• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA BADAN PEMBINAAN PENDIDIKAN DAYAH ACEH SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA BADAN PEMBINAAN PENDIDIKAN DAYAH ACEH SKRIPSI"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

25

PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA BADAN PEMBINAAN PENDIDIKAN DAYAH ACEH

SKRIPSI

Di ajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Komputer

STMIK U’Budiyah Indonesia

Oleh

Nama : Handayani NIM : 121020220039

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK U’BUDIYAH INDONESIA

(2)

LEMBAR PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi yang saya susun, sebagai syarat memperoleh gelar sarjana merupakan hasil karya tulis saya sendiri. Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi ini yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah. Saya bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang saya peroleh dan sanksi-sanksi lainya sesuai dengan peraturan berlaku, apabila dikemudian hari ditemukan adanya plagiat dalam skripsi ini.

Banda Aceh, September 2013

Materai 6000

(Handayani, A.Md) 121020220039

(3)

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Segala puji dan syukur hanya kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, keluarga dan sahabat-sahabatnya.

Alhamdulillahirabbil’alamin. Segala puji bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufik, hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi ini dikerjakan demi memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana komputer di STMIK U’Budiyah Indonesia. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan dan kekhilafan sehingga jauh dari kesempurnaan, skripsi ini bukanlah tujuan akhir dari belajar karena belajar adalah sesuatu yang tidak terbatas.

Terselesaikannya skripsi ini tentu tidak lepas dari dorongan dan ulur tangan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengungkapkan rasa terima kasih dan penghargaan kepada:

1. Ayahanda Kasmi (alm) Ibunda Nur Asma Usman serta keluarga penulis. 2. Bapak Hendri Ahmadian, M.IM selaku dosen pembimbing.

3. Bapak T. Khairuman, M.Si selaku penguji I. 4. Bapak Fesrianevalda, ST, M.Cs selaku penguji II. 5. Ibu Fathiah, ST, M.Eng Ketua Prodi Sistem Informasi.

6. Bapak Jurnalis J. Hius, MBA Mantan Ketua Prodi Sistem Informasi. 7. Bapak Muslim, S.Si, M.InfoTech Mantan Ketua Prodi Sistem Informasi. 8. Bapak Agus Arinyanto, SE, M.Si Selaku Ketua STMIK U’Budiyah Indonesia. 9. Bapak Dr. Amin Harris, M.Pd Selaku Mantan Ketua STMIK U’Budiyah

Indonesia.

10.Teman-teman seperjuangan dan Karyawan-karyawati Akademik STMIK U’Budiyah Indonesia.

(4)

11.Kepala Badan dan Karyawan-karyawati BPPD Aceh.

12.Semua pihak yang telah banyak membantu penulis dan tidak penulis sebutkan. Semoga Allah SWT membalas kebaikan dan ketulusan semua pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini dengan melimpahkan rahmat dan karunia-Nya. “Amin”. Akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat memberikan wawasan dan pengetahuan kepada para pembaca pada umumnya dan pada penulis khususnya.

Banda Aceh, September 2013 Penulis,

(5)

ABSTRAK

Peningkatan penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam sebuah organisasi bertujuan untuk meningkatkan daya saing di berbagai bidang. Dalam era globalisasi pengunaan SI/TI menjadi sangat penting sebagai media untuk meningkatkan proses antivitas perusahaan. Maka dari itu perlu perencanaan strategis. Metode Enterprise Architecture (EA) merupakan cara untuk membangun arsitektur informasi dari sebuah organisasi yang berfokus pada arsitektur data, aplikasi dan teknologi. Penggunaan metodologi untuk mengumpulkan informasi adalah TOGAF kerangka arsitektur. TOGAF menyediakan metode dan alat untuk membangun, mengelola dan melaksanakan arsitektur perusahaan dan elemen maintenance. Key dari TOGAF adalah Metode Pengembangan Arsitektur (ADM) yang menyediakan fitur khusus untuk proses pengembangan arsitektur enterprise. ADM merupakan fitur penting yang memungkinkan perusahaan untuk mendefinisikan kebutuhan bisnis dan membangun arsitektur tertentu untuk memenuhi kebutuhan tersebut. ADM terdiri dari tahap yang diperlukan dalam membangun arsitektur enterprise, tahapan ADM adalah Kerangka Awal dan Prinsip, Arsitektur Visi, Arsitektur Bisnis, Sistem Informasi Arsitektur, Teknologi Arsitektur, Peluang dan Solusi, Perencanaan Migrasi, Tata Pelaksanaan dan Manajemen Perubahan Arsitektur. Hasil dari penelitian ini adalah arsitektur bisnis, arsitektur sistem informasi yang terdiri dari data dan arsitektur aplikasi, arsitektur teknologi, sebagaimana diatur dalam cetak biru (blue print). Arsitektur dari fungsi utama yang meliputi Penerimaan Bahan Amprahan (PBAP), Penerbitan Surat Perintah Pembayaran (PSPM), dan Proses Verifikasi (PV), sedangkan fungsi pendukung meliputi Manajemen Keuangan (MK), Manajemem Sarana dan Prasarana (MSP), Sistem Teknologi Informasi (STI), dan Manajemen Administrasi (MA) dimodelkan menggunakan Michael Porter Value Chain.

Keyword : Informasi dan Komunikasi, Enterprise Architecture (EA), TOGAF,

(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN ... iii

LEMBARAN PERNYATAAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 2 1.3 Ruang Lingkup ... 3 1.4 Tujuan Penelitian ... 3 1.5 Manfaat Penelitian ... 3 1.6 Batasan Masalah ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1 Teori Umum... 4

2.1.1 Pengertian Sistem ... 4

2.1.2 Pengertian Data ... 4

(7)

2.1.4 Pengertian Perencanaan ... 5

2.1.5 Pengertian Sistem Informasi ... 5

2.1.6 Pengertian Teknologi Informasi ... 5

2.1.7 Perencanaan Strategi Sistem Informasi dan Teknologi Informasi ... 5

2.1.8 Pengertian Strategi ... 5

2.1.9 Pengertian Perencanaan Strategi ... 5

2.1.10 Pengertian Strategi Sistem Informasi ... 6

2.1.11 Pengertian Strategi Teknologi Informasi ... 6

2.1.12 Pengertian Strategi Bisnis ... 6

2.1.13 Pengertian Infrastruktur Teknologi Informasi ... 6

2.1.14 Pengertian Arsitektur Teknologi Informasi ... 7

2.1.15 Pengertian Efektivitas dan Efesiensi Sistem Informasi ... 7

2.1.16 Keterbukaan Informasi Publik ... 7

2.2 Teori Khusus ... 8

2.2.1 Infrastruktur Teknologi Informasi ... 8

2.2.2 Tipe Sistem Informasi ... 8

2.2.3 Infrastruktur Teknologi Informasi ... 9

2.2.4 Enterprise ... 9

2.2.5 Architecture ... 10

2.2.6 Enterprise Architecture ... 10

2.2.7 Strategi Sistem Informasi/Teknologi Informasi ... 11

2.2.8 Unified Modelling Language ... 11

2.2.9 Analisa Critical Success Factor ... 14

2.2.10 Analisa Value Chain ... 15

(8)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 19

3.1 Ruang Lingkup Penelitian ... 19

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 19

3.3 Jenis Penelitian ... 19

3.4 Rancangan Penelitian... 19

3.5 Metode Pengumpulan Data... 19

3.6 Metode Pengolahan Data ... 20

3.7 Tahapan Penelitian... 20

3.7.1 Tahap Awal (Preliminary Phase) ... 21

3.7.2 Visi Arsitektur (Architecture Vision) ... 22

3.7.3 Arsitektur Bisnis (Business Architecture) ... 22

3.7.4 Arsitektur Sistem Informasi (Information System Architecture) 22 3.7.5 Teknologi Arsitektur (Technology Architecture) ... 23

