• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembuatan Alat Bantu Stress Detector Menggunakan Sensor Hir333, GSR, dan DS18B20 Berbasis Mikrokontroler ATMega 8

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pembuatan Alat Bantu Stress Detector Menggunakan Sensor Hir333, GSR, dan DS18B20 Berbasis Mikrokontroler ATMega 8"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2 memiliki banyak ancaman dan tantangan dan bahwa kebutuhan hidup sehari-hari yang selalu berubah memerlukan penyesuaian psikologis, perilaku, dan fisiologis yang konstan. Oleh karena itu, stress didefenisikan sebagai proses ketika stressor mengancam keselamatan dan kesejahteraan organisme.

Stress diawali dengan reaksi waspada (alarm reaction) terhadap adanya

ancaman yang ditandai oleh proses tubuh secara otomatis, seperti meningkatnya denyut jantung yang kemudian diikuti dengan reaksi penolakan terhadap stressor (hal-hal yang memicu stress) dan akan mencapai tahap exhaution jika individu tidak mampu untuk terus bertahan.

Ketika menghadapi stressor, maka tubuh akan membentuk reaksi secara terpadu untuk menghadapi stressor. Hormon kortisol akan mengkoordinasi seluruh sistem dalam tubuh (jantung, paru-paru, peredaran darah, metabolisme tubuh, sistem kekebalan tubuh) untuk bereaksi terhadap stressor.

Oleh sebab itu ketika stress, maka denyut jantung naik secara mendadak, pernapasan semakin cepat, dan paru-paru mengambil oksigen lebih banyak. Jadi, saat stress jantung akan berdebar-debar dan tubuh akan mengaktifkan sistem kekebalan tubuh di kulit, sumsum tulang dan kelenjar limfe untuk lebih siaga. Aliran darah di kulit juga akan dikurangi dan dialihkan ke organ lain yang lebih penting, sehingga kulit akan mengeluarkan keringat dingin dan temperature di tangan akan turun.

3.6.2 Jenis Stresor

(2)

stressor imunologis. Stresor dapat menyenangkan (eustress), seperti pada kasus pernikahan atau kelulusan, atau tidak menyenangkan (distres), seperti kehilangan pekerjaan. Walaupun pajanan stress yang kadang-kadang terjadi dapat memberikan stimulasi dan tantangan intelektual, stress yang berkepanjangan menantang kemampuan tubuh untuk mempertahankan homeostatis fisik dan emosional dan dikaitkan dengan respon tubuh negatif. Homeostatis didefenisikan oleh Walter B. Cannon sebagai pemeliharaan lingkungan internal fisiologis. Stresor mengancam kemampuan tubuh untuk mempertahankan homeostatis fisiologis. Tubuh berespons terhadap setiap perubahan kondisi internal dengan berbagai reflex yang dirancang untuk mengembalikannya ke keadaan sebelumnya.

3.6.3 Penyakit Terkait Stres

Stres dapat memengaruhi fungsi beberapa sistem dan proses dalam tubuh, termasuk sistem imun, kardiovaskular, reproduksi serta penceranaan dan metabolisme. Kulit juga dapat memperihatkan tanda stress dan sistem saraf pusat adalah penghubung integral dalam mengenal dan berspons terhadap semua stressor.

- Peningkatan blood marker penyakit arteri coroner 2. Gangguan Vaskular Perifer atau Sentral

(3)

- Penyakit inflamasi usus

- Penggunaan obat ( merokok, alcohol) - Tidak dapat tidur

(4)

apakah sedang duduk atau bergerak, penggunaan obat dan bahkan suhu udara. Bahkan emosi dapat mempengaruhi denyut jantung.

