• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III DESAIN PENELITIAN. yaitu penelitian yang menunjukkan hubungan sebab-akibat antara variabel. antara variabel-variabel tersebut (Kuncoro, 2003).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III DESAIN PENELITIAN. yaitu penelitian yang menunjukkan hubungan sebab-akibat antara variabel. antara variabel-variabel tersebut (Kuncoro, 2003)."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

DESAIN PENELITIAN

III.1 Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan oleh penulis merupakan penelitian kausal, yaitu penelitian yang menunjukkan hubungan sebab-akibat antara variabel independen terhadap variabel dependen selain mengukur kekuatan hubungan antara variabel-variabel tersebut (Kuncoro, 2003).

Gambar 3.1 Model Penelitian

(2)

Dalam penelitian ini, penulis melakukan pengujian hubungan sebab-akibat atas faktor-faktor yang berupa variabel independen, yaitu kualitas audit, komite audit, default hutang, kondisi keuangan perusahaan, pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan, umur perusahaan, dan opini audit tahun sebelumnya terhadap variabel dependen yaitu opini audit going concern.

III.2 Populasi dan Sampel Penelitian

III.2.1 Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah 100 perusahaan kecil yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), berdasarkan tingkat total laba atau rugi bersih yang relatif rendah selama bulan Oktober - Desember 2008. Pertimbangan yang digunakan oleh penulis untuk memilih populasi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Pertimbangan waktu. Pada bulan Oktober 2008 telah terjadi krisis ekonomi global yang dapat/telah mempengaruhi kegiatan operasi perusahaan di Indonesia pada umumnya, dimana hal tersebut akan berdampak pada kelangsungan hidup suatu perusahaan (going concern) pada khususnya. Selain itu, perusahaan yang go public memiliki kewajiban untuk menyampaikan laporan keuangan kuartal ke empat yaitu bulan Oktober – Desember 2008 ke Bursa Efek Indonesia (BEI), sehingga ketersediaan data terkait perusahaan yang

(3)

terkena dampak krisis ekonomi global selama 3 bulan dapat terpenuhi.

2. Pertimbangan data. Penulis memilih tingkat total laba atau rugi bersih atas dasar, bahwa tingkat total laba atau rugi bersih merupakan salah satu indikator dalam menilai pertumbuhan perusahaan. Selain itu pemilihan tingkat total laba atau rugi bersih yang relatif rendah atas dasar, penulis mengasumsikan bahwa perusahaan yang memiliki tingkat total laba atau rugi bersih yang relatif rendah merupakan perusahaan yang terkena dampak krisis ekonomi global secara langsung maupun tak langsung.

Secara rinci, 100 perusahaan kecil yang menjadi populasi dalam penelitian ini disajikan dalam Lampiran 1. Dimana pada Lampiran 1, perusahaan diurutkan berdasarkan tingkat total laba atau rugi bersih yang relatif rendah selama bulan Oktober – Desember 2008.

Secara ringkas, 100 perusahaan kecil yang menjadi populasi dalam penelitian ini dengan kurun waktu penelitian selama tahun 2006 – 2008, disajikan dalam tabel berikut berdasarkan jenis industri dari masing-masing perusahaan per tahun:

(4)

Tabel 3.1

Distribusi Populasi Berdasarkan Jenis Industri

No Jenis Industri 2006 2007 2008

Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%)

1 Pertanian 2 2% 2 2% 2 2%

2 Pertambangan 4 4% 4 4% 4 4%

3 Industri Dasar dan Kimia 11 11% 11 11% 11 11%

4 Aneka Industri 20 20% 20 20% 20 20%

5 Industri Barang Konsumsi 5 5% 5 5% 5 5%

6 Properti dan Real Estat 9 9% 9 9% 9 9%

7 Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi 6 6% 6 6% 6 6%

8 Keuangan 13 13% 13 13% 13 13%

9 Perdagangan, Jasa, dan Investasi 30 30% 30 30% 30 30%

Total 100 100% 100 100% 100 100%

Akumulasi 300

Berdasarkan Tabel 3.1, maka dapat diketahui bahwa jenis industri perdagangan, jasa, dan investasi merupakan jenis industri yang jumlah populasinya paling besar yaitu 30 perusahaan (30%), yang terdiri dari jenis usaha, sebagai berikut:

1. Perdagangan Besar Barang Produksi sebanyak 10 perusahaan (33.33%), yaitu

• Wicaksana Overseas International Tbk. • Perdana Bangun Pusaka Tbk.

