• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Pengembangan Koperasi Simpan Pinjam: Studi Kasus pada Koperasi Simpan Pinjam Mentari Dana Mandiri Salatiga T1 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Pengembangan Koperasi Simpan Pinjam: Studi Kasus pada Koperasi Simpan Pinjam Mentari Dana Mandiri Salatiga T1 BAB IV"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1. Sejarah singkat berdirinya Koperasi Simpan Pinjam Mentari Dana Mandiri Salatiga

Koperasi simpan pinjam (KSP) Mentari Dana Mandiri pada awal berdirinya

(2002) dirintis oleh para PKL di pasar pagi Salatiga yang tergabung dalam “Paguyuban Pasar Pagi Salatiga (P4S)”. Dengan semangat gotong royong untuk menolong diri secara bersama-sama dengan segala keterbatasan koperasi

memulai dengan pelayanan simpanan yaitu simpanan anggota (simpanan saham).

Simpanan anggota merupakan bentuk peran serta nyata anggota di koperasi

dalam membangun kekuatan ekonomi bersama untuk meningkatkan

kesejahteraannya. Menjadikan anggota koperasi sebagai pemilik sekaligus

pengguna layanan, telah mendorong tumbuhnya kepercayaan anggota yang tinggi

terhadap koperasi ini. Dengan kepercayaan yang tinggi dari anggota, koperasi ini

dapat maju dan tumbuh besar dan kokoh. Jumlah anggota yang awalnya 26 orang

anggota kini telah berkembang dan tersebar diwilayah Salatiga, Kabupaten

Semarang, Kabupaten Magelang, dan Kabupaten Boyolali.

Cikal bakal dan basis utama layanan koperasi Mentari Dana Mandiri

merupakan para pedagang pasar pagi, PKL, pasar tradisional dan pelaku usaha mikro. Maka salah satu produk utamanya dinamakan “Si-Embun Pagi”. Sebagaimana filosofi yang digunakan oleh para anggota bahwa

bekerja/berdagang ibarat menunggu dan berharap tetesan embun (rezeki) dari

(2)

4.1.2. Visi dan Misi KSP. Mentari Dana Mandiri Visi

Menjadikan koperasi yang kuat, professional, mandiri dan terpercaya untuk

kesejahteraandan keberdayaan anggota sebagai masyarakat warga dengan

mendasarkan pada prinsip-prinsip keterbukaan, demokrasi, pertisipasi,

independensi, dan akuntabilitas.

Misi

1. Memberikan layanan yang berkualitas selaras perkembangan kebutuhan

anggota.

2. Menyelenggarakan pendidikan anggota untuk meningkatan kemampuannya

dalam mendayagunakan sumber daya yang dimiliki.

3. Membangun dan mengembangkan kemitraan strategis dengan berbagai pihak

untuk kemajuan koperasi, kesejahteraan dan keberdayaan anggota sebagai

warga masyarakat.

4. Menguatkan kapasitas organisasi dan manajemen MDM agar senantiasa

mampu memberikan pelayanan yang terbaik bagi anggota.

5. Memanfaatkan dan mengembangkan tekhnologi informasi sebagai bagian

system pelayanan anggota dan promosi pembelajaran.

6. Mengembangkan MDM sebagai rujukan gerakan ekonomi kerakyatan dan

pemberdayaan warga masyarakat.

4.1.3. Perkembangan unit usaha KSP.Mentari Dana Mandiri

Koperasi simpan pinjam mentari dana mandiri memiliki jenis usaha simpan

pinjam. Produk simpan pinjam yang ditawarkanpun beragam guna

mempermudah anggota untuk memilih jenis simpanan atau pinjaman sesuai yang

di inginkan. Berikut ini jenis simpanan dan pinjaman yang ditawarkan oleh

KSP.Mentari Dana Mandiri sebagai berikut :  Produk Simpanan

(3)

Produk ini merupakan simpanan wajib bagi anggota yang terdiri dari

simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan wajib pinjam, dan simpanan wajib

swakarsa. Simpanan ini sebagai simpanan darurat dan simpanan hari tua anggota,

yang baru bisa di ambil ketika dalam situasi sangat darurat atau keluar dari

keanggotaan. SHU dan hadiah menarik menjadi keuntungan simpanan ini.

2. Si-Embun Pagi (Simpanan Transaksi)

Produk simpanan ini sangat cocok bagi para pedagang mikro/kecil dipasar

ataupun dirumah. Dengan transaksi setoran/penarikan yang mudah sangat

membantu anggota dalam mengatur keuangan usahanya. Fleksibel dan bisa

diambil sewaktu-waktu saat kita membutuhkan.

3. Si-Jimen (Simpanan Jimpitan Mentari)

Produk ini sangat cocok bagi anggota yang mempunyai kebutuhan yang telah

direncanakan seperti lebaran, hajatan, aqiqah, umrah, dll. Setoran bisa secara

harian dan bisa diambil sesuai rencana pengeluaran dan kesepakatan.

4. Si-Pena (Simpanan Pendidikan Anak)

Biaya pendidikan semakin mahal, namun anak-anak harus terus

belajar/sekolah. Dengan simpanan ini anggota akan sangat terbantu dalam

mempersiapkan biaya pendidikan anak-anaknya. Undian hadiah uang tunai dan

tanpa biaya adminitrasi merupakan keuntungan tambahan simpanan ini. Setoran

dapat dilakukan secara periodic bulanan maupun harian.  Produk Pinjaman

1. Pinjaman Harian

Pinjaman ini sangat cocok bagi para pedagang mikro/kecil dipasar, dengan

pola pembayaran harian pedagang dapat lebih mudah mengatur alur

keuangannya. Misalkan : pinjam Rp.500.000,- angsuran hanya Rp.5.500,-/hari

x100.

2. Pinjaman Mingguan

Pinjaman ini sangat cocok bagi pedagang keliling, warungan dan industry

(4)

pengaturan modal usahanya. Misalkan : pinjam Rp.500.000,- angsuran hanya

Rp.27.500,-/minggu x 100.

3. Pinjaman Bulanan

Anggota yang sudah tersedia mengatur kebutuhan modal usaha secara

bulanan, melalui rekening transaksi anggota akan sangat terbantu dalam

mengatur pendapatannya.

4. Pinjaman Dana Sebrak

Pinjaman ini khusus diperuntukkan bagi anggota yang membutuhkan dana

talangan jangka pendek (maksimal 3 bulan). Sangat membantu anggota dalam

pengadaan bahan baku, barang dagangan, dan kebutuhan (produktif) lainnya.

