POTENSI INDUSTRI KECIL TEMBAGA DAN KUNINGAN
DITINJAU DARI ASPEK PASAR, FINANSIAL, TEKNIS
-TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN
Studi Kasus padaPerusahaan Tembaga dan Kuningan “MUDA TAMA” Desa Tumang, Cepogo, Kabupaten Boyolali
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh :
Wulan Ayu Mandasia Rasi Usfal NIM: 022214139
PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
Melambung jauh ter bang tinggi ber sama
mimpi.
Tenggelam dalam lautan emosi
Setelah aku sadar dir i, Kau tlah jauh per gi
Tinggalkan aku dalam mimpi yang tiada
ber tepi
Setiap orang pasti mempunyai mimpi,
Yang harus dilakukan hanyalah
Bangun.., Dan Kejar mimpi itu...
Yogya, 15 Desember 2006
TERUNTUK:
Gusti Yesus Kristus
Papa & Mama
Kel. Mikael Soeharsono Hadi Saputro
Kel. Alloysius Abatan Usfal
Sahabat-Sahabatku
&
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 22 Desember 2006
Penulis
ABSTRAK
POTENSI INDUSTRI KECIL TEMBAGA DAN KUNINGAN
DITINJAU DARI ASPEK PASAR, FINANSIAL,
TEKNIS-TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN
Studi Kasus padaPerusahaan Tembaga dan Kuningan “MUDA TAMA” Desa Tumang, Cepogo, Kabupaten Boyolali
Wulan Ayu Mandasia Rasi Usfal Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2006
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi industri kecil Tembaga dan Kuningan MUDA TAMA ditinjau dari aspek Pasar, Finansial, Teknis-Teknologi dan Manajemen untuk periode lima tahun kedepan, berdasarkan data historis lima tahun terakhir.
Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus, dengan tempat penelitian perusahaan Tembaga dan Kuningan MUDA TAMA Cepogo, Boyolali. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni- Juli 2006. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, dokumentasi, observasi dan kuesioner. Teknik analisis yang digunakan meliputi analisis Pasar, Finansial, Teknis-Teknologi dan Manajemen.
ABSTRACT
POTENTIAL OF SMALL-SIZED COPPER AND BRASS INDUSTRY IN TERMS OF THE MARKET, FINANCIAL, TECHNICAL-TECHNOLOGY
AND MANAGEMENT ASPECTS
Case Study in Copper and Brass Manufacturer “MUDA TAMA” Tumang Village, Cepogo, Boyolali Regency
Wulan Ayu Mandasia Rasi Usfal Sanata Dharma University
Yogyakarta 2006
This research had purpose to know about the potential of small-sized copper and brass industry MUDA TAMA in terms of the Market, Financial, technical- Technology and Management Aspect for the next five years period, based on historical data of latest five years.
The research was case a study, conducted at copper and brass manufacturer MUDA TAMA Cepogo, Boyolali, During June to July 2006. Techniques used to collect data were interview, documentation, observation and questioner. Techniques of data analysis were analysis of Market, Financial, Technical-Technology and Management.
The result of market analysis revealed that sales volume for the next five years period based on the historical data of latest five years will increase. From the financial analysis, it could be known that the profit will continously increase for period 2006-2010.
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah Bapa Yang Maha Kuasa atas segala berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul “POTENSI INDUSTRI KECIL TEMBAGA DAN
KUNINGAN DITINJAU DARI ASPEK PASAR, FINANSIAL, TEKNIS-TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN (Studi Kasus pada: perusahan Tembaga dan Kuningan “MUDA TAMA” Cepogo, Boyolali)”.
Adapun penulisan skripsi ini guna melengkapi syarat-syarat dalam
menyelesaikan studi dan mencapai gelar sarjana jurusan manajemen pada Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam penulisan skripsi ini penulis telah banyak mendapat bantuan dari
berbagai pihak yang selalu memberikan bimbingan dan dorongan serta kesempatan, maka kiranya tidaklah berlebihan apabila pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapaku Yesus Kristus yang selalu menjadi tempat berkeluh kesah, berbagi
tangis dan bahagia sehingga penulis tak pernah menyerah. Matur Sembah
Nuwun Gusti...
2. Papa dan Mama yang telah banyak memberi nasihat, semangat dan kasih
sayang kepada penulis. Skripsi ini merupakan sebagian kecil dari buah tiap “omelan” Papa dan Mama.
4. Bapak Drs. Hendra Poerwanto G, M.S., selaku Ketua jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dha rma.
5. Ibu Dra. C. Wahyu E.R. M.Si., selaku dosen pembimbing I yang dengan
sabar banyak memberikan pengetahuan, nasihat dan dorongan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik
6. Bapak A.Yudi Yuniarto.S.E.,M.B.A., selaku dosen pembimbing II yang dengan sabar banyak memberikan pengetahuan, nasihat dan dorongan
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik
7. Bapak H. Supri Haryanto , selaku pemilik perusahaan MUDA TAMA yang telah bersedia memberikan penulis kesempatan untuk memperoleh
informasi mengenai perusahaan.
8. Bapak Tri selaku pembimbing di perusahaan MUDA TAMA yang telah
banyak memberikan informasi mengenai perusahaan.
9. Kel. Soeharsono H. S & Kel. A. Abatan Usfal yang selalu mengharapkanku untuk menjadi “seseorang”. Terimakasih atas semangat
dan kasih sayang.
10.Adek-adekku,
ADITYA USFAL
,
DANIEL USFAL
,
PRIMA AGUSTA
dan
DIMAS ARYA
yang selalu menghadirkan tawa di tengah banyaktekanan.
11.Sahabat, Kakak dan Adek-adekku semua di
P 7
, MbakKRISTIN
, Mbakkasih banget atas setiap tawa bahagia, tangis sedih dan haru, marah, kekonyolan dan kegilaan yang pernah terjadi...kalian saudara yang luar
biasa.
12.
PIRALEKA PRATALI
beserta keluarga, Thanks for being a best partnerin my life...”Je Crois En Toi…
”
13.Sahabat-sahabatku ,
YENNI MARIA, MARTHARIANA, ANITA
KUSUMA, YANU KRISTIANA.
Ingat pelajaran pertama kita adalah“KESABARAN”.... Semangat!!!!
14.Teman-temanku di
G17
, Walaupun singkat terimakasih telah menerimakudengan baik.
15.Sahabat-sahabatku,
Ka’ YOUN, LULU’, INDIL, LHOLHOK, BONIE
serta
“HO”
community. Kuliah terus?! Kapan Hangin’Out_nya??16.Teman-teman
“CFC”
(SHINTA, SANDRA, TATA’, SISIL, SHANTI,
DIAN, SITA, ENDAH, BAMBANG, RONI dll)
perjuangan belumberakhir teman!!
17.Mas
ARIF PETIR
dan keluarga, terima kasih untuk pinjeman helm dantumpangannya kalau ke Yogya.
18.A friend,
R. MARSISTO k
. It’s a long journey to find a future. Thanks19. Teman-teman
MAN ’02
khususnya kelasC
...Jiao...Yo
..!!!!20.
RUMAH LAVENDER,, BIOLA tak BERDAWAI, AKADEMOS,
BELAJAR NAKAL, SAMURAI X, TEWERAUT, MEMOAR
PULAU BURU
dan semua tokoh di dalamnya, terima kasih telahmenghidupkan imajinasiku ditengah pembuatan skripsi yang melelahkan. Penulis menyadari bahwa apa yang telah penulis tuangkan dalam skripsi
ini masih jauh dari sempurna mengingat keterbatasan pengetahuan, pengalaman
dan kemampuan, yang ada pada penulis. Oleh karenanya saran dan kritik ya ng sifatnya membangun sangat diharapkan oleh penulis demi kesempurnaan skripsi
ini dan penuh harapan skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak.
