SEPULUH TAHUN
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA KELUARGA (PEKKA)Desember 2001-Desember 2011
Duren Sa wi t Asri Kav .I No. 2A, Jl. Lapang an 1 , Jak - T im 13440, Jakart a - I nd one si a T el . (+ 6221) 8660 3 787 86 0 932 5, F ax . (+ 6221) 8660 378 7
1
Daftar isi
SEPULUH TAHUN
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA KELUARGA (PEKKA) Desember 2001-Desember 2011
I. PENGANTAR... 11
II. PERJALANAN MENGGAPAI KEADILAN DAN MARTABAT ... 14
1. APA ITU PEKKA? ... 14
2. MENGAPA PEKKA? ... 15
3. SIAPA PEREMPUAN KEPALA KELUARGA (PEKKA)? ... 15
4. BAGAIMANA PROFIL PEREMPUAN KEPALA KELUARGA YANG DIDAMPINGI SEKNAS PEKKA? ... 15
5. APA TUJUAN PEMBERDAYAAN YANG DILAKUKAN OLEH SEKNAS PEKKA? ... 19
6. APA TEORI PERUBAHAN YANG DIPERGUNAKAN PEKKA? ... 20
7. BAGAIMANA CARA SEKNAS PEKKA MENCAPAI TUJUANNYA? ... 21
8. APA SAJA KEGIATAN PEMBERDAYAAN YANG DILAKUKAN SEKNAS PEKKA? ... 23
9. DIMANA WILAYAH KERJA PEKKA ... 24
10. TONGGAK PERISTIWA PENTING DALAM PERJALANAN 10 TAHUN PEKKA ... 25
11. APA HASIL PEKKA SELAMA 10 TAHUN? ... 30
12. PERUBAHAN YANG DIRASAKAN PEKKA ... 36
13. EKSISTENSI DAN KONTRIBUSI ... 38
A. Keberadaan Organisasi Pekka ... 38
B. Pemberitaan media massa ... 41
C. Jaringan kerja ... 41
D. Penghargaan ... 43
E. Peran Penting Pusat Belajar Pekka (Center Pekka) ... 43
III. APA YANG BISA DIPELAJARI DARI PEMBERDAYAAN PEKKA ... 44
1. Da i p og a pe a gu a e jadi ge aka ke asya akata adalah mungkin! ... 44
2
3. Menerjemahkan konsep besar dan jargon ke dalam kegiatan praktis yang
menjawab kebutuhan mendesak komunitas Pekka ... 51
4. Menyadari peran penting Seknas PEKKA sebagai lembaga pengembangan dan pendukung gerakan yang otonom dari organisasi Pekka ... 52
A. Pendamping lapang (PL); ... 53
B. Sekretariat dan tim koordinasi dan tenaga ahli ... 53
5. Mengubah kebijakan dengan keterlibatan, komunikasi dan dialog ... 53
6. Mendapatkan pembiayaan multi aspek yang berkelanjutan adalah Hak. ... 53
A. Dana langsung masyarakat (DLM) untuk sumberdaya ekonomi kolektif ... 54
B. Dana Pelatihan dan pendampingan teknis ... 54
C. Dana untuk penunjang kesekretariatan ... 55
7. Apa Pengalaman yang menyebabkan kemunduran (backlash) di pekka? ... 56
8. “e agai pilot p oyek , apakah pe dekata pekka telah diadaptasi oleh p og a lain? ... 58
9. Jadi.., apa fokus strategi pekka 10 tahun kedepan? ... 60
A. Kemandirian gerakan Pekka (independency) ... 60
B. Keberlanjutan (sustainability) ... 60
C. Perluasan manfaat (inclusiveness) ... 60
D. Partisipasi, keterlibatan dan posisi politik (engagement) ... 61
E. Melembagakan proses yang sudah berjalan ... 61
F. Memublikasikan pembelajaran yang dikumpulkan selama proses Pemberdayaan Pekka ... 61
IV. TENTANG DANA DAN PENDANAAN PEKKA ... 62
V. MENGENAL PEKKA LEBIH DEKAT MELALUI CERITA MEREKA ... 68
VI. ORGANISASI PEKKA ... 91
3
SEPULUH TAHUNPEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA KELUARGA (PEKKA) Desember 2001-Desember 2011
Ka i ersa a de ga ti pergi ke Desa Mutiara di Ka upate Pidie, NAD e erapa
tahun yang lalu. Dan kami duduk di mesjid di sana untuk berbicara dengan masyarakat. Dan muncul beberapa perempuan yang marah kepada saya. Mereka bilang kamu suka
bicara tentang kemiskinan, tapi kami di sini ini cukup miskin tidak ada program untuk membantu kami. Dan saya membuat refleksi dan memang mereka benar. Ketika kembali ke Jakarta dan saya membuat penelitian, ada banyak desa seperti itu, semua bisa lihat yang miskin itu perempuan janda. Program lain tidak sampai ke mereka, oleh
karena itu kami duduk bersama dengan orang dari Depdagri, Komnas Perempuan dan ibu Nani Zulminarni untuk pikir bersama kalau bisa bangun salah satu proyek baru
khusus u tuk i u ja da . (Scott Guggenheim, Bank Dunia, Jakarta 2004)
“
Akhirnya saya bisa memiliki kapal motor sendiri untuk mengembangkan
usaha rumput laut saya. Kegiatan simpan pinjam di Pekka
memungkinkan saya meminjam untuk membeli kapal motor ini. Baru
pertama kali janda seperti saya mampu memiliki kapal motor sendiri di
ilayah i i Wa Ode “aha a, “ultra
Wa Ode Sahana masih dalam keadaan berduka karena suaminya terbunuh dalam konflik bersenjata di Maluku tahun 1999 yang lalu. Dia dan anaknya kemudian mengungsi ke Buton, di Sulawesi Tenggara, yang sebetulnya tanah kelahirannya. Disinilah Sahana kemudian bergabung dengan kelompok Pekka yang dikembangkan di wilayahnya pada tahun 2002.
4
motor, Sahana biasanya menggunakan perahu kecil yang didayung untuk mencapai tempatnya menanam rumput laut dan membawa hasil panennya ke pantai. Tahun 2004, Sahana memutuskan untuk meminjam modal usaha dari kelompok Pekka-nya sebesar Rp.6,000,000. Pinjaman ini dipergunakannya untuk membeli kapal motor sehingga dia bisa lebih cepat menjangkau tengah laut dan membawa hasil panen rumput lautnya dengan lebih leluasa. Dalam waktu satu tahun, Sahana telah mampu membayar cicilan pinjaman di kelompok simpan pinjam Pekka- ya. “aya tak pe ah membayangkan bisa memiliki kapal motor, rasanya seperti mimpi saja egitu
ucapnya. Memang biasanya hanya laki-lakilah yang memiliki kapal motor besar di kampungnya itu. Pendapatannya meningkat tiga kali lipat dibanding sebelumnya, dan dia telah menjadi inspirasi bagi banyak perempuan miskin di wilayahnya untuk
5
Ta pa PEKKA, saya tidak aka per ah e jadi ja da perta a ya g
mampu dan diterima masyarakat untuk menjadi kepala desa di pulau ini.
Saya bisa membawa banyak perubahan pada desa saya karena saya
e erapka a yak hal ya g saya pelajari di Pekka Petro el
a Peni
(NTT)
Petronela Peni adalah seorang janda dari Desa Nulan di pulau Adonara, Flores Timur, NTT. Dia mulai bergabung dengan Pekka tahun 2006 dan kemudian mendapatkan beberapa akses pelatihan hingga ke tingkat Nasional yang diselenggarakan oleh Seknas PEKKA. Hal ini membuat Petronela Peni memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas serta menumbuhkan potensi kepemimpinan. Didukung oleh kelompok Pekka di wilayahnya, Petronela memberanikan diri untuk mengikuti pemilihan kepala desa di wilayahnya. Sebetulnya mereka tidak terlalu yakin akan menang karena belum pernah ada janda yang menjadi kepala desa, dan hal ini juga tabu. Namun mereka sangat surprise karena Petronela mendapatkan 72% suara mengalahkan lawannya yang laki-laki. Petronela menjadi janda pertama yang menjadi kepala desa di wilayahnya itu. Dia menerapkan semua pengetahuan yang diperolehnya dari pelatihan di Pekka seperti menerapkan pendekatan yang partisipatif dan transparan dalam memimpin desanya. Sebagai hasilnya, setelah dua tahun memimpin,
6
Pekka telah e gu ah hidup saya dari kor a kekerasa ru ah
tangga
yang terpuruk, menjadi paralegal yang membantu masyarakat
e gakses keadila I as, Cia jur, Ja a Barat
Imas sangat depresi dan marah, untuk ketiga kalinya suaminya memiliki perempuan lain bahkan menikahinya. Suaminya juga memukul Imas yang membuat nya
memutuskan untuk berpisah dari suaminya itu. Tahun 2005, Imas bergabung dalam kelompok Pekka di Cianjur, dan di sinilah Imas banyak belajar pengetahuan dan keterampilan baru termasuk tentang hukum. Imas baru menyadari bahwa apa yang dilakukan suaminya adalah kekerasan dalam rumah tangga dan sudah ada
7
Sekarang saya dah bisa membaca, menulis, menghitung dan
menggunakan kalkulator. Pekka memotivasi saya untuk belajar
meskipun awalnya saya buta huruf. Dan pinjaman modal dari koperasi
Pekka mengubah hidup
saya dari uruh e jadi juraga Daryati, Ja a
Tengah)
Daryati adalah seorang janda bercerai dari suaminya dan harus menghidupi 5 orang anaknya sendiri sebagai buruh bawang di kampungnya. Tahun 2004, Daryati
bergabung dalam kelompok Pekka di wilayahnya, di Jawa Tengah. Daryati tidak pernah bersekolah sehingga dia tidak bisa baca tulis. Meskipun demikian, dia dipilih menjadi ketua kelompok oleh kawan-kawannya yang semuanya juga buta huruf. Untuk membantunya mencatat simpan pinjam,Daryati meminta bantuan
tetangganya yang akhirnya membawa kabur uangnya. Sejak itu Daryati termotivasi untuk belajar baca tulis. Dia meminta dikembangkan kegiatan baca tulis di
8
KAMI BEKERJA KERAS UNTUK MEREALISASIKAN HARAPAN DAN DOA PARA TOKOHYANG DISAMPAIKAN 7 TAHUN LALU (2004)
Kalau kita ru ut ke ali dari a al, progra Pekka ini, kan diadakan karena belajar dari belum optimalnya partisipasi kaum perempuan di dalam program PPK, kemudian dirancang program Pekka ini untuk mencari pendekatan baru. Sekarang kita lihat ternyata hasilnya jauh berbeda, kelompok-kelompok perempuan memang terorganisir, ibu-ibu kepala keluarga ini lebih percaya diri, lebih termotivasi, lebih berani untuk berbicara di muka forum-forum. (Bito Wikantosa, Pimpro PPK)
Pe erdayaa Pere pua Kepala Keluarga
atau disingkat PEKKA ini langka terjadi, karena bukan merupakan data perempuan yang diolah secara ilmiah statistik empiris valid dan bukan hanya uraian tentang kemiskinan. Melalui Pekka kita mengenali, posisi perempuan kepala keluarga dan tantangan hidup mereka. Realitas hidup mereka belum banyak dikenal karena letak geografis, kondisi sosial budaya desa asalnya dan kondisi daerah konflik. Tetapi juga karena paradigma pembangunan yang ditetapkan telah menyebabkan bahwa ada penduduk miskin yang telah atau jara g dise tuh oleh pe eri tah pusat atau daerah .
