TAHUN 2009
TOPIK BAHASAN: Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan
No Kondisi saat ini Permasalahan Solusi Strategi Implementasi
Kebijakan Program
1 2 3 4 5 6
PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
DIREKTORAT PROFESI A Percepatan peningkatan
kualifikasi guru, antara lain melalui: PJJ Berbasis ICT, program kemitraan antar LPTK, UT, program S1 reguler dengan memperhitungkan PHB
Amanat UU harus selesai tahun 2015, sasaran renstra dengan kemampuan anggaran tidak terpenuhi, sehingga perlu strategi percepatan
Peningkatan anggaran dan sasaran program kualifikasi guru pendidikan dasar dan menengah per tahun
Mendorong perubahan pengalokasian dana pada guru S1/D4
Mendorong Pemda sesuai PP No. 74 Tahun 2008 tentang Guru.
Percepatan peningkatan kualifikasi guru pendidikan dasar.
Percepatan peningkatan kualifikasi guru pendidikan menengah.
Penetapan sasaran peningkatan kualifikasi disesuaikan dengan sasaran renstra Ditjen PMPTK 2006 – 2009 bekerjasama dengan Ditjen Dikti
Program pengakuan hasil belajar yang dikembangkan oleh Ditjen PMPTK sampai saat ini belum ada
kesepakatan antara lembaga terkait
Pemenuhan amanat PP 74 Tahun 2008 tentang pengakuan hasil belajar guru ke dalam sistem sks PT/LPTK.
Peningkatan kualifikasi akademik S1 Kependidikan bagi guru dalam jabatan.
Mempercepat kesiapan LPTK dalam program pengakuan hasil belajar.
Rapat koordinasi dan sinkronisasi antara Ditjen PMPTK, Ditjen Dikti dengan para Rektor LPTK.
Pelaksanaan peningkatan kualifikasi akademik guru melalui UT, PJJ Berbasis ICT, program S1 reguler dengan memperhitungkan PHB.
Guru daerah terpencil mengalami kesulitan dalam peningkatan kualifikasi akademiknya ke S1/D-IV
Pengembangan sistem peningkatan kualifikasi akademik guru berbasis ICT.
Pengembangan program S1 Berbasis ICT untuk guru dalam jabatan pada satuan pendidikan dasar dan menengah Mempermudah jaringan/fasilitas guru dalam peningkatan kualifikasi akademik ke S1 dengan jalur PJJ. Mensosialisasikan program S1 Berbasis ICT yang sudah dikembangkan pada tahun 2006 ke Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota.
Mengkoordinasikan program tersebut dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dan pemerintah daerah
Masing-masing unit kerja melaksanakan program sesuai dengan kewenangannya.
Guru yang mengajar untuk keunggulan lokal, SLB, dan bahasa asing lain, tidak dapat meningkatkan kualifikasi akademiknya dikarenakan terbatasnya program studi yang ada di PT/ LPTK.
Mengembangkan program kemitraan untuk
peningkatan kualifikasi akdemik guru ke S1/D-IV.
Mensosialisaikan program kemitraan S1 Kependiidkan bagi guru dalam jabatan .
Memberikan analisis kebutuhan peningkatan kualifikasi akademik guru keunggulan lokal, SLB, dan bahasa asing lain ke Ditjen Dikti.
Masing-masing unit kerja melaksanakan program sesuai dengan kewenangannya. B Program penuntasan sertifikasi
guru Amanat UU Nomor 14 Tahun 2005 sertifikasi guru dalam jabatan harus selesai pada tahun 2015, sasaran Renstra dengan
Peningkatan anggaran dan sasaran peserta sertifikasi guru per tahun.
Percepatan sertifikasi guru pada pendidikan anak usia dini jalur formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Penetapan sasaran uji sertifikasi disesuaikan dengan sasaran renstra Ditjen PMPTK 2006 – 2009
kemampuan anggaran tidak terpenuhi.