Yogyakarta, 22 Desember 2006
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESHAN ... iii
HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR GAMBAR ... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ... xix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Batasan Masalah ... 3
C. Rumusan Masalah ... 3
D. Tujuan Penelitian ... 4
E. Manfaat Penelitian ... 4
A. Pengertian Industri Kecil ... 6
B. Kriteria Usaha Kecil ... 7
C. Jenis Usaha Kecil ... 7
D. Karakteristik Usaha Kecil ... 8
E. Kelemahan dan Keunggulan Industri Kecil ... 9
F. Forecasting ... 11
G. Analisis Potensi Kegiatan Bisnis ... 13
BAB III METODE PENELITIAN ... 23
A. Jenis Penelitian ... 23
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 23
C. Subjek dan Objek Penelitian ... 23
D. Data Penelitian ... 23
E. Teknik Pengumpulan Data ... 24
F. Teknik Analisis Data ... 24
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN... 25
A. Sejarah Singkat Perusahaan dan Lokasi Perusahaan ... 26
B. Struktur Organisasi Perusahaan ... 27
C. Deskripsi Data ... 35
D. Depresiasi ... 47
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 48
A. Analisis Data ... 48
1. Analisis Pasar ... 48
3. Analisis Teknis-Teknologi ... 57
a. Ditinjau dari Sudut Pandang Pemilik... 57
b. Ditinjau dari sudut pandang Karyawan ... 60
4. Analisis Manajemen ... 67
a. Ditinjau dari Sudut Pandang Pemilik ... 68
b. Ditinjau dari sudut pandang Karyawan ... 70
B. PEMBAHASAN ... 77
1. Analisis Pasar ... 77
2. Analisis Keuangan ... 78
3. Analisis Teknis-Teknologi ... 79
4. Analisis Manajemen ... 80
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN ... 82
A. Kesimpulan ... 82
1. Analisis Pasar ... 82
2. Analisis Keuangan ... 82
3. Analisis Teknis-Teknologi ... 82
4. Analisis Manajemen ... 82
B. Keterbatasan Penelitian ... 83
C. Saran ... 83
DAFTAR TABEL
Tabel II. 1 Perbandingan unsur manajemen tradisional dan modern
menurut Prof. Selo Sumardjan ... 22
Tabel IV. 1 Hasil penjualan perusahaan MUDA-TAMA tahun 2001-2005... 44
Tabel IV. 2 Biaya produksi perusahaan tahun 2001-2005 ... 45
Tabel IV. 3 Biaya administrasi dan umum perusahaan tahun 2001-2005 ... 45
Tabel IV. 4 Laba yang dihasilkan perusahaan tahun 2001-2005 ... 46
Tabel V. 1 Proyeksi volume penjualan perusahaan ... 49
Tabel V. 2 Proyeksi biaya baha n baku perusahaan... 51
Tabel V. 3 Proyeksi biaya tenaga kerja langsung perusahaan ... 52
Tabel V. 4 Proyeksi biaya overhead pabrik perusahaan ... 53
Tabel V. 5 Proyeksi biaya usaha (administrasi dan umum) perusahaan ... 54
Tabel V. 6 Proyeksi laba rugi perusahaan ... 55
Tabel V. 7 Prosentase perubahan proyeksi laba berdasarkan tahun dasar tahun 2006 ... 56
Tabel V. 8 Validitas kuesioner bagian 1 (Keadaan riil aspek teknis-teknologi lima tahun terakhir) ... 63
Tabel V. 10 Reliabilitas kuesioner bagian 1 (Keadaan riil aspek
teknis-teknologi lima tahun terakhir) ... 64
Tabel V. 11 Reliabilitas kuesioner bagian 2 (Proyeksi keadaan
aspek teknis-teknologi lima tahun kedepan) ... 64 Tabel V. 12 Skala penilaian kriteria aspek teknis-teknologi ... 65
Tabel V. 13 Nilai rentang kriteria keadaan riil aspek teknis-tekologi
lima tahun terakhir ... 66
Tabel V. 14 Nilai rentang kriteria aspek teknis-teknologi
lima tahun kedepan ... 67 Tabel V. 15 Validitas kuesioner bagian 1 (Keadaan riil
aspek manajemen lima tahun terakhir) ... 72 Tabel V. 16 Validitas kuesioner bagian 2 (Proyeksi keadaan
aspek teknis-teknologi lima tahun kedepan) ... 73
Tabel V. 17 Reliabilitas kuesioner bagian 1 (Keadaan riil
aspek manajemen lima tahun terakhir)... 74
Tabel V. 18 Reliabilitas kuesioner bagian 2 (Proyeksi keadaan
aspek manajemen lima tahun kedepan) ... 74
Tabel V. 19 Skala penilaian kriteria aspek manajemen ... 75
Tabel V. 20 Nilai rentang kriteria keadaan riil aspek manajemen
lima tahun terakhir ... 75
Tabel V. 21 Nilai rentang kriteria aspek manajemen lima tahun
DAFTAR GAMBAR
Gambar IV. 1 Struktur organisasi perusahaan ... 39
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 - Daftar pertanyaan untuk pemilik perusahaan
- Kuesioner untuk karyawan
Lampiran 2 - Perhitungan proyeksi biaya administrasi dan umum
- Perhitungan proyeksi biaya overhead pabrik - Perhitungan proyeksi biaya tenaga kerja langsung
- Perhitungan proyeksi biaya bahan baku
- Perhitungan proyeksi penjualan
Lampiran 3 - Perhitungan nilai rentang kriteria aspek teknis-teknologi
- Perhitungan nilai rentang kriteria aspek manajemen Lampiran 4 - Uji validitas kuesioner
Lampiran 5 - Uji reliabilitas kuesioner
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini perekonomian di Indonesia banyak mengalami tantangan ekonomi global dalam bentuk kompetisi dan liberalisasi. Tantangan ekonomi global
tersebut berpengaruh pada kondisi perekonomian yang semakin tidak me nentu.
Akibatnya adalah terjadinya krisis ekonomi, yang sampai sekarang pun masih belum bisa teratasi. Kondisi yang memprihatinkan ini tentunya sangat merugikan semua
lapisan masyarakat, terutama masyarakat lapisan bawah yang notabene sebagian dari mereka menggantungkan hidupnya pada perusahaan-perusahaan besar yang tentunya
juga sangat dirugikan atas terjadinya krisis ekonomi pada saat ini.
Saat krisis ekonomi mulai terjadi di Indonesia dan berpengaruh buruk terhadap kelancaran dan perkembangan usaha perusahaan-perusahaan besar, industri
kecil justru mampu bertahan. Hal yang menyebabkan industri kecil dapat bertahan di tengah krisis ekonomi yang sedang melanda Indonesia salah satunya adalah industri
kecil lebih mengandalkan modal sendiri dari pada mengandalkan hutang, terutama
hutang luar negri.
Peran industri kecil sangat besar terhadap perekonomian di Indonesia,
karena industri kecil memberi sumbangan bagi separoh pertumbuhan ekonomi serta keberhasilan dalam pemerataan usaha dan pendistribusian pendapatan nasional. Hal
itu ditunjukkan dengan kemampuan penyediaan barang dan jasa untuk pasar luar dan
kerja yang tentunya akan sedikit membantu mengurangi jumlah pengangguran yang
ada di Indonesia ini. Tetapi di sisi lain ada beberapa permasalahan yang perlu
ditangani dalam upaya meningkatkan kemampuan industri kecil ini. Pemasalahan tersebut adalah: jumlah unit usaha industri kecil yang sangat banyak, kebanyakan
berada di daerah pedesaan yang belum dapat di jangkau oleh prasarana yang memadahi, jenis usaha yang sangat banyak, dan kondisi yang berbeda-beda sehingga
menyulitkan jangkauan pembinaan (Yayasan Produktivitas Indonesia, 1992:11)
Sementara itu sebagian pengusaha industri kecil dan para karyawannya, taraf pendidikanya masih rendah. Hal ini mengakibatkan lemahnya pengetahuan
mereka di bidang manajemen dan teknis. Selain itu mereka juga sulit menerima gagasan-gagasan baru yang di perlukan untuk modernisasi industri kecil, juga sikap
mental yang mudah puas dengan hasil yang telah dicapai (Yayasan Produktivitas
Indonesia, 1992:11)
Tampaknya persoalan yang dihadapi oleh industri kecil di setiap negara
tidak jauh berbeda. Masalah kelemahan aspek manajerial, kendala keuangan dan pemasaran produk merupakan hal yang menonjol dalam industri kecil (Sutojo Heru,
dkk, 1994:9). Selain aspek-aspek yang telah disebutkan di atas, masih ada banyak
aspek yang mempengaruhi kelangsungan usaha industri kecil dan dapat digunakan sebagai tolak ukur potensi masa depan suatu usaha. Aspek-aspek tersebut antara lain :
aspek pasar, aspek pemasaran, aspek teknik dan teknologi, aspek sumber daya manusia, aspek ekonomi, sosial dan politik, aspek lingkungan industri, aspek yuridis
dan aspek lingkungan hidup. Pada kenyataanya industri- industri kecil di Indonesia
banyak usaha yang harus dilakukan untuk menyempurnakan usaha industri kecil di
Indonesia, terutama dalam hal ini adalah industri tembaga dan kuningan.
Oleh karena itu perhatian yang lebih maksimal dari pemerintah tentunya sangat dibutuhkan bagi industri kecil, yang sebagian besar dalam proses usahanya
banyak melibatkan kaum ekonomi kecil. Merupakan suatu langkah yang baik untuk lebih memperhatikan para pelaku (pemilik usaha) industri kecil tembaga-kuningan
dan industri- industri kecil lainnya di daerah-daerah yang merupakan basis industri,
seperti di kabupaten Boyolali .
