• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEK VARIASI PERSENTASE ATOM PEN-DOPING GALIUM-BORON TERHADAP MORFOLOGI NANOROD ZnO. Saddiah*, Iwantono, Akrajas Ali Umar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EFEK VARIASI PERSENTASE ATOM PEN-DOPING GALIUM-BORON TERHADAP MORFOLOGI NANOROD ZnO. Saddiah*, Iwantono, Akrajas Ali Umar"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1 EFEK VARIASI PERSENTASE ATOM PEN-DOPING GALIUM-BORON

TERHADAP MORFOLOGI NANOROD ZnO Saddiah*, Iwantono, Akrajas Ali Umar

Jurusan Fisika

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Riau Kampus Bina widya Pekanbaru, 28293, Indonesia

*Sadiyahaniyunus@rocketmail.com

ABSTRACT

ZnO nanorods growth has been performed by using hydrothermal method at a temperature of 90°C for 8 hours on the surface of Fluorine Tin Oxide (FTO). The effect of Gallium (Ga) atom varied by 1%; 1.5%; 2%; 3% with boron (B) atom 1% on the growth of ZnO nanorods was investigated. The samples were characterized by using Field Emission Scanning Microscope (FESEM) to analyze the morphology of the Ga-B growth doped ZnO nanorods. FESEM images showed that the Ga-B doped ZnO nanorod grown on the surface of the FTO has hexagonal face shape and diameter varied in the range 87-400 nm. The addition of Ga atoms resulted ZnO nanorods diameter size became uniform. The cross sectional FESEM of the sampel showed that the increasing of Ga atom, then ZnO nanorods were formed shorter and coresponding to have skew.

Keywords : ZnO nanorod, co-doping, FESEM, hydrothermal ABSTRAK

Telah dilakukan penumbuhan nanorod ZnO menggunakan metode hidrotermal pada suhu 90oC selama 8 jam di atas permukaan Flourine Tin Oxide (FTO). Pada penelitian ini dianalisa bagaimana efek dari variasi persentase atom pen-doping galium 1%; 1,5%; 2%; 3% dengan

atom pen-doping boron 1% terhadap penumbuhan nanorod ZnO. Sampel dianalisa

menggunakan metode Field Emission Scanning Microscope (FESEM) untuk melihat

morfologi dari nanorod ZnO yang di-doping galium-boron yang telah ditumbuhkan. Foto

FESEM memperlihatkan bahwa nanorod ZnO yang di-doping atom galium-boron tumbuh di

atas permukaan FTO dengan penampang berbentuk heksagonal, ukuran diameter yang dihasilkan cukup bervariasi berada pada rentang 87-400 nm. Penambahan pen-doping atom galium menyebabkan diameter nanorod ZnO menjadi tidak seragam. Foto FESEM cross

section menunjukkan bahwa dengan meningkatnya jumlah atom pen-doping gallium, maka

nanorod ZnO yang terbentuk semakin pendek dan pertumbuhan nanorod ZnO cenderung condong.

(2)

2 PENDAHULUAN

Zinc Oxide (ZnO) merupakan suatu material yang sangat berpotensi untuk diaplikasikan sebagai elektroda transparan dalam teknologi sel surya, piranti elektroluminescence dan piranti untuk pemancar ultraviolet (Abdullah et

al, 2012). Nanorod ZnO dapat

ditumbuhkan di atas substrat Fluorine Tin

Oxide (FTO) menggunakan metode

hidrotermal. Berbagai upaya telah

dilakukan untuk meningkatkan sifat fisis dari ZnO. Salah satunya adalah dengan melakukan pen-doping-an menggunakan atom logam. Unsur logam yang bisa

digunakan sebagai atom pen-doping

adalah galium dan boron. Pen-doping-an

atom logam terhadap penumbuhan

nanorod ZnO diharapkan dapat

menghasilkan nanorod ZnO dengan ukuran yang seragam, densitas yang tinggi dan tumbuh vertikal sehingga dapat meningkatkan sifat optik dan listrik (Soaram, 2014).