Pada tahun 2012 diperkirakan guru yang memenuhi persyaratan semua sudah disertifikasi.
Percepatan peningkatan kualifikasi akademik guru ke jenjang S1/D-IV
Percepatan peningkatan kualifikasi guru, antara lain melalui: PJJ Berbasis ICT, program kemitraan antar LPTK, UT, program S1 reguler dengan memperhitungkan PHB Menambah sasaran Peningkatan kualifikasi akademik
Sharing dana dari pemerintah daerah untuk percepatan peningkatan kualifikasi akademik guru. C Penyaluran tunjangan guru
sesuai UU No. 14/2005 - Tunjangan Profesi - Tunjangan Khusus - Subsidi Tunjangan
Fungsional bagi guru non PNS
Kelancaran penyaluran perlu didukung oleh data dan penetapan (SK) calon penerima tunjangan profesi.
Penyusunan draft SK penetapan lanjutan oleh LPMP atau unit yang relevan
Penyaluran tunjangan profesi bagi guru
SK penetapan yang lama oleh Ditprodik Ditjen PMPTK dan yang baru oleh LPMP di Provinsi
Dasar hukum dan kriteria guru penerima tunjangan khusus belum menjangkau seluruh guru yang bertugas di daerah khusus.
Gubernur segera
menetapkan daerah khusus di wilayah kerjanya.
Penyaluran tunjangan khusus bagi guru yang memenuhi persyaratan.
Berkoordinasi dengan instansi terkait untuk mendapatkan data daerah khusus seluruh
Indonesia.
Keterbatasan anggaran dan data guru calon penerima subsidi tunjangan fungsional belum valid.
Penyediaan anggaran yang mencukupi dqan validasi data calon penerima subsidi tunjangan fungsional.
Penyaluran subsidi tunjangan fungsional bagi guru yang memenuhi persyaratan.
Berkoordinasi dengan instansi terkait untuk mendapatkan data yang valid untuk seluruh calon penerima.
D Pengembangan profesional guru
berkelanjutan Sebagian besar guru belum mengembangkan kompetensi profesionalnya secara berkelanjutan sesuai dengan perkembangan IPTEK.
Pengembangan profesional guru berkelanjutan dikaitkan dengan Pengembangan karir guru.
Mengembangkan sistem promosi dan karir guru
Mengembangkan sistem penilaian kinerja guru
Mengembangkan sistem induksi bagi guru baru
Mengembangakan sistem guru underperformance
Merevitalisasi KKG dan MGMP sebagai wadah Pengembangan Profesional Guru secara Berkelanjutan
Pengembangan system Diklat dan pelaksanaannya untuk meningkatkan kemampuan guru melalui PPPPTK.
Pengembangan system penjaminan mutu guru melalui LPMP.
Penyusunan naskah akademik.
Membuat grand design sistem peningkatan mutu guru secara berkelanjutan termasuk program induksi
Menyusun pedoman pembinaan dan
pengembangan profesi dan karir guru
Penyusunan pedoman pelaksanaan penilaian kinerja guru
Penyusunan pedoman bagi guru underperformance
Penyusunan Panduan Penyelenggaan KKG dan MGMP
Prosedur Operasional Standard (SOP) KKG dan MGMP
Prosedur Operasional Standard (SOP)
Penyelenggaraan KTSP di KKKG dan MGMP
E Penghargaan dan perlindungan
guru Upaya peningkatan kompetensi, kualifikasi, dan sertifikasi guru perlu diimbangi dengan pemberian
Peningkatan anggaran dari pemerintah dan
pemerintah daerah, serta dan memperbanyak jenis
Peningkatan jumlah guru penerima penghargaan, berupa tanda jasa, piagam pendidikan, dan
Penetapan kriteria guru calon penerima dan prosedur penghargaan sesuai dengan jenis-jenis
penghargaan yang layak penghargaan yang
diberikan kepada guru bentuk penghargaan lain.
Pemberian penghargaan kenaikan pangkat istimewa bagi guru yang memiliki prestasi kerja dan dedikasi luar biasa.