5. Pinjaman Musiman

Pinjaman ini khusus bagi anggota yang ingin berinvestasi, mengembangkan

usaha dan membutuhkan modal kerja jangka pendek. Sangat cocok untuk usaha

pertanian dan peternakan. Dengan perhitungan jasa menurun dan relative murah,

anggota akan sangat terbantu dalam memenuhi modal awal usahanya.

6. Pinjaman Investasi

Pinjaman ini adalah produk terbaru di KSP Mentari Dana Mandiri yang

dipeuntukkan khusus bagi anggota yang ingin berinvestasi, baik investasi tanah,

rumah atau emas. Persyaratan yang mudah, pencairan mudah adalah keutamaan

produk ini.

Selain memberikan produk pelayanan yang beragam, dalam pengembangan

usahanya KSP.Mentari Dana Mandiri juga melakukan beberapa alternative

peminjaman dengan cara mudah bahkan terdapat pinjaman yang tidak diharuskan

adanya jaminan. Dan ketika terdapat anggota yang belum atau tidak mampu

melunasi jumlah pinjaman maka akan disikapi dengan cara kekeluargaan.

Sasaran KSP.Mentari Dana Mandiri merupakan para pelaku usaha mikro ,

PKL, pasar pagi dan para pedagang pasar tradisional agar perekonomian mereka

tetap stabil. Untuk mendapatkan pinjaman dari KSP.Mentari Dana Mandiri maka

(5)

1. Terdaftar sebagai anggota KSP.Mentari Dana Mandiri

2. Fotocopy KTP suami dan istri

3. Fotocopy Kartu Keluarga

4. Fotocopy jaminan (BPKB,sertifikat)

Pihak koperasi memotong uang pinjaman untuk dimasukkan dalam simpanan

wajib pinjam . Bunga yang ditetapkan berdasarkan besaran plafond yang diambil

yang dapat diangsur selama jangka waktu 100 hari atau 4 bulan. Pembayaran

angsuran pinjaman dapat dilakukan dengan mendatangi langsung KSP.Mentari

Dana Mandiri atau melalui penagihan yang dilakukan oleh karyawan koperasi,

sehingga tidak perlu repot lagi datang ke koperasi untuk melakukan pembayaran

angsuran. Berikut ini terdapat tabel jumlah pembayaran angsuran di KSP.

Mentari Dana Mandiri, yaitu :

Tabel 4.1. Angsuran harian KSP.Mentari Dana Mandiri Salatiga Nominal Lama Angsuran Angsuran Jangka Waktu

1.000.000 100 Hari 11.000 4 Bulan

2.000.000 100 Hari 22.000 4 Bulan

3.000.000 100 Hari 33.000 4 Bulan

4.000.000 100 Hari 44.000 4 Bulan

5.000.000 100 Hari 55.000 4 Bulan

Sumber : KSP.Mentari Dana Mandiri Salatiga,2017

Tabel 4.2. Angsuran bulanan KSP.Mentari Dana Mandiri Salatiga

Nominal 10 Bulan 12 Bulan 18 Bulan 24 Bulan 36 Bulan

1.000.000 120.000 103.333 75.556 61.667

2.000.000 240.000 206.667 151.111 123.333

3.000.000 360.000 310.000 226.667 185.000

(6)

5.000.000 600.000 516.667 377.778 378.333

6.000.000 720.000 620.000 453.333 370.000 286.667

7.000.000 840.000 723.333 528.889 431.667 334.444

8.000.000 960.000 826.667 604.444 493.333 382.222

9.000.000 1.080.000 930.000 680.000 555.000 430.000

10.000.000 1.175.000 1.008.333 730.556 591.667 452.778

15.000.000 1.762.500 1.512.500 1.095.833 887.500 679.167

20.000.000 2.300.000 1.966.667 1.411.111 1.133.333 855.556

25.000.000 2.875.000 2.458.333 1.763.889 1.416.667 1.069.167

30.000.000 3.390.000 2.890.000 2.056.667 1.640.000 1.223.333

35.000.000 3.955.000 3.371.667 2.399.444 1.913.333 1.427.222

40.000.000 4.520.000 3.853.333 2.742.222 2.186.667 1.631.111

45.000.000 5.085.000 4.335.000 3.085.000 2.460.000 1.835.000

50.000.000 5.650.000 4.816.667 3.427.778 2.733.333 2.038.889

55.000.000 6.215.000 5.298.333 3.770.556 3.006.667 2.242.778

60.000.000 6.780.000 5.780.000 4.113.333 3.280.000 2.446.667

65.000.000 7.456.000 6.261.667 4.456.111 3.553.333 2.650.556

70.000.000 7.910.000 6.743.333 4.798.889 3.826.667 2.854.444

75.000.000 8.475.000 7.225.000 5.141.667 4.100.000 3.058.333

Sumber : KSP.Mentari Dana Mandiri Salatiga,2017

4.1.4. Perkembangan unit organisasi

Dalam menjalankan kegiatannya , system organisasi sangat diperlukan oleh

koperasi guna pembagian tugas masing-masing. Di dalam KSP.Mentari Dana

Mandiri pemegang kekuasaan tertinggi adalah rapat anggota. Rapat anggota

diselenggarakan setiap satu tahun sekali. Setiap pengambilan keputusan maupun

kebijakan dilakukan dengan cara mengadakan rapat anggota. Didalam rapat

anggota terdapat penasehat guna mendapat keputusan bersama sebelum di

(7)

yang telah disepakati terdapat pengawas yang mengawasi berlangsungnya

kegiatan koperasi. Berikut ini adalah struktur organisasi di KSP.Mentari Dana

Mandiri :

Gambar 4.1. Struktur organisasi KSP Mentari Dana Mandiri Salatiga

Sumber : KSP. Mentari Dana Mandiri Salatiga, 2017

Keterangan :

: Garis kewenangan dan tanggung jawab

--- : Garis fungsional

Rapat anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dan di

selenggarakan setiap satu tahun sekali oleh para anggota dan pengurus koperasi

serta mengundang Dinas Koperasi dalam rapat anggota tahunan (RAT). Di dalam

struktur organisasi sendiri setelah rapat anggota terdapat pengurus dan pengawas

serta penasihat. Penasehat ada dikarenakan untuk menyelesaikan jika terjadi

konflik internal koperasi.penasehat berasal dari luar koperasi yaitu Bapak

Moh.Haris, SH dan Bapak Bahrudin. Untuk susunan pengurus diketuai oleh ibu

Murdiasih dan wakil ketua bapak Nurul Mizan. Sedangkan sekretaris dari Rapat Anggota

Penasehat

Pengawas Pengurus

Pengelola

(8)

pengurus adalah ibu Reni Mulyaningsih dan bendahara ibu Romini.Selanjutnya

susunan pengawas terdiri dari ketua dan anggota, pengawas di ketuai oleh bapak

H.Kastolani Kurdi dan 2 anggotanya yaitu ibu Suesti dan ibu Mutiasih Theodora.

