pemilihan media dan isinya merupakan sebuah tindakan yang beralasan serta memiliki tujuan dan kepuasan tertentu sesuai dengan inisiatif khalayak.

3. Seluruh faktor yang ada pada formasi khalayak aktif seperti motif, gratifikasi yang diharapkan dan gratifikasi yang diterima secara prinsip dapat diukur karena khalayak memiliki kesadara diri yang memadai mengenai penggunaan media, kepentingan dan motivasinya sehingga dapat menjadi bukti bagi peneliti.

Menurut para pendirinya, Elihu Katz, Jay G. Blumler, dan Michael Gurevitch (dalam Rakhmat, 2005), uses and gratifications

1. Audiens dianggap aktif, dan penggunaan media berorientasi pada tujuan. Artinya khalayak sebagai bagian penting dari penggunaan media masa diasumsikan mempunyai tujuan.

meneliti asal mula motif secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari media masa atau sumber-sumber lain, yang membawa pada pola terpaan media yang berlainan (atau keterlibatan pada kegiatan lain), dan menimbulkan pemenuhan motif dan akibat-akibat lain (Jalaludin Rakhmat, 1984:65). Asumsi-asumsi dasar dari

Uses and GratificationMedia sebagai berikut :

(22)

3. Media bersaing dengan sumber-sumber lain dalam upaya memuaskan kebutuhan audiens, kebutuhan yang dipenuhi media lebih luas, bagaimana kebutuhan ini terpenuhi melalui konsumsi media amat bergantung pada perilaku audiens yang bersangkutan.

4. Tujuan pemilih media masa disimpulkan dari data yang diberikan anggota khalayak atau audiens, artinya orang dianggap cukup mengerti untuk melaporkan kepentingan dan motif pada situasi-situasi tertentu.

5. Penilaian tentang artikultular dari media masa harus ditangguhkan sebelum diteliti lebih dahulu orientasi khalayak.

Kita menaruh perhatian pada peranan televisi dalam menanamkan mentalitas pembangunan, sehingga kita bersedia meminjam uang untuk satelit komunikasi. Semua didasarkan pada asumsi bahwa komunikasi masa menimbulkan efek pada diri khalayaknya.

Pentingnya pendekatan Uses and Gratifications ialah bahwa orang-orang berbeda dapat menggunakan pesan komunikasi masa yang sama untuk tujuan berbeda (Tommy Suprapto, 2006:41). Maka penjabaran uses and gratification

digambarkan sebagai berikut (Rakhmat, 1993:66) :

Anteseden Motif Penggunaan Media Efek - Variabel Individual - Personal - Hubungan - Kepuasan - Variabel Lingkungan - Diversi - Macam Isi - Pengetahuan

- Personal - Hubungan Identity dengan Isi

(23)

Teori Uses and Gratification beroperasi dalam beberapa cara yang bisa dilihat dalam bagan di bawah ini :

Gambar 2.2 Uses and Gratification

Sumber : Kriyantono, 2009:208

(24)

Elemen dasar yang mendasari pendekatan teori ini Kebutuhan dasar tertentu, dalam interaksinya dengan berbagai kombinasi antara intra dan ekstra individu, dan juga dengan struktur masyarakat, termasuk struktur media, menghasilkan berbagai percampuran personal individu, dan persepsi mengenai solusi bagi persoalan tersebut, yang menghasilkan berbagai motif untuk mencari pemenuhan atau penyelesaian persoalan, yang menghasikan perbedaan pola konsumsi media dan (perbedaan pola perilaku lainnya, yang menyebabkan perbedaan pola konsumsi, yang dapat memengaruhi kombinasi karakteristik intra dan ekstra individu, sekaligus akan memengaruhi pula struktur media dan berbagai struktur politik, kultural, dan ekonomi dalam masyarakat

Kita menaruh perhatian pada peranan televisi dalam menanamkan mentalitas pembangunan, sehingga kita bersedia meminjam uang untuk satelit komunikasi. Semua didasarkan pada asumsi bahwa komunikasi masa menimbulkan efek pada diri khalayaknya. Pentingnya pendekatan Uses and Gratifications ialah bahwa orang-orang berbeda dapat menggunakan pesan komunikasi masa yang sama untuk tujuan berbeda (Tommy Suprapto, 2006:41).