3.7.6 Peluang dan Solusi (Opportunities and Solution) ... 23

3.7.7 Perencanaan Migrasi (Migration Planning) ... 23

3.7.8 Tatakelola Implementasi (Implementation Governance) ... 24

3.7.9 Manajemen Perubahan Arsitektur (Architecture Change Management)... 24

BAB VI ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN ... 25

4.1 Uraian Umum ... 25

4.2 Tahap Awal (Preliminary Phase) ... 25

4.2.1 Lingkup Enterprise Organisasi ... 25

4.2.2 Konfirmasi Pemerintah dan Dukungan Framework ... 27

4.2.3 Menentukan Framework Arsitektur ... 28

(9)

4.2.5 Prinsip-Prinsip Enterprise Archtecture (EA) ... 29

4.3 Manajemen Kebutuhan (Requirement Mangement) ... 29

4.3.1 Bisnis Inti (Core Business) ... 29

4.3.2 Proses Bisnis (Business Process) ... 30

4.3.3 Issue Organisasi ... 30

4.4 Phase A. Visi Arsitektur (Architecture Vision) ... 32

4.4.1 Profil Organisasi ... 33

4.4.2 Pendefinisian Visi dan Misi ... 34

4.4.3 Tujuan Organisasi ... 35

4.4.4 Sasaran Organisasi ... 36

4.4.5 Unit Organisasi ... 36

4.4.6 Kondisi Arsitektur Saat Ini ... 38

4.5 Phase B Arsitektur Bisnis (Business Architecture) ... 41

4.5.1 Stakeholder Sub Bagian Keuangan ... 41

4.5.2 Proses Bisnis Sub Bagian Keuangan ... 42

4.5.3 Bagan Hirarki Fungsi ... 45

4.6 Phase C. Arsitektur Sistem Informasi (Information System Architecture) ... 47

4.6.1 Arsitektur Data ... 47

4.6.2 Arsitektur Aplikasi ... 53

4.7 Phase D. Teknolog Arsitektur (Technology Architecture) ... 56

4.7.1 Aliran Informasi Antar Sistem Aplikasi ... 57

4.7.2 Platform Aplikasi ... 57

4.7.3 Infrastruktur Topology ... 58

(10)

4.8.1 Tabulasi Gap Sistem Informasi ... 59

4.8.2 Tabulasi Gap Teknologi (Komponen Infrastruktur) ... 60

4.9 Phase F. Perencanaan Migrasi (Migration Planning) ... 60

4.9.1 Urutan Implementasi Aplikasi ... 60

4.9.2 Faktor Penentu (CSF) Implementasi ... 62

4.10 Phase G. Tatakelola Implementasi (Implementation Governance) ... 63

4.10.1 Tata Kelola Organisasi ... 63

4.10.2 Tata Kelola Teknologi Informasi ... 63

4.11 Phase H. Manajemen Perubahan Arsitektur (Architecture Change Management)... 63

BAB V PENUTUP ... 65 5.1 Kesimpulan ... 65 5.2 Saran ... 65 DAFTAR PUSTAKA ... 67 LAMPIRAN ... 69 BIODATA PENULIS ... 80

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Intergrasi domain arsitektur pada Enterprise Architecture .... 11

Gambar 2.2 Dua komponen diagram Use Case aktor dan use case ... 12

Gambar 2.3 Notasi komponen dalam Activity Diagram ... 13

Gambar 2.4 Notasi Class yang terdiri dari tiga bagian ... 14

Gambar 2.4 Notasi dalam Class Diagram... 14

Gambar 2.5 Model Value Chain (Sumber: Michel Porter, 1985) ... 15

Gambar 2.6 ADM Clyle (Sumber: The Open Group, 2009) ... 16

Gambar 3.1 Tahapan Penelitian ... 21

Gambar 4.1 Value Chain Sub Bagian Keuangan ... 26

Gambar 4.2 Kondisi jaringan Sub Bagian Keuangan... 39

Gambar 4.3 Model jaringan komputer OTTrans Media... 40

Gambar 4.4 Use Case Diagram ... 41

Gambar 4.5 Arsitektur Bisnis Sub Bagian Keuangan ... 47

Gamabr 4.6 Class Diagram PBAP ... 49

Gamabr 4.7 Class Diagram PSPM ... 49

Gambar 4.8 Class Diagram PV ... 50

Gambar 4.9 Class Diagram MK ... 50

Gambar 4.10 Class Diagram STI ... 51

Gambar 4.11 Class Diagram MA ... 51

Gambar 4.12 Class Diagram MSP ... 52

Gamabr 4.13 Solusi Aplikasi... 54

Gambar 4.14 Pemetaan Arsitektur Sistem Aplikasi terhadap Arsitektus Teknologi ... 55

Gambar 4.15 Aliran Informasi Antar Sistem Aplikasi ... 57

Gambar 4.16 Platform Aplikasi yang diusulkan ... 57

Gambar 4.17 Skema Jaringan BPPD Aceh yang terhubung dengan Sub Bagian Keuangan mengunakan wirelles ... 59

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Hubungan Stakeholder dengan Aktivitas Organisasi ... 27

Tabel 4.2 Permasalahan Sub Bagian Keuangan ... 30

Tabel 4.3 Solusi Bisnis Sub Bagian Keuangan ... 31

Tabel 4.4 Solusi Sistem Informasi Sub Bagian Keuangan ... 32

Tabel 4.5 Data SDM Sub Bagian Keuangan ... 34

Tabel 4.6 Data Sarana dan Prasarana Sub Bagian Keuangan ... 34

Tabel 4.7 Koleksi Data Sub Bagian Keuangan ... 38

Tabel 4.8 Aplikasi Sub Bagian Keuangan... 38

Tabel 4.9 Pemanfaatan Teknologi Sub Bagian Keuangan ... 39

Tabel 4.10 Kandidat Entitas ... 48

Tabel 4.11 Solusi Aplikasi ... 53

Tabel 4.12 Application Porfolio ... 54

Tabel 4.13 Indentifikasi Pengembangan Jaringan ... 58

Tabel 4.14 Gap Analisa Sistem Informasi... 59

Tabel 4.15 Gap Teknologi ... 60

Tabel 4.16 Kandidat Aplikasi Perspective Manajemen ... 61

Tabel 4.17 Kandidat Aplikasi Front Office System ... 61

Tabel 4.18 Kandidat Aplikasi Back Office System ... 61

(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada era globalisasi saat ini, peran dari sistem informasi dan teknologi informasi (SI/TI) dalam menjalankan kegiatan bisnis suatu organisasi di era informasi saat ini sangat dibutuhkan. Dimana dapat dilihat bahwa SI/TI memiliki beberapa peranan penting dalam suatu organisasi, antara lain, SI/TI merupakan sarana untuk membantu suatu organisasi dalam mewujudkan efesiensi intergrasi antara perspektif manajemen dan operasional (proses back office dan front office), meningkatkan kualitas layanan kepada konsumen, SI/TI juga dapat dijadikan dasar untuk membantu pengambilan keputusan. Selain itu, SI/TI dapat membantu suatu organisasi dalam merencanakan program kerja ke depan atau secara umum dapat dikatakan bahwa SI/TI berfungsi sebagai sarana dalam membantu organisasi dalam merealisasikan tujuan strategisnya.

