3 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka
Mengacu pada jurnal judul “Analisis dan Perancangan Mikrotik pada Warnet ExNet II” peneliti menggunakan Router Mikrotik RB750 untuk mengoptimasi jaringan internet di warnet dengan membangun sistem manajemen bandwidth dan blocking situs. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan melakukan analisis, 38 observasi, studi literatur perancangan topologi baru dan evaluasi. Untuk membangun sistem manajemen bandwidth, peneliti menggunakan metode simple queue. Peneliti membagi bandwidth per-client sebesar 1Mbps. Pembagian bandwidth dilakukan dengan menggunakan winbox. Untuk membuktikan penulis melakukan uji coba pertama dengan mendownload sebuah file berukuran 105MB dari sebuah website dan melihat hasil limitasi bandwidth yang telah dibuat apakah sesuai dengan yang diharapkan. Pengujian kedua dilakukan dengan membuka situs yang telah diblok pada mikrotik dan melihat hasil apakah situs yang telah di block pada mikrotik sesuai dengan konfigurasi. Dari pengujian yang dilakukan didapatkan hasil kecepatan rata-rata data transfer menunjukan hasil pengukuran sesuai dengan limit bandwidth yang di tetapkan dan situs yang sudah di block telah sesuai dengan yang di tetapkan, (Putra, 2014).
Pada jurnal dengan judul “Optimalisasi bandwidth dan keamanan jaringan dengan Filterasi pada warung internet menggunakan mikrotik routerboard”, peneliti menggunakan Mikrotik Routerboard untuk mengoptimalisasi jaringan warnet dan membangun sistem
bandwidth manajemen pada warnet tersebut dengan menggunakan metode queue tree agar
bandwidth yang digunakan menjadi lebih efisien. Konfigurasi pada metode queue tree
Pada penelitian yang berjudul “Teknik mark packet dan mark connection
untuk manajemen bandwidth dengan pendekatan top-down”; Berlaku paket mark
dan teknik koneksi tanda untuk membagi kapasitas bandwidth yang tersedia dan rata-rata monitor lalu lintas data untuk mendukung kebutuhan layanan jaringan dengan itu setiap client dapat bekerja dengan kapasitas bandwidth dalam mengakses internet. Hasil penelitian ini menunjukan cara mengalokasikan angka bandwidth yang sedang tersedia dalam setiap pengguna untuk memiliki akses
internet yang stabil dan lazim dan meringankan operator dalam memantau pengguna, (Kosasi, 2012).
Penelitian yang berjudul “Perancangan dan implementasi manajemen
bandwidth menggunakan vyatta”; dalam kebutuhan akses internet yang sangat
tinggi bagi para pengguna banyak masalah yang ditemui oleh para pengguna yang menghabiskan bandwidth secara percuma, diantaranya streaming video, download, atau akses situs yang berlebihan, mengakibatkan lambatnya suatu
client yang lain di dalam suatu jaringan LAN, (Aliansyah, 2013).
Pada penelitian yang berjudul “Analisis manajemen bandwidth menggunakan metode HTB (Hierarchical token bucket) Pada Cyberkost Internet Cafe” didapatkan prioritas akses berdasarkan kebutuhan user yaitu belajar, dalam hal ini browsing materi, membaca artikel, mencari reverensi bacaan, sosial media, dan download file. Selanjutnya HTB digunakan untuk menerapkan prioritas tersebut. HTB merepkan parent queue yaitu santai, file-size, dan file- ekstensi. Santai menghendel kebutuhan sosial media dan download dengan idm, file-size mendownload file menggunakan browser dengan fitur connbyte pada router mikrotik, sedangkan file-ekstensi menghandle kegiatan belajar menggunakan layer7 protocol, (Arifin, 2015).
Dalam penelitian dengan judul “Manajemen Bandwidth Dengan Metode HTB (Hierarchical Token Bucket)”; Implementasi metode Hierarchical Token Bucket dapat mengontrol penggunaan internet yang digunakan oleh tiap-tiap
metode Hierarchical Token Bucket dapat memanajemen bandwidth dengan efektif dan komputer-komputer client dapat terkoneksi ke internet dengan pembagian
bandwidth yang telah disediakan, (Wijaya, 2013).