Pemberian angka kredit setara satu kali kenaikan pangkat setingkat lebih bagi guru yang bertugas di Daerah Khusus
penghargaan.
Mendorong komitmen Pemerintah Daerah untuk memberikan penghargaan kepada guru yang mempunyai prestasi dan dedikasi luar dalam melaksanakan tugas profesionalnya, misalnya dengan pembuatan Perda mengenai pemberian penghargaan bagi guru di tingkat provinsi, kab/kota, kecamatan, dan satuan pendidikan.
Pembuatan Kepmen mengenai kriteria dan prosedur penghargaan kenaikan pangkat istimewa bagi bagi guru yang memiliki prestasi kerja dan dedikasi luar biasa
Pembuatan Kepmen atau peraturan mengenai kriteria dan prosedur pemberian angka kredit setara satu kali kenaikan pangkat bagi guru
Penyediaan biaya pemakaman dan/atau biaya perjalanan untuk pemakaman bagi guru yang gugur di Daerah Khusus.
dan Juknisnya yang bertugas di Daerah Khusus.
Pembuatan Kepmen atau peraturan mengenai prosedur, besaran, dan tatacara pembayaran biaya pemakaman dan/atau biaya perjalanan untuk pemakaman bagi guru yang gugur di Daerah Khusus.
Tuntutan profesionalitas guru dilihat dari persyaratan kualifikasi, kompetensi, sertifikasi, beban mengajar, dan kewajiban lainnya belum disertai dengan dengan perlindungan hukum, perlindungan profesi, dan poerlindungan
ketenagakerjaan yang baik bagi mereka. Peningkatan anggaran pememrintah, pemerintah daerah, dan penyelenggara dalam rangka pemberdayaan lembaga terkait bagi perlindungan guru, khususnya perlindungan profesi.
Pemberdayaan LKBH PGRI dan/atau LKBH terkait untuk memberi jaminan rasa aman dan keselamatan bagi guru dalam melaksanakan tugas melalui perlindungan hukum, profesi; dan keselamatan dan kesehatan kerja.
Perlindungan profesi guru melalui penerapan perjanjian kerja atau kesepakatan kerja bersama yang mengatur
Pemberian subsidi Pusat Pengaduan Guru atau LKBH terkait untuk memberi perlindungan kepada guru.
Sosialisasi prosedur standar perlindungan hukum,
profesi, dan
ketenagakerjaan bagi guru.
hak-hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh penyelenggara/satuan pendidikan dan guru.
perjanjian kerja dan kesepakatan kerja bersama dan mensosialisasikannya kepada
penyelenggara/satuan pendidikan.
Koordinasi dengan lembaga terkait (lembaga tripartit) untuk mendorong legitimasi pengangkatan guru bukan PNS dengan perjanjian kerja atau kesepakatan kerja bersama.
Kerjasama dengan BMPS dan penyelenggara dalam rangka bimbingan teknis penyusunan dan penerapan amanat peraturan
perundangan-undangan mengenai perjanjian kerja dan kesepakatan kerja bersama dalam rangka pengangkatan guru bukan PNS.
Subsidi bagi guru untuk mendapatkan hak atas
Fasilitasi guru untuk memperoleh perlindungan guru dalam melaksanakan hak atas kekayaan intelektual.
kekayaan intelektual melalui direktorat paten dan hak cipta.
F Perencanaan kebutuhan dan
pemerataan penempatan guru - Penyebaran guru yang tidak merata berakibat pada di suatu tempat guru
berlebihan dan di tempat lain kekurangan
- Perlu melihat kembali (mereformulasi) peritungan data kebutuhan guru untuk setiap jenjang pendiidkan seperti formula
perhitungan untuk pemenuhan guru SD: 6 rombel +3
Sehingga berakibat pada kelebihan perhitungan guru. Demikian juga mengenai perhitungan guru untuk guru Muatan Lokal.
