• Tidak ada hasil yang ditemukan

Muhammad Agus Widiyanto 111 01 042 JU R U SA N T A R B IY A H P R O G R A M ST U D I PE N D ID IK A N A G A M A ISLAM SE K O L A H T IN G G I A G A M A ISL A M N E G E R I (ST A IN ) SA L A T IG A 2006

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Muhammad Agus Widiyanto 111 01 042 JU R U SA N T A R B IY A H P R O G R A M ST U D I PE N D ID IK A N A G A M A ISLAM SE K O L A H T IN G G I A G A M A ISL A M N E G E R I (ST A IN ) SA L A T IG A 2006"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

LIFE SKILL DALAM PENDIDIKAN PESANTREN

(T elaah M odel L ife Skill di P esantren A gro N uur El-Falah P u lutan , Sid orejo, Salatiga T ahun 2005)

SK R IPSI

D iajukan U ntuk M em enuhi Tugas dan M elengkapi Syarat G una M em peroleh G elar S a rjjn a Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Dalam IImu Tarbiyah

Muhammad Agus Widiyanto 111 01 042

JU R U SA N T A R B IY A H

P R O G R A M ST U D I PE N D ID IK A N A G A M A ISLAM SE K O L A H T IN G G I A G A M A ISL A M N E G E R I

(2)

D EPARTEM EN AGAMA

SEKOLAH T IN G G I AGAMA ISLAM (STAIN) SALATIGA

Jl. Tcntara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706, 323433 fax 323433 Salatiga 50721 Web Site: WWW. Stain Salatiga.ac.id E-mail: Administrasi @Stain Salatiga.ac id

DEK LARA SI

Bismillahirrahmanirahim

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pemah ditulis oleh orang lain atau pemah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

Apabila dikemudian hari temyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup mempertanggungjawabkan kembali keaslian skripsi ini dihadapan sidang munaqosah skripsi.

Demikian deklarasi ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.

Salatiga, Desember 2005 Peneliti

(3)

DEPARTEMEN AGAMA

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Tclp. (0298) 323706,323433 fax 323433 Salatiga 50721 Web Site: WWW. Stain Salatiga ac. id E-mail: Administrasi (©.Stain Salatiga.ac.id

NOTA PEMB1MBING

Lamp : 3 eksemplar Salatiga, 28 Desember 2005

H a l : Naskah Skripsi

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi S audari:

N a m a : Muhammad Agus Widiyanto

N I M : 11101042

Jurusan/Program : Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam

J u d u l : LIFE SKIL DALAM PENDIDIKAN

(4)

P E N G E S A H A N

Skripsi Saudara : Muhammad Agus Widiyanto dengan Nomor Induk Mahasiswa : 111 01 042 yang berjudul : “LIFE SKILL DALAM PENDIDIKAN PESANTREN ( Telaah Model Life Skill di Pesantren Agro Nuur El-Falah Pulutan, Sidorejo, Saiatiga Tahun 2005)" Telah dimunaqasahkan dalam sidang panitia ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Saiatiga pada hari : Sabtu, 7 Januari 2006 M yang bertepatan dengan tanggal 7 Dzulhijjah 1426 H dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah.

7 Januari 2006 M

Dra. Djami’atul islamivah. M. Ag

(5)

M O T T O

JLwaCiCaH setiap aktivitasm u dengan niat Littahi ta ’aCa,

mafia setiap fiasif dari a^tivitasm u tersimpaidafi

6ara^gH di dafamnya

...

(Datam meCafiuftan sesuatujanganlafi Seifikir apa yang afign engfigu dapat,

align teta p i apa yang dapat engfigu Cabpkgn

daCam suatu pedgrjaan

(pri6adiyang susses, 6ifa teCali menggapai ^e6erhasdan, mafig ia align

tawadHu, Catena ia sadar apa yang ia hasdfipn itu semua terjadi (igrena

seizing JlfCah

(6)

Skipsi ini penulis persembahkan untuk :

1. Bapak dan Ibuku tercinta dengan seluruh

pengorbanannya telah mengukir segala asa, cita dan

harapan.

2. Adikku (Azhary, Anip, Reny) tersayang yang selalu

mengisi hari-hariku dengan penuh kabahagiaan.

3. Sahabat sejatiku (Risty) dengan doa dan dukungannya

selalu memberikan semangat pada penulis.

4. Mbak Yati, mbak Wiwik dan mbak Anik yang selalu

memberikan nasehat dan bantuan pada penulis.

5. Temen-temen Ponpes Salafiyyah dan Crew Sholla

Annida’I yang selalu menghiburku dalam setiap suka

dan dukaku.

(7)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, berkat rahmat, karunia dan hidayah dari Allah penulis dapat menyelesaikan penyusunan skipsi dengan ju d u l: LIFE SKILL DALAM

PENDIDIKAN PESANTREN (Analisis terhadap Model Life Skill di Pesantren <

Agro Nuur El-Falah Puulutan , Sidorejo, salatiga, Tahun 2005) Skipsi ini diajukan untnk melengkapi syarat dalam rangka memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (Strata 1) Pendidikan Agama Islam Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga.

Namun penulis maenyadari sampai selesainya penulisan skipsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Badwan, M.Ag., selaku Ketua STAIN Salatiga. 2. Bapak-bapak pembantu ketua 1, II, dan III STAIN Salatiga

3. Bapak Dr. Rahmad Hariyadi, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga.

4. Bapak Drs. Miftahudin, M.Ag., sebagai Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam STAIN Salatiga.

5. Bapak Drs. Djoko Sutopo selaku dosen pembimbing yang dengan

kebijaksanaan, kesabaran dan ketelitiannya memberikan bimbingan hingga terselesainya skipsi ini.

6. Bapak dan ibuku tercinta yang dengan dorongan moral maupun spiritual serta doa beliau, penulis dapat menyelesaikan pendidikan ini.

(8)

9. Mbak-mbakku (Yati, Wiwik, Anik) dan keluarganya dik Nissa yang selalu memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis baik suka maupun duka. 10. Temen-temen Pondok Pesantren Salafiyyah Pulutan (Safari, Bahrudin) dan

Bang Ali munawar dengan sepeda balapnya.

11. Seluruh Crew Sholla Annida 7, yang selalu memotifasiku dan menghiasi hari-hariku dengan bersama-sama bersholawat kepada nabi.

12. Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu- persatu.

Jazakallahu Khairaon Katsir...

Penulis telah berusaha semaksimal mungkin demi kesempumaan penulisan skipsi ini, namun atas kesadaran atas kekurangan dan keterbatasan pada diri penulis, penulis yakin bahwa pembahasan dalam skipsi ini belumlah karya yang sempuma. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif demi kesempumaan skipsi ini, dan tak lupa penulis sampaikan banyak terima kasih.

Salatiga, 30 Desember 2005 Penulis

viii

(9)

DAFTARISI

E. Manfaat Hasil Penelitian... 9

F. Kerangka Teori... 9

G. Metodologi Penelitian ... 10

H. Sistematika Penulisan Skripsi ... 14

B A B I I : LADANSAN TEORI A. Life Skill Dalam Muatan Kurikulkum Pesantren.... 17

1 .Pengertian Life S k ill... 17

2. Tujuan Life Skill... 19

3. Konsep Life S k ill... 20

B. Diskripsi Pesantren... 22

1. Pengertian Pesantren... 22

2. Ciri-ciri Umum Pesantren... 26

3. Jiwa Pesantren... 33 A 4. Kekuatan Pesantren... 36

(10)

: A. Gambaran Umum Pesantren... 40

1. Sejarah Singkat B erdirinya... 40

2. Letak G eografis... 43

3. Visi dan M is i... 44

4. Pendiri dan Pengurus... 44

5. Keadaan Ustadz dan Karyawan... 47

6. Keadaan Saran dan Prasarana... 49

B. Gambaran Keadaan Pendidikan Santri di Pesantren... 52

1. Tahun Ajaran dan Penerimaan Santri... 52

2. Jenjang Pendidikan dan Jumlah Santri... 53

3. Kurikulum Pendidikan... 55

4. Metodologi Pembelajaran... 56

C. Hambatan-Hambatan Umum... 58

B A B IV.' Penerapan Life Skill Dalam Aktifitas Santri : A. Fasilitas Pendukung ... 60

B. Penerapan Life Skill Dalam Aktifitas Santri... 64

C. Relevansi Pendidikan Life Skill Dalam Pesantren Di Era M odem... 68

B A B V : PENUTUP A. Kesimpulan ... 70

B. Saran-Saran ... 72

C. Penutup... 73 DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN-LAMPIRAN

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Balakang Masalah

Pesantren atau pondok dalam pengertian zaman dahulu sering disebut

“kuttab”, yaitu tempat tingal santri sekaligus tempat menuntut ilmu agama dan ilmu lainnya. Sebagai lembaga pendidikan tradisional, pesantren mampu bertahan di tengah-tengah teijangan arus globlalisasi, meskipun dengan berbagai kekurangan dalam berbagai hal.