Dalam penelitian yang berjudul “Analisis Qos (Quality Of Service) jaringan Kampus dengan menggunakan Mikrotik Routerboard”; seiring dengan
perkembangan zaman dan tuntutat akan layanan informasi yang cepat, tepat, dan akurat membuat jaringan komputer menjadi sebuah kebutuhan utama, khususnya dalam dunia kampus. Sebuah kampus seolah-olah menjadi tertutup dan tidak berkembang tanpa adanya jaringan komputer yang handal di dalamnya. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan manajemen bandwidth dengan menggunakan Mikrotik RouterBoard serta melakulan analisis QoS (Quality Of Service) jaringan kampus, (Silitonga, 2014).
Penelitian yang berjudul “Implementasi metode HTB untuk manajemen
bandwidth pada kantor badan pertanahan Pacitan” Penelitian yang dilakukan
mendapatkan hasil dari beberapa parameter Quality Of Service sebelum dan sesudah dilakukan manajemen bandwidth. Sehingga penelitian ini merupakan rujukan untuk pembahasan yang akan dilakukan penelitian lanjutan untuk mendapatkan hasil penerapan Quality Of Service yang dilakukan,( Muhammad, 2016).
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Jaringan komputer
Tanenbaum (2011) menyatakan bahwa adalah kumpulan 2 atau lebih komputer yang masing-masing berdiri sendiri dan terhubung melalui sebuah teknologi. Hubungan antar komputer tersebut tersebut tidak terbatas berupa kabel tembaga saja, namun juga bisa melalui fiber optic, microwave, infrared, bahkan melalui satelit. Manfaat dari penggunaan jaringan komputer adalah :
a. Sharing reources
b. Media Komunikasi
Jaringan komputer memungkinkan terjadinya komunikasi antar pengguna baik untuk teleconference/maupun untuk mengirim pesan atau informasi yang penting lainnya.
c. Integrasi Data
Jaringan komputer dapat mencegah ketergantungan pada komputer pusat, karena setiap proses data tidak harus dilakukan pada satu komputer saja, melainkan dapat didistribusikan ketempat lainnya. Oleh karena itu, maka dapat terbentuk data yang terintegrasi yang memudahkan pemakai untuk memperoleh dan mengolah informasi setiap saat.
d. Pengembangan dan Pemeliharaan
Pengembangan peralatan dapat dilakukan dengan mudah dan menghemat biaya, karena setiap pembelian komponen seperti printer, maka tidak perlu membeli printer sejumlah komputer yang ada tetapi cukup satu buah, karena printer itu dapat digunakan secara bersama-sama. Jaringan komputer juga memudahkan pemakai dalam merawat harddisk dan perlatan lainnya, misalnya untuk memberikan perlindungan terhadap serangan virus, maka pemakai cukup memusatkan perhatian pada harddisk yang ada pada komputer pusat.
e. Keamanan data sistem
f. Sumber daya lebih efisien dan informasi terkini
Dengan pemakaian sumber daya secara bersama-sama, akan mendapatkan hasil yang maksimal dan kualitas yang tinggi. Selain itu data atau informasi yang diakses selalu terbaru, karena setiap perubahan yang terjadi dapat langsung diketahui oleh setiap pemakai.
2.2.2 Jenis-Jenis Jaringan Komputer 1. Berdasarkan Transmisi
Berdasarkan tipe transmisinya, jaringan di bagi menjadi dua bagian besar yaitu :
1. Broadcast
Pada brodcast network adalah komunikasi data terjadi dalam sebuah saluran komunikasi, dimana data berupa paket yang dikirimkan dari sebuah komputer akan disebarkan ke komputer lain yang ada di dalam jaringan tersebut. Paket data ini akan diproses oleh komputer tujuan dan oleh komputer bukan tujuan maka paket data tersebut akan di buang.
2. Point to point
Point to point network adalah komunikasi datanya terjadi melalui koneksi antar komputer, jadi sebuah paket data untuk mencapai tujuannya itu harus melewati beberapa komputer. Peilihan rute
yang baik akan mempengaruhi bagus atau tidaknya koneksi data dalam tipe jaringan tersebut.
