• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fashion Distro (Studi Deskriptif Konsep Pakaian Distro di Jalan Dr. Mansyur Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Fashion Distro (Studi Deskriptif Konsep Pakaian Distro di Jalan Dr. Mansyur Medan)"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

PERKEMBANGAN FASHION DISTRO

2.1. Sejarah perkembangan fashion di Indonesia

Fashion di Indonesia telah berkembang dengan baik sejak tahun 1960

ditandai dengan munculnya Non Kawilarang dam Peter Sie. Dalam

perkembangan awalnya fashion Indonesia cenderung meniru gaya barat baik

dalam bahan yang digunakan atau desain. Secara usia, orang tua Indonesia

umumnya lebih nyaman dengan kostum tradisional seperti kebaya, terutama untuk

menghadiri acara khusus, berbeda dengan usia muda yang lebih sering tampil

dengan mode gaya barat atau gaya busana Korea. Sejak saat itu busana tradisional

secara harmonis berkembang sama baiknya dengan desain gaya barat hingga saat

ini.

Tahun 1970 merupakan awal kemunculan dari Iwan Tirta, Harry

Dharsono, Prajudi, Poppy Dharsono dan Ramil yang telah memberikan signal

dalan dunia fashion Indonesia kepada dunia internasional melalui penciptaan

mereka dan parade fashion didalam maupun diluar negeri. Dalam dekade tersebut,

dunia fashion Indonesia mencatat kemajuan yang cukup besar. Upaya dan kerja

keras dari para desainer muda didukung oleh terbitnya majalah wanita “Femina”,

majalah wanita baru yang dimulai penerbitan pada tahun 1972, yang banyak

memberikan perhatian serius terhadap dunia mode dengan menghadirkan berita

trend fashion dunia, sehingga memberikan spektrum yang lebih luas untuk fashion

(2)

Pia Alisjahbana merupakan wanita yang berpengaruh dalam mengelola

majalah tersebut dan memprakarsai lomba fashion desainer pertama tahunan pada

tahun 1979. Acara ini menjadi peristiwa penting yang berhasil mencetak banyak

desainer muda berbakat seperti Samuel Wattimena, Chossy Latu, Carmanita,

Edward Hutabarat, dan Stephanus Hamy, menambah daftar desainer yang ada

seperti Arthur Harland, Susan Budiarjo, Thomas Sigar, Dandy Burhan, Adrianto

Halim, Corrie Kastubi, Ghea Panggabean, Biyan, Raizal Rais dan Itang Yunaz.

Nama mereka telah menjadikan titik sejarah untuk pengembangan fashion

Indonesia. Pada masa itu, peluang besar bagi perancang busana untuk

mengembangkan design-nya didukung oleh pemerntah Indonesia.

Pada tahun 1990-an ketika isu-isu globalisasi dan perkembang teknologi

mediamodern, seperti internet, mempermudah para desainer untuk mengakses

berita mengenai perkembangan dunia fashion dan trend telah banyak membantu

para desainer dalam menciptakan variasi fashion terutama dalam mengadopsi

gaya barat yang glamour.

Pada tahun 2000-an nama-nama baru lebih memperkaya daftar panjang

desainer berbakat Indonesia yang memiliki karakteristik tersendiri dan gaya

independen seperti Adrian Gan, Obin, Kiata Kwanda, Sally Koeswanto, Tri

Handoko, dan Irsan. Sementara yang lain membuat desain gaya berat, Edward

Hutabarat dan Anne Avantie mendedikasikan kreasi mereka dengan mendesign

(3)

busana tradisonal Indonesia terlahir kembali dan dicintai oleh kalangan muda

sehingga mereka lebih menghargai seni tradisonal.29

2.2. Sejarah dan perkembangan fashion Distro di Indonesia

Distro merupakan salah satu industri kreatif yang menjual produk pakaian

dengan fashion tersendiri yang menjadi citra distro pada kalangan masyarakat.

Distro di Indonesia berkembang sebagai sebuah toko yang menjual produk

pakaian yang dititipkan oleh sebuah merek pakaian yang memproduksi pakaian

dengan fashion yang bergerak dan berkembang pada distro. Sebagai salah satu

pusat penjualan produk fashion, distro identik dengan fashion urban culture

dengan model pakaian streetwear yang identik dengan kegiatan urban

diperkotaan, seperti skateboard, BMX, atau genre musik tertentu seperti genre rap,

metal, rock, deathmetal dan aliran musik lainnya melekat dengan fashion Distro.

Perkembangan Distro berawal pada sebuah studio musik, Reverse di

daerah Sukasenang sekitar tahun 1994. Semula Richard (mantan drummer Pas

Band), Helvi, dan Didit kemudian dikenal dengan Dxxxt (3 orang pendiri pertama

dari Reverse), hanya memasarkan produk-produk spesifik yang terutama diminati

oleh komunitas penggemar musik rock dan skateboard. Reverse kemudian mulai

29

(4)

menjual CD, kaset, poster, artwork30, aksesoris, kaos atau t-shirt, termasuk

barang- barang impor maupun barang buatan lokal lainnya.31

Dalam perkembangannya, eksplorasi desain clothing anak-anak muda

Bandung, banyak juga dipengaruhi oleh gaya street fashion Jepang yang terasa

lebih eklektik

Untuk membesarkan bisnis yang semula dibangun berdasarkan hobi, butuh

kedisiplinan tinggi dalam mengelolanya. Bagi clothing company yang muncul

belakangan, idealisme dan keterbatasan modal menjadi tantangan yang harus

disiasati lebih keras lagi. Karena secara bisnis, mereka harus berhadapan dengan

clothing teman-temannya yang muncul dan mapan lebih dulu. Dari segi pengembangan desain, tidak banyak juga yang melakukan riset dan

pengembangan desain secara serius. Akibat dari boom clothing di tahun 2003,

follower yang muncul belakangan, banyak yang asal jiplak desain-desain yang sudah ada. Karena untuk membangun sebuah karakter desain yang kuat

dibutuhkan waktu dan proses yang lama.

