4.1.
Umum
Dalam bab ini akan didesain beberapa elemen struktur yang mewakili elemen yang se-tipe.
Desain elemen-elemen ini didasarkan kepada gaya-gaya dalam maksimum yang terjadi
pada link dan elemen lainnya diantara keempat sisi bangunan akibat kombinasi gaya
gempa (1.2D +
γL+ΩE). Sisi bangunan yang direncanakan mewakili perencanaan untuk
ketiga sisi lainnya.
4.1.1.
Perencanaan Link
Perencanaaan link harus memenuhi persayaratan sebagai berikut:
a.
Untuk mencegah tekuk lokal yang dapat menyebabkan penurunan kekuatan link, maka
perbandingan lebar terhadap tebal harus sesuai dengan Tabel 2.5.
b.
Link direncanakan dengan menggunakan bahan baja yang tegangan lelehnya tidak
melebihi 350 MPa. Hal ini agar link dapat bersifat daktail dan dapat menyerap energi
banyak akibat beban gempa yang terjadi.
c.
Pelat badan dari link harus berupa pelat tunggal tanpa pelat pengganda dan tanpa
penetrasi.
d.
ΦV
n≥ V
u, dengan
V
n= min
2
,
p p pM
V
V
Φ = 0,9
V
p= 0,6f
y(d-2t
f) t
we adalah panjang link.
e.
Pada pertemuan dengan batang bresing, pada link harus dipasang pengaku setinggi
badan link dan berada di kedua sisi pelat badan link. Pengaku tersebut harus
mempunyai lebar total tidak kurang dari (b
f– 2t
w) dan ketebalan tidak kurang dari
nilai terbesar dari 0,75 t
watau 10 mm, dengan b
fdan t
wadalah lebar pelat sayap dan
tebal pelat badan link.
f.
Pengaku badan antara harus direncanakan pada link dengan ketentuan sebagai berikut:
Link dengan panjang
≤
1,6M
p/V
pharus direncanakan memiliki pengaku antara
dengan spasi tidak melebihi harga-harga berikut: (30t
w−
d / 5) untuk Sudut Rotasi
Link 0,08 radian, atau (52t
w−
d / 5) untuk Sudut Rotasi Link
≤
0,02 radian.
Interpolasi linier digunakan untuk Sudut Rotasi Link diantara 0,08 radian dan 0,02
radian.
Link dengan panjang di antara 2,6M
p/V
pdan 5M
p/V
pharus direncanakan
memiliki pengaku antara berspasi 1,5b
fdarisetiap ujung Link.
Link dengan panjang di antara 1,6M
p/V
pdan 2,6M
p/V
pharus direncanakan
memiliki pengaku antara yang memenuhi ketentuan butir 1 dan butir 2 di atas.
Link dengan panjang lebih besar dari 5M
p/V
ptidak memerlukan pengaku antara.
Pengaku antara pada Link harus direncanakan setinggi pelat badan. Pengaku Link
dengan tinggi profil lebih kecil dari 600 mm hanya diperlukan pada salah satu sisi
pelat badan Link. Ketebalan pengaku satu sisi tersebut tidak boleh lebih kecil dari
harga terbesar di antara t
watau 10 mm, dan lebarnya tidak boleh lebih kecil dari
(b
f/ 2
−
t
w). Untuk Link dengan tinggi profil lebih besar daripada 600 mm, pengaku
antara harus direncanakan pada kedua sisi dari pelat badan Link.
4.1.2.
Perencanaan Bresing
Bresing merupakan elemen yang direncanakan tidak mengalami leleh pada saat gempa
besar terjadi sehingga bresing harus direncanakan lebih kuat dari pada link. Kuat rencana
bresing ditentukan dari perbandingan gaya-gaya dalam link dan bresing dikali 1,25 kali
kuat geser nominal dari link, yaitu sebesar:
V
Link= 1,25R
yV
nV
nadalah kuat geser rencana link.
4.1.3.
Perencanaan Balok
Sama halnya dengan bresing, balok juga merupakan elemen yang direncanakan tidak boleh
leleh. Untuk menjamin hal tersebut maka kuat rencana balok ditentukan dari perbandingan
gaya-gaya dalam link dan balok dikali 1,1 kali kuat geser nominal dari link, yaitu sebesar:
V
Link= 1,1R
yV
n4.1.4.
Perencanaan Kolom
Kolom juga merupakan elemen yang tidak boleh leleh pada saat terjadinya gempa besar.
Kuat rencana kolom ditentukan dari perbandingan gaya-gaya dalam link dan kolom dikali
1,1 kali kuat geser nominal dari link, yaitu sebesar:
V
Link= 1,1R
yV
nV
nadalah kuat geser rencana link.
4.2.