Pengelolaan keuangan dan sistem informasi keuangan daerah (PP. No. 56. 2005) sekarang ini berupaya mengikuti perkembangan Teknologi Informasi (TI) dan Sistem Informasi (SI) dalam proses pengembangan sistem informasi keuangan daerah, namun dalam pelaksanaannya belum mengikuti aturan sebuah Enterprise Architecture (EA), bisa terlihat dengan pengembangan SI hanya untuk memenuhi suatu kebutuhan terhadap unit kerja/divisi saja, hal ini mengakibatkan tidak ada keterkaitan dengan SI yang sudah ada atau SI yang akan dibangun sebagai solusi kebutuhan dari tiap unit kerja/divisi.

Persoalan di atas akan menimbulkan kelompok-kelompok SI, ketika proses standarisasi mulai sistem keuangan berstandar nasional maka semakin sulit melakukan intergrasi antar SI tersebut. Badan Pembinaan Pendidikan Dayah (BPPD) Aceh telah memiliki infrastruktur SI namun tidak bisa dipergunakan secara optimal, pengunaan yang tidak optimal terjadi pada Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan. Tanpa adanya Sumber Daya Manusia (SDM) yang

(14)

menangani secara profesional, sehingga tidak dapat di diplementasikan secara optimal, tidak merepresentasikan proses bisnis atau aktivitas bisnis. Sistem yang ada tidak mengunakan jaringan bersama antar sistem, sehingga tidak memiliki keterhubungan.

Dari permasalahan di atas, perlu kiranya sebuah solusi berupa perencanaan strategis sistem pemodelan arsitektur enterprise yang memandang elemen-elemen yang berbeda dalam suatu organisasi/perusahaan secara keseluruhan sebagai satu kesatuan. Untuk mengembangkan dan mengelola arsitektur enterprise perlu diadopsi atau dikembangkan sendiri framework dan metodologi untuk arsitektur enterprise (Yunis 2009).

Dampak dari hal tersebut perlu dilakukan suatu perencanaan strategis SI/TI di lingkungan Sub Bagian Keuangan BPPD Aceh yang mampu menyelaraskan antara strategi bisnis dan strategi SI/TI sehingga dapat tercapai tujuan secara efektif dan efisien. Konsep perencanaan strategis SI/TI yang digunakan dalam pengembangan SI/TI adalah menggunakan kerangka The Open

Group Architecture Framework (TOGAF) dengan melakukan tahapan dalam

Architecture Development Method (ADM). Tahapan yang ada pada TOGAF ADM. Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang yang ada maka penulis ingin menyusun penelitian dalam menunjang skripsi ini yang berjudul “Perencanaan Strategis Sistem dan Teknologi Informasi Pada Badan Pembinaan Pendidikan Dayah Aceh”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk menjawab permasalahan yang terjadi yaitu :

1. Bagaimana mendefinisikan TOGAF ADM untuk pemodelan arsitektur enterprise dalam mendukung aktivitas bisnis di sistem informasi pengelolaan keuangan.

2. Bagaimana model standar arsitektur enterprise yang sesuai untuk diterapkan di Sub Bagian Keuangan BPPD Aceh, digunakan sebagai pedoman untuk mengembangkan SI/TI untuk mendukung pencapaian tujuan organisasi.

(15)

1.3 Ruang Lingkup

Adapun ruang lingkup dari penelitian ini meliputi :

1. Penelitian terfokus pada sistem informasi pengelolaan keuangan dengan kasus aktivitas bisnis organisasi dan kondisi SI/TI di Sub Bagian Keuangan.

2. Pemodelan arsitektur enterprise menghasilkan model dan kerangka dasar cetak biru (blueprint) dalam perencanaan strategis pengembangan SI/TI yang terintegrasi untuk mendukung percepatan tujuan organisasi.

1.4 Tujuan Penelitian

Sehubungan dengan rumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah :

Membangun model arsitektur enterprise berupa model dan cetak biru (blueprint) serta usulan strategis yang dapat digunakan untuk mempermudah proses pengembangan SI/TI.

1.5 Manfaat Penelitian

Kontribusi yang diharapkan dari hasil penelitian ini, adalah sebagai berikut:

1. Mempermudah proses pengembangan SI/TI dengan tujuan untuk membentuk integritas informasi yang dikeluarkan tiap satuan kerja.

2. Memberikan gambaran blueprint sebagai landasan untuk pengembangan SI/TI.

1.6 Batasan Masalah

Batasan atau ruang lingkup permasalahan dalam penelitian ini, antara lain adalah :

1. Penelitian dilakukan di BPPD Aceh pada Sub Bagian Keuangan yang berfungsi sebagai pengelolaan data administrasi keuangan, verifikasi, pembendaharaan, pembukuan, pelaporan realisasi fisik dan keuangan.

2. Penelitian ini dibatasi pada aktivitas bisnis di sistem informasi pengelolaan keuangan pada Sub Bagian Keuangan BPPD Aceh yang tertuang dalam tugas pokok dan fungsi (tupoksi).

3. Penelitian ini tidak membahas bagaimana penyusunan anggaran biaya yang dibutuhkan dari perencanaan strategis SI/TI.

(16)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem

Menurut O’Brien (2005,p22) sistem adalah kelompok komponen yang saling berhubungan dan bekerjasama dalam mencapai tujuan bersama dengan menerima input dan output dalam proses perpindahan yang telah diatur. Dia juga mengatakan bahwa sistem adalah sekelompok elemen yang saling berhubungan yang melakukan fungsi dasar dari sebuah sistem yaitu input, process, output, storage, dan control sehingga memberikan alat pemroses informasi yang berguna bagi user (O’Brien, 2005, p75).

Berdasarkan pemaparan di atas dapat kita simpulkan bahwa sistem adalah sejumlah komponen yang saling berinteraksi dan terintegrasi untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu tujuan tertentu.

2.1.2 Pengertian Data

Data adalah fakta atau observasi mentah yang biasanya banyak data menjelaskan kegiatan tersebut (O’Brien, 2006, 26).

Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan data adalah kumpulan fakta mentah, angka-angka yang belum mempunyai arti berupa angka, huruf dan gambar. Serta dapat menjadi dasar dalam pembuatan keputusan atau kebijakaan.

2.1.3 Pengertian Informasi

Informasi adalah data yang telah diubah menjadi berarti dan berguna khususnya bagi pengguna akhir O’Brien (2005, p27).