Denyut nadi adalah berapa kali arteri berdenyut permenit yang sebagai dampak dari berdenyutnya jantung. Frekuensi denyut nadi akan sama persis dengan detak jantung, tekanannya juga akan menggambarkan tingkat kontraksi jantung, karena kontraksi jantung ini menyebabkan peningkatan tekanan darah dan denyut nadi di arteri. Berikut daftar detak jantung normal permenit saat istirahat:

Usia 1 – 11 bulan: 80-160 detak jantung per menit. Usia 1 – 2 tahun: 80-130 detak jantung per menit. istirahat bisa lebih sedikit dari 60 kali per menit, mungkin bisa hanya 40 denyut per menit. Denyut jantung normal juga akan bervariasi, yakni akan meningkat pada saat olahraga, suhu tubuh naik, posisi tubuh (seperti untuk sementara waktu setelah berdiri dengan cepat), dan emosi (seperti kecemasan dan bergairah). Detak Jantung Tidak Normal Sejumlah kondisi dapat mempengaruhi detak jantung menjadi tidak normal. Gangguan pada detak jantung tidak normal disebut aritmia yang menyebabkan jantung berdetak terlalu cepat, terlalu lambat atau dengan irama yang tidak teratur, sebagai berikut: Takikardia berarti jantung berdetak terlalu cepat pada saat istirahat (biasanya lebih dari 100 kali per menit). Jika denyut jantung mendekati 150 permenit atau lebih tinggi, maka disebut sebagai takikardia supraventricular (SVT).

(5)

Gambar 2.1 Pemasangan LED infrared sebagai transmitter dan photodiode sebagai receiver

Cahaya Infra merah merupakan cahaya yang tidak tampak. Jika dilihat dengan dengan spektroskop cahaya maka radiasi cahaya infra merahakan nampak pada spektrum elektromagnet dengan panjang gelombang di atas panjang gelombang cahaya merah. Dengan panjang gelombang ini maka cahaya infra merah ini akan tidak tampak oleh mata namun radiasi panas yang ditimbulkannya masih terasa/dideteksi.

Gambar 2.2 LED Infrared

Cahaya infra merah, walaupun mempunyai panjang gelombang yang sangat panjang tetap tidak dapat menembus bahan-bahan yang tidak dapat melewatkan cahaya yang nampak sehingga cahaya infra merah tetap mempunyai karakteristik seperti halnya cahaya yang nampak oleh mata.

Gambar 2.3 Panjang Gelombang Infra Merah

(6)

Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa infra merah memiliki panjang gelombang sekitar 830nm.

Photodioda adalah suatu dioda yang arus reverse-nya berubah bila mendapat penyinaran. Prinsip kerja dari dioda foto adalah apabila sebuah dioda diberi reverse bias, maka akan mengalir arus yang kecil sekali yang disebut arus reverse melalui dioda tersebut, besarnya arus reverse ini tergantung suhu dan intensitas cahaya yang jatuh pada deplection layer-nya. Oleh karena itu, dioda ini harus bisa tembus cahaya agar cahaya dapat mencapai deplection layer-nya sehingga terjadi arus reverse yang besarnya tergantung intensitas cahaya yang menyinarinya.

Gambar 2.4 Photodioda

(7)

Gambar 2.5 Grafik respon photodiode terhadap berbagai panjang gelombang Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa respon terbaik dari photodiode adalah bila menerima cahaya dengan panjang gelombang 800-1000nm dan IR LED memiliki panjang gelombang sekitar 830nm.

3.8 Sensor GSR (Galvanic Skin Response)

GSR adalah sensor yang bisa mengindera dan mengukur tingkat konduktivitas dari kulit yang mana berbeda-beda tergantung tingkat kelembapan kulit (moisture) maupun kadar garam yang terdapat di keringat pada permukaan kulit. Hal menarik yang jadi pusat perhatian adalah bahwa pada dasarnya kelenjar keringat di pegaruhi oleh saraf simpatik dengan demikian berubahnya tingkat emosional seseorang akan mempengaruhi kelenjar keringat pada permukaan kulit dalam mensekresi keringat sehingga berdampak akhir pada peningkatan tingkat konduktifitas kulit. Dengan cara kerja demikian, sensor ini dapat dipergunakan dalam menentukan tingkat psikologis dan fisiologis manusia.

(8)

hampir pada semua kulit tubuh. Kulit tubuh terdiri atas 2 (dua) lapisan, lapisan luar dan lapisan dalam. Lapisan luar tersusun dari sel-sel sisik (scally cell) yang mempunyai resistansi yang tinggi pada keadaan kering, bersih dan tidak sobek. Untuk kulit lapisan dalam, karena adanya cairan tubuh, memiliki resistansi relatif lebih rendah, yakni sekitar 300 Ω.