• Ancora Indonesia Resources Tbk. • Singer Indonesia Tbk.

• Wahana Phonix Mandiri Tbk. • Akbar Indomakmur Stimec Tbk. • Inter-Delta Tbk.

• Sugi Samapersada Tbk. • Tira Austenite Tbk.

(5)

2. Perdangan Eceran sebanyak 3 perusahaan (10.00%), yaitu • Courts Indonesia Tbk.

• Metro Supermarket Realty Tbk. • Rimo Catur Lestari Tbk.

3. Restoran, Hotel, dan Pariwisata sebanyak 8 perusahaan (26.67%), yaitu

• Pusako Tarinka Tbk.

• Eatertainment International Tbk. • Island Concept Indonesia Tbk. • Pelita Sejahtera Abadi Tbk. • Pembangunan Graha Lestari Tbk. • Hotel Mandarine Regency Tbk. • Grahamas Citrawisata Tbk. • Mas Murni Indonesia Tbk.

4. Advertising, Printing, and Media sebanyak 1 perusahaan (3.33%), yaitu

• Tempo Inti Media Tbk.

5. Jasa Komputer dan Perangkatnya sebanyak 6 perusahaan (20.00%), yaitu

• Centrin Online Tbk.

• Limas Centric Indonesia Tbk. • Leo Investments Tbk.

(6)

• Myoh Technologi Tbk. • Dyviacom Intrabumi Tbk.

6. Perusahaan Investasi sebanyak 1 perusahaan (3.33%), yaitu • Pool Advista Indonesia Tbk.

7. Lainnya sebanyak 1 perusahaan (3.33%), yaitu • Lippo E-NET Tbk.

Sedangkan, jenis industri pertanian merupakan jenis industri yang jumlah populasinya paling sedikit yaitu 2 perusahaan (2%), dimana dua perusahaan tersebut adalah Dharma Samudera Fishing Ind. Tbk. dan Bumi Teknokultura Unggul Tbk.

III.2.2 Sampel Penelitian

Metode pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah metode sampel bertujuan (purposive sampling), yaitu jenis pemilihan sampel secara tidak acak yang informasinya diperoleh dengan menggunakan pertimbangan atau kriteria tertentu, umumnya disesuaikan dengan masalah atau tujuan dari suatu penelitian (Indrianto dan Supomo, 2002).

Adapun proses pemilihan sampel berdasarkan pertimbangan atau kriteria yang digunakan oleh penulis, disajikan dalam Tabel 3.2. Berdasarkan Tabel 3.2, maka dapat diketahui bahwa 74 perusahaan telah terpilih sebagai sampel penelitian dengan periode waktu penelitian selama tiga tahun tahun (2006 – 2008). Sehingga dapat dikatakan bahwa total

(7)

sampel penelitian adalah 222 perusahaan selama periode penelitian tahun 2006 – 2008.

Tabel 3.2

Proses Pemilihan Sampel

No Kriteria Pelanggaran Kriteria Akumulasi

1 Jumlah populasi perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

per tahun penelitian 100

2 Perusahaan sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebelum 1 Januari 2006

-7 93

3 Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan tahunan beserta

laporan auditor independen per 31 Desember tahun 2005 - 2008 -19 74

4 Data perusahaan yang tidak tersedia lengkap 0 74

Jumlah sampel perusahaan per tahun penelitian 74

Tahun penelitian (tahun) 3

Total sampel penelitian selama periode penelitian tahun 2006 - 2008 222

Secara rinci, 74 perusahaan yang telah terpilih sebagai sampel penelitian berdasarkan proses pemilihan sampel pada Tabel 3.2, disajikan dalam Lampiran 2. Dimana pada Lampiran 2, perusahaan diurutkan berdasarkan tingkat total laba atau rugi bersih yang relatif rendah selama bulan Oktober – Desember 2008.

