ASPEK HISTOLOGI
SISTEM
PENCERNAAN
All images in this document is removed due to copyright restriction
dr. Ahmad Aulia Jusuf, Ph.D Bagian Histologi
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 2007
Pendahuluan
Sistem yang penting
Mengolah bahan makanan menjadi zat yang
dapat diserap oleh tubuh
Makanan
dicerna dan dihancurkan menjadi
fragmen
diubah menjadi
komponen-komponen pembentuknya
Karbohidrat monosakarida Protein asam amino
Lemak monogliserida, asam lemak dan gliserol
zat-Pendahuluan
Susunan sistem pencernaan
Saluran cerna
Mulut, kerongkongan (esofagus),
lambung (gaster), usus halus (intestin), usus besar (kolon), rektum dan anus
Kelenjar-kelenjar pencernaan
Kelenjar pencernaan kecil (mulut):
parotis, submandibularis, sublingualis
Kelenjar pencernaan besar (hati
dan pankreas)
Pendahuluan
Proses pencernaan
Makanan digigit dan dikunyah serta dihancurkan menjadi
bentuk yang halus secara mekanik dengan bantuan gigi dan lidah serta kimiawi dengan bantuan ensim-ensim dalam rongga mulut menjadi bentuk bolus
Bolus lalu dikirim ke lambung melalui kerongkongan
(esofagus)
Di lambung makanan diubah menjadi setengah cair
(Chyme) dengan bantuna asam lambung dan ensim-ensim yang terdapat di lambung
Pendahuluan
Makanan berbentuk chyme ini lalu dicerna lebih lanjut di lama usus halus dengan bantuan ensim-ensim pencernaan.
Zat-zat yang berguna lalu diserap oleh usus halus.
Zat-zat sisa pencernaan lalu dikirim ke kolon dan selanjutnya dikirim ke rektum untuk selanjutnya dikeluarkan melalui anus
Pendahuluan
Bahan Bahasan
Rongga mulut termasuk kelenjar liur
Saluran cerna mulai dari esofagus hingga anus
Kelenjar perut besar
Hati
Pankreas
Rongga Mulut
Rongga mulut terdiri atas
Bibir
Pipi
Langit-langit (palatum)
Lidah
Gigi
Kelenjar liur: parotis,
Bibir
Bibir
Permukaan luar
bibir
Epitel gepeng bertanduk Rambut Folikel rambut Kelenjar sebasea Kelenjar keringat Ditengah-tengah
terdapat lapisan otot
Permukaan dalam
bibir
Epitel gepeng tanpa
lapisan tanduk
Pembuluh darah >
Submukosa: banyak kelenjar seromukosa
Merah Bibir
Mirip dengan permukaan bibir luar
Epitel tanpa lapisan
tanduk
Kelenjar keringat,
Bibir
Permukaan dalam bibir mudah berdarah pada
trauma karena banyak kapiler darah , tetapi juga
cepat menutup
Lidah
Epitel gepeng berlapis tanpa lapisan tanduk
Mempunyai serat-serat otot lurik
Kelenjar serosa dan mukosa
Mempunyai papil-papil lidah
Papil filiformis
Fungiformis
Sirkumvalata
foliata
Lidah
Papil filiformis
Bentuknya
runcing-runcing (fili=duri)
Permukaannya
diliputi zat tanduk
Papil fungiformis
Bentuk seperti jamur
Mengandung
Lidah
Papila sirkumvalata
Menonjol sedikit
Mempunyai parit
Mengandung
tastebud (kuncup
kecap)
Papila foliata
Kelinci
Berbentuk daun
Mengandung
tastebud
Lidah
Tastebud
Kuncup kecap
3 macam sel
Sel basal
Sel pengecap neuroepitel Sel penyolong
Rasa
Manis asin…ujung lidah Pahit ……pangkal lidah Asam ….samping lidah
Gigi
Asal ektoderm
Masa pertumbuhan
Gigi susu/primer/desidua
Tumbuh umur 6 bln- 2 thn Tanggal umur 6 –12 thn Gigi dewasa/permanen
Muncul pada usia 12 tahun
Berdasarkan fungsi
Gigi seri ………….menggigit
Gigi taring………..merobek
Gigi
Dentin
Garam kalsium Glikosaminoglikan, kolagen Odontoblast Predentin Karies dentis…. Nyeri
Gigi
Sementum
Pengikat gigi pada
membran periodontal
Serat kolagen dalam
matriks kapur
Rongga pulpa
Serat kolagen dan
glikosaminoglikan
Pembuluh darah dan
saraf
Pulpitis…. Nyeri
tajam
Gigi
Membran periodontal
Jar ikat fibrosa antara tulang alveolar dengan gigi
