• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA BIDANG STUDI BAHASA INDONESIA KELAS V ( Studi Multi Situs di MIN Kanigoro Kras Kediri dan MI Raden Fatah Ringinrejo Kediri ) - Institutional Repository of I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA BIDANG STUDI BAHASA INDONESIA KELAS V ( Studi Multi Situs di MIN Kanigoro Kras Kediri dan MI Raden Fatah Ringinrejo Kediri ) - Institutional Repository of I"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengkaji, menganalisis, dan

mendeskripsikan data dan fakta sehingga diperoleh gambaran tentang

peningkatan keterampilan berbicara melalui penerapan model pembelajaran

problem based learning pada bidang studi bahasa Indonesia siswa kelas V

di MIN Kanigoro Kras Kediri dan MI Raden Fatah Ringinrejo Kediri. Oleh

karena itu Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah pendekatan yang

dimaksudkan untuk mengungkap gejala secara holistik-kontekstual (secara

menyeluruh dan sesuai dengan konteks atau apa adanya melalui

pengumpulan data dari latar alami sebagai sumber langsung dengan

instrument kunci peneliti itu sendiri.1 Menurut Nana Syaodih Sukmadinata,

penelitian kualitatif (Qualitatif Research) adalah suatu penelitian yang

ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa,

aktifitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara

individual maupun kelompok.2Beberapa deskripsi digunakan untuk

menemukan prinsip-prinsip penjelasan yang mengarah pada penyimpulan.

Penelitian kualitatif ini bersifat induktif, yaitu peneliti membiarkan

1Ahmad Tanzeh, Metode Penelitian Praktis (Yogyakarta:Teras, 2011), 64.

(2)

permasalahan-permasalahan muncul dari data atau dibiaskan terbuka untuk

interpretasi. data dihimpun dengan pengamatan yang seksama, mencakup

deskripsi dalam konteks yang mendetil disertai catatan-catatan hasil

wawancara yang mendalam, serta hasil analisis dokumen dan

catatan-catatan.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi

kasus dengan desain studi multi situs. Dalam hal ini, Nana Syaodih

Sukmadinata menjelaskan bahwa studi kasus (case study) merupakan suatu

penelitian yang dilakukan terhadap suatu kesatuan sistem. Kesatuan ini

dapat berupa program, kegiatan, peristiwa, atau sekelompok individu yang

terikat oleh tempat, waktu, atau ikatan tertentu.3 Jenis penelitian ini

diarahkan untuk menghimpun data, mangambil makna, memperoleh

pemahaman dari suatu kasus. Suatu kasus dapat terdiri atas satu unit atau

lebih dari satu unit, tetapi merupakan satu kesatuan. Kasus dapat satu orang,

satu kelas, satu sekolah, beberapa sekolah tetapi dalam satu kantor

kecamatan, dsb.4

Dalam penelitian ini, peneliti meneliti menggunakan rancangan

penelitian dengan studi multi situs yaitu di dua MI yang sama karakternya.

Analisis data dilakukan dengan dua tahap, yaitu analisis dalam situs dan

analisis lintas situs. Analisis dalam situs yaitu menganalisis data dari

masing-masing situs secara tersendiri. Sedangkan analisis lintas situs

dimaksudkan sebagai proses membandingkan temuan-temuan yang

(3)

diperoleh dari masing-masing situs. Sekaligus sebagai proses memadukan

temuan antar situs. Dengan adanya studi multi situs ini, diharapkan dapat

mengumpulkan data-data yang diperoleh, kemudian mengolah,

menganalisis dan menyimpulkannya, sehingga didapatkan pemahaman yang

jelas tentang penerapan model problem based learning dalam pembelajaran

untuk meningkatkan keterampilan berbicara pada mata pelajaran Bahasa

Indonesia kelas V di MIN Kanigoro Kras Kediri dan MI Raden Fatah

Ringinrejo Kediri.

B. Kehadiran Peneliti

Penelitian kualitatif berasumsi bahwa realitas itu bersifat holistik

(menyeluruh), dinamis, tidak dapat dipisah-pisahkan ke dalam

variable-variabel penelitian. Kalaupun dapat dipisah-pisahkan ke dalam variable-variabelnya

akan banyak sekali. Dengan demikian dalam penelitian kulitatif ini belum

dapat dikembangkan instrumen penelitian sebelum masalah yang diteliti

jelas sama sekali. Oleh karena itu, dalam penelitian kualitatif “the

researcher is the key instrumen”.5 Selanjutnya Nasutioan juga menyatakan

bahwa dalam penelitian kualitatif, tidaka ada pilihan lain dari pada

menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian utama. Alasannya karena

segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus

penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu

semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala

(4)

sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan

yang serba tidak pasti, tidak ada pilihan lain, dan hanya peneliti itu sendiri

sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya.6

Jadi dapat dipahami, bahwa dalam penelitian kualitatif pada awalnya

dimana permasalahan belum jelas dan pasti, maka yang menjadi instrument

adalah peneliti sendiri. Tetapi setelah masalahnya yang akan dipelajari jelas,

dapat dikembangkan suatu instrumen, seperti wawancara dan observasi.

