• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Aplikasi Pelaporan Kerusakan Prasarana Berbasis Android Menggunakan GCM (Google Cloud Messaging): Studi Kasus Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Salatiga T1 Fu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Aplikasi Pelaporan Kerusakan Prasarana Berbasis Android Menggunakan GCM (Google Cloud Messaging): Studi Kasus Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Salatiga T1 Fu"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

Perancangan Aplikasi Pelaporan Kerusakan Prasarana

Berbasis Android Menggunakan GCM (

Google Cloud

Messaging

) (Studi Kasus: Dinas Kependudukan dan

Catatan Sipil Kota Salatiga)

Artikel Ilmiah

Peneliti :

Setiawan Prakoso (672012095)

Nina Setiyawati, S.Kom., M.Cs.

Program Studi Teknik Informatika

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

7

1.

Pendahuluan

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Salatiga (Disdukcapil) yang merupakan instansi pemerintah dalam hal kependudukan juga melakukan pengembangan dalam hal teknologi dan informasinya. Disdukcapil tidak hanya menangani masalah mengenai kependudukan saja melainkan juga masalah pelaporan kerusakan prasarana dari 26 kantor Kecamatan dan Kelurahan di seluruh Salatiga. Pelaporan prasarana yang berlaku saat ini menggunakan surat dinas dari kepala Kelurahan maupun Kecamatan setempat. Pelaporan dilakukan setelah surat disetujui dan ditandatangani, setelah itu pelapor harus datang ke Disdukcapil untuk melakukan pelaporan secara langsung. Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan, proses pelaporan memakan waktu satu hari. Pelapor harus menunggu proses persiapan perbaikan hingga perbaikan dilakukan yang memakan waktu lebih dari tiga hari.

Lamanya proses pelaporan hingga proses perbaikan membuat kinerja di Kecamatan atau Kelurahan terhambat. Terhambatnya kinerja di Kelurahan maupun Kecamatan membuat proses pelayanan terhadap masyarakat menjadi terlambat. Akibat keterlambatan tersebut banyak keluhan masyarakat karena keperluannya untuk masalah kependudukan maupun masalah lain menjadi lebih lama dan terhambat. Keterlambatan pelayanan dapat diminimalisir menggunakan sistem pelaporan yang lebih sederhana dan sistem yang dapat mempercepat pelayanannya. Berdasarkan observasi yang di lakukan, didapat data bahwa banyaknya karyawan yang menjadi pengguna smartphone Android di kantor Kelurahan dan Kecamatan serta di Disdukcapil sebanyak 68,3% dari total keseluruhan karyawan.

Atas dasar fakta di lapangan, masalah yang ada yaitu bagaimana merancang aplikasi pelaporan kerusakan prasarana (Report Complaint) pada Android

platform menggunakan GCM (Google Cloud Messaging) untuk memudahkan pelaporan kerusakan prasarana pada Disdukcapil Salatiga.

Setelah dirumuskan masalah yang ada, dibuatlah batasan-batasan masalah seperti: aplikasi mobile berbasis Android dibangun menggunakan Android Studio. Aplikasi yang dibangun akan diterapkan di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil kota Salatiga. Aplikasi menggunakan teknologi GCM (Google Cloud Messagging) yang berguna sebagai sarana untuk memberikan notifikasi kepada administrator maupun pengguna, sehingga pengguna dapat mengetahui progress

dari pelaksanaan perbaikan prasarana yang telah dilaporkan.

2.

Tinjauan Pustaka

(8)

8

mahasiswa. E-learning dibangun menggunakan web service dan layanan GCM (Google Cloud Messaging). Menggunakan GCM Dosen dan Mahasiswa mendapatkan informasi E-learning lebih cepat[1].