(Prof. Dr. Saparinah Sadli, Guru Besar UI, Tokoh Nasional Perempuan)
Diharapka elalui ad okasi dapat eru ah ara
berpikir, merubah kebijakan pihak-pihak pemerintah dan organisasi masyarakat yang sangat besar pengaruhnya, perubahan itu sesuai dengan aspirasi kita. Saya kira apa yang dilakukan oleh Pekka dalam forum ini secara jelas menyuarakan apa yang diinginkan apa yang dibutuhkan. Bicaralah sejelas mungkin tentang apa yang dianggap kebutuhan bagi para perempuan kepala keluarga yang selama ini belum dipenuhi. Memang ada kebutuhan yang
sebenarnya bisa dipenuhi oleh diri kita sendiri. Karena kita sedang membangun kekuatan dalam diri kita dengan berorganisasi . Ka ala Cha drakira a, ketua
Komnas Perempuan)
I i orga isasi dari a ah da e a g er eda de ga orga isasi ya g dari atas. I i
memang pada hakikatnya ‘kan keluar dari bawah yang tidak terkontaminasi ideologi politik manapun. Kalau PKK itu ‘kan sangat punya kepentingan politik. Semua
9
sesungguhnya, bagaimana seseorang janda harus mandiri yang harus tegak berdiri dan harus mampu membiayai anak-anaknya sendiri dan itu telah dilakukan secara konkrit
oleh Pekka (Ahmad Tohari, Tokoh dan Budayawan Nasional)
Fe o e a si gle pare t itu fe o e a
sosial yang lebih sering dianggap sebagai masalah sosial yang perlu dicari solusinya . Yang mendapat vonis sosial adalah perempuannya, sering kali tanggungan anak juga pada perempuan. Persepsi sosial masih sering menempatkan bahwa laki-laki itu yang benar lalu kemudian menimpakan kesalahan pada perempuan itu begitu saja. Saya rasa sudah saatnya melakukan proses pencerahan bahwa ada persoalan-persoalan
sosial yang harus kita cari solusinya. Mereka ini ternyata perempuan-perempuan hebat
ya g pu ya pote si keuleta da pere pua ya g au ekerja keras (Khofifah Indar Parawansa, mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan, Anggota DPR)
Terus tera g Pekka ini sangat berbeda dengan apa yang dilakukan oleh para NGO, karena kita mendekonstruksi banyak hal. Misalnya kita mendekonstruksi tentang perempuan kepala keluarga. Bahwa dalam dokumen negara, statistik itu selalu mengacu kepada laki-laki sebagai kepala keluarga. Yang kedua itu ini mendobrak unit analisa. Selama ini dalam ilmu sosial dan ilmu antropologi unit analisanya itu selalu keluarga, itu sebenarnya unit analisa itu tidak akurat sama sekali karena unit analisanya itu adalah individu yang bisa berarti bisa laki-laki dan bisa perempuan. Jadi sangat impress dan saya sangat senang dengan kegiatan ini dan sangat penting saya kira
(Natsir, anggota masyarakat, Jakarta)
Dari a al ya ko as pere pua sa gat yaki ah a i u-ibu telah berjuang untuk menghidupkan keluarga. Oleh karena itulah Komnas perempuan mendukung adanya program pemberdayaan perempuan kepala keluarga. Perjuangan ibu-ibu ini adalah sebuah realita. Perjuangan ibu-ibu adalah perjuangan untuk menciptakan kehidupan tanpa kekerasan. Optimisme untuk menjadi kepala keluarga bukan hanya untuk diakui
tapi harus diteri a oleh asyarakat I do esia . (Samsidar, Pjs Sekjen Komnas Perempuan)
“aya opti is de ga progra i i da terus dida pi gi, aka e a tu proses
10
kira jika program ini berjalan dengan baik, maka akan menjawab tantangan bahwa masyarakat Klubagolit miskin, sekaligus perempuan ditampilkan ke masyarakat dan menunjukkan bahwa mereka juga berperan dalam pembangunan, terutama
pe a gu a eko o i . (Dr. Yosef K, Camat Klubagolit, NTT)
Kalau e urut saya progra itu agus sekali e a tu progra i i e a tu para
janda yang telah ditinggal mati oleh suaminya dia berusaha bangkit untuk membantu ekonomi keluarganya, saya sendiri adanya program Pekka ini sangat mendukung sekali
khusus ya di ke a ata Ta ju g sia g i i . (Nita Bambang, Ketua Tim Penggerak PKK Kecamatan Tanjungsiang, Jawa Barat)
U tuk elakuka peru aha sosial udaya terhadap ilai da perilaku yang merugikan perempuan dan anak-anak ini memerlukan upaya serius dengan melibatkan berbagai pihak termasuk tokoh adat, tokoh agama, pemerintah, dan terutama masyarakat sendiri. Melalui forum yang ada, kelompok Pekka dapat memfasilitasi proses dialog untuk membicarakan hal ini . Kas iati, akti is pere pua , tokoh pere pua adat
NTB)
Kalau e urut saya progra itu agus sekali e a tu progra i i e a tu para
janda yang telah ditinggal mati oleh suaminya dia berusaha bangkit untuk membantu ekonomi keluarganya, saya sendiri adanya program Pekka ini sangat mendukung sekali
khusus ya di ke a ata Ta ju g sia g i i . (Nita Bambang, Ketua Tim Penggerak PKK Kecamatan Tanjungsiang, Jawa Barat)
U tuk elakuka peru aha sosial udaya terhadap ilai da perilaku yang merugikan perempuan dan anak-anak ini memerlukan upaya serius dengan melibatkan berbagai fihak termasuk tokoh adat, tokoh agama, pemerintah, dan terutama masyarakat sendiri. Melalui forum yang ada, kelompok Pekka dapat memfasilitasi proses dialog untuk membicarakan hal ini . Kas iati, akti is pere pua , tokoh pere pua adat
11
I.
PENGANTAR
Pemberdayaan tidak boleh dibatasi oleh kerangka proyek karena
pemberdayaan khususnya bagi perempuan bukanlah sebuah
tujuan, melainkan proses dan perjalanan kehidupan perempuan
DARI MEJA KOORDINATOR NASIONAL PEKKA 10 Tahun yang penuh inspirasi
Wa Ode Sahana, Petronela Peni, Imas dan Daryati, hanyalah sebagian kecil dari ribuan perempuan kepala keluarga
(Pekka) yang saya temui dalam perjalanan 10 tahun Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga (PEKKA), yang kisah hidupnya sangat menginspirasi. Ketika memulai PEKKA 10 tahun lalu, tidaklah serta-merta dapat dibayangkan
bagaimana kehidupan Pekka yang sangat menyedihkan pada saat itu dapat
berubah. Tak terbayangkan bagaimana akan mengubah wajah suram, pesimis, sedih, minder dan tertekan menjadi raut optimis, penuh senyum dan semangat, serta gairah akan kehidupannya? Justru yang masih lekat teringat dan terasakan hingga saat ini adalah sesaknya dada dengan kemarahan, kesedihan, dan kekecewaan menyaksikan kehidupan Pekka yang sangat memprihatinkan, di tengah kemewahan hidup yang dapat diraih oleh warga masyarakat lainnya. Kehidupan Pekka seolah berhenti dari detak waktu, dan mereka larut dalam pusaran kerasnya kehidupan tanpa suami yang harus dijalaninya. Tidak hanya harus berjuang menafkahi anak dan anggota keluarganya saja,
Pekka juga ha us e taha di te gah keja ya pela ela egatif ya g ha us
disandang oleh perempuan tanpa suami di dalam tatanan nilai yang berlaku dalam masyarakat.