32

30 Artwork adalah hasil karya seni berupa lukisan, patung dan benda-benda visual lainnya.

dan baliknya. Persoalan ketiadaan infrastruktur dan ketidak

jelasan pengaturan tata guna lahan di Bandung untuk kawasan komersial,

menyebabkan nilai ekonomi lahan semakin mahal dan tak terjangkau dalam

mengembangkan usaha yang selama ini mereka jalankan. Pada akhirnya,

dukungan yang digembar-gemborkan pemerintah untuk mendukung industri kecil

(diakses pada

tanggal 17 September 2016)

(5)

menengah dan membangun kecintaan akan produk dalam negeri, hanya menjadi

jargon33

Dari yang semula hanya didatangi oleh penggemar musik rock dan

komunitas skateboard, Reverse mulai didatangi oleh beberapa kelompok yang

berasal dari komunitas yang lain. Dari yang meminati musik pop, metal, punk,

hardcore, sampai pada kelompok skateboard, BMX, surfing atau peselancar dan lain sebagainya. Saat krisis ekonomi terjadi pada tahun 1998, bisnis yang dijalani

Reverse, mengalami masa sulit sampai akhirnya tutup. Mereka tak mampu lagi

membeli barang-barang dari luar negeri karena nilai mata uang dolar terhadap belaka.

Disadari atau tidak, clothing industry yang muncul dan berkembang, justru

memicu perkembangan industri-industri kecil baru yang juga berbasis kreatifitas.

Secara organik, infrastruktur pendukungnya, bermunculan satu persatu. Wajar

saja, jika kemudian tawaran yang datang tiba-tiba ini, disikapi dengan membentuk

forum komunikasi yang bertujuan untuk memperkuat dan saling mendukung satu

sama lain. Banyak persoalan baik internal maupun eksternal yang selama ini harus

disiasati dan dipecahkan sendiri oleh mereka. Karena itu, tawaran pemerintah,

seperti sesuatu yang to good to be true. Mereka bukannya resistan terhadap niat

baik pemerintah, namun yang mereka harapkan adalah kejelasan dalam proses

negosiasi dimana posisi tawar kedua belah pihak bisa berjalan dengan seimbang.

Perspektif kemandirian, kemudian menjadi prinsip yang selalu dimaknai kembali

oleh mereka.

33

Jargon adalah kosakata khusus yang digunakan dalam bidang kehidupan atau lingkungan

(6)

mata uang rupiah melambung tinggi dan tak terjangkau. Namun kondisi sulit ini

justru melahirkan fase baru dalam perkembangan clothing industry Bandung.

Kurangnya modal untuk membeli barang-barang dari luar, membuat daya

kreatifitas kedua pemuda ini diasah. Ketika itu mereka berpikir, untuk dapat

menghasilkan kaos sesuai dengan keinginan mereka. Transformasi Reverse

sebagai clothing company, dimotori oleh Dxxxt pada bulan Februari 2004.

Reverse kemudian menjelma menjadi label yang memfokuskan dirinya pada

fashion untuk pria. Urban Culture yang menjadi keseharian tim kreatifnya,

menjadi inspirasi dalam desain produk-produk Reverse. Helvi vetaran Reverse,

kemudian membangun clothing label bernama Airplane yang memulai usahanya

pada tahun 1997.

Sementara kegemaran skateboard, bmx dan surfing yang ditekuni Dandhy

dan teman-temannya, justru memotivasi mereka untuk membuat produk-produk

yang mendukung hobi yang mereka cintai. Bukan hal yang mudah untuk

menemukan fashion penunjang kegiatan surfing di Bandung pada saat itu. Maka

tahun 1996, dari rumah di dago 347 Bandung, mereka mulai memproduksi

barang-barang yang menunjang hobi mereka untuk digunakan sendiri. Ternyata

apa yang mereka pakai, menarik perhatian teman-teman mereka.

Seperti halnya Airplane, dengan modal patungan seadanya mereka mulai

memproduksi barang- barang yang mereka desain untuk kebutuhan hobi mereka

itu, untuk dijual di kalangan teman-teman mereka sendiri dengan label ‘347

boardrider co.’ Toko pertamanya dibuka pada tahun 1999 dan diberi nama ‘347

(7)

Demikian pula Ouval yang muncul di tahun 1998. Masih di tahun 1996,

Dadan Ketu bersama delapan orang temannya yang lain membentuk sebuah

kolektif yang diberi nama Riotic. Kesamaan minat akan ideologi punk,

menyatukan ia dan teman-temannya. Riotic menjadi label kolektif yang

memproduksi sendiri rilisan musik-musik yang dimainkan oleh komunitas

mereka, menerbitkan zines, dan membuka sebuah toko kecil yang menjadi

distribusi outlet produk kolektif yang mereka hasilkan. Riotic juga dikenal

konsisten dalam mendukung pertunjukan- pertunjukan musik punk rock dan

underground yang saat itu kerap diselenggarakan di Gelora Saparua Bandung.