Pada penelitian yang dilakukan oleh Fiorenta Wulandari pada tahun 2015, dibangun aplikasi Informasi Lokasi Jalan Rusak Berbasis Web dan Android. Aplikasi yang dibangun adalah media pengaduan dan media informasi. Media pengaduan terletak di aplikasi Android. Pada aplikasi berbasis Android user juga dapat melakukan pelaporan jalan rusak. Sedangkan aplikasi web berperan sebagai media informasi dan pengelolaan data untuk administrator. Aplikasi Android ini dapat membantu user melaporkan kerusakan jalan di kawasan Kota Bandung[2].

Pada penelitian yang dilakukan oleh Fahri Febriyanto Utomo pada tahun 2015 dibangun Aplikasi Manajemen Penanganan Kerusakan Sarana Dan Prasarana Berbasis Web di PT Phapros Tbk. Aplikasi ini dibuat untuk mengatasi pelaporan kerusakan prasarana yang masih dilakukan secara manual dan dapat membantu

user menyelesaikan laporan kerusakan dan memudahkan kepala teknisi dalam merekap data kerusakan dari berbagai devisi[3].

Berdasarkan referensi penelitian terdahulu maka akan dilakukan perancangan sistem pelayanan pelaporan kerusakan prasarana (report complaint) menggunakan teknologi GCM. Penelitian ini bertujuan untuk memudahkan Kecamatan dan Kelurahan di Salatiga melakukan pelaporan kerusakan prasarana.

Android adalah sebuah sistem operasi untuk perangkat mobile berbasis linux

yang mencakup sistem operasi, middleware, dan aplikasi. Android adalah sistem operasi yang dirancang untuk sistem telepon pintar yang menggunakan layar sentuh. Android pada awalnya dikembangkan oleh sebuah perusahaan yang dibiayai oleh Google inc. dan saat ini telah dibeli oleh Google[4].

GCM (Google Cloud Messagging) adalah sebuah layanan pada Android yang berfungsi untuk menjalankan sebuah push notification. Layanan GCM dijalankan oleh sebuah aplikasi yang berjalan di latar belakang dan bernama layanan Google Play[5]. Layanan ini akan membangunkan aplikasi yang bersangkutan saat menerima notifikasi baru dan akan menampilkan notifikasi tersebut pada panel notifikasi Android.

Aplikasi Android yang menggunakan GCM tidak perlu berjalan di belakang layar untuk menerima sebuah notifikasi. GCM akan mengirimkan pesan ke aplikasi dengan mekanisme broadcoast intent (event yang terjadi saat ada notifikasi baru) ketika ada pesan tiba selama aplikasi tersebut diatur untuk diizinkan menerima pesan siaran. Namun, tidak sedikit pula aplikasi berjalan di latar belakang yang menggunakan GCM Service.

(9)

9

Penelitian ini dilakukan dan diselesaikan melalui tahapan penelitian yang terbagi dalam lima tahapan. Tahapan pertama adalah analisis kebutuhan dan pengumpulan data, tahapan kedua adalah perancangan sistem. Tahapan ketiga adalah perancangan aplikasi. Tahapan keempat adalah implementasi dan pengujian. Tahapan terakhir yaitu penulisan laporan hasil penelitian seperti yang terlihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Tahapan Penelitian

Pada Gambar 1 terlihat bahwa pada tahap 1 yaitu analisis kebutuhan dan pengumpulan data, digunakan metode wawancara dan observasi untuk mengetahui pendapat dan tanggapan dari karyawan Disdukcapil Salatiga mengenai sistem yang telah berjalan.

Pada tahap 2, 3, dan 4 dilakukan perancangan sistem yang menggunakan metode model Prototype. Model Prototype adalah salah satu metode dalam membangun sebuah perangkat lunak. Metode ini terdiri dari Requirement, Design

dan Evaluasi Prototype.