Mi pi , i ilah hal pe ta a ya g e u ut he at ka i ha us di a gu dala di i
Pekka. Kehidupan yang begitu keras, telah membuat mereka kehilangan kepercayaan diri bahkan hanya untuk sekedar bermimpi pun mereka tidak berani. Dua tahun pertama, tim Seknas PEKKA menginvestasikan waktu untuk berproses bersama Pekka,
12
keraguan dan ketidakyakinan mereka ketika kami mengajak mereka untuk membangun mimpi bersama. Membicarakan mimpi ini saja ternyata telah menjadi langkah awal untuk Pekka mengukir senyum di bibirnya. Mereka tertawa bersama membayangkan bahwa mimpi yang mereka katakan itu sepertinya mustahil untuk dicapai. Dan benar saja, jalan untuk mewujudkan mimpi itu tidaklah mudah.
Namun, tidak ada yang tidak mungkin dalam kehidupan ini asal kita mau berusaha keras untuk meraihnya. Bermodal kepercayaan penuh dari lembaga dana, dukungan dari pihak terkait, tim kerja yang berdedikasi dan ahli, Seknas PEKKA bahu membahu dengan para kader, pemimpin dan anggota Pekka berusaha keras meraih mimpi ini. Jatuh bangun, pasang surut, sukses gagal, mewarnai hari-hari pemberdayaan Pekka di
lapa ga . Tidak ada agi ullet , tidak ada esep jitu ya g dapat dipe gu aka ti
Seknas PEKKA dalam proses ini. Kami belajar dari proses bersama, bergerak menelusuri rentang spiral yang sangat dinamis, kadang sudah hampir sampai di puncak harus turun bahkan sangat drastis ke titik yang rendah. Upaya ini tidak hanya memberdayakan kelompok Pekka sebagai subyek utama program, namun juga sebagian besar tim Seknas PEKKA. Keberadaan Seknas PEKKA dan berbagai kegiatannya menjadi sekolah, lapangan kerja, dan rumah bagi sebagian besar penggiat PEKKA.
Dan tanpa terasa, sepuluh tahun telah berlalu. Penting rasanya untuk berhenti sejenak, menelusuri kembali perjalanan itu, menandai semua pencapaian sebagai fondasi dan pilar-pilar mimpi yang pernah dibangun bersama dan masih akan terus diperjuangkan untuk dicapai. Ternyata juga tidak begitu mudah untuk menuliskan perjalanan sepuluh tahun tersebut dalam lembar kertas yang terbatas ini. Begitu banyak angka, cerita dan pelajaran penting yang tak boleh tersia-siakan. Sebagiannya, dituliskan dalam laporan ini, sebagai persembahan pada semua pihak yang dengan tak kenal lelah dan putus asa
tetap ko siste e pe ayai ah a Da i P og a Pe a gu a Me jadi Ge aka
Sosial adalah Mungki !!! .
Selamat menjelajahi perjalanan 10 tahun Pekka
Jakarta, 24 Februari 2012
Nani Zulminarni
14
SEPULUH TAHUNPEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA KELUARGA (PEKKA) Desember 2001-Desember 2011
II.
PERJALANAN MENGGAPAI KEADILAN DAN
MARTABAT
Pemberdayaan tidak boleh dibatasi oleh kerangka proyek karena pemberdayaan khususnya bagi perempuan bukanlah sebuah tujuan, melainkan proses dan perjalanan kehidupan perempuan untuk mencapai keadilan dan martabat (Nani Zulminarni, 2012)
1.
APA ITU PEKKA?
15
2.
MENGAPA PEKKA?
Data Susenas Indonesia tahun 2001 menunjukkan bahwa jumlah rumah tangga yang dikepalai perempuan mencapai 13%, dan pada tahun 2007 naik menjadi 13.6%, kemudian pada tahun 2010 diperkirakan telah mencapai 14%, yang menunjukkan kecenderungan peningkatan rumah tangga yang dikepalai perempuan rata-rata 0.1% per tahun. Padahal Undang-Undang Perkawinan Nomor 1 tahun 1974 mengatakan bahwa, kepala keluarga adalah suami atau laki-laki. Oleh karena itu keberadaan perempuan sebagai kepala keluarga tidak sepenuhnya diakui baik dalam sistem hukum yang berlaku maupun dalam kehidupan sosial masyarakat. Sebagai akibatnya perempuan kepala keluarga menghadapi diskriminasi hak dalam kehidupan sosial politiknya.
3.
SIAPA PEREMPUAN KEPALA KELUARGA (PEKKA)?
Kepala Keluarga adalah Pe ari afkah dala keluarga atau seseora g ya g dia ggap se agai kepala keluarga Bada Pusat “tatistik-BPS).
Definisi Perempuan Kepala Keluarga (Pekka) menurut Seknas PEKKA adalah perempuan yang melaksanakan peran dan tanggungjawab sebagai pencari nafkah, pengelola rumah tangga, dan pengambil keputusan dalam keluarganya.
Hal ini mengantarkan Seknas PEKKA pada komunitas dampingan yang mencakup: Perempuan yang ditinggal/dicerai hidup oleh suaminya
Perempuan yang suaminya meninggal dunia Perempuan yang membujang atau tidak menikah
Perempuan bersuami, tetapi oleh karena suatu hal, suaminya tidak dapat menjalankan fungsinya sebagai kepala keluarga
Perempuan bersuami, tetapi tidak mendapatkan nafkah lahir dan batin karena suaminya bepergian lebih dari satu tahun.
4.
BAGAIMANA PROFIL PEREMPUAN KEPALA KELUARGA YANG
DIDAMPINGI SEKNAS PEKKA?
16
PENDIDIKAN
18
PEKERJAAN
2002 2011BURUH
7%
10%
KARYAWAN 5%
BURUH TANI 5%
JASA 6% 7%
KERAJINAN
6%
9%
PENGOLAHAN MAKANAN 3%
PERDAGANGAN 33% 20%
PERTANIAN 43% 38%
19
5.
APA TUJUAN PEMBERDAYAAN YANG DILAKUKAN OLEH SEKNAS
PEKKA?
Seknas PEKKA mempunyai visi untuk pemberdayaan perempuan kepala keluarga dalam rangka ikut berkontribusi membangun tatanan masyarakat yang sejahtera, adil gender, dan bermartabat.
Untuk mewujudkan visi tersebut, Seknas PEKKA mengemban misi untuk:
Meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan Perempuan Kepala Keluarga (Pekka) Membuka akses Pekka terhadap berbagai sumberdaya
2002 2011 <=7500 51% 38%
7501-15000
33% 29%
15001-22500
16% 18%
22501-30000
6%
>30000 9%
20
Membangun kesadaran kritis Pekka baik terhadap kesetaraan peran, posisi, dan status mereka, maupun terhadap kehidupan sosial politiknya.
Meningkatkan partisipasi Pekka dalam berbagai proses kehidupan sosial, ekonomi, politik dan budaya
Meningkatkan kontrol Pekka terhadap proses pengambilan keputusan mulai di tingkat rumah tangga hingga negara.
6.
APA TEORI PERUBAHAN YANG DIPERGUNAKAN PEKKA?
Identifikasi masalah yang dilakukan oleh komunitas Pekka di awal pelaksanaan program memperlihatkan bahwa berbagai persoalan yang dihadapi Pekka pada dasarnya disebabkan oleh tiga dimensi kekuasaan yang mengontrol kehidupan perempuan kepala keluarga, yaitu kekuasaan formal, non formal dan tatanan nilai. Oleh karena itu proses Pemberdayaan Pekka harus mampu meningkatkan kemampuan komunitas Pekka membangun kekuatan individu mau pun kolektifnya untuk mempengaruhi berbagai dimensi kekuasaan demi kesejahteraan, kesetaraan dan keadilan.
PEKKA
21
7.
BAGAIMANA CARA SEKNAS PEKKA MENCAPAI TUJUANNYA?
Seknas PEKKA mengembangkan strategi Empat Pilar Pemberdayaan Pekka.
1. Membangun Visi; pada dasarnya membangun kesadaran kritis Pekka terhadap hak sebagai manusia, perempuan dan warga negara, menumbuhkan motivasi untuk memperbaiki kehidupan, dan pada akhirnya memfasilitasi mereka untuk
membangun visi dan misi kehidupan. Visi dan Misi menjadi landasan utama Pekka untuk bergerak selanjutnya.
2. Peningkatan kemampuan; meningkatkan kapasitas Pekka untuk mengatasi berbagai persoalan kehidupan melalui pendampingan intensif, berbagai pelatihan dan lokakarya terkait dengan membangun kepercayaan diri, meningkatkan keterampilan teknis dan manajerial. Melatih dan mengembangkan pemimpin dan fasilitator masyarakat dari kalangan Pekka.