Ketika masa kekuasaan Orde Baru berakhir, kehidupan sosial politik

Indonesia mengalami banyak perubahan di era reformasi. Masyarakat

memperlihatkan pola relasi yang baru dengan ruang-ruang publik yang ada.

Beragam aktivitas dan perayaan dilakukan di jalan. Jalanan seperti Dago, menjadi

catwalk publik yang mengundang siapa pun yang datang untuk menampilkan gaya dandanan mereka. Individu kemudian mendapat ruang untuk mengekspresikan

diri. Saat itu, banyak pertunjukan-pertunjukan musik yang kemudian disponsori

oleh clothing company yang mulai memiliki kemampuan ekonomi. Perkembangan

musik dan juga street fashion mendorong pertumbuhan distro.

Untuk membesarkan bisnis yang semula dibangun berdasarkan hobi, butuh

kedisiplinan tinggi dalam mengelolanya. Bagi clothing company yang muncul

belakangan, idealisme dan keterbatasan modal menjadi tantangan yang harus

disiasati lebih keras lagi. Karena secara bisnis, mereka harus berhadapan dengan

(8)

pengembangan desain, tidak banyak juga yang melakukan riset dan

pengembangan desain secara serius. Akibat dari boom clothing di tahun 2003,

follower yang muncul belakangan, banyak yang asal jiplak desain-desain yang sudah ada. Karena untuk membangun sebuah karakter desain yang kuat

dibutuhkan waktu dan proses yang lama.

Dalam

Bandung, banyak juga dipengaruhi oleh gaya street fashion Jepang yang terasa

lebih eklektik dan baliknya. Persoalan ketiadaan infrastruktur dan ketidak jelasan

pengaturan tata guna lahan di Bandung untuk kawasan komersial, menyebabkan

nilai ekonomi lahan semakin mahal dan tak terjangkau dalam mengembangkan

usaha yang selama ini mereka jalankan. Pada akhirnya, dukungan yang

digembar-gemborkan pemerintah untuk mendukung industri kecil menengah dan

membangun kecintaan akan produk dalam negeri, hanya menjadi jargon belaka.

Sadari atau tidak sadar, clothing industri yang muncul dan berkembang justru

memicu perkembangan industri-industri kecil baru yang juga berbasis kreatifitas.

Secara organik, infrastruktur pendukungnya, bermunculan satu persatu.

Wajar saja, jika kemudian tawaran yang datang tiba-tiba ini, disikapi dengan

membentuk forum komunikasi yang bertujuan untuk memperkuat dan saling

mendukung satu sama lain. Banyak persoalan baik internal maupun eksternal yang

selama ini harus disiasati dan dipecahkan sendiri oleh mereka. Karena itu, tawaran

pemerintah, seperti sesuatu yang to good to be true. Mereka bukannya resistan

terhadap niat baik pemerintah, namun yang mereka harapkan adalah kejelasan

(9)

dengan seimbang. Perspektif kemandirian, kemudian menjadi prinsip yang selalu

dimaknai kembali oleh mereka.

Ketika kemandirian berarti memulai impian besar dengan langkah-langkah

kecil dengan patungan modal seadanya. Juga ketika usaha ini berkembang dan

mendapatkan perhatian, kemandirian berarti membangun posisi tawar mereka

ketika bertarung dengan banyak kepentingan- kepentingan lain, pemerintah salah

satunya. Pada saat banyak orang kemudian mengeluh, bahwa produk clothing

menjadi seragam, waktu yang akan membuktikan mana yang kemudian konsisten

menjalani proses eksplorasi terus menerus untuk menemukan kematangan produk

atau malah inovasi-inovasi baru dan mana yang kemudian hilang seperti

merek-merek Bandung yang memudar dan tak dikenal orang seperti yang dikawatirkan

Agus Gustiar.

Setidaknya sampai hari ini, setelah satu dekade yang panjang mereka

berproses terus menerus, kekawatiran itu tidak terbukti. Yang paling keren

sekarang anak-anak muda tidak gengsi dan malu lagi pake produk lokal. Karya

anak muda Bandung dihargai orang dari mulai yang naik angkot sampai mobil

mewah. Kini, industri distro sudah berkembang, bahkan dianggap menghasilkan

produk-produk yang memiliki kualitas ekspor. Pada tahun 2007 diperkirakan ada

sekitar 700 unit usaha distro di Indonesia, dan 300 lebih distro di Bandung.34

34

(10)

2.3. Sejarah perkembangan fashion Distro di Kota Medan

Distro tertua di Kota Medan adalah Kontjo Khabe. Berawal dari sekedar

tempat berkumpul. Berawal dari sekedar tempat berkumpul, kreativitas seni yang

tertuang sepakat dijadikan komersil. Souvenir, sticker, spanduk dan berbagai

lainnya dijadikan produk jualan. Melihat minat konsumen yang cukup potensial,

mereka menambah ragam dagangan dengan pakaian, aksesoris yang bernilai

fashion selain menerima pesanan seperti sablon dan sticker timbul.

Survei ke Bandung merupakan langkah pertama yang dilakukan oleh

Kontjo Khabe. Berkenalan dengan teman-teman yang berbisnis distro di Parisj van Java, menjadi pembuka kesempatan berbisnis serupa di Medan, pionir-pionir mulanya lahir dari Kontjo Khabe membuka Distro Kontjo One Brother’s, koleksi

distro ini beragam dipenuhi aksesoris keren yang kini dikelola oleh Rahmad dan

Zufrizal di kawasan Halat.