Secara ringkas, 74 perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini dengan kurun waktu penelitian selama tahun 2006 – 2008, disajikan dalam tabel berikut berdasarkan jenis industri dari masing-masing perusahaan per tahun:

(8)

Tabel 3.3

Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Industri

No Jenis Industri 2006 2007 2008

Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%)

1 Pertanian 2 3% 2 3% 2 3%

2 Pertambangan 3 4% 3 4% 3 4%

3 Industri Dasar dan Kimia 7 9% 7 9% 7 9%

4 Aneka Industri 18 24% 18 24% 18 24%

5 Industri Barang Konsumsi 5 7% 5 7% 5 7%

6 Properti dan Real Estat 6 8% 6 8% 6 8%

7 Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi 3 4% 3 4% 3 4%

8 Keuangan 11 15% 11 15% 11 15%

9 Perdagangan, Jasa, dan Investasi 19 26% 19 26% 19 26%

Total 74 100% 74 100% 74 100%

Akumulasi 222

Berdasarkan Tabel 3.3, maka dapat diketahui bahwa jenis industri perdagangan, jasa, dan investasi merupakan jenis industri yang jumlah sampelnya paling besar yaitu 19 perusahaan (19%), yang terdiri dari jenis usaha, sebagai berikut:

1. Perdagangan Besar Barang Produksi sebanyak 8 perusahaan (42.11%), yaitu

• Wicaksana Overseas International Tbk. • Perdana Bangun Pusaka Tbk.

• Wahana Phonix Mandiri Tbk. • Akbar Indomakmur Stimec Tbk. • Inter-Delta Tbk.

• Sugi Samapersada Tbk. • Tira Austenite Tbk.

• Asia Natural Resources Tbk.

2. Perdangan Eceran sebanyak 2 perusahaan (10.53%), yaitu • Metro Supermarket Realty Tbk.

(9)

• Rimo Catur Lestari Tbk.

3. Restoran, Hotel, dan Pariwisata sebanyak 2 perusahaan (10.53%), yaitu

• Pelita Sejahtera Abadi Tbk. • Mas Murni Indonesia Tbk.

4. Advertising, Printing, and Media sebanyak 1 perusahaan (5.26%), yaitu

• Tempo Inti Media Tbk.

5. Jasa Komputer dan Perangkatnya sebanyak 4 perusahaan (21.05%), yaitu

• Centrin Online Tbk.

• Limas Centric Indonesia Tbk. • Indoexchange Tbk.

• Dyviacom Intrabumi Tbk.

6. Perusahaan Investasi sebanyak 1 perusahaan (5.26%), yaitu • Pool Advista Indonesia Tbk.

7. Lainnya sebanyak 1 perusahaan (5.26%), yaitu • Lippo E-NET Tbk.

Sedangkan, jenis industri pertanian merupakan jenis industri yang jumlah sampelnya paling sedikit yaitu 2 perusahaan (3%), dimana dua perusahaan tersebut adalah Dharma Samudera Fishing Ind. Tbk. dan Bumi Teknokultura Unggul Tbk.

(10)

III.3 Jenis dan Sumber Data

Data dalam penelitian ini adalah data sekunder, yang terdiri dari laporan auditor independen, laporan keuangan tahunan, serta data lainnya selama tahun 2005 - 2008. Data ini diperoleh dari Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) di Bursa Efek Indonesia (BEI) ataupun melalui website www.idx.co.id, Indonesian Capital Market Directory (ICMD), JSX Statistics, maupun website masing-masing perusahaan bersangkutan.