Eksistensi pesantren serta perangkatnya adalah sebagai lembaga pendidikan dakwah yang telah memberikan wama pedesaan.1 Hal ini dikarenakan pesantren tumbuh dan berkembang bersama dengan masyarakat di daerah pedesaan. Pesantren telah berdiri sejak berabad-abad yang lalu dengan berbagai tujuan yang mendasarinya. Selain itu, kultur agraris akan selalu melekat pada pesantren

Pondok pesantren secara umum memiliki tujuan untuk menyiapkan manusia yang bertaqwa kepada Allah swt, dan mampu me wan si bumi ini dalam arti mengelola, memanfaatkan dan melestarikan kehidupan dengan tujuan akhir untuk mencapai kebaliagiaan di dunia dan akherat.2

'Tim Penulis, Dinamika Pesantren, P3M, Jakarta, 1988, him. 109

2Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi Tenlang Pandangan Hidup Kiai, LP3ES, 1982. him. 44

(12)

Tujuan semacam itu muncul dari hati para ulama pendiri pesantren sejak mereka memulai mendidik para santrinya untuk belajar ilmu agama. Akan tetapi, dari niatan yang mulia itu masih saja ada persepsi yang negatif terhadap pesantren, persepsi semacam itu kebanyakan muncul dari masyarakat yang awam terhadap pesantren. Mereka memiliki frame pemikiran yang selalu memandang rendah serta pengamatan yang subjektif saja, yaitu memandang kelemahan-kelemahan dari pesantren tanpa melihat kelebihan-kelebihannya.

Pandangan terhadap pesantren yang negatif itu muncul dari ketidaktahuan dan kekurangfahaman masyarakat terhadap manfaat pesantren bagi kehidupan nyata. Mereka memandang bahwa pasantren hanya sebagai tempat mengaji dan tempat menuntut ilmu agama saja. Sehingga lulusan dari pesantren hanya bisa menjadi guru ngaji dan menjadi pimpinan tahlil. Lebih luas lagi mereka menganggap bahwa pesantren dikategorikan sebagai lembaga pendidikan kampungan. Anggapan itu mimcul dari letak pesantren yang kecenderungannya berlokasi di daerah pedesaan tumbuh dan berkembang bersama-sama dengan masyarakat pedesaan.

(13)

3

pondok.pesantren sedikit demi sedikit dapat terbangun dan diharapkan nantinya bisa bersaing dengan lembaga pendidikan lainnya.

Meskipun demikian, dari intern pesantren haruslah mengakui masih banyaknya kelemahan-kelemhan dibalik kekuatan yang dimiliki, hal itu menjadi sebuah tolak ukur untuk lebih meningkatkan kualitas pondok pesantren dalam menghadapi tantangan zaman. Adapun kelemahan-kelemahan pesantren yang sering menjadi

sorotan masyarakat antara lain :

1. Tentang sarana prasarana (pendidikan dan kesehatan). 2. Kepastian dan keseragaman kurikulum.

3. M asadepn" alumni atau lulusan.

4. Lemahnya manajemen pondok pesantren. 5. Ketidak seragaman masuknya santri barn.3

Dari beberapa kelemahan tersebut ada yang bersentuhan langsung dengan masyarakat yaitu tentang alumni atau lulusan, dimana hal ini merupakan sumber persepsi orang terhadap keberadaan pondok pesantren.

M asa depan para alumni pesantren secara garis besar belum dapat jaminan kehidupan secara proposional. Karena mereka belum memiliki kemampuan atau skill yang cukup untuk hidup mandiri, secara umum para santri hanya memiliki

kemampuan dalam bidang keagamaan tanpa memiliki ketrampilan khusus sebagai bekal untuk mencapai kedupan yang memadai.

(14)

Secara omurn pondok pesantren hanya membekali santrinya dengan keterampilan dalam bidang keagamaan saja, terutama hal itu ini teijadi pada pesantren tradisional. Sedangkan untuk yang pesantren yang modem, meskipun sudah ada berberapa meteri tambahan yang bersifat umum tapi masih daja kalah denga lembaga pendidikan yang lainnya. Dari hal itu menjadi sebuah bahan pemikiran bagi para pengasuh pondok pesantren agar lebih mempersiapkan lulusan pesantren dengan pemberian pendidikan ketrampilan yang memadai.

Beberapa tahun belakangan ini kondisi pesantren di Salatiga mulai merosot. Hal ini dilihat dari minat para pelajar prosentasinya sangatlah sedikit. Akan tetapi, dari kemerosotan itu telah di dongkrak dengan berdirinya sebuah pesantren yang bem am a Agro Nuur El-Falah yang terletak di di pinggiran kota salatiga, yang tepatnya berada di desa Pulutan kecamatan Sidorejo kota Salatiga.

(15)

5

para lulusan tersebut mendapatkan pekeijaan yang layak dan hidup secara proposional.

Dari latar belakang yang telah diuraikan diatas, penulis terdorong untuk mengadakan penelitian tentang model life skill yang ada pada pondok pesantren Agro Nuur El-Falah yang ditulis dalam bentuk skripsi yang berjudul “ LIFE SKILL DALAM PENDIDIKAN PESANTREN ( Telaah Model Life Skill di Pesantren Agro Nuur El-Falah, Pulutan, Sidorejo, Salatiga Tahun 2005)”

B. Penegasan Istilah

Untuk menghindari penafsiran yang berbeda dengan maksud utama penulis dalam penggunaan kata pada judul skripsi ini perlu adanya penjelasan beberapa istilah pokok.

1. Life Skill

Life Skill berasal dari bahasa inggris yang terdiri dari dua suku kata yaitu life artinya “kehidupan”4, dan skill artinya “keahlian, kecakapan, kemampuan”5. Secara umum skill (kemampuan) adalah kemampuan yang dimiliki individu untuk melakukan tugas atau pekeijaan yang dibebankan kapadanya. Dari definisi diatas pengertian dalam bahasa Inggris yaitu :

4 Peter, Salim, Ibe Contemporary English-lndonesian Dictionary, Modem Press, Jakarta, Ed. 1, 1998, him. 1074

(16)

life skill is someone's skill to over come life problems naturally and without a

presurre from other person and to over come a ploblem actively and

creatively.6

Adapun indikator life skill (kecakapan hidup) meliputi: a. Berfikir positif dalam segala hal.

b. Dapat bersosialisasi dengan orang lain. c. Dapat memecahkan yang dihadapi. d. Pandai menggali informasi.

e. Dapat mengolah informasi dan mengambil keputusan secara cerdas. 2. Pendidikan

Pendidikan memiliki arti sebagai sebuah usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani, sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat dan kebudayaan.7 Sedangkan menurut Marasudin Siregar, pendidikan adalah mentransformasikan nilai-nilai dari pengalaman untuk berusaha mempertahankan eksistensi manusia dalam berbagai bentuk kebudayaan serta zaman yang terns berkembang.8

6 Sugeng priyanto, Makalah life skill, LPKM, UNNES. Semarang, 2004, him. 1

Djumberansyah, Indar, Filsafat Pendidikan, Karya Abditama, Surabaya, Cet. I, 1994, him. 16

(17)

7

3. Pesantren

Pesantren memiliki arti asrama dan merupakan tempat santn mengaji.8 9 4. Analisis

Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan atau perbuatan dan sebagainya) untuk mengetahui sebab-sebab bagaimana duduk permasalahannya (perkaranya).10

5. Model

Model memiliki arti contoh, acuan, ragam, macam.11

Jadi yang dimaksud judul penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui sejauhmana penbelajaran tentang pendidikan kecakapan hidup

{life skill) yang dilaksanakan pada kalangan pesantren, dengan mengambil contoh model pembelajaran life skill yang dilakukan di pesantren Agro Nuur El- Falah.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang dan penegasan istilah diatas, maka penulis merumuskan pokok permasalahan sebagai b erik u t:

1. Apa faktor-faktor yang mendorong dilaksanakannya pembelajaran life skill di pesantren Agro Nuur El-Falah ?

8 Team Penulis, Pemikiran Pendidikan Islam, Kajian tokoh Klasik dan Kontemporer, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1999, him. 16

9 Poenvodarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1982, him 746 ™ Ibid., him. 39

(18)

2. Apa faktor-faktor yang menghambat dilaksanakannya pembelajaran life skill

di pesantren Agro Nur EL-Falah ?

3. Bagaimana pandangan santri terhadap pengembangan life skill di pesantren Agro Nuur EL-Falah ?

4. Bagaimana pandangan ustadz terhadap pengembangan life skill di pesantren Agro Nuur EL-Falah ?

5. Bagaimana model life skill dalam pesantren Agro Nuur El-Falah ?

6. Bagaimana relevansi model life skill dalam pesantren Ago Nuur El-Falah pada masa modem sekarang ini ?

D. Tujuan Penelitian

Mengacu pada perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini ad alah :

1. Untuk Mengetahui faktor-faktor yang mendorong dilaksanakannya pembelajaran life skill di pesantren Agro Nuur El-Falah.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menghambat dilaksanakannya pembelajaran life skill di pesantren Agro Nur EL-Falah.