Untuk kawasan Kota Medan selain Halat sebagai lokasi berdrinya distro

tertua di Kota Medan, terdapat Kawasan Jalan Dr. Mansyur. Belakangan tren

penjualan produk bergaya street memang lagi familiar di Kota Medan. Seperti

halnya Dr. Mansyur, Medan yang notabene dekat dengan Universitas Sumatera

Utara yang kini menjadi “sarang” dari distro-distro atau dealer resmi

produk-produk bercirikan anak muda.35

Selain kawasan Halat yang sudah lebih dahulu melahirkan distro tertua di

Kota Medan yang terdapat pada Distro Kontjo Khabe, para pelaku usaha sejenis

berlomba-lomba membuka distro untuk bersaing dengan distro yang telah ada.

35

(11)

Kemudian para pelaku usaha distro membuka kawasan Jalan Dr. Mansyur yang

notabene kawasan tersebut dekat dengan Universitas Sumatera Utara dan sekolah,

sehingga sesuai dengan target pasar pada kalangan anak muda.

Satu diantaranya adalah Rumah Sepatu yang berdiri sejak 2009 dan

menjadi pionir pada kalangan anak muda Kota Medan untuk memenuhi hasrat

membeli sepatu yang modern dan mengikuti tren. Merek yang familiar dikalangan

mahasiswa dan siswa seperti Vans, Nike, Zara, Fred Perry yang didatangkan dari

China, Vietnam, Korea menjadi beberapa merek yang dipasarkan disamping

produk dari merek dalam negeri.

2.3.1. Sejarah dan Gambaran Umum Distro SnugxRaw

Distro SnugxRaw didirikan oleh seorang pria Minang yang sudah memilki

pengalaman dalam dunia fashion distro. Beliau bernama Ersad yang mendirikan

Distro SnugxRaw pada tahun 2011 di kawasan Jalan Dr. Mansyur dengan

beberapa pertimbangan dan pengamatan terhadap lokasi beridrinya Distro

SnugxRaw. Sebelum tahun 2011 sudah banyak berdiri distro di kawasan Jalan Dr.

Mansyur, pada 2008 berdiri Distro Dreamer menyusul kemudian pada tahun 2009

berdiri Rumah Sepatu lalu Distro Elevate, kemudian Distro Victory, S.T.O.R.E

yang dilanjut Distro SnugxRaw pada 2011 dengan membuka SNUG STORE.

Baru kemudian setelah berdiri BOX 19 menyusul didirikan toko RAW LAB’S

pada Distro SnugxRaw. Seperti yang diungkapkan Bang Ersad (32 tahun) :

(12)

pemilik yang sama buka PSD STORE di epicetrum hingga pada 2011 berdiri Distro SnugxRaw dengan konsep toko STORE menyusul kemudian toko RAW LAB’S setelah Distro BOX 19.”

Kecintaan Bang Ersad sejak berstatus sebagai mahasiswa di salah satu

perguruan tinggi di Yogyakarta terhadap fashion membuat dirinya ingin memiliki

distro. Selama menjadi mahasiswa Bang Ersad banyak bergaul dan mengamati

perkembangan fashion distro di Kota Bandung sebagai pionir distro di Indonesia.

Demi hobi Bang Ersad rela menempuh jarak Yogyakarta ke Bandung

menggunakan sepeda motor turing bersama teman sesama mahasiswa. Kecintaan

Bang Ersad pada fashion distro juga terlihat dari penggunaan fashion distro yang

sudah dialakukan sejak berada dibangku SMA yang dapat menghabiskan sekitar

Rp.400.000 – Rp.500.000 untuk sekali belanja. Dengan jumlah nominal uang

tersebut, Bang Ersad mendapatkan empat sampai lima kaos atau dua pasang

pakaian dengan dua kaos dan duan celana jeans yang dapat digunkan untuk tiga

sampai empat bulan sebelum belanja ke distro lagi. Seperti penuturan Bang Ersad

(32 tahun) :

(13)

Hingga pada akhirnya semua pengalaman dan keinginan untuk memilki

distro dicetuskan dalam sebuah ide Distro SnugxRaw yang juga sebagai tempat

pemasaran merek produk yang diproduksi oleh Bang Ersad, yaitu Sir Alex.

Pemilihan nama Distro SnugxRaw berawal dari kecintaan Bang Ersad terhadap

hal-hal yang mengandung peperangan dan senjata, hingga suatu ketika teman

Bang Ersad mencetuskan istilah GUNS X WARS yang kemudian

dpengucapannya dibalik seperti bahasa walikan yang familiar di Kota Malang.

Dari istilah GUNS X WARS terlahirlah nama SnugxRaw dengan logo yang

didesain oleh kawan Bang Ersad yang seorang desain gambar.

Pada awal didirikannya Distro SnugxRaw hanya berdiri satu toko Distro

yang diberi nama SNUG STORE yang khusus untuk produk fashion popculture.

Hingga kemudian muncul kawan dari Bang Ersad untuk berbagi saham

mendirikan toko Distro RAW LAB’S disamping SNUG STORE. RAW LAB’S

adalah toko bagian Distro SnugxRaw yang memasarkan produk fashion yang

mengandung unsur musik rock dan genre musik sejenis.

Distro SnugxRaw merupakan salah satu Distro yang terdapat di kawasan

Jalan Dr. Mansyur, terletak diapit oleh sebuah barbershop36

36 Barbershop merupakan suatu model usaha salon yang khusu untuk kaum pria.

dan Distro BOX19 dan VICTORY. Letak Distro SnugxRaw yang dipinggir Jalan Dr. Mansyur

memungkinkan Distro ini dapat dengan mudah diketahui masyarakat yang

kebetulan atau melintas lewat Jalan Dr. Mansyur serta dengan mudah untuk

dijangkau oleh konsumen yang hendak berkunjung untuk belanja pakaian distro.