3. Pengembangan Organisasi dan Jaringan; melalui penumbuhan, pengembangan dan penguatan kelompok berbasis di masyarakat yang diberi nama Kelompok Perempuan Kepala Keluarga (Kelompok Pekka) di seluruh wilayah program. Kelompok-kelompok ini kemudian difasilitasi untuk mengembangkan organisasinya menjadi Serikat Pekka yang mandiri dan berjaringan mulai dari tingkat kecamatan hingga nasional, serta berjaringan dengan lembaga lain yang dapat mendukung kerja-kerja mereka.
23
8.
APA SAJA KEGIATAN PEMBERDAYAAN YANG DILAKUKAN SEKNAS
PEKKA?
a. Pemberdayaan Ekonomi; Pengembangan sumberdaya keuangan bersama Pekka melalui kegiatan simpan pinjam dengan sistem koperasi serta peningkatan sumber pendapatan keluarga Pekka melalui pengembangan usaha individu dan usaha bersama
b. Pendidikan Sepanjang Hayat; Pemberantasan buta huruf dan angka bagi keluarga Pekka melalui kelas keaksaraan fungsional dan akses program Penyetaraan Pendidikan serta akses pendidikan yang murah dan berkualitas
termasuk akses beasiswa bagi anak-anak Pekka yang putus sekolah 9 tahun, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), dan mengorganisir Kelas Belajar anak-anak Pekka. c. Pemberdayaan Hukum; Kegiatan penyadaran tentang hak dan perlindungan hukum bagi Pekka, melatih kader Pekka menjadi Kader Hukum agar mampu mendampingi akses proses hukum yang adil bagi Pekka dan keluarganya dalam penyelesaian kasus kekerasan dalam rumah tangga serta advokasi reformasi hukum dan proses hukum yang adil gender
d. Pemberdayaan Politik; Penyadaran kritis akan hak politik Pekka, mengorganisir Pekka untuk terlibat dan mengawasi proses pengambilan keputusan di berbagai tingkatan dan terlibat dalam proses politik di berbagai tingkatan
e. Hak Kesehatan Sepanjang Masa; Gerakan hidup sehat dan berkualitas melalui kegiatan penyadaran kritis akan hak dan kesehatan khususnya kesehatan reproduksi; mengembangkan kader-kader kesehatan dari kalangan Pekka agar dapat mengorganisir akses pelayanan kesehatan yang murah dan berkualitas, advokasi kebijakan terkait hak pelayanan kesehatan yang mudah, murah dan berkualitas bagi masyarakat miskin
24
9.
DIMANA WILAYAH KERJA PEKKA
Hingga akhir tahun 2011, Seknas PEKKA telah menumbuhkan, mengembangkan dan mendampingi Pekka di 19 Provinsi di Indonesia.
Kerja Seknas Pekka di awali di empat wilayah pada tahun 2002 yaitu:
Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) : Aceh Bireun, Aceh Barat Daya, Aceh Besar, Pidie, Aceh Timur, Aceh Jaya, Singkil, Aceh Selatan, Nagan Raya
Jawa Barat (JABAR) : Cianjur, Subang, Sukabumi, Karawang Nusa Tenggara Timur (NTT) : Flores Timur
Sulawesi Tenggara (SULTRA) : Buton
Berkembang ke 4 provinsi berikutnya pada tahun 2003 yaitu: Kalimantan Barat (KALBAR) : Kodya Pontianak, Kubu Raya Jawa Tengah (JATENG) : Batang, Pemalang, Brebes Tenggara Barat (NTB) : Lombok Barat, Lombok Tengah Maluku Utara - (MALUT) : Halmahera Utara
Pada akhir tahun 2010, Seknas PEKKA memperluas wilayah kerja ke 6 provinsi lagi yaitu:
Sumatra Utara (SUMUT) : Asahan
Sumatra Selatan (SUMSEL) : Ogan Komering Ilir Jawa Timur (JATIM) : Bangkalan
Sulawesi Selatan (SULSEL) : Bone
Sulawesi Utara (SULUT) : Bolaang Mongondow Bali
Pada awal tahun 2011, Seknas PEKKA menjangkau 5 Provinsi lagi termasuk: Sumatera Barat (Sumbar ): Sijunjung
Banten : Lebak
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) : Bantul Kalimantan Selatan (Kalsel) : Hulu Sungai Utara
25
10.
TONGGAK PERISTIWA PENTING DALAM PERJALANAN 10 TAHUN
PEKKA
Kejadian Penting dalam 10 Tahun Pembentukan Sekretariat Nasional menumpang di kantor PPSW, Kornas PEKKA mulai
bekerja dibantu oleh seorang staf pendukung
Survey wilayah kerja di 4 provinsi pertama (NAD, Jabar, NTT, Sultra) dengan melibatkan staf PPSW, sekalian rekrutmen staf lokal untuk menjadi pendamping lapang di wilayahnya.
Pelatihan 15 orang staf pendamping lapang (PL) di Wisma Hijau selama satu bulan (Desember 2001)
Me dapatka duku ga pe da aa se agai Ma age e t Co sulta t of Wido s a d Po erty Proje t elalui Departe e Dala Negeri.
Pembentukan kelompok-kelompok Perempuan Kepala Keluarga (Kelompok Pekka) oleh PL di 4 Provinsi; NAD, Jawa Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi Tenggara. Kelompok pertama terbentuk di Kelubagolit, Flores Timur, NTT pada tanggal 4 Februari 2002
Terbentuk 123 Kelompok Pekka dengan total anggota 3,305 orang di 92 desa dan kelurahan, 14 Kecamatan, 10 Kabupaten, di NAD, Jabar, Sultra dan NTT
Kegiatan simpan pinjam di kelompok meskipun awalnya mendapatkan tantangan dari Pekka yang mengharapkan bantuan sebagaimana proyek pembangunan lainnya. Terkumpul simpanan sejumlah Rp.46,263,950 dan telah diputarkan dalam bentuk pinjaman dengan total perputaran Rp.97,826,550 dan jasa yang dibayarkan sebesar Rp.13,024.150
Seknas PEKKA mengontrak kantor di wilayah Pondok Kelapa, Jakarta Timur.
Mendapatkan dukungan dana dari DVV Germany untuk melakukan perluasan wilayah pengembangan Pekka di dua provinsi yaitu Jawa Tengah dan Kalimantan Barat.
Pelatihan Nasional kader lokal pertama di Bali; untuk pertama kalinya membawa Pekka keluar dari wilayahnya dan ternyata memberikan dampak positif bagi pemberdayaan selanjutnya.
Pekka belajar menulis buku yang kemudian kumpulan tulisan ini diterbitkan menjadi
se uah uku erjudul “e uah Du ia ta pa “ua i .
Pekka belajar menjadi fotografer lokal dan foto-foto hasil karya Pekka dipamerkan di forum wilayah, forum nasional hingga ke Amerika Serikat.
26
Setelah itu, Seknas PEKKA secara berkesinambungan membuat video-video Pekka. Pe er ita uleti perta a Pekka erjudul Cer i
Perluasan wilayah kerja Seknas PEKKA ke 2 Provinsi lagi yaitu Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Maluku Utara (Malut).
Kelompok Pekka mengakses dana bantuan langsung yang disediakan lembaga donor melalui sistem di pemerintah Indonesia yaitu proyek PPK, total dana yang diakses Rp.5,365,911,194.
Lokakarya Nasional Multistake Holder PEKKA; pemerintah, donor, dan LSM
Diselenggarakannya 11 forum wilayah Pekka di tingkat Kecamatan dan Kabupaten
Mengintegrasikan wilayah Kalbar dan Jateng ke dalam program PEKKA untuk provinsi lainnya
Mendirikan Yayasan PEKKA sebagai badan hukum Seknas PEKKA sehingga dapat mandiri dari PPSW yang selama ini telah menaunginya.
Kader foto Pekka dan pendamping kunjungan dan pameran foto ke Bank Dunia di Washington DC
Forum Nasional Pekka pertama di Hotel Millenium Jakarta dengan te a “aat ya Bi ara
Pere pua Kepala Keluarga , pa era foto da produk, diskusi uku “e uah Du ia
tanpa Suami, dan kunjungan ke lembaga pemerintah
Perintisan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Pekka, yang mengelola dana simpan pinjam dan BLM
Bencana gempa bumi dan Tsunami di Aceh; 11 orang anggota Pekka meninggal dan hilang.
Berakhirnya dukungan pendanaan untuk Pekka yang diterima melalui Depdagri.
Seknas PEKKA pindah ke Duren Sawit bersebelahan dengan kantor PPSW.
Mengakses pendanaan proyek dari Japan Social Development Funds (JSDF) langsung melalui trust fund Bank Dunia sehingga upaya yang telah dirintis dapat terus dilanjutkan. Pendanaan ini kemudian disebut Pekka-2 oleh Seknas PEKKA.
Program tanggap darurat dan pemberdayaan Pekka Aceh paska Tsunami di mulai. Memperoleh dana khusus untuk wilayah Aceh dari Japan Social Develoment Funds (JSDF) yang oleh Seknas PEKKA disebut Pekka-3
Launching program pemberdayaan hukum Pekka bekerja sama dengan Justice for the Poor Bank Dunia, untuk pilot di wilayah Cianjur, Lombok dan Brebes
27
Pekka wilayah NTT berhasil menguatkan posisi politiknya dengan melakukan kontrak politik dengan calon bupati Flores Timur pada Pilkada tahun ini. Hal ini menjadi inspirasi pemberdayaan politik Pekka selanjutnya.
Pengembangan SOP Seknas PEKKA yang menjadi acuan kelembagaan Seknas, serta penguatan pengelolaan manajemen keuangan Seknas PEKKA.
