• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. Pelaksanaan Penelitian a. Tahap Persiapan Penelitian Pada tahap ini, peneliti melakukan beberapa kegiatan yaitu: 1) Observasi tempat penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "2. Pelaksanaan Penelitian a. Tahap Persiapan Penelitian Pada tahap ini, peneliti melakukan beberapa kegiatan yaitu: 1) Observasi tempat penelitian"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

40 BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data 1. Profil TK

Penelitian ini dilaksanakan di TK se-gugus IV Kecamatan Banjarsari Surakarta yang terdiri dari 5 TK, yaitu TK Negeri Pembina, TK Eka Puri Mandiri, TK Kemala Bhayangkari 55, TK Islam Bakti 17 dan TK Sinar Nyata. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak kelompok B yang ada di TK se-gugus IV Kecamatan Banjarsari Surakarta. Sedangkan sampel yang diambil terdiri dari dua kelompok yaitu satu kelompok sebagai kelompok eksperimen dan satu kelompok kontrol. Selain itu satu kelompok lagi digunakan sebagai kelompok uji coba instrumen.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan cluster random sampling. Hasil dari pengambilan sampel ini adalah TK Eka Puri Mandiri sebagai kelompok eksperimen, TK Kemala Bhayangkari 55 sebagai kelompok kontrol dan TK Islam Bakti 17 sebagai kelompok uji coba instrumen.

Profil sekolah yang menjadi tempat penelitian ini dijabarkan sebagai berikut. TK Eka Puri Mandiri beralamat di Jl. Sri Gunting VIII Kelurahan Manahan, Kecamatan Banjarsari. TK Eka Puri Mandiri dipimpin oleh Dwi Yastuti, S.E., S.Pd. TK Kemala Bhayangkari 55 beralamat di Jl. Adi Sucipto No. 32 Manahan Kecamatan Banjarsari. TK Kemala Bhayangkari 55 dipimpin oleh Endang Sri Lestari, S.Pd. TK Islam Bakti 17 beralamat di Jl. Sri Gunting VIII RT 02 RW 11 Manahan Kecamatan Banjarsari. TK Islam Bakti 17 dipimpin oleh Astuti, S.Pd.

2. Pelaksanaan Penelitian a. Tahap Persiapan Penelitian

Pada tahap ini, peneliti melakukan beberapa kegiatan yaitu: 1) Observasi tempat penelitian

(2)

Observasi dilakukan pada hari Selasa tanggal 18 Februari 2014. Observasi ini dilakukan sebelum memulai penelitian. Tujuan observasi ini adalah untuk melihat keadaan sekolah yang akan menjadi tempat penelitian. Selain itu untuk mengetahui permasalahan umum yang ada di sekolah sehingga dapat dilakukan sebuah penelitian.

2) Menyerahkan surat ijin penelitian

Surat ijin penelitian diserahkan pada hari Selasa, 22 April 2014. Surat ijin ini diberikan kepada beberapa TK yang menjadi sampel penelitian yaitu TK Eka Puri Mandiri sebagai kelompok eksperimen, TK Kemala Bhayangkari 55 sebagai kelompok kontrol dan TK Islam Bakti 17 sebagai kelompok uji coba instrumen penelitian.

3) Melakukan uji coba instrumen

Uji coba instrumen dilakukan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas dari instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu lembar observasi. Uji coba ini dilakukan pada hari Kamis, 24 April 2014 di TK Islam Bakti 17.

b. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Pada tahap ini, peneliti melakukan beberapa kegiatan yaitu: 1) Melakukan pretes pada kelompok eksperimen

Pretes diberikan kepada anak-anak pada kelompok eksperimen. Pretes ini dilakukan pada hari Jum’at, 25 April 2014 di TK Eka Puri Mandiri yang dimulai pada pukul 07.30 sampai pukul 10.00. Pada kegiatan pretes ini, peneliti membuat skenario kegiatan agar keterampilan sosial yang akan diukur dapat muncul. Kegiatan berupa mewarnai gambar dan menyusun puzzle dalam kelompoknya. Anak dibagi menjadi 5 kelompok, dan masing-masing kelompok disedia-kan 1 pak krayon dan 1 buah puzzle. Peneliti mengajak 5 observer untuk mengukur keterampilan sosial anak selama kegiatan.

(3)

Pretes diberikan kepada anak-anak pada kelompok kontrol. Pretes ini dilakukan pada hari Selasa, 29 April 2014 di TK Kemala Bhayangkari 55 yang dimulai pada pukul 07.30 sampai pukul 10.00. Kegiatan yang dilakukan pada pretes ini sama seperti pada kegiatan pretes yang sebelumnya dilakukan pada kelompok eksperimen. Anak-anak pada kelompok kontrol dibagi menjadi 5 kelompok dan melakukan kegiatan mewarnai dan menyusun puzzle. Peneliti mengajak 5 observer untuk mengukur keterampilan sosial anak selama kegiatan.