LANDASAN TEORI

1. Semikonduktor Seng Oksida Material Seng Oksida (ZnO) merupakan senyawa kimia organik berupa serbuk putih yang hampir tidak larut dalam air namun dapat larut dalam keadaan asam dan basa. Pada tabel periodik unsur, Zn berada pada golongan IIB dan O pada golongan VIA yang memiliki lebar celah pita energi sebesar 3,37 eV (Ginting, 2014), sehingga ZnO bersifat transparan di daerah cahaya tampak pada spektrum elektromagnetik (Dixit, 2012). ZnO merupakan semikonduktor tipe-n baik

dalam keadaan murni maupun setelah diberi pen-doping. Semikonduktor ZnO memiliki sifat-sifat yang menguntungkan, seperti transparansi yang baik, mobilitas elektron tinggi, celah pita energi yang lebar dan luminisensi pada suhu kamar yang kuat. Sifat-sifat tersebut digunakan dalam berbagai aplikasi, seperti elektroda transparan pada sel surya, perangkat penghemat energi dan aplikasi-aplikasi dibidang elektronik sebagai film tipis pada transistor dan light emiting diode (Witjaksono, 2011).

2. Nanorod ZnO

Salah satu struktur nano yang menjadi fokus dan pusat perhatian para peneliti saat ini adalah nanorod ZnO. Nanorod ZnO dapat diaplikasikan sebagai elektroda transparan dalam perangkat optoelektronik. Oleh sebab itu pada penelitian ini dilakukan penumbuhan nanorod ZnO di atas permukaan FTO dan memberikan sejumlah atom logam sebagai

pen-doping.

3. Metode Sintesis Nanorod ZnO Hidrotermal berasal dari bahasa Yunani asli, yaitu hydros yang berarti air dan termos yang berarti panas. Byrappa

dan Adschiri (2007) menjelaskan

hidrotermal merupakan suatu reaksi kimia yang heterogen akibat adanya bahan pelarut yang menggunakan temperatur dan tekanan yang sangat tinggi dalam sistem tertutup. Proses terjadi dalam wadah

tertutup bertujuan untuk mencegah

hilangnya pelarut walaupun dipanaskan di atas titik didihnya. Metode hidrotermal memiliki banyak keuntungan seperti persiapannya yang sederhana, penggunaan

(3)

3 suhu reaksi yang relatif rendah, dispersi

yang seragam untuk doping atom logam, serta kontrol stoikiometri dan memberikan kehomogenan secara kimia yang baik (Feng et al, 2012; Gupta et al, 2012). Metode hidrotermal memiliki beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan proses konvesional lainnya, yaitu mampu

menghasilkan produk kristal yang

homogen dan dapat dicapai pada

temperatur rendah dengan derajat

kristalinitas tinggi, dapat mengurangi penggumpalan di antara partikel-partikel, mampu menghasilkan distribusi ukuran partikel yang relatif seragam, morfologi partikel yang terkontrol, dan kemurnian produk tinggi (Witjaksono, 2011).

Metode hidrotermal banyak

diselidiki oleh para peneliti untuk

menghasilkan nanarod ZnO yang

optimum. Mensintesa nanostruktur

dengan tingkat keteraturan yang tinggi dapat menghasilkan pola yang lebih seragam dan ukuran yang seragam pula. Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Iwantono dkk (2014a dan 2014b)

pada penumbuhan nanorod ZnO

menggunakan metode hidrotermal, sampel terbaik dihasilkan oleh konsentrasi larutan penumbuh 0,1 M dan suhu penumbuhan 90oC selama 8 jam.

4. Sintesis Nanorod ZnO yang

Di-doping Atom Logam

ZnO merupakan semikonduktor yang memiliki banyak keunggulan, salah satunya yaitu memiliki sifat elektronik yang dapat dikontrol melalui penambahan atom logam. Penambahan atom logam ini disebut dengan pengotor atau yang lebih dikenal dengan doping. Doping logam

pada ZnO adalah penambahan atom logam

dengan sengaja ke dalam larutan

penumbuh dengan takaran maksimal 10% dari jumlah larutan penumbuh itu sendiri.

Pemberian doping bertujuan untuk

meningkatkan sifat optik dan listrik dari ZnO. Selain itu, pemberian doping juga dapat memodifikasi morfologi dari suatu nanomaterial ZnO yang diharapkan dapat

menghasilkan sifat yang dapat

dikontrol/sifat baru.