Berdasarkan uraian tersebut penulis maka tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “POTENSI INDUSTRI KECIL TEMBAGA DAN
KUNINGAN DITINJAU DARI ASPEK PASAR, FINANSIAL, TEKNIS-TEKNOLOGI, DAN MANAJEMEN”
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah potensi industri kecil tembaga dan kuningan MUDA TAMA di desa Tumang Cepogo kabupaten Boyolali untuk periode lima tahum kedepan bila ditinjau
dari aspek pasar, finansial, teknis-teknologi dan manajemen ?
C. Batasan Masalah
D. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui potensi industri kecil di desa Tumang, Cepogo kabupaten Boyolali
bila ditinjau dari aspek pasar, finansial, teknis- Teknologi dan manajemen.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan
saran-saran dalam hubungannya dengan pengambilan keputusan pada aspek pasar, finansial, teknis-teknologi dan manajemen setelah mengetahui potensi dari
perusahaan di lokasi penelitian. 2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai tambahan sumber bacaan
diperpustakaan dan sebagai acuan penelitian selanjutnya. 3. Bagi Peneliti
Kegiatan penelitian ini merupakan pengalaman penulis dalam menerapkan disiplin ilmu yang telah diperoleh selama kuliah dan dapat digunakan sebagai
pembanding antara teori-teori dengan dunia usaha pada kenyataanya.
F. Sistematika Penulisan. BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, batasan masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini membahas tentang teori-teori yang mendukung dalam penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini membahas tentang jenis penelitian, subjek dan objek penelitian, teknik pengumpulan data dan alat analisis data.
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Bab ini membahas tentang sejarah dan perkembangan perusahaan, tujuan perusahaan, struktur organisasi, personalia dan proses produksi.
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini menganalisis masalah yang ada, kemudian di teliti dan ditambah
dengan pembahasan. Dalam bab ini menyimpulkan dari keseluruhan
uraian dan pembahasan, dengan demikian dapat dikemukakan saran dari pihak peneliti dengan pertimbangan dan masukan bagi perusahaan
BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN
Bab ini memuat kesimpulan dari hasil penelitian, pengelolaan serta
saran-saran yang perlu diberikan bagi pihak perusahaan dan keterbatasan penulis
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Industri Kecil
Menurut Abdul Salam, Kepala Urusan Kredit Bank Indonesia, kegiatan usaha mikro merupakan lapangan pekerjaan yang terbuka bagi setiap orang.
Usaha ini umumnya tumbuh secara alamiah dan turun-temurun (Buletin Bina
Swadaya, 1997:7). Sedangkan pengertian usaha kecil menurut UU No 9 th 1995 adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan memenuhi kriteria
kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan.
Menurut Undang-undang No. 9 tahun 1995 Industri kecil adalah kegiatan
ekonomi yang dilakukan oleh perseorangan atau rumah tangga maupun suatu
badan, bertujuan untuk memproduksi barang ataupun jasa untuk diperniagakan secara komersial, yang mempunyai kekayaan bersih paling banyak Rp
200.000.000,00 dan mempunyai nilai penjualan per tahun sebesar satu milyar Rupiah.
Dalam Surat Edaran Bank Indonesia No. 26/1/UKK tanggal 29 Mei
1993 perihal kredit usaha kecil disebutkan bahwa yang dimaksud dengan usaha kecil adalah usaha yanag memiliki total asset maksimum Rp 600.000.000,00 tidak
B. Kriteria Usaha Kecil
Kriteria usaha kecil menurut UU No. 9 th 1995, adalah sebagai berikut :
1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000,00
2. Memiliki hasil penj ualan tahunan paling banyak Rp 1000.000.000,00
3. Milik WNI
4. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan
yang dimiliki atau berafiliasi baik langsung ataupun tak langsung dengan
usaha menenga atau usaha besar.
5. Berbentuk usaha orang-perorangan, badan usaha yang berbadaan hukum
termasuk koperasi.
C. Jenis Usaha Kecil
Menurut Hari Murti Subanar Jaril usaha kecil dikelompokkan berdasarkan jenis produk atau jasa yang dihaasilkan maupun aktivitas yang
dilakukan oleh usaha kecil sebagai berikut :
1. Usaha perdagangan : keagenan, pengecer dan pengumpul barang-barang
bekas.
2. Usaha pertanian, meliputi perkebunan, perikanan, peternakan, produsen telor ayam, susu sapi.
4. Usaha jasa meliputi, konsultan, perencana, perbengkelan, transportasi,
restoran.
D. Karakteristik Usaha Kecil
Usaha kecil di Indonesia dalam UU No. 9 th 1995 memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Sistem pembukuan yang relatif sederhana dan cenderung tidak mengikuti
kaidah administrasi pembukuan yang standar bahkan sering tanpa administrasi.
2. Tidak memiliki sistem akuntansi yang memadai. 3. Tidak memiliki anggaran kebutuhan modal.
4. Tidak memiliki struktur organisasi dan pendelegasian wewenang.
5. Modal terbatas.
6. Kekurangan informasi bisnis.
7. Pengalaman manajerial yang masih terbatas.
8. Skala ekonomi yang terlalu kecil sehingga sukar mengharapkan untuk mampu
menekan biaya mencapai tingkat efisiensi jangka panjang.
E. Kelemahan dan Keunggulan Usaha/ Industri Kecil
1. Kelemahan-kelemahan Industri kecil.
Ada beberapa permasalahan yang perlu ditangani dalam upaya meningkatkan kemampuan industri kecil. Permasalahan tersebut adalah :
jumlah unit usaha industri kecil yang sangat banyak, kebanyakan berada di daerah pedesaan yang belum dapat dijangkau oloeh prasarana yang
memadai, jenis usaha yang sangat banyak, dan kondisi yang berbeda-beda,
sehingga menyulitkan jangkauan pembinaan.
Sementara itu sebagian besar pengusaha industri kecil dan para
karyawannya, taraf pendidikannya masih rendah. Hal ini mengakibatkan lemahnya pengetahuan mereka di bidang manajemen teknis. Selain itu
mereka juga sulit menerima gagasan-gagasan baru yang diperlukan untuk
modernisasi industri kecil, juga sikap mental yang mudah puas dengan hasil yang telah dicapai (Yayasan Produktivitas Indonesia, 1992 : 11)
Usaha kecil dan koperasi juga mengalami berbagai kendala, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Permasalahan yang bersifat
eksternal berkaitan dengan masalah lingkungan pemerintah dalam bentuk
peraturan perundang-undangan, pemberian fasilitas, pembinaan, dukungan, pelayanan, dan perlindungan.
Permasalahan yang bersifat internal yang terdapat pada usaha kecil secara umum dapat diidentifikasikan antara lain : keterbatasan
kekurangmampuan dalam berorganisasi, lemahnya semangat
kewirausahaan, rendahnya keterampilan manajemen, terbatasnya
penguasaan teknologi, dan kekurangmampuan dalam pengendalian mutu (Sutojo Heru dkk, 1994 : 31)
2. Keunggulan-keunggulan industri kecil
Program pengembangan industri kecil di Indonesia merupakan
kegiatan yang penting sekali dan harus mendapat prioritas yang besar
mengingat (Mubyarto, 1979:69) :
a. Industri kecil mampu memberikan lapangan kerja bagi penduduk
pedesaan yang umumnya tidak bekerja secara penuh.
b. Industri kecil memberikan tambahan pendapatan tidak saja bagi
pekerja kepala keluarga, tetapi bagi anggota keluarga yang lainnya.
c. Industri kecil mampu memproduksi barang-barang keperluan penduduk setempat dan daerah sekitar secara efisien dan murah.
Pengelolaan industri kecil akan senantiasa bertahan dalam kondisi perekonomian apapun, hal ini juga disebabkan karena (LPPM UAJY,
1992:21) :
a. Produk-produknya masih merupakan kebutuhan sebagian besar masyarakat, baik berupa sandang, pangan dan papan.
c. Kehadiran industri kecil pada umumnya didukukung oleh daya beli
masyarakat yang relatif rendah.
d. Produknya relatif tidak dapat tersaingi oleh produk-produk industri besar, yang pada umumnya secara manual, sehingga sulit
diprodukisi dengan padat modal.
e. Tingkat upah rata-rata yang relatif rendah.
F. forecasting
Menurut Pangestu Subagyo (1986 : 1) Forecasting adalah peramalan
(perkiraan) mengenai sesuatu yang belum terjadi. Sedangkan menurut Gunawan Adisaputra (1992 : 148) Forecasting adalah suatu cara untuk menaksir kondisi
bisnis di masa yang akan datang.