Analisa Kebutuhan dan Pengumpulan Data

Perancangan Sistem Meliputi Perancangan Proses(UML), Perancangan Arsitektur,

Perancangan Database, Perancangan Antarmuka

Perancangan Aplikasi / Program

Implementasi dan Pengujian Sistem, serta Analisis Hasil Pengujian

(10)

10

Gambar 2 Proses Metode Prototype [6]

Dari tahap pertama yaitu requirement atau tahapan mendengarkan pelanggan, maka dilakukan wawancara dan observasi untuk mengetahui kebutuhan dan harapan dari karyawan Disdukcapil mengenai aplikasi dan sistem yang diperlukan dan diinginkan. Pada tahapan kedua yaitu desain dilakukan perancangan untuk membentuk aplikasi pelaporan kerusakan prasarana yang dapat membuat pelaporan kerusakan prasarana menjadi semakin efisien. Perancangan berbentuk penyusunan proses bisnis, perancangan sistem menggunakan UML (Unified Modelling Language), perancangan arsitektur hingga pada proses pembuatan aplikasi. Pada tahap ketiga yaitu evaluasi prototype dilakukan pengujian untuk melihat fungsional dari apliksi yang dibuat. Hasil pengujian digunakan untuk penyempurnaan aplikasi yang dibuat.

(11)

11

Gambar 3 Proses Bisnis Pelaporan Kerusakan Prasarana (Lama)

Gambar 4 Proses Bisnis Baru

Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak Disdukcapil, sistem lama seperti pada Gambar 3 dirasa lebih memakan waktu dalam pencatatannya. Untuk itu dibuatlah proses bisnis baru sebagai penunjang penelitian untuk memudahkan pengguna dalam melakukan pemesanan yang diharapkan lebih mempersingkat waktu dalam pelaporan kerusakan prasarana.

Adapun proses bisnis yang terlihat pada Gambar 4 dapat kita ketahui proses bisnis baru dari sistem pelaporan kerusakan prasarana adalah sebagai berikut, pertama user yang merupakan petugas di Kelurahan atau Kecamatan melakukan

request perbaikan untuk kerusakan prasarana melalui perangkat Android. Kedua kepala daerah setempat mendapat pemberitahuan untuk melakukan validasi

request perbaikan dari user, setelah kepala daerah melakukan validasi data akan dikirim ke database. Ketiga administrator menerima pemberitahuan bahwa

(12)

12

kerusakan dan diserahkan kepada kepala Disdukcapil untuk ditindaklanjuti. Kelima, setelah administrator menerima persetujuan dari kepala Disdukcapil untuk melakukan perbaikan, maka administrator akan mengirimkan pesan pemberitahuan kepada user dan kepala daerah setempat bahwa perbaikan sedang diproses. Pada proses keenam dan ketujuh pesan akan dikirimkan kepada kepala daerah setempat dan kepada user melalui GCM (Google Cloud Messanging)

sehingga user dan kepala daerah setempat dapat mengetahui proses pelaporan kerusakan prasarana. Perancangan yang dilakukan selanjutnya adalah perancangan arsitektur aplikasi. Pada Gambar 5 dijelaskan desain arsitektur dari program yang akan dijalankan.

Gambar 5 Arsitektur Sistem

Pada Gambar 5 terdapat dua aplikasi yaitu aplikasi mobile dan aplikasi

desktop. Aplikasi mobile diimplementasikan ke perangkat mobile dengan tujuan untuk digunakan oleh administrator dari Kelurahan dan Kecamatan sebagai user. Aplikasi desktop diimplementasikan pada komputer yang ditujukan kepada administratordi Disdukcapil untuk mengelola data pelaporan kerusakan prasarana serta mengirim notifikasi kemajuan progres kepada user. Agar dapat menjalankan kedua aplikasi, semua perangkat harus terhubung dengan koneksi internet. Adanya internet, aplikasi mobile dapat mengirimkan data ke database server

(13)

13

Setelah dilakukan perancangan arsitektur sistem, dilakukan pembuatan dan perancangan UML yang terdiri dari usecase diagram, activity diagram, sequence diagram, dan class diagram.Usecase diagram digambarkan pada Gambar 6.

