• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengawasan Terhadap Izin Tata Ruang dan Bangunan Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2015 Tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengawasan Terhadap Izin Tata Ruang dan Bangunan Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2015 Tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kota Medan yang merupakan Kota Metropolitan sedang gencar-gencarnya

dalam melakukan pembangunan dalam rangka untuk mensejahterakan rakyatnya.

Pembangunan yang dilakukan meliputi pembangunan di bidang pendidikan,

kesehatan, perekonomian dan fasilitas umum. Selain pemerintah, masyarakat juga

melakukan pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri,

contohnya adalah mendirikan bangunan baik untuk tempat tinggal maupun tempat

usaha.

Kota Medan sebagai Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara, kondisi ini

membuat pembangunan fisik Kota Medan mengalami perkembangan yang pesat,

seiring dengan pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan ekonomi. Pembangunan

pertokoan maupun perumahan penduduk berkembang dengan pesat. Setiap

pendirian bangunan baik bangunan untuk dunia usaha maupun pendirian rumah

penduduk harus memiliki Izin Mendirikan Bangunan (selanjutnya disebut IMB)

yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kota Medan

Pendirian sebuah bangunan harus memenuhi segala persyaratan yang

ditetapkan oleh pemerintah. Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7

Tahun 1993 disebutkan sebelum melakukan pembangunan harus mengajukan

permohonan IMB. Izin tersebut diperlukan untuk memberikan kepastian hukum

(2)

Bangunan diperlukan tidak hanya untuk bangunan baru saja, tetapi juga

dibutuhkan pada saat akan membongkar, merenovasi, menambah, mengubah, atau

memperbaiki yang mengubah struktur bangunan.

Bergulirnya otonomi daerah, dengan dikeluarkan Undang-Undang Nomor

23 Tahun 2014 pengganti Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintah Daerah maka setiap daerah diberikan kebebasan untuk mengurus dan

mengatur sendiri urusan pemerintahan demi kepentingan masyarakat setempat,

termasuk dalam dalam hal pemberian IMB. Selain itu dengan adanya otonomi

daerah tersebut maka pemerintah daerah juga berwenang untuk mengeluarkan

IMB diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang

Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi

dan Pemerintah daerah Kabupaten/Kota. Atas dasar tersebut Pemerintah Daerah

Kota Medan mengeluarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2015

Tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan.1

Pembangunan sarana dan prasarana maupun infrastruktur di Kota Medan

terasa kian kompleks sehingga perlu melakukan kajian dan analisis terhadap

perizinan yang menjadi tolak ukur prosedur mengenai pembangunan itu sendiri.

Prosedur yang dimaksud dalam penelitian ini adalah mengenai Implikasi

Pengaturan IMB Terhadap Tata Ruang di Kota Medan. Hal ini menjadi kajian

yang sangat penting, dengan mengingat bahwa Kota Medan merupakan daerah

yang sedang mengalami peningkatan dalam bidang pembangunan sarana dan

prasarana maupun infrastruktur. Prinsipnya Rencana Umum Tata Ruang Kota

1

(3)

diarahakan untuk memperoleh gambaran Perencanaan, Pemanfaatan dan

Pengendalian Ruang atau lahan Kota Medan saat ini serta masa mendatang, guna

menentukan aspek strategis dalam rangka mengarahkan pertumbuhan dan

perkembangan Kota Medan.

Penyelenggaraan penataan ruang untuk mewujudkan harapan ruang yang

aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan memerlukan dukungan dari semua

pihak yaitu Pemerintah. Lemahnya penegakan hukum dan penyadaran masyarakat

terhadap aspek penataan ruang merupakan masalah seperti misalnya munculnya

permukiman kumuh di bantaran sungai dan terjadinya.2

Pengawasan IMB adalah suatu kegiatan dan usaha untuk mengetahui dan

menilai kenyataan yang sebenarnya mengenai pelaksanaan pekerjaan atau

kegiatan apakah sesuai dengan rencana maupun prosedur atau tidak. Dalam Pemberian IMB merupakan salah satu bentuk pelayanan publik. Di

samping itu IMB merupakan salah satu retribusi Kota Medan yang berarti sumber

Pendapatan Daerah. Kantor pelayanan adimistrasi perizinan dan Dinas Tata

Ruang dan Bangunan yang merupakan penyelenggara pelayanan IMB harus

memiliki kapabilitas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Oleh

karena itu lahirlah berbagai produk hukum di setiap daerah yang mencoba

mengakomodasi kebutuhan akan aturan tentang tata bangunan. Namun, yang

terjadi saat ini khususnya dalam wilayah kota Medan terdapat ketimpangan

dimana masih banyak masyarakat yang merasa tidak sesuai/ tidak sepakat dengan

peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintahan di daerah.