Perencanaan Sistem Rangka Bresing Eksentrik
Perencanaan dilakukan pada bagian bangunan yang memikul beban terbesar dari ke 4 sisi
bangunan. Oleh karena itu, perencanaan pada ketiga sisi yang lainnya mengikuti sisi yang
kita disain tersebut. Dalam bab ini contoh perhitungan perencanaan elemen-elemen
struktur hanya dibahas untuk link geser pada lantai 1 saja sedangkan untuk link lentur
hanya akan ditampilkan perhitungan dalam bentuk tabel pada lampiran.
4.2.1.
Link
Link yang didesain adalah link yang paling besar menerima beban yang ada. Berikut ini
gaya-gaya dalam pada link untuk tampak 1 struktur.
Tabel 4. 1 Gaya-gaya dalam Maksimum Pada Link Geser Tampak 1 Bangunan
Lantai
P (kN) V (kN) M (kNm)
10
0
30.08
9.603
9
0
85.78
23.692
8
0
112
28.563
7
0
159.2
39.578
6
0
181.7
45.255
5
0
219.3
53.293
4
0
247.4
59.851
3
0
271.5
67.684
2
0
299.9
74.313
1
0
298.9
76.912
Perencanaan Link Geser B3 Lantai 1
Gambar 4. 1 Link Geser B3 Lantai 1
1)
Data profil :
h 350 mm Iy 9840000 mm4 b 175 mmr
x 147 mm tw 7 mmr
y 39.5 mm tf 11 mm Sx 775000 mm3 Ag 6314 mm2 Sy 112000 mm3 Ix 1.36E+08 mm42)
Gaya-gaya dalam yang bekerja:
Gaya-gaya dalam maksimum pada kolom ini diperoleh dari hitungan ETABS dengan
kombinasi 1.2D + 0.5L + E, yaitu:
Mu
= 76.91 kNm
Vu
= 298.9 kN
Nu
= 0
3)
Cek kelangsingan penampang
Flens
175
7.95
2
2 11
f fb
t
λ
=
=
=
×
135
135
8.54
250
p yf
λ
=
=
=
λ
f< λ
pKompak
350.175.7.11 350.175.7.11 350.175.7.11 25 0.2 50 .9.1 4 250 .25 0 .9 .14 4 0 0 .4 0 0 .1 3 .2 1 4 0 0 .4 0 0 .1 3 .2 1LINK
Web
350 (2 11)
46.86
7
w wh
t
λ
=
=
− ×
=
0
0
0.85*6314*250
u u y g yN
N
Cek
N
A f
φ
=
φ
=
=
Maka
1365
1 1.54
1365
[
1 1.54 *0
]
86.33
250
u y yN
p
N
f
λ
φ
=
−
=
−
=
λ
w< λ
pKompak.
Sehingga penampang tidak mengalami tekuk lokal (Kompak).
4)
Kapasitas Penampang
Kapasitas Lentur
2 f f w f(B x t )(H-t ) + t ( ½ H - t )
xZ
=
2 3(175 x 11)(350-11) +7( ½ 350 - 11)
840847
xZ
=
=
mm
.
840847*250
210.21
n p x yM
=
M
=
Z f
=
=
kNm
0.9*210.21
189.19
nM
kNm
kNm
φ
=
=
76.91
!
n uM
M
kNm
OK
φ
≥
=
→
76.91
Strength ratio=
0.41
189.19
u nM
kNm
M
kNm
φ
=
=
Kapasitas Geser
0.6
y(
2 ) = 0.6* 250(350 2*11)7
f w344.4
Vp
=
f h
−
t t
−
=
kN
1.6
1.6*210.21
Untuk link geser <
0.98 m
344.4
p p
M
V
=
=
Diambil panjang link
= =
e
0.4
m
2
2* 210.21
1051.06
0.4
pM
kN
e
=
=
[
]
2
min
,
pmin 344.4,1051.06
344.4
n pM
V
V
kN
e
=
=
=
0.9*344.4
309.96
nV
kN
kN
φ
=
=
298.9
!
n uV
V
kN
OK
φ
≥ =
→
298.9
Strength ratio=
0.96
309.96
u nV
kN
V
kN
φ
=
=
5)
Pengaku Link
Pengaku di titik pertemuan dengan batang bresing.
Tinggi pengaku:
h = 350-2*t
f= 350-2*11 = 328 mm pada kedua sisi
Lebar pengaku:
1 2 f2
w175 2*7 161 mm
b
+ ≥ −
b
b
t
=
−
=
gunakan b
1+ b
2= 168 mm
Tebal pengaku:
[
]
[
]
max 0.75 ,10
wmax 0.75*7
5.25
,10
10
t
=
t
mm
=
=
mm
mm
=
mm
Pengaku antara.