Beberapa alasan penulis atas penggunaan data sekunder adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan yang go public memiliki kewajiban untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan sehingga laporan keuangan tahunan perusahaan yang go public lebih mudah untuk didapatkan.

2. Laporan keuangan tahunan bagi perusahaan yang go public harus diaudit oleh auditor independen, sehingga laporan auditor independen atas laporan keuangan tahunan perusahaan tersebut lebih mudah untuk didapatkan.

3. Penggunaan data sekunder sudah digunakan baik penelitian dalam negeri maupun penelitian luar negeri.

III.4 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel-variabel dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu:

(11)

III.4.1 Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah opini audit going concern. Opini audit going concern merupakan opini audit modifikasi yang dalam pertimbangan auditor terdapat masalah ketidakmampuan atau ketidakpastian atas kelangsungan hidup suatu perusahaan dalam menjalankan operasinya.

Skala pengukuran atas variabel ini adalah skala nominal. Variabel ini diukur dengan menggunakan variabel dummy, dimana nilai 1 untuk perusahaan yang menerima opini audit going concern (GCAO) dan nilai 0 untuk perusahaan yang tidak menerima opini audit going concern (NON GCAO). Termasuk dalam opini audit going concern adalah unqualified opinion with explanatory language, qualified opinion, dan disclaimer opinion, dimana menjelaskan masalah mengenai ketidakmampuan atau ketidakpastian atas kelangsungan hidup (going concern) perusahaan tersebut.

III.4.2 Variabel Independen

Terdapat delapan variabel independen dalam penelitian ini, dimana variabel–variabel tersebut adalah sebagai berikut:

III.4.2.1 Kualitas Audit

Dalam penelitian ini, kualitas audit ditunjukkan dengan menggunakan skala auditor, yaitu skala atau besaran auditor independen pada Kantor Akuntan Publik (KAP).

(12)

Skala pengukuran atas variabel ini adalah skala nominal. Variabel ini diukur dengan menggunakan variabel dummy, dimana nilai 1 untuk perusahaan yang diaudit oleh auditor yang termasuk dalam the big four (menurut Ikatan Akuntan Indonesia-Kompartemen Akuntan Publik yang dikutip oleh Tuanakotta et al.) dan nilai 0 untuk perusahaan yang diaudit oleh auditor yang tidak termasuk dalam the big four (non the big four).

III.4.2.2 Komite Audit

Komite audit merupakan representasi keberadaan komisaris independen atau outside director, yaitu komisaris yang berasal dari luar perusahaan dan tidak berkaitan dengan jasa konsultasi manajemen.

Skala pengukuran atas variabel ini adalah skala nominal. Variabel ini diukur dengan menggunakan variabel dummy, dimana nilai 1 untuk perusahaan yang memiliki komite audit dan nilai 0 untuk perusahaan yang tidak memiliki komite audit (non komite audit).

III.4.2.3 Default Hutang

Default hutang merupakan kegagalan atau kelalaian suatu perusahaan untuk membayar hutang pokok dan/atau bunganya pada saat jatuh tempo.

Skala pengukuran atas variabel ini adalah skala nominal. Variabel ini diukur dengan menggunakan variabel dummy,

(13)

dimana nilai 1 untuk perusahaan yang dalam keadaan default hutang dan nilai 0 untuk perusahaan yang tidak dalam keadaan default hutang (non default hutang).

III.4.2.4 Kondisi Keuangan Perusahaan

Kondisi keuangan perusahaan merupakan suatu tingkatan yang menunjukkan kesehatan perusahaan sesungguhnya. Kondisi ini digambarkan dari rasio-rasio keuangan yang memberikan indikasi apakah kondisi keuangan perusahaan dalam keadaan baik atau dalam keadaan buruk.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan model prediksi kebangkrutan yaitu model modifikasi Z”-Score, yaitu:

Z” = 6,56 (X1) + 3,26 (X2) + 6,72 (X3) + 1,05 (X4) Dimana:

X1 = Net Working Capital / Total Assets X2 = Retained Earnings / Total Assets

X3 = Earnings Before Interest and Taxes / Total Assets X4 = Book Value of Equity / Book Value of Debt

Nilai Z” (Zeta) didapatkan dengan menghitung ke-empat rasio tersebut berdasarkan data pada laporan laba/rugi dan laporan neraca dikalikan dengan koefisien masing-masing rasio, kemudian dijumlahkan hasilnya. Skala pengukuran atas variabel ini adalah skala rasio.

