• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAYA TEKAN DAN GAYA DORONG TERHADAP KERATAAN DAN KESIKUAN BENDA KERJA PADA PRAKTEK KERJA BANGKU MAHASISWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GAYA TEKAN DAN GAYA DORONG TERHADAP KERATAAN DAN KESIKUAN BENDA KERJA PADA PRAKTEK KERJA BANGKU MAHASISWA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

GAYA TEKAN DAN GAYA DORONG TERHADAP

KERATAAN DAN KESIKUAN BENDA KERJA

PADA PRAKTEK KERJA BANGKU MAHASISWA

Safril

(1)

, Mulyadi

(1)

, Nasirwan

(1) (1)

Staf Pengajar Teknik Mesin, Politeknik Negeri Padang

ABSTRACT

Practical lecturing which effects to persons patience in getting maximal result. In mechanical engineering dapt is given until the sixth (VI) semester and in each semester student will get variative scores depend on their ability in controlling their patience in every asfect ot especially in proses.This research night add the researchers knowledge to get result in presition (smooth and right), it will be of problem solution when student, pratical results in good presition. This research use kuantitative method in where the samples used are variased based on the pressure (0, 2-2, 0) at the edge of tehe harging it to rope with student weight. Intesting proses to get the data,two students whit different wheights and angles is (30) meanwhile the bacht leg angle is varied from 25, 30, 35, 40, 45, 50, 55, 60, 65, 70, 75and 75so that it can be gained of student I and II. Teresult is approading the smooth and the right in gained from angle 30and back leg angle 65becase on thi conditional in giving style is starting to get.The smooth ang right result in proses garned in from leg angle 30and back leg angle 70and 75. Because in two position in giving the star is shown.

Keywords:Production process 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kerja bangku merupakan mata kuliah praktek yang mempunyai dampak terhadap kesabaran seseorang dalam mencapai hasil yang maksimal. Di Jurusan Teknik Mesin praktek kerja bangku sampai semester VI, setiap semester mahasiswa akan mendapatkan hasil (nilai) yang dicapai sangat bervariasi tergantung kepada keahliaan seseorang mahasiswa mengendalikan kesabaran, dan yang sangat berperan dalam kerja bangku salah satunya proses pengikiran. Pada proses kerja bangku pengukuran yang sangat teliti adalah besic dari pada produksi pada masa sekarang. Tiap benda /bagian dari benda kerja yang dibuat dibengkel harus dibuat secara teliti atau dengan berbagai batasan ukuran yang telah distandarkan. Pekerjaan yang menuntut ketelitian dan kesabaran tersebut tergantung dari kehlian dalam mengendalikan kesabaran dengan tenik teknik bekerja yang sesuai. Ketelitian/kelengkapan dari peralatan yang digunakan harus dipelihara dengan pengecekan sebelum bekerja dimulai dan setelai bekerja selesai.

Ketelitian dari alat ukur, pisau perata, penyiku dan peralatan lainnya yang digunakan pada kerja bangku waktu mengikir, tergantung dari cara pengunaannya. Penyiku harus dicek ketegaklurusannya secara berkala, yang tidak tegak lurus tidak dapat digunakan

benda kerja pada waktu kerja bangku. Begitu juga dengan peralatan alat ukur, dan yang lainnya. Beberapa hal yang perlu ditekankan terhadap mahasiswa saat bekerja, dintaranya tentang hal di atas, dimana banyak kelemahan yang telah dilakukan oleh mahasiswa selama ini menurut pantauan peneliti, sehingga banyak mahasiswa mendapatkan nilai gagal (tidak memenuhi standar), terutama pada saat memberikan gaya tekan dan gaya dorong kikir terhadap benda kerja tidak seimbang atau salah dalam memberikan gaya tersebut. Dengan adanya kegiatan ini akan menambah pengetahuan mahasiswa dan peneliti tentang pengikiran (kerja bangku) dengan kualitas dan ketelitian yang terjamin serta melanjutkan Hibah Pengajaran tentang Teknik Kerja Bangku dan Plat. Karena mengikir sudah mengikuti cara yang benar dan menjadi salah satu alternatif pemecahan masalah dikala benda kerja sering salah oleh mahasiswa mengikir dan ketelitian tidak terjamin nilai menjadi rendah, maka dari itu perlu memberikan impormasi ini kepada mahasiswa supaya nilai mahasiswa tidak rendah.