Dari teori-teori di atas dapat disimpulkan bahwa informasi yaitu sekumpulan data yang telah diproses sehingga memiliki arti dan mempunyai manfaat bagi pengguna (user).

(17)

2.1.4 Pengertian Perencanaan

Perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi (Agus Sabardi, 2001, p54).

2.1.5 Pengertian Sistem Informasi

Menurut O’Brien (2005, p5), sistem informasi dapat merupakan kombinasi teratur apapun dari orang-orang, hardware, software, jaringan komunikasi dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi.

2.1.6 Pengertian Teknologi Informasi

Menurut Whitten et al (2004, p10) menyatakan bahwa teknologi informasi istilah yang menggambarkan kombinasi (jaringan data, gambar, dan suara).

2.1.7 Perencanaan Strategi Sistem Informasi dan Teknologi Informasi Menurut Turban (2003, p462), perencanaan strategi sistem informasi merupakan sekumpulan tujuan jangka panjang yang menggambarkan kebutuhan sistem dan arsitektur teknologi informasi untuk mencapai tujuan organisasi.

2.1.8 Pengertian Strategi

Strategi adalah pola pemberdayagunaan dan alokasi sumber daya dalam sebuah organisasi, dimana pola tersebut memformulasikan tujuan utama organisasi dan serangkaian usaha yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut Robson (1997, p5).

2.1.9 Pengertian Perencanaan Strategi

Menurut Ward dan Peppard (2002, p69), perencanaan strategi menunjukkan analisa yang komprehensif, sistematis untuk mengembangkan rencana dari suatu aksi/kegiatan.

(18)

2.1.10 Pengertian Strategi Sistem Informasi

Menurut Ward dan Peppard (2002, p44), strategi sistem informasi adalah strategi yang mendefinisikan kebutuhan organisasi atau perusahaan terhadap informasi dan sistem yang mendukung keseluruhan strategi bisnis yang dimiliki organisasi tersebut. Hal ini dihubungkan dengan konteks bisnis dengan mempertimbangkan dampak persaingan dalam bisnis dan kebutuhan perusahaan terhadap teknologi informasi atau sistem informasi. Pada dasarnya strategi sistem informasi mendefinisikan dan memprioritaskan investasi yang harus dilakukan perusahaan untuk mencapai portfolio aplikasi yang sesuai, mendefinisikan tujuan yang akan dicapai dan menetukan perubahan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.

2.1.11 Pengertian Strategi Teknologi Informasi

Menurut Ward dan Peppard (2002, p44), strategi teknologi informasi adalah strategi yang berfokus pada penempatan visi tentang bagaimana teknologi dapat mendukung dalam memenuhi kebutuhan informasi dan sistem dari sebuah informasi.

2.1.12 Pengertian Strategi Bisnis

Menurut Ward dan Peppard (2002, p69), strategi bisnis adalah sekumpulan tindakan terintegrasi yang bertujuan untuk mencapai tujuan jangka panjang dan kekuatan perusahaan untuk menghadapi pesaing.

2.1.13 Pengertian Infrastructure Teknologi Informasi

Membahas infrastruktur teknologi suara, data dan video kompenen (EA) dan artefak yang membentuk tingkat infrastruktur teknologi dari kerangka enterprise architecture. Hal ini berfokus pada seberapa baik jaringan internal dan eksternal, sistem dan kabel yang diintegrasikan untuk menciptakan sebuah infrastruktur yang baik (Bernard, 2005, p184).

Infrastructure IT merupakan kesatuan fasilitas fisik teknologi informasi yang terdiri atas komponen TI, pelayanan TI, dan personal TI.

(19)

2.1.14 Pengertian Architecture Teknologi Informasi

Menurut pendapat R.Kelly Rainer architecture IT yaitu perencanaan dan pemetaan tingkat tinggi terhadap aset-aset informasi dalam suatu organisasi.

2.1.15 Pengertian Efektivitas dan Efisiensi Sistem Informasi

Menurut pendapat Markus Zahnd (2006, p200) efektivitas adalah yang berfokus pada akibatnya, pengaruhnya, atau efeknya, sedangkan efisiensi berarti tepat atau sesuai untuk mengerjakan sesuatu dengan tidak membuang-buang waktu, tenaga, dan biaya.

2.1.16 Keterbukaan Informasi Publik

Salah satu tema penting dalam perbincangan demokratisasi di Indonesia adalah keterbukaan informasi publik. Tujuan utama keterbukaan informasi di setiap Negara adalah memastikan bahwa lembaga publik akan lebih akuntabel dan kredibel dengan menyediakan informasi dan dokumen sesuai permintaan publik (Bolton, 1996).

Regulasi untuk kebebasan atau keterbukaan informasi publik di Indonesia tertuang dalam Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP) Nomor 4 tahun 2008 yang menjamin hak warga atas informasi. Artinya, harapan akan terwujudnya pemerintahan yang transparan dan akuntabel sudah terlembagakan. Masyarakat sudah memiliki jaminan hukum yang mengatur haknya untuk mengakses informasi dari badan publik. Mereka dapat meminta informasi yang dibutuhkan dalam rangka ikut mengawasi jalannya pemerintahan. Selain itu, UU KIP menjadi katalis dalam pemisahan antara informasi yang berhak didapatkan oleh masyarakat dengan informasi yang bersifat rahasia. Beberapa hal yang menjadi kewajiban badan publik sebagaimana terdapat dalam UU KIP antara lain:

 Mendokumentasikan, menyediakan dan melayani permintaan informasi publik (Pasal 1 ayat 9).

 Menyediakan, memberikan dan/atau menerbitkan informasi publik selain informasi yang dikecualikan sesuai dengan ketentuan (Pasal 7 ayat 1).

(20)

(Pasal 7 ayat 2).

 Membangun dan mengembangkan SI dan dokumentasi untuk mengelola informasi publik secara baik dan efisien sehingga dapat diakses dengan mudah (Pasal 7 ayat 3).

 Membuat pertimbangan secara tertulis setiap kebijakan yang diambil untuk memenuhi hak setiap orang atas informasi publik (Pasal 7 ayat 4).

 Memberikan pertimbangan secara tertulis dalam setiap kebijakan yang memuat pertimbangan politik, ekonomi, sosial, budaya, dan/atau pertahanan dan keamanan Negara (Pasal 7 ayat 5).

 Memanfaatkan sarana dan/atau media elektronik dan non-elektronik (Pasal 7 ayat 6).

 Menyusun kearsipan dan pendokumentasian informasi publik (pasal 8).

 Menunjuk dan menetapkan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (Pasal 13 ayat 1).

2.2 Teori Khusus 2.2.1 Sistem Informasi

Sistem informasi adalah tersusunnya orang, data, proses, interface, jaringan, dan teknologi yang mempengaruhi terhadap dukungan dan memperbaiki operasi dalam bisnis, hal ini untuk mendukung pemecahan masalah dan pengambilan keputusan yang dibutuhkan dalam manajemen (Jeffrey & Lonnie 1998).