(14)

III.4.2.5 Pertumbuhan Perusahaan

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan rasio pertumbuhan laba untuk mengukur kemampuan klien atas pertumbuhan perusahaan. Pengukuran atas rasio pertumbuhan laba adalah sebagai berikut:

Pertumbuhan Laba = Laba Bersih (t) – Laba Bersih (t-1) x 100% Laba Bersih (t-1)

Data ini didapatkan dengan menghitung rasio pertumbuhan laba berdasarkan data pada laporan laba/rugi untuk masing-masing perusahaan. Skala pengukuran atas variabel ini adalah skala rasio.

III.4.2.6 Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan variabel yang mengukur seberapa besar atau kecilnya suatu perusahaan.

Pengukuran atas ukuran perusahaan dihitung dengan menggunakan natural logaritma dari total aktiva perusahaan. Skala pengukuran atas variabel ini adalah skala rasio.

III.4.2.7 Umur Perusahaan

Umur perusahaan merupakan variabel yang mengukur seberapa lama suatu perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidup usahanya sejak perusahaan go public di Bursa Efek Indonesia (BEI).

(15)

Pengukuran atas umur perusahaan dihitung sejak perusahaan listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) sampai dengan periode penelitian yang dilakukan oleh penulis yaitu tahun 2006, 2007, dan 2008. Skala pengukuran atas variabel ini adalah skala rasio.

III.4.2.8 Opini Audit Tahun Sebelumnya

Opini audit tahun sebelumnya merupakan opini audit yang diterima perusahaan pada tahun sebelumnya, sebelum tahun berjalan (satu tahun sebelum tahun penelitian).

Skala pengukuran atas variabel ini adalah skala nominal. Variabel ini diukur dengan menggunakan variabel dummy, dimana nilai 1 untuk perusahaan yang menerima opini audit going concern (GCAO) pada tahun sebelumnya dan nilai 0 untuk perusahaan yang tidak menerima opini audit going concern (NON GCAO) pada tahun sebelumnya. Termasuk dalam opini audit going concern adalah unqualified opinion with explanatory language, qualified opinion, dan disclaimer opinion, dimana menjelaskan masalah mengenai ketidakmampuan atau ketidakpastian atas kelangsungan hidup (going concern) perusahaan tersebut.

(16)

III.5 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode content analysis, yaitu suatu metode pengumpulan data dengan menggunakan teknik observasi dan analisis terhadap isi atau pesan dari suatu dokumen (Indrianto et al). Content analysis dilaksanakan dengan melakukan observasi atas laporan auditor independen dari perusahaan yang menjadi sampel penelitian selama tahun 2005 - 2008. Laporan auditor independen yang telah diidentifikasi, kemudian dianalisis untuk mengelompokkan perusahaan yang menerima opini audit going concern (GCAO) dan perusahaan yang tidak menerima opini audit going concern (NON GCAO).

Selain itu metode content analysis juga digunakan pada data laporan keuangan tahunan tahun 2005 – 2008 serta data lainnya pada masing-masing perusahaan, untuk mendapatkan nilai dari variabel-variabel independen, yaitu kualitas audit, komite audit, default hutang, kondisi keuangan perusahaan (Z”-Score), pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan, dan umur perusahaan.