Dalam menjalankan usahanya, sangat penting bagi perusahaan untuk memperkirakan hal- hal yang terjadi di masa mendatang sebagai dasar untuk
mengambil keputusan. Untuk mencapai sukses dan berkembangnya suatu perusahaan perlu adanya suatu cara yang tepat, sistematis dan dapat
dipertanggungjawabkan. Jadi, memperkirakan sesuatu pada waktu yang akan
datang berdasarkan data-data waktu lampau dapat digunakan untuk menyusun kegiatan periode kegiatan yang akan datang (Marcelino Andika. A : 2001)
Ada beberapa metode yang dapat dipakai untuk membuat trend linier, tetapi yang paling banyak digunakan adalah metode least square. Metode least square
Trend atau sering disebut secular trend menurut Pangestu Subagyo (1986 :
32) adalah rata-rata perubahan (biasanya tiap bulan) dalam jangka panjang. Kalau
hal yang diteliti menunjukkan rata-rata pertumbuhan , sering disebut tren positif. tetapi kalau hal yang diteliti menunjukan gejala semakin berkurang maka tren yang
kita miliki menunjukkan rata-rata penurunan atau sering disebut tren negatif.
Tren jangka panjang (djarwanto Ps, 1990 : 265) adalah gerakan yang teratur,
regular atau rata-rata dari suatu data statistik dalam jangka waktu panjang. Tren
biasanya mengukur gerakan data statistik dari tahun ke tahun.
Salah satu teknik forecast yang memiliki garis trend, yaitu least square
dengan persamaan (Adisaputra, 1992 : 159) : Y =a+bx
Dimana :
n Y
a =
∑
∑
∑
= 2
X XY b
Langkah- langkah perhitungan (Subagyo, 1986 : 34) :
1. Data disusun sesuai dengan urutan tahunnya dan nilai X diletakkan sesuai
dengan tahunnya.
a Jika jumlah data (tahun) ganjil, maka nilai X pada tahun yang berada ditengah diberi 0, tahun-tahun sesudahnya berturut-turut 1, 2, 3 dan
Misalnya n = 5, X1 X2 X3 X4 X5
-2 -1 0 1 2
b Jika jumlah data (tahun) genap, maka nilai X = 0 terletak diantara dua tahun yang mendekati tengah, sehingga untuk mempermudah perhitungan, setiap
1 tahun nilai X-nya berbeda 2 angka.
Misalnya n = 6, X1 X2 X3 X4 X5 X6
-5 -3 1 1 3 5
2. Nilai XY dan nilai 2
X dihitung, kemudian jumlah Y dicari, jumlah XY dan
jumlah 2
X . A dicari dengan rumus
( )
∑
Y / n dan b dengan rumus(
∑
XY)
/(
∑
2)
X .
3. Nilai a dan b dimasukkan pada persamaan regresi linier Y =a +bx
G. Analisis Potensi Kegiatan Bisnis
Dalam menganalisis potensi suatu kegiatan bisnis, digunakan aspek-aspek yang
ada pada studi kelayakan bisnis. Aspek aspek tersebut antara lain:
1). Aspek Pasar
Forecast penjualan (Adisaputra, 1992: 147) adalah proyek teknis permintaaan langganan potensial untuk suatu waktu tertentu dengan
berbagai asumsi. Forecast penjualan akan mempengaruhi, bahkan
kebijaksanaan tentang investasi dalam aktiva tetap. Dapat dikatakan pula
bahwa forecast penjualan yang merupakan bagian dari perencanaan
perusahaan, akan menentukan potensi penjualan dan luas pasar yang dikuasai mendatang.
2).Aspek Finansial
a. Pengertian laba
Dalam aspek finansial laba atau profit sangat memegang
peranan penting karena pada umumnya setiap kegiatan bisnis bertujuan untuk menghasilkan laba. Penghasilan bersih atau laba seringkali
digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar bagi ukuran yang lain seperti imbalan investasi (return on investment) atau penghasilan
per saham (earnings per share), (Ikatan Akuntan Indonesia, 1994 : 24).
Sedangkan menurut Ikatan Akuntan Indonesia keuntungan mencerminkan kenaikan manfaat ekonomi.
Untuk mengetahui potensi finansial suatu perusahaan maka digunakan teknik peramalan laba untuk tahun-tahun mendatang
berdasarkan data historis laba tahun-tahun yang lalu.
b. Meramalkan laporan rugi- laba
Laporan rugi- laba untuk tahun mendatang diramalkan untuk
Hal ini memerlukan asumsi-asumsi tentang rasio biaya operasi, tarif
pajak, beban bunga, dan rasio pembayaran deviden.
Dalam kasus yang paling sederhana, dibuat asumsi bahwa biaya akan naik dengan laju yang sama sejalan dengan kenaikan penjualan ;
dalam situasi yang lebih rumit biaya-biaya tertentu akan diramalkan secara terpisah. Namun, tujuan utama dari peramalan di bagian ini
adalah untuk menentukan berapa banyak laba yang akan diperoleh
perusahaan dan ditahan untuk diinvastasikan kembali dalam tahun yang diramalkan (Eugene F. Bringham dan Joel F. Houston, 2001:117).
3). Aspek Teknik dan Teknologi
Menurut Husein Umar dalam studi kelayakan bisnis, tujuan studi aspek
teknis-teknologi adalah untuk meyakini apakah secara teknis dan pilihan
teknologi, rencana bisnis dapat dilaksanakan secara layak atau tidak layak, baik pada saat pembangunan proyek atau operasional secara rutin .
Sedangkan potensi dalam hal teknik dan teknologi lebih mengarah pada kemungkinan-kemungkinan perubahan proses produksi serta teknologi
yang telah digunakan.
a) Standar mutu produk
Standar mutu produk, meliputi daya tahan produk dan daya guna
produk. Daya tahan ini dimaksudkan sebagai ketahanan produk tersebut dalam penggunaannya. sedangkan daya guna adalah
semakin besar pula manfaat yang dapat diperoleh oleh pembeliannya,
(Ahyari, 1979:246-251)
b) Pengendalian mutu
Definisi untuk pengendalian mutu adalah keseluruhan cara yang
digunakan untuk menentukan dan mencapai standar mutu (Mizuno, 1994:18). Ada juga definisi lain, pengendalian mutu adalah
mengembangkan, mendesain, memproduksi dan memeriksa jasa
produk yang paling ekonomis, yang paling berguna selalu memberikan kepuasan bagi konsumen (Ishikawa, 1990:50)
c) Program pemeliharaan mesin yang efektif
Menurut Direktur Operasi PT. Jhonson & Jhonson Indonesia Tony
Katwojo
suatu usaha peningkatan produktivitas dari suatu unit peme liharaan akan mengarah pada suatu usaha untuk :
1). Mengurangi biaya pemeliharaan
Pembuatan suatu rancana dan prosedur pelaksanaan yang baik
akan mencegah investasi dan pembiayaan yang berlebihan
2). Lebih terkendalinya suatu unit pemeliharaan
Pembuatan suatu sistem kerja dimana dalam proses pelaksanaan
akan secara otomatis didapatkan masukan untuk dapat memperbaiki sistem pelaksanaan itu sendiri.
Pelaksanaan pemeliharaan yang tepat, baik dari segi waktu
maupun caranya akan mengurangi kerusakan mesin /alat sahingga
interupsi terhadap proses produksi yang juga meningkatkan produktivitas produksi.
4). Meningkatnya masa kegunaan dari alat-alat dan mesin- mesin Sehingga dapat menunda keharusan investasi dan mengurangi
biaya depresiasi.
d). Pemilihan Tek nologi
Pilihan teknologi untuk berproduksi pada dekade milenium baru saat
ini, baik untuk barang maupun jasa, telah dan sedang berkembang terus sesuai dengan kemajuan zaman. Hendaknya pemilihan teknologi
membawa efisiensi yang tinggi pada proses produksi sekaligus
menghasilkan produktivitas yang tinggi pula. Akan tetapi, selain keuntungan-keuntungan, juga terdapat kelemahan-kelemahan dalam
atas perkembangan teknologi ini, misalnya teknologi tersebut belum tentu cocok dengan lingkungan internal perusahaannya ataupun
eksternal perusahaannya.
Berkaitan dengan pemilihan teknologi, biasanya suatu produk tertentu dapat diproses lebih dari satu cara, sehingga teknologi yang dipilihpun
perlu ditentukan secara jelas. patokan secara umum yang dapat dipakai misalnya adalah dengan mengetahui seberapa jauh derajad
beberapa kriteria lainnya adalah kesesuaian dengan bahan mentah
yang dipakai, keberhasilan pemakaian teknologi di tempat lain,
kemampuan tenaga kerja dalam pengoperasian teknologi, dan kemampuan antisipasi terhadap teknologi lanjutan (Husein Umar,
2003: 96)
4).Aspek Manajemen
a. Pengertian manajemen
Dalam literatur manajemen, terdapat batasan yang berbeda-beda antara para penulis. menurut Lawrence A. Appley (Manullang,
1977:11), manajemen didefinisikan sebagai:
“The art of getting thing done through people”
Unsur-unsur manajemen atau disebut juga aspek-aspek manajemen
adalah: (1) Perencanaan, (2) Pengorganisasian, (3) Penyusunan, (4) Pengarahan (5) Pengontrolan. Kelima hal ini disebut juga sebagai
fungsi- fungsi atau tugas manajer (Manullang, 1977:12) .