3. Mengetahui pandangan santri terhadap pengembangan life skill di pesantren Agro Nuur EL-Falah.

4. Mengetahui pandangan ustadz terhadap pengembangan life skill di pesantren Agro Nuur EL-Falah.

(19)

9

6. Mengetahui relevansi model life skill dalam pesantren Ago Nuur El-Falah pada masa modem sekarang ini.

E. Manfaat Hasil Penelitiaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang jelas tentang sejauhmana pembelajaran life skill ini dilaksanakan dalam lingkungan pesantren khususnya pesantren Agro Nuur El-Falah. Sehingga dari hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat baik pada pesantren Agro Nuur El-Falah itu sendiri maupun pesantren yang lainnya. Bagi Pesantren Agro Nuur El-Falah sendiri hasil penelitian ini semoga dapat mendorong peningkatan kualitas pembelajaran, dan bagi pesantren yang lain hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang model pelaksanaan life skill, sehingga dapat dijadikan contoh.

Bagi Masyarakat umum diharapkan dari hasil penelitian ini manjadikan tambahan informasi, sehingga masyarakat mengetahui lebih dalam tentang manfaat pendidikan life skill dalam pesantreen. Dengan demikian masyarakat diharapkan akan lebih memperhatikan pendidikan di pesantren.

F. Kerangka Teori

(20)

belajar bagi setiap warga negara. Pemberian pendidikan kepada seorang anak membutuhkan beberapa pihak yang saling terkait antara lain: orang tua, masyarakat ataupun pemerintah. Sementara yang berkewajiban pertama kali adalah orang tua (ayah), seperti yang telah diperintahkan oleh Rasullullah saw :

“Kewajiban seorang ayah pada anaknya hendaknya ia memberi nama yang baik dan mendidiknya dengan baik mengajarkan menulis, berenang dan memanah”.12

Dalam hadist diatas mengandung pengertian bahwa pemberian pendidikan kepada anak hukumnya wajib, selain itu dalam pemberian pendidikan tidak hanya sekedamya, akan tetapi hendaklah memberikan pendidikan yang memuat unsur keterampilan. Dari keterampilan yang diberikan kepada anak nantinya diharapkan dapat memberikan bekal bagi mereka dalam menjalani kehidupan. Hadist inilah yang menjadi landasan dalam melakukan penelitian tentang life skill di pesantren ini.

(21)

11

G. Metode Penelitian

1. Jenis penelitian

Dalam melaksanakan penelitian ini penulis menggunakan penelitian kualitatif yaitu penelitian dengan melakukan penyelidikan yang hati-hati, sistematik dan terus menerus terhadap suat masalah dengan tujuan untuk digunakan dengan segera untuk keperluan tertentu.1’ Serta menggunakan metode kualitatif juga, yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang berupa ucapan atau tulisan dan perilaku yang dapat diamati dari orang-orang (subjek).13 14

Dari hal diatas yang menjadi “subjek” yang diteliti adalah santri dan ustadz, sementara yang menjadi fokus penelitiannya yaitu pembelajaran life skill yang ada di pesantren tersebut.

2. Metode pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data tentang life skill yang dilaksanakan dalam dunia pendidikan di pesantren Agro Nurr EL-Falah, penulis menggunakan metode sebagai b erik u t:

a. Metode Observasi

Sebagai metode ilmiah, metode observasi adalah suatu metode penelitian yang digunakan dengan jalan pengamatan suatu objek dengan seluruh indra. Jadi observasi dapat dilakukan melalui penglihatan, pedengaran, peraba dan

13 Muh Nazir. Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta, him 30

(22)

pengecap.15 Lebih fokus lagi metode yang digunakan adalah pendekatan pengamatan peserta {participant observation) yaitu pendekatan yang bercirikan suatu periode interaksi sosial yang intensif antara penelitian dengan subjeknya, didalam lingkungan subjek itu. 16 Metode ini digunakan penulis sebgai metode utama dalam mengumpulkan seluruh data yang dibutuhkan dalam penulisan skipsi ini. Jalan yang dilakukan penulis yaitu dengan cara pengamatan secara langsung terhadap pesantren Agro Nuur El- Falah. Dalam pengamatan ini yang diamati secara umum adalah seluruh aspek yang ada dalam pesantren. Akan tetapi, yang lebih fokusnya adalah pada proses pembelajaran life skill yang dilaksanakan dalam pesantren ini.

b. Metode Interview

Interview adalah kegiatan pengumpulan data dengan cara bertanya secara langsung kepada responden. 17 Namun dalam penelitian kualitatif ini menggunakan pendekatan dokumen pribadi (personal document), yaitu bahan-bahan, tempat orang mengungkapkan dengan kata-kata sendiri, pandangan mereka tentang seluruh kehidupan mereka, atau sebagian dari kehidupan mereka itu, atau beberaa aspek lain tentang diri mereka sendiri. 18 Metode ini digunkn penulis sebagai metode bantu dalam melakukan

15 Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian, Reneka CIpta, Yogvakarta, 1993, him 146 16 Arief Furchan, op-cit., him. 23

17 Masri Singarimbun, dan sofian Sofian Efendi, Metode penehticw survey, LP3ES. Jakarta. 1989, him. 145

(23)

13

observasi, yaitu selain melakukan pengamatan penulis juga langsung bertanya terhadap responden apabila terdapat sesuatu yang ingin di ketahui. Sehingga fungsinya adalah sebagai pelengkap informasi dalam pengumplan data.

c. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, nutulen, rapat, rangger, agenda dan sebagainya.19 Metode ini digunakan penulis untuk mencari data tentang situasi riil pesantren Agro Nuur El-Falah, baik itu yang berbentk sarana maupun prasarana pendidikan ataupun yang lainnya.

3. Analisis Data

Dalam penelitian ini menggunakan analisa data kualitatif dengan menggunakan 20 tiga tahap kegiatan yaitu reduksi data, penyajian data dan verifikasi data. Prosesnya

19 Suhrsimi Arikunto, op-cid'., him. 236

(24)

Dalam reduksi data ini adalah sebagai proses pemilihan, pemadatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data “kasar ” yang muncul dari catatan-catatan yang muncul di lapangan.21 Sementara untuk penyajian data sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Setelah keduanya selesai lalu dilanjurkan dengan penarikan kesimpulan (verifikasi) data yaitu sebagian dari kegiatan konfigurasi yang utuh, yaitu meenyimpulkan seluruh data yang di dapat guna mendapatkan suatu keputusan.22 Hal ini berlangsung setiap tahap pengumpulan data selalu melalui tiga tahap tersebut.

H. Sistemetika Penulisan Skipsi

Skipsi ini disusun dalam lima bab, yang secara sistematis, dapat dijabarkan sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi Latar Belakang Masalah, Penegasan Istilah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Hasil Penelitian, Kerangka Teori, Merode Penelitian serta sistematika Penulisan Skipsi.

BAB I I : LANDASAN TEORI

Pada bab landasan teori ini meliputi:

A. Life Skill Dalam Muatan Kurikulum Pesantren 1. Pengertian Life skill

21 ibid, him. 16 _

(25)

2. Tujuan Life skill 3. Konsep Life skill B. Diskripdi Pesantren

1. Pengertian Pesantren 2. Ciri-ciri Umum Pesantren

3. Jiwa Pesantren 4. Kekuatan Pesantren 5. Kelemahan Pesantren C Pelaksanaan Life Skill di Pesantren BAB I I : LAPORAN HASIL PENELITIAN

Pada bab ini berisi:

A. Gambaran Umum Pesantren 1. Sejarah Singkat Berdirinya 2. Letak Geografis

3. VisidanM isi

4. Pendiri dan Pengurus

5. Keadaan Ustadz dan Karyawan 6. Keadaan Sarana Prasarana

B. Gambaran Keadaan Pendidikan Santri di Pesantren 1. Tahun Ajar an Penerimaam Santri

2. Jenjang Pendidikan dan Jumlah Santri 3. Kurikulum Pendidikan

(26)

4. Metode Pembelajaran C. Hambatan Hambatan Umum

BAB IV : PENERAPAN LIFE DRILL DALAM AKTIVITAS SANTRI Pada bab ini m ebputi:

A. Fasilitas Pendukung

B. Penerapan Life Skill Dalam Aktivitas Santri

C. Relevansi Pendidikan Life Skill Dalam Pesantren Agro Nuur El- Falah di Era Modem

BAB V : PENUTUP

Pada bab terahir ini m eliput: A. Kesimpulan

(27)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Life Skill Dalam Muatan Kurikulum Pesantren.

1. Pengertian Life Skill

Life Skill berasal dari bahasa inggris yang terdiri dari kata Life dan Skill. Life artinya “kehidupan ,“23 Sedangkan Skill artinya “keahlian, kecakapan, kemampuarT.24 Jadi Life Skill secara etimologi memiliki arti keahlian, kecakapan, kemampuan hidup dan dalam penggunaan dalam kurikulum berbasis kompetensi menggunakan istilah kecakapan hidup. Secara umum penggunaan dalam bahasa indonesia skill memiliki maksud kemampuan yang dimilik individu untuk melakukan tugas atau pekeijaan yang dibebankan kepadanya.