3) Pemberian perlakuan I

Perlakuan I diberikan pada kelompok eksperimen yaitu TK Eka Puri Mandiri. Perlakuan I ini dilakukan pada hari Rabu, 30 April 2014 yang dimulai pada pukul 08.00 sampai pukul 10.00. Perlakuan yang diberikan berupa permainancublak-cublak suweng. Sebelum memulai permainan, guru mengajak anak untuk menyanyikan lagu cublak-cublak suweng. Kemudian guru memberi tahu cara dan aturan bermain. Guru membagi anak-anak perempuan menjadi 2 kelompok dan anak laki-laki menjadi 2 kelompok. Masing-masing kelompok bermain cublak-cublak suweng sebanyak 3 kali. Untuk menentukan pemain “dadi”, anak diminta melakukan hompimpah. Jika ada anak yang salah menebak temannya yang memegang kancing, maka ia harus menggendong temannya tersebut sebanyak satu kali putaran di dalam kelas. Setelah permainan berakhir, guru mengajak anak untuk tanya jawab tentang nilai-nilai yang terkandung dalam permainan cublak-cublak suweng.

4) Pemberian perlakuan II

Perlakuan II dilakukan pada hari Selasa, 6 Mei 2014 yang dimulai pada pukul 08.00 sampai pukul 10.00. Perlakuan yang diberikan yaitu berupa permainan ambah-ambah lemah. Sebelum memulai permainan, guru mengajak anak untuk kembali mengingat permainan sebelumnya dan menyanyikan lagucublak-cublak suweng. Permainan ini dilakukan di luar kelas. Guru menjelaskan tentang cara dan aturan

(4)

bermain, kemudian anak-anak perempuan melakukan hompimpah untuk menentukan pemain “dadi”. Selain itu anak laki-laki juga melakukan hal yang sama. Permainan dilakukan dengan melibatkan semua anak. Setelah 3 kali putaran, guru membagi anak menjadi 4 kelompok yang terdiri dari 2 kelompok perempuan dan 2 kelompok laki-laki. Permainan dilakukan kembali dengan kelompok yang telah dilakukan. Setelah permainan berakhir, guru mengajak anak untuk melakukan evaluasi bersama. Dalam kegiatan evaluasi ini, guru memberitahu nilai-nilai yang terkandung dalam permainan ambah-ambah lemah. Selain itu guru mengajak anak untuk menerapkan nilai-nilai positif tersebut dalam kehidupan sehari-hari anak

5) Pemberian perlakuan III

Perlakuan III dilakukan pada hari Kamis, 8 Mei 2014 yang dimulai pada pukul 08.00 sampai pukul 10.00. Perlakuan yang diberikan yaitu berupa permainan kucing-kucingan. Sebelum memulai permainan, guru mengajak anak untuk menyanyikan lagu “sopo to sing dolanan”. Permainan ini dilakukan di dalam kelas karena di halaman sekolah sudah dipakai oleh kelas lain. Setelah bernyanyi, guru mengajak anak membuat lingkaran dan menentukan anak yang jadi “kucing” dan “tikus”. Yang jadi “tikus” berada di dalam dan yang jadi “kucing” berada di luar lingkaran. Kemudian anak-anak bernyayi “sopo to sing dolanan” dan ketika lagu sudah selesai, anak yang menjadi “tikus” keluar dari lingkaran dan memulai permainannya. Permainan berhenti setelah anak-anak merasa lelah. Setelah bermain, guru mengajak anak melakukan evaluasi bersama.

6) Pemberian perlakuan IV

Perlakuan IV dilakukan pada hari Sabtu, 10 Mei 2014 yang dimulai pada pukul 08.00 sampai pukul 10.00. Perlakuan yang diberikan berupa permainanbakiak. Permainan dilakukan di luar kelas. Sebelum dimulai, guru mengajak anak bernyanyi cublak-cublak suweng dan lagu sopo to sing dolanan. Kemudian guru menjelaskan dan

(5)

memberikan contoh cara bermain. Untuk menentukan anak yang bermain, guru memanggil 6 anak yang akan dibagi menjadi 2 kelompok. Permainan ini dibuat menjadi perlombaan, kelompok yang paling cepat adalah yang menang. Permainan ini berhenti setelah semua anak mendapat gilirannya dan merasa lelah. Setelah permainan berakhir, guru mengajak anak melakukan evaluasi bersama di dalam kelas. Pada permainanbakiakini banyak anak yang belum bisa namun semua anak memiliki antusias yang sangat tinggi. Antusias anak tersebut dapat terlihat karena semuanya meminta ingin bermain lagi dan lagi.

7) Pemberian perlakuan V

Perlakuan V dilakukan pada hari Senin, 12 Mei 2014 yang dimulai pada pukul 08.00-10.00. Perlakuan yang diberikan yaitu berupa permainan bakiak. Aturan dan cara bermain sama seperti permainan bakiaksebelumnya. Hanya ada sedikit perubahan cara bermain dalam permainan bakiak yang kedua ini. Permainan bakiak yang kedua ini sedikit lebih rumit karena anak harus bermain sambil mengelilingi ruang kelas sehingga jalannya tidak lurus. Anak-anak bergiliran untuk melakukan permainan hingga semua anak sudah mendapat gilirannya maka permainan selesai. Dalam permainan bakiak yang kedua ini, anak-anak sudah cukup baik terlihat dengan kerjasama mereka yang sudah terlihat untuk melakukan koordinasi antara anak yang berada di depan, tengah dan belakang.