Penelitian ini akan merencanakan dan menganalisa terhadap gaya tekan kikir dan gaya dorong kikir, cara menekan kikir, posisi kaki (sudut) pada waktu bekerja, dengan mengambil beberapa sampel mahasiswa.Dari hasil penelitian ini diharapkan menjadi salah satu alternatif infut dalam pengembangan teknik pengikiran pada kerja

(2)

1.2 Tujuan

Kegiatan ini dapat menambah pengetahuan peneliti untuk mendapatkan hasil pengikiran yang teliti (rata dan siku). Menjadi salah satu alternatif pemecahan masalah dikala hasil praktek mahasiswa (Kerja bangku) tidak rata dan tidak siku. Adapun tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk mengoptimumkan hasil praktek mahasiswa (Kerja Bangku ) Jurusan Teknik Mesin sebagai berikut : - Dengan adanya kegiatan ini, dapat menentukan

kerataan dan kesikuan benda kerja akibat pengaruh gaya tekan dan gaya dorong pada proses pengikiran kerja bangku.

- Dengan adanya penelitian ini, bisa didapat besar sudut kaki depan yang optimum (Ketika memberikan gaya tekan ).

- Dengan adanya penelitian ini, didapat sudut kaki belakang yang optimum (ketika memberikan gaya dorong) pada waktu proses pengikiran praktek kerja bangku

- Sebagai aplikasi teori dan praktek, diharapkan dapat menjawab permasalahan yang ada pada mahasiswa khususnya dibidang praktek kerja bangku .

- Hasil penelitian ini diharapkan adanya perobahan sikap mahasiswa terhadap proses praktek kerja bangku (pengikiran) dengan memberikan gaya tekan dan gaya dorong yang benar dan memerlukan kesabaran .

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengikiran

Pengikiran adalah salah satu cara untuk membuang, memperindah sebuah permukaan benda kerja dengan cara memberikan gaya tekan dan gaya dorong pada permukaaan benda kerja memakai alat kikir. Biasanya mengurangi ketebalan benda kerja sesuai dengan ukuran yang kita inginkan atau sesuai impormasi dari gambar kerja.

Pengikiran merupakan salah satu bagian dari kerja bangku yang tidak dapat ditinggalkan, karna ketebalan yang akan dibuang biasanya tidak begitu tebal antara 0,1 mm – 2 mm. Pengikiranlah jalan salah satunya untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Kerja Bangku (pengikiran )

Shigleyet al, (1985) menyatakan bahwa ada 5 faktor yang mempengaruhi pengikiran yaitu faktor yang berhubungan dengan tempat kerja, Ragum, ketinggian ragum, posisi kaki, cara memegang kikir, gerakan badan, gaya tekan dan gaya dorong.

2.2.1 Tempat Kerja

Efisiensi seseorang tergantung dari kualitas dan kondisi dari alat – alat yang tersedia dan susunan serta kebersihan sekitar tempat kerja. Alat – alat dan perlengkapan harus dipelihara kebersihannya hanya demikian episiensi dapat terlaksana.Susunan di atas tempat kerja yang baik sebagai berikut:

- Hanya alat–alat yang dibutuhkan untuk bekerja ada diatas bangku kerja .

- Alat–alat yang sensitif atau alat–alat yang sejenis, diletakan terpisah dari kikir, martil, sikat kikir dan lain-lainya.

- Kikir tidak boleh diletak bersilangan atau bertumpukan untuk menghindari kerusakan.

a.Susunan Peralatan dalam Lemari Alat

Memakai peralatan dalam lemari perlu disusun dengan rapi, Susunan dalam lemari alat sebagai berikut :

- Dalam laci, tiap- tiap alat diletakkan pada tempatnya masing-masing.

- Masing2 tempat dimana tiap perkakas atau alat diletakkan, ditandai dengan warna merah, untuk mempermudah dan mempercepat pemeriksaan Inventaris.

b.Peralatan Kebersihan lantai.

- Majun harus disimpan dalam drum yang dilengkapi dengan tutup.

c. Peralatan Yang Membahayakan.

Pemakaian peralatan yang membayakan perlu disusun dengan rapi, seperti minyak dan gemuk yang tumpah di atas lantai harus segera dibersihkan.