Kecakapan Hidup itu sendiri dapat didefinisikan sebagai sebuah kecakapan yang dimiliki seseorang untuk berani menghadapi problema hidup dan kehidupan dengan wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi sehingga mampu mengatasinya.25Istilah life skill ini muncul dan dikenal dalam masyarakat baru beberapa tahun terahir ini yaitu bersama-sama dengan digalakannya

23 Peter Salim, Op-cid., him. 1074 24 ibid, him. 1823

25 Tim KBK SMAN 1 Salatiga, Pengembangan Silabus dan Implemantasi Pembelajaran Kurikulum, 2004, DEPDIKNAS, 2005, him. 12

(28)

kurikulum baru yaitu Kurikulum Berbasis Kompetensi ( KBK). Dalam KBK ini terbagi beberapa unsur yang mendukungnya salah satunya unsur life skill ini. Meskipun sebenamya life skill ini merupalan istilah lama yang mengalami modifikasi istilah. Sebelum life skill ini muncul, kita telah mengenal pembelajaran ketrampilan. Pembelajaran ketrampilan ini telah lama diberikan di sekolah-sekolah ataupun di pondok pesantren. .Menurut Nurcholis Madjid kegiatan atau latihan ketrampilan ini dikenal dengan istilah

vocational.26

Banyak beberapa pesantren yang mengarahkan santrinya lihtk melibatkan dalam kegiatan-kegiatan vocational. Hal ni karena pesarttrep dituntut untuk selalu se lf supporting dan se lf financing terhadap para santrinya.27 Dari pedapat diatas, merupakan pengambilan dari salall satu konsep life skill. Yaitu vocational skill yang merupakan kecakapan yang kaitannya dengan ketrampilan seseorang. Dan konsep itulah yang banyak dipahami oleh masyarakat.

Istilah life skill juga dapat diartikan ketrampilan untuk hidup. Pendidikan yang diorientasikan pada ketrampilan hidup ini sebenarnya tidak mengi oah sistem pendidikan serta tidak untuk mereduksi pendidikan hanya saja sebagai sebuah latihan kerja. Akan tetapi, pendidikan ketrampilan hidup in justru memberikan kesempatan kepadai setiap siswa untuk meningkatkan potensinya dap bahkan memberikan peluang pada siswa untuk memperoleh

(29)

19

bekal keahlian atau ketrampilan yang nantinya dapat dijadikan sebagai sumber kehidupan.

Pengembangan life skill ini untuk membantu peserta didik memperoleh kepercayaan diri mempelajari cara-cara mengekspresikan diri akan potensi yang ia miliki. Ketrampilan hidup ini semata-mata tidak hanya ketrampilan untuk melakuakan suatu pekeijaan. Akan tetapi, juga menyangkut keuletan dan kecakapan serta memiliki budaya belajar sepanjang hayat. Jadi dengan life skill peserta didik akan memiliki karakter dan etika untuk terjun ke dunia kerja.

2. Tujuan Life Skill

Secara umum ada beberapa hal yang menjadi tujuan pelaksanaan pembelajaran Life Skill di pesantren antara lain:28

a. Untuk mengaktualisasikan potensi para santri agar dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Jadi potensi yang dimiliki santri ini dapat diarahkan dan dioptimalkan terhadap kegiatan-kegiatan yang bermanfaat, serta diberikan beberapa bekal keahlian sebagai bekal dalam kehidupan.

b. Memberikan kesempatan kepada pasantren untuk mengaembangan pembelajaran yang fleksibel. Sehingga para pengasuh pesantren bebas menentukan kurikulum yang dianggap sesuai dengan potensi yang dimiliki para santri maupun keberadaan lingkungan sekitar tempat pesantren.

(30)

Yaitu dengan memanfaatkan lingkungan sekitar untuk dijadikan sebagai wahana penyaluran potensi santri semaksimal mungkin dengan menggunakan berbagai metode yan sesuai sehingga di harapkan santri memiliki keahlian bidang tertentu. Dari beberapa tujuan diatas pada dasamya adalah mempersiapkan para santri secara optimal dengan menggunakan sumber daya yang ada agar mereka memiliki keahlian tertentu supaya mereka dapat hidup mandiri dan hidup secara proporsional.

3. Konsep Life Skill

Life Skill atau kecakapan hidup seacara garis besar dibagi atas dua unsur yaitu kecakapan hidup yang bersifat umum ( General Life S k i l l) dan kecakapan hidup yang bersifat spesifik ( Specific Life S k ill) 29

a. Life Skill yang bersifat umum ( General Life S k ill) terdiri dari tiga unsur:

1) Personal Skill ( kecakapan personal)

Kecakapan personal adalah kecakapan yang dimiliki seorang yang menyadari dan mensyukuri kelebihan dan kekurangan yang dimiliki kemudian menjadikannya sebagai modal dalam menigkatakan dinnva sebagai individu yang bermanfaat bagi dirinya sendiri dan lingkungan. Hal ini

(31)

21

mencakup penghayatan diri sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. anggota masyaraakat dan warga negara.

2) . Thinking Skill ( kecakapan berfikir Rasional)

Yaitu kecakapan yang dimiliki seseorang yang selalu berfikir positif dan rasional terhadap segala sesuatu ( Positif Thinking ). Kecakapan ini mencakup beberapa hal yaitu rnenggali dan menemukan informasi mengolah informasi dan mengambil keputusan, dan kecakapan memecahkan masalah secara kreatif.

3) . Social Skill ( kecakapan Sosial)

Kecakapan yang dimiliki seseorang dalam bersosialisasi dengan orang lain baik secara individual ataupun dengan masyarakat luas. Hal ini mencakup kecakapan komunikasi dengan empati dan kecakapan dalam kerjasama. Pengertian empati ini merupakan sikap penuh pengertian dalam komunikasi dua arah yang penuh kesan dan hubungan yang harmonis.30

b. Life skill ( kecakapan hidup ) yang bersifat spesifik ( specific life s k ill) kecakapan ini hanya dimiliki oleh orang yang memang harus diusahakan dan dipelajari, hal ini digunakan untuk menghadapi maslah bidang tertentu. Specific life skill ini terdiri dari dua unsur :

30

(32)

1). Academic Skill ( kecakapan akademi )

kecakapan ini hanya dimiliki oleh mereka yang pemah mengenyam bangku sekolah, lebih khusus lagi bagi mereka yang menempuh pendidikan sampai perguruan tinggi. Kecakapan akademik ini merupakan^kemampuan berfikir ilmiah yang mencakup antara lain identifikasi variabel dan menjelaskan hubungan antara variabel, merumuskan hipotesis, serta merancang dan melaksanakan penelitian.

2). Vocational Skill ( kecakapan vokasional)

kecakapan ini sangat erat kaitannya dengan ketrampilan yang dimiliki seseorang. Kecakapan ini oleh mereka yang menempuh pendidikan di sekolah kejuruan serta perguruan tinggi. Hal ini berkaitan dengan bidang pekerjaan tertentu yang ada di masyarakat.

B. Diskripsi Pesantren

1. Pengertian Pesantren

(33)

23

674 masehi sudah ada pemukiman orang-orang arab di pantai barat sumatera.31

Secara umum pesantren lebih dikenal orang sebagai sebuah lembaga pendidikan tradisional, istilah “tradisionaT' disinj^bukan berarti sesuatu yang tetap tanpa mengalami penyesuaian. Akan tetapi, lembaga ini hidup sejak .citusan tahun yang lalu dan telah menjadi bagian besar umat islam Indonesia yang merupakan golongan mayoritas yang telah mengalami perubahan dari masa ke masa sesuai dengan peijalanan hidup umat.32 Munculnya pesantren sampai saat ini masih menjadi perdebatan para pakar. Istilah pondok pesantren merupakan dua istilah yang menunjukan ada satu pengertian, di jawa biasanya menggunakan sebutan pondok atau pesantren. Di Madura menggunakan istilah “penyantren” sedang di Pasundan menggunakan istilah pondok. Istilah Dayan atau rangkang untuk menyebut istilah pesantren di Aceh dan surau di Minangkabau.33 34

Pesantren menurut pengertian dasamya adalah tempat belajar santri, sedangkan pondok berarti rumah atau tempat tinggal sederhana yang terbuat dari bambu. Selain itu kata “ pondok “ berasal dari bahasa Arab “

funduk “ yang berarti hotel, asrama, rumah, dan tempat tinggal sederhana. 34 kata pesantren berasal dari kata santri yang mendapat awalan pe - dan

31 Yusuf Amir Faisal, Reorientasi Pendidikan Islam, Gema Insani Press, Jakarta, 1995, him. 195

32 Rofiq A, Pemberedayaan Pesantren Menuju Kemandirian dan Keprofesionalan Santri dengan Metode Dhaurah Kebudayaan, Pustaka Pesantren, Yogyakarta, 2005, him. 1

33 Zuhairin dkk, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, Diijen Bimbingan Islam, Depag Rl, him. 53

(34)

akhiran -an, yang berarti suatu tempat tinggal para santri. 35 Menurut Wahjoetomo kata santri ini merupakan gabungan dari kata sant yang berarti manusia baik dan suku kata tra yang berarti suka menolong, sehingga kata pesantren dapat berarti tempat pendidikan manusia baik-baik.36 Kata santri ini ada yang berpendapat berasal dari bahasa tamil yang berarti guru mengaji, dan juga mengatakan berasal dari bahasa india shastri yang berarti buku-buku suci, buku-buku agama, atau buku-buku tentang ilmu pengetahuan37