Setelah permainan berakhir, guru mengajak anak melakukan kegiatan evaluasi bersama. Guru memberitahu nilai-nilai positif yang terdapat dalam permainan bakiak. Selain itu guru juga mengajak anak untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Guru juga mengajak anak untuk mengingat kembali permainan-permainan yang telah dilakukan yaitu permainan cublak-cublak suweng, ambah-ambah lemah, kucing-kucingan dan bakiak. Sebagai penutup kegiatan, guru

(6)

mengajak anak menyanyikan lagu cublak-cublak suweng dan lagu sopo to sing dolanan.

8) Melakukan postes pada kelompok kontrol

Postes diberikan pada anak-anak kelompok kontrol yaitu TK Kemala Bhayangkari 55. Kegiatan ini dilakukan pada hari Selasa, 13 Mei 2014 yang dimulai pada pukul 08.00 sampai pukul 09.30. Kegiatan yang dilakukan dalam postes sama seperti kegiatan dalam pretes. Anak-anak dibagi menjadi 5 kelompok kemudian mewarnai dan menyusun puzzle yang sudah disediakan oleh peneliti. Peneliti mengajak 5 observer untuk mengukur keterampilan sosial anak selama kegiatan. 9) Melakukan postes pada kelompok eksperiman

Postes diberikan pada anak-anak kelompok eksperimen yaitu TK Ekam Puri Mandiri. Kegiatan ini dilakukan pada hari Jum’at, 16 Mei 2014 yang dimulai pada pukul 08.00 sampai pukul 09.30. Kegiatan yang dilakukan sama seperti kegiatan postes di kelompok kontrol. Anak-anak dibagi menjadi 5 kelompok kemudian mewarnai dan menyusun puzzle yang sudah disediakan oleh peneliti. Peneliti mengajak 5 observer untuk mengukur keterampilan sosial anak selama kegiatan.

3. Hasil Uji Coba Instrumen

Uji coba instrumen diberikan pada kelompok uji coba instrumen yaitu anak kelompok B TK Islam Bakti 17. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah satu jenis, yang artinya instrumen pretes sama dengan instrumen postes. Uji coba instrumen ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 24 April 2014. Pada kelompok uji coba instrumen, peneliti melakukan observasi terhadap anak-anak kelompok B TK Islam Bakti 17 untuk mengukur keterampilan sosialnya selama kegiatan berlangsung. Adapun kegiatannya yaitu peneliti membagi anak menjadi tiga kelompok. Kemudian peneliti menginstruksikan anak untuk mewarnai gambar dengan krayon yang telah disediakan oleh peneliti. Setelah selesai anak diminta

(7)

untuk menyusun puzzle bersama anggota kelompoknya. Selama kegiatan tersebut, peneliti yang dibantu beberapa asisten peneliti melakukan pengukuran terhadap keterampilan sosial mereka. Uji coba instrumen ini dilakukan untuk menentukan reliabilitas dari instrumen sebelum diberikan kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan dilakukannya uji coba instrumen ini, maka diharapkan lembar observasi yang diberikan kepada kelompok eksperimen dan kontrol memiliki reliabilitas yang tinggi.

a. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan dengan uji validitas konstruk. Setelah instrumen dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli (professional judgment). Validator atau orang yang melakukan uji validitas dalam penelitian ini yaitu ibu Widiastuti selaku guru kelompok B TK Eka Puri Mandiri, ibu Endang Widyastuti selaku guru kelompok B TK Kemala Bhayangkari 55, dan ibu Dra. Yulianti, M.Pd selaku dosen ahli Bimbingan dan Konseling.

Dari uji validitas yang telah dilaksanakan, didapatkan hasil bahwa 11 (sebelas) butir observasi pada uji coba instrumen dinyatakan oleh valid oleh ketiga validator yang ditunjuk. Penjelasan lebih lengkap mengenai hasil uji validitas isi instrumen dapat dilihat pada lampiran 24 halaman 135-137.

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui kestabilan instrumen. Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan lembar observasi. Oleh karena itu, uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus statistik kappa. Dalam melakukan pengujian ini, peneliti menggunakan bantuan SPSS 16 for windows. Adapun kriteria nilai kappa menurut Kaplan & Saccuzzo (mengutip simpulan Fleiss, 1981) yaitu apabila nilai kappa lebih dari 0,75 berarti “baik”, antara 0,40 dan 0,75 berarti “cukup baik” dan kurang dari 0,40 berarti “buruk” (2012: 119). Hasil uji instrumen observasi dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut.