Kemudian pengurus berhubungan langsung pengelola . Seluruh bagan terhubung

membentuk struktur organisasi untuk melayani anggota koperasi.

Adapun struktur organisasi kepengurusan koperasi yang dapat dilihat pada

bagan berikut ini :

Gambar 4.2. Struktur Organisasi pengurus KSP.Mentari Dana Mandiri Salatiga

Sumber : KSP. Mentari Dana Mandiri Salatiga,2017

Dalam rapat anggota tahunan, RAT merupakan kekuasaan tertinggi,

sedangkan dalam RAT terdapat pengurus dan pengawas yang terlibat. Pengusrus

yang terlibat terdiri dari 1 ketua, 1 wakil ketua, 2 sekretaris, dan 1 bendahara.

Sedangkan pengawas terdiri dari 1 ketua dan 2 anggota.

(9)

4.1.5. Analisis factor lingkungan koperasi

Analisis factor lingkungan internal koperasi

1. Perkembangan modal

Perkembangan modal bergantung dengan peran aktif pengurus serta

anggotanya. Dalam pengembangan modal pengurus akan berfikir mengenai

perolehan modal untuk membiayai kegiatan usahanya. Perolehan modal bisa di

dapatkan melalui simpanan-simpanan dari anggota serta dana dari pemerintah

yaitu LPDB ( Lembaga Penyaluran Dana Bergulir). Sejauh ini perkembangan

modal koperasi meningkat secara signifikan dari yang pada awal berdirinya

koperasi simpan pinjam Mentari Dana Mandiri pada tahun 2002 sebesar

Rp.260.000 (Dua Ratus Enam Puluh Ribu Rupiah),- sampai sekarang tahun 2017

hampir terdapat modal sebesar Rp.9.000.000.000,- (Sembilan Milyar Rupiah).

Perkembangan ini dipengaruhi oleh semakin bertambahnya anggota koperasi dari

tahun ke tahun.

2. Ketrampilan manajerial

Ketrampilan manajerial menuntut pimpinan seperti manajer untuk

berkembang lebih baik. Manajer yang baik tentunya selalu memberikan arahan

serta inovasi-inovasi guna perkembangan koperasi. Manajer juga harus aktif

dalam proses perkembangan koperasi, sebab sikap manajer lah yang akan

menjadi motivasi para bawahan-bawahannya dalam bekerja.

3. Kinerja pengurus

Pengurus merupakan tonggak utama dalam berlangsungnya kegiatan koperasi.

Pengurus bertugas mengelola koperasi agar dapat berkembang sesuai yang

diharapkan. Kinerja pengurus berkaitan erat dengan ketrampilan manajerial,

sebab arahan-arahan yang diberikan oleh manajer dapat membantu

mempermudah pengurus dalam mengelola koperasi. Selain itu pengurus juga

memiliki sikap melayani anggota koperasi tanpa memilih-milih karena tugas

(10)

Mandiri berjumlah 5 orang yang terdiri dari 1 orang ketua pengurus , 1 orang

wakil ketua, 2 orang sekretaris, dan 1 orang bendahara.

4. Kredit macet

Kredit macet merupakan hambatan setiap koperasi manapun. Tingginya kredit

macet menyebakan pergerakan modal berjalan lamban sehingga akan

mengurangi keuntunga/laba. Di koperasi Mentari Dana Mandiri kredit macet nya

tergolong rendah, sebab koperasi memiliki siasat tersendiri untuk menanggulangi

adanya kredit macet. Cara penanggulangan kredit macet yaitu dengan

memperbaharui pinjaman agar lebih ringan dalam mengangsur atau dengan cara

menahan buku simpanan anggota guna menutupi jumlah pinjaman yang belum

terbayarkan.

5. Jaringan pasar

Jaringan pasar merupakan pangsa pasar untuk memperluas usaha koperasi.

jaringan pasar dari koperasi Mentari Dana Mandiri adalah para pedagang pasar

pagi, PKL, dan sekarang lebih giat ke usaha-usaha mikro. Koperasi gencar

memperluas pasar supaya koperasi lebih kuat dan mampu bersaing dengan

koperasi lain.

6. Pemilikan dan pemanfaatan tekhnologi produksi dan informasi

Perkembangan tekhnologi mampu membuat orang lebih cepat dalam

mengenal informasi. Di koperasi Mentari Dana Mandiri sendiri untuk

pemanfaatan tekhnologi masih kurang maksimal karena hanya mengandalkan

perangkat-perangkat tertentu saja seperti ms.word dan ms.excel. Dalam

pemanfaatan tekhnologi seperti internet, koperasi Mentari Dana Mandiri sedang

mulai mengembangkan web supaya akses informasi dapat mudah diketahui oleh

khalayak umum.

7. Partisipasi anggota

Partisispasi anggota merupakan hal penting dalam organisasi koperasi.

Adanya partisipasi anggota bisa membantu koperasi dalam berkembang, seperti

(11)

menjadi lebih baik. Selain itu partisipasi anggota berperan dalam segi

permodalan juga, sebab modal koperasi semakin bertambah dikarenakan

banyaknya anggota yang semangat dan rajin untuk menabung.  Analisis factor lingkungan eksternal koperasi

1. Kebijakan pemerintah

Kebijakan pemerintah masih dianggap berpengaruh terhadap perkembangan

koperasi. minimnya perhatian pemerintah terhadap koperasi menyebabkan

kurangnya koperasi di kenal. Di KSP Mentari Dana Mandiri pemerintah

dianggap masih pasif apalagi dipandang dari segi pendistribusian modal.

2. Pesaing

Pesatnya perkembangan koperasi menyebabkan munculnya koperasi-koperasi

baru. Hal ini membuat KSP.Mentari Dana Mandiri mau tidak mau harus bersaing

dengan lembaga keuangan lainnya. Adanya pesaing dianggap positif oleh KSP.

Mentari Dana Mandiri sebab mereka akan berinovasi dan memperbaiki koperasi

agar menjadi koperasi pilihan masyarakat. Bahakan sejauh ini perkembangan

anggota justru semakin meningkat dari tahun ketahun meskipun banyak pesaing.

3. Tingkat harga

Tingkat harga menjadi peluang untuk koperasi memperoleh keuntungan.

Dengan tingkatt harga yang berubah-ubah koperasi akan menarik perhatian

masyarakat dalam hala pengembangan usaha pada khususnya. Koperasi akan

menditribusikan modal yang dibutuhkan anggota guna merintis maupun

memperluas usaha.