Membentuk sekretariat Pekka Aceh di Biereun
Mulai pengembangan program pendidikan sepanjang hayat Pekka bekerjasama dengan PPSW dengan dukungan JSDF; kegiatan keaksaraan dan pendidikan anak usia dini
Pengembangan Multi Stake Holder (MSF) penegak hukum di wilayah pilot program
Lima tahun pengembangan kelompok Pekka mencapai 244 desa, 330 kelompok Pekka, dengan 7,912 anggota
Kegiatan simpan pinjam Pekka mampu memobilisasi simpanan anggota sejumlah Rp.746,479,227 dan akses BLM mencapai Rp.6,774,753,820 dengan perputaran pinjaman mencapai Rp.10,776,961,300 serta perolehan jasa pinjaman mencapai Rp.370,256,665
Pengembangan komite pendidikan desa serta penyaluran beasiswa bagi anak-anak Pekka dan anak miskin lainnya yang di koordinir oleh ibu-ibu Pekka.
Memindahkan sekretariat Pekka Aceh dari Biereun ke Aceh Besar dan menempatkan seorang Koordinator Program untuk memimpin Sekwil Aceh
Pengembangan Website di Seknas PEKKA.
Forum Nasional (Fornas) Pekka yang ke-2 di Hotel Grand Cempaka, Jakarta diikuti oleh 354 perwakilan Pekka dari 8 Provinsi
Memberikan penghargaan UKM inovatif bagi Pekka pada acara Fornas
Penelitian tentang akses keadilan Pekka bekerjasama dengan IALDF (Indonesia Australia Legal Development Facility) yang hasilnya dipergunakan untuk advokasi akses keadilan berupa prodeo dan sidang keliling komunitas Pekka terkait hukum keluarga
“ek as PEKKA e jadi host pe ge a ga Jari ga Regio al JA““-SEA (Just Associate South East Asia)
Peres ia Ce ter pekka perta a di Klu akgolit, NTT ya g di a gu de ga da a
swadaya dan keuntungan LKM. Inisiatif ini menjadi inspirasi bagi wilayah lain untuk mengembangkan Center mereka pula.
Sidang keliling sebagai strategi akses keadilan Pekka yang pertama di gelar di Cianjur yang di organisir Pekka dan berhasil menyelesaikan 35 kasus hukum keluarga
28
pengembangan kepemimpinan perempuan di akar rumput dengan dukungan dana dari JSDF melalui proyek PRIME. Seknas PEKKA mulai mengembangkan program tematik Pemberdayaan Politik
Ada 44 orang Kader Pekka mulai terlibat di 11 Musrenbang di wilayahnya, dan 9 orang kader Pekka terdaftar menjadi calon anggota legislative di wilayahnya
Pengembangan tim video komunitas di mana kader Pekka di latih untuk membuat video komunitas di wilayah Aceh, NTB, NTT dan Jawa Barat
Pengembangan 8 stasiun radio komunitas di mulai di wilayah Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sultra dan Kalimantan Barat.
Kornas mendapatkan kesempatan untuk retret di Bellagio Center, Rockefeler Foundation, menulis draft Buku PEKKA
Presentasi PEKKA di panel forum Internasional AWID di Cape Town, Afrika Selatan, oleh Kornas
Perintisan pembentukan serikat Pekka dengan sosialisasi pertama di Aceh dan Musyawarah pertama Serikat Pekka yang di mulai di Jawa barat dengan diakhiri launching Serikat Pekka Jawa Barat di Karawang.
Me dapatka Best Practi e A ard dari Pe eri tah Jepa g di ilai se agai salah satu proyek yang efektif enjangkau kelompok termiskin yang didanai melalui Japan Social Development Funds (JSDF). Kornas dan Ketua Serikat Pekka menerima penghargaan tersebut di Tokyo.
Proses pembentukan Serikat Pekka di 7 provinsi lainnya; Aceh, Jawa Tengah, Kalimantan Barat, NTB, NTT, Sulawesi Tenggara dan Maluku.
Musyawarah Nasional Pertama pengurus Serikat Pekka dari 8 Provinsi di Bogor, dan membentuk Federasi Serikat Pekka dan berhasil memilih 3 orang pengurusnya. Federasi beranggotakan 9,699 anggota di 314 desa wilayah Pekka.
Pembangunan Center Pekka di berbagai wilayah
Pembentukan kelompok perempuan non-pekka di wilayah
Penerbitan buku seri sebuah dunia tanpa suami yang ke -2 dan 3 dari Aceh
Ikut mendirikan Alimat; Jaringan Nasional untuk pembelajaran dan advokasi keluarga dalam Islam.
Evaluasi PEKKA oleh lembaga mandiri yaitu Women Research Institut (WRI)
Launching laporan pe elitia akses keadila de ga pe ya paia key ote oleh ketua Mahkamah Agung, menjadi titik awal membangun kerjasama dengan penegak hukum untuk akses keadilan
29
Justice for the Poor Bank Dunia Pelibatan tokoh laki-laki yang berperan penting dalam penegakan keadilan bagi Pekka seperti kepala desa, tokoh agama dan adat melalui lokakarya pengembangan kepemimpinan yang berwawasan keadilan.
Pengembangan sistem data kebutuhan akses keadilan secara online bekerjasama dengan Badilag (Badan Peradilan Agama)
Kornas PEKKA mendapatkan Saparinah Sadli Award
Memperluas wilayah kerja Pekka ke 6 Provinsi baru (Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jawa Timur, Bali, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara) menjangkau 83 dengan dukungan JSDF melalui proyek Sustaining Leaderships.
Penutupan proyek pemberdayaan Pekka Aceh pasca Tsunami. Seknas Terpaksa memutuskan hubungan kerja dengan 5 orang pendamping lapang di Aceh.
Seminar Nasional akses keadilan di Jakarta bekerjasama dengan Alimat
Perluasan ke 4 provinsi baru yaitu di Sumatera Barat, Kalimantan Selatan, Banten, dan Yogyakarta.
Perluasan ke DKI Jakarta yaitu di kepulauan seribu
Pelatihan kader tingkat Nasional untuk wilayah baru
Penutupan proyek pendidikan dan hukum yang didanai melalui trust fund Bank Dunia
Seknas PEKKA gagal mengakses PNPM Peduli
Mendapatkan penghargaan Internasional sebagai best practice dan program favorit dari proyek-proyek JSDF di seluruh dunia. Kornas dan Petronela Peni mewakili Pekka menerima award-nya di Washington DC.
Merintis pengembangan sekretariat wilayah, merekrut staf administrasi dan keuangan untuk membantu koordinator wilayah
Penambahan staf di Seknas sehingga membutuhkan ruang yang lebih besar dengan menyewa ruangan di kantor PPSW.
Asesmen 10 tahun Pekka oleh konsultan independen dari Bank Dunia, dan diskusi terfokus yang difasilitasi tim Seknas PEKKA.
Mendapatkan dukungan pendanaan proyek dari AUSAID untuk meneruskan
pemberdayaan hukum selama 4 bulan kuartal terakhir
Mengembangkan program baru Sistem Pemantauan Kesejahteraan Berbasis Komunitas (SPKBK) Pekka, dengan dukungan AUSAID bekerja sama dengan SMERU dan TNP2K, hingga tahun 2014.
30
11.
APA HASIL PEKKA SELAMA 10 TAHUN?
Hasil yang dicapai dari proses pemberdayaan yang telah dilakukan selama 10 tahun terakhir dapat dilihat dari dua aspek yaitu analisa pencapaian tujuan dan perubahan yang dirasakan oleh Pekka. Guna mengetahui pencapaian tujuan program, dilibatkan evaluator independen serta analisa data-data kuantitatif yang telah dikumpulkan oleh Seknas PEKKA selama 10 tahun terakhir. Sedangkan informasi tentang perubahan yang dirasakan Pekka didapatkan melalui Survey pada anggota dan kader Pekka tentang beberapa indikator perubahan pengembangan diri, pengetahuan dan wawasan serta status mereka dalam masyarakat.
A. Pencapaian Tujuan
Tujuan pemberdayaan Pekka dikembangkan dari 5 kerangka Pemberdayaan Sarah Longwe yaitu:
Peningkatan kesejahteraan; ketersediaan sumber ekonomi, perlindungan dari risiko kemiskinan
Peningkatan akses terhadap sumber daya; pelayanan publik dan akses sumberdaya ekonomi, perlindungan sosial, ekonomi dan politik.
Peningkatan kesadaran kritis; kemampuan membangun kesadaran terkait relasi kuasa adil gender
Peningkatan partisipasi; kemampuan untuk hadir dan aktif serta mempengaruhi kebijakan di berbagai arena dan berbagai tingkatan
Peningkatan kontrol terhadap pengambilan keputusan; melakukan kontrol guna menjamin kepentingan kaum perempuan dapat diimplementasikan sebagai kebijakan publik.
Untuk mengetahui pencapaian setiap tujuan, maka dikembangkan beberapa indikator
ya g sejala de ga i put ya g dilakuka oleh “ek as PEKKA dala p oses
pemberdayaannya, yang dijadikan rujukan dalam melihat pencapaian tujuan selama 10 tahun.