Spasi pengaku:
Untuk link dengan panjang
1.6
pp
M
V
Spasi pengaku
≤
(30t
w– h/5) = (30*7 – 350/5) = 140 mm
Gunakan = 100 mm, sehingga jumlah yang digunakan 4 buah
Tinggi pengaku:
h = 350-2*t
f= 350-2*11 = 328 mm
Untuk profil dengan h< 600 mm
Digunakan untuk satu sisi saja
Lebar pengaku:
1175
7
80.5
2
2
f wb
b
≥
− =
t
− =
mm
Gunakan lebar b
1=164 mm
Tebal pengaku (satu sisi):
[
]
[
]
max
w,10
max 7
,10
10
4.2.2.
Bresing
Bresing yang didesain pada struktur ini adalah bresing yang memikul gaya kombinasi
axial-lentur terbesar. Gaya axial yang menentukan adalah axial tekan karena faktor tekuk
lebih menentukan kuat tekan batang. Desain ini juga berlaku untuk seluruh bresing dalam
satu lantai.
Perencanaan Bresing LG D2 Lantai 1
Gambar 4. 2 Bresing LG D2 Lantai 1
1)
Data profil :
h 250 mm Iy 36500000 mm4 b 250 mmr
x 108 mm tw 9 mmr
y 62.9 mm tf 14 mm Sx 867000 mm3 Ag 9218 mm2 Sy 292000 mm3 Ix 108000000 mm42)
Gaya-gaya dalam yang bekerja:
Gaya-gaya dalam maksimum pada kolom ini diperoleh dari hitungan ETABS dengan
kombinasi 1.2D + 0.5L +
Ω
E, yaitu:
350.175.7.11 350.175.7.11 350.175.7.11 25 0.2 50 .9.1 4 250 .25 0 .9 .14 4 0 0 .4 0 0 .1 3 .2 1 4 0 0 .4 0 0 .1 3 .2 1Bresing
Gravity Gravity (m) 1.2D+1.6L 1.2D+0.5L Ω Ex 1.2D+0.5L+ΩEx 1.2D+1.6L 1.2D+0.5L Ex 1.2D+0.5L+ΩEx 0.00 -59.56 -41.84 -387.94 -879.98 -3.04 -2.39 16.72 33.73 2.44 -57.91 -40.19 -387.94 -878.33 1.32 1.05 -2.76 -4.90 4.88 -56.25 -38.53 -387.94 -876.67 2.84 1.66 -22.23 -46.36 59.56 879.98 3.04 46.36 879.98 46.36 2.16 Loc V (kN) M (kNm) Earthquake Earthquake
Nilai overstrength factor atau kuat cadang struktur (
Ω
) untuk bresing lantai 1 ditentukan
oleh link lantai 1 yaitu:
344.4
1.25
1.25*1.5
2.16
298.9
n y link u linkV
R
V
Ω =
=
=
maka:
Mu
= 46.36 kNm
Nu
= 879.98 kN
3)
Cek kelangsingan penampang
Flens
250
8.93
2
2 14
f fb
t
λ
=
=
=
×
170
170
10.75
250
yp
f
λ
=
=
=
λ
f<
λ
pkompak
Web
250 (2 14)
24.67
9
w wh
t
λ
=
=
− ×
=
879.98
0.45
0.125
0.85*9218*250
u u y g yN
N
Cek
N
A f
φ
=
φ
=
=
>
Maka
max
500
2.33
,
665
max
500
[
2.33 0.45 ,
]
665
60.26
250
250
u p y y yN
N
f
f
λ
φ
=
−
=
−
=
λ
w<
λ
pkompak
4)
Analisis komponen tekan
Dalam SNI 03-1729-2002, untuk struktur segitiga diambil panjang tekuk tidak kurang dari
1 kecuali dapat dibuktikan dengan analisis yang lebih teliti. Untuk desain bresing diambil
nilai faktor tekuk sebagai berikut:
k
cx= k
cy= 1
Analisis Tekuk bresing
L= 4882.62 mm f
y= 250 MPa E =200000 MPa
Arah X bangunan:
Arah Y bangunan:
Lk
x= 4882.62 x 1
Lk
y= 4882.62 x 1
= 4882.62 mm
= 4882.62 mm
4882.62
45.21
200
108
x x xLk
i
λ
=
=
=
<
OK!
4882.62
77.62
200
62.9
y y yLk
i
λ
=
=
=
<
OK!