Penyangga gigi dalam
soket gigi
Gusi (ginggiva)
Tonjolan membran
mukosa pada leher gigi
Kelenjar liur
Membasahi mukosa mulut
3 macam
Parotis
Submandibularis
Sublingualis
Produksi dirangsang oleh
Mekanis
Kimiawi
Parotis
Bagian bawah depan telinga
Bagian sekretorius
Sel-sel kuboid
Sel mioepitel di bagian basal
Saluran keluar
Epitel gepeng hingga torak
Saluran keluar akhir (duktus stensen)
Mukosa mulut sesuai geraham ke 2
Sekret serosa
Kelenjar campur
Ada 2 macam
Kelenjar submandibularis
Di dasar rongga mulut Saluran keluar di ujung
lidah
Struktur mirip dengan
parotis, hanya bagian sekretoriusnya terdiri atas pars mukosa dan serosa
mukoserosa
Kelenjar sublingualis
Dibawah membran
mukosa dasar mulut
Seromukosa
Air liur
Fungsi
Membasahi makanan agar mudah ditelan
Meningkatkan cita rasa dengan meningkatkan
rangsangan pada kuncup kecap
Kandungan
Amilase dan maltase untuk mencerna sebagian karbohidrat.
Lisosim dan peroksidase yang merupakan zat antibakteri
Gamma globulin terutama IgA, sebagai bagian dari sistem pertahanan tubuh
Saluran Cerna
Terdiri atas
Kerongkongan (esofagus) Lambung (gaster) Fundus, corpus Cardia pylorus Usus halus (intestinal)
Usus 12 jari (duodenum) Yeyunum Ileum Usus besar Caecum – appendix* Colon* Ascending Transverse Descending Pelvic/sigmoid
Struktur Gastrointestinal
Mukosa
Epithelium
Lamina propria
Muscularis mucosae
Submucosa
Muscularis
Adventitia/serosa
(mesothelium)
Tunika Mukosa
Epitel
Berbeda untuk tiap
organ
Struktur peralihan
Gastro-oesophageal junction Gastro-duodenal junction Ileo-caecal junction Recto-anal junctionTunika Mukosa
Lamina propria
Loose connective tissue
Lymphocytes
GALT – Ig A
Lymph nodules
Fenestrated capillaries diffusion
Tunika Mukosa
Muskularis Mukosa
Otot polos, tipis
Kontraksi
perlipatan
mukosa
fasilitasi
absorpsi
Tunika Submukosa
Jaringan ikat >>
Plexus Meissner
Blood vessels
Tunika Muskularis
Otot polos
2 lapisan
Sebelah dalam
sirkular
Sebelah luar
longitudinal
Diantara ke 2 lapisan
Pleksus
myenterikus (Sistem Saraf Otonom)
smooth muscle
Simpatik – gerakan peristaltik
Tunika Adventisia/ Serosa
Jaringan ikat longgar
Adventisia – mesothelium (-)
Serosa – mesothelium (+) = visceral
Struktur Pada Mukosa
Gastric pit (foveola gastrica)
Intestinal villus
Crypt of Lieberkühn =intestinal glands
Plica (semi) circularis Kerckring
Esofagus
Berhubungan dengan faring
di sebelah atas dan lambung
di sebelah bawah
Tersusun dari
Tunika mukosa
Epitel gepeng berlapis tanpa
lapisan tanduk
Tunika submukosa
Kelenjar serosa-mukosa
Tunika muskularis
Otot rangka (atas) dan polos
Lambung (gaster)
Terdiri atas
Bagian Fundus Korpus Pilorus Cekungan Kurvatura minor Kurvatura mayorLambung (gaster)
Struktur histologik
Tunika mukosa
Epitel selapis silindris Foveola gastrika (sumur
lambung)
Kelenjar tubuloalveolar
Sel Mukus (Sel
leher/neck cell)
Sel Parietal (Sel HCl) Sel Zimogen (Chief
Lambung (gaster)
Sel dan sekresinya
Sel epitel permukaan
Mukus netral
Sel Mukus (sel leher/neck cells)
Mukus asam
Sel Parietal/sel HCl
Asam klorida (HCl)/asam lambung Faktor intrinsik untuk vitamin B12
Sel Zimogen/Chief cells
Lambung (Gaster)
Tunika submukosa
Jaringan ikat terdiri
atas serat-serat kolagen
Pembuluh darah dan
limfe Saraf
Tunika muskularis
Sirkularis (dalam) Longitudinalis (luar) Pleksus Aurbach Tunika serosa
Lambung (gaster)
Proses pencernaan
Makanan masuk ke dalam lambung dalam bentuk gumpalan (bolus, bola) terdiri atas bahan makanan setengah padat yang telah dikunyah dan sebagian dibasahi liur.