2

(4)

pelaksanaan pembangunan, untuk menjaga kelangsungannya, maka ruang perlu di

tata dan diawasi serta direncanakan sehingga dapat memberikan dampak positif

bagi mahluk hidup diatasnya untuk jangka panjang dan berkelanjutan.

Instansi atau pejabat pelaksana penerbitan IMB juga tidak luput menjadi

sorotan karena instansi pemerintah tersebutlah yang berkaitan langsung dengan

perizinan terhadap pembangunan yang dilaksanakan. Dari sinilah segala

permasalahan yang dihadapi oleh Kota Medan muncul hingga kemudian

memerlukan kajian secara spesifik dan eksplisit untuk menjawab semua hal yang

terkait dengan masalah Pelaksanaan Pengaturan IMB dan Implikasinya Terhadap

Tata Ruang.

Berdasarkan latar belakang di atas maka tertarik memilih judul

Pengawasan terhadap izin tata ruang dan bangunan berdasarkan Peraturan Daerah

Kota Medan Nomor 3 tahun 2015 tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan penjelasa di atas maka, penulis membuat perumusan masalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaturan izin tata ruang dan tata bangunan Kota Medan?

2. Bagaimana pelaksanaan izin tata ruang dan bangunan Kota Medan?

3. Bagaimana pengawasan terhadap izin tata ruang dan bangunan

berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 tahun 2015 tentang

(5)

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan 1. Tujuan penulisan

Berdasarkan perumusan masalah yang telah ditetapkan oleh penulis, maka

penelitian ini bertujuan sebagai berikut

a. Untuk mengetahui pengaturan izin tata ruang dan tata bangunan Kota

Medan.

b. Untuk mengetahui pelaksanaan izin tata ruang dan bangunan Kota

Medan.

c. Untuk mengetahui pengawasan terhadap izin tata ruang dan bangunan

berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 tahun 2015

tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan

2. Manfaat penulisan

Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah ditetapkan maka penelitian ini

diharapkan dapat meberikan kegunaan, sebagai berikut

a. Manfaat teoritis

Sebagai sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan hukum,

khususnya dalam bidang pertanahan/agraria yang menyangkut dalam hal

pemberian izin mendirian bangunan dan penataan tata ruang kota.

b. Secara praktis

Sebagai sumbangan pemikiran bagi ilmu pengetahuan dalam bidang

hukum pertanahan atau agraria. terutama bagi praktisi hukum dan pejabat

atau pegawai pemerintah, di dalam melaksanaan pekerjaannya sebagai

(6)

berkaitan dengan pemberian izin bangunan serta penataan kota yang

disesuaikan dengan tata ruang yang telah diatur dengan undang-undang.

D. Keaslian Penulisan

Berdasarkan penelusuran dan hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh

penulis baik di Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, penulis

menemukan judul tentang Pengawasan terhadap izin tata ruang dan bangunan

berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 tahun 2015 tentang Retribusi

Izin Mendirikan Bangunan.

Kasman Siburian (2008) Implementasi Pengawasan Pemerintah Kota

Medan Terhadap Izin Mendirikan Bangunan. Adapun permasalahan dalam

penulisan skripsi ini adalah :

1. Bagaimana implementasi pengawasan pemerintah Kota Medan terhadap

Izin Mendirikan Bangunan di Kota Medan

2. Apakah faktor-faktor penghambat dalam implementasi pengawasan

terhadap Izin Mendirikan Bangunan di Kota Medan.

Dedy Humala Marpaung (2009) Analisis Hukum Pelaksanaan Pemberian

Izin Mendirikan Bangunan Dalam Rangka Pemeliharaan Tata Ruang Kota Medan.

Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimanakah pelaksanaan pemberian Izin Mendirikan Bangunan Dalam

Rangka Pemeliharaan Tata Ruang Kota Medan ?

2. Apakah yang menjadi kendala dalam pelaksanaan pemberian Izin Mendirikan

(7)

3. Upaya apakah yang dilakukan Pemerintah Kota Medan dalam menghadapi

kendala pemberian Izin Mendirikan Bangunan Dalam Rangka Pemeliharaan

Tata Ruang Kota Medan?