Pendiri pesantren pada umumnya di pelopori oleh seorang kiai yang memiliki pengetahuan serta keinginan yang kokoh dalam penyebaran agama islam. Pada awalnya mereka hanya mengajar beberapa murid saja dalam tempat tertentu ( surau atau masjid ) setelah ada pengakuan dari masyarakat akan keunggulan dsan ketinggian ilmunya maka lama kelamaan banyak masyarakat yang menuntut ilmu padanya dan merekapun diangkat sebagai guru ( k ia i). Kiai inilah yang akan memegang segala urusan yang ada di pesantren dan ia sekaligus bertindak sebagai pengasuh. Keberadaan pesantren ini sangat tergantung pada pengasuh sebagai elemen yang paling esensial dan pemegang otoritas di pesantren. Karena itu, segala arah, taktik, strategi, sistem, dan organisasi pendidikan dalam pesantren sangat dipengaruhi oleh pengasuh.38

35 Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren:Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai, LP3ES, Jakarta, 1982, him. 18

3o Wahjoetomo, Perguruan Tionggi Pesantren, Gema Insani Press, Jakarta, 1997, him. 70 37 ibid, him. 18

(35)

25

Keberadaan pesantren juga sangat dipengaruhi oleh budaya-budaya asli Indonesia. Karena kemunculan pesantren berada di tengah-tengah berkembangnya tradisi-tradisi Hindu-Budha yang telah lama ada sebelum datangnya islam di Indonesia. Lembaga-lembaga yang sejenis dengan pesantren ini sejak masa Hindu-Budha sebenamya sudah ada. Sehingga pesantren ini tidak terlalu sulit dalam perkembangannya, yaitu tinggal melanjutkan sistem yang sudah ada yang dusertai dengan memasukkan nilai-nilai ajaran islam kedalamnya. Dari hal tersebut Nurcholis Madjid berpendapat bahwa pesantren dari segi historis tidak hanya identik dengan mana keislaman, tetapi juga mengandung makna keaslian Indonesia.39

Pondok pesantren memiliki peran yuang sangat besar pada perubahan masyarakat serta telah memberikan kontribusi yang sangat bermanfaat pada masyarakat sebagai sebuah lembaga pendidikan, lembaga penyiaran ilmu- ilmu agama serta lembaga yang bergerak di bidang sosial keagamaan. Selain itu, pesantren memiliki peran setrategis sebagai pengembang pendidikan, serta pengembang sosial ekonomi masyarakat. Dan yang tidak kalah pentingnya yaitu pesantren memberikan bekal ketrampilan hidup ( life skill ) pada santrinya agar mereka memiliki kecakapan atau keahlian ketrampilan tertentu sebagai bekal dalam hidup di masyarakat.

(36)

2. Ciri-Ciri Umum Pesantren

Secara umum keberadaan pesantren didukung oleh lima elemen dasar, yang satu dengan lainya saling berkaitan yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Elemen itu adalah pondok, masjid, santri, kiai, dan pengajaran kitab-kitab klasik. Kelima elemen ini akan dijelaskan berikut:

a. Pondok

Pengertian pondok memiliki arti lebih luas yaitu rumah untuk sementara untuk merendahkan diri, tempat tinggal beberapa keluarga, madrasah atau asrama ( tempat mengaji, belajar agama islam dan sebagainya). 40Sementara yang dimaksud pondok disini dalam artian tempat menginap santri. Tetapi yang sering digunakan adalah pondok pesantren yang merupakan gabungan antara pondok dan pesantren untuk mewakili seluruh elemen pesantren yuang ada. Disebut mewakili semuanya karena yang namanya pondok didalamnya terdapat masjid sebagai tempa ibadah, asrama santri, tempat tinggal kiai serta ruangan-ruangan lain yang digunakan untuk kegiatan santri. Semua itu bergabung menjadi sebuah kompleks pesantren. ^

Kompleks pesantren ini pada awalnya merupakan milik kiai sebagai pelopor berdirinya pesantren. Akan tetapi, seiring kemajuan zaman status kepemilikan kompleks pesantren sudah berubah. Hal

(37)

27

ini seiring dengan pendapat Zamakhsari Dhofier yaitu perubahan sistem kepemilikan pesantren ini disebabkan dua hal yang pertama, perubahan waktu yaitu dulu pesantren tidak memerlukan biaya yang besar, baik karena jumlah santrinya sedikit, maupun jumlah sarana-prasarana yang kecil. Kedua, baik kiai maupun pendidik yang membantunya merupakan kelompok mampu di pedesaan, apa yang dibutuhkan di pesantren.41

Pembangunan pondok pesantren ini antara yang satu dengan yang lainnya memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Dalam pembangunan sarana-prasarana ini sangat tergantung dari banyak sedikitnya santri.Terutama adaih santri yang menetap dalam waktu lama yang berasal dari tempat-tempat jauh. Keberadaan sebuah pesantren ada pondok yang diperuntukan khusus untuk laki- laki dan pondok untuk perempuan.42

Apabila dalam sebuah santrinya ada laki-laki dan perempuan maka kedua kelompok ini dipisahkan atau dibuat berjauhan antara satu dengan yang lain. Keberadaan pondok bukan menjadi fokus tempat berlangsungnya kegiatan para santri atau bagi pesantren yang santrinya banyak pondok ini hanya digunakan sebagai tempat menyimpan baju dan buku saja. Karena kebanyakan kamamya sempit, tidak ada peralatan perlengkapan seperti dipan,

41 Zamakhsari Dhofier, op-cid.. him. 45

(38)

lemari pakaian, meja, dan kursi.43 Meskipun demikian, pondok bukan saja menjadi elemen yang paling penting dalam sebuah pesantren tetapi juga merupakan penopang utama bagi pesantren untuk dapat terns berkembang.44

b. Masjid

Dalam struktur pesantren, keberadaan masjid menjadi elemen dasar yang hams dimiliki pesantren. Masjid merupkan tempat yang setrategis untuk mendidikpara santri. Selain sebagai tempat ibadah juga berfungsi sebagai tempat untuk melaksanakan berbagai kegiatan santri antara lain sebagai tempat mendidik dan melatih para santri terutama dalam mengerjakan tata cara beribadah, pengajaran kitab-kitab islam klasik dan kegiatan masyarakat lainnya.45

Sejak zaman rasulullah, masjid merupakan pusat dakwah untuk menyebarakan agama islam, dimana masjid pada saat itu digunakan sebagai tempat pertemuan untuk musyawarah memecahakan masalah yang ada dan sebagai pusat pendididkan islam serta aktivitas-aktivitas lainnya. Berdirinya sebuah pesantren kebanyakan berasal dari masjid juga. Yang pada awalnya merupakan tempat mengaji masyrakat sekitar dan akhimya berkembang menjadi sebuah pesantren.

(39)

29

Demikian juga masyarakat islam di Indonesia. Kebeadaan masjid bukan hanya digunakan sebagai tempat untuk kegiatan yang lainnya. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Zamakhsari Dhofier bahwa keberadaan kaum muslimin dimanapun mereka akan selalu menggunakan masjid sebagai tempat sebagai tempat pertemuan, pusat pendidikan, aktivitas adminstrasi dan kultur.46 Pendirian masjid ini tidak lepas dari peran kiai serta masyarakat yang secara sukarela selalu membantu. Karena sudah mengakar pada keyakinan mereka bahwa hal ini merupakan bentuk awal ibadah.

c. Santri

Asal usul perkataan “ santri “ itu ada dua pendapat. Pertama, pendapat yang menyatakan bahwa “ santri “ dari bahasa sansekerta yang berarti melek huruf. Kedua, adalah pendapat yang menyatakan bahwa perkataan santri berasal dari bahasa jawa yang artinya seseorang yang selalu mengikuti seorang guru kemanapun guru itu menetap.

Keberadaan santri menempati peran yang sangat strategis, sebab disamping sebagai subyek santri, juga berperan sebagai obyek sehingga sebuah pesantren tidak akan berjalan apabila tidak ada santrinya. Karena sebuah lembaga pendididkan dalam kegiatan

(40)

belajar hams ada pengajar dan yang diajar. Ustadz sebagai pengajar bila tidak ada santri yang diajar maka tidak ada pembelajaran.

Santri sebagai pelajar yang mencari ilmu pengetahuan menurut Zamakhsari Dhofier dibagi menjadi dua kelompok yaitu

santri mukim dan santri kalong. Santri mukim adalah murid-murid yang berasal dari daerah jauh dan menetap dalam kompleks pesantren, sedasngkan santri kalong adalah murid-murid yang berasal dari desa-desa disekitar pesantren yang biasanya tidak menetap dalm kompleks pesantren untuk mengikuti pelajaran, tetapi mereka bolak-balik dari rumahnya sendiri.47

d. Kiai

Unsur kiai senantiasa tidak dapat dipisahkan dari eksistensi pesantren karena awalnya keberadaan pesantren muncul dari peran seorang kiai yang berjuang dalam mengamalkan ilmu yang dimilikinya. Sebagi salah satu unsur yang dominan dalan kehidupan sebuah pesantren kiai mengatur irama perkembangan dan kelangsungan kehidupan suatu peantren dengan keahlian, kedalaman ilmu, kharismatik, dan ketrampilannya.48 Kiai adalah penentu langkah dalam pergerakan pesantren. Dalam hal ini kiai

47 ibid, him. 49

(41)

31

berperan sebagai pemimpin masyarakat, pengasuh pesantren, dan sekaligus sebagai ulama’.49

Dalam masyarakat jaw a kepemimpinan kiai sangatlah dominan, perkataan kiai dalam bahasa jawa dipakai untuk tiga jenis gelar yang saling berbeda:

1) . Sebagai gelar kehormatan bagi orang orang yang dianggap keramat

2) . Gelar kehormatan orang-orang tua pada umumnya.