Tabel 1. Indikator Pencapaian Tujuan
No Tujuan Indikator
1 Kesejahteraan Peningkatan pendapatan
Peningkatan simpanan di kelompok
Peningkatan pinjaman di kelompok
Tingkat pengembalian pinjaman di atas 70%
Mampu mengakumulasi modal usaha
31
No Tujuan Indikator
2 Akses Sumberdaya Terbukanya akses sumberdaya bagi anggota dalam hal:
Dana Pemerintah (Dana Desa, APBD dll) untuk kegiatan hukum, politik, sosial dan ekonomi.
Dana untuk layanan kesehatan gratis bagi perempuan miskin.
Pendidikan dan Pelatihan keterampilan yang diadakan oleh pihak lain
Bantuan sarana dan prasarana bagi pengembangan program Pekka
3 Partisipasi Tingkat kehadiran anggota dalam kegiatan kelompok mencapai 70%.
Tingkat keaktifan para anggota dalam kegiatan untuk
menyuarakan kebutuhannya dalam kelompok mencapai 70%.
Tingkat kehadiran dalam kegiatan yang diadakan pihak lain seperti rapat desa, musrenbang dan lainnya terkait akses sumberdaya
4 Kesadaran kritis Tumbuh kebutuhan belajar dan mendapat pengetahuan untuk mengembangkan kapasitas diri.
Peningkatan jumlah masalah yang berhasil diidentifikasi, dan yang berhasil diselesaikan.
Kemampuan mengadvokasi persoalan atau perlakuan tidak adil yang mereka hadapi ke pihak berwenang untuk
menyelesaikannya.
5 Kontrol Mampu membuat keputusan diri sendiri dilingkup rumahtangga
Partisipasi aktif dalam mengawasi, mempertanyakan dan menentukan kegiatan kelompok yang akan dilakukan.
Mampu mengusulkan dan mengawasi pembuatan kebijakan lokal yang berhubungan dengan persoalan ketidakadilan yang mereka hadapi.
32
a) Hasil Survey WRI 2009Pada tahun 2009, Women Research Institute (WRI) telah melakukan evaluasi terhadap pencapaian tujuan Pemberdayaan Pekka dengan mempergunakan indikator di atas. Survey di lakukan di beberapa wilayah kerja Seknas PEKKA. Hasil survey WRI menunjukkan bahwa sebagai besar indikator tujuan yang ditetapkan telah dapat dicapai melalui proses pemberdayaan ini. Namun demikian, Survey WRI juga memperlihatkan ada variasi di setiap wilayah terhadap pencapaian tujuan ini. Berikut ini tabel yang menunjukkan hal tersebut.
Tabel 2. Pencapaian Tujuan Program berdasarkan Survey WRI tahun 2009
Wilayah Survey Kesejahteraan
Akses
Sumberdaya
Kesadaran
Kritis Partisipasi Kontrol
Aceh Timur (Aceh) ** * ** * ?
Cianjur (Jawa Barat) * *** ** ** **
Brebes (Jawa Tengah)
** * ** ** **
Pontianak
(Kalimantan Barat)
** * ** * ?
Lombok Barat (NTB) *** ** ** ** **
Buton (sulawesi Tenggara
** * ** ** *
Halmaherah Utara (Maluku Utara)
** * ** * *
Adonara (NTT) *** ** *** *** ***
Keterangan:
*** = semua indikator terpenuhi ** =2 atau 3 indikator terpenuhi * =1 indikator terpenuhi
? = tidak mengarah pada pencapaian tujuan
b) Hasil Survey 10 tahun Pekka oleh Megan Scalon
33
pemberdayaan dengan indikator yang sama. Dalam Surveynya, Megan memisahkan responden survey anggota biasa dan kader. Hasil survye Megan menunjukkan bahwa pencapaian tujuan sangat signifikan dicapai oleh kader-kader Pekka. Sedangkan untuk anggota biasa masih bervariasi. Survey Megan di lakukan di 8 provinsi yang sama dengan yang dilakukan oleh WRI. Berikut ini tabel hasil survey 10 tahun pemberdayaan Pekka oleh Megan.
Tabel 3. Pencapaian Tujuan berdasarkan Survey 10 tahun Pekka oleh Megan Scalon tahun 2011
Tujuan Dampak pada anggota Dampak pada Kader
Penguatan Ekonomi Tidak signifikan Positif lemah
Peningkatan Kesejahteraan Positif Positif
Akses sumberdaya Positif lemah Positif cukup kuat
Kesadaran kritis Tidak signifikan Positif
Partisipasi Positif lemah Positif
Kontrol di dalam Pekka Positif Positif
Kontrol di rumah tangga Tidak ada informasi Positif
Kontrol di masyarakat Tidak signifikan Positif menuju kuat
Kontrol di tingkat kabupaten / provinsi
Tidak signifikan Positif lemah
c) Pencapaian tujuan dari Data di Seknas PEKKA
Selama 10 tahun, Seknas PEKKA juga melakukan dokumentasi dan pencatatan hasil dari berbagai kegiatan yang telah dilakukan melalui program-program dikembangkan. Hal ini dilakukan dengan mendokumentasikan proses serta hasil dari implementasi kegiatan dalam setiap program yang dikembangkan dalam mekanisme monitoring dan evaluasi internal Pekka. Dengan mengacu pada kerangka tujuan di atas, tabel berikut ini dapat melengkapi hasil survey evaluasi indepen yang dilakukan oleh pihak di luar Seknas PEKKA.
Tabel 4. Rekam Jejak Pencapaian Tujuan oleh Seknas PEKKA secara kuantitatif
No Tujuan Pencapaian
1 Kesejahteraan Tabungan anggota Pekka meningkat rata-rata 50% per tahun
Tabungan tertinggi anggota mencapai Rp.14.697.000,- dibandingkan pada tahap awal hanya mencapai Rp.900.000
Total tabungan bersama mencapai Rp.3.551.349.024
Pinjaman anggota meningkat rata-rata 20% pertahun
34
No Tujuan Pencapaian
rata-rata pinjaman anggota mencapai Rp.1,500,000 di
bandingkan pada tahap awal yang hanya berkisar Rp.100,000
Penerimaan sisa hasil usaha (SHU) akhir tahun yang pernah diterima anggota tertinggi adalah Rp Rp.2.345.071
Ada pergeseran jumlah Pekka yang berpenghasilan dibawah Rp 7,500 per hari dari 51% di tahap awal menjadi 38% pada
laporan ini, dan yang berpenghasilan di atas Rp.15,000 bergeser dari 16% menjadi 24%
Paska Tsunami Aceh, Pekka membangun dan merenovasi 284 rumah, membangun kembali usaha 840 anggota Pekka yang hancur, memberikan beasiswa pada 2,367 anak korban Tsunami.
2 Akses Sumberdaya
Telah tumbuh dan berkembang 35 lembaga simpan pinjam dan koperasi di 18 provinsi yang dimiliki dan dikontrol oleh Pekka secara kolektif dengan Asset mencapai
Rp.11.655.302.874dengan total perputaran pinjaman secara keseluruhan mencapai Rp.30.985.173.592
Telah berkembang 61 unit PAUD Pekka (Pendidikan Anak Usia Dini) yang menampung sekitar 2,343 murid dari keluarga miskin, dikelola oleh Pekka
Telah dikembangkan 92 pusat belajar baca tulis yang menampung 2,562 perempuan buta aksara, dikelola oleh Pekka Ada 233 anggota Pekka yang putus sekolah mendapatkan beasiswa sehingga dapat mengikuti program persamaan paket A,B,C dan mendapatkan ijazah SD, SMP dan SMA
Ada 15,450 anak Pekka dan keluarga miskin lainnya mendapatkan beasiswa SD dan SMP
Telah tumbuh dan berkembang 60 Center Pekka(Pusat Belajar Pekka); 25 Center utama dan 35 Center pendukung, yang diakses tidak kurang dari 7,000 Pekka dan anggota masyarakat lain (10%-nya laki-laki), setiap tahunnya.
Ada 9 stasiun radio komunitas Pekka dengan rata-rata penyiaran mencapai 8,5 jam perhari menjangkau lebih dari 7,700 pendengar setia, dan dikelola oleh Pekka
Ada 7 studio video komunitas yang dikelola oleh Pekka dan mampu memproduksi rata-rata 10 video komunitas setiap tahunnya.
35
No Tujuan Pencapaian
dengan jumlah anggota mencapai 16,833 perempuan kepala keluarga miskin dan sekitar 100,000 anggota keluarganya yang mendapatkan dari berbagai kegiatan Pekka, di 471 desa, 19 Provinsi di Indonesia.
Tidak kurang dari 1,500 orang kader, pemimpin dan anggota Pekka dipilih menjadi pemimpin di berbagai aktivitas publik, sosial kemasyarakatan termasuk sebagai pengurus ormas, pengelola program pembangunan seperti PNPM, pengurus RT/RW, staf di kantor pemerintahan desa, pengurus PKK dan kegiatan sosial dan keagamaan lainnya.
Ada 2,948 orang anggota, kader dan pemimpin serikat Pekka yang terlibat secara aktif dalam berbagai proses di tingkat masyarakat termasuk dalam musrenbang hingga ke tingkat kabupaten dan dialog-dialog dengan pemerintah lokal membahas berbagai persoalan sosial ekonomi masyarakat.
4 Kesadaran Kritis
48 jenis pelatihan telah diberikan pada Pekka yang mencakup analisa sosial, motivasi bekerja dalam kelompok, kepemimpinan transformatif, hak kesehatan reproduksi, hukum dan hak perempuan, gender budget, advokasi, kesadaran gender, dengan total kepesertaan pelatihan mencapai 44,148 partisipasi.
