• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prevalensi Traumatik Ulser pada Pengguna Piranti Ortodonti Cekat di Klinik PPDGS FKG USU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Prevalensi Traumatik Ulser pada Pengguna Piranti Ortodonti Cekat di Klinik PPDGS FKG USU"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Lesi Ulserasi

Lesi ulserasi oral adalah salah satu keluhan yang paling sering terjadi pada mukosa mulut. Lesi ulserasi pada mukosa oral sering disebabkan karena trauma fisik.1 Penyebab yang paling umum dari lesi-lesi ini adalah faktor mekanis, penyakit menular, neoplasma, serta penyakit autoimun dan hematologi. Ciri klinis utama dari semua kondisi ini adalah adanya ulser yang didefinisikan sebagai hilangnya semua lapisan epitel, dan adanya erosi yang didefinisikan hilangnya permukaan epitel.11

Istilah erosi digunakan untuk kerusakan pada permukaan epitel (Gambar 1B). Erosi memiliki tampilan berwarna merah karena ada sedikit kerusakan pada dasar

lamina propria. Jika kerusakan sampai ketebalan penuh dari epitel, secara khusus

kerusakan tersebut akan tertutup oleh eksudat fibrinous dan kemudian akan memiliki tampilan kekuningan.12

Istilah ulser digunakan pada kerusakan yang terjadi pada epitel dan lamina

propria (Gambar 1A). Ulser memiliki bentuk seperti kawah, adakalanya secara klinis

dibuat lebih jelas oleh adanya edema atau proliferasi yang menyebabkan pembengkakan jaringan di sekitarnya. Halo inflamasi, jika ada, juga menandakan kalau itu ulser, berwarna dasar kuning atau abu-abu dan dikeliliingi warna merah.13

(2)

Gambar 1 A. Ulser. B. Erosi14

2.1.1 Ulser Aftosa Rekuren

Penyebab utama dari Ulser Aftosa Rekuren masih belum diketahui, tetapi penelitian terbaru menunjukkan bahwa respon imun memainkan peran utama dalam patogenesis terjadinya ulser. Terdapat juga beberapa faktor predisposisi seperti trauma, alergi, genetik, gangguan endokrin, stres emosional, kekurangan hematologi, dan AIDS.11,15

(3)

2.1.2 Traumatik Ulser

Traumatik ulser adalah lesi yang paling sering terjadi pada jaringan lunak rongga mulut. Traumatik ulser dapat terjadi karena trauma fisik, termal ataupun kimia, dan sumber trauma biasanya terlihat jelas di dekat lesi.10 Traumatik ulser dapat disebabkan oleh gigi yang tajam atau rusak, tambalan yang kasar, instrumen dental, tergigit, iritasi gigi tiruan, benda asing yang tajam, maupun piranti ortodonti cekat (Gambar 2). Rata–rata traumatik ulser terjadi karena hasil dari trauma yang tidak terduga dan umumnya muncul di daerah yang berhadapan dengan gigi seperti pada bibir, lidah, dan mukosa bukal.4,11

Traumatik ulser bisa juga iatrogenik yaitu disebabkan secara tidak sengaja oleh seorang praktisi kesehatan melalui perawatan medis atau dengan prosedur diagnostik yang salah. Manipulasi jaringan yang terlalu berlebihan atau terlalu berkonsentrasi dalam mengobati jaringan terutama keras dapat mengakibatkan kecelakaan dan cedera yang sebenarnya bisa dihindari pada jaringan lunak. Traumatik ulser dapat disebabkan karena tidak menggunakan cotton rolls atau isolasi jaringan yang kurang baik, tekanan negatif dari saliva ejector, atau dengan menusuk mukosa secara tidak sengaja dengan instrumen dental.16

(4)

Gambar 2. Traumatik ulser pada pengguna piranti cekat16

2.1.3 Pengaruh Pemakaian Piranti Ortodonti Cekat terhadap Terjadinya Traumatik Ulser

Selama perawatan ortodonti, baik jaringan intra oral dan ekstra oral berisiko mengalami kerusakan. Piranti ortodonti dengan alat cekat banyak menggunakan komponen yang dapat memicu terjadinya trauma pada jaringan lunak rongga mulut.4,8 Komponen seperti archwire dan bracket pada saat adaptasi dapat mempengaruhi keadaan mukosa mulut. Menurut penelitian Mei dkk., bahwa pada saat adaptasi alat, terlihat adanya perubahan pada mukosa mulut berupa hiperplasia dan hiperkeratosis epitel ringan sebagai respon dari stimulus mekanik dari alat ortodontik. Perubahan ini terjadi sampai proses epitel renewal berlangsung dalam 25 hari.17

(5)