2. Berdasarkan Jangkauan Jaringan 1. Local Area Network (LAN)
Local Area Network (LAN)adalah sejumlah komputer yang saling dihubungkan bersama di dalam satu area tertentu yang tidak begitu luas, seperti didalam satu kantor atau gedung. Secara garis besar terdapat dua tipe jaringan atau LAN ,yaitu jaringan peer to peer
yang terhubung ke jaringan dapat bertindak baik sebagai
workstation maupun server. Sebuah LAN adalah salah satu contoh jaringan yang baik untuk menunjukan topologi physical dan topologi logical. Demikian pula, pemetaan aliran data antar node
dalam jaringan menentukan topologi logical dari jaringan, Jaringan
Local Area Network dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Gambar 2. 1 Jaringan Local Area Network (LAN)
2. Metropolitan Area Network (MAN)
Jaringan ini mencakup area yang lebih luas dari jaringan LAN dan mengjangkau antar wilayah dalam satu provinsi. Jaringan MAN
menghubungkan jaringan-jaringan kecil yang ada, seperti LAN
yang menuju pada lingkungan area yang lebih besar. Jaringan MAN
Gambar 2. 2 Jaringan Metropolitan Area Network (MAN)
3. Wide Area Network (WAN)
Jaringan ini mencakup area yang luas dan mampu menjangkau batas provinsi bahkan sampai negara yang ada dibelahan bumi lain. Jaringan WAN dapat menghubungkan suatu komputer dengan komputer lain dengan menggunakan media satelit atau kabel bawah laut. Jaringan WAN dapat dilihat pada Gambar 2.3.
3. Berdasarkan Fungsi Jaringan 1. Jaringan Client-Server
Jaringan yang terdiri dari client, yaitu mikro komputer yang meminta data dan server, yaitu komputer yang menyuplai data. Kelebihan jaringan client-server yaitu :
a. Terpusat, maksudnya sumber daya dan keamanan dikontrol melalui server.
b. Teknologi baru dapat mudah terintegrasi kedalam sistem. c. Keseluruhan komponen dapat bekerjasama.
d. Dengan server yang baik, ifisiensi pemakaian sumber daya akan jauh lebih baik pula.
Kekurangan jaringan client-server yaitu :
a. Dibutuhkan biaya yang lebih mahal untuk dedicated server. b. Ketergantungan client terhadap server sangat tinggi.
c. Diperlukan software tertentu.
2. Peer to Peer
Pada jaringan ini, semua mikro komputer dalam sebuah jaringan berkomunikasi secara langsung satu sama lain tanpa harus bersandar pada server. Komputer bisa berbagi file dan peripheral
dengan seluruh komputer lainnya pada jaringan, jika semua komputer tersebut diberi hak akses.
Kelebihan jaringan peer to peer yaitu : a. Tidak terlalu mahal.
b. Masing-masing komputer tidak tergantung pada server tertentu. c. Tidak memerlukan software atau sistem operasi tambahan. Kekurangan jaringan client-server yaitu :
a. Tidak terpusat, terutama untuk penyimpanan data dan aplikasi. b. Tidak aman karena jaringan ini tidak memfasilitasi kebutuhan
2.2.3 Perangkat Jaringan 1. Server
Server merupakan pusat control dari jaringan komputer. Biasanya berupa komputer berkecapatan tinggi dengan kapasitas RAM yang besar dan memiliki space harddisk yang cukup besar. sistem operasi yang digunakan merupakan sistem operasi khusus yang dapat memberikan berbagi layanan bagi workstation.
2. Workstation
Semua komputer yang terhubung dengan jaringan dapat dikatakan sebagai workstation. Komputer ini yang melakukan akses ke server
untuk mendapatkan layanan yang telah disediakan oleh server. 3. Network Interface Card (NIC)
NIC sering disebut Ethernet Card, digunakan untuk menghubungkan sebuah komputer ke jaringannya. NIC memberikan suatu koneksi fisik antara kabel jaringan dengan bus internal komputer.
4. HUB
Disebut juga repeater hub merupakan komponen jaringan yang digunakan di dalam jaringan 10 Mbps tradisional untuk menghubungkan komputer-komputer dalam jaringan skala kecil (LAN). Pada perangkat hub, semua anggota jaringan yang terhubung dengan perangkat ini melakukan transmisi data pada jaringan (collision domain). Ini bearti, jika lebih dari satu komputer mengirim data ke jaringan secara bersamaan, maka tidak satupun komputer yang dapat memanfaatkan 100% bandwidth jaringan yang tersedia.