2.2.2 Ragum

Ragum adalah suatu alat yang digunakan untuk menjepit benda kerja pada waktu pekerjaan mekanik, seperti mengikir dan lain – lainnya yang harus dikerjakan. Pada umumnya ragum dibuat dari besi tuang, kenyal atau baja tempa. Yang tidak kalah pentingnya pada kerja bangku adalah bangku kerja dan pemasangan ragum yang kuat. Banyak sekali jenis ragum yang digunakan pada saat sekarang ini untuk bermacam – macam jenis pekerjaan tangan.

a. Jenis Penjepit Depan Tidak Dapat Digerakkan.

Permesinan dan pertukangan, kebanyakan ragum yang dipakai adalah ragum sejajar.

1. Rahang yang bergerak digerakkan oleh poros berulir dan bergerak kebelakang,

2. Mulut (Pelapis Rahang) dapat diganti dan dikeraskan.

(3)

b. Jenis Penjepit Belakang Tak dapat Digerakkan.

Jenis ini dirancang untuk menjepit benda kerja yang panjang atau besar dalam posisi tegak. Apabila rahang digerakkan kedepan hasilnya permukaan ke bawah akan bebas dimuka bangku kerja

2.2.3 Ketinggian Ragum

Tinggi ragum akan disesuaikan dengan bentuk dari benda yang dikerjakan dan dengan ketinggian orang yang mengunakan. Untuk pengikiran dengan tenaga yang besar, ragum akan dipasang lebih rendah. Ada 3 contoh ketinggian ragum dari masing–masing penguna dan untuk apa benda tersebut digunakan, sehingga ada klasifikasi ketinggian ragum yang dipakai sebagai berikut :

a. Pekerjaan yang sangat teliti, untuk pekerjaan orang yang tinggi, ketinggian dari ragum bekerja biasanya ragum diatur oleh alas yang rata.

b. Pembuatan perkakas, untuk orang yang pendek, tinggi ragum yang sesuai dapat diatur oleh alas kayu jeruji diatas lantai.

c. Untuk pekerjaan mesin, bekerja dengan ketinggian siku- siku masing–madsing dalam bentuk radiu, disebabkan oleh benda tersebut untuk pekerjaan mesin.

2.2.4 Posisi Kaki

Selama mengikir berdiri sebelak kiri ragum dengan kaki kiri ragum dengan kaki tetap pada tempatnya. Lutut – lutut harus dibentangkan, jarak antara kaki disesuikan dengan panjang kikir. Badan berdiri tegak pada posisi permulaan selanjutnya dicondongkan kedepan selama gerakan pemotongan. Sedangkan posisi kaki kanan tetap lurus selama pengikiran berlangsung dan lutut kiri di bengkokkan ke dalam. Pandangan mata selalu ditujukan kepada benda kerja.

2.2.5 Tekanan Pada kikir (gaya tekan dan gaya dorong)

- Tangan kanan.

Peganglah gagang kikir dengan tangan kanan atau kiri menurut kebiasaan dan tekanlah ujung gagang dengan telapak tangan bagian tengah. Ibu jari terletak diatas dan jari – jari lainya dibawah gagang.

- Tangan Kiri.

Tempatkan telapak tangan kiri dan ibu jari pada ujung kikir dengan keadaan rapat satu sama lain dan melipat kebawah, tetapi tidak mengenggam ujung kikir tersebut.

Cara memberikan gaya tekan dan gaya dorong seperti ”Gambar (1)”

Tekanan pada tangan kiri

Tangan kanan

Benda

tangkai kikir kerja

Gambar 1 Posisi tangan kiri sebelum memberikan tekanan dan gaya dorong

Tekanan pada kikir tergantung pada ukuran kikir dan benda kerja dengan cara sebagai berikut :

 Jika memulai mengikir, tekanan yang besar harus terdapat pada tangan kiri dan tekanan ringan pada tangan kanan.

 Tekanan kedua tanganitu harus sama, manakala kikir berada di tengah-tengah benda kerja.

 Jika kedudukan kikir sudah diujung langkah, teklanan tangan kiri harus ringan dan tekanan tangan kanan dalam keadaan maksimal.

 Pada langkah kebelakang tidak dengan penekanan. Seperti pada gambar dibawah ini. Tekanan pada tangan kiri telah memberikan gaya tekanTangan kanan telah memeberikan gaya dorong

Benda

tangkai kikir kerja

Gambar.2. Posisi tangan kanan dan tangan kiri tetap tetapi telah memberikan gaya tekan dan gaya dorong

Pada posisi selanjutnya ketika setelah selesai memberikan gaya dorong dan gaya tekan dan diakhir proses pendorongan dapat dilihat seperti pada gambar dibawah ini :

Tekanan pada tangan kiri

Diujung harus tetap Tangan kanan telah memeberikan gaya dorong Pada akir harus tetap dipertahankan sama

Benda kerja

tangkai kikir

Gambar 3. Posisi tangan kanan dan tangan kiri tetap tetapi telah memberikan gaya tekan dan gaya dorong

(4)

.