III.6 Metode Pengolahan dan Analisis Data

Data dalam penelitian ini akan diuji dan dianalisis dengan menggunakan beberapa teknik pengujian statistik dengan program SPSS versi 17.0, yang terdiri dari:

(17)

III.6.1 Analisis Statistik Deskriptif

Umumnya, statistik deskriptif digunakan oleh peneliti untuk memberikan informasi mengenai karakteristik variabel penelitian dan data demografi responden (jika ada). Statistik deskriptif dalam penelitian merupakan proses transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi sehingga mudah dipahami atau diinterprestasikan. Dimana tabulasi tersebut menyajikan suatu ringkasan dalam bentuk tabel numerik.

Penulis menggunakan statistik deskriptif untuk memberikan informasi mengenai gambaran atau deskriptif suatu data yang diuji dan dianalisis, berupa nilai minimum, nilai maksimum, nilai purata (mean), dan simpangan baku (std. deviation).

III.6.2 Analisis Statistik Inferensial

Penulis melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan model regresi logistik berganda (multiple logistic regression model), dimana menguji beberapa variabel independen yang merupakan kombinasi antara metrik (data rasio) dan non metrik (data nominal) terhadap satu variabel dependen yaitu non metrik (data nominal).

Adapun persamaan model regresi logistik berganda yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

OPDIT = α + β1 KAP + β2OUTSIDE + β3 DEFAULT + β4 ZSCORE

(18)

Keterangan:

α : Konstanta

i

β : Koefisien peubah variabel independen

KAP : Kualitas audit

[KAP thebig four (1), KAP non the big four (0)] OUTSIDE : Komite audit

[komite audit (1), non komite audit (0)] DEFAULT : Default hutang

[default hutang (1), non default hutang (0)] ZSCORE : Kondisi keuangan perusahaan

[berdasarkan model modifikasi Edward I. Altman: Z”-Score tahun 2006]

GROWTH : Pertumbuhan perusahaan

[berdasarkan rasio dari pertumbuhan total laba atau rugi bersih] SIZE : Ukuran perusahaan

[berdasarkan nilai dari total aktiva perusahaan] LIFE : Umur perusahaan

[berdasarkan tahun listing perusahaan di Bursa Efek Indonesia] OPINITS : Opini audit tahun sebelumnya

[opini audit going concern (1), opini audit non going concern (0)]

(19)

Model regresi logistik berganda mengasumsikan bahwa model ini tidak memerlukan uji normalitas ataupun uji asumsi klasik pada variabel independennya serta mengabaikan heteroscedasticity, sehingga variabel dependen tidak memerlukan homoscedasticity untuk masing-masing variabel independennya (http://utexas.edu/courses/schwab/).

Beberapa tahap yang dilakukan oleh penulis dalam melakukan pengujian terhadap hipotesis atas penelitian ini adalah sebagai berikut: III.6.2.1 Menilai Overall Model Fit

Langkah pertama yang harus dilakukan oleh penulis adalah menilai overall model fit terhadap data. Dalam menilai overall model fit, maka harus melihat nilai Likelihood L, untuk menguji fit atau tidaknya suatu model terhadap data, sebelum ditambahkan variabel independen dan sesudah ditambahkan variabel independen (dimana L ditransformasikan menjadi -2LogL).

Output SPSS akan memberikan dua nilai -2LogL, yaitu model yang hanya memasukkan nilai konstanta atau sebelum ditambahkan variabel independen (-2LogL awal) serta model yang memasukkan nilai konstanta dan variabel independen atau setelah ditambahkan variabel independen (-2LogL akhir).

Adanya pengurangan nilai antara 2LogL awal dengan -2LogL akhir menyatakan bahwa semakin kecil nilai --2LogL akhir maka model adalah fit dengan data.

(20)

III.6.2.2 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar variabilitas variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabilitas variabel independen. Koefisien determinasi pada regresi logistik berganda dapat dilihat dalam nilai Nagelkerke’s R Square.

Nagelkerke’s R Square merupakan modifikasi dari koefisien Cox and Snell’s untuk memastikan bahwa nilainya bervariasi dari nol sampai satu. Hal ini dilakukan dengan membagi nilai Cox and Snell’s R Square dengan nilai maksimumnya.