Melalui pemberdayaan hukum, 6,639 anak dari keluarga miskin memperoleh akte kelahirannya secara gratis, 2,423 masyarakat desa mendapatkan penyelesaian persoalan perkawinan melalui persidangan keliling, dan rata-rata 14 kasus kekerasan terhadap perempuan di bawa ke proses peradilan setiap tahun.
5 Kontrol Ada 8 jenis kelompok kepentingan yang telah dikembangkan di seluruh wilayah Pekka termasuk kelompok sadar hukum, kelompok pengembangan pendidikan, kelompok pendidikan politik, dan kelompok peduli Pekka.
36
Khusus dalam aspek penguatan ekonomi, perubahan yang paling signifikan dalam hidup Pekka adalah berkembangnya Asset keuangan kolektif yang dimiliki dan dikontrol oleh Pekka sendiri. Aset keuangan ini tumbuh rata-rata setiap tahunnya di atas 2.5%.Berikut ini data Asset keuangan Pekka yang tersebar di wilayah di mana Pekka berada pada tahun 2010 dan 2011.
Tabel 5. Aset Keuangan Kolektif Pekka 2010-2011
No Wilayah 2010 2011
1 Aceh 3.712.519.630 3.670.395.650
2 Jawa Barat 1.060.137.340 1.074.223.540 3 Jawa Tengah 499.636.926 519.319.326 4 Kalimantan Barat 414.942.187 184.822.850 5 Nusa Tenggara Barat 1.000.801.503 1.099.640.859 6 Nusa Tenggara Timur 3.403.666.203 3.915.767.593 7 Sulawesi Tenggara 891.619.460 908.337.085 8 Maluku Utara 370.003.721 242.510.971
9 Sumatera Utara 2.413.000
10 Sumatera Selatan 11.174.000
11 Sumatera Barat 7.342.000
12 Banten 12.853.000
13 Yogyakarta 1.274.000
14 Jawa Timur -
15 Kalimantan Selatan 1.665.000
16 Sulawesi Selatan 3.564.000
17 Sulawesi utara -
18 Bali -
Jumlah 11.353.326.970 11.655.302.874
12.
PERUBAHAN YANG DIRASAKAN PEKKA
37
Oleh karena itu, Seknas PEKKA melihat perubahan positif dari berbagai aspek kehidupan Pekka tersebut, baik yang dialami secara personal maupun kolektif, dapat dilihat sebagai pencapaian pemberdayaan Pekka.
Seknas PEKKA telah melakukan dua kali survey yaitu survey 5 tahun dan 10 tahun Pekka untuk mengetahui perubahan yang dirasakan Pekka. Hasil kedua survey ini umumnya menunjukkan perubahan positif yang terjadi pada Pekka, serta peningkatan jumlah Pekka yang mengalami perubahan positif pada survey 10 tahun dibandingkan dengan survey 5 tahunnya.
Tabel 6. Perubahan yang dirasakan anggota Pekka setelah pemberdayaan
Indikator Survey 5
tahun
Survey 10 tahun
Pengembangan diri
Merasa lebih baik dan jauh lebih baik dalam hal kepercayaan diri 67% 80.8%
Merasa lebih baik dan jauh lebih baik dalam keberanian bicara didepan publik
65% 78.4%
Merasa lebih baik dan jauh lebih baik dalam keberanian mengambil keputusan
- 78.1%
Merasa lebih jelas tujuan menjalani kehidupan 70% 82.1%
Keterampilan kehidupan
Meningkat kapasitas dan keterampilan kehidupan 69% 75.1%
Meningkat skala usaha menjadi lebih baik dan jauh lebih baik 51% 70.8%
Meningkat kemampuan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari 51% 71.7%
Meningkat dan jauh lebih meningkat dalam mendapatkan akses berbagai sumberdaya
54% 75.1%
Ilmu pengetahuan dan wawasan Lebih faham dan jauh lebih faham masalah politik dan
kepemimpinan
40% 74.5%
Lebih faham dan jauh lebih faham soal hak sebagai manusia dan warga negara
38.6% 76.4%
Lebih baik dan jauh lebih baik dalam hal kepekaan terhadap persoalan sosial disekitar
52% 79.6%
Status Sosial
Meningkat jumlah teman - 85.1%
Meningkat status sosial dalam masyarakat menjadi lebih baik dan jauh lebih baik
49% 79.2%
Lebih baik dan jauh lebih baik dalam hal keterlibatan di masyarakat 39% 79.9%
Lebih baik dan jauh lebih baik dalam hal penghormatan dari masyarakat
38
13.
EKSISTENSI DAN KONTRIBUSI
Aspek lain yang cukup signifikan sebagai hasil dari pemberdayaan Pekka selama 10 tahun adalah eksistensi dan pengakuan terhadap keberadaan perempuan kepala keluarga yang cukup meluas. Keberadaan perempuan kepala keluarga hampir tidak teperhatikan sebelum pemberdayaan Pekka di lakukan. Istilah Pekka baru pertama kali dipergunakan pada inisiatif ini. Sebelumnya, masyarakat memiliki stereotype yang umumnya negatif terhadap perempuan tanpa suami seperti janda dan lajang yang telah berumur di atas 25 tahun. Meskipun masih terbatas, paling tidak di wilayah-wilayah Pekka berada, secara perlahan masyarakat mulai mengakui Pekka dan menghargai keberadaannya sebagai kontribusi signifikan dalam kehidupan bermasyarakat.
A. Keberadaan Organisasi Pekka
39
Tabel 7. Keberadaan Kelompok Pekka selama 10 tahun
No Provinsi Kabupaten Kecamatan Desa Kelompok Anggota
1 Aceh 10 28 134 144 3,737 Pekka sebagai organisasi massa yang mandiri di tingkat Provinsi. Pembentukan serikat Pekka telah di deklarasikan di wilayah masing-masing, dan setiap Serikat Pekka memiliki kepemimpinan yang mereka pilih sendiri, anggaran dasar dan anggaran rumah tangga yang disepakati bersama. Meskipun semua serikat memiliki visi dan misi yang sama, namun keragaman Serikat Pekka ditunjukkan dengan slogan dan simbol yang dipilih oleh
5.000 10.000 15.000 20.000
40
setiap serikat, yang umumnya memiliki ciri khas daerahnya masing-masing. Serikat Pekka dari 8 provinsi, kemudian membentuk Federasi di tingkat Nasional dan memilih secara demokratis kepengurusannya. Tabel di bawah ini memuat secara detail tentang Serikat Pekka dan Federasi Serikat Pekka.
Tabel 8. Serikat Pekka dan Federasi Serikat Pekka
No Wilayah Tanggal
Deklarasi
Semboyan Bendera
1 NAD 6 Januari 2009 Bersatu pakat, Makmur Bersama, Adil Merata (Beursaboh Pakat, Makmu Beusare, Ade Berata)
2 Jabar 28 November 2008
Sareundeuk Saigel, Sabobot Sapihanean (Satu ikatan, satu tujuan, satu irama)
3 Jateng 9 Pebruari 2009
Anggayuh Kamulyan lan Pakerti Luhur (Berjuang Menggapai Kemuliaan dan Pekerti yang luhur)
4 Kalbar 19 Maret 2009 Bersatu, Mandiri dalam Keberagaman
5 NTB 25 Februari 2009
Ce i a Tia g Be jua g Be iu Pesopo Ke ele Lihatlah saya
berjuang bersama satukan tujuan)
6 NTT 21 Januari 2009
satukan hati, samakan langkah, raih kemenangan
7 Sultra 1 April 2009 Taposaangu Tapobhangu
Kada giata Be satu
memperjuangkan hakat dan
a ta at
8 Malut 1 Juli 2009 Mari Torang Biking Perubahan
“upaya To a g Ma di i Ma i Kita
Melakukan Perubahan Untuk Menuju Kemandirian)
41
Setiap serikat Pekka memiliki anggaran dasar dan anggaran rumah tangga sendiri. Dan di tingkat Federasi (Nasional) Pekka juga telah memiliki anggaran dasarnya yang dapat dilihat di lampiran laporan ini.
B. Pemberitaan media massa
Keberadaan dan kiprah Pekka dalam masyarakat juga diapresiasi oleh media massa baik cetak maupun elektronik di tingkat Nasional maupun lokal dalam kurun waktu 10 tahun ini. Tidak kurang dari 95 artikel, berita dan profil terkait Pekka di media cetak seperti koran dan majalah telah dipublikasikan sejak tahun 2002. Selain itu tidak kurang dari 10 berita dan cerita seputar Pekka juga diliput oleh televisi Nasional dan lokal. Kemunculan Pekka di media massa membuat Pekka semakin dikenal dan menginspirasi banyak pihak khususnya perempuan kepala keluarga untuk mengembangkan hal serupa.
Tabel 9. Jumlah Pekka dalam Liputan Media Massa 2001 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Jumlah liputan 1 1 8 16 7 13 6 9 26 8
C. Jaringan kerja
Sebagai bagian dari gerakan masyarakat sipil, Pekka juga mulai diakui keberadaan pentingnya. Untuk memperluas wawasan dan dukungan dalam kerja-kerjanya, maka Seknas PEKKA telah membangun Jaringan Kerja baik di tingkat lokal, Nasional, dan Internasional. Keberadaan Pekka dalam Jaringan-jaringan ini cukup diakui dan bahkan di beberapa Jaringan Pekka menjadi salah satu issue sentral dalam upaya advokasi secara kolektifnya.