1
1
250
45.21
200000
y cx xf
E
λ
λ
π
π
=
= ×
×
1
1
77.62
250
200000
y cy yf
E
λ
λ
π
π
=
= ×
×
= 0.51
= 0.87
0,25 <
λ
cx< 1,2
0,25 <
λ
cy< 1,2
1, 43
1, 6 (0, 67
)
x cxω
λ
=
−
1, 43
1, 6 (0, 67
)
y cyω
λ
=
−
1, 43
1,14
1, 6 (0, 67 0, 51)
=
=
−
×
1, 43
1.41
1, 6 (0, 67 0.87)
=
=
−
×
250
9218
1,14
y nx g xf
N
A
ω
=
×
=
×
9218
250
1, 41
y ny g yf
N
A
ω
=
×
=
×
= 2029.11 kNm
= 1635.22 kNm
∴
N
n= min ( N
nx; N
ny) = 1635.22 kNm
0.85*
0.85*1635.22 1389.94
n nN
N
φ
=
=
=
> Nu = 879.98 kNm
OK!
879.98
Strength ratio =
0.63
1389.94
u nN
kN
N
kN
φ
=
=
5)
Analisis Tahanan Lentur Nominal bresing
Pengaruh tekuk torsi - lateral:
L
b= 4882.62 mm
200000
1.76 *
*
1.76 * 62.9 *
3131.18
250
p y yE
L
r
f
=
=
=
mm
f
L= f
y– f
r= 250 – 0.3*250 = 175 MPa
200000
76923.08
2(1
)
2(1 0.3)
E
G
MPa
v
=
=
=
+
+
3 3 41
(2 250 14
(250 (2 12)) 9 )
511279.33
3
J
= × ×
×
+
− ×
×
=
mm
12
xEGJA
X
S
π
=
1200000*76923.08*511279.33*9218
21817.58
867000
2
X
=
π
=
MPa
(
)
2 2 7250 14
11 43.6 10
5.08 10
4
4
f f w yh
I
≈
I
−=
x
−
=
x
mm
2 24
x w yS
I
X
GJ
I
=
×
2 11 5 2 7867000
5.08 10
4
2.71 10
76923.08*511279.33
3.6 10
x
X
x
x
−
=
×
=
2 1 21
1
r y L LX
L
r
X f
f
=
+
+
5 221817.58
62.9
1
1 2.71 10 *175
12027.41
175
r LL
=
+
+
x
−=
mm
L
p(3131.18 mm) < L
b(4882.62 mm) < L
r(12027.41 mm)
→
tekuk torsi-lateral inelastik
(bentang menengah).
Faktor pengali momen C
b:
12.5
2.3
12.5
3
4
3
Max b Max A B CM
C
M
M
M
M
=
≤
+
+
+
Dari analisis program ETABS, didapat:
M
Max= -7.94 kNm
M
A= 2.17 kNm
M
B= -1.2 kNm
M
C= -4.59 kNm
sehingga:
12.5* ( 7.94)
2.3
12.5 ( 7.94) 3* 2.17
4( 1.2) 3( 4.59)
bC
=
−
≤
−
+
+ −
+ −
2.3
bC
=
Z
x= (b x t
f)(h-t
f) + t
w( ½ h - t
f)
2= (250 x 14)(200 - 14) + 9(125 - 14)
2= 936889 mm
3M
p= f
y* Z
x= 250 * 936889 = 234.22 kNm
M
r= S
x(f
y– f
r) = 867000 (250-0.3*250) = 151.72 kNm
(
)
b p n b p p r p r pL
L
M
C
M
M
M
M
L
L
−
=
−
−
≤
−
(
)
4882.62 3131.18
2.3 234.22
234.22 151.72
12027.41 3131.18
n pM
=
−
−
−
≤
M
−
234.22
nM
=
kNm
0.9*234.22
210.8
nM
kNm
kNm
φ
=
=
46.36
!
n uM
M
kNm
OK
φ
≥
=
→
46.36
Strength ratio =
0.22
210.8
u nM
kNm
M
kNm
φ
=
=
6)
Persamaan interaksi aksial-momen
879.98
0.63
1389.94
u nN
kN
N
kN
φ
=
=
(dominasi aksial)
8
1
9
u u n nN
M
N
M
φ
φ
+
≤
46.36
0, 63
1
0,9 234.22
+
×
≤
0.85
≤
1 OK !!!
(Profil mampu memikul beban kombinasi aksial-lentur)
4.2.3.
Balok
Balok yang didesain dikelompokkan menjadi tiga tipe, yaitu balok dekat link, balok
pinggir, dan balok tengah. Berikut ini adalah contoh perhitungan untuk balok dekat link.
Balok tersebut direncanakan berdasarkan gaya-gaya yang ditimbulkan oleh 1.1 kuat geser
nominal link sebesar R
yV
n.