Kehadiran peneliti dalam penelitian ini sebagai pengamat penuh, dalam

artian peneliti tidak termasuk sebagai guru ataupun sebagai siswa yang

menjadi subjek penelitian di MIN Kanigoro Kras Kediri dan MI Raden

Fatah Ringinrejo Kediri.

C. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah letak penelitian untuk memperoleh data atau

informasi yang diperlukan, berkaitan dengan permasalahan penelitian.

Lokasi yang dipilih pada penelitian ini adalah MIN Kanigoro Kras Kediri

dan MI Raden Fatah Ringinrejo Kediri. Adapun subjek penelitiannya adalah

guru kelas V, dan siswa kelas V MIN Kanigoro Kras Kediri dan MI Raden

Fatah Ringinrejo Kediri MI. Dengan dilatarbelakangi oleh beberapa

pertimbangan atas dasar kekhasan, kemenarikan dan keunikan.

Beberapa alasan yang signifikan dari dipilihnya dua lembaga tersebut

(5)

1. Dua madrasah tersebut merupakan lembaga pendidikan yang cukup

diminati masyarakat sekitarnya, di MIN Kanigoro hal tersebut terlihat

dari jumlah pendaftar yang melebihi kapasitas kelas yang tersedia,

sedang di MI Raden Fatah Ringinrejo terpenuhinya kuota yang

diharapkan.

2. MIN Kanigoro hampir tiap tahunnya senantiasa meraih nilai UN tertinggi

di wilayah kecamatan Kras dengan nilai rata-rata 8,3 untuk tahun

pelajaran 2013/2014.

3. MI Raden Fatah salah satu madrasah unggul di wilayah kecamatan

Ringinrejo dengan nilai UN tinggi dengan rata-rata 8,42 untuk tahun

pelajaran 2013/2014.

4. Dua madrasah tersebut merupakan lembaga yang sudah menerapakan

model problem based learning dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.

D. Sumber Data

Data dalam penelitian ini berarti informasi atau fakta yang diperoleh

melalui pengamatan atau penilaian di lapangan yang bisa dianalisis dalam

rangka memahami sebuah fenomena atau untuk mensupport sebuah teori.

Adapun data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data yang sesuai

dengan fokus penelitian.

Pengambilan data dalam penelitian ini dengan cara snowball sampling

yaitu informan kunci akan meneliti proses pembelajaran matematika dan

(6)

melengkapi keterangannya dan orang-orang yang ditunjuk dan menunjuk

orang lain bila keterangan kurang memadai begitu seterusnya.

Adapun Sumber data yang dimaksud adalah subyek dari mana data

diperoleh.7 Sumber data dalam penelitian ini bersumber dari manusia dan

non manusia. Unsur manusia meliputi Kepala Madrasah, Wakil Kepala

Kurikulum ,guru kelas V dan semua pihak yang dianggap memahami terkait

dengan obyek penelitian yang berada di MIN Kanigoro Kras Kediri dan MI

Raden Fatah Ringinrejo Kediri. Sedangkan data non manusia meliputi

dokumentasi dari masing-masing lokasi penelitian, aktivitas dan

perilaku-perilaku yang dapat diamati.

Dalam penelitian kulitatif, data yang dikumpulkan berhubungan

dengan fokus penelitian. Data-data tersebut terdiri atas dua jenis yaitu data

yang bersumber dari manusia dan data yang bersumber dari non manusia.

Data dari manusia diperoleh dari orang yang menjadi informan dalam hal ini

orang yang secara langsung menjadi subyek penelitian. Sedangkan data non

manusia bersumber dari dikumen-dokumen berupa catatan, rekaman,

gambar/foto, dan hasil-hasil observasi yang berhubungan dengan fokus

penelitian. Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data

dapat diperoleh.8 Dengan kata lain sumber data dalam penelitian ini dapat

diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu:9

1. Person

7 Sukardi, Metode Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan Prakteknya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), 107.

(7)

Person merupakan, sumber data yang bisa memberikan data

berupajawaban lisan melalui wawancara. Data person dalam penelitian

ini diperoleh dari wawancara. wawancara langsung dengan guru kelas V

MIN Kanigoro Kras Kediri dan MI Raden Fatah Ringinrejo Kediri.