2.1.5 Paradigma Pencarian Informasi

(25)

Severin dan Tankard Jr (1979) mengemukakan bahwa paradigm ini mencerminkan perubahan secara tajam dari penekanan pada komunikator masa atau pesan yang terdapat pada riset terdahlu menjadi penekanan pada penerima.

Salah satu dari artikel pertama menggunakan istilah”pencarian informasi” terdapat dalam studi Bruce Westley dan Lionel C. Parrow Jr pada 1959, yang mengembangkan dua cara pengukuran terhadap prilaku pencarian berita-berita. Dan memperlihatkan bahwa kedua ukuran tersebut berhubungan dengan retensi atau ingatan terhadap berita-berita radio. Meskipun demiikian, Westley dan Barrow tidak memperlakukan pencarian informasi sebagai variabel dependen dan mencoba untuk menemukan variabel-variabel yang mempengaruhi seperti yang dilakukan oleh sebagian besar peneliti yang muncul kemudian.

(26)

memotivasi individu untuk mencari informasi yang mendukung pilihan-pilihan informasi yang telah diambilnya.

Para peneliti mulai menyadari bahwa faktor lainnya dapat mempengaruhi pemilihan pesan-pesan dan kadang kala faktor-faktor ini lebih penting dan menentukan dari pada keinginan untuk memperoleh informasi yang mendukung. Beberapa faktor lainnya ini adalah kegunaan informasi, kepentingan hakiki (intrinsic interest) dalam topik-topik khusus, nilai hiburan, kebudayaan akan variasi, dan karakteristik-karakteristik kepribadian seperti dokmatisme

Penelitian terhadap pencarian informasi ini telah mengawalinya. Seperti yang dikemukakan Donohew dan Tipton (1973) pengembangan langsung model-model yang lebih kompleks yang mencoba untuk mencari hubungan antara pencarian informasi dengan sejumlah variabel-variabel yang mempengaruhinya. Paradigma ini dapat dimasukkan di bawah pendekatan Uses dan gratifications

yang tampaknya hampir serupa.

2.2 Kerangka Konsep

(27)

Dalam penelitian ini diterapkan kerangka konsep metodologi penelitian

sebagai berikut : 1. Variabel Bebas

Variabel ini adalah sejumlah gejala atau faktor unsur yang menentukan atau mempengaruhi ada atau munculnya gejala atau faktor atau unsur lain

(Nawawi, 2001:56). Atau dengan kata lain merupakan variabel yang diduga

sebagai penyebab atau pendahulu dari variabel yang lain (Rakhmat, 1995:12). Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah acara wide shot

2. Variabel Terikat

Variabel terikat merupakan sejumlah gejala atau faktor maupun unsur yang

ada atau muncul dipengaruhi atau ditentukan oleh adanya variabel bebas dan bukan karena adanya variabel lain (Nawawi, 2001:57). Variabel terikat

dalam penelitian ini adalah upaya pemenuhan informasi pada mahasiswa Komunikasi FISIP USU angkatan 2011

3. Variabel Antaseden

Variabel anteseden mempunyai kesamaan dengan variabel antara yakni

merupakan hasil yang lebih mendalam dari penelusuran hubungan kausal antara variabel. Variabel anteseden mendahului variabel pengaruh

(Singarimbun, 2008:66). Posisi variabel ini sangat menentukan terhadap motif. Variabel anteseden dalam penelitian ini adalah karakteristik responden yang

(28)
(29)

2.3 Variabel Penelitian

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah diuraikan di atas, maka untuk memudahkan penelitian, perlu dibuat variabel penelitian sebagai berikut:

Tabel 2.1 Variabel Penelitian

Variabel Teoritis Variabel Operasional 1. Variabel Antaseden 1. Variabel Individual:

- Jenis Kelamin 2. Variabel Bebas (X)

Penggunaan Media Televisi

1. Intensitas Menonton Wide Shot Metro TV

2. Rangkuman acara yang menarik

3. Bahasa yang digunakan mudah dimengerti

4. Informasi yang lengkap dan bermanfaat

3. Variabel Terikat (Y)

Tingkat Kepuasan dan Pemenuhan Kebutuhan Informasi

1. Kepuasan

(30)

2.4 Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan penjabaran lebih lanjut tentang konsep yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep. Defenisi operasional adalah suatu petunjuk pelaksanaan mengenai cara-cara untuk mengukur suatu variabel. Dengan kata lain, defenisi operasional adalah suatu informasi ilmiah yang amat membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama (Singarimbum, 2008:46).