Sekumpulan komponen pembentuk sistem yang mempunyai keterkaitan antara satu komponen dengan komponen lainnya dengan tujuan mencapai tujuan tertentu. Dalam sistem informasi harus memiliki klasifikasi alur informasi, hal ini disebabkan keanekaragaman kebutuhan akan suatu informasi oleh pengguna informasi. Kriteria dari sistem informasi antara lain, fleksibel, efektif dan efisien.

2.2.2 Tipe Sistem Informasi

Berikut ini tipe sistem informasi (Shelly 1999) : 1. Office Information System (OIS)

(21)

Sistem informasi yang menggunakan hardware, software dan networks untuk meningkatkan alur kerja dan menyediakan fasilitas komunikasi antara karyawan.

2. Transaction Processing System (TPS)

Sistem informasi yang menangkap dan melakukan proses data yang dihasilkan selama kegiatan transaksi organisasi sehari-hari. Sebuah transaksi adalah kegiatan usaha seperti, perintah pembayaran deposito, atau reservasi.

3. Management Information Systems (MIS)

Sistem informasi yang menghasilkan informasi akurat, tepat waktu dan terorganisir sehingga manajer dan pengguna lain dapat membuat keputusan, memecahkan masalah, mengawasi kegiatan, dan melacak kemajuan.

4. Decision Support Systems (DSS)

Pemrosesan transaksi dan sistem informasi manajemen menyediakan informasi secara teratur. DSS membantu memberikan informasi untuk mendukung keputusan.

5. Expert Systems (ES)

Sistem informasi yang menangkap dan menyimpan pengetahuan pakar manusia dan kemudian meniru nalar manusia dan proses pengambilan keputusan bagi mereka yang memiliki keahlian kurang dalam bidang tertentu. Sistem pakar terdiri dari dua komponen utama: basis pengetahuan dan aturan-aturan inferensi.

2.2.3 Infrastruktur Teknologi Informasi

Infrastruktur TI mencakup jaringan komunikasi, perangkat pemrosesan informasi (server, workstation, dan peripheral pendukungnya), software system (sistem operasi dan database RDBMS), dan media penyimpanan data (Depkominfo, 2007).

2.2.4 Enterprise

Menurut para ahli, enterprise didefinisikan sebagai berikut :

1. Enterprise adalah keberfungsian seluruh komponen organisasi yang

(22)

Enterprise dapat berupa bisnis, layanan (service) atau merupakan keanggotaan dari suatu organisasi, yang terdiri dari satu atau lebih usaha, dan dioperasikan pada satu atau lebih lokasi (Bureau, 2004).

2. Enterprise adalah kumpulan organisasi yang memiliki sekumpulan perintah guna mencapai tujuan (Marc, 1998).

Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa enterprise merupakan kumpulan dari integrasi sistem yang ada di suatu organisasi di bawah control atau pengendalian berupa bisnis, layanan, maupun keanggotaan guna mencapai tujuan organisasi.

2.2.5 Architecture

Architecture berdasarkan definisi para ahli, antara lain :

1. Architecture merupakan dasar sistem organisasi yang terdiri dari

sekumpulan komponen yang memiliki hubungan satu sama lainnya serta memiliki keterhubungan dengan lingkungan sistem, dan memiliki aturan untuk perancangan dan evaluasi (The Open Group, 2009).

2. Architecture adalah cara dimana sebuah sistem yang terdiri dari networks, hardware dan software distrukturkan. Arsitektur pada dasarnya menceritakan bagaimana bentuk konstruksi sebuah sistem, bagaimana setiap komponen sistem disusun, dan bagaimana semua aturan dan interface (penghubung sistem) digunakan untuk mengintegrasikan seluruh komponen yang ada tersebut. Arsitektur juga mendefinisikan fungsi, deskripsi dari format data dan prosedur yang digunakan komunikasi diantara setiap node dan workstation (IBM, 1981).

2.2.6 Enterprise Architecture

Enterprise architecture (EA) atau lebih dikenal dengan arsitektur enterprise adalah deskripsi dari misi stakeholder yang di dalamnya termasuk informasi, fungsionalitas atau kegunaan, lokasi organisasi dan parameter kinerja. EA adalah sebuah sistem atau sekumpulan sistem (Osvalds, 2001).

Bagaimana implementasi dari EA bias digunakan oleh organisasi adalah sebaiknya organisasi mengadopsi sebuah metode atau framework yang bisa

(23)

digunakan dalam melakukan pengembangan arsitektur enterprise tersebut. Sehingga, dengan ada metode EA diharapkan dapat mengelola sistem yang kompleks dan dapat menyelaraskan bisnis dan TI yang akan di investasikan (Kourdi, 2007). Contoh dari penerapan EA pada suatu organisasi adalah seperti terlihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Integrasi Domain Arsitektural pada Enterprise Architecture (Sumber: Jonkers, 2006)

2.2.7 Strategi Sistem Informasi/Teknologi Informasi

Strategi SI/TI meliputi dua (2) strategi yaitu strategi SI menekankan pada penentuan aplikasi sistem informasi yang dibutuhkan oleh organisasi. Esensi dari strategi SI adalah menjawab pertanyaan “apa?”. Sedangkan strategi TI lebih menekankan pada pemilihan teknologi, infrastruktur dan keahlian khusus yang terkait atau guna menjawab pertanyaan “bagaimana?” (Ward dan Peppard, 2002).

2.2.8 Unified Modelling Language

Unified Modelling Language (UML) adalah himpunan struktur dan teknik

untuk pemodelan desain object oriented programming (OOP) serta aplikasinya. UML adalah metodologi untuk mengembangkan system OOP dan sekelompok perangkat atau tools untuk mendukung pengembangan sistem. UML adalah suatu bahasa yang digunakan untuk menentukan, memvisualisasikan, membangun, dan mendokumentasikan suatu SI. UML adalah bahasa standar yang digunakan untuk menentukan, visualisasi, membangun, dan mendokumentasikan artefak sistem perangkat lunak (IBM, 1997).

(24)

Konsep UML bukan sebuah metoda tapi notasi, dan tidak memiliki sebuah tahapan proses (Berclay dan Savage, 2004). Hal terpenting dari UML adalah pemodelan dalam bentuk diagram yang memiliki peranan terpenting dalam pengembangan perangkat lunak berbasis objek. Tujuan utama dalam perancangan UML adalah memberikan dasar formal untuk memahami pemodelan bahasa.

Bentuk diagram UML yang akan dijelaskan antara lain adalah sebagai berikut :

1. Use Case Diagram

Diagram use case merupakan salah satu diagram untuk memodelkan prilaku sistem dan merupakan pusat pemodelan prilaku sistem, subsistem dan kelas. Masing-masing diagram use case menunjukan sekumpulan use case, aktor dan hubungannya (Bambang, 2004). Use case adalah sekumpulan skenario yang menjelaskan interaksi antara user dan sistem (IBM, 1997). Tujuan utama pemodelan use case adalah (Bambang, 2004) :

a) Memutuskan dan mendeskripsikan kebutuhan-kebutuhan fungsional sistem. b) Memberikan deskripsi jelas dan konsisten dari apa yang seharusnya dilakukan,

sehingga model use case digunakan diseluruh proses pengembangan untuk mengacu sistem harus memberikan fungsionalitas yang dimodelkan pada use case.

c) Menyediakan basis untuk melakukan pengujian sistem yang memverifikasi sistem.

d) Menyediakan kemampuan melacak kebutuhan fungsional menjadi kelas-kelas dan operasi-operasi aktual di sistem.