Gambar 6 Usecase Diagram Pelaporan Kerusakan Prasarana

(14)

14

Gambar 7 Activity Diagram Pelaporan Kerusakan Prasarana User

Pada activity diagram untuk menu pelaporan kerusakan prasarana yang ditunjukkan pada Gambar 7 Aplikasi dimulai dengan user melakukan login untuk masuk ke menu utama, setelah user memilih menu pelaporan maka sistem akan menampilkan form untuk pengisian pelaporan. Setelah data dimasukkan oleh user

(15)

15

Gambar 8 Class Diagram Aplikasi Pelaporan Kerusakan Prasarana

Diagram kelas adalah inti dari proses pemodelan objek. Baik forwarding engineering maupun reverse engineering memanfaatkan diagram ini. Forward engineering adalah proses perubahan model menjadi kode program sedangkan

reverse engineering sebaliknya, mengubah kode program menjadi model. Diagram kelas merupakan kumpulan kelas-kelas objek. Oleh karena itu pengertian kelas sangat penting sebelum merancang diagram kelas. Kelas sebagai suatu set objek yang memiliki atribut dan perilaku yang sama [7]. Secara teknis sebuah kelas diartikan sebagai suatu definisi sumber daya yang termasuk didalamnya informasi-informasi yang menggambarkan fitur suatu entitas dan bagaimana penggunaannya. Gambar 8 adalah class diagram dari perancangan aplikasi pelayanan pelaporan perbaikan. Gambar 8 menjelaskan tentang class diagram

pada aplikasi yang akan dibangun. Class diagram tersebut terdiri atas entity data

user, entity data lurah, entity data pelaporan, entity login user, dan entity login

(16)

16

mengelola data pelaporan, insert, update, delete pelaporan, data lurah, inset, update, delete data lurah, data login lurah, insert, update, delete data login lurah, dan data login user, insert, update, delete data login user.

4.

Pembahasan

Pada penelitian ini aplikasi pelaporan kerusakan dibangun dalam 2 modul yaitu aplikasi berbasis web dan aplikasi berbasis Android. Pembahasan akan ditekankan pada aplikasi berbasis Android. Modul aplikasi berbasis web

digunakan untuk administrator yang adalah pegawai dari Disdukcapil yang bertugas untuk menerima pelaporan, mengirim status pelaporan dan memberitahukan pelaporan kepada kepala Disdukcapil. Aplikasi Android digunakan oleh kepala daerah yang berupa Camat ataupun Lurah, serta user atau pelapor yang adalah petugas Kecamatan atau Kelurahan setempat. Pelapor memberikan laporan mengenai kerusakan sarana prasarana yang nantinya akan dilakukan persetujuan atau approval pada laporan tersebut.

Gambar 9 Menu Pelaporan Kerusakan

(17)

17

Kode Program 1 Perintah Untuk Melakukan Pelaporan Kerusakan Prasarana

Kode Program 1 berfungsi untuk insert data pelaporan pada server. Kode Program 1 dimulai dengan menyiapkan variabel penyimpanan data yang isinya diambil dari data yang dimasukkan oleh user. Kemudian data dimasukkan ke dalam database dengan menggunakan query insert dari MYSQL. Setelah data berhasil disimpan, maka akan muncul pemberitahuan bahwa data berhasil disimpan ke database, jika tidak berhasil disimpan, maka akan muncul error

dalam melakukan insert.

Menu untuk hak akses kepala daerah yang telah melakukan login, ditunjukkan pada Gambar 10 dan 11. Pada Gambar 10 dan 11, kepala daerah setempat disajikan data pelaporan yang telah dilakukan oleh pegawainya. Kepala daerah dapat melakukan approval atau persetujuan terhadap laporan tersebut.