Revisi formulasi kebutuhan guru
Mengembangkan sistem pelatihan guru yang multigrade dan multisubject
Mengembangkan sistem penempatan guru yang didasarkan pada analisis kebutuhan.
Penempatan guru baru dimulai di daerah yang sangat
kekurangan guru (terpencil) kemudian secara periodik dimutasikan ke daerah perkotaan.
- - Pemenuhan kebutuhan
guru di daerah terpencil melalui rekruitmen calon guru yang berasal dari putra/putri daerah asal untuk diberi beasiswa S1 Pendidikan Berasrama untuk mengatasi
Mengembangkan program S1 Berasrama untuk calon guru pada satuan
pendidikan dasar dan menengah
Mensosialisasikan program S1 Berasrama yang sudah dikembangkan pada tahun
Mengkoordinasikan program tersebut dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dan pemerintah daerah
Masing-masing unit kerja melaksanakan program sesuai dengan kewenangannya.
kekurangan guru di daerah terpencil. Beasiswa berasal dari pemerintah daerah yang mengirim anak dimaksud
-2006 ke Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota
Kekurangan guru produktif pada satuan pendidikan SMK dengan adanya kebijakan perubahan rasio SMA:SMK
Redistribusi dan alih spesialisasi guru SMA menjadi guru SMK.
Pelatihan guru SMA untuk menjadi guru produktif pada SMK.
Sertifikasi kembali guru sesuai dengan mata pelajaran yang diampu.
Analisis kebutuhan guru SMK
Penyusunan Permendiknas tentang alih fungsi guru SMA menjadi guru SMK
Pelatihan guru satu paket dengan sertifikasi guru bagi guru SMA bersertifkat pendidik..
DIREKTORAT TENAGA KEPENDIDIKAN G Sertifikasi Pendidik bagi
Pengawas Sekolah Penggunaan kompetensi Supervisi Akademik sebagai acuan dalam sertifikasi pendidik bagi pengawas
Pengaturan kebijakan sertifikasi pendidik bagi pengawas
Perumusan Peraturan Mentri yang memuat sertifikasi pendidik bagi pengawas
Pembuatan pedoman penilaian portofolio yang relevan dengan kompetensi supervisi akademik bagi pengawas
Penetapan kuota dalam sertifikasi pendidik bagi pengawas
Penempatan pengawas sebagai salah satu prioritas dalam sertifikasi pendidik bagi pengawas
Perumusan pedoman konversi beban kerja kepengawasan dengan jumlah jam mengajar guru
H. Pemberdayaan Pengawas dalam
Peningkatan Mutu Sekolah Belum semua Kab/Kota menyediakan sarana kerja dan dana operasional untuk pelaksanaan tugas bagi pengawas
Himbauan kepada Pemda Kab/Kota agar memberikan peran yang lebih optimal kepada pengawas
Perumusan pedoman dan instrumen kerja dalam pelaksanaan supervisi sekolah
Pembekalan kepada
widyaiswara LPMP/P4TK terkait peran pengawas dalam
peningkatan mutu sekolah I Pembinaan profesionalisme
Kepala Sekolah Perekrutan, seleksi, dan pembinaan Kepemimpinan Kepala Sekolah (terumata Kepala SD) kurang efektif
Perekrutan, Seleksi, dan Pelatihan Calon Kepala Sekolah mengacu pada Permendiknas No. 13 Th 2007 tentang Standar Kepala Sekolah.
Pembuatan Pedoman Perekrutan dan Seleksi Calon Kepala Sekolah
Pembuatan Bahan terstandar untuk pelatihan Calon Kepala Sekolah
Pembekalan Fasilitator Tingkat Propinsi (LPMP/P4TK) untuk pelatihan Calon Kepala Sekolah.