Sehubungan dengan penelusuran yang telah dilakukan, maka penelitian

dalam skripsi ini belum pernah dilakukan oleh peneliti lain mengingat

pembahasan utama adalah analisis hukum tentang izin mendirikan bangunan dan

pemeliharaan tata ruang di kota Medan sehingga penelitian dalam penelitian ini

dapat dipertanggung jawabkan keasliannya secara ilmiah.

E. Tinjauan Pustaka

1. Izin sebagai instrumen pengawasan

Penggunaan izin sebagai instrumen pengawasan ditunjukkan dengan

pemberian izin-izin tertentu bagi aktifitas masyarakat. Berbagai

persyaratan-persyaratan dalam pengurusan izin merupakan pengendali dalam memfungsikan

izin itu sebagai alat untuk mengawasi aktifitas masyarakat, dan perbuatan yang

dimintakan izin adalah perbuatan yang memerlukan pengawasan khusus, dan

dalam memberikan izin menjual minuman keras, ditetapkan sejumlah

syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh pemohon izin.

Pengawasan dibutuhkan sebagai perlindungan hukum bagi warga negara

terhadap dampak dari penerbitan keputusan tata usaha negara. Pemerintah

menjalankan pemerintahan melalui pengambilan keputusan pemerintahan yang

bersifat strategis, policy atau ketentuan-ketentauan umum melalui

tindakan-tindakan pemerintahan yang bersifat menegakkan ketertiban umum, hukum,

(8)

Keputusan administrasi negara yang berupa penetapan disebut juga

tindakan administrasi negara dalam menjalankan tugasnya dibidang publik

service, menggunakan kewenangannya berdasarkan hukum publik, dalam hal ini

hukum administrasi negara. Dengan kata lain Hukum Administrasi Negara

menjadi landasan kerja bagi administrasi negara yang mengemban tugas publik

service. Fungsi pengawasan terhadap izin yang telah dikeluarkan mutlak

diperlukan untuk menghindari penyimpangan terhadap izin yang telah dikeluarkan

agar tidak disalahgunakan. Pengawasan terhadap izin. Adalah tanggungjawab

lembaga yang mengeluarkan izin tersebut. Mengingat fungsi perizinan sebagai

alat untuk mengadakan pembinaan, pengaturan, pengadilan dan pengawasan,

maka pada dasarnya pemberian izin oleh pemerintah daerah tidak harus dipungut

retribusi. Akan tetapi untuk melaksanakan fungsi tersebut pemerintah mungkin

masih mengalami kekurangan biaya yang tidak selalu dapat tercukupi dari

sumber-sumber penerimaan daerah, sehingga terhadap perizinan tertentu masih

dapat dipungut retribusi.

2. Perizinan

Perizinan adalah salah satu bentuk pelaksanaan fungsi pengaturan dan

bersifat pengendalian yang dimiliki oleh pemerintah terhadap kegiatan yang

dilakukan oleh masyarakat. Perizinan maksudnya dapat berbentuk pendaftaran,

rekomendasi sertifikat, penentuan kuota dan izin untuk melaksanakan sesuatu

usaha yang biasanya harus dimiliki atau diperoleh suatu organisasi perusahaan

atau seseorang sebelum yang bersangkutan dapat melakukan suatu kegiatan atau

(9)

suatu pertanyaan apa yang dimaksud dengan hukum perizinan. Hukum perizinan

adalah : ketentuan yang berkaitan dengan pemberian izin atau bentuk lain yang

berkaitan dengan itu yang dikeluarkan oleh pemerintah sehingga dengan

pemberian izin tersebut melahirkan hak bagi pemegang izin baik

terhadapseseorang, badan usaha, organisasi, LSM dan sebagainya untuk

beraktivitas.

Hukum perizinan merupakan hukum publik yang pelaksanaannya

dilakukan oleh pemerintah baik pemerintah di pusat maupun di daerah sebagai

aparatur penyelenggaraan negara mengingat hukum perizinan ini berkaitan

dengan pemerintah maka mekanisme media dapat dikatakan bahwa hukum

perizinan termasuk disiplin ilmu Hukum Administrasi Negara atau hukum 'Tata

Pemerintahan seperti yang diketahui pemerintah adalah : sebagai pembinaan dan

pengendalian dari masyarakat dan salah satu fungsi pemerintah di bidang

pembinaan dan pengendalian izin adalah pemberian izin kepada masyaralat dan

organisasi tertentu yang merupakan mekanisme pengendalian administratif yang

harus dilakukan di dalam praktek pemerintahan.