Di dalam lambung akan dicerna lebih lanjut dan diubah
menjadi massa setengah cair berbentuk bubur disebut “Chyme” Otot lambung yang tebal berfungsi untuk
mengaduk dan menggerus bahan makanan di dalamnya serta mencampurnya secara sempurna dengan getah / sekret
pencernaan yang dikeluarkan oleh lambung. Chyme lalu disalurkan ke usus halus.
Lambung/Gaster
Kandungan Getah lambung
Getah lambung mengandung asam klorida, ensim-ensim dan mukus (lendir). Ada 3 macam ensim yaitu
Ensim Pepsin untuk mencerna protein dalam suasana asam. Ensim Renin berfungsi untuk menggumpalkan susu
Lipase berfungsi untuk mencerna lemak.
Mukosa lambung juga mensekresikan intrinsik faktor
yang diperlukan untuk mengabsorpsi Vitamin B12 di
usus halus.
Lambung juga menghasilkan beberapa hormon:
gastrin, sekretin, kolesistokinin
Usus Halus
3 bagian
Duodenum (usus 12 jari)
Yeyunum
Ileum
Struktur histologis
Tunika mukosa
Bangunan khusus pada permukaan mukosa
Plika sirkularis Kerckring
Vilus intestinalis dan kriptus (kelenjar usus) liberkuhn
Epitel
Sel Silindris( sel absorptif) Sel Induk (Stem Cell)
Usus halus
Sel silindris (sel
absorptif)
Berasal dari sel induk
Mempunyai mikrovili
Glikoprotein, ensim- ensim (disakaridase, dipeptidase), entrokinase, fospatase alkali
Terdapat di semua bagian
usus halus (duodenum, yeyunum dan ileum)
Usus Halus
Sel Goblet (sel
piala/cangkir/mukus)
Terletak diantara sel
silindris
Berasal dari sel induk
(oligomukosa)
Inti pada dasar sel yang ramping Puncak menggembung berisi mukus Mukus glikoprotein, berfungsi protektif Duodenum, yeyunum,
Usus Halus
Sel Paneth
Terletak di dasar kriptus Lieberkuhn
Banyak terdapat di
Yeyunum
Sel piramid dengan
sitoplasma asidofilik
Lisozim, penghancur dinding sel bakteri
Mengatur flora normal usus halus
Usus Halus
Lamina propria
Serat retikulin, sel
retikulum, limfosit, sel plasma
Otot polos, pembuluh
darah dan limfe
Folikel limfoid Noduli limfatisi/plaque Peyeri GALT Immunoglobulin >> Ileum Tifus abdominalis:
Usus Halus
Tunika Submukosa
Jaringan ikat, pembuluh darah. Kelenjar Brunner Khusus terdapat di duodenum Kelenjar kuboid, sitoplasma jernih bervakuol
Mukus basa, protektif Urogastron, penghambat
Usus Halus
Tunika muskularis
Sirkularis Longitudinalis Pleksus Mienterikus Aurbach Tunika serosa
Usus Buntu (Appendik)
Berasal dari sekum (bagian awal kolon)
Struktur histologis
Tunika mukosa
Epitel selapis torak
dengan sel goblet
Vilus intestinal (--) Kriptus Lieberkuhn (+) Nodulus limfatikus Tunika submukosa Jaringan ikat Kelenjar(--) Tunika muskularis Tunika serosa
Kolon (Colon)
Struktur histologis
Tunika mukosa
Epitel selapis silindris dengan sel