(14)

SnugxRaw yang dapat menggundang perhatian orang yang melintas, baik dari

arah kedatangan atau kepergian dapat diperhatikan pada siang hari dan dengan

bantuan lampu LED yang menerangi baliho pada malam hari. Seperti penuturan

Bang Ersad (32 tahun) :

“alasan pemilihan lokasi Dr. Mansyur adalah karena lokasi ini adalah grade A. Dimana seperti diketahui terdapat kampus USU nih kemudian ada cafe tempat nongkrong anak muda, cocok ke Snug karena melirik pasar kalangan anak muda. Sebagai jalan lintas kawasan ini rentan macet, Snug dekat dengan Zam-zam banyak pengunjung sedang makan, sore jam pulang kuliah adalah penyebab kemacetan. Orang kalo lagi macet pasti lirik kanan-kiri, ada niatan untuk singgah atau sekedar mengetahui Snug itu seperti apa sambil menunggu macet.

Distro SnugxRaw memiliki pelataran toko yang menjadi lahan parkir baik

konsumen yang berkunjung untuk belanja atau karyawan-karyawan Distro

SnugxRaw yang bekerja setiap hari. Pada bagian pintu distro sebelum

menjangkau pintu kaca, distro dilapis dengan pintu sorong dari besi yang akan

digunakan untuk melindungi pintu kaca distro jika semua aktivitas Distro

SnugxRaw sudah selesai pada malam hari. Seperti pada kebanyakan distro, kaca

menjadi tampilan awal toko yang membuat tampilan display pakaian distro dapat

terlihat.

Jika diperhatikan dari depan, Distro SnugxRaw terbagi atas dua ruangan

toko yang memiliki dua pintu masuk masing-masing. Pada bagian depan dengan

papan warna coklat kayu salah satu ruangan distro terdapat tulisan SNUG

(15)

terdapat tulisan RAW LABS. Semula pembagian ruangan distro mengundang

pertanyaan dibenak peneliti, hal yang menjadikan Distro SnugxRaw yang

seharusnya adalah sebuah ruangan disto pada kenyataannya dibagi dalam dua

ruangan.

Pintu kaca berbalut kayu pada bagian pinggir pintu dapat didorong untuk

masuk distro dan ditarik untuk keluar distro. Hendak masuk dengan mendorong

pintu disusul suara tingtong, yang berbunyi memenuhi ruangan distro sinyal untuk

karyawan Distro SnugxRaw yang ada dikasir distro untuk spontan melayani

konsumen. Pintu masuk Distro SnugxRaw pada ruangan SNUG STORE

berhadapan langsung dengan kasir distro sekitar 7 meter. Rak kayu warna coklat

berbingkai kaca lengkap dengan meja kecil terdapat layar komputer adalah wadah

tempat kasir bekerja.

Setiap harinya ada lima orang karyawan distro yang bekerja melayani

kebutuhan konsumen yang belanja pakaian ke Distro SnugxRaw. Dua orang

karyawan distro setiap hari bekerja untuk membuka distro yang beroperasi pada

jam 10.00 WIB dan pada jam 17.00 WIB ganti shift dengan dua orang karyawan

lainnya hingga distro tutup pada jam 22.00 WIB pada malam hari, sedangkan satu

orang karyawan akan cuti sacara bergantian atau sesuai dengan jadwal yang telah

disepakati bersama. Lima orang karyawan memiliki hak untuk cuti sekali dalam

seminggu.

Karyawan yang bekerja diDistro SnugxRaw berusia sama dengan peneliti,

dua orang dari lima karyawan merupakan mahasiswa. Mereka adalah Muhammad

(16)

Universitas Medan Area dengan konsentrasi psikologi dan Laksa Manalu

dipanggil Bang Lulu dari Kampus Mikroskill konsentrasi ilmu komputer yang

juga sedang berada pada tingkat yang sama seperti peneliti, mahasiswa tingkat

akhir mengerjakan skripsi. Sedang tiga orang karyawan hanya fokus untuk

bekerja, diantaranya Bang Hendra yang dijabati sebagai kepala toko Distro

SnugxRaw. Kemudian dua orang lainnya bernama Bang April dan Bang Dicky

yang setiap hari fokus bekerja di Distro SnugxRaw.

Mendorong pintu masuk Distro akses pertama peneliti untuk berkunjung

dan melihat isi ruangan Distro SnugxRaw terkhusus ruangan SNUG STORE.

Dalam ruangan SNUG STORE terdapat meja yang digunakan sebagai display

snapback, kemeja, flannel, dan kaos sebagian digantung dirak kayu yang melekat pada dua sisi ruangan distro serta sebagian pada tengah ruangan yang digantung

dengan hanger pada kayu dengan 4 tongkat penahan hasil modifikasi.