Periode awal penggunaan piranti ortodonti, keadaan gigi belum mengalami perubahan dan masih tidak beraturan (gigi torsiversi, bukoversi atau labioversi) sehingga komponen piranti dapat beresiko menyebabkan terjadinya traumatik ulser. Selain itu, piranti yang dibuat dengan kurang baik dan pasien yang tidak kooperatif dapat menimbulkan risiko trauma pada mukosa mulut dan akan menimbulkan traumatik ulser.4,7

2.2 Maloklusi 2.2.1 Definisi

Maloklusi adalah suatu bentuk penyimpangan dari letak gigi dan atau kesalahan hubungan antara lengkung gigi (rahang) di luar rentang kewajaran yang dapat diterima. Maloklusi juga bisa merupakan variasi biologi sebagaimana variasi biologi yang terjadi pada bagian tubuh yang lain. Terdapat bukti bahwa prevalensi maloklusi meningkat, peningkatan ini sebagian dipercayai sebagai suatu proses evolusi yang diduga akibat meningkatnya variabilitas gen dalam populasi yang bercampur dalam kelompok ras atau bisa juga dikatakan bahwa maloklusi merupakan keadaan yang menyimpang dari oklusi normal.19 Banyak komponen yang terlibat pada perkembangan oklusi. Beberapa yang paling penting adalah:20

• Ukuran maksila • Ukuran mandibula • Bentuk lengkung rahang • Ukuran dan morfologi gigi • Jumlah gigi yang ada • Morfologi jaringan lunak • Kebiasaan buruk.

2.2.2 Etiologi Maloklusi

(6)

Penguasaan ilmu tentang faktor etiologi maloklusi memungkinkan dokter gigi melakukan tindakan perawatan secara tepat dan efektif.21

Kondisi maloklusi pada umumnya disebabkan oleh faktor genetik yang mengakibatkan ketidakseimbangan antara ukuran rahang dengan ukuran gigi secara keselurahan.18 Namun dalam hal ini faktor lokal juga mempengaruhi etiologi dari maloklusi.19 Grabber telah mengenalkan klasifikasi faktor etiologi maloklusi dan membaginya ke dalam dua kelompok yaitu faktor umum dan faktor lokal. Faktor lokal yang merupakan etiologi maloklusi terdiri dari anomali jumlah gigi, anomali ukuran gigi, anomali bentuk gigi, frenulum labial yang abnormal, premature loss gigi desidui, retensi gigi desidui yang berkepanjangan, erupsi gigi permanen yang terlambat, arah erupsi yang abnormal, ankilosis, karies dan restorasi yang tidak baik. Faktor umum yang merupakan etiologi maloklusi terdiri dari herediter, kongenital, lingkungan, keadaan dan penyakit metabolik, nutrisi, kebiasaan buruk dan kelainan fungsional, postur dan trauma.22,23

2.3 Ortodonti

Perawatan ortodonti adalah suatu bentuk perawatan kedokteran gigi yang berperan penting dalam memperbaiki susunan gigi sehingga dapat meningkatkan kemampuan mastikasi, fonetik, estetik, dan bermanfaat pada kesehatan umum dan mulut, kenyamanan individu dan rasa percaya diri, serta memiliki peran positif dalam meningkatkan kualitas hidup. Perawatan ortodontik, pada dasarnya adalah suatu upaya yang diberikan untuk mengadakan koreksi terhadap struktur dentofasial yang sedang tumbuh atau sudah dewasa. Upaya yang diberikan antara lain menggerakkan gigi, penyelarasan oklusal dan penyesuaian relasi rahang.24

(7)

2.3.1 Ortodonti Lepasan

Piranti ortodonti lepasan merupakan piranti yang digunakan dalam perawatan ortodonti yang dapat dipasang dan dilepas sendiri oleh pasien.26 Piranti ortodonti lepasan telah banyak digunakan untuk memperbaiki masalah maloklusi dan untuk retensi setelah perawatan. Sikap koperatif pasien merupakan hal yang sangat penting untuk keberhasilan perawatan, terutama ketika piranti ortodonti lepasan digunakan.27

Piranti ortodonti lepasan memiliki 4 komponen utama yaitu komponen aktif, komponen retensi, plat dasar (baseplate), dan komponen penjangkaran (Gambar 3). Komponen aktif merupakan bagian-bagian dari piranti lepasan yang secara aktif dapat menghasilkan suatu gaya untuk menggerakkan gigi. Komponen retensi merupakan komponen yang menjaga stabilitas dan retensi dari piranti ortodonti lepasan. Plat dasar (baseplate) merupakan bagian yang mendukung komponen-komponen yang lain. Komponen penjangkaran merupakan komponen-komponen-komponen-komponen yang memberikan ketahanan terhadap kekuatan-kekuatan reaksioner yang dihasilkan oleh komponen aktif dari piranti ortodonti lepasan.28