3) . Gelar yang diberikan oleh masyarakat kepada seoarang ahli agama islam atau pemimpin pesantren dan mengajar kitab klasik pada santrinya.50 51

Dalam sektor sosial dalam kehidupan di masayrakat, seoarang kiai menempati kedudukan yang terhormat, serta meiliki pengaruh

yang sangat kuat. Sehingga segala macam kesalahan yang timbul dalam masyarakat maka keterlibatan kiai selalu dikedepankan dalm mengatasi masalah. Peran kiai sangat fenomenal dan signifikan dalam keberlangsungan atau eksistensi sebuah pesantren sehingga keberadaannaya laksana jantung bagi kehidupan manusia.31

49 Yayasan Kantata Bangsa, Pemberdayaan Pesantren Menuju Kemandirian dan Pro/esionalisme Santri dengan Metode Dhauroh Kekiidcn aanN ogyzk& ny 2005, him. 19

(42)

Sebagai ulama, kiai berfungsi sebagai pewaris para nabi

waratsah al-anbiya) yakni mewarisi apa saja yang dianggap sebagai ilmu oleh para nabi , baik dalam bersikap, berbuat, dan contoh-contoh atau teladan yang baik ( al-uswah al-hasanah) mereka.52

e. Pengajaran kitab-kitab klasik

Sistem pendidikan pesantren lebih berorientasi pada pengajaran kitab kitab klasik dalam kurikulumnya. Hal ini yang membedakannya dengan lembaga pendidikan lainnya sehingga pengajaran kitab-kitab klasik ini telah menjadi karakteristik yang merupakan ciri khas dari proses pembelajaran di pesantren. Secara keseluruan kitab-kitab klkasik yang diajar akan diesantren dapat digolongkan menjadi delapan kelompok yaitu nahwu (syintak), dan sharaf, morfologi, fiqih, usul fiqih, hadist, tafsir, tauhid, tasawuf dan etika, cabang-cabang

lain.JJ-Dalam mempelajari kitab-kitab klasik oleh seorang santri kepada kiainya , menurut Nurchilis Madjid ada dua cara yang dapat dilakukan yaitu sistem weton dan sorogan.™ Weton adalah pengajian yang insiatifnya berasal dari kiai itu sendiri, baik tempat waktu maupun kitabnya sedangkan sorogan adalah pengajian yang merupakan permintaan seseorang atau beberapa santri pada Riamv...

(43)

S3

Kitab-ktab klasik ini sebenamya kitab yang dikarang oler. para ulama terdahulu yang bentuk tulisannya adah tulisan huruf arab akan tetapi tidak berharakat (pegon). Dan biasanya dicetak diats keertas ang berwama kuning sehingga dsebut kitab kuning. Kitab kuning sebagai salah satu unsur dari proses belajar mengajar di pesantren sangat penting dalam membentuk kecerdasan intelektual dan moralitas kesalehan ( keberagamaan) pada diri santri.35

3. Jiwa Pesantren

Dalam lingkungan pesantren telah tercipta berbagai macam tatanan nilai, yang hal tersebut tidak terdapat dalam sisitem pendidikan yang lain aspek yang lainnya. Aspek metode, kurikulum dan manajemen merupakan seperangkat peralatan yang mesti dibentuk guna conditioning

nilai-nilai yang lebih paripuma.55 56 Meskipun tanpa standarisasi nilai yang jelas beberapa pesantren telah melahirkan jiwa pesantren yang

merupakan karakteristik mereka.

Jiwa pesantren ini melekat erat pada diri para santri maupun para ustad serta seluruh komponen didalamnya dari jiwa yang dimiliki inilah yang menjadi kunci bagi kalangan pesantren dalam mengahadapi perkembangan jaman sera tantangan yang lainya. Menurut Suwendi jiwa pesanten diatas terimplikasi dalam panca jiwa pesantren yaitu jiwa

55 Yamadi, op-cid., him. 68

(44)

keikhlasan, jiwa kesederhanaan tapi agung, jiwa ukhuwah islamiyyah yang demokratis, jiwa kemandirian, jiwa bebas dalam memilih altematif jalan hidup dan mentukan masa depan dengan jiwa besar dan sikap

optimis menghadapi segala problema hidup.57 a. Jiwa keikhlasan

Jiwa yang senantiasa hanya beribadah untuk mencari ridho Allah yaitu tidak mengharapkan imbalan apapun dari orang lain setiap melakukan sesuatu amal perbuatan. Hal ini yang selalu dijadikan dasar oleh komunitas pesantren dalam setiap sikap dan tindakan. Para santripun memiliki semboyan sepi ing pamprih, rame ing gawe, yaitu suatu keyakinan bahwa setiap amal itu pasti dibalas oleh Allah. Kalau amal perbuata itu baik pasti akan dibalas dengan yang baik pula dan bahkan lebih baik. Sedangkan amal yang jelek pasti akan dibalas dengan yang jelek pula, sehingga balasan yang diterima tergantung amalannya.

b. Jiwa kesederhanaan tapi agung

Kesederhanaan bukan berarti pasif, mlarat, nerimo, dan miskin, tetapi mengandung unsur kekuatan dan ketaatan hati, penguasaan diri dalam menghadapi segala kesulitan.58 Kesederhanaan ini selalu melekat pada diri setiap santri yang ada di pesantren merupakan ciri paling khas. Kesederhanaan ini meliputi tempat tinggal, pakaian, makanan,

(45)

35

dan lain-lain. Dari kesederhanaan ini muncul sikap sahaja yaitu menerima pemberian Allah dengan ikhlas. Kesederhanaan ini pada prinsipnya adalah merasa cukup akan segala hal dan semua itu sesuai dengan kebutuhan.

e. Jiwa ukhuwah islamiyyah yang demokratis.

Dalam komunitas pesantren ukhuwah islamiyyah diantra santri sangatlah erat . Perbedaan suku, ras, kultur, kekayaan dan asal usul santri tidklah menjadi penghalang dalam menjalin ukhuah islamiyyah. Apabila mereka sudah sama-sama berada dalam pesantren maka mereka seakan-akan sudah menjadi saudara, sehingga akan muncul rasa senasib dan sepenanggungan diantara mereka.

d. Jiwa kemandirian

Kemandirian adala suatu hal yang merupakan salah satu yang dimiki oleh para santri sebagaimana kemandirian pesantren yaitu kesanggupan membentuk kondisi pesanren sebagai institusi peendidikan islam yang mandiri dan tidak menggantungkan diri pada bantuan dan betas kasihan pihak lain.

(46)

depan dengan jiwa besar dan sikap optimis menghadapi segala problema hidup. Jiwa inilah yang mendasari konsp pendidikan life skill yang diajarkan di pesantren yaitu mempersiapkan para santri agar memiliki ketrampilan dalam kehidupan sehingga nantinya memiliki bekal untuk menjalani kehidupan dan memilih jalan hidupnya masing- masing. Dan mampu meghadapi masalah-masalah yang timbul serta mampu mencari jalan keluamya. Dari inilah nantinya para santri setelah lulus dapat hidup di tengah-tengah masyarakat secara proporsional..

4. Kekuatan Pesantren

Adapun kekuatan yang dimiliki pesantren selain kelima elemen dasar yang ada juga dapat diihat dari beberapa hal dari sistem pendidikan serta potensi sosial kultural yang meruppakan modal besar untuk kemajuan pasantren. Sistem pendidikan dipesantren ini melestarikan ciri- ciri khas dalam interaksi sosial antara lain:59

a. Adanya hubungan yang akrab antara santri dengan kiai serta taat dan hormatnya pada kiai yang merupakan figure kharismatik yang penuh kebaikan.

(47)

37

b'. Semangat menolong diri sendiri dan mencintai diri sendiri dengan dengan berwira swasta.

c. Jiwa dan sikap tolong menolong kesetia kawanan suasana kebersamaan dan persudaraan.

d. Disiplin waktu dalam melaksanakan pendidikan dan beribadah. e. Hidup hemat dan sederhana.

f. Berani menderita untuk mencapai suatu tujuan.

g. Merintis sikap jujur dalam setiap ucapan dan perbuatan.