Dengan memakai rumus

A

F

dimana :

A= Luas penampang ( mm2)

F = Gaya tekan dan gaya dorong ( N )

= Tegangan (Kg)

3. METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini kualitatif dimana sampel yang digunakan akan divariasikan dari besarnya gaya tekan (0.2 – 2,0 kg) pada ujung kikir, dengan cara menggantungkan dengan tali dari mulai berat

1. 0,2 kg digantung diujung kikir, lalu didorong dengan tangan mahasiswa I dan II dan dicatat hasilnya terhadap kerataan dan kesikuan. 2. 0,7 kg digantung diujung kikir, lalu didorong

dengan tangan mahasiswa I dan II dan dicatat hasilnya terhadap kerataan dan kesikuan.

3. 1,0 kg digantung diujung kikir, lalu didorong dengan tangan mahasiswa I dan II dan dicatat hasilnya terhadap kerataan dan kesikuan 4. 1,2 Kg digantung diujung kikir, lalu didorong

dengan tangan mahasiswa I dan II dan dicatat hasilnya terhadap kerataan dan kesikuan. 5. 1,3 kg digantung diujung kikir, lalu didorong

dengan tangan mahasiswa I dan II dan dicatat hasilnya terhadap kerataan dan kesikuan. 6. 1,6 kg digantung diujung kikir, lalu didorong

dengan tangan mahasiswa I dan II dan dicatat hasilnya terhadap kerataan dan kesikuan.

7. 1,8 kg digantung diujung kikir, lalu didorong dengan tangan mahasiswa I dan II dan dicatat hasilnya terhadap kerataan dan kesikuan. 8. 2.0 kg digantung diujung kikir, lalu didorong dengan tangan mahasiswa I dan II dan dicatat hasilnya terhadap kerataan dan kesikuan. Untuk dua orang mahasiswa, masing – mahasiswa mahasiswa akan melakukan sudut kaki depan tetap 30o dan posisi kaki belakang di variasikan dengan sudut 25o, 30o, 35o, 40o, 45o50o, 60o, 65o, 70o, 75o masing–masing mahasiswa.

Bahan – bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah St.37 .sebanyak empat buah. Sedangkan peralataan-peralatan yang dipakai untuk melakukan proses pengikiran adalah ;

Bangku kerja, berfungsi sebagai tempat melakukan aktifitas proses pengikiran dan sebagai tempat meletakan benda kerja, dan peralatan–peralatan pendukung.

1. Jangka Berpegas ( Berfungsi untuk mebuat benda benda bulat dan radius

2. Ragum (Berfungi tempat untuk mencekam benda kerja)

3. Mistar Baja (Berfungi sebagai pengukur sekaligus digunakan untuk menghubungkan benda kerja ) Kikir Halus Rata 90o ( Berfungi untuk membuang sebagian dan menghaluskan permukaan benda kerja )

4. Kikir Kasar Rata 90o ( Berfungi untuk membuang sebagian dan menghaluskan permukaan sebelum memakai Kikir Halus Rata 90obenda kerja )

5. Jangka sorong (Berfungi untuk mengukur ketebalan, panjang, kedalaman benda kerja) 6. Penitik (Berfungsi untuk menitik sebagai

patokan untuk pekerjaan selanjutnya dari benda kerja)

6. Siku-siku (Berfungi untuk mengukur kesikuan dari benda kerja)

7. Pisau perata (Berfungi untuk mengukur kerataan dan kesikuan dari benda kerja )

8. Sikat baja (Berfungi untuk membuang bram yang ada pada kikir, supaya kikir slalu tajam untuk membuang sebagian dari benda kerja)

9. Majun (Berfungi untuk membersihkan meja kerja dan benda kerja)

4. HASIL PENGUJIAN

Dalam melakukan pengujian untuk mendapatkan data, dilakukan oleh 2 (dua) orang mahasiswa dengan berat yang berbeda dan sudut kaki depan tetap (30) dan sudut kaki belakang divariasikan dari 25, 30, 35, 40, 45, 50, 55, 60, 65, 70, 75sehingga didapat data mahasiswa l dan mahasiswa II sebagai sample melakukan percobaan penelitian (Pengaruh Gaya Tekan Dan Gaya Dorong Terhadap Kerataan Dan Kesikuan Benda Kerja Pada Praktek Kerja Bangku Mahasiswa Jurusan Mesin) sebagaimana data yang ada dibawah ini:

1. Mahasiswa I

Tabel 1 Untuk kaki depan 30dan sudut kaki belakang 25 No Berat Beban Yang Di Gantung (Kg ) Sudut Kaki Depan Dan Belakang Hasil Kesikuan Yang Dicapai Hasil Permukaan Yang Dicapai 1. 0.4 kg 30dan 25 Tidak siku Tidak datar 2. 0.7 kg 30dan 25 Tidak siku Tidak datar 3. 1.0 kg 30dan 25 Tidak siku Tidak datar 4. 1.2 kg 30dan 25 Tidak siku Tidak datar 5. 1.3 kg 30dan 25 Tidak siku Tidak datar 6. 1.6 kg 30dan 25 Tidak siku Tidak datar 7. 1.8 kg 30dan 25 Tidak siku Tidak datar 8. 2.0 kg 30dan 25 Tidak siku Tidak datar

(5)

Tabel 2 Untuk sudut kaki depan 30dan sudut kaki belakang 30 No Berat Beban Yang Di Gantung (kg) Sudut Kaki Depan Dan Belakang Hasil Kesikuan Yang Dicapai Hasil Permukaan Yang Dicapai 1. 0.4 kg 30dan 25 Tidak siku Tidak datar 2. 0.7 kg 30dan 25 Tidak siku Tidak datar 3. 1.0 kg 30dan 25 Tidak siku Tidak datar 4. 1.2 kg 30dan 25 Tidak siku Tidak datar 5. 1.3 kg 30dan 25 Tidak siku Tidak datar 6. 1.6 kg 30dan 25 Tidak siku Tidak datar 7. 1.8 kg 30dan 25 Tidak siku Tidak datar 8. 2.0 kg 30dan 25 Tidak siku Tidak datar

Tabel 3 Untuk sudut kaki depan 30dan sudut kaki belakang 35 No Berat beban yang di gantung (kg ) Sudut kaki depan dan belakang Hasil kesikuan yang dicapai Hasil permukaan yang dicapai

1. 0.4 kg 30dan 35 Tidak siku Tidak datar 2. 0.7 kg 30dan 35 Tidak siku Tidak datar 3. 1.0 kg 30dan 35 Tidak siku Tidak datar 4. 1.2 kg 30dan 35 Tidak siku Tidak datar 5. 1.3 kg 30dan 35 Tidak siku Tidak datar 6. 1.6 kg 30dan 35 Tidak siku Tidak datar 7. 1.8 kg 30dan 35 Tidak siku Tidak datar 8. 2.0 kg 30dan 35 Tidak siku Tidak datar

Tabel 4 Untuk sudut kaki depan 30dan sudut kaki belakang 40 No Berat Beban Yang Di Gantung (Kg ) Sudut Kaki Depan Dan Belakang Hasil Kesikuan Yang Dicapai Hasil Permukaan Yang Dicapai

1. 0.4 kg 30dan 40 Tidak siku Tidak datar 2. 0.7 kg 30dan 40 Tidak siku Tidak datar 3. 1.0 kg 30dan 40 Tidak siku Tidak datar 4. 1.2 kg 30dan 40 Tidak siku Tidak datar 5. 1.3 kg 30dan 40 Tidak siku Tidak datar 6. 1.6 kg 30dan 40 Tidak siku Tidak datar 7. 1.8 kg 30dan 40 Tidak siku Tidak datar 8. 2.0 kg 30dan 40 Tidak siku Tidak datar

Tabel 5. Untuk sudut kaki depan 30dan sudut kaki belakang 45 No Berat Beban Yang Di Gantung (Kg ) Sudut Kaki Depan Dan Belakang Hasil Kesikuan Yang Dicapai Hasil Permukaan Yang Dicapai

1. 0.4 kg 30dan 45 Tidak siku Tidak datar 2. 0.7 kg 30dan 45 Tidak siku Tidak datar 3. 1.0 kg 30dan 45 Tidak siku Tidak datar 4. 1.2 kg 30dan 45 Tidak siku Tidak datar 5. 1.3 kg 30dan 45 Tidak siku Tidak datar 6. 1.6 kg 30dan 45 Tidak siku Tidak datar 7. 1.8 kg 30dan 45 Tidak siku Tidak datar 8. 2.0 kg 30dan 45 Tidak siku Tidak datar Tabel 6. Untuk sudut kaki depan 30dan sudut kaki

belakang 50 No Berat Beban Yang Di Gantung (Kg ) Sudut Kaki Depan Dan Belakang Hasil Kesikuan Yang Dicapai Hasil Permukaan Yang Dicapai