Perencanaan Balok LG B4 lantai 1
Gambar 4. 3 Balok LG B4 Lantai 1
1)
Data profil :
h 300 mm Iy 5080000 mm4 b 150 mmr
x 124 mm tw 6.5 mmr
y 32.9 mm tf 9 mm Sx 481000 mm3 Ag 4678 mm2 Sy 67700 mm3 Ix 72100000 mm4 350.175.7.11 350.175.7.11 350.175.7.11 25 0.2 50 .9.1 4 250 .25 0 .9 .14 4 0 0 .4 0 0 .1 3 .2 1 4 0 0 .4 0 0 .1 3 .2 1Balok
2)
Gaya-gaya dalam yang bekerja:
Gaya-gaya dalam maksimum pada balok ini diperoleh dari hitungan ETABS dengan
kombinasi 1.2D + 0.5L +
Ω
E, yaitu:
Gravity Gravity (m) 1.2D+1.6L 1.2D+0.5L Ω Ex 1.2D+0.5L+ΩEx 1.2D+1.6L 1.2D+0.5L Ex 1.2D+0.5L+ΩEx 0.20 -44.88 -30.15 -15.57 -59.75 -28.51 -19.34 -37.01 -89.70 0.80 -42.45 -27.72 -15.57 -27.72 -11.04 -7.76 -30.78 -66.28 1.40 -40.02 -25.29 -15.57 -25.29 5.46 2.84 -24.55 -43.84 2.00 -2.73 -4.18 -15.57 -4.18 5.46 2.84 -24.55 -43.84 2.00 0.91 -0.54 -15.57 -0.54 6.00 4.26 -15.21 -24.65 2.40 4.56 3.11 -15.57 3.11 4.36 3.49 -5.87 -7.66 2.80 8.20 6.75 -15.57 6.75 0.54 0.53 3.48 7.15 44.88 59.75 28.51 89.70 59.75 89.70 1.90 Loc V (kN) M (kNm) Earthquake EarthquakeNilai overstrength factor (
Ω
) untuk balok lantai 1 ditentukan oleh link lantai 1 yaitu:
344.4
1.1
1.1*1.5
1.90
298.9
p y link u linkV
R
V
Ω =
=
=
maka:
Mu = 89.70 kNm
Vu
= 59.75 kN
3)
Cek kelangsingan penampang
Flens
150
8.33
2
2 9
f fb
t
λ
=
=
=
×
170
170
10.75
250
p yf
λ
=
=
=
λ
f<
λ
pkompak
Web
300 (2 9)
43.38
6.5
w wh
t
λ
=
=
− ×
=
0
0
0.125
0.85* 4678*250
u u y g yN
N
Cek
N
A f
φ
=
φ
=
= <
Maka
[
]
1680
1680
1 1.54
1 1.54* 0
106.25
250
u p y yN
N
f
λ
φ
=
−
=
−
=
λ
w<
λ
pkompak
Sehingga penampang tidak mengalami tekuk lokal (Kompak).
4)
Kapasitas lentur penampang
karena L
b= 0 mm (asumsi balok ditopang sepanjang bentang dengan adanya shear
connector yang menyatukan pelat lantai dengan balok), maka seluruh penampang dapat
direncanakan leleh tanpa terjadi tekuk lateral (maupun tekuk lokal) sehingga kuat nominal
balok, Mn diambil sama dengan momen plastik penampang Mp dan tidak melebihi 1.5
kali harga momen lelehnya.
Z
x= (b x t
f)(h-t
f) + t
w( ½ h - t
f)
2= (150 x 9)(250 - 9) + 6.5(300/2 - 9)
2= 522076.5 mm
3M
p= f
y* Z
x= 250 * 522076.5 = 130.52 kNm
130.52
n pM
=
M
=
kNm
0.9*130.52
117.47
nM
kNm
kNm
φ
=
=
89.70
!
n uM
M
kNm
OK
φ
≥
=
→
89.70
Strength ratio =
0.76
117.47
u nM
kNm
M
kNm
φ
=
=
5)
Kapasitas geser penampang
1.1
n w ywK E
h
t
≤
f
( )
2(
)
25
5
5
5
5.05
2800
300
2 * 9
nk
a
h
= +
= +
=
−
(
300 2*9
)
5.03 200000
1,1
6.5
250
−
≤
×
43.38
≤
69.92
Plastik sempurna
Maka
V
n= 0,6 f
yw. A
w= 0,6*250* 300*6.5 = 292.5 kN
φ
V
n= 0,9 x 292.5 = 263.25 kN > V
u= 59.75 kN
59.75
Strength ratio =
0.23
263.25
u nV
kNm
V
kNm
φ
=
=
6)
Kombinasi lentur dan geser
Metode kombinasi lentur dan geser ini menganggap bahwa momen lentur, Mu dan gaya
geser, Vu dipikul oleh seluruh penampang secara bersama-sama. Dengan demikian balok
harus direncanakan untuk memikul kombinasi lentur geser dengan memenuhi persamaan
interaksi :
0.625
1.375
u u n nM
V
M
V
φ
+
φ
≤
89.70
59.75
0, 625
1, 375
117.47
+
263.25
≤
0.9 < 1,3575 OK!
maka profil kuat menahan kombinasi lentur dan geser yang terjadi.