Definisi Operasional dari variabel-variabel penelitian ini adalah: Anteseden:

1. Variabel individu, yakni yang terdiri dari beberapa data demografis:

- Jenis Kelamin : yakni dilihat dari jenis kelamin mahasiswa Komunikasi FISIPUSU Angkatan 2011. Pada Penelitian ini responden seluruhnya berjenis kelamin Laki-laki dan perempuan. - Hobi : yakni hal yang disukai oleh seseorang sehingga

mempengaruhi informasi yang dicarinya.

- Usia : yakni usia seseorang sehingga mempengaruhi pilihan informasi yang dicarinya.

2. Variabel Lingkungan, yakni terdiri dari:

- Program Studi : yakni dilihat dari program studi mahasiswa yang diteliti yaitu Komunikasi FISIP USU Angkatan 2011.

(31)

Motif :

1. Orientasi kognitif adalah kebutuhan mahasiswa akan informasi dan pemahaman akan suatu kondisi atau keadaan.

- Yaitu informasi yang di dapat mahasiswa Komunikasi FISIP USU setelah menonton acara Wide Shot di Metro TV

- Surveillance (pengawasan), yakni menunjuk pada pengumpulan dan penyebaran informasi mengenai hal-hal yang di dapat pada saat menonton acara Wide Shot di Metro TV

- Eksplorasi realitas, yakni melihat kesesuaian antara informasi yang di dapat dari menonton acara Wide Shot di Metro TV dengan realitas.

2. Personal diversi, yakni kebutuhan akan pemenuhan informasi pada saat menonton Wide Shot Metro TV.

Efek :

1. Kepuasan, yakni kemampuan media untuk memberikan kepuasan. Dalam hal ini apakah acara Wide Shot Metro TV dapat memberikan kepuasan terhadap mahasiswa Komunikasi FISIP USU

2. Pengetahuan, yakni apa yang diketahui mahasiswa Komunikasi FISIP USU perihal persoalan tertentu.

2.5 Hipotesis

(32)

Hipotesis ini merupakan dugaan atau terkaan tentang apa saja yang kita amati dalam usahaa untuk memahaminya. Dengan hipotesis, peneliti menjadi tidak mengambang, karena dibimbing oleh hipotesis tersebut.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Ha : Terdapat hubungan antara acara Wide Shot di Metro TV dengan upaya pemenuhan informasi pada mahasiswa Komunikasi FISIP USU Angkatan 2011.

Gambar

Gambar 2.1 Model Uses and Gratification
Gambar 2.2 Uses and Gratification
Gambar 2.3 Model Teoritis
Tabel 2.1 Variabel Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Berita Acara Evaluasi Penawaran Pengawasan Pembangunan Gedung Siaga dan Shelter Kendaraan Kantor SAR Ambon Nomor : BA.06/PL.004-ULP/VI/SAR AMB-2016

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa program kebijakan pemerintah melalui progam matrikulasi ini bermanfaat bagi para calon mahasiswa untuk kesiapan

Rumah Betang atau Huma betang adalah rumah adat khas Kalimantan Tengah yang terdapat di berbagai penjuru Kalimantan Tengah, terutama di daerah hulu sungai yang biasanya

Pasien tampak lemas dan kurang bergairah .Ia masih mampu melakukan aktifitas sehari-hari (ADL) secara mandiri dan ia berpikir untuk tidak meyusahkan orang- orang

Pengetahuan memegang peranan penting dalam membentuk kepercayaan yang akan mempengaruhi seseorang dalam memberikan persepsi terhadap suatu kenyataan, sehingga

Apabila suatu barang selalu digunakan bersama-sama dengan barang lainnya maka barang tersebut dinamakan barang pelengkap kepada barang lain tersebut.. Gula adalah

Maka pada rancangan aplikasi ini bertujuan untuk melakukan pemilihan secara otomatis, dengan demikian aplikasi ini dapat menghemat waktu, dan dapat kapan saja untuk melakukan

[r]