2. Place

Place adalah sumber data yang menyajikan tampilan berupa

keadaan diam dan bergerak. Diam misalnya, ruangan, kelengkapan alat,

wujud benda, warna, dan lain-lain. Bergerak misalnya aktivitas kinerja,

laju kendaraan, ritme nyanyian, gerak tari, sajian sinetron, kegiatan

belajarmengajar dan lain sebagainya. Data place diperoleh dengan

melakukan observasi terhadap kegiatan-kegiatan, keadaan sarana

prasarana, keadaan guru, keadaan siswa yang ada pada MIN Kanigoro

Kras Kediri dan MI Raden Fatah Ringinrejo Kediri.

3. Paper

Paper merupakan sumber data yang menyajikan tanda-tanda berupa

huruf, angka, gambar, atau simbol-simbol lain. Dengan pengertian ini,

maka ”paper” bukan terbatas hanya pada kertas sebagaimana terjemahan

dari kata ”paper” dalam bahasa Inggris, tetapi dapat berwujud batu, kayu,

tulang daun lontar dan sebagainya yang cocok untuk penggunaan metode

dokumentasi. Data paper dalam penelitian ini diperoleh dengan cara

mencari sumber-sumber data yang berupa dokumen data-data yang

(8)

Sumber data sebagai subjek utama penelitian ini adalah guru kelas

V MIN Kanigoro Kras Kediri dan MI Raden Fatah Ringinrejo Kediri,

akan membantu untuk mengetahui penerapan model problem based

learning dalam pembelajaran Guru kelas V untuk meningkatkan

keterampilan berbicara siswa dan mengetahui masalah-masalah

penerapan model based learning yang terjadi di kelas. Adapun sumber

data yang menjadi informan penelitian ini adalah siswa kelas V MIN

Kanigoro Kras Kediri dan MI Raden Fatah Ringinrejo Kediri. Informan

adalah orang yang memberikan informasi. Informan dapat dikatakan

sama dengan responden, apabila pemberian keterangannya karena

dipancing oleh peneliti.10

Sedangkan responden atau penanggap dalam penelitian ini adalah

sampel dari kelas V. Responden adalah orang yang diminta memberikan

keterangan tentang suatu fakta atau pendapat. Keterangannya dapat

disampaikan dalam bentuk tulisan, yaitu ketika mengisi angket, atau

lisan, ketika menjawab wawancara.11 Keterangan yang diperoleh dan

diketahui dari responden, yaitu guru kelas V sebagai informan pada

penelitian ini, adalah berupa hasil wawancara dan observasi mengenai

penerapan model problem based learning dalam pembelajaran di kelas V

untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa MIN Kanigoro Kras

Kediri dan MI Raden Fatah Ringinrejo Kediri . Sesuai dengan tujuan

penelitian yang telah ditentukan ini, pada pengambilan sampel dalam

(9)

metode kuesioner ini menggunakan sampel secara tidak acak dengan

purposif sampling”, yaitu pengambilan sampel yang disesuaikan dengan

tujuan penelitian.12

Menurut Suharsimi Arikunto pengambilan sampel dengan teknik

bertujuan ini cukup baik dengan pertimbangan peneliti sendiri sehingga

dapat mewakili populasi.13Dengan metode ini peneliti bermaksud untuk

memperoleh data dan mengetahui dampak atau efek dari penerapan

model pembelajaran based learning terhadap peningkatan keterampilan

berbicara yang dilakukan dalam pembelajaran bahasa Indonesia guru

kelas V MIN Kanigoro Kras Kediri dan MI Raden Fatah Ringinrejo

Kediri.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama

dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan

data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan

mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.14 Pada

pengumpulan data, peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan

yaitu: 1) Wawancara mendalam (indepth interview), 2) Pengamatan peran

serta (participant obsevation), dan 3) dokumentasi.15

1. Teknik Wawancara Mendalam (indepth interview)

12Sudjana dan Ibrahim, Metode Penelitian…, 254.

13Arikunto, Prosedur Penelitian…,112.

14 Sugiyono, Metode Penelitian..., 310.

(10)

Wawancara adalah proses interaksi antara peneliti dengan informan

guna memperoleh data atau informasi tertentu.16 Adapun wawancara

yang akan peneliti lakukan yaitu wawancara terstruktur, hal ini

dikarenakan informan yang menjadi sumber data orang-orang yang

mempunyai kesibukan tertentu. Seorang informan berfungsi sebagai

pemberi umpan balik terhadap data penelitian dalam rangka cross check

data. Dengan kata lain informan menjawab pertanyaan dari peneliti dan

juga memberi saran, masukan-masukan yang berkaitan dengan topik.