4.2.4.
Kolom
Kolom yang didesain dikelompokkan menjadi tiga tipe, yaitu kolom dekat link atau kolom
pinggir, kolom pojok dan kolom tengah. Kolom dekat link mendapatkan beban yang besar
ketika terjadi gempa. Oleh sebab itu kolom ini harus di-overstrength agar tetap kuat ketika
terjadi gempa besar. Berikut ini adalah contoh perhitungan untuk kolom dekat link/ kolom
pinggir.
Berdasarkan SNI Baja Butir 15.13.8, beban terfaktor kolom harus ditentukan berdasarkan
kombinasi (6.2-5) dan (6.2-6), kecuali bahwa momen dan gaya aksial yang diteruskan ke
kolom pada sambungan link atau batang bresing tidak kurang dari gaya-gaya yang
ditimbulkan oleh 1,1 kali kuat nominal Link sebesar 1,1R
yV
n.
Maka, beban terfaktor kolom harus ditentukan dari kombinasi:
(6.2-5)
1,2D +
γ
L ± E, dan
(6.2-5)
0,9D ± E
kecuali M & N yang diteruskan ke kolom > 1,1R
yV
n(link).
2
dengan
V
nmin
V
p;
M
pe
=
.
Selain itu, pada Butir 15.6 disebutkan:
u n
N
bila
0, 4
maka :
N
φ
>
1)
Gaya aksial tekan terfaktor, tanpa adanya pengaruh momen-momen yang bekerja,
ditetapkan berdasarkan kombinasi pembebanan
(15.3-1)
1,2D +
γ
L +
Ω
E
2)
Gaya aksial tarik terfaktor, tanpa adanya pengaruh momen-momen yang bekerja,
ditetapkan berdasarkan kombinasi pembebanan
(15.3-2)
0,9 –
Ω
E
3)
Gaya aksial terfaktor pada butir 15.6.1(1) dan 15.6.1(2), tidak perlu melampaui salah
satu dari kedua nilai berikut ini:
i.
Beban maksimum yang dipindahkan kepada kolom dengan memperhitungkan
1,1R
ykali kuat nominal balok atau bresing pada struktur bangunan yang
merangka pada kolom tersebut.
ii.
Nilai batas yang ditentukan yang ditentukan oleh kapasitas fondasi untuk memikul
Perencanaan Kolom LG C3 Lantai 1
Gambar 4. 4 Kolom LG C3 Lantai 1 Tampak X dan Y Bangunan
Gambar 4. 5 Penempatan Kolom LG C3 Lantai 1 (Tampak Atas)
1)
Data profil :
h 400 mm Iy 2.24E+08 mm4 b 400 mmr
x 175 mm tw 13 mmr
y 101 mm tf 21 mm Sx 3330000 mm3 Ag 21870 mm2 Sy 1120000 mm3 Ix 666000000 mm42)
Gaya-gaya dalam yang bekerja:
Maka gaya-gaya dalam maksimum pada kolom ini diperoleh dari hitungan ETABS sebagai
berikut:
350.175.7.11 350.175.7.11 350.175.7.11 25 0.2 50 .9.1 4 250 .25 0 .9 .14 4 0 0 .4 0 0 .1 3 .2 1 4 0 0 .4 0 0 .1 3 .2 14
0
0
.4
0
0
.1
3
.2
1
300.150.6,5.9
4
0
0
.4
0
0
.1
3
.2
1
Kolom
Gravity
(m) 1.2D+1.6L 1.2D+0.5L
Ω
Ex
1.2D+0.5L+ΩEx
0.00
-1474.41
-1029.48
-1431.12
-2460.60
1.65
-1470.80
-1025.87
-1431.12
-2456.99
3.30
-1467.20
-1022.26
-1431.12
-2453.38
1474.41
2460.60
2460.60
1.00
Loc
P (kN)
Earthquake
Gravity
Gravity
1.2D+1.6L 1.2D+0.5L
Ex
1.2D+0.5L+ΩEx 1.2D+1.6L 1.2D+0.5L
Ex
1.2D+0.5L+ΩEx
10.18
6.85
-53.46
-46.61
7.53
4.50
-6.56
-2.06
-5.70
-3.84
-34.10
-37.94
-2.94
-1.76