Untuk merealisasikan sesuatu tujuan, sudah jelas faktor- faktor
produksi seperti alam, mesin- mesin, modal dan manusia (tenaga
kerja) harus digerakkan. Manajemen beranggapan bahwa faktor manusia atau tenaga kerja harus mendapatkan perhatian yang utama,
kepada faktor produksi tenaga kerja ini, sesuatu tujuan dapat dicapai
(Manullang, 1977:12).
b. Definisi manajer
Manajer adalah orang yang mencapai hasil tertentu melalui
orang-orang lain. atau dengan kata lain manajer adalah orang-orang yang mempunyai keahlian untuk menggerakkan orang-orang lain untuk
melakukan pekerjaan tertentu untuk menghasilkan suatu tujuan
tertentu (Manullang, 1977:12). c. Fungsi manajer dari sudut proses
Fungsi manajer dari sudut proses yaitu terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan
(Manullang,1977:18).
1). Perencanaan adalah penetapan terlebih dahulu apa yang akan dikerjakan kemudian, dalam batas waktu tertentu dengan
penggunaan faktor- faktor produksi tertentu untuk mendapatkan hasil tertentu.
2). Pengorganisasian adalah menetapkan sistem organisasi yang
dianut dan menetapkan pembagian pekerjaan, tugas-tugas dan tanggung jawab dalam sua tu perusahaan untuk mempermudah
pencapaian tujuan yang sudah ditentukan terlebih dahulu.
3). Penyusunan adalah keseluruhan kegiatan untuk memperoleh,
sedemikian rupa sehingga tenaga kerja tersebut dapat
menghasilkan tujuan perusahaan secara efektif dan efisien.
4). Pengarahan adalah pemberian instruksi- instruksi resmi kepada bawahan agar bawahan melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan
tujuan semula perusahaan.
5). Pengawasan adalah penilaian akan pekerjaan bawahan baik yang
sedang dikerjakan maupun yang sudah selesei dengan maksud
mengadakan tindakan perbaikan bila perlu agar benar-benar sesuai dengan tujuan semula perusahaan
d. Kegagalan manajemen
Sebuah kegagalan usaha bukan hanya disebabkan oleh faktor
produktivitas saja, melainkan juga pada kemampuan seni berusaha
dan manajemen. Para ahli yang menyelidiki cenderung mengemukakan lima faktor utama kegagalan wirausaha yaitu: (1)
Manajemen yang buruk, (2) Kelalaian, (3) Ketidakjujuran, (4) Kemalangan, (5) Bencana alam.
The Small Business Administration Amerika serikat mengestimasikan
bahwa antara faktor-faktor tersabut masalah manajemen yang buruk merupakan penyebab dari sebagian besar kegagalan wirausaha. Di sisi
lain kemampuan manajemen tidak bisa begitu saja dapat diperoleh dalam waktu singkat. Manajemen adalah ilmu pengetahuan dimana di
dikuasai melalui pengalaman, ketekunan dan disiplin (J Ravianto,
1989:19-18).
e. Manajemen tradisional dan manajemen modern
Menurut Prof. Selo Soemardjan dalam seminar Manajemen
Pembangunan menurut budaya Indonesia di Bali tahun 1985, Manajemen tradisional lebih mementingkan kebahagiaan manusia dan
keutuhan masyarakat daripada tujuan lain. Sedangkan manajemen
modern lebih mementingkan efisiensi, evfektivitas dan produktivitas daripada tujuan lain. Berikut adalah perbandingan unsur tradisional
Tabel II. 1
Perbandingan unsur manajemen tradisional - modern menurut Prof. Selo Sumardjan
Sumber : J. Ravianto, 1998
TRADISIONAL MODERN
Kesetiaan karyawan ditunjukkan kepada pemimpin sebagai panutan.
Kesetiaan karyawan ditunjukkan kepada profesi (USA) atau perusahaan (Jepang).
Keterampilan dikembangkan hanya dalam praktek dan pengalaman kerja
Keterampilan dikembangkan dalam praktek dan kerja, ditambah training formal yang terorganisir. Disiplin kerja berkembang dalam hubungan antar
individu, terutama dengan pimpinan
Disiplin kerja diatur dalam peraturan formal.
Kritik dan saran yang bersifat korektif dari bawah terhadap atasan tidak dibenarkan secara terbuka. cara mengajukannya lebih penting daripada isinya.
Kritik dan saran dapat dilemparlkan secara terbuka.
Kepentingan pribadi dan kepentingan dinas cenderung tercampur
Kepentintingan pribadi dan kepentingan dinas dipisahkan dengan tegas
Pekerjaan adalah unsur menciptakan kebahagiaan Bekerja adalah untuk berproduksi.
Baik buruknya karyawan diukur lebih banyak dengan ukuran moral dan etik, daripada ukuran prestasi kerja. Dalam penerimaan karyawan
acceptability lebih penting daripada capabillity.
Baik buruknya karyawan diukur lebih banyak dengan ukuran prestasi kerja, daripada ukuran moral dan etik. Dalam penerimaan karyawan
capabillity lebih penting daripada acceptabillity.
Suatu kontrak dianggap sebagai sarana untuk memulai pekerjaan, karena itu dapat disimpangi menurut situasi yang nyata.
Suatu kontrak berlaku mutlak (contract is sacred). Perubahan harus dengan persetujuan baru kedua belah pihak.
Penghargaan non-materialterhadap karyawan lebih dihargai daripada penghargaan dengan uang
Penghargaan dengan uang dan material dianggap lebih berharga daripada penghargaan non material.
Suatu kantor atau perusahaan adlah tempat berkumpulnya orang-orang yang berhubungan atas dasar perasaan dan kekeluargaan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan studi kasus pada perusahaan MUDA-TAMA di desa Tumang, Cepogo Kabupaten Boyolali. Dengan demikian kesimpulan
hanya bisa berlaku bagi perusahaan yang diteliti tersebut.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Waktu penelitian : Selama bulan Juni sampai bulan Juli tahun 2006
Tempat penelitian : Penelitian di lakukan di desa Tumang, Cepogo Kabupaten
Boyolali pada Perusahaan MUDA-TAMA
C. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian adalah orang ya ng memiliki kapabilitas dan kompetensi untuk dimintai keterangan atau data penelitian. Dalam penelitian ini
yang menjadi subjek penelitian adalah pemilik dan karyawan Perusahaan
MUDA-TAMA di desa Tumang, Cepogo kabupaten Boyolali.
Objek penelitian adalah data atau informasi yang dibutuhkan untuk
menjawab masalah penelitian atau menguji hipotesis penelitian. Dalam hal ini objek penelitiannya adalah aspek pasar, aspek finansial, aspek teknis-teknologi
D. Data yang Diperlukan
Data-data ya ng diperlukan dalam penelitian ini antara lain :
1. Gambaran umum dan perkembangan perusahaan secara singkat. 2. Struktur organisasi.
3. Hasil penjualan. 4. Biaya produksi.
5. Biaya administrasi dan umum.
6. Data mengenai karyawan.
7. Data laba yang diperoleh perusahaan.
E. Metode Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam rangka
memperoleh data yaitu: 1. Wawancara
Teknik wawancara dilakukan dengan cara bertanya langsung kepada pemimpin perusahaan dan bagian-bagian yang berkaitan dengan penelitian ini. Wawancara
digunakan untuk mendapatkan data gambaran umum perusahaan dan
perkembangannya secara singkat serta struktur organisasi yang terdapat pada perusahaan.
2. Dokumentasi
Teknik dokumentasi dilakukan untuk mendapatkan data dengan mempelajari
akan diteliti. Dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data penjualan
produk, biaya produksi, administrasi dan umum, laba yang telah dihasilkan.
3. Observasi
Teknik observasi dilakukan dengan mengadakan pengamatan secara langsung
pada bagian-bagian yang berkaitan dengan penelitian. Observasi dilakukan untuk mendukung data tentang gambaran umun perusahaan MUDA-TAMA dan
perkembangannya.
4. Kuesioner
Kuesioner adalah suatu alat pengumpul data yang dibuat secara tertulis dimana
didalamnya memuat pertanyaan dan pertanyaan untuk mengungkap masalah yang dimaksud dengan penelitian ini dan berpangkal pada pertanyaan
penelitian. Dengan demikian diharapkan masalah tersebut dapat dicarikan
jawabannya. Kuesioner dalam penelitian ini hanya digunakan untuk aspek teknis-teknologi dan aspek manajemen.
F. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan sub yek penelitian (Suharsimi Arikunto,
1998 : 115). Populasi dalam penelitian adalah seluruh karyawan perusahaan MUDA TAMA, dimana jumlah keseluruhan karyawan adalah 75 responden.
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi Arikunto, 1998 : 117). Apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil
Arikunto, 1998 : 120). Karena jumlah populasi yang terbatas maka peneliti
mengambil keseluruhan karyawan untuk diteliti yaitu sebesar 75 responden.