Pada meja kasir menempel sebuah rak dengan bingkai kaca terdapat

display snapback, dompet, pouch, buff, ikat pinggang, keychain, dan pomade. Terdapat ruang kecil untuk duduk dikursi panjang memberi kenyamanan

karyawan bekerja dibagian kasir distro. Terdapat ruangan pintu kayu sistem geser

lengkap dengan pencahayaan lampu serta rak terbuka dari besi tersusun banyak

lipatan pakaian yang masih bersegel dengan bungkus plastik. Ruangan itu adalah

gudang distro untuk menyimpan stock barang yang sudah masuk ke daftar

pembukuan Distro SnugxRaw. Disebelah kasir tepatnya disisi tembok terdapat

(17)

Pada ruangan SNUG STORE tembok dan lantai berwarna senada, warna

coklat kayu menjadi pelapis tembok ruangan serta lantai ruangan. Langit-langit

runangan lampu hias digantung ditengah ruangan dihidupkan selama distro

beroperasi, warna kuning putih dari lampu hias dan lampu LED membuat lapisan

kayu pada lantai, tembok, dan lemari terlihat cerah ada suasana santai, lembut

diruangan tersebut. Suasana sejuk terasa didalam ruangan dengan AC/ pendingin

ruangan yang mengharuskan pintu distro tertutup rapat.

Sementara ruangan lain pada Distro SnugxRaw, yaitu ruangan RAW

LABS terhubung dengan ruang SNUG STORE tanpa melalui sebuah pintu.

Sebuah ruang yang terdapat ditengah ruang SNUG STORE dapat

menghubungkan langsung dengan ruang RAW LABS. Ruangan RAW LABS

sepenuhnya berwarna hitam pekat pada tembok yang dihiasi tulisan motivasi yang

ditulis dengan kapur. Terdapat dua meja dimodifikasi dari bahan kayu dan besi

diletakkan pada bagian tengah ruangan yang digunakan untuk display kaos yang

dilipat, snapback, dan tas. Terdapat rak berbentuk kubus yang disusun panjang

membentuk persegi panjang sebagai tempat snapback dan juga tas. Pada kedua

sisi diletakkan rak berbahan kayu dengan warna hitam untuk display tas dan

pouch, selain rak terdapat gantungan pakaian dari kayu yang menempel pada dingding dengan hanger kaos-kaos tergantung rapi. Kemudian hiasan kamera

diletakkan sebagai hiasan pada sebuah papan warna hitam dan ruangan dengan

minim cahaya. Selain diruangan SNUG STORE, terdapat fittingroom diruangan

RAW LABS terletak dipojok bersebelahan dengan ruang kecil yang juga sebagai

(18)

LABS dengan warna hitam yang mendominasi memberi suasana gelap, rock,

metal dan yang sealiran dengan pencahayaan yang minim, berbeda diruang

SNUG STORE. Seperti yang diungkapkan oleh Bang Mbeng (22 tahun),

karyawan Distro SnugxRaw:

“Ini bang dua toko berbeda,desain distro dibuat agar membedakan antara SNUG STORE dan RAW LAB’S yang menjadi konsep tersendiri dari Distro SnugxRaw.”

Gambar 2: Distro SnugxRaw

Sumber: Dokumentasi Penulis

2.3.2. Sejarah dan Gambaran Umum Distro LOCCAL

Distro LOCCAL salah satu distro yang menjual produk yang sama dengan

nama distro sebagai tempat pemasaran produk. Pada awalnya nama LOCCAL

tidak digunakan sebelum pada akhirnya pada tahun 2009 nama distro yang

(19)

didirikan di Kota Bandung oleh seorang pria bernama Doly Bajora Matondang

yang berasal dari Kota Medan dan menghabiskan masa sekolah hingga SMP di

Kota Medan. Sebelum akhirnya mengikuti pendidikan pada jenjang yang lebih

tinggi di Kota Bandung, selain sebagai pengusaha distro beliau juga seorang

dance jokey (DJ) dan memilki pengalaman selama kurang lebih lima tahun bekerja sebagai orang konveksi yang mengerjakan pesanan kaos untuk keperluan

tertentu, seperti untuk kegiatan kampus, sekolah, sampai event komunitas. Sepert

yang diungkapkan oleh Bang Fadil (27 tahun) yang mengatakan:

“Yang punya di Bandung bang, dulunya bukan LOCCAL namanya, dulunya Dewarna namanya bang. Pada 2009 baru ganti nama sama pemiliknya, bos Doly orang medan juga dulu sekolah di Medan sampai SMP baru pindah ke Bandung bang. Sebelumnya dia orang konveksi kerja kurang lebih lima tahun buat buat baju gitu pesanan orang kemudian ada keiinginan dia untuk membuka usaha sendiri tapi dengan memakai merek dari dia sendiri.”

Pengalaman berada pada dunia konveksi mendorong keinginan untuk

mendirikan Distro LOCCAL di Kota Bandung, yang pada awalnya diberi nama

Dewarna sebelum diganti menjadi LOCCAL. Sebagai sebuah merek yang

memproduksi pakaian untuk toko sendiri, LOCCAL memiliki keinginan dari

pemilik merek dan Distro LOCCAL untuk mendirikan satu distro untuk satu kota.

Keinginan ini diawali dengan mendirikan Distro LOCCAL pada beberapa kota

besar yang terdapat di Indonesia, termasuk diantaranya adalah Kota Medan.

Pemilik Distro LOCCAL atau merek LOCCAL sendiri melakukan riset sebelum

(20)

kepada sanak keluarga yang terdapat di Kota Medan. Salah satu yang menjadi

pertimbangan sebelum mendirikan Distro LOCCAL di Kota Medan adalah

pemilihan lokasi yang strategis. Hingga pada tahun 2014 pemilik, yaitu Doly

Bajora Matondang atas anjuran dari beberapa sanak saudara di Kota Medan untuk

mendirikan Distro LOCCAL dikawasan Jalan Dr. Mansyur Kota Medan. Dalam

penuturan Bang Fadil (27 tahun) mengatakan:

“bos saya bang setelah membuka Distro LOCCAL di Kota Bandung ada keinginan untuk membuka Distro yang sama dikota-kota besar di Indonesia. Kalo di Medan sendiri, dia melakukan survei menanyakan sanak keluarga hingga kemudian keluarga saran membuka Distro di Dr. Mansyur bang. Barulah pada tahun 2014 Distro LOCCAL didirikan di sini.”