Gambar 10 Menu Kepala Daerah Gambar 11 Menu Kepala Daerah

1 @$nama_user = $_GET['nama_user'];

2 @$subject_pelaporan = $_GET['subject_pelaporan']; 3 @$rincian_pelaporan = $_GET['rincian_pelaporan']; 4 @$tanggal_pelaporan = date('D M Y',time()); 5 @$aprove_laporan = $_GET['aprove_laporan']; 6 @$token_id = $_GET['token_id'];

7 $query_insert_data = mysql_query("INSERT INTO data_pelaporan (nama_user,subject_pelaporan,rincian_pelaporan,tanggal_pe 9 echo "Data Berhasil Disimpan"; 10 } else {

(18)

18

Pada Gambar 10 menunjukkan semua laporan yang telah dilakukan oleh pegawai Kecamatan atau Kelurahan baik yang telah disetujui maupun belum disetujui. Gambar 11 menunjukkan menu approve yang digunakan oleh camat atau lurah setempat untuk melakukan persetujuan terhadap laporan yang telah dilakukan. Setelah persetujuan pelaporan dilakukan, maka status pelaporan akan berubah telah disetujui.

Gambar 12 Menu Perseujuan atau Approval

Pada menu persetujuan diberikan pilihan unutk menyetujui atau tidak. Jika kepala daerah ingin menyetujui maka memilih tombol update. Jika tidak maka memilih cancel, seperti yang terlihat pada Gambar 12.

Kode Program 2 Perintah Untuk Melakukan Persetujuan Pelaporan Kerusakan Prasarana

12 String id_pelaporan = editid_pelaporan.getText().toString(); 13 String nama = editnama_user.getText().toString(); 14 String subject_pelaporan =

editsubject_pelaporan.getText().toString(); 15 String rincian_pelapora =

editrincianpelaporan.getText().toString(); 16 String tanggal_pelaporan =

edittanggal_pelaporan.getText().toString(); 17 String aprove_laporan =

editaprove_laporan.getText().toString();

18 String token_id = edittoken_id.getText().toString(); 19 String laporan =

biodata.updatePelaporan(editid_pelaporan.getText().toString(), nama, subject_pelaporan.replace(" ","_"),

(19)

19

Pada Kode Program 2 baris 12 sampai 18 sistem akan mengambil data Pelaporan Kerusakan Prasarana. Setelah data disimpan maka disiapkan variabel untuk menampung data-data tersebut dalam bentuk string. Pada baris 19 adalah fungsi untuk menyetujui laporan kerusakan dari user.

Gambar13 Notifikasi Persetujuan Untuk Kepala Daerah Gambar 14 Notifikasi Untuk User

Pada Gambar 13 merupakan tampilan notifikasi GCM pada perangkat kepala daerah jika ada laporan kerusakan dari pelapor. Pada Gambar 14 merupakan tampilan notifikasi GCM pada perangkat pelapor jika permintaan perbaikan daripelaportelah disetujui.

Kode Program 3 Perintah Menampilkan Notifikasi Pada Android Application

20 Intent intent = new Intent(this, Pesanmasuk.class); 21 intent.addFlags(Intent.FLAG_ACTIVITY_CLEAR_TOP); 22 int requestCode = 0;//Your request code

23 PendingIntent pendingIntent =

(20)

20

Kode Program 3 merupakan perintah untuk menampilkan notifikasi yang dikirim dari user ke kepala daerah pada saat melakukan pelaporan kerusakan, dan notifikasi dari kepala daerah ke user pada saat menyetujui pelaporan kerusakan. Notifikasi tersebut akan ditampilkan dalam push notification. Jika push notification ditekan, akan masuk ke activity yang menampilkan notifikasi.

Kode Program 4 Perintah Mengirim Notifikasi Pada Pelapor

Pada kode program 4 merupakan perintah pada sisi kepala daerah untuk mengirim notifikasi kepada pelapor. Setelah kepala daerah menekan tombol

approve pada laporan kerusakan, maka akan otomatis mengirimkan notifikasi

GCM kepada useryang berisi ”Laporan telah di setujui”.

Kode Program 5 Perintah Mengirim Notifikasi Pada Kepala Daerah

Pada kode program 5 merupakan perintah pada sistem untuk mengirimkan secara otomatis notifikasi GCM kepada kepala daerah, setelah pelapor mengirimkan laporan. Notifikasi GCM dikirimkan ke perangkat kepala daerah dan berisikan “Ada laporan masuk”.