Doping juga dapat dilakukan

dengan menambahkan 2 macam atom

logam sekaligus seperti pada ZnO yang

di-doping atom galium dan boron. Istilah ini

dikenal dengan sebutan co-doping.

Galium adalah zat padat yang mudah melebur pada suhu rendah namun sulit mencair di atas suhu kamar. Penelitian ini menggunakan gallium (III) nitrate hydrate

yang memiliki rumus kimia

Ga(NO3)3.xH2O. Galium nitrat terdiri dari garam galium dan asam nitrat yang mempunyai massa atom 255,74 gram/mol dan titik lebur 110oC yang mudah larut dalam air. Selain itu galium juga memiliki sifat optik dan listrik yang cukup baik karena reaktivitas oksigen yang rendah serta memiliki kesamaan antara jari-jari atom Ga3+ sebesar 0.062 nm dan Zn2+ sebesar 0,083 nm (Rao et al, 2012).

Trymethil Borate adalah bahan

kimia dengan rumus C3H9BO3 memiliki massa atom relatif 103,91 gram/mol dan titik didih 68,7oC. Boron merupakan konduktor listrik yang baik pada suhu yang tinggi. Dalam sistem periodik unsur boron terdapat pada golongan III A. Boron termasuk unsur semilogam. Penggunaan boron dipertimbangkan sebagai bahan pengotor bertujuan untuk mendapatkan

transparansi optimum pada cahaya

(4)

4 tinggi. Pen-doping-an galium dan boron

yang termasuk unsur logam ini diharapkan dapat menghasilkan struktur morfologi yang seragam dan sifat fisis yang lebih baik, sehingga dapat diaplikasikan dalam berbagai bidang terutama dye sensitizer

solar cells (DSSC).

5. Karakterisasi Nanorod ZnO Karakterisasi nanorod ZnO yang

di-doping galium-boron menggunakan

FESEM merupakan karakterisasi dengan mikroskop yang bekerja menggunakan elektron sebagai sumber pencitraan dan

medan magnetik sebagai lensanya.

Karakterisasi FESEM ini berguna untuk menganalisa permukaan dari struktur, tekstur (topografi) dan menganalisa bentuk dan ukuran (morfologi) serta menganalisa komposisi dari substrat.

METODOLOGI PENELITIAN

Metode penumbuhan nanorod ZnO menggunakan metode hidrotermal terdiri dari dua tahap yaitu proses pembenihan

dan proses penumbuhan. Proses

pembenihan nanorod ZnO diawali dengan pembuatan larutan pembenih yaitu dengan melarutkan Zink asetat dihidrat dengan konsentrasi 0,01M (Ridha et al, 2013) ke dalam 10 mL ethanol. Selanjutnya

pembenihan dilakukan dengan

pendeposisian larutan pembenih ke atas

permukaan FTO. sedangkan proses

penumbuhan diawali dengan pembuatan

larutan penumbuh yaitu dengan

mencampurkan Zinc Nitrate Hexahydrate

0,1 M, HMT 0.1 M (Iwantono dkk, 2014b ; Soaram et al, 2014) dan 20 mL DI Water.

Setelah semua larutan tercampur merata, maka larutan penumbuh 20 mL dibagi menjadi 10 mL pada masing-masing botol. Selanjutnya diteruskan dengan proses

pen-doping-an, yang diawali dengan

menyiapkan masing-masing larutan

galium dan boron. Larutan boron dibuat dengan mencampurkan 0,1 mL boron dengan 9,9 mL DI Water, dan larutan galium dibuat dengan mencampurkan 0,256 gram galium dengan 10 mL DI

Water. Kemudian larutan boron di

masukan ke dalam masing-masing botol sebanyak 1% (Pawar et al, 2005) dari larutan penumbuh, dilanjutkan dengan larutan galium dengan variasi persentrase 1%; 1,5%; 2% dan 3% dari larutan

penumbuh. Setelah semua larutan

tercampur merata lalu substrat yang sudah dibenihkan di masukan ke dalam larutan penumbuh dengan posisi FTO membentuk sudut <90º terhadap dinding botol. Kemudian substrat di masukan ke dalam oven selama 8 jam pada suhu 90℃. Proses selanjutnya sampel di-annealing dalam

furnace dengan suhu 250℃ selama 30

(5)