(8)

Alat lepasan menghasilkan pergerakan gigi yang terbatas. Alat lepasan pada umumnya menghasilkan pergerakan tipping dari gigi, tetapi dapat juga menghasilkan pergerakan intrusi, ekstrusi dan rotasi dimana tidak seefektif dari alat cekat sedangkan pergerakan bodily atau torque sulit atau tidak mungkin dihasilkan.29

Penggunaan piranti ortodonti lepasan memiliki beberapa keuntungan yaitu dapat dilepas sehingga mudah dibersihkan, penjangkaran vertikal dan horizontal lebih baik karena baseplate palatal, dapat melakukan pengurangan overbite yang lebih efisien pada anak yang sedang tumbuh, dapat menyalurkan gaya ke seluruh permukaan piranti. Selain keuntungan, terdapat juga kerugian pada piranti ortodonti lepasan yaitu piranti dapat dilepas sehingga bisa diabaikan, gerakan yang memungkinkan hanya gerakan tilting, mempengaruhi pengucapan, memerlukan teknisi dalam pembuatan, gerakan intermaksilari sulit dicapai, tidak efisien untuk pergerakan banyak gigi, piranti lepasan pada rahang bawah sulit ditolerir.30

2.3.2 Ortodonti Cekat

Piranti ortodonti cekat adalah perangkat yang dipasang dan dicekatkan ke gigi oleh operator dengan menggunakan sistem perlekatan (bonding) dan tidak dapat dilepas oleh pasien.6 Sebagian besar peran pasien selama perawatan ditiadakan dalam penggunaan piranti ortodonti cekat. Penggunaan piranti ortodonti cekat memiliki beberapa keuntungan, diantaranya:

a. Piranti ortodonti cekat sangat serbaguna dan dapat digunakan untuk sebagian besar maloklusi.31

b. Piranti ortodonti cekat dapat menggerakkan gigi dengan berbagai jenis gerakan yaitu gerakan tipping, rotasi, bodily, torque, dan vertikal baik ekstrusi maupun intrusi.29

c. Beberapa gerakan gigi secara simultan dapat dicapai, selalu memperoleh hasil perawatan yang lebih baik daripada piranti lepasan.32

(9)

e. Piranti cekat memiliki kontrol yang lebih baik atas penjangkaran.31 Meski begitu, walaupun memiliki banyak keuntungan, piranti ortodonti cekat juga memiliki beberapa kerugian, yaitu diantaranya:

a. Pemeliharaan kebersihan mulut yang menjadi lebih sulit. Piranti cekat memiliki bracket yang melekat pada permukaan gigi, semakin besar area yang tertutup oleh bracket, semakin besar kompleksitas dari komponen lainnya, hal itu membuat pasien semakin sulit untuk membersihkan gigi. Plak dan sisa-sisa makanan cenderung menumpuk di sekitar perlekatan dan pembersihan gigi menjadi lebih sulit bagi pasien.33

b. Operator memerlukan pelatihan khusus untuk memasang piranti ortodonti cekat dan piranti ortodonti cekat selalu ditangani oleh ortodontis, jika tidak, ada kemungkinan menghasilkan gerakan gigi yang merugikan.

c. Piranti yang rusak dan salah pergerakan tidak dapat diperbaiki oleh pasien. d..Piranti ortodonti cekat secara ekonomis jauh lebih mahal dibandingkan dengan piranti ortodonti lepasan.31

e. Piranti ortodonti cekat dapat menyebabkan terjadinya trauma pada jaringan lunak rongga mulut, ulserasi mukosa atau hiperplasia, chemical burns (berkaitan dengan penggunaan etsa), cedera termal, dan trauma karena instrumen dental saat pemasangan atau kontrol.24

2.3.2.1 Komponen Ortodonti Cekat

Piranti ortodonti cekat terdiri dari beberapa komponen yang menyusunnya, ada komponen aktif yaitu komponen yang memberikan gaya dan menyebabkan pergerakan dan ada juga komponen pasif yaitu komponen yang tidak memberikan gaya tetapi mempertahankan posisi dari piranti itu sendiri (Gambar 4), terdapat juga komponen tambahan pada piranti ortodonti cekat.30 Komponen–komponen tersebut yaitu:

1. Komponen Pasif

Bracket bertindak sebagai pegangan untuk mengirimkan gaya dari

(10)

Band merupakan cincin stainless steel yang disemen pada gigi. Band

membungkus setiap gigi untuk memberikan penjangkaran pada bracket.