Peneliti akan mendatangi satu per satu informan yang menjadi sumber

data. 17

Untuk memudahkan peran diatas, peneliti akan membuat pedoman

wawancara. Pedoman wawancara merupakan lembar acuan yang berisi

pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan penerapan metode mind

map pada pembelajaran Bahasa Arab.

Langkah-langkah wawancara terstruktur yang akan peneliti lakukan

adalah sebagai berikut:

a) Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan.

b) menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan

pembicaraan.

c) Mengawali atau membuka alur wawancara.

d) Melangsungkan alur wawancara.

e) Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya.

16 Burhan Bungin (ed), Metodologi Penelitian Kualitatif Aktualisasi Metodologis ke Arah Varian Kontemporer, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), 157.

(11)

f) Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan

g) Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh.

2. Pengamatan peran serta (participant observation)

Observasi dilakukan untuk menggali data dari sumber data yang

berupa peristiwa, tempat, benda, serta rekaman dan gambar.18 Observasi

atau pengamatan merupakan teknik pengumpulan data dengan cara

mengamati kegiatan yang sedang berlangsung di lapangan. Ada 2 jenis

observasi yaitu observasi partisipatif (partisipatory observation) dan

observasi non partisipatif (nonpartisipatory observation). Dalam

observasi partisipatif, pengamat ikut serta dalam kegiatan, sedangkan

dalam observasi nonpartisipatif pengamat tidak ikut serta dalam kegiatan,

melainkan hanya mengamati saja.19

Adapun observasi yang akan peneliti lakukan yaitu observasi

nonpartisipatif, yaitu peneliti hanya mengamati kegiatan dan tidak ikut

serta dalam kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia dengan

menggunakan model pembelajaran problem based learning di MIN

Kanigoro Kras Kediri dan MI Raden Fatah Ringinrejo Kediri.

3. Teknik Dokumentasi

Menurut Nasution, “Penggunaan dokumen merupakan teknik

pengumpulan data yang bersumber dari non-manusia”. 20 Data-data dari

non-manusia ini merupakan data yang sudah ada, sehingga peneliti

tinggal memanfaatkannya untuk melengkapi data yang diperoleh dari

18 Sutrisno Hadi, Metodologi ..., 91.

19 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), 220.

(12)

hasil wawancara dan observasi. Ada dua macam dokumen yaitu dokumen

pribadi (catatan pribadi, autobiografi, diary) dan dokumen resmi (memo,

instruksi, aturan kelembagaan, majalah, buletin).21

Adapun dokumen-dokumen yang akan peneliti gunakan dalam

penelitian ini meliputi dokumen RPP pelajaran Bahasa Arab, foto-foto

kegiatan pembelajaran, dokumen profil sekolah, dokumen data guru,

dokumen sarana prasarana dan lain sebagainya yang berkaitan dengan

fokus penelitian.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data menurut Bogdan dan Biklen yang dikutip oleh Moleong

adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,

mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat

dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan

apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat

diceritakan kepada orang lain.22 Data yang telah terkumpul pada proses

penelitian dilakukan penganalisisan oleh peneliti selaku instruman utama

dalam penelitian ini. Mengorganisasikan data dengan memilah-milahnya

menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya dengan teori dan

data pada situs lain, mencari dan menemukan pola sehingga menemukan

apa yang penting dan apa yang dipelajari dalam bentuk preposisi, dan

memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain sehingga tertulis

dalam laporan penelitian.

(13)

Di dalam penelitian studi multi kasus, Yin menyarankan menggunakan

logika replikasi sebagai pendekatan di dalam proses analisisnya.23 Pada

proses ini, setiap kasus harus mengalami prosedur penelitian yang sama,

hingga menghasilkan hasil penelitiannya masing-masing. Selanjutnya, hasil

dari masing-masing penelitian di perbandingkan, untuk menentukan

kesamaan dan perbedaannya. Hasilnya dipergunakan untuk menjelaskan

pertanyaan penelitian pada umumnya dan khususnya pencapaian atas

maksud dan tujuan penelitian. Analisis data dalam penelitian ini

menggunakan metode komparatif konstan yang merupakan rancangan

penelitian untuk sumber multi data yang sama dengan induksi analitis

karena analisis formulanya dimulai pada awal studi dan hampir selesai pada

akhir pengumpulan data.