4. Suku bunga

Suku bunga yang berfluktuatif tidak terlalu mempengaruhi koperasi Mentari

Dana Mandiri. Sebab suku bunga yang ditetapkan oleh koperasi berdasarkan

jumlah plafond pinjaman. Semakin tinggi plafond pinjaman maka semakin

rendah suku bunganya. Tetapi tidak menutup kemungkinan dengan

berfluktuasinya suku bunga dapat meneybabkan anggota memilih bank untuk

(12)

5. Motivasi masyarakat berkoperasi

Kurang pengetahuannya masyarakat tentang koperasi, menyebabkan

minim perhatian masyarakat terhadap koperasi. bahakan terdapat anggota yang

tidak mengetahui mengapa menjadi anggota koperasi. anggota hanya

memandang koperasi sebagai tempat meminjam dan menyimpan uang dengan

syarat yang mudah saja.

6. Pengawasan dari badan pengawasan koperasi

Adanya pengawasan dari pengawas koperasi menjadi peluang koperasi

Mentari Dana Mandiri karena pengawas koperasi akan memberikan saran-saran

untuk pengembangan koperasi. meskipun terkadang terdapat data-data yang

dirasa kurang oleh pengawas koperasi, tetapi ini menjadi keuntungan koperasi

untuk lebih berkembang lagi. Pengawasan biasanya diadakan satu tahun sekali

untuk mengetahui progress perkembangan koperasi.

7. System prasarana, pelayanan, pendidikan dan penyuluhan

Kurangnya pendidikan masyarakat tentang koperasi dan kurang aktifnya

koperasi dalam penyuluhan tentang pentingnya berkoperasi membuat masyarakat

kurang mengerti arti pentingnya berkoperasi. Koperasi Mentari Dana Mandiri

belum maksimal dalam melakukan penyuluhan koperasi, mereka lebih banyak

mepromosikan koperasi dengan cara mulut ke mulut yang artinya itu tidak

maksimal dalam memperkenakan koperasi terhadap masyarakat luas.

4.2. Pembahasan

4.2.1. Analisis faktor lingkungan koperasi KSP Mentari Dana Mandiri

Analisis factor lingkungan Internal koperasi

Lingkungan internal adalah lingkungan yang berada di dalam koperasi dan

berpengaruh langsung terhadap perkembangan koperasi. Analisis internal

koperasi ini digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan organisasi dalam

mencapai kinerjanya. Analisis lingkungan internal umumnya dikendalikan oleh

(13)

perkembangan modal, ketrampilan manajerial, kinerja pengurus, kredit macet,

jaringan pasar, pemilikan dan pemanfaatan tekhnologi produksi dan informasi

dan partisipasi anggota.

1. Perkembangan modal

Perkembangan modal koperasi diperoleh melalui simpanan anggota.

Simpanan anggota terdiri dari simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan

potongan pinjaman. Selain memperoleh modal dari anggota, modal dapat

diperoleh dari pemerintah seperti dana LPDB ( Lembaga Penyaluran Dana

Bergulir). Modal yang terkumpul dapat digunakan untuk perluasan usaha seperti

penambahan jumlah dana yang dipinjamkan, pembelian inventaris koperasi,dan

lain-lain yang digunakan untuk operasional koperasi dan kesejahteraan

anggotanya. Hal ini seperti dituangkan oleh Susan Irawati (2006:7) modal merupakan “kumpulan dari barang-barang modal yaitu, semua barang yang ada dalam rumah tangga perusahaan dalam fungsi produktifnya untuk membentuk

pendapatan”.

Kumpulan modal yang diperoleh baik dari simpanan anggota, hibah maupun

pemerintah di manfaatkan untuk pengembangan koperasi serta untuk menambah

modal koperasi dalam menjalankan kegiatannya.

2. Ketrampilan manajerial

Guna mencapai tujuan koperasi yang telah direncanakan, koperasi perlu

dikelola dengan baik oleh manajer. Manajer memberikan arahan serta keputusan

untuk perkembangan koperasi kedepannya. Manajer harus professional serta

memiliki sikap pemimpin dalam menentukan kebijakan, sebab akan berpengaruh

terhadap perkembangan koperasi. keprofesionalan manajer membantu koperasi

dalam berkembang seperti adanya inovasi-inovasi baru untuk mengembangkan

koperasi sesuai tujuan bersama yang telah disepakati. Berkaitan dengan hal

(14)

pelaksanaan dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai

tujuan yang telah ditetapkan”.

Dalam hal tersebut manajer harus bertanggung jawab atas apa yang telah

menjadi kesepakatan bersama serta manajer dapat melaksanakan dan mengawasi

kegiatan yang telah direncanakan bersama.

3. Kinerja pengurus

Pengurus merupakan penentu bagi keberhasilan organisasi koperasi. pengurus

dipilih oleh anggota dalam rapat anggota. Adanya pengurus adalah untuk

mempermudah pemberian layanan terhadap anggota. Oleh sebab itu pengurus

harus bertanggung jawab atas pekerjaan yang dibebankan kepadanya serta

mempunyai sifat social dan melayani. Hal ini di berkaitan dengan ungkapan

Mangkunegara (2001:67) yang mana kinerja merupakan “hasil kerja secara

kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan

tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Begitu pula

kinerja pengurus koperasi dapat dilihat dari kualitas dan kuantitas kerjanya”.

Pengurus merupakan kekuatan utama koperasi dalam menjalankan kegiatannya,

karena kinerja pengurus yang professional dapat menciptakan kualitas dan

kuantitas yang baik untuk pengembangan koperasi.

4. Kredit macet

Kredit macet merupakan jumlah uang yang dipinjamkan oleh pihak koperasi

terhadap anggota akan tetapi pada jatuh tempo pembayaran atau pelunasan belum

dapat dipenuhi. Pada umumnya kredit macet dikoperasi terjadi karena factor

ekonomi anggota yang sedang tidak stabil sehingga tidak dapat membayar

angsuran atau disebabkan anggota yang lupa akan jadwal jatuh tempo pelunaasan

uang pinjaman. Hal ini sesuai dengan ungkapan Suharno (2003:102) yang

meyatakan bahwa kredit macet merupakan “kredit yang mengalami kesulitan

(15)

terhambatnya perkembangan koperasi. Sebab modal yang seharusnya berputar

menjadi terhambat dan dapat menyebabkan kerugian.

5. Jaringan pasar

Jaringan pasar merupakan tempat untuk memperluas pasar agar memperoleh

keuntungan yang lebih besar. Koperasi akan berdaya saing jika mampu

membentuk jaringan usaha yang kuat serta meningkatkan mutu pelayanan.