S.J. Fockema Andreae dalam Ridwan menyebutkan Izin (vergunning) juga

dijelaskan sebagai perkenan/izin dari pemerintah berdasarkan undang-undang atau

peraturan pemerintah yang disyaratkan untuk perbuatan yang pada umumnya

memerlukan pengawasan khusus, tetapi yang pada umumnya tidaklah dianggap

sebagai hal-hal yang sama sekali tidak dikehendaki. 3

3

(10)

Perizinan adalah hukum yang mengatur hubungan masyarakat dengan

Negara dalam hal adanya masyarakat yang memohon izin. Izin merupakan

perbuatan Hukum Administrasi Negara bersegi satu yang diaplikasikan dalam

peraturan berdasarkan persyaratan dan prosedur sebagaimana ketentuan

perundang-undangan.4

3. Izin mendirikan bangunan

Izin mendirikan bangunan adalah perizinan yang diberikan oleh

pemerintah kabupaten/kota kepada pemilik gedung untuk membangun bare,

mengubah, memperluas, mengurangi dan atau merawat bangunan gedung sesuai

dengan persyaratan administrasi dan persyaratan teknis yang berlaku.5

Sunarto juga menegaskan bahwasanya IMB merupakan izin yang

diberikan oleh pemerintah daerah kepada badan atau orang untuk mendirikan

suatu bangunan yang dimaksudkan agar desain pelaksanaan pembangunan dan

bangunan sesuai dengan Nilai Dasar Bangunan (NDB), Nilai Luas Bangunan

(NLB) serta Ketinggian Bangunan (KB) yang ditet:pkan sesuai dengan

syarat-syarat keselamatan bagi yang menempati bangunan tersebut, orang lain dan

lingkungan.6

4

2016)

5

Marihot Pahala Siahaan, Hukula Bangunan Gedung di Indonesia, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2008, hal. 22.

6

(11)

F. Metode Penelitian 1. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian

hukum normatif, di mana penelitian hukum normatif adalah suatu prosedur

penelitian ilmiah untuk menemukan kebenaran berdasarkan logika keilmuan

dipandang dari sisi normatifnya.7

Penelitian hukum normatif yang dilakukan dalam penelitian ini

menggunakan pendekatan yuridis normatif, yakni dengan melakukan analisis

terhadap permasalahan dan penelitian melalui pendekatan terhadap asas-asas

hukum yang mengacu pada norma-norma atau kaidah-kaidah hukum positif yang

berlaku. Penelitian hukum pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan ilmiah yang

didasarkan pada metode, sistematika dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk

mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan jalan

menganalisisnya.

8

2. Sifat penelitian

Sifat dalam penelitian ini adalah deskriptif yaitu penelitian yang hanya

menggambarkan fakta-fakta tentang objek penelitian baik dalam kerangka

sistematisasi maupun sinkronisasi berdasarkan aspek yurisidis, dengan tujuan

menjawab permasalahan yang menjadi objek penelitian.9

7

Johny Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Bayu Media Publishing, Surabaya, 2005, hal. 46

8

Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, Pemahaman Filosofis dan Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi, Raja Grafindo Persada, 2003, Jakarta, hal. 83.

9

(12)

3. Alat Pengumpulan Data

Bahan atau materi yang dipakai dalam skripsi ini diperoleh melalui

penelitian kepustakaan. Dari hasil penelitian kepustakaan diperoleh data sekunder

yang meliputi bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum

tersier. Dalam konteks ini, data sekunder mempunyai peranan, yakni melalui data

sekunder tersebut mengenai Pengawasan terhadap izin tata ruang dan bangunan

berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 tahun 2015.

Penelitian yuridis normatif lebih menekankan pada data sekunder atau data

kepustakaan yang terdiri dari:

a. Bahan hukum primer, yaitu peraturan perundang-undangan yang berkaitan

berupa Undang-Undang Dasar 1945, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014

tentang Pemerintahan Daerah. Undang-Undang No. 28 Tahun 2002 tentang

Bangunan Gedung Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang

Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang No. 28 Tahun 2002. Peraturan Daerah

Kota Medan Nomor 3 Tahun 2015 atas Perubahan Peraturan Kota Medan

Nomor 5 tahun 2012 Tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan

b. Bahan hukum skunder berupa bahan-bahan yang memberikan penjelasan

mengenai bahan hukum primer, terdiri dari buku-buku dan tulisan-tulisan

ilmiah hasil, jurnal, artikel dan penelitian para ahli.