Langkah-langkah dalam metode komparatif konstan guna

mengembangkan teori adalah sebagai berikut: 1) mengumpulkan data, 2)

mencari kunci, isu peristiwa yang selalu berulang atau di dalam data yang

merupakan kategori fokus, 3) mengumpulkan data yang banyak

memberikan kejadian (incident) tentang kategori fokus dengan melihat

adanya keberagaman dimensi dibawah kategori-kategori yang sedang

diselidiki, 4) menuliskan kategori-kategori yang sedang diselidiki, 5)

mengerjakan data dan model yang muncul untuk menemukan adanya

proses-proses sosial dasar, dan 6) melakukan dalam sampling, pengkodean,

dan menulis sebagai fokus analisis. 24

23 Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), 31.

(14)

Penganalisisan data penelitian studi kasus dilakukan seperti yang

dianjurkan oleh Bogdan dan Biklen, Miles dan Huberman, dan Schlegel,

yaitu dimulai sejak atau bersamaan dengan pengumpulan datanya dan

setelah pengumpulan data selesai. Penganalisisan data yang dilakukan

bersamaan dengan pengumpulan data meliputi kegiatan-kegiatan: 1)

penetapan fokus penelitian apakah tetap sebagaimana yang telah

direncanakan atau perlu ada perubahan, 2) penyusunan temuan-temuan, 3)

pembuatan rencana pengumpulan data berikutnya berdasarkan temuan dari

pengumpulan data sebelumnya, 4) pengembangan pertanyaan-pertanyaan

analitik untuk pengumpulan data berikutnya, dan 5) penetapan sasaran

pengumpulan data berikutnya. 25

Untuk lebih jelasnya, proses penelitian studi kasus dapat dilihat pada

gambar diagram berikut:

Gambar 3.1 Proses Penelitian Studi Kasus 26

25 Ibid., 52.

(15)

Adapun penjelasan diagram tersebut sebagai berikut: 27

1) Mendefinsikan dan merancang penelitian

Pada tahap ini, peneliti melakukan kajian pengembangan teori atau

konsep untuk menentukan fokus kasus dan merancang pedoman

pengumpulan data. Pada umumnya, pengembangan teori dan konsep

digunakan untuk mengembangkan pertanyaan penelitian dan proposisi

penelitian. Proposisi penelitian memiliki posisi yang mirip dengan

hipotesis, yaitu merupakan jawaban teoritis atas pertanyaan penelitian.

Meskipun demikian, proposisi lebih cenderung menggambarkan prediksi

konsep akhir yang akan dituju di dalam penelitian. Proposisi merupakan

landasan bagi peneliti untuk menetapkan kasus pada umumnya dan unit

analisis pada khususnya.

2) Menyiapkan, mengumpulkan dan menganalisis data

Pada tahap ini, peneliti melakukan persiapan, pengumpulan dan

analisis data berdasarkan pedoman penelitian yang telah dirancang

sebelumnya. Pada penelitian studi multi kasus ini, penelitian pada setiap

kasus dilakukan sendiri hingga menghasilkan laporan

sendiri-sendiri juga. Deskripsi data lapangan kasus individu disajikan pada setiap

lokasi sesuai dengan pertanyaan-pertanyaan penelitian.

3) Menganalisis dan Menyimpulkan

Tahapan ini merupakan tahapan terakhir dari proses penelitian studi

kasus. Pada penelitian studi multi kasus, analisis dan penyimpulan

(16)

dilakukan dengan mengkaji saling-silangkan hasil-hasil penelitian dari

setiap kasus. Seperti halnya pada penelitian studi kasus tunggal, hasil

analisis dan penyimpulan di gunakan untuk menetapkan atau

memperbaiki konsep atau teori yang telah dibangun pada awal tahapan

penelitian.

Pada pembahasan disajikan temuan penelitian multi kasus yaitu teori

lapangan berbentuk proposisi yang selanjutnya dilakukan pemerikasaan atau

pengujian dengan ground theory. Pemeriksaan dan pengujian data tersebut

disajikan secara sistematis sesuai topik pada fokus penelitian. Pada

pembahasan memuat keterkaitan antara pola-pola, kategori dan

dimensi-dimensi, posisi temuan atau teori yang ditemukan terhadap teori-teori

temuan sebelumnya, serta interpretasi dan penjelasan dari temuan teori yang

diungkap dari lapangan.28

Dalam menganalisis, peneliti melakukan interpretasi terhadap data

yang berupa kata-kata sehingga diperoleh makna. Karena itu analisis

dilakukan bersama-sama dengan proses pengumpulan data serta setelah data

terkumpul. Analisis data penelitian kualitatif dapat dilakukan melalui tiga

tahap, yaitu:

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan

membuang yang tidak perlu.29 Dengan demikian data yang telah

(17)

direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan

mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.

Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan,

menggolongkan, mangarahkan, dan membuang yang tidak perlu dan

mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa sehingga ditarik

kesimpulan finalnya dan diverivikasi. Maka dari penelitian ini, data yang

diperoleh dari guru kelas V, siswa, dan pihak sekolah, disusun secara

sistematis untuk memperoleh gambaran yang sesuai dengan tujuan

penelitian yang dirumuskan.

2. Data Display (Penyajian Data)

Mendisplay data dalam penelitian kualitatif adalah penyajian data

yang dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar

kategori. Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk

memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan

apa yang telah dipahami tersebut.30 Penyajian data dilakukan dengan cara

menyusun data-data yang diperoleh dari lapangan. Data dicatat dengan

rinci secara naratif dan diuraikan dengan kalimat verbal, sehingga

memungkinkan membuat kesimpulan dan tindakan selanjutnya.

3. Conclusion Drawing (Verivikasi)

Kegiatan analisis ke tiga adalah penarikan kesimpulan dan

verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara,

(18)

dan akan berubah-ubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang

mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila

kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh

bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan

mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan

kesimpulan yang kredibel.31 Pada tahap ini mencoba ditarik kesimpulan

dengan menemukan makna dari data-data yang dikumpulkan.

Kesimpulan ini diverifikasi selama penelitian berlangsung sehingga

mencapai kesimpulan yang mendalam dan jelas. Ketiga proses analisa ini

merupakan suatu proses yang saling berkaitan, yang nantinya akan

menentukan hasil akhir dari penelitian. Penyajian data (data display)

yang didukung data-data yang mantap akanmenghasilkan kesimpulan

kredibel.

Analisis data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu analisis

berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan pola

hubungan tertentu atau menjadi hipotesis.32

Berdasar jenis penelitiannya, analisis dalam penelitian ini adalah

analisis multi situs. Analisis multi situs menggunakan logika yang

berlainan dengan pendekatan studi multi kasus, karena arahnya lebih

banyak untuk mengembangkan teori kecenderungan memiliki banyak

situs dari pada dua atau tiga. Ada dua bentuk analisis multi situs, yaitu:

a) Analisis di dalam situs

(19)

Analisis yang peneliti lakukan adalah analisis dalam situs yaitu

menganalisis data situs individu yang dilakukan pada masing-masing

objek yaitu: MIN Kanigoro Kras Kediri dan MI Raden Fatah

Ringinrejo Kediri. Dalam menganalisis, peneliti melakukan

interpretasi terhadap data yang berupa kata-kata tentang penerapan

model based learning untuk meningkatkan keterampilan berbicara

pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas V, sehingga diperoleh

makna. Karena itu analisis dilakukan bersama-sama dengan proses

pengumpulan data serta setelah data terkumpul.

b) Analisis lintas situs.

Dalam analisis ini, peneliti mamakai metode komparatif konstan

di mana peneliti akan membandingkan temuan-temuan tentang

penerapan problem based learning untuk meningkatkan keterampilan

berbicara siswa kelas V pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di

MIN Kanigoro Kras Kediri dan MI Raden Fatah Ringinrejo Kediri.

Sekaligus sebagai proses memadukan antar situs, seperti bagan di

(20)

Peningkatan Keterampilan berbicara Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning pada bidang studi Bahasa Indonesia siswa kelas V (Studi Multi Situs di MIN kanigoro Kras Kediri dan MI Raden Fatah Ringinrajo Kediri).

MIN Kanigoro Kras Kediri

Pengumpulan Data dan Analisis data situs I

Temuan Sementara

(21)

Interpretasi data di masing-masing situs dan lintas situs yang

dimaksudkan adalah pertama mengenai bagimana konsep model

problem based learning dalam pembelajaran Bahasa Indonesia siswa

kelas V MIN Kanigoro Kras Kediri dan MI Raden Fatah Ringinrejo Kediri.

Kedua bagaimana penerapan model problem based learning dalam

Pembelajaran Bahasa Indonesia guna meningkatkan keterampilan berbicara

pada siswa kelas V MIN Kanigoro Kras Kediri dan MI Raden Fatah

Ringinrejo Kediri. Ketiga bagaimana hasil dari penerapan model problem

based learning dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia guna meningkatkan

keterampilan berbicara pada siswa kelas V MIN Kanigoro Kras Kediri dan

MI Raden Fatah Ringinrejo Kediri.