Kota Bandung menjadi pusat Distro LOCCAL yang menaungi beberapa

cabang Distro LOCCAL di kota-kota besar Indonesia. Termasuk di Kota Medan

yang didirikan pada tahun 2014 yang dipercayakan kepada Bang Muhammad

Fadhil yang bertindak sebagai manajer untuk mengontrol barang distro dan

keungan distro, serta memiliki peranan dominan disamping karyawan distro.

Seperti yang dikatakan Bang Fadil (27 tahun) :

“Awalnya saya kenal dengan bos saya ketika teman saya yang kebetulan teman bos mengenalkan saya kepada si bos nih bang. Ketika diberi kepercayaan sebagai manajer untuk mengelola saya sudah mendapati bangunan Distro LOCCAL yang sudah ada dengan desain seperti ini bang.”

Distro LOCCAL merupakan distro yang menjual produk pakaian dengan

(21)

memproduksi pakaian mulai dari bagian atasan sampai bawahan. Sebagai merek

pakaian yang memasarkan produk buatan lokal Indonesia, LOCCAL sebagai

sebuah merek produksi pakaian memiliki standar produksi sendiri dan sudah dapat

diterima dalam masyarakat terutama pada pasar konsumen di Kota Bandung.

Keinginan untuk memajukan dan untuk mengenalkan produk pakaian hasil

produksi LOCCAL dilakukan dengan cara membuka cabang dengan tujuan

sebagai lahan bagi konsumen yang ingin menggunakan produk-produk dari

LOCCAL, dalam hal ini Distro LOCCAL bertindak sebagai distribution store

untuk produk LOCCAL itu sendiri.

Untuk cabang Distro LOCCAL di Kota Medan terletak diantara Black

Gold dan sebuah gang yang sering disebut sebagai lokasi lontong gang dan

terdapat lahan parhir Benz cafe, serta berada diseberang MOORKOV Cafe. Distro

ini memiliki pelataran yang lebih tinggi dari permukaan pinggir jalan raya serta

kecil terdapat meja besi kecil dan dua kursi besi. Terdapat baliho yang bertuliskan

logo LOCCAL yang memenuhi satu baliho yang dapat dilihat oleh pengguna jalan

raya yang melintas lewat Jalan Dr. Mansyur.

Distro ini berukuran kecil dengan atap yang rendah dan terisolasi oleh

dinding dua tempat usaha yang menghimpit. Karena berada diantara, distro ini

kekurangan pencahayaan pada bagian pelataran distro. Distro ini sendiri memiliki

tampilan kaca bening sebagai wajah depan yang memungkinkan konsumen

melihat display pakaian dari luar distro. Pintu distro dengan sistem dorong untuk

masuk dan tarik untuk keluar dengan bahan dari kaca berbingkai kayu menjadi

(22)

Pintu masuk berhadapan dengan pintu kasir, hanya berjarak lima meter

saja penjaga toko atau karyawan atau kasir toko dapat menyambut konsumen yang

datang mengunjungi distro. Kasir dilengkapi dengan meja yang terdapat unit

komputer lengkap dengan perlatan tulis menulis. Ada sebuah ruang dibelakang

meja kasir, ruang minim pencahayaan digunakan sabagai tempat menyimpan

stock barang pakaian-pakaian Distro LOCCAL. Disamping kasir dengan gorden

berbentuk persegi menjadi area fittingroom sebagai tempat konsumen mencoba

dan melihat sendiri tampilan pakaian Distro LOCCAL ketika digunakan

konsumen lewat sebuah cermin besar didalam fittingroom tersebut.

Ditengah ruangan distro yang terlihat sempit dengan langit ruangan yang

rendah dilengkapi lampu ditengah dan beberapa lampu sorot yang menghiasi

sudut dan sisi ruangan distro. Pada bagian tengah distro terdapat meja yang

tersusun dari balok kayu menjadi meja beukuran besar yang mampu menampung

display sepatu kulit, topi dan ikat pinggang. Pada bagian sisi tembok dekat dengan kasir terdapat empat bagian gantungan pakaian dari besi menempel pada tembok

menjadi tempat deretan hanger koleksi kaos dengan variasi harga yang berbeda

beda. Pada sisi lain tembok ruangan terdapat gantungan besi yang mengikuti

panjang sisi ruangan, terdapat deretan hanger flanel.

Pada bagian depan yang menghadap langsung kekaca distro terdapat

sebuah papan kayu yang disusun dan dimodifikasi supaya dapat berdiri

menghadap kekaca distro, koleksi kemeja polos dan kemeja koko dapat dilihat.

Mayoritas pakaian yang dijual adalah pakaian pria, namun pada sisi tembok

(23)

sweaterwanita dan pria. Tidak banyak display pakaian untuk wanita pada Distro LOCCAL dibanding koleksi display pakaian pria, hal ini Distro LOCCAL yang

ada di Medan fokus pada fashion pria.