Perluasan usaha dapat dilakukan dengan menjaring anggota dari berbagai sector

seperti pedagang dan pelaku usaha mikro serta menambah produk-produk yang

ditawarkan susuai dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat . hal ini berkaitan

dengan ungkapan Rismayani (1999) yang mana pasar merupakan merupakan

tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk melakukan pertukaran atas

barang dan jasa. Pasar dapat pula diartikan sebagai himpunan para pembeli

actual dan potensial dari suatu produk. Dalam hal demikian pasar terdiri dari

semua pelanggan potensial yang memiliki kebutuhan dan keinginan tertentu

yang sama. Dimana setiap konsumen bersedia dan mampu melaksanakan

pertukaran untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka.

Meskipun banyak lembaga lain seperti bank yang menawarkan keuntungan

lebih, akan tetapi dengan niat yang kuat untuk memperkenalkan koperasi

terhadap masyarakat maka koperasi dapat bersaing dengan lembaga-lembaga

keuangan lain.

6. Pemilikan dan pemanfaatan tekhnologi produksi dan informasi

Pemilikan dan pemanfaatan tekhnologi produksi merupakan sarana yang

sangat penting. Koperasi hendaknya meningkatkan penggunaan tekhnologi

menjadi lebih memadai agar dapat mepermudah pemberian layanan pada

masyarakat. Seperti penggunaan internet maupun perangkat-perangkat lunak

lainnya, hendaknya koperasi harus memberikan perhatian lebih terhadap

perkembangan tekhnologi. Hal ini seperti yang di ungkapkan oleh Bambang

warsita (2008:135) yang mana tehnologi informasi merupakan sarana dan

(16)

mengirimkan, mengolah, menafsirkan, menyimpan, mengorganisasikan dan

menggunakan data secara bermakna.

Adanya tekhnologi mempermudah dan efisien waktu dalam mengolah data.

Serta penggunaan tekhnologi lebih terperinci dan terorganisir sehingga data yang

diolah sangat rapi dalam hal ini peningkatan tekhnologi perlu dikembangkan .

7. Partisipasi anggota

Anggota merupakan titik awal yang menentukan proses partisipasi. Anggota

sebagai pemilik koperasi mengharapkan perkembangan koperasi terus maju.

Melalui aspirasi-aspirasi anggota dapat membantu meningkatkan perkembangan

koperasi khususnya untuk kontribusi permodalan koperasi. Hal ini berkaitan

dengan ungkapan Sastropoetro (1995:11) yang menyatakan partisipasi adalah “keikutsertaan, peran serta atau keterlibatan yang berkaitan dengan keadaan lahiriahnya. Pengertian ini menjelaskan peran masyarakat dalam mengambil

bagian, atau turut serta menyumbangkan tenaga dan pikiran kedalam suatu

kegiatan, berupa keterlibatan ego atau diri sendiri atau pribadi yang lebih

daripada sekedar kegiatan fisik semata”.

Keterlibatan anggota yang aktif menunjukkan aspirasi-aspirasinya seperti

memberikan kritik dan saran terhadap koperasi dapat menjadi evaluasi koperasi

dalam meningkatkan pengembangannya.

Setelah melakukan analisis lingkungan internalnya, maka dapat diketahui

factor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan KSP.Mentari Dana Mandiri

Salatiga. Berikut ini factor lingkungan internal tersebut :

Tabel 4.3. Analisis factor kekuatan dan kelemahan

Faktor Kekuatan Kelemahan

Perkembangan modal - Perkembangan

modal dipengaruhi

oleh pertambahan

(17)

Ketrampilan manajerial - Adanya inovasi serta

arahan dari manajer

Kinerja pengurus - Pengurus yang

berkompeten dan

memiliki sifat

melayani

Kredit macet - Menghambat

pergerakan modal

koperasi

Jaringan pasar - Sasaran kepada

pedagang pasar pagi,

Partisipasi anggota - Mengembangkan

koperasi dengan

pemberian saran

(18)

- Menambah modal

koperasi dengan

menjaring anggota

Analisis factor lingkungan eksternal

Factor analisis lingkungan eksternal merupakan factor yang berasal dari luar

koperasi. Lingkungan eksternal koperasi yang mempengaruhi pengembangan

koperasi adalah : kebijakan pemerintah, pesaing, tingkat harga, suku Bunga,

motivasi masyarakat berkoperasi, pengawasan dari badan pengawas koperasi,

dan system prasarana, pelayanan, pendidikan dan penyuluhan.

1. Kebijakan pemerintah

Kesenjangan dalam struktur ekonomi nasional terhadap pelaku usaha

mencerminkan ketidak proposionalnya kebijakan pemerintah. Kebijakan

pemerintah dinilai belum maksimal dan belum tepat sasaran sehingga dalam

memanfaatkan peluang-peluang yang ada, koperasi masih mengalami banyak

halangan atau kendala. Seperti yang di ungkapkan oleh Soenarko (2003:42) “Kebijakan pemerintah adalah suatu arah tindakan yang diusulkan pada seseorang, golongan atau pemerintah dalam suatu lingkungan dengan

halangan-halangan dan kesempatan-kesempatannya yang diharapkan dapat memenuhi

dan mengatasi halangan tersebut di dalam rangka mencapai suatu cita-cita atau

mewujudkan suatu kehendak serta suatu tujuan tertentu”.

Peran pemerintah masih pasif terhadap perkembangan koperasi, hal itu

ditunjukkan dengan dikuasainya sebagian besar asset usaha nasional oleh para

pelaku usaha besar dan para pelaku usaha kecil seperti koperasi masih kurang

perhatian. Pemerintah kurang aktif dalam mensosialisasikan koperasi yang

menyebabkan ketidaktahuan masyarakat terhadap organisasi koperasi. Hal-hal

(19)

halangan-halangan untuk menjadi lembaga keuangan yang menjadi pilihan

masyarakat.

2. Pesaing

Perkembangan koperasi yang pesat menimbulkan bermuculannya

koperasi-koperasi baru. Koperasi menawarkan produk jasa yang berbeda-beda agar dapat

menarik perhatian masyarakat. Munculnya organisasi-organisasi koperasi ini

menjadi daya saing tersendiri untuk koperasi. Hal ini di ungkapkan oleh Kotler

(2002) yang mana “persaingan adalah keadaan dimana perusahaan pada pasar

produk atau jasa tertentu akan memperlihatkan keunggulannya masing-masing

dengan atau tanpa terikat peraturan tertentu dalam rangka meraih

pelanggannya”.