Tabel 10. Jaringan Kerja Seknas PEKKA hingga 2011
No Nama Jaringan Cakupan Fokus
1 Alimaat – Gerakan Keadilan Keluarga Indonesia
Nasional Advokasi hukum keluarga berbasis agama Islam
5 AWID-Association for Women in Development
Global Hak asasi perempuan dalam pembangunan dan keadilan
6 Sosial Watch Global Advokasi hak-hak dasar manusia
42
No Nama Jaringan Cakupan Fokus
Ekonomi Perempuan perempuan
8 Pengembangan Usaha Kecil Mikro Perempuan – KPPA
Nasional Pengembangan UKM Perempuan
9 Suara Komunitas Nasional Penguatan Kapasitas Radio Komunitas
10 Satu Dunia Nasional Berbagi pengetahuan dan informasi untuk pemanfaatan teknologi
11 ICT4W
Information Communication Technology For Women
Nasional Penguatan akses perempuan terhadap Teknologi Informasi Komunikasi (TIK)
12 We Watch – Jaringan masyarakat sipil untuk keaksaraan perempuan
Nasional Advokasi Pendidikan untuk keaksaraan
13 Jaringan Kerja Gender dan Pengurangan Resiko Bencana
Nasional Pengurus utama gender untuk penanggulangan bencana
14 Jaringan Paralegal Indonesia Nasional Advokasi pengakuan terhadap paralegal dalam sistem hukum Indonesia
15 Jaringan kerja perlindungan perempuan pekerja rumahan
Nasional Pengembangan naskah akdemik dan keputusan menteri untuk perlindungan pekerja rumahan
16 Jaringan kerja untuk bantuan hukum
Nasional Pengembangan kebijakan, peraturan pemerintah dan peraturan menteri untuk bantuan hukum
17 Jaringan perempuan dan pangan
Nasional Penguatan perempuan untuk ketahanan pangan dalam konteks perubahan iklim
18 Jaringan gerakan anti korupsi Provinsi Jawa Tengah
Advokasi sistem yang transparan
19 Gerakan Perempuan Aceh Provinsi Aceh Perjuangan perempuan Aceh untuk hak perempuan Aceh
20 Jaringan Radio Komunitas Provinsi Jawa Barat
Pengembangan Radio Komunitas
21 Engage Media Internasional Social and environmental change using video, internet technology
22 Kampoeng Halaman Nasional Pendidikan remaja dan masyarakat berbasis komunitas
23 Combine Resources Nasional Pengembangan media komunitas dan pemanfaatan tekhnologi informasi komunikasi
43
D. PenghargaanMelalui program-program yang dikembangkan, komunitas Pekka telah melakukan banyak hal dalam masyarakat, dan membawa perubahan yang cukup signifikan. Hal ini mendorong beberapa pihak yang mencermati perkembangan Pekka untuk memberikan
ap esiasi ya dala e tuk pe gha gaa atau a a d . Dala tahu i i,
pemberdayaan Pekka telah menerima berbagai bentuk penghargaan yang diberikan pihak - pihak terkait. Bentuk penghargaan pun beragam termasuk penghargaan khusus untuk aspek tertentu dalam pengembangan Pekka dan penghargaan umum untuk program-program yang dikembangkan. Tabel berikut ini berisi informasi penghargaan yang diterima Pekka hingga saat ini.
Tabel 11. Penghargaan Terkait Pekka
Oktober 2009,
E. Peran Penting Pusat Belajar Pekka (Center Pekka)
Kontribusi penting Pekka yang membuat Pekka lebih dikenal dan diakui oleh masyarakat adalah keberadaan pusat belajar Pekka atau ya g le ih dike al de ga Ce te Pekka . Di Center Pekka dikembangkan berbagai program dan kegiatan yang melibatkan masyarakat luas seperti Pendidikan anak usia dini (PAUD), kelas buta huruf, kelas belajar anak, radio komunitas, dan studio video komunitas.
Tabel 12. Keberadaan Pusat Belajar Pekka (Center Pekka)
44
III.
APA YANG BISA DIPELAJARI DARI PEMBERDAYAAN
PEKKA
1.
Dari progra pe
a gu a e jadi geraka ke asyarakata
adalah mungkin!
Gerakan adalah kumpulan masyarakat yang terorganisir dan bersatu memperjuangkan satu agenda melalui aksi bersama guna mencapai suatu untuk
perubahan “. Batli ala,
Program Pemberdayaan Pekka memang terlahir dari sudut pandang keprihatinan program pembangunan. Oleh karena itu, pemberdayaan Pekka diawali dengan pendekatan pembangunan yaitu mengorganisir Pekka seputar persoalan ekonomi dan pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. Namun, sejak awal mengembangkan upaya ini, kerangka pemberdayaan Pekka telah dikembangkan sebagai sebuah proses untuk membangun gerakan kemasyarakatan untuk perubahan sosial yang lebih besar dan
e kela juta . Hal i i te lihat da i pe u aha a a da i p oyek ja da e jadi pe e dayaa pe e pua kepala kelua ga . Pe aliha a a da i ja da e jadi pe e pua kelapa kelua ga Pekka sa gat ideologis da e ga du g age da politis
gugatan terhadap konsep kepala keluarga adalah laki-laki yang dianut negara dan diterjemahkan dalam bentuk undang-undang perkawinan serta penerapan nilai-nilai sosial budaya yang men-subordinasi posisi penting perempuan dalam keluarga.
45
Tabel 13. Cek list Pemberdayaan Pekka sebagai Gerakan Perempuan
No Elemen Gerakan
Perempuan
Cek Elemen Pekka
1 Berbasis keanggotaan atau konstituen perempuan
v Sejak awal Pekka dikembangkan dengan pendekatan kelompok afiniti beranggotakan khusus perempuan kepala keluarga (Pekka).
2 Ada bentuk organisasinya baik formal maupun informal
v Pada tahap awal Pekka berbentuk kelompok swadaya yang terorganisir, dan kemudian mentransformasi diri menjadi Serikat Pekka organisasi formal
3 Memiliki agenda politik yang jelas terkait dengan keadilan gender
v Agenda politik Pekka sangat jelas yaitu
memperjuangkan pengakuan, kesetaraan dan keadilan perempuan sebagai kepala keluarga
4 Kepemimpinan perempuan di setiap tingkatannya
v Organisasi Pekka dipimpin oleh kader-kader Pekka yang dipilih langsung oleh komunitas Pekka sendiri
5 Melakukan aksi secara kolektif atau bersama dengan mengusung agenda kesetaraan dan keadilan bagi perempuan
v Pergerakan Pekka selalu dilakukan bersama dalam kelompok, mulai dari upaya
pemenuhan kebutuhan praktis, hingga upaya-upaya advokasinya.
6 Berkesinambungan v Hingga 10 tahun Pekka terus tumbuh dan berkembang meskipun fluktuasi tetap ada.
7 Menerapkan kombinasi berbagai strategi untuk perubahan dan pelibatan perempuan di setiap tahapannya
v Pekka menerapkan paling tidak empat strategi berbeda yang saling berkaitan yaitu
penyadaran kritis untuk membangun visi, peningkatan kapasitas, pengembangan organisasi dan jaringan, advokasi dan kampanye perubahan sosial
8 Mengusung nilai-nilai perjuangan feminis
v Meskipun tidak selalu mudah untuk
membangun kesadaran akan nilai kesetaraan dan keadilan yang menjadi inti dari
perjuangan feminis, namun sepanjang proses pemberdayaan yang dilakukan, nilai-nilai inilah yang selalu dikedepankan dalam Pekka
46
pemberdayaan Pekka yang dilakukan sejak awal merupakan kunci dari keberhasilan mentransformasikan upaya pembangunan menjadi gerakan sosial kemasyarakatan.
Pilar pertama
membangun visi dan misi bersama melalui proses penyadaran kritis terhadap keberadaan, hak, posisi dan status Pekka dalam konstruksi sosial masyarakatPaling tidak satu tahun pertama proses pengorganisasian yang dilakukan oleh Tim Seknas PEKKA di lapangan di dedikasikan untuk hal ini. Secara terus menerus dengan berbagai macam pendekatan termasuk pelatihan dalam kelas, diskusi informal, dan diskusi terfokus, Pekka digugah perasaannya dan di bangun pemahamannya tentang arti penting keberadaan mereka sebagai manusia, perempuan dan kepala keluarga, sehingga berbagai bentuk ketidakadilan yang mereka hadapi merupakan hal yang bisa diperjuangkan dan diubah. Pekka juga diajak untuk membangun cita-cita dan impiannya tanpa batas, melalui kekuatan kolektif yang akan mereka bangun. Mimpi inilah yang menjadi motivasi dan juga semangat bagi mereka dan Seknas PEKKA selanjutnya
Pilar yang kedua
membangun kemampuan Pekka untuk menghadapi kehidupannya, baik secara personal maupun kolektif.Seknas PEKKA mengembangkan berbagai modul pelatihan untuk peningkatan keterampilan kehidupan, pengembangan diri, pengetahuan dan wawasan Pekka, serta pengembangan kepemimpinan dan manajerial. Setiap anggota paling tidak mengikuti satu jenis pelatihan. Lebih dari separuh mereka telah mendapatkan minimal 2 kali pelatihan.
Tabel 14. Jumlah jenis pelatihan yang diikuti Pekka