5. Switch
Switch adalah device yang berfungsi untuk menghubungkan multiple
komputer. Switch memang identik dengan hub, tetapi switch lebih cerdas dan memiliki performa tinggi dibanding hub.
Kelebihan dari switch yaitu :
c. Mampu mem-forward paket-paket dengan tepat.
Switch terbagi menjadi 2 tipe utama yaitu switch layer-2 dan layer-3.
Switchlayer-2 bekerja pada layer data link model OSI dan berdasarkan teknologi bridging. Switch tipe ini membangun koneksi logika antar
port berdasarkan pada alamat Mac Address. Switch layer-3 beroperasi pada layer-3 dari OSI model dan berdasarkan teknologi routing. Switch
seperti ini membangun koneksi logika antar port berdasarkan alamat jaringan. Switch ini dapat digunakan untuk menghubungkan jaringan-jaringan yang berbeda dalam suatu internetwork. Switch ini bisa disebut
switch routing atau switch multilayer. 6. Repeater
Repeater bekerja bergenerasi atau memperkuat sinyal-sinyal yang masuk. Pada Ethernet kualitas transmisi data hanya dapat bertahan dalam range waktu dan jangkauan terbatas, yang selanjutnya mengalami degradasi. Repeater akan berusahan mempertahankan integritas sinyal dan mencegah degradasi sampai paket-paket data menuju tujuan. Adapaun kelemahan repeater yaitu perangkat ini tidak dapat melakukan filter traffic jaringan. Data (bits) yang masuk ke salah satu port dikirim ke luar melalui semua port. Dengan demikian data akan tersebar ke segmen-segmen LAN tanpa memperhitungkan apakah data tersebut dibutuhkan atau tidak.
7. Bridge
Bridge adalah perangkat jaringan yang digunakan untuk memecahkan jaringan yang besar. Bridge bekerja pada layer data-link dari model
OSI. Bridge bekerja dengan mengenali alamat MAC asal yang mentransmisikan data ke jaringan dan secara otomatis membangun sebuah table internal. Table ini berfungsi untuk menentukan ke segmen
mana paket akan di route dan menyediakan kemampuan filtering. Cara kerja bridge yaitu setelah mengetahui ke segmen mana paket akan disampaikan, bridge melanjutkan pengiriman langsung ke segmen
akan di forward ke semua segmen yang terkoneksi kecuali segmen
alamat asalnya. Dan jika alamat tujuan berada dalam segmen yang sama dengan alamat asal, bridge akan menolak paket. Bridge juga melanjutkan paket-paket broadcast ke semua segmen kecuali segmen
asalnya. 8. Router
Router adalah perangkat jaringan yang digunakan untuk
menghubungkan satu jaringan dengan jaringan lainnya untuk mendapatkan route (jalur) terbaik. Router bekerja pada layer network
dari model OSI untuk memindahkan paket-paket antar jaringan menggunakan alamat logikanya. Router memiliki table routing yang melakukan pencatatan terhadap semua alamat jaringan yang diketahui dan lintasan yang mungkin dilalui serta waktu tempuhnya. Router
bekerja hanya jika protokol jaringan yang dikonfigurasi adalah protokol yang routable seperti TCP/IP atau IPX/SPX. Ini berbeda dengan bridge
yang bersifat protokol independent. 9. Kabel Coaxial
Kabel Coaxial adalah jenis kabel yang terdiri atas 2 penghantar, dimana salah satu penghantarnya berada di tengah kabel dan dikelilingi oleh penghantar satunya lagi dengan pola melingkar. Prinsip kerja coaxial
dengan cara menghantarkan arus atau sinyal listrik dari sumber ke tujuan. Saat ini kabel jenis coaxial sudah mulai ditinggalkan karena
port untuk konektor BNC yang dipakai sudah jarang ditemukan pada perangkat komputer atau perangkat jaringan speerti switch dan router. Instalasi jaringan dengan kabel coaxial sulit dan butuh keahlian ekstra terutama dalam membuat atau memasang konektor. Bagian-bagian kabel coaxial ialah sebagai berikut :
a. Isolator luar (outer jacket) yang merupakan bagian kulit pembungkus terluar untuk melindungi seluruh bagian kabel.
mengantisipasi frekuensi listrik yang tidak diinginkan.
c. Isolator dalam (plastic insulation) yang merupakan kulit pelapis kabel konduktor.
d. Konduktor (copper cunductor) merupakan inti kabel tunggal atau serabut yang berfungsi sebagai medium transmisi data.