Persaingan koperasi terjadi untuk menunjukkan keunggulan masing-masing

koperasi. Selain persaingan antar koperasi, persaingan dengan lembaga keuangan

lain seperti bank adalah untuk menunjukkan bahwa koperasi dapat eksis seperti

lembaga keuangan bank. Dengan adanya pesaing dapat memicu koperasi untuk

meningkatkan mutu pelayanan dan inovasi-inovasi baru.

3. Tingkat harga

Tingkat harga yang berubah-ubah menyebabkan koperasi untuk meningkatkan

penjualannya. Ketika tingkat harga naik maka koperasi akan menawarkan pelaku

usaha untuk merintis usaha sedangkan ketika tingkat harga turun pelaku usaha

akan ditawarkan untuk memperluas usahanya. Koperasi akan mengajak

masyarakat menggunakan produk jasa sesuai dengan kebutuhan para anggotanya

sehingga dalam penggunaan dana dapat dimanfaatkan dengan baik. Hal ini

berkaitan dengan ungkapan teori haraga menurut Kotler dan Armstrong

(2001:439) yang mana “harga adalah sejumlah uang yang dibebankan atas

suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas

(20)

Dengan adanya perubahan tingkat harga menjadikan peluang koperasi untuk

menawarkan produk jasa seperti memberikan pinjaman sesuai dengan yang

anggota butuhkan .

4. Suku bunga

Suku bunga merupakan harga dari pinjaman yang harus dibayarkan oleh

debitur kepada kreditur. Tingkat suku bunga ada yang mempengaruhi koperasi

dan ada yang tidak mempengaruhi koperasi, karena penetapan suku bunga

dikoperasi berdasarkan kebijakan masing-masing koperasi. Banyak koperasi

dalam menetapkan suku bunga ditentukan oleh banyaknya plafond pinjaman, jadi

suku bunga relative tetap. Hal ini berkaitan dengan yang di ungkapkan oleh Sunariyah (2004:80) yang mana “suku bunga dinyatakan sebagai persentase uang pokok per unit waktu. Bunga merupakan suatu ukuran harga sumber daya

yang digunakan oleh debitur yang harus dibayarkan kepada kreditur”.

Penetapan suku bunga antar koperasi berbeda-beda. Suku bunga dapat

ditetapkan berdasarkan jumlah pinjaman maupun berdasarkan kurs. Sehingga

antar koperasi memiliki perbedaan suku bunga masing-masing.

5. Motivasi masyarakat berkoperasi

Motivasi masyarakat dalam berkoperasi harus didasarkan atas kepentingan

bersama. Koperasi merupakan gotong royong anggota dengan bentuk kerja sama

sehingga dapat memudahkan pencapaian tujuan bersama. Seperti yang diungkapkan oleh Malayu (2005:143) yang mana “motivasi merupakan dorongan atau pemberian daya gerak yang menciptakan kegairahan kerja

seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi

dengan segala daya upaya untuk mencapai kepuasan”.

Kerja sama antar anggota dapat mempermudah dalam pencapaian tujuan yang

di inginkan serta dengan adanya kerja sama antar anggota dapat menjadikan

(21)

6. Pengawasan dari badan pengawas koperasi

Bidang pengawasan melakukakan pengawasan pengembangan koperasi yang

meliputi pengolahan data informasi pengembangan, evaluasi dan pengendalian.

Hal ini berkaitan dengan ungkapan WInardi (2000:224) yang menyatakan “Pengawasan adalah untuk menentukan apa yang telah dicapai, mengadakan evaluasi atasannya, dan mengambil tindakan-tindakan korektif bila diperlukan untuk menjamin agar hasilnya sesuai dengan rencana”.

Adanya pengawasan sangat menguntungkan koperasi sebab pengawas

koperasi akan memberikan saran-saran membangun untuk kemajuan koperasi.

7. System prasarana, pelayanan, pendidikan dan penyuluhan

Pengetahuan anggota koperasi mengenai pentingnya berkoperasi belum dapat

dikatakan sepenuhnya baik. Hal ini berkaitan dengan teori yang menyatakan “Pengetahuan anggota koperasi terhadap makna dan hakekat koperasi, hak dan kewajiban anggota di dalam berkoperasi belum sepenuhnya dapat dikatakan

baik. Pelatihan dan penyuluhan anggota untuk meningkatkan kualitas sumber

daya insani anggota, meningkatkan manajerial”.

Kurangnya penyuluhan dan pendidikan berkoperasi membuat masyarakat

minim mengerti dalam berkoperasi. Perlunya pengetahuan dalam berkoperasi

dapat meningkatkan daya saing dan memajukan koperasi, mengingat banyak

anggota yang tidak tahu mengapa menjadi anggota koperasi. Namun hal ini juga

dapat dijadikan kesempatan untuk memberikan penyuluhan dan pengetahuan

mengenai pentingnya berkoperasi.

Setelah melakukan analisis lingkungan eksternalnya, maka dapat diketahui

factor-faktor yang menjadi peluang dan ancaman KSP.Mentari Dana Mandiri

(22)

Tabel 4.4. Analisis factor peluang dan ancaman

Faktor Peluang Ancaman

Kebijakan pemerintah - Perhatian

masyarakat

terhadap koperasi

masih kecil

dibandingkan

dengan pelaku

usaha besar lainnya

seperti swasta

Pesaing - Inovasi untuk

mengembangkan

koperasi menjadi

lebih unggul

- Menambah cabang

koperasi

- Banyak masyarakat

memilih koperasi

yang memiliki

produk unggulan

dengan keuntungan

lebih besar

- Banyak masyarakat

memilih bank,

karena bank sudah

memeberikan

kemudahan untuk

para pelaku usaha

mikro

Tingkat harga - Membantu pelaku

usaha yang sedang

mengalami krisis

ekonomi dalam hal

(23)

- Membantu pelaku

usaha untuk

mengembangkan

usahanya

Suku bunga - Suku bunga naik

terus menerus

menyebabkan

anggota memilih

bank sebagai solusi

keuangan mereka

Motivasi masyarakat

berkoperasi

- Minimnya

pengetahuan

masyarakat tentang

koperasi

Pengawasan dari badan

pengawas koperasi

- Arahan-arahan

positif untuk

pengembangan

koperasi

System prasarana,

pelayanan, pendidikan dan

penyuluhan

- Mendidik

masyarakat

mengenal

pentingnya

koperasi

- Minimnya

pengetahuan

(24)

4.2.2. Evaluasi factor internal dan eksternal 4.2.2.1. Evaluasi analisis matrik IFE

Analisis matrik IFE digunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan

yang dimiliki oleh koperasi simpan pinjam Mentari Dana Mandiri. Hasil

pembobotan dan rating dapat dilihat dari hasil pengolahan matrik IFE berikut ini

:

Tabel 4.5. Analisis Matrik IFE

Faktor-faktor strategi internal Bobot Rating Bobot x

Rating

Berdasarkan hasil pengolahan matrik IFE seperti yang tertera pada tabel 4.5.

hasil akhir analisis matrik IFE untuk elemen kekuatan dapat dinilai dengan

(25)

0,4. Hal ini menunjukkan bahawa factor kekuatan lebih tinggi dibandingkan

dengan factor kelemahan internal koperasi.