Jadi jika kulit sedang kering,

resistansi menjadi tinggi dan cukup untuk melindungi dari bahaya sengatan listrik. Tetapi untuk mendapatkan kondisi kulit yang benar-benar kering adalah hal yang jarang dijumpai. Kecenderungannya setiap orang akan mengeluarkan keringat walaupun hanya sedikit. Oleh karena itu dianggap bahwa tubuh selalu basah, resistansi listrik menjadi rendah.

Selain itu, resistansi tubuh juga dipengaruhi oleh jenis kelamin. Wanita dewasa memiliki resistansi tubuh yang berbeda dengan laki-laki dewasa. Resistansi tubuh wanita dewasa lebih rendah dibanding resistansi tubuh laki-laki dewasa. Oleh karena itu arus listrik yang mengalir ke tubuh wanita dewasa cenderung lebih besar.

Dari besarnya nilai resistansi tubuh dapat diketahui nilai konduktansinya. Konduktansi merupakan kebalikan dari resistansi sehingga dapat digunakan rumus:

G = (2.1)

Dimana G = Konduktansi (Siemens) R = Resistansi (Ω)

(9)

Pada sensor ini digunakan lempeng elektroda, karena lempengan elektroda merupakan konduktor sehingga mampu mengalirkan sinyal-sinyal listrik dan tahanan tubuh. Spesifikasi :

1. Tegangan masukan: 5V / 3.3V.

2. Sensitivitas disesuaikan melalui potensiometer.

3. Pengukuran eksternal dengan jari (Wiki Grove-GSR Sensor).

3.9 Sensor Suhu DS18B20

Suhu tubuh adalah ukuran yang digunakan untuk menyatakan kemampuan tubuh dalam melakukan pengaturan terhadap hawa panas tubuh. Rata – rata ukuran suhu tubuh normal berdasarkan kelompok usia :

Suhu normal anak : 36,3 – 37,7 oC Suhu normal bayi : 36,1 – 37,7 oC Suhu normal dewasa : 36,5 – 37,5 oC

Suhu tubuh normal dapat berubah – ubah sepanjang hari. Suhu tubuh terendah terutama terjadi pada pagi hari, suhu tubuh dapat meningkat hingga 0,6 oC pada sore hari. Suhu tubuh juga dapat dipengaruhi oleh aktivitas harian, misalnya pada saat berolahraga di cuaca yang panas, suhu tubuh dapat meningkat 0,6 hingga 1 o

C. Pada wanita yang sedang mengalami ovulasi suhu tubuh juga dapat megalami peningkatan di atas nilai normal.

(10)

Gambar 2.7 Bentuk Fisik DS18B20 Spesifikasi lain dari DS18B20 adalah sebagai berikut:

a. Memiliki kode serial 64-bit yang unik

b. Dapat beroperasi tanpa power supply dari luar

c. Power supply 3-5,5 V. Dapat diperoleh dari aliran data. d. Pengukuraan temperatur dari -55oC - +125oC

e. Resolusi ADC 9 bit

f. Waktu konversi maks 750 ms

Tabel 2.1 Deskripsi Pin DS18B20

Pin Name Fungsi

1 GND Ground

2 DQ Data input/output

3 Vdd Vdd (cadangan). Saat menggunakan mode parasit power Vdd harus dihubungkan terhadap Ground.

(11)

Gambar 2.8 Perbandingan pembacaan suhu oleh sensor LM35 dengan sensor DS18B20 pada suhu kamar

3.10 Penguat Operasional

Penguat operasional (Op Amp) adalah suatu rangkaian terintegrasi yang berisi beberapa tingkat dan konfigurasi penguat diferensial yang telah dijelaskan di atas.Penguat operasional memilki dua masukan dan satu keluaran serta memiliki penguatan DC yang tinggi. Untuk dapat bekerja dengan baik, penguat operasional memerlukan tegangan catu yang simetris yaitu tegangan yang berharga positif (+V) dan tegangan yang berharga negatif (-V) terhadap tanah (ground). Berikut ini adalah simbol dari penguat operasional:

(12)

2.5.1 Karakteristik Ideal Penguat Operasional

Penguat operasional banyak digunakan dalam berbagai aplikasi karena beberapa keunggulan yang dimilikinya, seperti penguatan yang tinggi, impedansi masukan yang tinggi, impedansi keluaran yang rendah dan lain sebagainya. Berikut ini adalah karakteristik dari Op Amp ideal:

1. Penguatan tegangan lingkar terbuka (open-loop voltage gain) AVOL =  2. Tegangan ofset keluaran (output offset voltage) VOO = 0

3. Hambatan masukan (input resistance) RI =  4. Hambatan keluaran (output resistance) RO = 0 5. Lebar pita (band width) BW = 

6. Waktu tanggapan (respon time) = 0 detik 7. Karakteristik tidak berubah dengan suhu

Kondisi ideal tersebut hanya merupakan kondisi teoritis tidak mungkun dapat dicapai dalam kondisi praktis. Tetapi para pembuat Op Amp berusaha untuk membuat Op Amp yang memiliki karakteristik mendekati kondisi-kondisi di atas. Karena itu sebuah Op Amp yang baik harus memiliki karakteristik yang mendekati kondisi ideal. Berikut ini akan dijelaskan satu persatu tentang kondisi-kondisi ideal dari Op Amp.

2.5.1.1 Penguatan Tegangan Lingkar Terbuka

Penguatan tegangan lingkar terbuka (open loop voltage gain) adalah penguatan diferensial Op Amp pada kondisi dimana tidak terdapat umpan balik (feedback) yang diterapkan padanya.Secara ideal, penguatan tegangan lingkar terbuka adalah: AVOL =

=  (2.2)

(13)

Tetapi dalam penerapannya tegangan keluaran VO tidak lebih dari tegangan catu yang diberikan pada Op Amp.Karena itu Op Amp baik digunakan untuk menguatkan sinyal yang amplitudonya sangat kecil.

2.5.1.2 Tegangan Ofset Keluaran

Tegangan ofset keluaran (output offset voltage) VOO adalah harga tegangan keluaran dari Op Amp terhadap tanah (ground) pada kondisi tegangan masukan Vid = 0. Secara ideal, harga VOO = 0 V. Op Amp yang dapat memenuhi harga tersebut disebut sebagai Op Amp dengan CMR (common mode rejection) ideal. Tetapi dalam kondisi praktis, akibat adanya ketidakseimbangan dan ketidakidentikan dalam penguat diferensial dalam Op Amp tersebut, maka tegangan ofset VOO biasanya berharga sedikit di atas 0 V. Apalagi apabila tidak digunakan umpan balik maka harga VOO akan menjadi cukup besar untuk menimbulkan saturasi pada keluaran. Untuk mengatasi hal ini, maka perlu diterapakan tegangan koreksi pada Op Amp. Hal ini dilakukan agar pada saat tegangan masukan Vid = 0, tegangan keluaran VO juga = 0.

2.5.1.3 Hambatan Masukan

Hambatan masukan (input resistance) Ri dari Op Amp adalah besar hambatan di antara kedua masukan Op Amp. Secara ideal hambatan masukan Op Amp adalah tak berhingga. Tetapi dalam kondisi praktis, harga hambatan masukan Op Amp adalah antara 5 k hingga 20 M, tergantung pada tipe Op Amp. Harga ini biasanya diukur pada kondisi Op Amp tanpa umpan balik. Apabila suatu umpan balik negatif (negative feedback) diterapkan pada Op Amp, maka hambatan masukan Op Amp akan meningkat.

(14)

2.5.1.4 Hambatan Keluaran

Hambatan Keluaran (output resistance) RO dari Op Amp adalah besarnya hambatan dalam yang timbul pada saat Op Amp bekerja sebagai pembangkit sinyal. Secara ideal harga hambatan keluaran RO Op Amp adalah = 0. Apabula hal ini tercapai, maka seluruh tegangan keluaran Op Amp akan timbul pada beban keluaran (RL), sehingga dalam suatu penguat, hambatan keluaran yang kecil sangat diharapkan.