Diagram use case memiliki dua komponen penting yaitu aktor dan use case.

(25)

Aktor merepresentasikan user atau sistem lain yang berinterkasi dengan sistem yang akan dimodelkan sedangkan use case merupakan pandangan luar sistem yang merepresentasikan sebuah aksi user.

2. Activity Diagram

Activity diagram merupakan diagram yang merepresentasikan

fungsionalitas dari sistem untuk menjelaskan aktivitas sistem. Activity diagram berupa operasi-operasi dan aktivitas di uses case, diagram ini dapat digunakan untuk menjelaskan mekanisme dari aliran kerja bisnis, aksi pemrosesan, dan aliran eksekusi dari use case. Gambar 2.3 merepresentasikan beberapa komponen yang digunakan dalam activity diagram yang meliputi activity, activity initial, dan join flow.

Gambar 2.3 Notasi komponen dalam activity diagram.

Beberapa komponen yang digunakan dalam activity diagram yang meliputi activity, activity initial dan join flow. Activity merepresentasikan aktivitas sistem atau user, activity initial merepresentasikan dimulainya aktivitas sistem atau user, join flow merepresentasikan aktivitas paralel.

3. Class Diagram

Class diagram merupakan diagram yang paling umum dipakai disemua pemodelan berorientasi objek digunakan untuk mejelaskan tipe objek dan hubungannya. Class terdiri dari tiga bagian yaitu class name, attribute dan operation, ketiga bagian tersebut disatukan dalam sebuah notasi yang direpresentasikan.

(26)

Gambar 2.4 Notasi class yang terdiri dari tiga bagian.

Pada Gambar 2.4 class merupakan class name, nip:int berada pada bagian attribute dan +getNip(): void berada pada bagian operation. Notasi lain yang digunakan dalam activity diagram direpresentasikan pada Gambar 2.4 yang terdiri dari generalize, aggregate, dan compose.

Gambar 2.4 Notasi dalam class diagram.

2.2.9 Analisa Critical Success Factor

Critical Success Factor (CSF) atau factor kritikal/kunci keberhasilan merupakan metode untuk mengidentifikasi beberapa aktivitas yang bersifat kritis yang harus dilakukan organisasi agar sukses. Peranan CSF dalam perencanaan strategis SI/TI adalah sebagai penghubung antara strategi bisnis organisasi dengan strategi SI/TI. Analisa ini dapat digunakan mulai dari tingkat yang lebih luas seperti secara keseluruhan, skala organisasi, skala bisnis unit/fungsi sampai pada tingkat kebutuhan manajer secara individu.

(27)

2.2.10 Analisa Value Chain

Analisa Value Chain menguraikan organisasi menjadi aktivitas-aktivitas yang relevan secara strategis untuk memahami perilaku biaya dan sumber diferensiasi yang sudah ada dan yang potensial. Metode yang diperkenalkan oleh Michael Porter ini digunakan untuk memeriksa seluruh kegiatan organisasi, baik aktifitas utama maupun pendukung (Porter, 1985). Model value chain dapat dilihat pada Gambar 2.5.

Gambar 2.5 Model Value Chain (Sumber: Porter, 1985)

2.2.11 The Open Group Architecture Framework

The Open Group Architecture Framework (TOGAF) memberikan metode yang detail bagaimana membangun dan mengelola serta mengimplementasikan EA dan SI yang disebut dengan Architecture Development Method (ADM) (The Open Group, 2009). Elemen kunci dari TOGAF adalah ADM yang memberikan gambaran spesifik untuk proses pengembangan EA (Lise, 2006). ADM adalah fitur penting yang memungkinkan perusahaan mendefinisikan kebutuhan bisnis dan membangun arsitektur spesifik untuk memenuhi kebutuhan itu. ADM terdiri dari tahapan-tahapan yang dibutuhkan dalam membangun EA, tahapan-tahapan ADM ditunjukkan pada Gambar 2.6 juga merupakan metode yang fleksibel yang dapat mengantifikasi berbagai macam teknik pemodelan yang digunakan dalam perancangan, karena metode ini bisa disesuaikan dengan perubahan dan kebutuhan selama perancangan dilakukan.

(28)

Gambar 2.6 ADM Cycle (Sumber: The Open Group, 2009)

Gambar 2.6 juga menyatakan visi dan prinsip yang jelas tentang bagaimana melakukan pengembangan EA, prinsip tersebut digunakan sebagai ukuran dalam menilai keberhasilan dari pengembangan EA oleh organisasi (The Open Group, 2009), prinsip-prinisip tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Prinsip Enterprise

Pengembangan arsitektur yang dilakukan diharapkan mendukung seluruh bagian organisasi, termasuk unit-unit organisasi yang membutuhkan.

2. Prinsip Teknologi Informasi (TI)

Lebih mengarahkan konsistensi penggunaan TI pada seluruh bagian organisasi, termasuk unit-unit organisasi yang akan menggunakan.

3. Prinsip Arsitektur

Merancang arsitektur sistem berdasarkan kebutuhan proses bisnis dan bagaimana mengimplementasikannya.

Langkah awal yang perlu diperhatikan pada saat mengimplementasikan TOGAF ADM adalah mendefinisikan persiapan-persiapan yaitu dengan cara mengidentifikasi kontek arsitektur yang akan dikembangkan, kedua adalah mendefenisikan strategi dari arsitektur dan menetapkan bagian-bagian arsitektur yang akan dirancang, yaitu mulai dari arsitektur bisnis, arsitektur sistem informasi, arsitektur teknologi, serta menetapkan kemampuan dari arsitektur yang akan dirancang dan dikembangkan (Harrison dan Varveris, 2006).

(29)

Tahapan dari TOGAF ADM secara ringkas bias dijelaskan sebagai berikut:

A. Visi Arsitektur (Architecture Vision)

Menciptakan keseragaman pandangan mengenai pentingnya arsitektur enterprise untuk mencapai tujuan organisasi yang dirumuskan dalam bentuk strategi serta menentukan lingkup dari arsitektur yang akan dikembangkan. Pada tahapan ini berisikan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan untuk mendapatkan arsitektur yang ideal.

B. Ars i t e kt ur Bi s ni s (Business Architecture)

Mendefinisikan kondisi awal arsitektur bisnis, menentukan model bisnis atau aktivitas bisnis yang diinginkan berdasarkan skenario bisnis. Pada tahap ini tools dan metode umum untuk pemodelan seperti: BPMN, IDEF dan UML bisa digunakan untuk membangun model yang diperlukan.

C. Arsitektur Sistem Informasi (Information System Architecture)

Pada tahapan ini lebih menekankan pada aktivitas bagaimana arsitektur SI dikembangkan. Pendefinisian arsitektur SI dalam tahapan ini meliputi arsitektur data dan arsitektur aplikasi yang akan digunakan oleh organisasi. Arsitekur data lebih memfokuskan pada bagaimana data digunakan untuk kebutuhan fungsi bisnis, proses dan layanan. Teknik yang bisa digunakan dengan yaitu : ER-Diagram, Class Diagram, dan Object Diagram. Pada arsitektur aplikasi lebih menekan pada bagaimana kebutuhan aplikasi direncanakan dengan menggunakan Application Portfolio Catalog, serta menitik beratkan pada model aplikasi yang akan dirancang. Teknik yang bisa digunakan meliputi: Application Communication Diagram, Application and User Location Diagram dan lainnya.