Pelaksanaan TOT (Training of Trainers) tingkat nasional dengan peserta dari
widyaiswara, kepala sekolah berprestasi, pengawas sekolah berprestasi, dan sebagian dosen LPTK yang menjadi mitra LPMP/P4TK
J. Pemenuhan Kebutuhan Tenaga Administrasi Sekolah (terutama SD)
Kepala Sekolah/ Guru SD merangkap sebagai bendahara sekolah
Perumusan berbagai
alternatif pemenuhan Tenaga Administrasi Sekolah SD
Pemetaan kebutuhan dan Alternatif Pemenuhan TAS SD (Terumatam Bendahara Sekolah)
Pembuatan Pedoman
Perekrutan dan Seleksi TAS SD K. Jumlah, Kualifikasi, dan
Kompetensi Tenaga Perpustakaan Sekolah dan Tenaga Laboratorium
Jumlah tenaga perpustakaan dan tenaga laboratorium lebih kecil dibanding jumlah perpustakaan dan jumlah laboratorium yang ada di sekolah
Kualifikasi pendidikan Tenaga Perpustakaan dan Teknisi
Perumusan kebijakan tentang pemenuhan kebutuhan tenaga perpustakaan dan tenaga laboratorium sekolah
Pembuatan pedoman tentang tugas tambahan bagi guru sebagai kepala perpustakaan dan kepala laboratorium sekolah
Dinas Kab/Kota melaksanakan identifikasi tentang jumlah guru pada masing-masing jenjang pendidikan yang akan diberikan tugas tambahan sebagai kepala perpustakaan dan kepala laboratorium sekolah
Laboratorium belum sesuai dengan Standar Kualifikasi (Permendiknas No 25 dan 26 2008)
Belum tersedia peta kompetensi secara komprehensif untuk tenaga perpustakaan dan tenaga laboratorium sekolah
Pemetaan kualifikasi dan kompetensi tenaga perpustakaan dan tenaga laboratorium sekolah
Pemetaan kompetensi tenaga perpustakaan dan laboratorium sekolah
Dinas Kab/Kota melaksanakan pengumpulan data tentang peta kompetensi tenaga
perpustakaan dan tenaga laboratorium sekolah Kerjasama dinas propinsi, Kabupaten/Kota dengan LPMP, PPPPTK dan LPTK dalam peningkatan kompetensi tenaga perpustakaan dan laboratorium sekolah
L. Perlindungan Tenaga
Kependidikan Sebagian tenaga kependidikan kurang merasa aman dalam menjalankan tugas profesinya
Pemberian perlindungan hukum kepada tenaga kependidikan
Layanan advokasi hukum
kepada tenaga kependidikan Kerja sama dengan Lembaga Bantuan Hukum untuk pemberian layanan perlindungan terhadap tenaga kependidikan yang menghadapi permasalahan dalam menjalankan profesinya
DIREKTORAT PTK-PNF
M. Strategi Pemenuhan Kebutuhan PTK-PNF Belum adanya acuan dan pola perencanaan pemenuhan kebutuhan PTK-PNF
Belum terumuskan aturan tentang perekruitmen, seleksi, penempatan dan
pengembangan karir PTK-PNF
Perencanaan dan Analisis Kebutuhan PTK-PNF
Penyiapan bahan rumusan ketentuan perundang-undangan melalui Permendiknas untuk mengatur tentang Strategi pemenuhan kebutuhan PTK-PNF
Penyusunan Permendiknas tentang Perekruitmen, seleksi, penempatan, dan pengembangan karir PTK-PNF
Koordinasi dengan Menpan, BKN dan Pendidikan Dinas Propinsi dan Dinas Kabupaten/Kota.