10. Kabel Twsited Pair
Kabel twsited pair merupakan kabel jaringan yang didalamnya terdiri atas beberapa kabel yang saling berpapasan. Sama seperti kabel
coaxial, cara kerja dari kabel twsited pair adalah dengan menghantarkan arus atau sinyal listrik dari sumber ke tujuan. Kabel
twsited pair ini terbagi menjadi 2 jenis, yaitu STP (Shielded Twsited pair) dan UTP (Unshielded Twisted pair).
STP adalah jenis kabel yang memiliki selubung pembungkus tembaga/alumunium foil yang khusus dirancang untuk mengurangi gangguan elektrik. UTP adalah kabel yang terdiri dari 4 pasang kabel terpilin mirip kabel telepon.
Untuk kabel twsited pair sendiri jangkauannya tidak lebih dari 100 meter, kecepatannya bervariasi mulai dari 10 Mb per detik sampai 10000 Mb perdetik atau 10 Gb per detik.
11. Kabel Fiber Optic
Tidak seperti dua kabel sebelumnya yang menggunakan tembaga sebagai media penghantarnya. Kabel fiber optic ini terbuat dari serat kaca atau plastik yang sangat tipis. Karena terbuat dari kaca, sinyal yang dikirim oleh FO ini berupa cahaya dari sumber ke tujuannya. Makanya tidak heran bila transmisi kabel ini lebih cepat dibandingkan dengan dua kabel sebelumnya. Salah satu kelemahan kabel ini adalah gangguan (noise) yang sering terjadi apabila tertekuk walaupun hanya sedikit.
Bagian-bagian kabel fiber optic adalah sebagai berikut :
b. Pelindung fiber (strengthening fibers) berfungsi menjaga kabel dari benturan keras.
c. Lapisan plastik (coating) berfungsi menjaga kabel dari tekukan. d. Lapisan tipis (cladding) berfungsi menjaga pembatas yang
memuat gelombang cahaya sehingga data dapat ditransmisikan. e. Fisik medium utama (core) berfungsi sebagai medium transmisi
data.
2.2.4 Topologi Jaringan
Topologi yang mendefenisikan bagaimana jaringan komputer, printer, perangkat jaringan, dan perangkat lainnya dapat terhubung. Dengan kata lain, topologi jaringan menggambarkan layout kabel dan perangkat serta jalur yang digunakan oleh pengiriman data. Topologi sangat memperngaruhi bagaimana jaringan bekerja.
Model atau topologi jaringan adalah bentuk dari jaringan yang dapat dibentuk, dimana bentuk topologi berpengaruh terhadap pemilihan jenis kabel(media transmisi) yang digunakan.
Topologi jaringan dapat dibagi menjadi 5 kategori utama yaitu topologi
bus, topologi star, topologi ring, topologi mesh, dan topologi tree
a. Topologi Bus
Gambar 2. 4 Topologi Bus
o Kelebihan topologi Bus adalah bila satu node rusak tidak akan mengganggu node tidak berhubungan langsung tetapi lewat bus.
o Kekurangan topologi Bus adalah bila bus rusak semua node tidak dapat berfungsi dan kontrol manajemen lebih sulit karena disentralisasi.
b. Topologi Star
Dalam model ini dapat dipergunakan alat tambahan yang disebut hub
sebagai penghubungnya. Hub memiliki lubang konektor sejumlah tertentu, ada yang memiliki 8 buah lubang koneksi (disebut port), 12
Gambar 2. 5 Topologi Star
o Kelebihan Topologi Star adalah manajemen lebih mudah karena terpusat (sentralisasi)
o Kekurangan Topologi Star adalah ketika central node rusak, maka semua node tidak dapat berfungsi
c. Topologi Ring
Dalam hubungan komputer model ini, kabel penghubung antar komputer dibuat seperti lingkaran (ring). Komputer yang dihubugkan secara berderet pada sebuah kabel data kemudian ujung satu dan ujung satunya lagi dari kabel tersebut dihubungkan. Topologi jaringan Ring
Gambar 2. 6 Topologi Ring
o Kelebihan topologi Ring yaitu relatif lebih mehat biaya untuk implementasinya.