Dalam kondisi praktis harga hambatan keluaran Op Amp adalah antara beberapa ohm hingga ratusan ohm pada kondisi tanpa umpan balik. Dengan diterapkannya umpan balik, maka harga hambatan keluaran akan menurun hingga mendekati kondisi ideal.

2.5.1.5 Lebar Pita

Lebar pita (band width) BW dari Op Amp adalah lebar frekuensi tertentu dimana tegangan keluaran tidak jatuh lebih dari 0,707 dari harga tegangan maksimum pada saat amplitudo tegangan masukan konstan.Secara ideal, Op Amp memiliki lebar pita yang tak terhingga.Tetapi dalam penerapannya, hal ini jauh dari kenyataan.

Sebagian besar Op Amp serba guan memiliki lebar pita hingga 1 MHz dan biasanya diterapkan pada sinyal dengan frekuensi beberapa kiloHertz.Tetapi ada juga Op Amp yang khusus dirancang untuk bekerja pada frekuensi beberapa MegaHertz.Op Amp jenis ini juga harus didukung komponen eksternal yang dapat mengkompensasi frekuensi tinggi agar dapat bekerja dengan baik.

2.5.1.6 Waktu Tanggapan

Waktu tanggapan (respon time) dari Op Amp adalah waktu yang diperlukan oleh keluaran untuk berubah setelah masukan berubah. Secara ideal harga waktu respon Op Amp adalah = 0 detik, yaitu keluaran harus berubah langsung pada saat masukan berubah.

(15)

keluaran yang hanya beberapa mikrodetik setelah perubahan masukan tersebut umumnya disertai dengan oveshoot yaitu lonjakan yang melebihi kondisi steady state.Tetapi pada penerapan biasa, hal ini dapat diabaikan.

2.5.1.7 Karakteristik Terhadap Suhu

Sebagai mana diketahui, suatu bahan semikonduktor yang akan berubah karakteristiknya apabila terjadi perubahan suhu yang cukup besar. Pada Op Amp yang ideal, karakteristiknya tidak berubah terhadap perubahan suhu.Tetapi dalam prakteknya, karakteristik sebuah Op Amp pada umumnya sedikit berubah, walaupun pada penerapan biasa, perubahan tersebut dapat diabaikan.

2.5.2 Implementasi Penguat Operasional

Rangkaian yang akan dijelaskan dan dianalisa dalam tulisan ini akan menggunakan penguat operasional yang bekerja sebagai komparator dan sekaligus bekerja sebagai penguat. Berikut ini adalah konfigurasi Op Amp yang bekerja sebagai penguat:

Gambar 2.10 Penguaat non inverting

Gambar di atas adalah gambar sebuah penguat non inverting. Penguat tersebut dinamakan penguat noninverting karena masukan dari penguat tersebut adalah masukan noninverting dari Op Amp.Sinyal keluaran penguat jenis ini sefasa dengan sinyal keluarannya. Adapun besar penguatan dari penguat ini dapat dihitung dengan rumus:

AV =

(2.4)

AV = 1 +

(16)

Sehingga :

VO =1+(

) Vid (2.6)

Selain penguat noninverting, terdapat pula konfigurasi penguat inverting. Dari penamaannya, maka dapat diketahui bahwa sinyal masukan dari penguat jenis ini diterapkan pada masukan inverting dari Op Amp, yaitu masukan dengan tanda “ “.Sinyal masukan dari pengaut inverting berbeda fasa sebesar 1800

dengan sinyal keluarannya.Jadi jika ada masukan positif, maka keluarannya adalah negatif. Berikut ini adalah skema dari penguat inverting:

Gambar 2.11 Penguat inverting Penguatan dari penguat di atas dapat dihitung dengan rumus:

AV =  (2.7)

Sehingga:

VO =  Vid (2.8)

Membuat amp bisa menggunakan gabungan transistor dan juga IC op-amp. IC op-amp dasar adalah LM741, namun yang biasa digunakan adalah IC LM324 yang merupakan gabungan dari 4 buah op-amp.