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

Foto FESEM dari empat sampel yang berbeda memperlihatkan pada substrat FTO telah tumbuh nanorod ZnO. Nanorod ZnO yang terbentuk memiliki diameter yang bervariasi, yaitu pada rentang 87-400 nm. Penambahan jumlah persentase atom galium menyebabkan struktur ZnO yang terbentuk menjadi tidak seragam. Foto cross section pada Gambar

(2) menunjukkan bahwa dengan

meningkatnya jumlah atom pen-doping galium, artinya perbandingan atom

pen-doping galium dan boron semakin besar

maka nanorod ZnO yang tumbuh

didominasi dengan struktur heksagonal yang pendek. Pendeknya nanorod ZnO yang dihasilkan disebabkan oleh ion Ga3+

trivalen yang mengakibatkan menurunnya ion Zn2+ untuk mengimbangi perbedaan muatan dari atom pen-doping galium, sehingga dapat menekan atau menahan pertumbuhan dari nanorod ZnO. Semakin banyak persen galium maka semakin besar perbedaan muatan yang akan diimbangi oleh ion Zn2+.

Berdasarkan Gambar (1) dan (2)

dapat dijelaskan bahwa dengan

penambahan pen-doping atom galium

sebesar 1,5% nanorod ZnO memiliki ketebalan yang lebih besar daripada nanorod ZnO dari sampel persentase

lainnya. Namun bentuk penampang

heksagonal yang dihasilkan menjadi tidak sempurna. Hal ini disebabkan oleh Gambar 1. Foto FESEM nanorod ZnO dengan variasi persentase pen-doping

(6)

6 penyisipan atom pen-doping galium-boron

ke dalam struktur kisi nanorod ZnO

sehingga mampu merusak struktur

nanorod dan mempengaruhi sifat

kristalinitas nanorod ZnO (Soaram et al, 2014). Sampel dengan variasi persentase atom pen-doping galium sebesar 1%, 2% dan 3% menghasilkan morfologi yang berbentuk struktur heksagonal sempurna, dengan ketebalan yang lebih pendek. Sedangkan sampel dengan persentase

galium sebesar 1,5% menghasilkan

nanorod yang lebih tinggi yaitu 1,632 µm. Namun nanorod ZnO dengan bentuk penampang heksagonal yang tumbuh

menjadi tidak sempurna. Hal ini

disebabkan oleh penyisipan atom

pen-doping galium-boron ke dalam struktur

kisi nanorod ZnO mampu merusak struktur nanorod dan mempengaruhi sifat kristalinitas nanorod ZnO (Soaram et al, 2014).

KESIMPULAN

Berdasarkan foto FESEM dapat disimpukan bahwa nanorod ZnO yang

di-doping atom galium-boron tumbuh

dengan struktur heksagonal menghasilkan diameter yang bervariasi yaitu antara 87-

400 nm. Penambahan atom galium sebesar 1,5% menyebabkan nanorod ZnO menjadi rusak hal ini disebabkan masuknya atom

pen-doping kekisi nanorod ZnO. Foto

cross section yang menunjukan bahwa

nanorod ZnO yang tumbuh pada variasi atom galium 1,5% lebih tinggi daripada Gambar 2. Tampilan cross-sectional FESEM nanorod ZnO dengan variasi

(7)

7 nanorod ZnO dengan variasi lainnya yaitu

1,632 µm. Tinggi nanorod ZnO pada variasi galium sebesar 1%; 2%; 3% berturut-turut yaitu 1,231 µm; 1,083 µm; 949,4 nm.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M. 2012. Pengantar

Nanotekologi. Institut Teknologi Bandung. Bandung.

Byrappa, K. and Adschiri, T. 2007.

Hydrothermal Technology for

Nanotechnology. Progress in

Crystal Growth and

Characterization of Materials.

53:117-166.

Dixit, H. 2012. Firs-principles electronic

structure calculation of

transparent conducting oxide

materials. Thesis. Departement

Fysica Faculteit Watenschappen Universiteit Antwerpen Belgium. Feng H., M. H. Zhang, and L. E. Yu.