5. Kelemahan Pesantren

Selain memiliki berbagai elemen yang mendukung, pesantren juga memiliki berbagai masalah yang menghinggapinya. Masalah yang timbulpun bervariasi antara pesantren satu dengan yang lainnya. Dari hal tersebut perlu adanya identifikasi masalah yang timbul guna mencari solusi penyeleseaiannya yang paling tepat. Menurut Engking Soewarman Hasan, permasalahan yang umum dihadapi oleh pesantren yaitu.60

a. Sumber daya manusia yang kebanyakan berasal dari masyarakat pedesaan. Pembekalan yang dimiliki tak cukup sehingga bepengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia pesantren. b. Sarana dan prasarana pendidikan yang dimiliki oleh pesantren

sangat tergantung pada perputaran modal dan lokasi usaha. Karena pesantren terletak di desa sementara pertumbuhan

60

(48)

ekonominya agak lambat sehingga kualitas sarana dan prasarananyapun tidak memadai.

c. Akses komunikasi kelembagaluar sangatlah sulit karena tidak memiliki alat komunikasi yang memadai. Sehinga pesantren terisolasi oleh lingkungan dan tak bisa berkembang.

d. Tradisi pesantren yang terlalu kaku sehingga membelenggu kreatifitas dan inovasi santri.

e. Sumber dana pembiayaan pesantren yang tidak menentu sehingga menghambat kegiatan pendidikan di pesantren.

C. Pelaksanaan life skill di pesantren

Kecenderungan pelakssanaan pendidikan life skill selalu berhubungan dengan tingkat atau jenjang pendidikan yang dijalani para santri. Hal ini berlaku bagi mereka yang ada di luar pesantren yaitu sekolah-sekolah umum baik itu yang negeri ataupun swasta maupun sekolah keagamaan. Dalam jenjang pendidikan sekolah umum ada tiga jenis perbedaan pemberian life skill yaitu jenjang yang setingkat dengan TK atau SD dan SMP, jenjang SMA dan jenjang SMK.6'

Pada jenjang pendidikan TK atau SD dan SMP, cenderung ditekankan pada pengembangan kecakapan hidup yang bersifat umum (general life skill).

Sedangkan untuk tingkat atas terfokus pada pengembangan kecakapan hidup yang bersifat khusus ( specific life s k ill) Pada tingkat atas ini masih dibagi

b l

(49)

BAB III

LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Pesantren Agro Nuur EI-Falah

1. Sejarah Singkat Berdirinya

Dalam segi pendidikan, bangsa Indonesia merupakan bangsa yang sangat tertinggal dibanding dengan negara-negara lain. Hal ini masih ditambah dengan keterpurukan dalam sektor ekonomi. Sehingga sebagian besar kalangan ekonomi menengah ke bawah merasa sangat berat dalam membiayai pendidikan anak-anaknya. Dengan demikian kondisi yang ada ini menyebabkan akses pendidikan masyarakat tidaklah maksimal.

Kondisi semacam inilah menuntut berbagai kalangan agar mau secara serius untuk terlibat dalam menemukan jalan keluar guna mengatasi berbagai masalah, khususnya masalah pendidikan, yaitu dengan cara memberikan jalan keluar bagi anak-anak yang tidak mampu agar mereka dapat mengakses pendidikan secara optimal, karena pendidikan merupakan kunci keberhasilan dalam kehidupan individu masyarakat dan

bangsa. Maju mundumya masyarakat ataupun bangsa ini sangat tergantung pada maju mundumya pendidikan.

Dari keprihatinan tentang kondisi pendidikan tersebut, banyak bermunculan yayasan-yavasan yang bergerak dalam bidang pendidikan. Salah satunya adalah yayasan sosial vatim piatu '‘Dharma Lestari”. Hal inilah yang mendorong Bapak Haji Dharmo Supono yaitu seorang

(50)

Yayasan Sosial Yatim Piatu “Dharma Lestari” ini menaungi pondok pesantren Agro Nuur El Falah, SMP Dharma Lestari dan SPP SPMA Dharma Lestari sebagai wahana untuk membangun umat sekaligus sebagai ungkapan syukur yang mendalam kepada Allah SWT atas limpahan taufiq, hidayah dan karunia kepada beliau dalam meniti usaha-usaha beliau sampai saat ini.

Yayasan ini dinamakan yayasan sosial yatim piatu Dharma Lestari, mengandung arti yang sangat luhur. “D harm a” diambil dari nama Bapak beliau Dharma Tahir. Dharma berarti hibah atau pemberian atau amal. Sedangkan “Lestari” diambil dari nama ibu beliau yaitu Sri Lestari yang berarti senantiasa, selaiu dan selamanya. Jadi Dharma Lestari mengandung arti doa semoga apa yang beliau hibahkan di jalan Allah SWT dicatat sebagai amal jariyah.

Beliau mengambil dasar dari hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Muslim yaitu apabila manusia mati maka putuslah segala amal kecuali tiga perkara yaitu amal jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak yang sholeh, yang mendoakan kepada orang tuanya.

(51)

42

Yayasan sosial yatim piatu Dharma Lestari sementara ini menyelenggarakan pendidikan pondok pesantren (building school)

bemama Agro Nuur El-Falah, SMP dan SPP — SPMA Dharma Lestari Pondok Pesantren Agro Nuur El-Falah, SMP dan SPP - SPMA Dharma Lestari merupakan lembaga pendidikan yang saling mengikat satu sama lain. Karena santri dalam pondok pesantren Agro Nuur El-Falah adalah juga siswa SMP dan SPP SPMA Dharma Lestari. Antara pesantren dan sekolahan SMP dan SPP SPMA Dharma Lestari terletak dalam kompleks, sementara santri yang ada di asrama di tempat tersebut. Jadi pesantren Agro Nuur El-Falah adalah SMP dan SPP SPMA Dharma Lestari dan begitu juga sebaliknya.

Penamaan pondok pesantren Agro Nuur El-Falah berasal dari kata ‘Wwwr” artinya cahaya dan “El-Falah ” artinya kemenangan. Sehingga hal ini merupakan pengharapan supaya pondok pesantren ini dan juga para santri dan alumninya dapat menjadi cahaya (Nuur) kemenangan (El-Falah) bagi agama, nusa dan bangsa Indonesia tercinta.

(52)

lingkungan sekitar pesantren yaitu daerah Salatiga dan daerah lainnya. Sehingga sampai saat ini santri yang ada berjumlah 103 anak dan pada periode ini sedang merekrut santri dari Aceh yang pada tanggal 26 Desember 2004 lalu terkena bencana tsunami sebanyak dua puluh lima (25) anak.

2. Letak Geografis

Berdasarkan observasi yang dilakukan temyata pesantren Agro Nuur El-Falah terletak di jalan Dipomenggolo, keluarahan Pulutan,

kecamatan Sidorojo Kota Salatiga, Jawa Tengah. Lokasi ini terletak ± 5 km dari jantung kota Salatiga ke arah barat. Pesantren ini terletak di tengah-tengah areal persawahan yang cukup luas, sehingga dari arah barat, utara maupun timur lokasi ini dibatasi oleh areal persawahan. Sementara dari arah selatan berbatasan dengan jalan Dipomenggolo.

(53)

44

3. Visi dan Misi

Visi merupakan imajinasi moral yang menggambarkan profil sekolah yang diharapkan di masa mendatang. Imajinasi ke depan seperti itu akan selalu diwamai oleh peluang dan tantangan yang diyakini di masa datang. Adapun visi pesantren Agro Nuur El Falah ini adalah untuk mewujudkan lembaga sosial pendidikan yang Islami bermutu tinggi dan amanah.

Misi adalah tindakan atau upaya untuk mewujudkan visi. Jadi, misi merupakan penjabaran visi dalam bentuk rumusan tugas, kewajiban dan rancangan tindakan yang dijadikan arahan untuk mewujudkan visi.

Adapun yang menjadi misi pesantren ini adalah pendidikan

a. Mengajak umat untuk hidup Islami dengan mengamalkan A1 Qur'an dan As Sunah.

b. Menghidupkan pola pikir ilmiah berdasarkan A1 Qur'an dan As Sunnah.

c. Menerapkan nilai-nilai universal, humanisme dan sosialisme Islam dalam pendidikan.

4. Pendiri dan pengurus

Adapun pendiri serta pengurus yayasan Dharma Lestari susunannya sebagai b erik u t:

(54)

2) Ketua

(55)

Team Agrobisnis

46

: Ust. Muchammad Irfan : Ust. Ir. Supriyanto : Ust. Ir. Reza Fauzi : Ust. Hariyadi, S.Ag, S.Pd. : Ust. Mutamin

: Ust. Suyanto, S.P

: Ust. Imam Syafi’i, A.Md : Ust. Nana Mulyana, A.Md : Ust. Ditoyo Ngatimin

i

d. Pengelola SMP Dharma Lestari •

Kepala Sekolah : Ust. Ir. M. Ali Qomarudin

W aka Kurikulum : Ust. Muchammad Irfan

W aka Kesiswaan : Ust. Imam Qomaruddin

Bendahara : Ust. Nasih Hamid

TU : Habib

e. Pengelola SPP SPMA Dharma Lestari

Kepala Sekolah : Ust. Samsul Ma’arif, S.Pd.I W aka Kurikulum : Ust. Suyanto, S.P

W aka Kesiswaan : Ust. Imam Qomaruddin

Bendahara : Ust. Nasih Hamid

(56)

Ustadz maupun karyawan yang berada di pesantren Agro Nuur El- Falah ini berasal dari berbagai daerah di Indonesia, terutama berasal dari propinsi Jawa Tengah maupun Jawa Timur. Para ustadz dan karyawan kebanyakan berasal dari lulusan pondok pesantren di Jawa Timur maupun lulusan ari berbagai universitas di Indonesia. Sehingga sebagian besar dari guru maupun karyawan memiliki pendidikan terakhir strata satu (SI).