d. Topologi Mesh
Topologi ini merupakan rangkaian jaringan yang saling terhubung secara mutlak dimana setiap perangkat komputer terhubung secara langsung ke setiap titik perangkat lainnya. Setiap titik komputer akan mempunyai titik yang siap untuk berkomunikasi secara langsung dengan titik perangkat komputer lain yang menjadi tujuannya. Topologi jaringan Mesh dapat dilihat pada Gambar 2.7.
Gambar 2. 7 Topologi Mesh
Kelebihan topologi Mesh yaitu:
1. Dinamis dalam memperbaiki setiap kerusakan titik jaringan. 2. Data langsung dikirimkan ke tujuan tanpa melalui komputer lain 3. Proses pengiriman data lebih cepat
3. Proses instalasi sulit dan rumit.
e. Topologi Tree
Topologi Tree merupakan salah satu topologi yang juga paling banyak diterapkan di dalam jaringan komputer, dengan bentuk geometris menyerupai pohon (tree). Pada topologi Tree terdapat sebuah komputer (atau perangkat jaringan komputer berupa hub ataupun switch) pada level teratas (root) yang menjadi pusat utama komunikasi bagi semua komputer lain yang terhubung dengannya. Topologi Tree dapat dilihat pada Gambar 2.8.
Kelebihan topologi Tree yaitu:
1. Deteksi kesalahan mudah dilakukan.
2. Perubahan bentuk suatu kelompok mudah dilakukan dan tidak menggangu jaringan.
3. Mudah melakukan kontrol Kekurangan topologi Tree yaitu.
1. Pada area yang luas sulit untuk melakukan perawatan jaringan. 2. Topologi ini adalah variasi dari topologi BUS maka jika kabel
backbone (kabel utama penyedia arus data) rusak maka seluruh jaringan akan down.
2.2.5 Mikrotik
Mikrotik merupakan sistem operasi jaringan yang banyak digunakan oleh Internet Service Provider (ISP) untuk keeprluan firewall atau Mikrotik
dijadikan router network yang handal yang dilengkapi dengan berbagai fitur dan
tools, baik untuk jaringan kabel maupun wireless. Mikrotik OS merupakan OS
berbasis linux yang diperuntukkan sebagai network router, didesain untuk memberikan kemudahan bagi penggunanaya. Administarasinya biasa dilakukan melalui Windows Application (Winbox). Selain itu instalasi dapat dilakukan pada
standard computer PC. PC yang akan dijadikan router Mikrotik tidak memerlukan resource yang tinggi untuk penggunaan standard, misalnya hanya sebagai gateway.
Sejarah mikrotik pada awalnya dimulai saat dua orang ahli jaringan, yaitu John Trully dan Arnis Riekstins berhasil membuat routing ke jaringan yang lebih luas, sehingga hal ini menjadi visi mikrotik sampai saat ini, yaitu “Routing the World”.
John Trully berkebangsaan Amerika, tetapi bermigrasi ke Latvia, sebuah negara yang menjadi tetangga Rusia. Bersama dengan Arnis Riekstins asli
Dimulai dengan membuat mikrotik yang berbasis kernel linux, mereka berdua membangun sebuah ISP berkecepatan 2 Mbps yang bernama Aeronet, di
Moldova, sebuah negara tetangga Latvia. Baru setelah itu mereka melayani 5 pelanggannya di Latvia.
Dari sinilah sistem operasi mikrotik dikembangkan, dimana pada awal visi mereka ingin membuat sebuah router yang handal, dan dapat diinstal dengan mudah pada komputer biasa dan memiliki fitur serta fasilitas yang cukup lengkap. Fitur-fitur yang tersedia pada mikrotik diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Firewall dan NAT
2. Routing-Static Routing
3. Hotspot
4. Point-to-Point tunneling protocols
5. Simple tunnels
6. IPSec
7. Web Proxy
8. Chaching DNS Client
9. DHCP
10. VRRP
11. Monitoring/Accounting dan Tools jaringan lainnya.
Ada 2 Queue yang dapat dipakai untuk melakukan manajemen
bandwidth didalam mikrotik, yaitu Queue Simple dan Queue Tree.