(8)

Tabel 4.1 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Observasi

No Item Nilai kappa Signifikansi Hasil

1 Item 1 0,767 0,000 Baik

2 Item 2 0,683 0,000 Cukup baik

3 Item 3 0,671 0,000 Cukup baik

4 Item 4 0,609 0,001 Cukup baik

5 Item 5 0,730 0,000 Cukup baik

6 Item 6 0,788 0,000 Baik

7 Item 7 0,733 0,000 Cukup baik

8 Item 8 0,609 0,001 Cukup baik

9 Item 9 0,696 0,000 Cukup baik

10 Item 10 0,830 0,000 Baik

11 Item 11 0,696 0,000 Cukup baik

Berdasarkan tabel 4.1 di atas, dapat diketahui bahwa terdapat 3 item yang memiliki nilai “baik” yaitu item 1, item 6 dan item 10. Sedangkan item yang bernilai “cukup baik” ada 8 yaitu item 2, item 3, item 4, item 5, item 7, item 8, item 9 dan item 11. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa ke-sebelas item yang digunakan pada uji coba instrumen memiliki reliabilitas yang cukup baik, sehingga seluruh item tersebut dapat digunakan untuk penelitian. Penjelasan lebih lengkap hasil uji reliabilitas instrumen observasi ini dapat dilihat pada lampiran 25 halaman 138-148.

Dengan demikian, berdasarkan uji validitas isi dan uji reliabilitas dapat disimpulkan bahwa kesebelas butir instrumen observasi dalam uji coba instrumen dinyatakan valid dan reliabel, sehingga dapat digunakan lebih lanjut untuk penelitian.

(9)

4. Data Keterampilan Sosial Awal Anak (Pretes)

Pengumpulan data kemampuan awal anak dilaksanakan sebelum diberikan perlakuan. Pretes kelompok eksperimen (TK Eka Puri Mandiri) dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 25 April 2014 sedangkan pretes kelompok kontrol (TK Kemala Bhayangkari 55) dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 29 April 2014.

Data nilai pretes diperoleh setelah menggabungkan hasil penilaian dari 5 observer yang mengamati keterampian sosial yang muncul pada anak ketika kegiatan pretes berlangsung. Setiap observer mengamati 4-7 anak. Dalam kegiatan pretes di kelompok eksperimen maupun kontrol sama-sama dilakukan pengamatan oleh observer sebanyak 5 orang. Setelah data terkumpul dari kelima observer tersebut, kemudian dibuatkan daftar nilai untuk dilakukan proses selanjutnya yaitu proses analisis data.

a. Data Kelompok Eksperimen

Daftar nilai pretes keterampilan sosial anak pada kelompok eksperimen dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini.

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Nilai Pretes Kelompok Eksperimen

No Data nilai F Persentase

(%) Persentase Kumulatif (%) 1 13-16 2 10,0 10,0 2 17-20 7 35,0 45,0 3 21-24 7 35,0 80,0 4 25-28 1 5,0 85,0 5 29-32 3 15,0 100,0 Total 20 100,0

Penjelasan lebih lanjut mengenai hasil pretes kelompok eksperimen dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut.

(10)

Gambar 4.

Data hasil postes pada kelompok eksperimen tersebut kemudian diolah dengan menggunakan bantuan

hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4.3 Hasil Pretes

N

PM 20

Berdasarkan data pretes kelompok eksperimen dapat diketahui bahwa nilai terendah yang dicapai pada

tertinggi adalah 31. Dari keseluruhan nilai pretes pada kelompok eksperimen ini dap

sebesar 4,69. Keterangan lebih lengkap mengenai data keterampilan sosial akhir kelompok e

b. Data Kelompok Kontrol

Daftar nilai postes keterampilan sosial anak pada kelompok eksperimen dapat dilihat pada Tabel 4.

Gambar 4.1 Diagram Batang Nilai Pretes Kelompok Eksperimen Data hasil postes pada kelompok eksperimen tersebut kemudian diolah dengan menggunakan bantuan SPSS 16 for windows.

hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini

Hasil Pretes Keterampilan Sosial Anak Kelompok Eksperimen

Rata-rata Simpangan

Baku Minimal

21,60 4,69 13,00

Berdasarkan data pretes kelompok eksperimen dapat diketahui bahwa nilai terendah yang dicapai pada anak adalah 13, sedangkan nilai tertinggi adalah 31. Dari keseluruhan nilai pretes pada kelompok eksperimen ini dapat diambil rata-rata yaitu 21,60 dan simpangan baku Keterangan lebih lengkap mengenai data keterampilan sosial akhir kelompok eksperimen dapat dilihat pada lampiran 26 halaman 1

Data Kelompok Kontrol

aftar nilai postes keterampilan sosial anak pada kelompok eksperimen dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut ini.

Kelompok Eksperimen Data hasil postes pada kelompok eksperimen tersebut kemudian

SPSS 16 for windows. Adapun

Kelompok Eksperimen

Maksimal 31,00

Berdasarkan data pretes kelompok eksperimen dapat diketahui anak adalah 13, sedangkan nilai tertinggi adalah 31. Dari keseluruhan nilai pretes pada kelompok rata yaitu 21,60 dan simpangan baku Keterangan lebih lengkap mengenai data keterampilan sosial

halaman 149.