G. Pengecekan Keabsahan Data

Untuk mengecek atau memeriksa keabsahan data mengenai

penerapam model pembelajaran problem based learning dalam

meningkatkan keterampilan berbicara pada pelajaran bahasa Indonesia kelas

V di kedua lembaga tersebut berdasarkan data yang terkumpul, selanjutnya

ditempuh beberapa teknik keabsahan data, meliputi: kredibilitas,

trasferabilitas, dependabilitas dan konfirmabilitas.33 Keabsahan dan

kesahihan data mutlak diperlukan dalam studi kualitatif. Oleh karena itu

dilakukan pengecekan keabsahan data. Adapun perincian dari teknik di atas

adalah sebagai berikut:

(22)

1. Keterpercayaan (Credibility)

Kriteria ini dipergunakan untuk membuktikan, bahwa data seputar

pembelajaran bahasa Arab dengan metode mind map dalam

meningkatkan hasil belajar siswa di kedua lembaga tersebut yang

diperoleh dari beberapa sumber di lapangan benar-benar mengandung

nilai kebenaran (truth value). Dengan merujuk pada pendapat Lincoln

dan Guba,34 maka untuk mencari taraf keterpercayaan penelitian ini akan

ditempuh upaya sebagai berikut:

a) Trianggulasi

Trianggulasi ini merupakan cara yang paling umum digunakan

bagi peningkatan validitas data dalam penelitian kualitatif. Dalam

pandangan Moleong, trianggulasi adalah “teknik pemeriksaan

keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu

untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding keabsahan

data”.35 Dengan cara ini peneliti dapat menarik kesimpulan yang

mantap tidak hanya dari satu cara pandang sehingga dapat diterima

kebenarannya.

Penerapannya, peneliti membandingkan data hasil pengamatan

dengan data hasil wawancara, hasil observasi serta data dari

dokumentasi yang berkaitan. Dengan demikian apa yang diperoleh

dari sumber yang dapat teruji kebenarannya bilamana dibandingkan

(23)

Sumber tersebut antara lain: siswa, guru, kepala sekolah. Trianggulasi

berfungsi untuk mencari data, agar data yang dianalisis tersebut shahih

dan dapat ditarik kesimpulan dengan benar.

Trianggulasi dengan sumber berarti membandingkan dan

mengecek baik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh

melalui waktu dan alat yang berbeda.

b) Pembahasan Sejawat

Pemeriksaan sejawat menurut Moleong adalah teknik yang

dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil akhir

yang diperoleh dalam bentuk diskusi analitik dengan rekan-rekan

sejawat.36

Dari informasi yang berhasil digali, diharapkan dapat terjadi

perbedaan pendapat yang akhirnya lebih memantapkan hasil

penelitian. Jadi pengecekan keabsahan temuan dengan menggunakan

metode ini adalah dengan mencocokkan data dengan sesama peneliti.

Di sini peneliti selalu berdiskusi dengan sesama peneliti lainnya untuk

membahas dan meminta masukan dari peneliti lain mengenai

penelitian ini.

(24)

c) Memperpanjang Keikutsertaan

Seperti yang telah dikemukakan bahwa dalam penelitian

kualitatif, peneliti merupakan instrumen kunci, maka keikutsertaan

peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan data. Agar data yang

diperoleh sesuai dengan kebutuhan pengamatan dan wawancara

tentunya tidak dilakukan dalam waktu singkat, tetapi memerlukan

perpanjangan keikutsertaan dalam penelitian. Di sini peneliti bertindak

langsung mengadakan penelitian sampai memperoleh data yang

benar-benar diperlukan.

2. Keteralihan (Transferability)

Standar transferability ini merupakan pertanyaan empirik yang

tidak dapat dijawab oleh peneliti kualitatif sendiri, melainkan dijawab

dan dinilai oleh pembaca laporan penelitian. Hasil penelitian kualitatif

memiliki standar transferability yang tinggi bilamana para pembaca

laporan penelitian ini memperoleh gambaran dan pemahaman yang jelas

tentang konteks dan fokus penelitian.

Dalam praktiknya peneliti meminta kepada beberapa rekan

akademisi, dosen, praktisi pendidikan untuk membaca draft laporan

penelitian untuk mengecek pemahaman mereka mengenai arah hasil

penelitian ini. Teknik ini digunakan untuk membuktikan bahwa hasil

penelitian strategi pembelajaran tematik dalam meningkatkan prestasi

belajar siswa dapat ditransformasikan/dialihkan ke latar dan subyek lain.

(25)

uraian rinci, penggambaran konteks tempat penelitian, hasil yang

ditemukan sehingga dapat dipahami oleh orang lain.

3. Kebergantungan (Dependability)

Teknik ini dimaksudkan untuk membuktikan hasil penelitian ini

mencerminkan kemantapan dan konsistensi dalam keseluruhan proses

penelitian, baik dalam kegiatan pengumpulan data, interpretasi temuan

maupun dalam melaporkan hasil penelitian. Salah satu upaya untuk

menilai dependabilitas adalah melakukan audit dependabilitas itu

sendiri. Ini dapat dilakukan oleh auditor, dengan melakukan review

terhadap seluruh hasil penelitian. Dalam teknik ini peneliti meminta

beberapa nasehat atau pendapat untuk mereview atau mengkritisi hasil

penelitian ini. Mereka adalah dosen pembimbing dan dosen-dosen yang

lain.