2.2.6 Jenis-jenis Queue didalam Mikrotik
1. Simple Queue
Simple Queue merupakan cara paling mudah untuk membatasi data rate
untuk alamat IP tertentu atau subnet. Simple Queue memiliki fitur yang terintegrasi, yaitu:
yang atas sampai yang paling bawah.
b. Mengatur aliran paket secara bidirectional (dua arah). c. Mampu membatasi traffic berdasarkan alamat IP.
d. Satu queue mampu membatasi traffic dua arah sekaligus (upload/download). Bisa menerapkan queue yang ditandai melalui paket di firewallmangle.
e. Mampu membagi bandwidth secara fixed.
f. Sesuai namanya, pengaturannya sangat sederhana dan cenderung
static.
Satu item konfigurasi di Simple Queue dapat membuat 0-3 queue
terpisah, satu queue di global-in, satu queue di global-out, dan satu
queue di global-total. Jika semua sifat queue memiliki nilai default
(tidak ada batas yang ditetapkan, jenis queue ini adalah default), dan
queue tidak memiliki child, maka queue tidak benar-benar dibuat.
Simple Queue memiliki aturan ketat, masing-masing paket harus melalui setiap queue sampai memenuhi persyaratan.
2. Queue Tree
Secara garis besar, Queue Tree masih memiliki beberapa persamaan dengan Simple Queue. Keduanya tetap bisa menggunakan metode
Hierarchical Token Bucket (HTB) untuk melakukan manajemen
bandwidth pada mikrotik. Sehingga di Queue Tree dikenal dengan adanya Inner Queue maupun Leaf Queue. Queue Tree adalah teknik manajemen bandwidth yang bersifat one way (satu arah), ini bearti sebuah konfigurasi Queue hanya akan mampu melakukan queue
terhadap 1 (satu) arah jenis traffic.
Queue Tree juga bisa berfungsi untuk melimit bandwidth pada mikrotik
a. Parent : Berguna untuk menentukan queue yang dipilih bertugas sebagai Leaf Queue. Ada beberapa pilihan default di parent queue tree yang biasanya digunakan untuk inner queue.
1. Global-in : Interface yang menerima input data/trafik sebelum difilter seperti traffic upload.
2. Global-out : Mewakiliki semua output interface pada umumnya.
Interface yang mengeluarkan output data/traffic yang sudah difilter seperti traffic download.
3. Global-total : Mewakili semua input dan output interface secara bersamaan, dengan kata lain merupakan penyatuan dari global-in dan global-out.
4. <Interface name> : Mewakiliki salah satu interface keluar dan hanya traffic yang keluar dari interface ini yang akan di queue. b. Packet Mark : Digunakan untuk menandai paket yang sudah
ditandai di /IP firewall mangle.
c. Queue Type : Digunakan untuk memilih type queue yang bisa dibuat secara khusus dibagian queue types.
d. Limit-at : Bandwidth minimal yang diperoleh oleh target/IP yang di
queue.
e. Max-limit : Bandwidth maksimal yang bisa dicapai oleh target/IP
yang di queue.
f. Burst-limit : Bandwidth maksimal yang bisa dicapai oleh target/IP
yang di queue ketika burst sedang aktif.
g. Burst time : Periode waktu dalam detik, data rate rata-rata di kalkulasikan.
h. Burst Threshold : Digunakan ketika data rate dibawah nilai burst threshold maka burst diperbolehkan. Ketika data rate sama dengan nilai burst threshold burst hilang.
i. Untuk mengoptimalkan burst nilai burst threshold harus diatas nilai
Limit-At dan dibawah nilai Max Limit.
dari child queue lainnya. Priority tidak bekerja pada inner queue.
Child Queue yang mempunyai priority satu akan mencapat Limit-At
lebih dulu dari pada child queue yang ber-priority.