Band membantu memperbaiki berbagai perlekatan ke gigi.34

Buccal tube sebagai pengunci yang biasanya dipasang pada gigi molar. Lingual button untuk mengikatkan rubber elastics dan kawat ligatur. Lock pin berfungsi untuk mengunci archwire dengan aman.

Ligature tie adalah kawat halus yang mempertahankan posisi archwire

agar tidak berubah posisi.31

2. Komponen Aktif

Archwire merupakan kawat yang bentuknya sesuai dengan tulang

alveolar atau lengkung gigi berfungsi sebagai sumber kekuatan dalam mengoreksi penyimpangan posisi gigi. Sebuah archwire juga dapat digunakan untuk mempertahankan posisi gigi yang ada, dalam hal ini memiliki tujuan retentif.31

Spring, biasanya ditempatkan pada archwire diantara bracket untuk

mendorong, menarik, membuka atau menutup ruang antara gigi.34

Elastic digunakan untuk menutup ruang, untuk memperbaiki open bite,

perawatan cross bite, mengkoreksi hubungan antar lengkung rahang.

Separator digunakan untuk membuka interdental yang rapat.31

3. Komponen Tambahan

Lingual Holding Arch (LHA) adalah komponen yang dicekatkan di

(11)

Gambar 4. A. Ligature B. Archwire C. Bracket D. Metal Band E. Elastic

Hooks dan Rubber Bands35

Trans Palatal Arch (TPA) dicekatkan pada molar band dan memiliki

omega loop di palatal. TPA berfungsi untuk ekspansi, rotasi, kontraksi,

dan torsi dari gigi molar.37

Rapid Palatal Expander (RPE) adalah alat cekat yang dapat

mengekspansi rahang atas. RPE digunakan untuk melebarkan rahang atas dengan memanfaatkan sutura tulang rawan. RPE terdiri dari dua

band atau cincin yang dipasang pada gigi molar atas yang melekat pada

kerangka kerja pada palatum. Kerangka tersebut memiliki sekrup yang secara berkala melebar 0,25 mm. Setelah ekspansi selesai, RPE tetap diletakan di mulut selama minimal 3 bulan untuk mengurangi relaps.

Quad Helix merupakan jenis lain dari alat ekspansi cekat yang dapat

memutar gigi molar atas ketika sedang ekspansi. Quad Helix juga digunakan untuk memperbaiki crossbite posterior, dan untuk mendapatkan kembali ruang karena premature loss pada gigi desidui.36

Nance Holding Arch (NHA) terdiri dari cincin stainless steel (band)

(12)
(13)

2.4 Kerangka Teori

`

Ortodonti Lepasan Ortodonti Cekat

Ulser Aftosa Rekuren

Etiologi Definisi

Lesi Ulserasi

Traumatik Ulser

Lesi Imunologis Lesi Reaktif

Komponon Ortodonti Cekat

(14)

2.5 Kerangka Konsep

Variabel penelitian:

• Piranti Ortodonti Cekat

• Traumatik Ulser

Variabel Tak Terkendali :

• Jenis Maloklusi

• Komponen Cekat yang Dipakai

• Mekanoterapi yang Digunakan Variabel Terkendali :

Gambar

Gambar 1 A. Ulser. B. Erosi14
Gambar 2. Traumatik ulser pada pengguna piranti cekat16
Gambar 3. Piranti ortodonti lepasan28
Gambar 4.  A. Ligature  B. Archwire C. Bracket  D. Metal Band  E. Elastic      Hooks dan Rubber Bands35

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan perangkat pembelajaran berbasis Self-Regulated Learning yang layak digunakan dalam pembelajaran Biologi SMA

Jika banyak siswa 140 orang, maka banyak siswa yang gemar matematika adalah ..... Modus data tersebut

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan bahwa aplikasi pemodelan dan visualisasi tingkat kekeringan di wilayah Kabupaten Klaten

Jika diambil secara acak sebuah kelereng dari kaleng tersebut, maka peluang kelereng yang terambil berwarna putih adalah .... Sebuah dadu dilambungkan

Jika panjang jari-jari lingkaran P lebih pendek dari jari-jari lingkaran Q, maka panjang jari-jari lingkaran dengan pusat Q adalah ..... Besar sudut nomor 3

Sedangkan batasan masalah dalam penelitian ini antara lain adalah: (1) sistem informasi yang dibangun berbasis web menggunakan framework Laravel, (2) kriteria yang dipake sesuai

Teknis Usaha Pembuatan Tempe milik Bapak Joko Sarwono masih merupakan industri rumah tangga dalam pelaksanaan kegiatan pengolahan tempe dilakukan secara tradisional

Dalam penelitian ini dibatasi sampai menghasilkan produk saja yaitu sampai menghasilkan Rencana Strategis Peningkatan Mutu Layanan Perpustakaan Sekolah di SMA