Ustadz yang mengajar di pesantren ini dibagi menjadi tiga golongan yaitu guru tetap (GT), guru yang ada di asrama dan guru part time. Guru tetap merupakan guru yang ditunjuk dari pemerintah untuk mengajar di pesantren ini. Sementara ustadz yang ada di asrama merupakan ustadz yang bertempat tinggal di pesantren ini yaitu bersama- sama bertempat tinggal dengan para santri di asrama. Sedangkan ustadz

p a rt tim e atau guru tidak tetap adalah ustadz-ustadz yang mengajar di pesantren tetapi tidak bertempat tinggal di pesantren (asrama). Akan tetapi, mereka berasal dari daerah di sekitar pesantren, sehingga mereka datang ke pesantren bila ada jam mengajar saja.

(57)

48

TA B ELI

DAFTAR USTADZ/USTADZAH PONDOK PESANTREN AGRO NUUR EL FALAH, SMP / SPP SPMA DHARMA LESTARI

No Nama Tugas Status Ijazah Terakhir

1 KH. Usman Mansur Pengasuh Di asrama KAMI gontor 1983 2 Ir. M. Ali Qomaruddin kepala SMP Di asrama UGM Tehnik Kimia

1991

3 Samsul Ma'arif, S.Pd.I Kepala SPMA Di asrama STAIN Cirebon Tarbiyah 2002

4 Moch Irfan Bendahara/BP Di asrama KMI Gontor 2000

5 Juki Hariyadi, S.Ag S.Pd Litbang Di asrama IAIN Jakarta 1997, UMM 2003

6 Eko Saputro Sarana

Prasaran

Di asrama MA A1 Islam 2003

7 Durrotur Rosyidah, S.Ag Logistik Di asrama STAI Dakwah 1996

8 Siti Fatimah TU Di asrama MAN I Cirebon

2000

9 Amru Rahman BP Di asrama Pondok Ar Risalah

10 Imam Qomaruddin Perlengkapan Di asrama Pondok Ar Risalah

11 Bisri Mustofa Kesenian Di asrama Pondok Ar Risalah

12 Ahmad Rofiqi ustadz Di asrama Pondok Ar Risalah

13 Drs. M. Thowil ustadz Part time UNS Pendidikan

Bahasa Indonesia 1990

14 Harsono, S.Pd ustadz Part time IKIP Semarang,

Pendidikan Olah

__ . Raga 1995

15 Asih Dwi R. S.Pd ustadz Part time UMS Pendidikan Bhs Inggris 2003 16 Soeratun Nafiah, S.Pd ustadz Part time UNNES Pendidikan

MTK 2001

17 Marjuki, M.Ag ustadz Part time IAIN Walisongo

Pendidikan 2003

18 N ur Indah R. SIP ustadz Part time UMY Hub.

(58)

20 Zulfa Anturida ustadz Part time IKIP Semarang Bhs Perancis 1994

21 Ir. Supriyanto ustadz Part tirpe Univ Widya

Manggala Pertanian

22 Ir. Riza Fauzi ustadz Part time UGM Kehutanan

23 Jumeri, 3TP, M.Si Waka kurikulum

GT Univ Widya

Matahari

1999/UKSW 2001

24 Imam Syafi'i, A.Md ustadz GT TP ITB 1992

25 Tri W „ STP ustadz Part time TP Widyadarma

Klaten 2002

26 Ermi Tri W, SP ustadz Part time Pertanian Univ Darul Ulum Jombang 2003 27 Reny Irawati, S.Pd ustadz Part time Pendidikan Bhs

Inggris UMS 2001

28 Suyanto, SP ustadz Part time Budidaya Pertanian

Univ Surya Ngawi 1998

6. Keadaan Sarana dan Prasaran

Sarana dan prasarana merupakan salah satu unsur pendukung pelaksanaan proses belajar mengajar serta pendukung pembelajaran life skill di pesantren ini. Dalam pengadaan sarana dan prasarana ini sangat erat kaitannya dengan perolehan sumber dana. Setelah pengadaan penelitian di pesantren ini diketahui bahwa sumber dana utama berasal dari satu orang saja, yaitu pendiri pesantren (Bapak Dharmo Supono). Hal ini senada dengan pendapat salah satu ustadz :

“Beliaulah (Bp. Dharmo Supono) sebagai pendiri tunggal sekaligus yang membiayai pesantren ini” 1

(59)

50

Selain itu sebagai sumber dana tambahan berasal dari penjualan sayur-sayuran ke supermarket yang ada di Solo dan Semarang yang dilakukan oleh santri dan ustadz.

Sementara untuk sarana dan prasarana yang ada di pondok pesantren Agro Nuur El Falah adalah sebagai b e rik u t:

a. Ruang teori : 2

b. Lahan praktek : 2

c. Ruang kepala sekolah : 1

d. Ruang guru : 1

e. Ruang tata usaha : 1

f. Ruang perpustakaan : 1

g- Ruang UKS : 1

h. Aula serbaguna : 1

i. Masjid : 1

j- Ruang OSIS : 1

k. WC : 10

1. Kamar mandi : 10

m. Lapangan voly : 1

n. Asrama santri : 5

0. Alat transportasi : 2

P- Komputer : 1

q- Radio/tape : 2

(60)

t. Kursi siswa : 45

u. Meja guru : 7

V. Kursi guru : 7

w. Pesawat telepon : 2

X. Televisi : 1

y- Papan pengumuman : 1

z. Mesin ketik : 1

Dari sarana dan prasarana yang ada tersebut berada, dalam kompleks pesantren yang denah lokasinya digambarkan b erik u t:

DENAH LOKASI PONDOK PESANTREN AGRO NUUR ELFALAH

B

IZ

p

(61)

52

KETERANGAN : A. Rumah Induk B. Pendopo C. Kolam Renang D. Asrama Ustadz Eko E. Kasibo

F. Asrama Asatidz G. Dapur

H. Kamar Mandi/WC

I. Kantor Secretariat (Ruang Guru) J. Kebun Organik

K. Kebun Salak L. G ubugpetani

M. Ruang sekolah dan kantor sekolah N. Kandang sapi

O. P osjaga P. Tower air

Q. Gedung kreasi santri

B. Gambaran Keadaan Pendidikan Santri di Pesantren

1. Tahun Ajaran dan Penerimaan Santri

Seperti lazimnya pendidikan-pendidikan yang dikelola oleh Dinas Pendidikan Nasional (DIKNAS), maka Ponpes Agro Nuur El Falah, SMP,

(62)

jenjang kelas maupun kelulusan santri dilakukan pertahun.

Adapun waktu penerimaan santri baru Ponpes Agro Nuur El-Falah dan SMP Dharma Lestari mengacu pada kebijakan Dinas Pendidikan Nasional. Sementara untuk SPP SPMA mengacu pada Departemen Pertanian, sedangkan untuk mekanisme penerimaan santri menggunakan sistem pretest dan ambang lulus sekolah dasar untuk mengetahui kelayakan atau kecakapan dan kecenderungan calon santri. Dalam sistem pretest ini meliputi tiga tahap pengujian yaitu ujian tubs, ujian lisan dan ujian praktek. Adapun pretest untuk SMP meliputi bidang :

a. Ujian tubs (matematika, imla’ atau menubs Arab dan bahasa Indonesia)

b. Ujian lisan (psychotest, membaca A1 Qur'an, hafalan Juz-Amma) c. Ujian praktek (wudlu, adzan, iqomat, sholat wajib, do’a harian)

Untuk pretest SPP SPMA meliputi bidang :

a. Ujian tubs (matematika, imla’ atau menubs Arab, dictation atau menubs Inggris dan bahasa Indonesia)

b. Ujian lisan (psychotest, membaca A1 Qur'an, hafalan Juz-Amma) c. Ujian praktek (wudlu, adzan, iqomat, shalat wajib, do’a harian)

2. Jenjang pendidikan dan jumlah santri

Gambar

TABEL IIREKAPITULASI SANTRI

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Standar Tarif Kapitasi di Puskesmas atau fasilitas kesehatan yang setara sebesar Rp.3.000,00 (tiga ribu rupiah) sampai dengan Rp.6.000,00 (enam ribu rupiah) dan

Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan karunianya jugalah sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul

sumber daya yang penting bagi perusahaan, karena karyawan memiliki peran.. penting dalam hal mengoptimalkan bahan baku untuk menjadi suatu

Menurut Richard Paul (Kowiyah, 2012:176) memberikan definisi bahwa: berpikir kritis adalah model berpikir mengenai hal, substansi atau masalah apa saja, dimana si

tangan secara berlahan agar tidak membangunkannya. 6) Buatlah tempat yang tenang untuk tidur pada umumnya, bayi.. dapat membiasakan diri untuk tidak terjaga dengan

Menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul: “ PENGARUH MANAJEMEN KELAS TERHADAP MUTU PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMP NEGERI 2 KALIBAGOR KELAS VIII C

increase learners' success. This paper hence aims to review whether video project could be supportive to facilitate the teaching of linguistic and non-linguistic skills, to