goblet Vilus (--) Kriptus Lieberkuhn (+) Lamina propria Otot polos Noduli limfatikus << Tunika submukosa
Jaringan ikat longgar
Tunika Muskularis
Kolon
Fungsi usus besar
Absorpsi cairan
Merubah chyme (bahan setengah cair) menjadi feses
(bahan setengah padat)
Menghasilkan mukus sebagai pelumas
Melumasi feses agar tidak merusak mukosa usus besar
Tempat pembusukan sisa makanan oleh bakteri
normal usus
Penyakit
Hirchsprung : pleksus Aurbach (--)…. Megacolon
Disentri
Anus
Struktur Histologis
Epitel gepeng berlapis
Tanpa lapisan tanduk Dengan lapisan tanduk
Dermis
Kelenjar kitar dubur
(kelenjar sirkum anal)
Apokrin
Lapisan muskularis
Muskulus sfingter ani
internum (dalam)
Muskulus sfingter ani
Kelenjar Perut Besar
2 jenis kelenjar perut besar
Hati (Hepar)
Pankreas
Kelenjar ganda
Eksokrin: ensim-ensim
Pankreas
Kelenjar besar dan panjang
Retroperitoneum
Kelenjar ganda
Eksokrin
Endokrin
Pankreas
Struktur Histologis
Bagian eksokrin
Asinus (mirip kelenjar
parotis) menghasilkan sekret Sel sentroasinar Granula basofilik Granula zimogen Saluran keluar Sel sentroasinar Epitel gepeng /
Pankreas
Cairan pankreas
Tripsin dan kimotripsin: pemecah protein
RNAse dan DNAse: pemecah RNA dan DNA
Amilase: pemecah karbohidrat
Lipase: pemecah lipid
Sekresi
Nervus vagus
Hormonal
Sekretin
Pankreas
Bagian endokrin
Pulau-pulau
langerhans
Sel poligonal tak
teratur
Inti bundar
Sitoplasma pucat
Serat-serat retikulin
Pulasan khusus : sel
Pankreas
Fungsi
Sel Alpha (Sel A)
Glukagon, merubah glikogen menjadi glukosa
Sel Beta (Sel B)
Proinsulin….. Insulin: untuk masuknya glukosa ke dalam sel-sel
tubuh
Sel C
Belum diketahui
Sel Delta (Sel D)
Somatostatin, menghambat pelepasan insulin & glukagon Vasoactive intestinal peptide (VIP)
Melisis glikogen
Hati (Hepar)
Kelenjar terbesar di dalam tubuh
Terletak dibawah diafragma di abdomen atas
Perdarahan
Arteri hepatika
Vena porta (dari usus)
Menyerap semua bahan dari usus
Zat-zat yang berguna
Racun-racun atau zat toksik
Mensekresikan empedu
Dibungkus jaringan ikat fibrosa (Glisson)
Hati (Hepar)
Struktur histologis
Lobulus klasik Vena sentral Hepatosit Poligonal Inti bulat Kanakuli biliaris Sinusoid Sel endotel Sel Kuffer (makrofag)
Segitiga Kiernan
Vena porta
Cabang arteri hepatika Cabang vena porta
Hati (Hepar)
Fungsi hati
Mempertahankan kadar gula darah
Metabolisme lemak
Penyimpanan vitamin A dan B serta heparin
Pembentukan empedu
Pembentukan fibrinogen
Sintesa albumin dan kolesterol
Detoksikasi racun-racun atau zat toksik
Fagositosis
Kantung Empedu (Vesika felea)
Struktur histologis
Tunika mukosa
Epitel selapis silindris Sel goblet (--)
Lamina propria
Sinus
Rokitansky-Aschoff
Tunika muskularis
Berkas otot polos