1. 0.4 kg 30dan 50 Agak siku Tidak datar 2. 0.7 kg 30dan 50 Agak siku Tidak datar 3. 1.0 kg 30dan 50 Agak siku Tidak datar 4. 1.2 kg 30dan 50 Agak siku Tidak datar 5. 1.3 kg 30dan 50 Agak siku Tidak datar 6. 1.6 kg 30dan 50 Agak siku Tidak datar 7. 1.8 kg 30dan 50 Agak siku Tidak datar 8. 2.0 kg 30dan 50 Agak siku Tidak datar Tabel 7. Untuk sudut kaki depan 30dan sudut kaki

belakang 60 No Berat Beban Yang Di Gantung (Kg ) Sudut Kaki Depan Dan Belakang Hasil Kesikuan Yang Dicapai Hasil Permukaan Yang Dicapai

1. 0.4 kg 30dan 60 Agak siku Agak datar 2. 0.7 kg 30dan 60 Agak siku Agak datar 3. 1.0 kg 30dan 60 Agak siku Agak datar 4. 1.2 kg 30dan 60 Agak siku Agak datar 5. 1.3 kg 30dan 60 Agak siku Agak datar 6. 1.6 kg 30dan 60 Agak siku Agak datar 7. 1.8 kg 30dan 60 Agak siku Agak datar

(6)

Tabel 8. Untuk sudut kaki depan 30dan sudut kaki belakang 65 No Berat Beban Yang Di Gantung (Kg ) Sudut Kaki Depan Dan Belakang Hasil Kesikuan Yang Dicapai Hasil Permukaan Yang Dicapai 1. 0.4 kg 30dan 65 Kesikuan

(Siku) Agak datar 2. 0.7 kg 30dan 65 Kesikuan (Siku) Agak datar 3. 1.0 kg 30dan 65 Kesikuan (Siku) Agak datar 4. 1.2 kg 30dan 65 Kesikuan (Siku) Agak datar 5. 1.3 kg 30dan 65 Kesikuan (Siku) Agak datar 6. 1.6 kg 30dan 65 Kesikuan (Siku) Agak datar 7. 1.8 kg 30dan 65 Kesikuan (Siku) Agak datar 8. 2.0 kg 30dan 65 Kesikuan (Siku) Agak datar Tabel 9. Untuk sudut kaki depan 30dan sudut kaki

belakang 70 No Berat Beban Yang Di Gantung (Kg ) Sudut Kaki Depan Dan Belakang Hasil Kesikuan Yang Dicapai Hasil Permukaan Yang Dicapai 1. 0.4 kg 30dan 70 Kesikuan (Siku) Datar 2. 0.7 kg 30dan 70 Kesikuan (Siku) Datar 3. 1.0 kg 30dan 70 Kesikuan (Siku) Datar 4. 1.2 kg 30dan 70 Kesikuan (Siku) Datar 5. 1.3 kg 30dan 70 Kesikuan (Siku) Datar 6. 1.6 kg 30dan 70 Kesikuan (Siku) Datar 7. 1.8 kg 30dan 70 Kesikuan (Siku) Datar 8. 2.0 kg 30dan 70 Kesikuan (Siku) Datar Tabel 10. Untuk sudut kaki depan 30dan sudut kaki

belakang 75 No Berat beban yang di gantung (kg ) Sudut kaki depan dan belakang Kesikuan (Siku) Hasil permukaan yang dicapai 1. 0.4 kg 30dan 75 Kesikuan (Siku) Datar 2. 0.7 kg 30dan 75 Kesikuan (Siku) Datar 3. 1.0 kg 30dan 75 Kesikuan (Siku) Datar 4. 1.2 kg 30dan 75 Kesikuan (Siku) Datar 5. 1.3 kg 30dan 75 Kesikuan (Siku) Datar 6. 1.6 kg 30dan 75 Kesikuan(Siku) Datar

7. 1.8 kg 30dan 75 Kesikuan (Siku) Datar 8. 2.0 kg 30dan 75 Kesikuan (Siku) Datar