(11)

No Data nilai F Persentase (%) Persentase Kumulatif (%) 1 15-17 1 5,3 5,3 2 18-20 1 5,3 10,5 3 21-23 10 52,6 63,2 4 24-26 5 26,3 89,5 5 27-29 1 5,3 94,7 6 30-32 1 5,3 100,0 Total 20 100,0 N Rata-rata Simpangan

Baku Minimal Maksimal

(12)

Dari hasil pretes kelompok kontrol tersebut dapat diketahui bahwa nilai terendah yang dicapai pada anak adalah 14, sedangkan nilai tertinggi adalah 30. Dari keseluruhan nilai pretes pada kelompok kontrol ini dapat diambil rata-rata yaitu 22,84 dan simpangan baku 3,18. Keterangan lebih lengkap mengenai data keterampilan sosial akhir kelompok eksperimen dapat dilihat pada lampiran 27 halaman 150.

5. Data Keterampilan Sosial Akhir Anak (Postes)

Postes dilakukan dalam rangka mengetahui keterampilan sosial yang diperoleh anak setelah mendapat perlakuan berupa permainan tradisional. Postes kelompok eksperimen dilaksanakan pada hari Jumat 16 Mei 2014, sedangkan postes kelompok kontrol dilaksanakan pada hari Selasa 13 Mei 2014.

a. Data Kelompok Eksperimen

Daftar nilai postes keterampilan sosial anak pada kelompok eksperimen dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut ini.

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Nilai Postes Kelompok Eksperimen

No Data nilai F Persentase

(%) Persentase Kumulatif (%) 1 19-21 2 10,0 10,0 2 22-24 3 15,0 25,0 3 25-27 3 15,0 40,0 4 28-30 7 35,0 75,0 5 31-33 5 25,0 100,0 Total 20 100,0

Penjelasan lebih lanjut mengenai hasil postes kelompok eksperimen pada tabel 4.6 dapat dilihat pada gambar 4.3 berikut.

(13)

N Rata-rata Simpangan

Baku Minimal Maksimal

PM 20 27,95 4,16 19,00 33,00 0 1 2 3 4 5 6 7 8 F r e k u en si

Interval Nilai Postes Kelompok Eksperimen 19-21 22-24 25-27 28-30 31-33

(14)

0 1 2 3 4 5 6 7 F r e k u en si

Interval Data Nilai Postes Kelompok Kontrol 16-18 19-21 22-24 25-27 28-30 31-33

No Data nilai F Persentase

(%) Persentase Kumulatif (%) 1 2 16-18 19-21 1 4 5,3 21,1 5,3 26,3 3 22-24 5 26,3 52,6 4 25-27 6 31,6 84,2 5 28-30 2 10,5 94,7 6 31-33 1 5,3 100,0 Total 19 100,0

(15)

Tabel 4.9 Hasil Postes Keterampilan Sosial Anak Kelompok Kontrol

N Rata-rata Simpangan

Baku Minimal maksimal

BYK 19 24,16 3,65 18,00 33,00

Dari data postes kelompok kontrol dapat diketahui bahwa nilai keterampilan sosial terendah yang dicapai oleh anak adalah 18, sedangkan nilai keterampilan sosial tertinggi adalah 33. Jumlah nilai terbanyak adalah antara nilai 25-27 sebanyak 6 anak. Jumlah nilai berikutnya adalah antara nilai 22-24 sebanyak 5 anak, nilai 19-21 sebanyak 4 anak dan nilai 28-30 sebanyak 2 anak. Sedangkan jumlah nilai terendah adalah nilai 19-21 dan 31-33 yang sama-sama sebanyak 1 anak. Dari keseluruhan nilai diperoleh rata-rata yaitu 24,16 dengan simpangan baku sebesar 3,65. Keterangan lebih lengkap mengenai data keterampilan sosial akhir kelompok kontrol dapat dilihat pada lampiran 32 halaman 155.

B. Uji Prasyarat Analisis 1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui bahwa data dari kedua sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Dalam statistika parametrik, normalitas suatu data merupakan salah satu syarat agar data tersebut dapat dianalisis lebih lanjut dengan menggunakan rumus yang sesuai. Uji normalitas kelompok eksperimen dilakukan pada anak kelompok B TK Eka Puri Mandiri dan uji normalitas kelompok kontrol dilakukan pada anak kelompok B TK Kemala Bhayangkari 55.

Peneliti menggunakan bantuan SPSS 16 for windows untuk menguji normalitas data keterampilan sosial pada anak. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji one-sample kolmogorov smirnov dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05. Untuk menentukan normalitas dari suatu data dapat dilihat pada nilai signifikansi (Asymp Sig 2-tailed). Jika signifikansi kurang dari 0,05 maka data tidak berdistribusi normal, tetapi

(16)

jika lebih dari 0,05 maka data berdistribusi normal. (Priyatno, 2012: 39) . Hasil uji normalitas dapat dilihat pada Tabel 4.10 dan Tabel 4.11 berikut.

Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas Pretes Keterampilan Sosial Anak Kelompok Nilai kolmogorov-smirnov Keterangan

Kontrol 0,597 Distribusi normal

Eksperimen 0,872 Distribusi normal

Berdasarkan tabel 4.10 di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi untuk data keterampilan sosial anak sebelum diberikan perlakuan m empunyai nilai > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok data tersebut berdistribusi normal. Penjelasan lebih lengkap mengenai hasil uji normalitas keterampilan sosial anak dapat dilihat pada lampiran 28 dan 29 pada halaman 151 dan 152.