G. Teknik Pengujian Kuesioner
Pengujian kuesioner ini dilakukan dengan analisis validitas dan reliabilitas karena instrumen yang baik adalah harus memenuhi persyaratan
penting yaitu valid dan reliable.
1). Pengujian Validitas
Validitas yaitu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu instrumen
(Suharsimi Arikunto, 1998 : 160)
Untuk mengetahui validitas digunakan rumus korelasi product moment dari
Pearson (Sutrisno Hadi, 1990 : 14).
Rumus korelasi Product Moment :
(
)( )
(
)
{
∑
∑
−∑
∑
}
{
∑ ∑
∑
−( )
}
− =
Y Y
N X X
N
Y X XY
N rxy
2 2
Keterangan:
r : Koefisien korelasi pada item X : Nilai tiap item
Instrumen dinyatakan valid apabila nilai r hitung ≥ r tabel dengan taraf keyakinan 95%. Tetapi apabila nilai r hitung ≤ nilai r tabel dengan taraf keyakinan 95%, maka instrumen tersebut dinya takan tidak valid
2). Pengujian Reliabilitas
Reliabilitas adalah derajad ketepatan, ketelitian atau akurasi yang ditunjukkan oleh instrumen pengukuran (Umar, 1997 : 60). Rumus yang digunakan untuk
menguji reliabilitas suatu instrumen adalah Spearman-Brown.
Rumus Spearman-Brown:
( )
(
rxy)
rxy rbb
+ =
1 2
Keterangan:
rbb : Koefisien reliabilitas taraf nyata 5%
rxy : Koefisien korelasi antara item ganjil dan item genap
Apabila r bb ≥ r tabel product moment dengan taraf keyakinan 95% maka
instrumen memenuhi syarat reliabilitas. Sedangkan jika rbb ≤ r tabel dengan taraf keyakinan 95% maka instrumen tersebut tidak memenuhi syarat reliabel.
H. Metode Analisis Data
1. Analisis pasar
Adapun langkah-langkah untuk menghitung metode least square adalah
sebagai berikut:
1). Data disusun sesuai dengan urutan tahunnya dan nilai X diletakkan sesuai tahunnya.
a Jika jumlah data (tahun) ganjil, maka nilai X pada tahun yang berada ditengah diberi 0, tahun-tahun sesudahnya berturut-turut 1, 2, 3 dan
seterusnya., sedangkan tahuntahun sebelumnya berturutturut 1, 2,
-3 dan seterusnya.
b Jika jumlah data (tahun) genap, maka nilai X = 0 terletak diantara dua
tahun yang mendekati tengah, sehingga untuk mempermudah perhitungan, setiap 1 tahun nilai X- nya berbeda 2 angka.
2). Menghitung nilai XY dan nilai 2
X , kemudian mencari jumlah Y, jumlah
XY dan jumlah 2
X . mencari a dengan rumus
( )
∑
Y / n dan b denganrumus
(
∑
XY)
/(
∑
X2)
.3). Memasukkan nilai a dan b pada persamaan regresi linier Y =a+bx
Apabila nilai b positif maka dari aspek pasar perusahaan memiliki potensi yang baik untuk periode lima tahun kedepan.
Keterangan : Y = Jumlah penjualan yang diramalkan
a = nilai trend pada periode dasar b = slope / kecenderungan garis trend
n = jumlah yang diteliti 2. Analisis Finansial
Untuk menganalisis aspek finansial maka digunakan perhitungan proyeksi laba-rugi. Adapun langkah- langkah yang digunakan untuk menghitung proyeksi laba-rugi adalah sebagai berikut:
1) Memproyeksikan pendapatan untuk tahun 2006-2010 yang akan diterima
perusahaan.
2) Memproyeksikan biaya-biaya yang akan dikeluarkan untuk tahun 2006-2010
3) Menyusun proyeksi laba-rugi selama tahun 2006-2010, dengan cara:
Uraian Tahun ke-n
Pendapatan Total biaya Laba kotor
Pajak
Laba bersih
Rp... Rp... Rp...
Rp...
Rp...
Penilaian potensi perusahaan dilakukan dengan melihat laba/rugi yang dihasilkan dari perhitungan proyeksi rugi- laba. Jika laba yang dihasilkan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan maka perusahaan tersebut
bahkan rugi maka untuk lima tahun kedepan perusahaan tidak memiliki
potensi yang baik.
3. Aspek teknis dan teknologi
1). Dinilai dari sudut pandang pemilik
Untuk mengetahui keadaan riil pengambilan keputusan untuk lima tahun kedepan aspek teknis-teknologi maka diperlukan informasi yang jelas dari
pemilik perusahaan. Hal- hal yang akan dibahas dan dianalisis secara
deskriptif antara lain:
a. Keadaan riil aspek teknis dan teknologi perusahaan MUDA TAMA
selama lima tahun terakhir.
b. Prediksi aspek teknis teknologi perudahaan MUDA TAMA untuk
periode lima tahun kedepaan
2) Dinilai dari sudut pandang karyawan
Dalam menganalisis aspek teknis teknologi sangat diperlukan penilaian
yang subyektif dari karyawan. Karena dalam hal ini karyawan/ pengrajin adalah subyek yang secara langsung mengoperasikan peralatan serta
mesin yang digunakan perusahaan.
Untuk menganalisa data mengenai aspek teknis-teknologi yang dinilai dari sudut pandang karyawan digunakan Rentang Kriteria.
Bobot 1 = Sangat tidak setuju
Bobot 2 = Tidak setuju
Bobot 3 = Netral
Bobot 4 = Setuju
Bobot 5 = Sangat setuju
b Menentukan rentang skala dengan menggunakan rumus:
(
)
m m n
RS = −1
Dimana n = Jumlah sampel
m = Jumlah alternatif jawaban tiap item
c Untuk menentukan rentang skor tertinggi yaitu dengan mengalikan jumlah sampel dengan bobot paling rendah dan paling tinggi.
Rentang terendah = 75 x 1
= 75 Rentang tertinggi = 75 x 5
= 375 Jadi rentang tiap kriteria adalah :
(
)
5 1 5 75 −
=
RS
= 60
75 – 135 Sangat tidak berpotensi
136 – 195 Tidak berpotensi
196 – 225 Netral 226 – 315 berpotensi
316 – 375 Sangat berpotensi
d Dari perhitungan rentang kriteria tersebut dapat disimpulkan bahwa
jika skor semakin tinggi maka ada kecenderungan bahwa aspek
teknis-teknologi yang dinilai dari sudut pandang karyawan. memiliki potensi lebih baik pada periode lima tahun kedepan. Dikatakan
berpotensi jika skor yang dihasilkan > 225, dan sebaliknya dikatakan tidak berpotensi jika skor < 196
4. Aspek manajemen
1) Dinilai dari sudut pandang pemilik / pimpinan
Untuk menganalisis aspek manajemen selama lima tahun terakhir serta
keputusan-keputusan yang mungkin diambil untuk lima tahun kedepan maka diperlukan informasi dari pemilik perusahaan karena dalam hal ini
pengambil keputusan adalah pemilik sekaligus pimpinan. Hal- hal yang
akan dianalisis dan dibahas secara deskriptif antara lain :
a. Keadaan riil aspek manajemen perudasaan MUDA TAMA selama
lima tahun terakhir.
b. Prediksi aspek manajemen perusahaan MUDA TAMA untuk periode
2) Dinilai dari sudut pandang karyawan
Dalam menganalisis aspek manajemen sangat diperlukan penilaian yang
subyektif dari karyawan. Karena dalam hal ini karyawan/ pengrajin adalah subyek yang secara langsung berinteraksi dengan pimpinan serta
menerima keputusan secara langsung dari pimpinan.
Untuk menganalisa data mengenai aspek manajemen yang dinilai dari
sudut pandang karyawan digunakan Rentang Kriteria. langkah- langkah
penentuan rentang kriteria adalah sebagai berikut: a Memberi bobot pada setiap jawaban
Bobot 1 = Sangat tidak setuju
Bobot 2 = Tidak setuju
Bobot 3 = Netral
Bobot 4 = Setuju
Bobot 5 = Sangat setuju
b Menentukan rentang skala dengan menggunakan rumus:
(
)
m m n
RS = −1
Dimana n = Jumlah sampel
m = Jumlah alternatif jawaban tiap item
c Untuk menentukan rentang skor tertinggi yaitu dengan mengalikan jumlah sampel dengan bobot paling rendah dan paling tinggi.