Melihat nilai atau skor factor kekuatan lebih tinggi dibandingkan dengan skor

kelemahan, dapat dikatakan bahwa dalam melakukan pengembangan KSP

Mentari Dana Mandiri dapat memanfaatkan kekuatan yang dimiliki dan

mengatasi kelemahan yang ada. Sedangkan total nilai atau skor keseluruhan dari

factor kekuatan dan kelemahan adalah 3,00. Factor yang sangat berpengaruh

pada internal KSP Mentari Dana Mandiri adalah perkembangan modal. Hal ini

ditunjukkan dengan skor 0,8. Perkembangan modal menjadi kekuatan utama

koperasi untuk dapat bersaing dengan koperasi lain, dan tetap eksis dikalangan

masyarakat. Factor kekuatan lain dengan skor terendah adalah jaringan pasar.

Jaringan pasar dikoperasi masih dominan pedagang pasar pagi dan para PKL,

untuk itu perlu perluasan jaringan masyarakat di berbagai kalangan.

Factor strategis yang menjadi kelemahan KSP Mentari Dana Mandiri dengan

skor terendah adalah pemilikan dan pemanfaatan tekhnologi produksi dan

informasi. Koperasi terutama para karyawan kurang memanfaatkan penggunaan

tekhnologi sehingga rata-rata pekerjaan dikerjakan secara manual. Kelemahan

lainnya dengan skor 0,3 adalah kredit macet. Kredit macet menjadi kelemahan

lain di KSP Mentari Dana Mandiri karena modal yang seharusnya berputar

menjadi terhambat.

4.2.2.2. Evaluasi analisis matrik EFE

Analisis matrik EFE digunakan untuk mengetahui peluang dan ancaman yang

(26)

Tabel 4.6. Analisis Matrik EFE

Berdasarkan hasil pengolahan matrik EFE seperti yang tertera pada tabel 4.6.

hasil akhir analisis matrik EFE untuk elemen peluang dapat dinilai dengan

keseluruhan akumulasi sebesar 2,00, sedangkan akumulasi dari kelemahan

sebesar 0,85. Hal ini menunjukkan bahawa factor peluang lebih tinggi

dibandingkan dengan factor ancaman eksternal koperasi.

Faktor-faktor strategi eksternal Bobot Rating Bobot x

(27)

Melihat nilai atau skor peluang lebih tinggi dibandingkan dengan skor

ancaman, dapat dikatakan bahwa dalam melakukan pengembangan KSP Mentari

Dana Mandiri dapat memanfaatkan peluang yang dimiliki dengan baik dan

mengatasi ancaman yang ada. Sedangkan total nilai atau skor keseluruhan dari

factor peluang dan ancaman adalah 2,85. Factor yang sangat berpengaruh pada

eksternal KSP Mentari Dana Mandiri adalah pengawasan dari badan pengawas

koperasi. Hal ini ditunjukkan dengan skor 0,8. Pengawasan dari badan pengawas

koperasi menjadi peluang utama koperasi dalam mengembangkan usahanya.

Arahan-arahan yang diberikan oleh badan pengawas koperasi dapat dijadikan

saran yang positif sert5a acuan dalam mengembangkan koperasi. Factor peluang

lain dengan skor terendah adalah system sarana pendidikan dan penyuluhan.

Factor strategis yang menjadi ancaman bagi KSP Mentari Dana Mandiri

dengan skor terendah motivasi masyarakat dalam berkoperasi. Kurangnya

motivasi masyarakat tentang koperasi menjadi kendala koperasi dalam

memperkenalkan koperasi ke masyarakat secara luas. Kelemahan lainnya dengan

skor 0,3 adalah kebijakan pemerintah. Kebijakan pemerintah yang berubah-ubah

serta kurangnya peran aktif dari pemerintah merupakan ancaman dalam

mengembangkan koperasi.

4.2.3. Perumusan Strategi Pengembangan

Langkah selanjutnya dalam perumusan strategi menggunakan matrik SWOT.

Di dalam matrik SWOT terdapat sel-sel kekuatan (S), kelemahan (W), peluang

(O), ancaman (T), strength-opportunity (SO), weakness-opportunity (WO),

strength-threath (ST) dan weakness-threath (WT). setelah melakukan analisis

evaluasi IFE dan EFE untuk mengatasi persoalan koperasi dilakukan dengan cara

menerapkan strategi SO yaitu peningkatan promosi koperasi untuk menjaring

banyak anggota, meningkatkan usaha simpan pinjam , peningkatan pengawasan

(28)

pendidikan tentang pentingnya koperasi. matrik analisis SWOT dapat terlihat

pada gambar berikut :

Gambar 4.3. Analisis Matrik SWOT

Internal

Eksternal

Kekuatan (S) Kelemahan (W)

(29)

Berdasarkan gambar 4.3. analisis matrik SWOT dapat diperoleh

strategi-strategi berdasarkan dari kekuatan, kelemahan, peluang serta ancamannya

sebagai berikut ini :

1. Strategi SO

Menurut Freddy Rangkuti (2005) “Strategi SO merupakan pemanfaatan seluruh kekuatan untuk merbut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya”. Setelah melakukan analisis lingkungan koperasi terdapat bebrapa kekuatan yang dapat

dimanfaatkan seperti perkembangan modal , ketrampilan manajerial , kinerja

pengurus , jaringan pasar sebesar dan partisipasi anggota. Kekuatan ini dapat

dimanfaatkan penuh untuk merebut peluang yang ada seperti pesaing yang dapat

memicu koperasi dalam berinovasi , tingkat harga yang berubah-ubah,

pengawasan dari badan koperasi sebesar dan system

prasarana,pelayanan,pendidikan dan penyuluhan.

2. Strategi ST

Menurut Freddy Rangkuti (2005) “Strategi ST merupakan strategi dalam

menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman”.

Hasil analisis lingkungan koperasi menunjukkan factor-faktor yang dapat

menjadi kekuatan koperasi untuk mengatasi ancaman.kekuatan-kekuatan

koperasi tersebut adalah perkembangan modal, ketrampilan manajerial di dalam

memimpin organisasi, kinerja pengurus yang berkompeten, jaringan pasar yang

luasserta aktifnya partisipasi anggota. Kekuatan koperasi yang ada dapat

digunakan untuk mengatasi ancaman koperasi yang berupa kebijakan pemerintah

yang berubah-ubah, pesaing antar koperasi, suku bunga yang berubah-ubah,

kurangnya motivasi masyarakat berkoperasi dan penggunaan system

prasarana,pelayanan,pendidikan dan penyuluhan.