Sedangkan hasil uji normalitas data keterampilan sosial anak setelah diberikan perlakuan dapat dilihat pada Tabel 4.11 berikut ini.

Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas Postes Keterampilan Sosial Anak Kelompok Nilai kolmogorov-smirnov Keterangan

Kontrol 0,965 Distribusi normal

Eksperimen 0,403 Distribusi normal

Hasil di atas diketahui bahwa nilai signifikansi untuk data keterampilan sosial anak setelah diberikan perlakuan m empunyai nilai > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok data tersebut berdistribusi normal. Penjelasan lebih lengkap mengenai hasil uji normalitas keterampilan sosial anak dapat dilihat pada lampiran 33 dan 34 pada halaman 156 dan 157.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui bahwa suatu data berasal dari populasi yang memiliki variansi yang sama (homogen). Dalam penelitian ini, uji homogenitas dilakukan dengan bantuan SPSS 16 for

(17)

windows. Nilai signifikansi dapat dilihat melalui nilai levene statistic. Jika nilai tersebut lebih dari 0,05 maka dikatakan bahwa varian dari dua atau lebih kelompok data adalah sama (Priyatno, 2008). Hasil dari SPSS uji homogenitas dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4. 12 berikut.

Tabel 4.12 Hasil Uji Homogenitas Keterampilan Sosial Anak

Data Kelompok Nilai levene Keterangan

Pretes Kontrol dan Eksperimen 0,156 Data Homogen Postes Kontrol dan Eksperimen 0,356 Data Homogen

Melalui hasil uji homogenitas pada data pretes dapat dilihat nilai levene 0,156. Sedangkan pada data postes dapat dilihat nilailevene sebesar 0,356. Kedua data hasil uji homogenitas tersebut memiliki nilai levenelebih dari 0,05. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok data keterampilan sosial anak antara data pretes dan data postes memiliki varian yang sama. Penjelasan lebih lanjut hasil uji homogenitas keterampilan sosial anak awal dapat dilihat pada lampiran 30 dan 35 pada halaman 153 dan halaman 158.

Berdasarkan hasil uji normalitas dan homogenitas yang telah dilakukan, maka data pada penelitian ini sudah representatif dan sudah memenuhi syarat untuk menggunakan statistik parametrik. Sehingga dapat dilanjutkan untuk melakukan uji hipotesis.

C. Pengujian Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui bahwa terdapat perbedaan keterampilan sosial anak pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Uji hipotesis pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS 16 for windows.

1. Perbandingan Keterampilan Sosial Antara Kelompok Eksperimen dan Kontrol

Setelah data nilai keterampilan sosial kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terkumpul, maka data tersebut dibandingkan untuk

(18)

No Indikator Keterampilan Sosial Rata-rata Nilai Eksperimen Kontrol 1. Membina hubungan dengan orang

dewasa

2,48 2,55

2. Membina hubungan dengan anak lain 2,58 2,14 3. Membina hubungan dalam kelompok 2,48 2,07 4. Membina diri sebagai individu 2,60 2,14

2.482.55 2.58 2.48 2.6 2.14 2.07 2.14 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 Membina hubungan dengan orang dewasa Membina hubungan dengan anak lain Membina hubungan dalam kelompok Membina diri sebagai individu N il a i R a ta -r a ta

Perbandingan Rata-rata Nilai Keterampilan Sosial Akhir

Eksperimen Kontrol

(19)

Dalam penelitian ini digunakan uji independent samples t-test. Adapun kriteria uji-t pada penelitian ini yaitu apabila nilai t hitung lebih kecil dari t tabel maka H0 diterima. Sebaliknya bila t hitung lebih besar dari t tabel maka H0 ditolak (Trihendradi, 2013: 119). Kriteria lain yang dapat digunakan yaitu apabila signifikansi dari hasil uji t tersebut kurang dari 0,005 maka H0 ditolak (Priyatno, 2012: 49). Dengan kata lain apabila kedua kriteria tersebut dapat dipenuhi maka kesimpulannya terdapat perbedaan keterampilan sosial antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil uji hipotesis postes dapat dilihat pada Tabel 4.13 berikut.

Tabel 4.14 Hasil Uji Hipotesis Data Postes dengan Uji independent samples t-test

t-test for Equality of Means

t df Sig. (2-tailed) Mean Difference N I L A I Equal variances assumed 3,017 37 .005 3,79 Equal variances not assumed 3,027 36,78 .004 3,79

Berdasarkan tabel 4.14 dapat diketahui bahwa hasil uji t-test menghasilkan nilai t hitung 3,017 sedangkan t tabel (0,05; 37) adalah 1,687. S el ain it u p va lu e m e m il ik i n il ai s eb es ar 0 , 00 5 . Karena t hitung > t tabel dan probabilitas p value < 0,05 maka H0 ditolak yaitu terdapat perbedaan keterampilan sosial setelah penerapan permainan tradisional antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

2. Perbandingan Keterampilan Sosial Antara Sebelum dan Setelah Perlakuan

Setelah data nilai keterampilan sosial kelompok eksperimen terkumpul, maka data tersebut dibandingkan untuk mengetahui

(20)