Nilai Negelkerke’s R Square dapat diinterprestasikan seperti nilai R Square pada model regresi linier berganda. Apabila nilai Nagelkerke’s R Square yang semakin tinggi berarti variabilitas variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabilitas variabel independen sebesar nilai Nagelkerke’s R Square yang terlihat dalam output SPSS.

III.6.2.3 Menilai Kelayakan Model Regresi

Pengujian Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test digunakan untuk menilai kelayakan model regresi logistik berganda dengan menguji Ho apakah data empiris sesuai dengan model regresi, sehingga model regresi dapat dikatakan fit. Adapun hipotesis, menyatakan bahwa

(21)

Ho : Tidak ada perbedaan antara data dengan model regresi.

HA : Ada perbedaan antara data dengan model regresi. Apabila nilai Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test sama dengan atau kurang dari 0.05, maka Ho ditolak yang berarti terdapat perbedaan signifikan antara model regresi dengan nilai observasinya sehingga model regresi tidak dapat memprediksi nilai observasinya. Apabila nilai Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test lebih besar dari 0.05, maka Ho tidak dapat ditolak yang berarti model regresi mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan bahwa model regresi sesuai dengan nilai observasinya.

III.6.2.4 Matrik Klasifikasi

Matrik klasifikasi digunakan untuk menunjukkan ketepatan prediksi dari model regresi logistik berganda terhadap variabel dependen. Matrik klasifikasi dapat dianalisis dari classification table pada output SPSS.

Dimana dalam tabel klasifikasi 2 x 2, terdapat kolom yang terdiri dari dua nilai prediksi atas variabel dependen serta terdapat baris yang memiliki dua nilai observasi yang sesungguhnya atau nilai data aktual yang dianalisis atas variabel dependen.

(22)

III.6.2.5 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan membandingkan antara nilai probabilitas (Sig.) dengan tingkat signifikasi (α ) sebesar 10%. Penetapan tingkat signifikasi (α ) sebesar 10%, diartikan bahwa tingkat kepercayaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 90%, dengan tingkat penyimpangan untuk menolak Ho sebesar 10% walaupun pada kenyataannya Ho adalah benar.

Dimana suatu hipotesis, menyatakan bahwa

Ho : Tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen.

HA : Terdapat pengaruh signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen.

Kriteria atas penerimaan atau penolakan suatu hipotesis adalah sebagai berikut:

1. Apabila nilai signifikan (Sig.) > 0.10, maka Ho tidak dapat ditolak atau HA ditolak.

2. Apabila nilai signifikan (Sig.) < 0.10, maka Ho ditolak atau

Gambar

Gambar 3.1         Model Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

sebagai berikut: sebuah struktur yang sangat organik dengan minimal formalisasi; spesialisasi pekerjaan yang tinggi berdasar pendidikan formal; para spesialis akan memiliki

Secara internal, dalam diri anak juga terjadi perubahan- perubahan yang mendorongnya untuk lebih interesting (menarik) terhadap interaksi pertemanan dan pergaulan

Judul skripsi : Tinjauan Ushul Fiqih Terhadap Fatwa Yusuf al-Qardlawi Tentang Kebolehan Seorang Muslim Menerima Warisan Dari Kerabat Non Muslim.. NO TANGGAL

Fokus penelitian yang akan peneliti kaji disini adalah Penerapan Metode Muraja’ah Dalam Menghafal Al-Qur’an Peserta Didik SDIQU Al- Bahjah 03 Karangrejo

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : Pengaruh model Active Learning dengan strategi Lightening

Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi skala prioritas dalam perawatan sebuah mesin

Setiap remaja muslim di desa Martapada Wetan, mempunyai pandangan dan makna yang berbeda terhadap tato yang dipakainya, begitupun masyarakat yang melihat

Kepada staf dan seluruh dosen Fakultas Ilmu Kesehatan terkhusus Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang yang telah mengajarkan dan membimbing saya