4. Kepastian (Confirmability)

Standar konfirmabilitas lebih terfokus pada audit kualitas dan

kepastian hasil penelitian. Audit ini dilakukan bersamaan dengan audit

dependabilitas. Teknik ini digunakan untuk mengadakan pengecekan

kebenaran data mengenai pembelajaran bahasa Arab dengan metode

mind map untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa untuk

memastikan tingkat validitas hasil penelitian. Kepastian mengenai

tingkat obyektivitas hasil penelitian sangat tergantung pada persetujuan

beberapa orang terhadap pandangan, pendapat dan penemuan penelitian.

Dalam penelitian ini dibuktikan melalui pembenaran Kepala sekolah

(26)

kepada Kepala MIN kanigoro Kras dan MI Tarbiyatul Islam Kediri serta

bukti fisik berupa dokumentasi hasil penelitian.

H. Tahap-tahap Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti melalui tahapan-tahapan meliputi tahap

pra-lapangan, tahap pekerjaan lapangan, dan tahap analisis data, hingga

sampai pada laporan hasil penelitian, dengan penjelasan sebagai berikut: 37

1. Tahap Pra-Lapangan

Pada tahap pra-lapangan ini, peneliti mulai dari mengajukan judul

kepada ketua program studi Ilmu Pendidikan Dasar Islam (IPDI),

kemudian peneliti membuat proposal penelitian yang judulnya sudah

disetujui. Peneliti mempersiapkan surat-surat dan kebutuhan lainnya

sebelum memasuki lokasi penelitian dan juga peneliti selalu memantau

perkembangan yang terjadi di lokasi penelitian.

2. Tahap Pekerjaan Lapangan

Setelah mendapat ijin dari masing-masing kepala sekolah dikedua

lembaga tersebut peneliti kemudian mempersiapkan diri untuk memasuki

sekolah tersebut demi mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya

dalam pengumpulan data. Peneliti terlebih dahulu menjalin keakraban

dengan responden dalam berbagai aktivitas, agar peneliti diterima dengan

baik dan lebih leluasa dalam memperoleh data yang diharapkan.

(27)

Proses analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

a. Mentranskrip data verbal yang terkumpul

b. Menelaah seluruh data yang diperoleh dari berbagai sumber, yaitu dari

hasil wawancara, dokumen, dan observasi yang berkaitan dengan

masalah penelitian

c. Mengadakan reduksi data dengan membuat abstraksi. Abstraksi yang

dimaksud adalah usaha membuat rangkuman yang inti, proses dan

pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga untuk tetap berada

didalamnya.

d. Mendeskripsikan model pembelajaran problem based learning dalam

meningkatkan keterampilan berbicara.

e. Melakukan analisis model pembelajaran problem based learning

dalam meningkatkan keterampilan berbicara.

f. Menarik kesimpulan

Membuat kesimpulan yang merupakan jawaban dari pertanyaan

Gambar

gambar diagram berikut:

Referensi

Dokumen terkait

alasan lain yang mendorong dijadikannya bahasa Indonesia sebagai bahasa kebangsaan adalah (1) bahasa Indonesia sudah merupakan lingua franca , yakni bahasa

passing dari sebelum menggunakan latihan permainan tradisionanl kucing bola dan sesudah menggunakan permainan tradisional kucing bola, yaitu terbukti ada

Perusahaan di atas dapat menyampaikan sanggahan atas penetapan hasil prakualifikasi ini kepada Panitia Pengadaan Barang/ Jasa Paket I I APBD Pada Dinas Pekerjaan Umum Bina

Perbedaan lain yang cukup mendasar pada struktur semantik verba keadaary proses, dan tindakan adalah peran argumen 1 yang hadir pada struktur sintaksisnya. Pada

Berdasarkan waktu yang dicurahkan terlihat bahwa responden di desa urban jauh lebih intensif menonton televisi, terbukti dengan curahan waktu yang jauh lebih banyak untuk

POKJA ULP PENGADAAN SUKU CADANG TAHUN ANGGARAN 2017 BALAI PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DI BENGKULU Jalan Depati Payung Negara KM.13 No.29 Pekan Sabtu Tromol Pos

Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna..

Usulan Teknis dinyatakan memenuhi syarat (lulus) apabila mendapat nilai minimal 70 (tujuh puluh), peserta yang dinyatakan lulus akan dilanjutkan pada proses