Tabel 11. Untuk sudut kaki depan 30dan sudut kaki belakang 70 No Berat Beban Yang Di Gantung (Kg ) Sudut Kaki Depan Dan Belakang Hasil Kesikuan Yang Dicapai Hasil Permukaan Yang Dicapai 1. 0.4 kg 30dan 70 Kesikuan (Siku) Datar 2. 0.7 kg 30dan 70 Kesikuan (Siku) Datar 3. 1.0 kg 30dan 70 Kesikuan (Siku) Datar 4. 1.2 kg 30dan 70 Kesikuan (Siku) Datar 5. 1.3 kg 30dan 70 Kesikuan (Siku) Datar 6. 1.6 kg 30dan 70 Kesikuan(Siku) Datar 7. 1.8 kg 30dan 70 Kesikuan (Siku) Datar 8. 2.0 kg 30dan 70 Kesikuan (Siku) Datar Tabel 12. Untuk sudut kaki depan 30dan sudut kaki

belakang 75 No Berat beban yang di gantung (kg) Sudut kaki depan dan belakang Kesikuan (Siku) Hasil permukaan yang dicapai 1. 0.4 kg 30dan 75 Kesikuan (Siku) Datar 2. 0.7 kg 30dan 75 Kesikuan (Siku) Datar 3. 1.0 kg 30dan 75 Kesikuan (Siku) Datar 4. 1.2 kg 30dan 75 Kesikuan (Siku) Datar 5. 1.3 kg 30dan 75 Kesikuan (Siku) Datar 6. 1.6 kg 30dan 75 Kesikuan (Siku) Datar 7. 1.8 kg 30dan 75 Kesikuan (Siku) Datar 8. 2.0 kg 30dan 75 Kesikuan (Siku) Datar 2. Mahasiswa II

Dalam melakukan percobaan pengikiran mahasis II dengan sudut kaki depan tetap (30)dan sudut kaki belakang divariasikan dari 25, 30, 35, 40, 45, 50, 55, 60, 65, 70, 75,alat yang dipergunakan sama didapat hasil yang sama dari 25, 30, 35, 40,

(7)

45, 50, 55, 60, 65. Pada sudut 70, 75didapat hasil yang lebih teliti terutama pada sudut kaki belakang 75dan sudut kaki depan 30. Seperti tabel dibawah ini :

Tabel 13 Untuk sudut kaki depan 30dan sudut kaki belakang 70 No Berat Beban Yang Di Gantung ( Kg ) Sudut Kaki Depan Dan Belakang Hasil Kesikuan Yang Dicapai Hasil Permukaan Yang Dicapai 1. 0.4 kg 30dan 70 Kesikuan (Siku) Rata 2. 0.7 kg 30dan 70 Kesikuan (Siku) Rata 3. 1.0 kg 30dan 70 Kesikuan (Siku) Rata 4. 1.2 kg 30dan 70 Kesikuan (Siku) Rata 5. 1.3 kg 30dan 70 Kesikuan (Siku) Rata 6. 1.6 kg 30dan 70 Kesikuan (Siku) Rata 7. 1.8 kg 30dan 70 Kesikuan (Siku) Rata 8. 2.0 kg 30dan 70 Kesikuan (Siku) Rata

Tabel 14 Untuk sudut kaki depan 30dan sudut kaki belakang 75 No Berat beban yang di gantung (kg) Sudut kaki depan dan belakang Kesikuan (Siku) Hasil permukaan yang dicapai 1. 0.4 kg 30dan 75 Kesikuan (Akurat) Rata (Akurat) 2. 0.7 kg 30dan 75 Kesikuan (Akurat) Rata (Akurat) 3. 1.0 kg 30dan 75 Kesikuan (Akurat) Rata (Akurat) 4. 1.2 kg 30dan 75 Kesikuan (Akurat) Rata (Akurat) 5. 1.3 kg 30dan 75 Kesikuan (Akurat) Rata (Akurat) 6. 1.6 kg 30dan 75 Kesikuan (Akurat) Rata (Akurat) 7. 1.8 kg 30dan 75 Kesikuan (Akurat) Rata (Akurat) 8. 2.0 kg 30dan 75 Kesikuan (Akurat) Rata (Akurat) 5. KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan

1. Hasil mendekati kerataan dan kesikuan pada proses pengikiran (praktek kerja bangku)

kaki belakang 65, karna pada kondisi ini kebebasan memberikan gaya sudah mulai didapat.