= 75
Rentang tertinggi = 75 x 5
= 375 Jadi rentang tiap kriteria adalah :
(
)
5 1 5 75 −
=
RS
= 60
Skala penilaian tiap kriteria adalah :
75 – 135 Sangat tidak berpotensi 136 – 195 Tidak berpotensi
196 – 225 Netral 226 – 315 berpotensi
316 – 375 Sangat berpotensi
d Dari perhitungan rentang kriteria tersebut dapat disimpulkan bahwa jika skor semakin tinggi maka ada kecenderungan bahwa potensi aspek manajemen yang dinilai dari sudut pandang karyawan untuk lima tahun mendatang akan berpotensi baik. Tetapi jika skor yang
dihasilkan ternyata rendah maka tidak ada potensi atau tidak ada
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Singkat Perusahaan Dan Lokasi Perusahaan
Perusahaan MUDA TAMA Boyolali merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang tembaga dan kuningan yang terletak di desa Tumang,
Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali. Perusahaan ini adalah warisan leluhur yang
sudah ada sejak Kerajaan Mataram. Keahlian ukir dan tempa merupakan keshlian otodidak yang diajarkan secara turun-temurun. Pada awalnya perusahaan ini hanya
memproduksi kebutuhan rumah tangga.
Akan tetapi seiring dengan perminaan pasarmengenai kebutuhan seni ukir
dan seni hias khususnya pada bidang aksterior dan interior, maka pada tahun 1978
Bapah H. Supri Haryanto belajar kepada Bapak Sapto Hudoyo di Yogyakarta.
Di Yogyakarta Bapak H Supri belajar tentang baga imana mengukir atau
membuat seni ukir tembaga dari bahan dasar sehingga menjadi kerajinan tembaga yang dapat dinikmati oleh masyarakat luas. Di sana beliau juga belajar bagaimana
memasarkan produk-produk tembaga. untuk pertama kali Bapak H. Supri Haryanto
disuruh oleh Bapak Sapto Hudoyo untuk membuat suatu produk yang sangat sederhana. Beliau disuruh membentuk tembaga menjadi kacang dengan separuh kulit
Suatu hari ada seorang konsumen dari luar negri yang tertarik pada produk
buatan Bapak H. Supri. Konsumen tersebut mau membeli beberapa produk yang telah
dibuat oleh Bapak H. Supri.
Pada tahun 1981, Bapak H. Supri mencoba untuk mendirikan usahanya
sendiri. Atas bantuan pengarahan dan bimbingan dari PEMDA Boyolali melalui instansi terkait, maka Bapak H. Supri dapat berkembang dalam memenuhi kebutuhan
eksterior dan interior sesuai dengan kebutuhan pasar. Hal tersebut terbukti dengan
adanya :
1. Anugerah Upakarti oleh Presiden Republik Indonesia pada tahun 1993.
2. Anugerah Upa Pradana oleh Gubernur Jawa Tengah pada tahun 1993. 3. Serta beberapa piagam penghargaan yang lain.
Hal tersebut terus berkembang setelah adanya media cetak dan media elektronik yang
berperan aktif dalam membantu mempromosikan tentang keberasaan perusahaan MUDA TAMA secara umum.
Sejak pertama berdiri hingga saat ini perusahaan MUDA TAMA telah berkembang pesat. Ini dapat dilihat dari berkembangnya permintaan pasar akan
produk interior maupun eksterior. Permintaan akan produk bukan hanya dari
masyarakat lokal melainkan juga sampai pada tingkat internasional.
Perusahaan kerajinan tembaga MUDA TAMA terletak di daerah Banaran,
Tumang, Boyolali, Jawa Tengah 57362, dimana perusahaan induk dan tempat proses produksi berlangsung. Sedangkan untuk galeri atau show room perusahaan terletak 1
Km dari perusahaan induk. Show room perusahaan MUDA TAMA merupakan suatu
konsumen yang akan membeli langsung produk dari perusahaan. Tempat ini juga
dijadikan sebagai ajang promosi dari perusahaan.
Lokasi perusahaan merupakan salah satu hal yang sangat menentukan produktivitas perusahaan serta menarik minat konsumen. Beberapa faktor pendukung
lokasi perusahaan MUDA TAMA aantara lain:
1. Faktor historis
Secara historis daerah Tumang Cepogo merupakan lingkungan
pengrajin tembaga ya ng sudah dikenal sejak jaman Mataram. Dimana dahulu hanya memproduksi alat-alat rumah tangga.
2. Faktor tenaga kerja
Perusahaan MUDA TAMA Boyolali memerlukan tenaga kerja yang
disiplin, jujur, dan memiliki keahlian dalam bidang seni ukir dan tempa.
Penduduk Tumang Cepogo hampir semuanya memiliki keahlian tersebut. Maka dari itu tenaga kerja mudah didapat dari daerah ini.
3. Pemasaran
Daerah Tumang Boyolali merupakan daerah yang dekat dengan tempat
wisata Agro Selo. Banyak wisatawan yang datang di kawasan wisata
Selo. Dengan lokasi yang menguntungkan ini maka dapat membantu aspek pemasaran.
4. Fasilitas transportasi
Tersedianya fasilitas trasnportasi merupakan hal yang sangat penting
didalam pemilihan lokasi perusahaan. Hal ini disebabkan karena
Fasilitas transportasi menuju perusahaan MUDA TAMA Boyolali
tidaklah sulit. Sudah tersedia jalan-jalan umum yang menghubungkan
perusahaan dengan pasar maupun pusat kota.
B. Struktur Organisasi Perusahaan
Dalam melaksanakan kegiatannya perusahaan MUDA TAMA
menggunakan sistem organisasi komando. Dimana dalam sistem organisasi ini
terdapat satu pimpinan yang mempunyai kekuasaan mutlak untuk mengatur perusahaan. Dalam hal ini pimpinan perusahaan merupakan pemilik perusahaan.
Selain itu di perusahaan ini juga terdapat beberapa staf ahli atau desain yang membantu kelancaran tugas pimpinan. Secara umum struktur organisasi perusahaan
Gambar IV.1 Struktur Organisasi Perusahaan MUDA TAMA Boyolali
Sumber : Perusahaan MUDA TAMA Boyolali
Pimpinan perusahaan
Bagian desain
Bagian admini
strasi
Bagian gudang
Bagian person
alia dan superv
isor
Bagian produk
si dan quality
control Bagia
n keuan
gan
Dari bagan organisasi diatas maka dapat dijelaskan definisi mengenai tugas
dan tanggung jawab masing- masing bagian adalah sebagai berikut :
1. Pimpinan perusahaan
a. Bertanggung jawab secara menyeluruh terhadap perusahaan
b. Pimpinan sebagai pemilik memiliki hak mutlak pada perusahaan c. Bertanggung jawab dalam penetapan kebijakan perusahaan
d. Memberikan motivasi terhadap karyawan
e. Menentukan gaji karyawan f. Menentukan tunjangan karyawan
2. Bagian desain
a. Bertanggung jawab terhadap pembuatan desain
b. Membantu pimpinan mengawasi proses produksi
c. Memberikan pengarahan pada karyawan selama proses produksi 3. Bagian administrasi
Bagian administrasi bertugas menjalankan seluruh kegiatan administrasi perusahaan yang berhubungan dengan kegiatan dokumentasi surat
masuk dan surat keluar. Bagian ini juga bertanggung jawab atas
terlaksananya dan baik buruknya administrasi perusahaan. 4. Bagian gudang
Bagian gudang bertugas untuk menjaga peralatan maupun produk yang dihasilkan oleh perusahaan setelah masuk gudang. Bagian ini juga
yang berada di gudang. Selain itu bagian gudang juga bertugas mencatat
barang masuk ataupun keluar dari gudang.
5. Bagian supervisor dan personalia
a. Bertanggung jawab terhadap terlaksananya negosiasi dengan
konsumen
b. Bertanggung jawab terhadap perekrutan maupun pemberhentian
tenaga kerja
c. Bertanggung jawab terhadap keseimbangan kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan
d. Membantu pimpinan dalam menentukan kebijakan gaji karyawan 6. Bagian produksi dan quality control
a. Menjalank an proses produksi sesuai dengan kesepakatan atau tujuan
yang telah ditetapkan oleh perusahaan
b. Bertanggung jawab atas baik buruknya suatu proses produksi
dengan cara mengadakan pengawasan terhadap terlaksananya kegiatab proses produksi yang menyangkut kegiatan karyawan,
mesin maupun sumber daya yang tersedia
c. Memberikan motivasi terhadap karyawan agar dapat meningkatkan kreativitas kerja mereka
7. Bagian keuangan
Bagian keuangan bertanggung jawab terhadap terlaksananya kegiatan
yang berhubungan dengan keuangan perusahaan.
C. Deskripsi Data
Perusahaan MUDA TAMA bergerak di bidang usaha tembaga dan
kuningan. Proses produksinya menitikberatkan pada pesanan barang. Meskipun
perusahaan ini tergolong industri kecil namun perusahaan ini telah mengekspor barang-barang ke luar negri. Tujuan utama perusahaan ini selain memperoleh laba
juga mengembangkan kerajinan tembaga dan kuningan di daerah tersebut. Produk yang dihasilkan antara lain lampu krobyong, vas bunga, kaligrafi, wastafel, lukisan
dengan motif- motif timbul, bak mandi, patung dan produk-produk lain.