D. Arsitektur Teknologi (Technology Architecture)

Membangun arsitektur teknologi yang diinginkan, dimulai dari penentuan jenis kandidat teknologi yang diperlukan dengan menggunakan Technology Portfolio Catalog yang meliputi perangkat lunak dan perangkat keras. Dalam tahapan ini juga mempertimbangkan alternatif-alternatif yang diperlukan dalam pemilihan teknologi. Teknik yang digunakan meliputi Environment and

(30)

Location Diagram, Network Computing Diagram, dan lainnya. E. Peluang dan Solusi (Opportunities and Solution)

Pada tahapan ini lebih menekan pada manfaat yang diperoleh dari EA yang meliputi arsitektur bisnis, arsitektur data, arsitektur aplikasi dan arsitektur teknologi, sehingga menjadi dasar bagi stakeholder untuk memilih dan menentukan arsitektur yang akan diimplementasikan. Untuk memodelkan tahapan ini dalam rancangan bisa menggunakan teknik Project Context Diagram dan Benefit Diagram.

F. Perencanaan Migrasi (Migration Planning)

Pada tahapan ini akan dilakukan penilaian dalam menentukan rencana migrasi dari suatu sistem informasi. Biasanya pada tahapan ini untuk pemodelannya menggunakaan matrik penilaian dan keputusan terhadap kebutuhan utama dan pendukung dalam organisasi terhadap implentasi sistem informasi.

G. Tatakelola Implementasi (Implementation Governance)

Menyusun rekomendasi untuk pelaksanaan tatakelola implementasi yang sudah dilakukan, tatakelola yang dilakukan meliputi tatakelola organisasi, tatakelola teknologi informasi, dan tatakelola arsitektur. Pemetaaan dari tahapan ini bisa juga dipadukan dengan framework yang digunakan untuk tatakelola seperti COBIT dari IT Governance Institute (ITGI) (The Open Group, 2009).

H. Manajemen Perubahan Arsitektur (Architecture Change Management)

Menetapkan rencana manajemen arsitektur dari sistem yang baru dengan cara melakukan pengawasan terhadap perkembangan teknologi dan perubahan lingkungan organisasi, baik internal maupun eksternal serta menentukan apakah akan dilakukan siklus pengembangan EA berikutnya. TOGAF juga merupakan metode yang bersifat generik dan mudah di implementasikan berdasarkan kebutuhan banyak organisasi, baik organisasi swasta ataupun pemerintahan.

(31)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup penelitian yang akan dibahas dalam penulisan skripsi ini adalah :

Penelitian terfokus pada sistem informasi pengelolaan keuangan dengan kasus aktivitas bisnis organisasi dan kondisi SI/TI di Sub Bagian Keuangan BPPD Aceh.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Badan Pembinaan Pendidikan Dayah Aceh pada Sub Bagian Keuangan yang terletak di jalan Twk. Hasyim Banta Muda No. 4 Gampong Mulia Kecamatan Kuta Alam Kota Banda Aceh. Adapun pelaksanaan kegiatan penelitian atau pengumpulan datanya yaitu dilakukan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2013.

3.3 Jenis Penelitian

Jenis penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah aktivitas bisnis dan kondisi SI/TI di Sub Bagian Keuangan BPPD Aceh.

3.4 Rancangan Penelitian

Hasil rancangan dalam penelitian ini adalah cetak biru (blue print) SI/TI yang standar untuk dapat diterapkan pada Sub Bagian Keuangan BPPD Aceh.

3.5 Metode Pengumpulan Data 1. Studi Pustaka

Metode Studi Pustaka dilakukan dengan mengumpulkan data dan informasi yang dijadikan sebagai referensi dalam perencanaan strategis SI/TI. Referensi - referensi tersebut berasal dari buku-buku pegangan maupun publikasi

(32)

hasil penelitian, artikel, situs internet serta sumber informasi lain yang berkaitan dengan penelitian ini.

2. Observasi

Observasi atau pengamatan dilakukan di Bagian Keuangan BPPD Aceh. Pengamatan dilakukan pada proses aktivitas bisnis dan kondisi SI/TI yang saat ini digunakan.

3. Wawancara

Kegiatan ini dimaksudkan untuk menggali informasi terkait proses aktivitas bisnis dan kondisi SI/TI yang ada dan terutama untuk menggali hal-hal apa saja yang berpengaruh dalam perencanaan strategi SI/TI. Wawancara dilakukan terhadap para nara sumber yang berkaitan dengan proses aktivitas bisnis dan para pengambil kebijakan.

3.6 Metode Pengolahan Data

Metode pengolahan data dalam penelitian ini mengunakan kerangka The

Open Group Architecture Framework (TOGAF) Architecture Development

Method (ADM). Dan software Enterprise Architect Corporate Edition.v7.5.845 dengan teknologi Model-Driven Architecture (MDA) TOGAF ADM.

3.7 Tahapan Penelitian

Tahapan penelitian yang dilakukan mengacu pada kerangka The Open Group Architecture Framework (TOGAF) yang merupakan kerangka kerja arsitektur di suatu organisasi yang memberikan pendekatan secara komprehensif untuk melakukan desain, perencanaan, implementasi, dan tatakelola arsitektur sistem informasi dan teknologi informasi (SI/TI) organisasi. Dapat di lihat seperti pada Gambar 3.1 di bawah ini.

(33)

Gambar 3.1 Tahapan penelitian

Berdasarkan tahapan penelitian pada Gambar 3.1, maka tahapan penelitian secara lebih detail dapat dijelaskan sebagai berikut :

3.7.1 Tahap Awal (Preliminary Phase)

Tahapan preliminary phase menentukan framework dan ruang lingkup Enterprise Architecture (EA) yang akan dikembangkan serta pendefinisian dari unsur manajemen dimana dibentuk tim arsitektur dan organisasi.

(34)

3.7.2 Visi Arsitektur (Architecture Vision)

Tahapan architecture vision menentukan kebutuhan yang dibutuhkan untuk perancangan arsitektur sistem informasi yang meliputi :

 Profil organisasi.

 Pendefinisian visi dan misi.

 Tujuan organisasi.

 Sasaran organisasi.

 Proses bisnis organisasi.

 Unit organisasi.

 Kondisi arsitektur saat ini.

3.7.3 Arsitektur Bisnis (Business Architecture)

Tahapan business architecture menentukan model bisnis atau aktivitas bisnis yang diinginkan berdasarkan skenario bisnis organisasi. Dalam tahapan ini ada tiga (3) hal yang harus dilakukan, yaitu :

1. Menentukan sudut pandang untuk memperlihatkan bagaimana stakeholder saling berhubungan.

2. Menentukan sumber daya yang relevan, seperti model dan pola yang digunakan.

3. Memilih dan menentukan tools dan metode umum untuk pemodelan seperti Unified Modelling Language (UML) dan Bagan Hirarki Fungsi dapat digunakan untuk membangun model yang diperlukan.