-2.85
-4.61
-21.58
-14.52
-14.74
-29.26
-13.41
-8.02
0.86
-7.16
21.58
46.61
13.41
7.16
46.61
13.41
My (kNm)
Earthquake
Mx (kNm)
Earthquake
maka:
Akibat gravitasi:
N
u= 1474,41 kN
M
ux= 21,58 kNm
M
uy= 13.41 kNm
Akibat gempa (1,2D +
γ
L ± E):
N
u= 2460.6 kN
M
ux= 46.61 kNm
M
uy= 7.16 kNm
Earthquake dominated untuk aksial kolom, maka gunakan:
N
u= 2460.6 kN
M
ux= 46.61 kNm
M
uy= 7.16 kNm
3)
Cek kelangsingan penampang
Flens
400
9.52
2
2 21
f fb
t
λ
=
=
=
×
170
170
10.75
250
p yf
λ
=
=
=
λ
f<
λ
pkompak
Web
400 (2 21)
27.54
13
w wh
t
λ
=
=
− ×
=
2460.6
0.6
0.125
0.85*21870*250
u u y g yN
N
Cek
N
A f
φ
=
φ
=
=
>
Maka
[
]
500
665
500
665
max
2.33
,
max
2.33 0.6 ,
57.87
250
250
u p y y yN
N
f
f
λ
φ
=
−
=
−
=
λ
w<
λ
pkompak
Penampang kompak
4)
Analisis Tahanan Tekan Nominal Kolom
Analisis Struktur Tak Bergoyang
•
Join atas (lantai 1) arah X bangunan
Kolom
Balok
L
c1= 3600 mm (atas)
L
b1= 2800 mm (kiri)
L
c2= 4000 mm (bawah)
L
b2= 6000 mm (kanan)
I
c1= I
xc= 66600 x 10
4mm
4I
b1= I
xb= 13600 x 10
4mm
4I
c2= I
xc= 66600 x 10
4mm
4I
b2= I
xb= 4050 x 10
4mm
4( )
( )
4 4 4 466600 10
66600 10
3600
4000
6.35
13600 10
4050 10
2800
6000
c Ax bI
L
G
I
L
×
+
×
∑
=
=
=
×
×
∑
+
•
Join bawah (base) arah X bangunan
Gbx = 0 (perletakan jepit)
•
Join atas (lantai 1) arah Y bangunan
Kolom
Balok
L
c1= 3600 mm (atas)
L
b1= 6000 mm (kiri)
L
c2= 4000 mm (bawah)
L
b2= - (kanan)
I
c1= I
yc= 22400 x 10
4mm
4I
b1= I
xb= 7210 x 10
4mm
4I
c2= I
yc= 22400 x 10
4mm
4I
b2= I
xb= -
( )
( )
4 4 422400 10
22400 10
3600
4000
9.84
7210 10
6000
c Ay bI
L
G
I
L
×
+
×
∑
=
=
=
×
∑
•
Join bawah (base) arah Y bangunan
Gbx = 0 (perletakan jepit)
k
cy= 0.7
Analisis Tekuk kolom
L= 4000 mm f
y= 250 MPa E =200000 MPa
Arah X bangunan
Arah Y bangunan
Lk
x= L x k
cx= 4000 x 0.68
Lk
y= L x k
cy= 4000 x 0.7
= 2720 mm
= 2800 mm
Kontrol kelangsingan kolom
2720
15.54
200
175
x x xLk
i
λ
=
=
=
<
OK!
2800
27.72
200
101
y y yLk
i
λ
=
=
=
<
OK!
1
1
250
15.54
200000
y cx xf
E
λ
λ
π
π
=
= ×
×
1
1
27.72
250
200000
y cy yf
E
λ
λ
π
π
=
= ×
×
= 0.17
= 0.31
λ
cx< 0,25
0,25 <
λ
cy< 1,2
1
xω
=
1.43
1.6 (0, 67
)
y cyω
λ
=
−
1.43
=
1.028
1.6 (0, 67 0.31)
−
×
=
250
21870
1
y nbx g xf
N
A
ω
=
×
=
×
21870
250
1.028
y nby g yf
N
A
ω
=
×
=
×
= 5467.5 kN
= 5318.26 kN
∴
∴
∴
∴
Nnb = min ( Nnbx; Nnby ) = 5318.26 kN
Analisis Struktur Bergoyang
•
Arah X bangunan
G
Ax= 6.35
G
Bx= 0
k
cx= 1.55
•
Arah Y bangunan
G
Ay= 9.84
G
By= 0
k
cy= 1.7
Analisis Tekuk kolom
L= 4000 mm f
y= 250 MPa E =200000 MPa
Arah X bangunan
Arah Y bangunan
Lk
x= L x k
cx= 4000 x 1.55
Lk
y= L x k
cy= 4000 x 1.7
= 6200 mm
= 6800 mm
Kontrol kelangsingan kolom
6200
35.43
200
175
x x xLk
i
λ
=
=
=
<
OK!