c. Bahan hukum tertier berupa bahan yang dapat mendukung bahan hukum

primer, terdiri dari kamus hukum, kamus Inggris-Indonesia dan kamus besar

(13)

4. Analisis data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan dianalisa dengan

menggunakan metode normatif kualitatif dengan logika induktif yaitu berfikir

dengan hal-hal yang khusus menuju hal yang umum dengan menggunakan

perangkat interpretasi dan kontruksi hukum yang bersifat komparatif, artinya

penelitian ini digolongkan sebagai penelitian normatif yang dilengkapi dengan

perbandingan penelitian data-data sekunder.

Setelah bahan-bahan hukum dapat diidentifikasi secara jelas, maka

dilanjutkan melakukan sistematisasi. Pada tahapan sistematisasi akan dilakukan

pemaparan berbagai pendapat hukum dan hubungan hierarkis antara aturan-aturan

hukum untuk mencari makna dari aturan-aturan hukum agar membentuk kesatuan

logika. Bahan hukum yang tersistematisasi, baik berupa pendapat hukum maupun

aturan-aturan hukum selanjutnya dilakukan evaluasi dan diberikan pendapat atau

argumentasi disesuaikan dengan permasalahan yang dibahas.

G. Sistematika Penulisan

Didalam penulisan skripsi ini dikemukakan sistematika agar dapat

diperoleh suatu kesatuan pembahasan yang saling berhubungan erat bab satu

dengan bab yang lainnya. Adapun sistematika penulisan skripi adalah sebagai

berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini merupakan pendahuluan yang memuat sub bab antara lain

(14)

keaslian penulisan, tinjauan pustaka, metode penelitian dan

sistematika penulisan.

BAB II PENGATURAN IZIN TATA RUANG DAN MENDIRIKAN

BANGUNAN KOTA MEDAN

Bab ini berisikan pengertian tata ruang dan bangunan, instansi

yang berwewenang mengeluarkan izin tata ruang dan bangunan

Kota Medan serta pengaturan izin tata ruang dan bangunan Kota

Medan.

BAB III PELAKSANAAN IZIN TATA RUANG DAN MENDIRIKAN

BANGUNAN KOTA MEDAN

Bab ini berisikan mengenai gambaran umum Dinas Tata Ruang

dan Bangunan Kota Medan, izin mendirikan bangunan, syarat

dalam memperoleh izin mendirikan bangunan dari Dinas Tata

Ruang dan Bangunan Kota Medan, sanksi hukum jika tidak

memiliki izin mendirikan bangunan serta pelaksanaan izin tata

ruang dan bangunan Kota Medan berdasarkan Peraturan Kota

Medan Nomor 3 Tahun 2015 tentang Retribusi Izin Mendirikan

Bangunan.

BAB IV PENGAWASAN TERHADAP IZIN TATA RUANG DAN

MENDIRIKAN BANGUNAN BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN

Bab ini berisikan mengenai pemeriksaan izin tata ruang dan

(15)

Nomor 3 tahun 2015 tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan,

penyidikan izin tata ruang dan bangunan Kota Medan berdasarkan

Peraturan Daerah Nomor 3 tahun 2015 tentang Retribusi Izin

Mendirikan Bangunan dan penegakan hukum terhadap izin tata

ruang dan bangunan berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan

Nomor 3 tahun 2015 tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan dan saran merupakan penutup dalam penulisan skripsi

ini, dalam hal ini penulis menyimpulkan pembahasan-pembahasan

Referensi

Dokumen terkait

Suzuki Indomobil Motor

Dasar hukum yang digunakan pada penggunaan prinsip wadi’ah yad-dhamanah dan alasan Bank Muamalat Indonesia Kota Malang menggunakan prinsip wadi’ah yad-dhamanah yaitu

Informan kunci adalah mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian, sedangkan informan utama adalah meraka yang terlibat

Berpicara advokat dalam hukum Islam seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa dalam islam tidak mengenal kata advokat namun juga kita melihat secara

[r]

Oleh karena itu, dapat dinyatakan bahwa setoran pokok dalam koperasi merupakan harta kekayaan badan hukum koperasi yang terpisah dari kekayaan anggota, yang digunakan

[r]

Berdasarkan hasil Evaluasi dan Pembuktian Kualifikasi serta Penetapan Hasil Kualifikasi, kami Kelompok Kerja I Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa Daerah Kabupaten Lamandau