2012. Hydrothermal Synthesis and Photocatalytic Performance of Metal-Ions Doped TiO2. App. Cat. A : General 413-414 : 238-244. Ginting, R. T., 2014. Peningkatan Prestasi

Sel Suria Organik Jenis Songsang dengan Pendopan Mg dan Ga ke dalam Tata susunan Nanorod ZnO, Tesis, Fakulti Sains dan Teknologi Universiti kebangsaan Malaysia, Bangi.

Gupta S. M., and M. Tripathi. 2012. A Review on the Synthesis of TiO2

Nanoparticles by Solution Route. Cent. European J. Chem. 10(2) : 279-294.

Iwantono, Anggelina, F., Taer, E., dan Taslim, R. 2014a. Sel Surya

Fotoelektrokimia dengan

Nanopartikel ZnO Sebagai

material Aktif Elektroda Kerja dan Nanopartikel Platinum Sebagai

Elektroda Lawan. Semirata,

Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Institut

Pertanian Bogor : 518-524.

Iwantono, Oktorina, E., Taer, E., dan Taslim, R. 2014b. Karakterisasi dan Penumbuhan Nanopartikel

Zink-Oxida (ZnO) Di Atas

Substrat Padat dengan Metode Hidrotermal. Semirata, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor : 510-517.

Pawar, B. N., Jadkar, S. R., Takwale, M.

G. 2005. Deposition and

characterization of transparent and conductive sprayed ZnO : B thin films. Journal of Physics and Chemistry of Solids 66 : 1779– 178.

Rao, T. P., Kumar, M. C. S., Hussain, N. J. 2012. Effects of thickness and

atmospheric annealing on

structural, electrical and optical properties of GZO thin films by spray pyrolysis. Journal of Alloys

and Compounds 541 (2012) 495–

(8)

8 Ridha N. J., Mohammad, H. H. J., Umar.

A. A., and Alosfur. F. 2013. Defects-controlled ZnO Nanorods with High Aspect Ratio for Ethanol Detection. Int. J. Electrochem. Sci., 8 ; 4583–4594.

Soaram, K., Hyunggil, P., Giwoong, N., Hyunsik, Y., Byunggu, K., Iksoo, J., Younggyu, K., Ikhyun, K., Youngbin, P., Daeho, K., and Jae-Young, L. 2014. Hydrothermally

Grown Boron-Doped ZnO

Nanorods for Various

Applications: Structural, Optical, and Electrical Properties. 10 (1) : 81-87.

Witjaksono, A. 2011. Karakterisasi

Nanokristalin ZnO Hasil

Presipitasi dengan Perlakuan

Pengeringan, Anil dan Pasca Hidrotermal, Tesis Metalurgi dan

Material Fakultas Teknik,

Referensi

Dokumen terkait

1) Penyedia telah mengajukan tagihan disertai laporan kemajuan hasil pekerjaan; 2) pembayaran dilakukan dengan system bulanan, sistem termin atau pembayaran secara

Berdasarkan hasil pengawasan, sampling dan pengujian laboratorium sejak Juni 2008 hingga Mei 2009, Badan POM telah memerintahkan untuk menarik dari peredaran produk obat

Komposit yang terdiri dari lapisan serat dan matriks, yaitu lapisan yang diperkuat oleh resin sabagai contoh plywood, laminate glass yang sering digunakan

Mayoritas responden tidak berolahraga secara teratur sebanyak 33 orang (82,5%), mayoritas responden memiliki riwayat keluarga dismenorea yaitu sebanyak 38 orang (95,0%),

di suatu sekolah dasar, ada seorang guru yang selalu tulus mengajar dan selalu berusaha dengan sungguh-sungguh membuat suasana kelas yang baik untuk murid-muridnya.. Ketika

Dari hasil pengujian hipotesis tersebut dapat disimpulkan bahawa ada perbedaan yang signifikan bagi guru yang sudah sertifikasi dan guru yang belum mengikuti

Apabila sasaran pengembangan agribisnis komoditas ternak unggas ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pangan protein hewani pada 10 tahun mendatang, setara dengan 1.250 miliar ekor

Terdapat kecenderungan penurunan kadar protein dengan semakin bertambahnya proporsi keluwih yang ditambahkan pada abon modifikasi (berkisar antara 18,01% sampai