2. Strategi WO

Menurut Freddy Rangkuti (2005) “Strategi WO merupakan strategi yang

(30)

kelemahan yang ada”. Di dalam hasil analisis lingkungan koperasi terdapat

beberapa peluang yang dapat dimanfaatkan oleh koperasi diantaranya adalah

adanya pesaing untuk memicu koperasi lebih berinovasi, tingkat harga yang

berubah-ubah, pengawasan dari badan pengawas koperasi dan penggunaan

system prasarana,pelayanan,pendidikan dan penyuluhan secara maksimal. Hal ini

untuk meminimalisir kelemahan yang ada pada koperasi yaitu kredit macet y

dan pemilikan dan pemanfaatan tekhnologi produksi dan informasi.

3. Strategi WT

Menurut Freddy Rangkuti (2005) “Strategi WT merupakan strategi yang pada

kegiatannya defensive dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta

menghindari ancaman”. Hasil analisis lingkungan koperasi terdapat

kelemahan-kelemahan seperti kredit macet dan kurangnya pemaksimalan pemanfaatan

tekhnologi produksi dan informasi. Untuk itu koperasi perlu meminimalisir

kelemahan agar dapat menghindari ancaman seperti kebijakan pemerintah yang

berubah-ubah, para pesaing, tingkat suku bunga yang berubah-ubah, kurangnya

motivasi masyarakat dalam berkoperasi serta penggunaan system

prasarana,pelayanan,pendidikan dan penyuluhan.

Perumusan strategi SWOT melalui analisis lingkungan koperasi di antaranya

terdapat factor lingkungan internal yang digunakan untuk mengetahui kekuatan

dan kelemahan koperasi. Serta factor eksternal yang digunakan untuk

mengetahui peluang dan ancaman koperasi, seperti yang terlihat pada tabel

(31)
(32)

,pendidikan dan penyuluhan tentang pentingnya koperasi

Tabel 4.7 menunjukkan hasil analisis matrik SWOT untuk mempermudah

perumusan strategi pengembangan koperasi sehingga dapat dilihat secara jelas

perincian strategi pengembangan koperasi sesuai dengan konsep pengembangan

organisasi koperasi yang di ungkapkan oleh Mutis (1999) sebagai berikut :

1. Strategi pertama yang dapat diterapkan adalah meningkatkan promosi untuk

menjaring anggota sehingga perkembangan modal dapat meningkat. Hal ini

berkaitan dengan ungkapan Mutis (1999) bahwa koperasi harus meluaskan

wawasan dalam manajemen dan organisasinya. Dalam meluaskan organisasi

koperasi dapat meningkatkan promosi sehingga koperasi dapat menambah

jumlah anggotanya. Penambahan jumlah anggota dapat mempengaruhi

perkembangan modal koperasi.

2. Strategi kedua adalah peningkatan usaha simpan pinjam. Konsep

perkembangan organisasi koperasi menurut Mutis (1999) menyatakan bahwa

koperasi harus di organisasi dengan baik da dikelola secara professional. Hal

ini berkaitan dengan strategi koperasi dalam peningkatan usaha simpan pinjam,

sebab dalam peningkatan usaha simpan pinjam perlu direncanakan secara

terstruktur dan dikelola secara professional sehingga sesuai tujuan yang di

tetapkan.

3. Strategi ketiga adalah peningkatan pengawasan dari badan pengawas koperasi.

Hal ini berkaitan dengan ungkapan Mutis (1999) yaitu koperasi harus

mempertahankan standart integritas koperasi yang tinggi. Pengawasan dari

(33)

dengan adanya pengawasan koperasi dapat memperoleh koreksi dan saran yang

membangun dari koperasi sehingga dapat mempertahankan integritas koperasi.

Pengawasan operasional dilakukan secara berkala setiap 3 bulan sekali. Akan

lebih baik jika pengawasan dari eksternal koperasi seperti pengawas dari

lembaga pemerintah dilakukan dengan berkala minimal 1 tahun sekali untuk

mengetahui perkembangan koperasi.

4. Strategi keempat adalah peningkatan pelayanan,pendidikan dan penyuluhan

tentang pentingnya berkoperasi. Hal ini berkaitan dengan ungkapan Mutis (1999)

yang menyatakan perkembangan koperasi dapat di lakukan dengan penataan

orientasi dan kontribusi pelayanan kepada anggota dan masyarakat secara

tepat. Peningkatan pelayanan koperasi sangat mempengaruhi organisasi koperasi.

Selain meningkatkan pelayanan koperasi dapat memberikan pendidikan dan

penyuluhan tentang pentingnya berkoperasi, sehingga masyarakat dapat

Gambar

Tabel 4.1.  Angsuran harian KSP.Mentari Dana Mandiri Salatiga
Gambar 4.1. Struktur organisasi KSP Mentari Dana Mandiri Salatiga
Gambar 4.2. Struktur Organisasi pengurus KSP.Mentari Dana Mandiri Salatiga
Tabel 4.3. Analisis factor kekuatan dan kelemahan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kesenjangan persepsi kualitas akan terjadi apabila terdapat perbedaan antara persepsi manajemen tentang harapan-harapan konsumen dengan spesifikasi kualitas pelayanan

Fortifikasi dengan tepung kedelai yang dilakukan pada gaplek serta adanya proses fermentasi dapat meningkatkan kadar serta memperkaya jenis asam amino seperti

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang identifikasi senyawa metabolit sekunder dari ekstrak etanol Buah Dengen (Dillenia seratta) dapat

Therefore, we conclude that the relative age stands out as a variable in the elite soccer athlete selection and training, as the comparisons show the clubs` preference

Rasyaf (2011) menyatakan bahwa kebutuhan energi metabolis berhubungan erat dengan kebutuhan protein yang mempunyai peranan penting pada pertumbuhan ayam broiler

Pertandingan yang menghasilkan lebih dari empat gol antara lain tercipta saat Spanyol dipermalukan Belanda 1-5 dan ketika Australia ditundukkan Belanda 2-3.. Pertandingan yang

Hipotesis dari penelitian adalah penggunaan tepung limbah umbi wortel dalam ransum pada level yang tepat dapat meningkatkan performa baik dari bobot badan, konsumsi,

Ujung tombak dalam penyelenggara pendidikan di Politeknik Negeri Sriwijaya adalah para dosen yang mengemban tugas tri dharma perguruan tinggi sesuai dengan kopetensinya