No Indikator Keterampilan Sosial Rata-rata Pretes Postes 1. Membina hubungan dengan orang dewasa 2,23 2,48 2. Membina hubungan dengan anak lain 1,95 2,58 3. Membina hubungan dalam kelompok 1,77 2,48

4. Membina diri sebagai individu 2,00 2,60

Rata-rata Nilai 2.23 1.95 1.77 2 2.48 2.58 2.48 2.6 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 Membina hubungan dengan orang dewasa Membina hubungan dengan anak lain Membina hubungan dalam kelompok Membina diri sebagai individu R a ta -r a ta N il ai

Rata-rata Nilai Keterampilan Sosial Kelompok Eksperimen

Pretes Postes

(21)

perhitungannya menggunakan uji paired sample t-test. Hasil uji paired sample t-testini dapat dilihat pada tabel 4.15 berikut ini.

Tabel 4.16 Hasil Uji Hipotesis Data dengan UjiPaired Sample t-tes

Nilai Mean t df Sig. (2-tailed)

Pretes 21,60

-7,287 19 .000

Postes 27,95

Berdasarkan tabel 4.16 dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan rata-rata pada kelompok eksperimen antara sebelum (mean= 21,69) dan sesudah diberikan perlakuan (mean= 27,95). Selain itu -t hitung < -t tabel yaitu -7,287 < -1,729 dan signifikansi kurang dari 0,05 (0,000) sehingga H0 ditolak. Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan keterampilan sosial pada kelompok eksperimen antara sebelum dan setelah diberikan perlakuan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat efektivitas permainan tradisional terhadap peningkatan keterampilan sosial anak.

D. Pembahasan Hasil Analisis Data

Berdasarkan hasil uji hipotesis dapat diketahui bahwa keterampilan sosial pada anak dengan adanya penerapan permainan tradisional lebih baik dibandingkan pada anak yang tidak diberikan perlakuan. Selain itu hipotesis juga menunjukan adanya peningkatan keterampilan sosial pada anak yang diberikan perlakuan (kelompok eksperimen).

Pada kedua kelompok ini terdapat perbedaan kondisi anak selama kegiatan pembelajaran. Anak-anak pada kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan. Kegiatan yang dilakukan anak pada kelompok ini sebagaimana kegiatan pembelajaran sehari-hari. Anak lebih sering diberikan penugasan oleh guru. Kegiatan untuk mengembangkan keterampilan sosial lebih dipusatkan dengan pemberian nasehat kepada anak. Selama proses penelitian, kegiatan berupa permainan tidak pernah dilakukan. Hal ini

(22)

dikarenakan guru lebih terfokus untuk mempersiapkan anak memasuki jenjang pendidikan berikutnya yaitu SD. Sehingga kegiatan yang dilakukan lebih diutamakan untuk mengembangkan kemampuan kognitif maupun bahasa anak.

Anak-anak pada kelompok eksperimen diberikan perlakuan berupa permainan tradisional. Selama pemberian perlakuan, anak-anak terlihat sangat aktif dan senang untuk mengikuti setiap permainan tradisional yang diterapkan. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Siagawati (mengutip simpulan Dharmamulya, 1999) yang mengungkapkan bahwa permainan tradisional m emiliki nilai kesenangan atau kegembiraan, rasa berteman dan nilai kebersamaan (2007: 88).

Setiap permainan tradisional yang diterapkan memiliki nilai-nilai positif terutama terhadap keterampilan sosial anak. Pada perlakuan pertama yaitu permainan cublak-cublak suweng, anak-anak belajar untuk jujur dan mentaati aturan seperti menggendong temannya jika salah menebak. Jujur dalam hal ini berarti bahwa anak harus mengatakan “ya” atau “tidak” ketika temannya yang menjadi “dadi” menebak anak yang memegang kancing. Anak tidak boleh berbohong ketika si “dadi” menebak bahwa ia yang memegang kancing. Selain itu ketika anak salah menebak, ia harus menerima hukumannya yaitu menggendong temannya terebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Sujarno, dkk (2013: 165) bahwa permainan tradisional mengandung nilai sportivitas, kejujuran, kesabaran, ketangkasan-keseimbangan-kegesitan (keterampilan motorik).

Pada permainan ambah-ambah lemah,anak belajar kerja keras, taat aturan, kerjasama, mau mengalah dan mengajarkan agar anak mudah bergaul dengan temannya. Anak belajar kerja keras agar tidak ditangkap oleh temannya yang menjadi “dadi”. Anak belajar kerjasama untuk menentukan tempat yang tinggi yang dapat mereka singgahi. Dalam kerjasama tersebut anak harus melakukan interaksi dan mudah bergaul dengan temannya. Selain itu permainan ambah-ambah lemah ini bermanfaat untuk kekuatan tubuhnya karena dalam permainan ini anak

(23)

harus berlari untuk mencari tempat yang tinggi. Sebagaimana yang disampaikan oleh Siagawati, dkk (mengutip simpulan Ariani, dkk., 1998) bahwa permainan tradisional bermanfaat untuk aspek jasmani yang meliputi unsur kekuatan dan daya tahan tubuh serta bermanfaat untuk aspek sosial yang meliputi kerjasama, keteraturan dan saling menghormati (2007: 87).