Optimalisasi peran UPT (P2PNFI, BP-PNFI, BPKB, SKB, LPMP, P4TK) dan Asosasi/Forum PTK-PNF
Pengembangan instrumen NU-PTK-PNF yang terintegrasi di dalam SIM NUPTK (Guru)
Pusat, Propinsi, Kab/kota
N. Percepatan Peningkatan Kualifikasi PTK-PNF Sampai dg tahun 2008 telah dilakukan peningkatan kualifikasi PTK-PNF sebanyak 1807 orang melalui :
15 perguruan tinggi yang dikoordinasikan Dit. PTK-PNF sebanyak 397 orang; PTN/PTS lain sejumlah 1410 orang yg dikoordinasikan oleh BPPNFI, BPKB dan SKB Sebagian besar PTK-PNF belum memenuhi standar kualifikasi sebagaimana ketentuan PP no 19 tahun 2005. Saat ini terdapat 39,405 orang (36,18%) PTK-PNF dari jumlah total 108.904 PTK-PNF yang memiliki kualifikasi S1. Belum adanya sistem/pola percepatan peningkatan kualifikasi PTK-PNF Meningkatkan kerjasama dengan LPTK serta pemerintah daerah dalam rangka percepatan pemenuhan kualifikasi Rintisan Pendidikan Gelar Beasiswa/bantuan pendidikan Kerjasama dengan Perguruan tinggi terpilih dalam rangka rintisan program konversi hasil diklat bagi PTK-PNF.
O. Peningkatan Kompetensi PTK-PNF
Belum adanya standar kompetensi yang ditetapkan melalui permendiknas terhadap jenis-jenis PTK-PNF yang sangat variatif, seperti: Pamong Belajar, Penilik, Tutor Kesetaran, Tutor Keaksaraan, Instruktur Kursus,
Beragamnya jenis PTK-PNF membutuhkan banyaknya standar kompetensi yang harus disusun dan model peningkatan kompetensi yang sesuai dengan karakteristiknya
Penetapan standar kompetensi dari berbagai jenis PTK-PNF melalui permendiknas setelah diusulkan oleh BSNP
Pelibatan perguruan tinggi dan lembaga peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan dalam
Peningkatan kompetensi
bagi PTK-PNF Seluruh jenis PTK-PNF harus disusun standar kompetensinya secara bertahap
Mengembangkan model peningkatan kompetensi yang sesuai dengan karakteristik PTK-PNF
Instruktur Tata Boga, Instuktur Tata Busana, Instruktur Bahasa Inggris, Intruktur Elektronik, Intruktur Akupuntur, Pengelola Kursus, Pengelola PKBM, Pengelola PAUD dan Pengelola Keaksaraan
rangka percepatan pemenuhan kompetensi PTK-PNF
melalui penyelenggaraan diklat bekerjasama dengan UPT (P2PNFI, BP-PNFI, BPKB, SKB, LPMP, P4TK) dan Asosasi/Forum PTK-PNF Pusat, Propinsi, Kab/kota
Magang Bagi PTK-PNF
P. Penghargaan dan
perlindungan PTK-PNF Pada tahun 2009, telah dialokasikan anggaran dan sasaran untuk Insentif/bantuan: Pend. PAUD (50.000 or, 62 M) Penilik (8111 or, 9,7 M) TLD/FDI (3578 or, 36,4 M). Pengelola Kursus Pedesaan dan Pengelola PKBM ( 1000 or, 665 jt)
Alokasi anggaran yang terbatas, sehingga tidak semua PTK-PNF bisa dipenuhi dan Pemerintah daerah masih belum optimal mengalokasikan anggaran untuk
penghargaan PTK-PNF
Mempercepat penetapan, pencairan dana bantuan insentif pendidik PAUD, Penilik, TLD/FDI
Pemberian bantuan insentif dalam rangka peningkatan mutu pendidik PAUD.
Pemberian bantuan insentif dalam rangka peningkatan mutu pendidik Penilik/ TLD/FDI.
Pemberian bantuan insentif dalam rangka peningkatan mutu Intruktur kursus dan pengelola PKBM
Memprioritas bagi PTK-PNF yang berdedikasi dan secara definitif telah memenuhi syarat berdasarkan kriteria
pengalaman bekerja/ bertugas Sosialisasi kepada Pemerintah daerah guna memperkuat keberadaan dan peran PTK-PNF.
Sosialisasi Harlindung PTK-PNF.
Optimalisasi peran Dinas Pendidikan Kab/Kota dan Dinas Propinsi.