Limit-At akan diproses terlebih dahulu sebelum priority diperhitungkan di child atau sub parent. Sehingga jika limit-at pada child atau sub parent sudah terpenuhi maka akan diperhitungkan priority-nya, setelah
priority diperhitungkan maka child atau sub parent yang memiliki
priority tertinggi akan mencapai max-limit-nya terlebih dahulu dari pada child yang memiliki priorty terendah. Tetapi limit-at bandwidth
pada child dengan priority rendah akan dijaga oleh mikrotik agar tidak dibawah limit at-nya.
2.2.7 Hierachical Token Bucket (HTB)
Hierarchical Token Bucket (HTB) merupakan teknik penjadwalan paket yang sering digunakan bagi router-router berbasis linux, dikembangkan pertama kali oleh Martin Devera, proses HTB dapat dilihat pada Gambar 2.9.
Gambar 2. 9 Deficit Round Robin
Sumber: Jurnal Elektronik Ilmu Komputer –Yunus Arifin - Universitas Udayana Vol 1 No. 2 November 2012
Penjadwalan pengiriman paket antrian, maka HTB menggunakan suatu proses penjadwalan yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Class
(assured rate) AR, ceil rate CR, prioritas P, level dan quantum, Class dapat memiliki parent. Selain AR dan CR, didefenisikan juga actual rate atau R, yaitu
rate dari aliran paket yang meninggalkan class dan diukur pada suatu periode waktu tertentu.
2. Leaf
Leaf merupakan class yang tidak memiliki anak. Hanya leaf yang dapat memegang antrian paket.
3. Level
Level, dari kelas menentukan posisi dalam suatu hirarki. Leaf-leaf
memiliki level 0, root class memiliki level=jumlah level -1 dan setiap inner class
memiliki level kurang dari satu parent-nya.
4. Mode
Mode, dari class merupakan nilai-nilai buatan yang diperhitungkan dari R, AR dan CR, mode-mode yang mungkin adalah: Merah: R > CR; Kuning: R <=CR and R > AR; Hijau selain di atas.
2.2.8 Quality Of Service (QoS)
2.2.9 Parameter QoS
QoS digunakan untuk mengukur sekumpulan atribut kinerja yang telah dispesifikasikan dan diasosiasikan dengan suatu servis. QoS memliki beberapa komponen diantaranya :
1. Delay
Delay merupakan waktu tunda suatu paket yang diakibatkan oleh proses transmisi dari satu titik ke titik lain yang menjadi tujuannya. Besarnya delay dapat diklasifikasikan seperti pada Tabel 2.1:
Tabel 2. 1 Performansi jaringan IP berdasarkan delay/latensi
KATEGORI LATENSI BESAR DELAY
Sangat bagus < 150 ms
Bagus 150 s/d 300 ms
Sedang 300 s/d 450 ms
Jelek > 450 ms
2. Jitter
Tabel 2. 2 Kategori Jitter
KATEGORI DEGRADASI PEAK JITTER
Sangat Bagus 0 ms
Bagus 75 ms
Sedang 125 ms
Jelek 225 ms
3. Bandwidth
Bandwidth merupakan kapasitas atau daya tampung kabel Ethernet agar dapat dilewati trafik paket data dalam jumlah tertentu. Bandwidth juga bisa berarti jumlah konsumsi paket data per satuan waktu dinyatakan dengan satuan bit per second (bps).
4. Latency
Apabila mengirim data sebesar 3 MB pada saat jaringan sepi waktunya 5 menit tetapi pada saat ramai sampai 15 menit, hal ini disebut latency. Latency
pada saat jaringan sibuk berkisar antara 50-70 ms.
5. Losses
Losses merupakan jumlah paket yang hilang saat pengiriman paket data ke tujuan, kualitas terbaik pada jaringan LAN/WAN jika jumlah losses paling kecil.
6. Packet Internet Grapher (PING)
Tabel 2. 3 Kategori PING
PING Packet Loss Keterangan
< 50 ms 0 % Hasil Memuaskan
± 90 ms 0 % Baik
± 150 ms 1 % Cukup
± 300 ms 3 % Kategori kurang
baik, kesulitan dalam
menjalankan aplikasi game atau streaming
± 500 ms 20 % Jelek
7. Availibilitas
1. Availibilitas Link
Availibilitas link adalah service uptime link IP.
2. Availibilitas Node
Node di dalam terminologi jaringan IP pada umumnya adalah
Router. Availibilitas (ketersediaan) adalah persentase waktu