Pada permainankucing-kucingan, anak belajar melakukan kerjasama dengan temannya, melakukan komunikasi dengan baik, taat aturan, tidak memaksakan kehendak dan kerja keras. Bentuk kerjasama yang terlihat dalam permainan ini adalah pemain yang menjadi “sangkar” berusaha untuk melindungi pemain yang menjadi “tikus” agar tidak ditangkap oleh pemain yang menjadi “kucing”. Sehingga dalam hal ini dituntut adanya komunikasi yang baik antara “sangkar” dan “tikus”. Hal ini sesuai dengan pendapat Seriati dan Hayati yang menyatakan bahwa permainan tradisional mengajarkan anak untuk bersosialisasi dengan teman, belajar kekompakan, belajar mengendalikan diri atau emosi dan belajar tertib terhadap peraturan (2010: 14).

Pada permainan bakiak, anak belajar melakukan kerjasama dan komunikasi yang baik dengan anggota kelompoknya, taat aturan, kerja keras dan sabar untuk menunggu gilirannya bermain. Bentuk kerjasama dalam permainanbakiakini dapat dilihat pada kekompakan anak dalam melakukan koordinasi antara pemain yang berada di depan, di tengah dan di belakang. Anak juga belajar untuk melakukan komunikasi dengan baik yang dapat dilihat selama permainan berlangsung mereka saling memberikan aba-aba “kanan-kiri-kanan-kiri” dan seterusnya sehingga terjadi koordinasi yang baik dalam kelompok. Selain itu anak belajar untuk tidak mudah menyerah jika di tengah permainan mereka terjatuh karena kerjasama yang kurang. Hal ini sesuai dengan pendapat Sujarno, dkk bahwa permainan tradisional mengandung nilai sportivitas, nilai kesabaran, nilai ketangkasan-keseimbangan-kegesitan (keterampilan motorik) dan kemampuan menjalin kerjasama dengan orang lain (2013: 165).

(24)

Secara umum, permainan tradisional yang diterapkan dalam penelitian ini memiliki nilai-nilai positif terhadap keterampilan sosial anak. Hal ini berdampak pada peningkatan keterampilan sosial pada anak. Terutama pada anak yang sebelum diberikan perlakuan memiliki keterampilan sosial yang rendah. Dengan diterapkannya permainan tradisional, anak memiliki kerjasama yang baik dengan temannya. Selain itu anak menjadi lebih mudah untuk mengendalikan emosinya, lebih taat aturan, mau mengalah dan lebih mudah untuk melakukan komunikasi dengan temannya.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Seriati dan Hayati dari Universitas Negeri Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Kedua peneliti tersebut menyatakan bahwa permainan tradisional dapat menstimulus berbagai aspek perkembangan anak khususnya aspek keterampilan sosial. Melalui permainan tersebut anak belajar bersosialisasi dengan teman, belajar kekompakan, belajar mengendalikan diri atau emosi, belajar bertanggung jawab, belajar tertib terhadap peraturan serta belajar menghargai orang lain. Walaupun antara penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dengan penelitian yang dilakukan oleh Seriati dan Hayati memiliki perbedaan dalam penggunaan metode penelitiannya, tetapi dari kedua penelitian ini sama -sama menemukan bahwa permainan tradisional memiliki pengaruh terhadap keterampilan sosial anak. Sehingga hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini dapat diterima, yaitu permainan tradisional memiliki keefektifan terhadap peningkatan keterampilan sosial anak usia dini khususnya anak TK pada kelompok B di TK se-gugus IV Kecamatan Banjarsari Surakarta tahun ajaran 2013/2014.

Gambar

Tabel 4.1 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Observasi
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Nilai Pretes Kelompok Eksperimen
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Nilai Postes Kelompok Eksperimen
Tabel 4.9 Hasil Postes Keterampilan Sosial Anak Kelompok Kontrol N Rata-rata Simpangan
+4

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pengujian hipotesis secara simultan (uji F) yang telah dianalisis, maka dapat disimpulkan bahwa secara simultan / bersama-sama gross profit margin, return

“Verba Emosi Bahasa Indonesia dan Bahasa Melayu Asahan Kajian Semantik Lintas Bahasa” (Disertasi).. Program Doktor Linguistik

Untuk operasional kegiatan peran dan fungsi TKPK provinsi, maka tim teknis TKPK Provinsi telah melakukan fasilitasi, koordinasi dan pengendalian terhadap TKPK Provinsi dan

Presented in International Seminar and workshop on Medoern Biology and its application :Focusing on stem cells and Human Genetics, Medical Faculty Diponegoro

Materi yang dilombakan pada bidang IT Network Systems Support tingkat Provinsi Kepri tahun 2016 meliputi kemampuan installasi serta konfigurasi Server dan Router

Film animasi pendek merupakan produk animasi dengan durasi singkat yang sudah ditentukan dimana dalam pelaksanaannya diperlukan teknik menggambar atau membuat

[r]

Nurul Fauzi, Zakiyah (2010) Studi Kasus tentang pelatihan dan Magang Pada Program Mahasiswa dalam meningkatkan Kemandirian Mahasiswa di Universitas pendidikan Indonesia.. Skripsi