2. Hasil kerataan dan kesikuan pada proses pengikiran (praktek kerja bangku) didapat pada sudut kaki depan 30 dan sudut kaki belakang 70, 75karna pada kondisi ini kebebasan memberikan gaya sudah mulai didapat.

5.2 Saran

1. Lakukan aturan (langkah kerja) yang telah didapat melalui penelitian ini hendaknya pada waktu pratek dilakukan oleh mahasiswa.

2. peralatan untuk mendeteksi kerataan yang dapat menunjukan rata atau tidaknya belum ada, kalau bisa dilengkapi.

3. Posisi tangan kanan dan tangan kiri tetap dalam memberikan gaya tekan dan gaya dorong, supaya gaya tekan dan gaya dorong seimbang. 4. Peralatan yang ada dibengkel hendaknya

distandarkanlagi (diidentifikas)

PUSTAKA

1. R.S. Khurmi dan J.K. Gupta, Text Book of Machine Design, 1982.

2. R. Miller and T.J. Morrisey, Metal Technology, New York, 1975

3. Cyrill Donalson, Tool Design, Formely of Rochester institute of technology, 1976.

4. PEDC, Teknik Bengkel 1 Jurusan Teknik

Mesin, Proyek Pengembangan Pendidikan

politeknik. Bandung, 1985.

5. PEDC, Teknik Bengkel 2 Jurusan Teknik

Mesin, Proyek Pengembangan Pendidikan

politeknik, Bandung, 1986.

6. PEDC, Teknik Bengkel 3 Jurusan Teknik

Mesin, Proyek Pengembangan Pendidikan

politeknik, Bandung, 1986.

7. Sularso,et al,Dasar Perencanaanan Pemilihan Elemen Mesin, ITB Bandung 1987.

8. Rizal Syarif.Pengetahuan Bahan Untuk Industri.PT.Mediyana sarana Perkasa, 19

(8)

Gambar

Gambar 1 Posisi tangan kiri sebelum memberikan tekanan dan gaya dorong
Tabel 1 Untuk kaki depan 30 dan sudut kaki belakang 25 No Berat BebanYang Di Gantung (Kg ) Sudut KakiDepan DanBelakang Hasil KesikuanYangDicapai Hasil PermukaanYangDicapai 1
Tabel 2 Untuk sudut kaki depan 30 dan sudut kaki belakang 30 No Berat BebanYang Di Gantung (kg) Sudut KakiDepan DanBelakang Hasil KesikuanYangDicapai Hasil PermukaanYangDicapai
Tabel 9. Untuk sudut kaki depan 30 dan sudut kaki belakang 70 No Berat Beban Yang Di Gantung (Kg ) Sudut KakiDepan DanBelakang Hasil KesikuanYangDicapai Hasil Permukaan Yang Dicapai 1
+2

Referensi

Dokumen terkait

mura>bah}ah obyeknya dapat diikat dengan perjanjian lain misalkan perjanjian fidusia apalagi obyeknya dalam angsuran dengan alasan karena jual beli dalam

Hindi niya gustong tumakbo; halos mabali ang kanyang siko at ang nais lamang niya ay makaalpas sa matitigas na bisig ni Aling Marta; ngunit ngayon, nang siya ay bitiwan ng nasaktang

 Menoron* rasa in*in tahu an berpikir kritis- sis.a iajak memeahkan masalah men*enai ba*aimana menemukan konsep Sistem pertiaksamaan linier ua

Upaya-upaya yang Ditempuh Dalam Mengatasi Hambatan Untuk Melaksanakan Pembelajaran Bahasa Indonesia Materi Bercerita Terhadap Siswa Autis Setelah mengetahui berbagai masalah

Saya mengesahkan bahawa satu Jawatankuasa Peperiksaan Tesis telah berjumpa pada 25 September 2013 untuk menjalankan peperiksaan akhir Nazzil Saifuddin Bin Abdul Rahim bagi menilai

Setelah mengidentifikasi saran dari masalah yang ada, siswa dapat mengemukakan saran penyelesaian masalah (sederhana) berkaitan dengan kewajiban dan hak dalam keluarga

Induksi persalinan elektif pada kehamilan aterm sebaiknya tidak dilakukan secara rutin mengingat Induksi persalinan elektif pada kehamilan aterm sebaiknya tidak dilakukan secara

Untuk pengembangan masa datang toko ini direncanakan membutuhkan tambahan dana sebesar Rp 100.000.000 yang akan dipergunakan untuk pembelian 2 (dua) toko baru