Gambar 16 Tampilan Web Administrator

Pada Gambar 16 adalah menu lihat laporan pada sisi administrator. Pada menu ini, administrator dapat melihat laporan kerusakan prasarana, menghapus

38 $pushMessage = "Telah di setujui";

if(isset($gcmRegIds) && isset($pushMessage)) { 39 $message = array('message' => $pushMessage);

40 $pushStatus = sendPushNotification($gcmRegIds, $message);

41 $pushMessage = "Ada Laporan masuk";

if(isset($gcmRegIds) && isset($pushMessage)) { 42 $message = array('message' => $pushMessage);

(21)

21

laporan yang sudah dilakukan tindakan dan administrator juga bertugas untuk mencetak surat pelaporan.

Pada penelitian ini dilakukan pengujian terhadap sistem yang telah dibuat. Pengujian yang dilakukan terdiri dari pengujian beta. Pengujian beta adalah pengujian yang dilakukan oleh orang yang tidak ikut dalam pembuatan aplikasi. Pengujian beta dilakukan dengan menggunakan daftar pertanyaan dan wawancara, yaitu dengan membagikan daftar pertanyaan kepada sample pengguna[8].

Tabel 1 Pengujian Aplikasi Mobile

Fungsi yang diuji Kondisi Output yang Masuk ke aplikasi username dan Password

benar

username dan Password

salah

Lihat data pelaporan Sukses tampilkan pelaporan

Berdasarkan hasil pengujian beta pada Tabel 1, disimpulkan bahwa sample

pengguna terdiri dari 22 Kelurahan dan 4 Kecamatan. Responden adalah 11 sekretaris Kelurahan, 11 kepala Kelurahan, 2 sekretaris Kecamatan dan 2 kepala Kecamatan Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah tampilan aplikasi sudah user friendly terhadap responden dan kerja aplikasi apakah telah memenuhi kebutuhan responden.

Tabel 2 Hasil Pengujian Aplikasi Pengguna dan Daftar Pertanyaan

No Pertanyaan STS TS CS S SS

Apakah dengan adanya aplikasi prosedur pelaporan kerusakan menjadi lebih sederhana?

Apakah aplikasi membuat pengarsipan laporan kerusakan menjadi lebih tertata dan lebih rapi?

Setelah mencoba aplikasi pelaporan kerusakan prasarana, apakah dengan aplikasi ini anda merasa lebih hemat waktu (kurang dari 24 jam) dan biaya dalam melakukan pelaporan kerusakan prasarana?

Apakah aplikasi mudah dioperasionalkan?

5. Apakah Tampilan dapat terbaca semuanya? (baik tombol maupun tulisan).

0 0 0 30 0

(22)

22

berarti tidak setuju (TS) atau kurang baik. Angka 40% sampai angka 59,99% berarti cukup (CS) atau netral. Angka 60% hingga angka 79,99% berarti setuju (S) atau baik atau suka. Angka 80% hingga angka 100% berarti sangat setuju (SS) atau baik atau suka.

Pada pertanyaan 1 dapat di ketahui memiliki skor 87% yang berarti responden merasa sangat setuju jika aplikasi memiliki prosedur pelaporan kerusakan yang lebih sederhana. Pada pertanyaan kedua, sebesar 81% responden merasa sangat setuju bahwa aplikasi dapat membuat pengarsipan menjadi lebih tertata rapi. Pada pertanyaan ketiga didapat hasil sebesar 80% responden merasa sangat setuju bahwa dengan adanya aplikasi pengguna dimudahkan dalam pelaporan kerusakan sehingga lebih cepat dan hemat biaya. Pertanyaan keempat sebesar 83% skor didapat, yang berarti responden dangat setuju bahwa aplikasi mudah untuk dioperasionalkan. Pada pertanyaan terakhir diperoleh skor 80% yang berarti responden merasa sangat setuju bahwa aplikasi memiliki tampilan yang mudah dilihat dan terbaca.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa program aplikasi yang dibuat memenuhi ketentuan, bahwa program membantu pegawai Kelurahan dan Kecamatan dalam melakukan pelaporan kerusakan, mendapatkan pemberitahuan kemajuan perbaikan kerusakan prasarana serta mudah untuk digunakan dan memiliki tampilan yang jelas.