Optimalisasi Peran Asosiasi/Forum PTK-PNF
Q. Pengembangan Karir Belum adanya pengembangan karir yang jelas bagi PTK-PNF, seperti Pamong Belajar, Penilik, dan PTK-PNF lainnya
Belum adanya payung hukum yang jelas untuk menanganinya.
Mempercepat proses penyelesaian revisi Kepmenpan Nomor 15 tentang Jabfung Penilik dan Nomor 25 tentang Jabfung Pamong Belajar
Revisi Kepmenpan Nomor 15 tentang Jabfung Penilik dan Nomor 25 tentang Jabfung Pamong Belajar
Koordinasi intensif dengan Biro Hukum dan Organisasi Setjen Diknas, BKN, Menpan dan Ditjen PNFI
DIREKTORAT BINDIKLAT R. Pelaksanaan penjaminan mutu
pendidikan dasar dan menengah Belum adanya proses penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah yang baku sebagai acuan LPMP
Perlu pedoman pelaksanaan penjaminan mutu pendidikan (BERUPA PERMEN
penjaminan Mutu Pendidikan)
Program penjaminan mutu pendidikan dikdasmen
Perlu ada program pelaksanaan kegiatan penjaminan mutu pendidikan di Bindiklat dan LPMP
S. Strategi pembinaan
profesionalisme guru, kepala sekolah dan pengawas
berkelanjutan melalui P4TK dan LPMP
Perlu pembakuan
pemberdayaan KKG/MGMP, KKKS/MKKS, KKPS/MKPS dalam penyusunan KTSP, lesson study, Pakem dan ICT dalam pembelajaran
Pembinaan profesionalisme berkelanjutan PTK, perlu dilaksanakan setiap tahun
Bloack grant operasional KKG/MGMP, KKKS/MKKS dan KKPS/MKPS
Berlanjutnya program block grant peningkatan profesionalisme guru melalui KKG/MGMP secara berkelanjutan, dalam KTSP, lesson study/PAKEM dan pemanfaatan ICT. T. Peningkatan kinerja dan peran
LPMP, PPPPTK dalam peningkatan mutu PTK
Perlu disusun rancangan peningkatan kinerja dan peran LPMP dan PPPPTK
Pemanfaatan kapasitas P4TK dan LPMP sebagai pusat pendidikan dan
pelatihan belum dimanfaatkan secara maksimal
Meningkatkan kinerja dan peran LPMP dan PPPPTK dalam PMPTK
Perlu penambahan alokasi anggaran untuk program diklat di P4TK dan LPMP
Asistensi program LPMP dan PPPPTK
Peningkatan sarana dan prasarana LPMP dan P4TK
Pengembangan program diklat PTK secara berkelanjutan
Integrasi program pusat, daerah dengan LPMP dan PPPPTK
Perlu peremajaan fasilitas pelatihan di PPPPTK dan LPMP
U Pemberdayaan P4TK dan LPMP Program peningkatan kompetensi PTK
berkelanjutan belum masuk pada IKK depdiknas
Perlu IKK khusus tentang peningkatan kompetensi
berkelanjutan bagi pendidik dan tenaga
Perlu disusun program peningkatan PTK berkelanjutan P4TK dan LPMP perlu membuat analisis
kebutuhaan pelatihan untuk peningkatan mutu PTK berkelaanjutan
kependidikan sebagai bentuk pemeliharaan profesionalisme PTK V BERMUTU Program BERMUTU belum
menjangkau keseluruh propinsi di Indonesia
Perlu desiminasi dan replikasi program BERMUTU di Propinsi seluruh Indonesia , melalui sharing budget antara pemerintah pusat, propinsi dan kabupaten /kota
Program replikasi program BERMUTU di seluruh kabupaten / kota di seluruh propinsi di Indonesia
Pengembangan model dan modul program BERMUTU dan pengembangan strategi implementasi di seluruh kabupaten / kota diseluruh Indonesia