Gambar 3: Distro LOCCAL Kota Medan

Sumber: Akun Instagram Sanuka Fadhil

2.3.3. Jalan Dr. Mansyur salah satu Pusat Distro Kota Medan

Kawasan Jalan Dr. Mansyur sebagai salah satu jalan lintas menjadi lokasi

yang strategis lokasi berdirinya tempat usaha tidak terkecuali distro sebagai salah

satu toko yang memasarkan produk pakaian. Kawasan Jalan Dr. Mansyur

sebelum seperti sekarang ini hanya sebuah jalan protocol biasa yang tidak ramai

dengan usaha ekonomi.

Kehadiran lokasi-lokasi produktif secara ekonomi yang menawarkan

fasilitas yang cocok untuk kalangan anak muda Kota Medan untuk menghabiskan

(24)

nongkrong dengan fasilitas yang tidak mewah menjadi stimulus untuk

mendatangkan anak muda Kota Medan untuk datang berkunjung ke lokasi yang

jauh dari ramainya aktivitas Kota Medan.

Hal ini juga yang mendorong pelaku usaha untuk memilih kawasan Jalan

Dr. Mansyur sebagai lokasi untuk mengembangkan usaha yang mampu menarik

minat anak muda untuk datang berkunjung. Distro dengan konsep pakaian yang

identik dengan aktivitas anak muda perkotaan menjadi salah satu bentuk usaha

yang banyak dijumpai dikawasan Jalan Dr. Mansyur.

Terlihat jelas pada setiap sisi badan jalan berdiri toko berukuran sedang

sampai kecil dengan baliho atau plangkat besar diletakkan didepan toko

bertuliskan nama setiap distro. Para pengguna jalan yang sedang melintas dari

Simpang Setia Budi ke Simpang Kampus atau sebaliknya dapat melihat etalase

distro dengan bagian depan toko terdapat kaca bening dan pintu kaca bening,

sehingga terlihat dalam distro terdapat display produk pakaian dan dekorasi toko

dengan lampu terang sampai lampu neon dengan berbagai warna sesuai konsep

dari sebuah distro.

Distro dikawasan Jalan Dr. Mansyur sering waktu ada yang tutup dan

digantikan dengan wajah baru dari sebuah konsep distro yang berbeda. Seperti

Distro Elevate di lokasi yang dekat dengan Hotel Raz sudah lama tutup dan

dilokasi yang sama terdapat Distro Ouval Research tidak genap satu tahun berdiri.

Kemudian Distro Flangship sudah tutup pada lokasi yang sama berdiri usaha yang

(25)

Kawasan Jalan Dr. Mansyur terdapat juga cabang dari distro yang terdapat

di kawasan Jalan Halat, yaitu Kontjo One. Selain itu dikawasan startegis Jalan Dr.

Mansyur terdapat empat distro dengan kepemilikan satu orang, diantaranya Distro

Victory yang menjadi tentangga dari Distro BOX 19 dan pada satu lokasi di

epicentrum terdapat Distro S.T.O.R.E menyusul kemudian terdapat Distro Rumah Sepatu yang memasarkan khusus produk sepatu. Selain itu juga terdapat

distro yang menjadi cabang yang memasarkan produk dari suatu merek dengan

nama yang sama dengan distro, seperti Distro LOCCAL pusatnya di Kota

Bandung dan Distro Ouval Research pusatnya di Bandung.

Sebagai lokasi yang identik dengan anak muda perkotaan kawasan Jalan

Dr. Manyur ini menjadi lokasi berdirinya kampus terbesar yang memiliki banyak

mahasiswa dengan taraf umur tergolong pada usia anak muda, yaitu Kampus

Universitas Sumater Utara disamping terdapat beberapa sekolah taraf SMP dan

SMA yang semakin membuat kawasan ini menjadi kawasan yang strategis dengan

usaha berbasis anak muda perkotaan, termasuk distro.

Melihat situasi dan kondisi setiap harinya di kawasan Jalan Dr. Mansyur

ini mendorong peneliti untuk memilih distro yang terdapat di kawasan Jalan Dr.

Mansyur sebagai lokasi penelitian. Dimana distro pada kawasan Jalan Dr.

Mansyur ini saling bersaing untuk menawarkan produk pakaian kepada para

konsumen yang setiap harinya melintas melewati kawasan Jalan Dr. Mansyur.

Disamping terdapat konsep distro yang berbeda dengan produk pakaian yang

sudah memiliki konsep sendiri yang akan dipasarkan dengan kualitas produksi

Gambar

Gambar 2: Distro SnugxRaw
Gambar 3:  Distro LOCCAL Kota Medan

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Malik bin Dinar menjelaskan tentang manfaat sabar bagi pelakunya yaitu, kesabaran dapat menjamin kelanggengan interaksi hamba dengan Allah ( muamalah ), menjaga

Pernyataan tersebut sesuai dengan hasil survei yang telah dilakukan oleh peneliti pada tanggal 9 Oktober 2009 dengan melakukan wawancara terhadap salah satu ODHA

Baik dan buruk merupakan dua istilah yang banyak digunakan untuk menentukan suatu perbuatan yang dilakukan seseorang. Kita misalnya mengatakan orang itu baikdan

Abstract written in english maximum length each 150 words, explaining introduction, method, result analysis and discussion.. Keywords: Keywords contain three to

Biobriket limbah baglog dengan karakteristik terbaik dengan sampel A (1:1:1) yaitu dengan komposisi tepung kanji sebesar 250 gram, limbah baglog 250 gram, dan air hangat

Be sparing in the use of tables and ensure that the data presented in tables do not duplicate results described elsewhere in the article..

Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pemberian dua lubang dan tiga lubang pada ujung cetak tersebut dapat mereduksi faktor konsentrasi tegangan dengan