(17)

IC LM324 merupakan IC Operational Amplifier. IC ini mempunyai tegangan kerja antara +5 V sampai +15V untuk +Vcc dan -5V sampai -15V untuk -Vcc. Adapun definisi dari masing-masing pin IC LM324 adalah sebagai berikut :

a. Pin 1,7,8,14 (Output) merupakan sinyal output.

b. Pin 2,6,9,13 (Inverting Input). Semua sinyal input yang berada di pin ini akan mempunyai output yang berkebalikan dari input.

c. Pin 3,5,10,12 (Non-inverting input). Semua sinyal input yang berada di pin ini akan mempunyai output yang sama dengan input (tidak berkebalikan). d. Pin 4 (+Vcc). Pin ini dapat beroperasi pada tegangan antara +5 Volt

sampai +15 Volt.

e. Pin 11 (-Vcc). Pin ini dapat beroperasi pada tegangan antara -5 Volt sampai -15 Volt.

3.11Mikrokontroler ATMega 8

Mikrokontroler sesuai namanya adalah suatu alat atau komponen pengontrol atau pengendali yang berukuran mikro atau kecil.Sebelum ada mikrokontroler, telah ada terlebih dahulu muncul mikroprosesor. Bila dibandingkan dengan mikroprosesor, mikrokontroler jauh lebih unggul karena terdapat berbagai alasan, diantaranya :

a. Tersedianya I/O

I/O dalam mikrokontroler sudah tersedia sementara pada mikroprosesor dibutuhkan IC tambahan untuk menangani I/O tersebut.IC I/O yang dimaksud adalah PPI 8255.

b. Memori Internal

(18)

Mikrokontroler adalah otak dari suatu sistem elektronika seperti halnya mikroprosesor sebagai otak komputer. Namun mikrokontroler memiliki nilai tambah karena didalamnya sudah terdapat memori dan sistem input/output dalam suatu kemasan IC. Mikrokontroler AVR (Alf and Vegard’s RISC processor) standar memiliki arsitektur 8-bit, dimana semua instruksi dikemas dalam kode 16- bit dan sebagian besar instruksi dieksekusi dalam satu siklus clock. Berbeda dengan instruksi MCS-51 yang membutuhkan 12 siklus clock karena memiliki arsitektur CISC (seperti komputer).

2.6.1 Konfigurasi Pin AVR ATMega 8

Untuk penjelasan pindari AVR ATMega 8 ditunjukkan dalam Gambar di bawah ini:

Gambar 2.13 Konfigurasi Pin ATMega 8

Konfigurasi pin ATMega 8 dengan kemasan 28 pin, dapat dijelaskan fungsi dan masing-masing pin ATMega 8 sebagai berikut :

1. VCC

Suplai tegangan digital. Besarnya tegangan berkisar antara 4,5 – 5,5V untuk ATmega8 dan 2,7 – 5,5V untuk ATmega8L.

2. GND

(19)

3. PORT B

PORT B merupakan jalur data 8bit yang dapat difungsikan sebagai

input/output. Selain itu PORT B juga dapat memiliki fungsi alternatif

seperti yang tertera pada gambar di bawah ini.

Tabel 2.2 Fungsi Port B

4. PORT C

PORT C merupakan jalur data 7bit yang dapat difungsikan sebagai

input/output digital. Fungsi alternatif PORT C antara lain sebagai berikut.

Tabel 2.3 Fungsi Port C

5. PORT D

PORT D merupakan jalur data 8bit yang masing-masing pin-nya juga

(20)

C, PORT D juga memiliki fungsi alternatif seperti terlihat pada gambar

dibawah ini

Tabel 2.4 Fungsi Port D

6. RESET

Pin masukan Reset. Sinyal LOW pada pin ini dengan lebar minimum 1,5 mikrodetik akan membawa mikrokontroler ke kondisi Reset, meskipun clock tidak running. Sinyal dengan lebar kurang dari 1,5 mikrodetik tidak menjamin terjadinya kondisi Reset.

7. AVCC

Pin suplai tegangan untuk ADC, PC3..PC0, dan ADC7..ADC6. Pin ini harus dihubungkan dengan VCC, meskipun ADC tidak digunakan. Jika ADC digunakan, VCC harus dihubungkan ke AVCC melalui low-pass filter untuk mengurangi noise.