5.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa aplikasi pelaporan kerusakan prasarana dibangun menggunakan teknologi mobile

dan web. Aplikasi berbasis web dioperasikan oleh administrator dari Disdukcapil untuk memonitor proses pelaporan prasarana dan menghapus data pelaporan yang sudah ditindaklanjuti. Aplikasi mobile dibangun berbasis Android dengan memanfaatkan teknologi GCM (Google Cloud Messaging). User akan mendapatkan notifikasi menggunakan teknologi GCM (Google Cloud Messaging)

setelah permintaan perbaikan disetujui oleh kepala daerah melalui perangkat

mobile. Begitu pula pada menu melihat data pelaporan, user dapat melihat data kemajuan perbaikan pelaporan yang telah dilakukan. Pada sisi kepala daerah, kepala daerah mendapatkan notifikasi menggunakan teknologi GCM (Google Cloud Messaging) jika permintaan perbaikan prasarana dari user untuk disetujui melalui aplikasi smartphone kepala daerah.

(23)

23

kedepan aplikasi pelaporan kerusakan prasarana dapat dibangun untuk berjalan di

multi platform serta dapat terintegrasi dengan layanan-layanan lainnya yang mendukung kinerja pelayanan pemerintahan.

6.

Daftar Pustaka

[1] Yulianti, Fariani Dewi, dkk. “Pengembangan Aplikasi e-Learning Jurusan Teknik Informatika ITS Berbasis Android pada Perangkat Komunikasi

Bergerak”. Surabaya: ITS

[2] Wulandari Fiorenta, dkk. 2015. “Aplikasi Informasi Lokasi Jalan Rusak Berbasis Web Dan Android”. Bandung: Universitas Telkom

[3] Febriyanto Utomo, Fahri. 2015. “Aplikasi Manajemen Penanganan Kerusakan Sarana Dan Prasarana Berbasis Web di PT Phapros Tbk”. Semarang: UnisBank

[4] Aigindra. 2012. Pengertian Android Mobile. http://www.aingindra.com/2012/06/Android.html, diakses tanggal 8 Juni 2016.

[5] Android Developers. 2012. Google Cloud Messaging for Android. http://developer.android.com/google/gcm/index.html, diakses tanggal 10 Juni 2016.

[6] Pressman, Roger. 2001. Software Engineering a practitioner Approach. NewYork: McGraw-Hill Higher Education.

[7] Pressman, Roger. 2002. Rekayasa Perangkat Lunak Pendekatan Praktisi (Buku Satu). Andi: Yogyakarta

Gambar

Gambar 1 Tahapan Penelitian
Gambar 2 Proses Metode Prototype [6]
Gambar 3 Proses Bisnis Pelaporan Kerusakan Prasarana (Lama)
Gambar 5 Arsitektur Sistem
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tuliskan pergerakan yang berikut dengan aktiviti- aktiviti dalam gambar iniB. merangkak melompat

Tandakan (  ) pada deria yang digunakan untuk membuat pemerhatian dalam setiap situasi di bawah.. (4

Seksi Pelayanan Teknis dan Sarana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf c mempunyai tugas melakukan pelayanan teknis, jasa, informasi, komunikasi, dan kerja sama

[r]

Pengujian ini terdiri atas 3 bagian yaitu pengujian demodulator TCM 3105 CCITT V.23, demodulator TCM 3105 Bell 202 dan demodulator ADF 7021. Untuk demodulator

Pada hasil validasi dari ahli bidang studi sains anak usia dini, validator menganggap isi LKA sudah sesuai dengan indikator pembelajaran sains dan tidak perlu

Daun salam merupakan daun jenis Rempah-rempah yang biasa di gunakan untuk Masakan di Indonesia mau pun di Daerah lainnya terutama untuk masakan Kari biasanya selalu menggunakan

[r]