Produk kerajinan tembaga-kuningan yang dihasilkan melalui beberapa tahapan proses produksi, yaitu (1) desain, (2) pemotongan bahan baku, (3)
pemrosesan, (4) pemahatan, (5) pewarnaan, (6) penyelesaian. Secara sistematis proses produksi perusahaan tembaga-kuningan MUDA TAMA dapat dilihat pada
Gambar IV.2
Proses produksi perusahaan MUDA TAMA
Desain Bagian Proses
Mendesain
gambar
produk
Mengambar pola
pemotongan bahan
baku
Penempaan dan
pembentukan
Pembakaran
Pemotongan bahan
baku
Penjabungan
Bagian pemahatan Bagian pewarnaan Bagian finishing
Membuat pola
pahatan
Mewarnai pahatan
Melapisi produk
Menempelkan
pola pada produk
Penyimpanan di
gudang
Pengepakan
produk
Pemahatan pada
produk
Berkaitan dengan analisis pasar dalam penelitian ini maka akan disajikan
data-data yang diperlukan. Untuk mengetahui proyeksi penjualan pada tahun-tahun
yang akan datang maka dibutuhkan data historis penjualan perusahaan pada tahun-tahun yang lalu.
Tabel IV.1
Hasil penjualan perusahaan MUDA TAMA Tahun 2001-2005 (Rp)
Tahun Penjualan
2001 2002 2003
2004 2005
379.294.750 460.000.000 598.000.000
712.000.000 851.658.000
Sumber data: Perusahaan Tembaga-Kuningan MUDA TAMA
Sedangkan tabel IV.2 akan menyajikan data biaya produksi yang meliputi biaya bahan baku (BB), biaya tenaga kerja langsung (BTKL) dan biaya overhead
pabrik (BOP) perusahaan MUDA TAMA tahun 2001-2005. Data ini digunakan untuk diproyeksikan yang kemudian digunakan untuk mengetahui proyeksi laba
Tabel IV.2
Biaya produksi perusahaan MUDA TAMA Tahun 2001-2005 (Rp)
Tahun BB BTKL BOP Jumlah
2001 2002 2003 2004 2005 151.318.000 184.000.000 234.000.000 288.000.000 340.663.200 75.659.000 92.000.000 117.000.000 144.400.000 170.331.600 56.744.250 69.000.000 87.750.000 108.300.000 127.748.700 283.721.250 345.000.000 438.750.000 541.500.000 639.743.000
Sumber data: Perusahaan Tembaga-Kuningan MUDA TAMA
Besarnya biaya administrasi dan umum yang dikeluarkan perusahaan meliputi perlengkapan administrasi, peralatan administrasi (komputer , printer, dan alat tulis), gaji bagian administrasi dan umum. Data tersebut digunakan sebagai salah
satu komponen untuk mengetahui besarnya taksiran tambahan pendapatan dan
tambahan total biaya usaha.
Tabel IV.3
Biaya administasi dan umum perusahaan MUDA TAMA Tahun 2001-2005 (Rp)
Tahun Biaya administrasi dan umum
Sumber data: Perusahaan Tembaga dan Kuningan MUDA TAMA
Kemudian pada tabel VI.4 disajikan data laba yang telah dihasilkan oleh
perusahaan MUDA TAMA selama tahun 2001-2005. Data mengenai laba ini disajikan sebagai pembanding dengan proyeksi laba yang akan dihitung pada analisis
data bab V.
Tabel IV.4
Laba yang dihasilkan perusahaan MUDA TAMA Tahun 2001-2005 (Rp)
Tahun Laba bersih
2001 2002
2003 2004
2005
51.069.825 62.100.000
78.975.000 97.450.000
114.973.850
Sumber data: Perusahaan Tembaga dan Kuningan MUDA TAMA
D. Depresiasi
Dalam metode garis lurus, depresiasi diperoleh dengan membagi nilai aktiva
beberapa pertimbangan, perusahaan MUDA-TAMA tidak menggunakan kebijakan
depresiasi. Beberapa pertimbangan itu antara lain penggunaan aktiva yang sudah
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Data I. Analisis Pasar
Analisis pasar dimaksudkan untuk mengetahui kesempatan tertampungnya
produk perusahaan pada pasar, dalam kaitannya dengan bertambahnya volume
penjualan di tahun-tahun yang akan datang. Maka dari itu untuk mengetahui volume penjualan di masa yang akan datang perlu diadakan suatu peramalan
atau proyeksi penjualan.
Dapat dikatakan pula bahwa proyeksi penjualan merupakan bagian dari
perencanaan suatu perusahaan. Karena dari proyeksi penjuala n perusahaan
dapat menentukan keputusan-keputusan yang penting yang berkaitan dengan aspek pasar, serta perusahaan dapat mengetahui potensi perusahaan dimasa
yang akan datang.
Untuk mengetahui hasil proyeksi penjualan perusahaan pada tahun-tahun
yang akan datang maka digunakan metode least square.
Tabel V.1
Proyeksi volume penjualan perusahaan MUDA TAMA Tahun 2006-2010 (Rp)
Tahun Proyeksi penjualan
2006 2007 2008
2009 2010
962.008.400 1.082.881.000 1.203.753.600
1.324.626.200 1.445.498.800
Sumber : Data sekunder diolah penulis (lampiran 2)
Dari hasil proyeksi penjualan tahun 2006-2010 dapat dilihat bahwa ada
kenaikan volume penjualan. Hal ini tentunya didasarkan atas data historis lima
tahun terakhir yang volume penjualannya juga selalu meningkat tiap tahunnya serta memiliki asumsi bahwa keadaan perekonomian untuk tahun tahun yang
diramakan sama dengan tahun-tahun yang digunakan sebagai tahun-tahun dasar peramalan. Sehingga dalam aspek pasar dapat diketahui bahwa untuk
tahun 2006-2010 perusahaan MUDA TAMA memiliki potensi pasar yang baik.
2. Analisis Keuangan
Analisis finansial dimaksudkan untuk mengetahui keadaan keuangan
dihasilkan perusahaan. Apakah ada peningkatan dari tahun ke tahun atau justru
mengalami penurunan.
Maka dari itu untuk mengetahui potensi keuangan perusahaan pada tahun-tahun yang akan datang dibuatlah suatu proyeksi rugi- laba, dimana proyeksi ini
juga akan diikuti proyeksi biaya-biaya. Namun tujuan utama dari proyeksi rugi-laba ini adalah untuk mengetahui rugi-laba yang dapat dihasilkan perusahaan untuk
tahun-tahun yang akan datang.
Sebelum dilakukan proyeksi rugi- laba maka dibuat proyeksi biaya-biaya terlebih dahulu, antara lain:
a. Proyeksi biaya produksi
Berkaitan dengan proyeksi laba-rugi maka terlebih dahulu ditentukan
besarnya perkiraan biaya produksi yang meliputi biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik untuk tahun 2006-2010 1) Biaya bahan baku
Besarnya biaya bahan baku yang akan datang dapat diproyeksikan melalui ramalan biaya bahan baku dengan metode least square.
Hasilnya seperti yang terlihat dalam tabel V.2 dengan perhitungannya
Tabel V.2
Proyeksi biaya bahan baku perusahaan MUDA TAMA Tahun 2006-2010
Tahun Proyeksi biaya BB
2006 2007 2008
2009 2010
348.803.360 433.152.400 481.501.440
529.850.480 578.199520
Sumber: Data sekunder diolah penulis (Lampiran 2)
2) Biaya tenaga kerja langsung
Besarnya biaya tenaga kerja langsung dalam proses produksi dihitung berdasarkan data pada tahun-tahun seelumnya. Perhitungan proyeksi
biaya tenaga kerja langsung dapat dilihat dalam lampiran. Hasil proyeksi Biaya tenaga kerja langsung untuk tahun-tahun yang akan
Tabel V.3
Proyeksi biaya tenaga kerja langsung perusahaan MUDA TAMA Tahun 2006-2010
Tahun Proyeksi biaya TKL
2006 2007 2008
2009 2010
192.401.680 216.576.200 240.750.720
264.925.240 259.099.760
Sumber: Data sekunder diolah penulis (Lampiran 2)
3) Biaya overhead pabrik
Biaya overhead pabrik adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam rangka proses produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
langsung. Besarnya biaya overhead pabrik yang dikeluarkan perusahaan untuk tahun-tahun yang akan datang dapat dihitung berdasarkan
besarnya biaya overhead pabrik pada tahun-tahun sebelumnya. Dan
perhitungan proyeksi biaya overhead pabrik dapat dilihat pada lampiran. Kemudian hasil perhitungannya dapat dilihat pada tabel
Tabel V.4
Proyeksi biaya overhead pabrik perusahaan MUDA TAMA Tahun 2006-2010
Tahun Proyeksi BOP
2006 2007 2008
2009 2010
144.301.260 162.321.150 180.563.040
198.693.930 216.824.820