8. AREF

Pin Analog Reference untuk ADC. 9. ADC7-ADC6

Analog input ADC. Hanya ada pada ATmega8 dengan package TQFP dan QFP/MLF.

3.12 LCD (Liquid Crystal Display) M1632 16x2 Char.

(21)

Gambar 2.14 LCD

2.7.1 Konfigurasi penyemat LCD

Pada gambar 2.6 diperlihatkan konfigurasi penyemat LCD yang terdiri dari 16 penyemat yang masing-masing penyemat mempunyai fungsi yang berbeda-beda.

Tabel 2.5 Fungsi penyemat LCD M1632 Penyemat Simbol Logika Keterangan

1 Vss - Catu Daya 0 Volt (Ground)

2 Vcc - Catu Daya 5 Volt

3 Vee - Catu daya untuk LCD

4 RS H/L H: Masukan Data, L: Masukan Instruksi 5 R/W H/L H: Baca (Read), L: Tulis (Write)

6 E H/L (L) Enable Signal

7 DB0 H/L Data Bit 0

8 DB1 H/L Data Bit 1

9 DB2 H/L Data Bit 2

10 DB3 H/L Data Bit 3

11 DB4 H/L Data Bit 4

12 DB5 H/L Data Bit 5

13 DB6 H/L Data Bit 6

14 DB7 H/L Data Bit 7

(22)

LCD M1632 mempunyai karakteristik sebagai berikut :

1. 16 karakter, dua baris tampilan kristal cair (LCD) dari matriks titik. 2. Duty Ratio : 1/16.

3. ROM pembangkit karakter untuk 192 tipe karakter

4. Mempunyai dua jenis RAM yaitu, RAM pembangkit karakter dan RAM data tampilan.

5. RAM pembangkit karakter untuk 8 tipe karakter program tulis dengan bentuk 5 x 7 matrik titik.

6. RAM data tampilan dengan bentuk 80 x 8 matrik titik (maksimum 80 karakter).

7. Mempunyai pembangkit clock internal. 8. Sumber tegangan tunggal +5 Volt.

9. Rangkaian otomatis reset saat daya dinyalakan. 10.Jangkauan suhu pengoperasian 0 sampai 50 derajat.

Gambar

Gambar 2.1 Pemasangan LED infrared sebagai transmitter dan photodiode
Gambar 2.4 Photodioda
Gambar 2.5 Grafik respon photodiode terhadap berbagai panjang gelombang
Tabel 2.1 Deskripsi Pin DS18B20
+7

Referensi

Dokumen terkait

Garap gerak sebagai bahan atau materi pokok tari Asmarasih memiliki bentuk gerak tradisi Yogyakarta dan Surakarta yang pada gilirannya merupakan gaya yang berbeda dengan

Tujuan dari penyusunan Laporan Akhir ini adalah untuk memenuhi syarat agar dapat menyelesaikan pendidikan Diploma III pada Jurusan Akuntansi di.. Politeknik Negeri

Laporan Akhir ini disusun untuk memenuhi syarat penyelesaian pendidikan Diploma III pada Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya. Dalarn hal ini penulis

Munakahat ) dan hukum muamalat ( Fiqh Muamalah ) dalam masyarakat muslim Indonesia terdapat perbedaan: hukum keluarga itu memang telah dipraktekkan oleh umat Islam sejak lama

Misalnya, para pekerja seharusnya bekerja pada tempat yang tenang untuk mendapatkan hasil yang baik, akan tetapi lingkungan fisik kerjanya tidak sesuai seperti

keaktifan kunjungan ibu balita dalam kegiatan pemeriksaan balita gizi buruk di Rumah Gizi Dinas Kesehatan Kota Semarang. 3) Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan

Sebelum di terapkan perangkat pembelajaran yang kontekstual dengan sajian multi representasi hasil belajar siswa pada materi intrgral tentu fungsi aljabar

1) Hipotesis diterima, jika F hitung > F tabel, apabila perbandingan tepung beras ketan putih dan tepung beras ketan hitam dan konsentrasi murbei serta interaksinya