6800
67.33
200
101
y y yLk
i
λ
=
=
=
<
OK!
1
1
250
35.43
200000
y cx xf
E
λ
λ
π
π
=
= ×
×
1
1
67.33
250
200000
y cy yf
E
λ
λ
π
π
=
= ×
×
= 0.4
= 0.76
0,25 <
λ
cx< 1,2
0,25 <
λ
cy< 1,2
1, 43
1, 6 (0, 67
)
x cxω
λ
=
−
1, 43
1, 6 (0, 67
)
x cyω
λ
=
−
1.43
=
1.073
1.6 (0, 67 0.4)
−
×
=
1.43
=
1.31
1.6 (0, 67 0.76)
−
×
=
250
21870
1.073
y nsx g xf
N
A
ω
=
×
=
×
21870
250
1.31
y nsy g yf
N
A
ω
=
×
=
×
= 5096.1 kN
= 4176.51 kN
Nns = min ( Nnsx; Nnsy ) = 4176.51 kN
∴
∴
∴
∴
Jadi, kuat tekan nominal, Nns = min ( Nnb; Nns ) = 4176.51 kN
u n
N
Cek
0, 4
N
φ
>
2460,6 kN
0, 59
0, 4 maka
4176,51 kN
=
>
Gaya aksial tekan terfaktor, tanpa adanya pengaruh momen-momen yang bekerja,
ditetapkan dengan 1,2D +
γ
L +
Ω
E dengan overstrength terhadap link lantai 1
344.4
1.1
1.1*1.5
1.90
298.9
p y link u linkV
R
V
Ω =
=
=
1.2D+0.5L
Ω
Ex
1.2D+0.5L+ΩEx
-1029.48
-1431.12
-3748.61
-1025.87
-1431.12
-3745.00
-1022.26
-1431.12
-3741.39
-3741.39
Nu (Earthquake)
3741.39
aksial maksimum
1.90
Nu diatas tidak perlu melampaui 1,1R
yx kuat nominal bresing atau balok.
Bresing pada lantai 1 adalah IWF 250.250.9.14 dengan kuat nominal (tekan) = 1635,22 kN
1,1R
yN
n=1,1*1.5* 1635,22 =2698,11 kN
3741,39 kN > 2698,11 kN, maka ambil
Nu = 2698,11 kN
5)
Persamaan interaksi aksial-momen
8
1
9
uy u ux n nx nyM
N
M
N
M
M
φ
φ
φ
+
+
≤
Cek strength ratio aksial (tanpa adanya pengaruh momen)
2698,11
0, 76
OK!
0.85 4176.51
u nN
N
φ
=
×
=
→
Catatan:
a)
Dalam setiap perhitungan kapasitas nominal elemen struktur (bresing, balok, dan
kolom) tidak memperhitungkan faktor Ry. Hal ini dikarenakan nilai faktor Ry
tersebut belum dibuktikan dengan penelitian untuk profil yang digunakan sehingga
kita tidak dapat memprediksi nilainya dengan pasti. Walaupun sedikit boros,
dengan tidak memperhitungkan faktor Ry memberikan jaminan lebih kepada
pengguna karena desain lebih konservatif.
b)
Overstrength factor
dihitung dari perkalian 1,25Ry dengan perbandingan kapasitas
link (V
n) terhadap kuat geser ultimit link akibat kombinasi 1,2D + 0,5L + E yaitu
(V
u).
Untuk bresing,
1, 25
n y u linkV
R
V
Ω =
Untuk balok dan kolom,
1,1
n y u linkV
R
V
Ω =
Ry diperhitungkan untuk memastikan bahwa link benar-benar mencapai leleh
aktual (sebenarnya) ketika terjadi gempa besar. Untuk BJ-41 nilai Ry = 1,5.
Sedangkan angka 1,25 adalah peningkatan tegangan leleh karena adanya strain
hardening
kira-kira 125% dari f
y.
Sedangkan untuk balok dan kolom diizinkan
hanya sebesar 1,1 untuk faktor strain hardening karena adanya kontribusi lantai
yang kaku (rigid diaphragm) dalam menahan gaya aksial dan momen pada balok
sehingga dengan nilai 1,1 desain balok dan kolom sudah cukup aman.
c)
Untuk menentukan kuat perlu bresing, balok, dan kolom, komponen gaya gempa E
(Earthquake) dikalikan overstrength factor karena link leleh seiring dengan
peningkatan gaya gempa E yang melebihi gempa rencana bukan karena komponen
Gravity
sehingga komponen Gravity tidak perlu dikalikan dengan overstrength
factor.
Kuat Perlu (Bresing,Balok,Kolom) = 1,2D + 0,5L +
Ω
E
Gravity Earthquake dikalikan dengan overstrength factor