3.7.4 Arsitektur Sistem Informasi (Information System Architecture)

Tahapan information system architecture menentukan arsitektur data dan arsitektur aplikasi. Arsitekur data lebih memfokuskan pada bagaimana data digunakan untuk kebutuhan fungsi bisnis, proses dan layanan. Tools yang dapat digunakan yaitu : Activity Diagram dan Class Diagram. Tahapan dalam membuat arsitektur data adalah :

1. Mendefinisikan entitas.

(35)

Pada arsitektur aplikasi lebih menekan pada bagaimana kebutuhan aplikasi direncanakan, dengan tahapan :

1. Mendefiniskan aplikasi.

2. Membuat model konseptual proses bisnis berdasarkan aktivitas skenario bisnis dari aplikasi.

3.7.5 Technology Architecture (Technology Architecture)

Tahapan technology architecture mendefinisikan teknologi-teknologi utama yang dibutuhkan untuk menyediakan dukungan lingkungan teknologi bagi aplikasi beserta data yang akan dikelola menggunakan teknologi tersebut. Untuk membangun arsitektur teknologi dibutuhkan tahapan sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi prinsip-prinsip teknologi dan platform. 2. Mendefinisikan platform dan distribusi teknologi.

3. Merelasikan platform teknologi dengan aplikasi dan fungsi bisnis. 4. Mendistribusikan arsitektur teknologi.

3.7.6 Peluang dan Solusi (Opportunities and Solution)

Tahapan opportunities and solution berisi kegiatan yang dilakukan meliputi :

1. Mengevaluasi dan memilih alternatif implementasi.

2. Mendefinisikan strategi implementasi dan rencana implementasi.

3.7.7 Perencanaan Migrasi (Migration Planning)

Tahapan migration planning melakukan penyusunan urutan proyek-proyek berdasarkan prioritas dari berbagai perspektif (perspektif manajemen dan operasional) dan manfaat dari proyek migrasi. Dalam tahapan ini, dilakukan penilaian dalam menentukan rencana migrasi dari suatu SI. Output dari tahapan ini akan dihasilkan roadmap aplikasi.

(36)

3.7.8 Tatakelola Implementasi (Implementation Governance)

Tahapan implementation governance melakukan penyusunan rekomendasi untuk pelaksanaan tata kelola implementasi yang sudah dilakukan, tata kelola yang dilakukan meliputi tata kelola organisasi, tata kelola TI, dan tata kelola arsitektur.

3.8.9 Manajemen Perubahan Arsitektur (Architecture Change Management) Tahapan change management melakukan rencana manajemen terhadap arsitektur yang diimplementasikan dengan cara melakukan pengawasan terhadap perkembangan teknologi dan perubahan lingkungan organisasi. Tahapan ini juga menentukan apakah akan dilakukan siklus pengembangan Enterprise Architecture (EA) di masa yang akan datang.

(37)

BAB IV

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Uraian Umum

Pada pembahasan ini, dalam rangka mempersiapkan perancangan Enterprise Architecture (EA) harus meliputi tiga tahapan awal dari struktur dasar TOGAF ADM, yaitu Preliminary Phase, Architecture Vision, dan Businness Architecture untuk melakukan proses pengenalan objek penelitian yaitu Sub Bagian Keuangan BPPD Aceh yang dilakukan secara mendalam, serta selanjutnya adalah menjelaskan pembahasan mengenai Information System Architecture, Technology Architecture, Opportunities and Solution, Migration

Planning, Implementation Governance dan Change Management.

4.2 Tahap Awal (Preliminary Phase)

Pada tahapan ini dilakukan langkah-langkah yaitu lingkup enterprise organisasi, konfirmasi pemerintah dan dukungan framework, menentukan framework arsitektur, dan memanfaatkan tools arsitektur dan penggunaan prinsip-prinsip EA.

4.2.1 Lingkup Enterprise Organisasi

Sub Bagian Keuangan BPPD Aceh adalah Sub Bagian Keuangan yang menyelenggarakan pelaksanaan tugas pengelolaan administrasi keuangan, verifikasi, pembendaharaan, pembukuan, pelaporan realisasi fisik dan keuangan pada BPPD Aceh.

EA organisasi pada Sub Bagian Keuangan BPPD Aceh memiliki proses aktivitas manajemen keuangan, manajemen administrasi, dan manajemen sumber daya manusia (SDM). Pendefinisian proses aktivitas bisnis Sub Bagian Keuangan BPPD Aceh digambarkan dengan menggunakan analisis value chain yang terlihat pada Gambar 4.1.

(38)

Gambar 4.1. Value Chain Sub Bagian Keuangan BPPD Aceh

Berdasarkan Gambar 4.1, maka deskripsi dari fungsi bisnis tersebut adalah sebagai berikut :

1. Aktivitas Utama

a. Penerimaan Bahan Amprahan dan Pembukuan (PBAP) b. Penerbitan Surat Perintah Membayar (PSPM)

c. Proses Verifikasi (PV) 2. Aktivitas Pendukung

a. Manajemen Keuangan (MK) b. Sistem Teknologi Informasi (STI) c. Manajemen Administrasi (MA)

d. Manajemen Sarana dan Prasarana (MSP)

Proses bisnis di Sub Bagian Keuangan BPPD Aceh memiliki beberapa stakeholder. Berikut stakholder yang memiliki kepentingan terhadap proses bisnis utama dan pendukung yaitu:

1. Sub Bagian Keuangan, yang terdiri dari Kepala Sub Bagian, Bendahara dan Staff Pelaksana.

2. Pemerintah, terdiri dari Kepala Badan, Sekretarias, Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan dan Dinas Keuangan Aceh.

Manajemen Keuangan

Manajemen Sarana dan Prasarana Manajemen Administrasi Sistem Teknologi Informasi

Penerimaan Bahan Amprahan dan Pembukuan Penerbitan Surat Perintah Membayar Proses Verifikasi Aktivitas Utama S t a k e h o l d e r A k t i v i t a s P e n d u k u n g

(39)

3. Masyarakat, terdiri dari Guru/Teungku Dayah, Ulama Dayah, Perusahaan (kontraktor). Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Penjelasan hubungan stakeholder dengan aktivitas dalam organisasi, terlihat dalam Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Hubungan Stakeholder dengan Aktivitas Organisasi

Stakeholder Aktivitas

Sub Bagian

Keuangan Pemerintah Masyarakat

Aktivitas Utama : PBAP PSPM PV Kepala Sub Bagian, Bendahara dan Staff Pelaksana. Kepala Badan, Sekretarias, Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan, Dinas Keuangan Aceh. Guru/Teungku Dayah, Ulama Dayah, Perusahaan (kontraktor). Aktivitas Pendukung: MK STI MA MSP Kepala Sub Bagian, Bendahara dan Staff Pelaksana. Kepala Badan, Sekretarias, Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan, Dinas Keuangan Aceh. Guru/Teungku Dayah, Ulama Dayah, Perusahaan (kontraktor), Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).

4.2.2 Konfirmasi Pemerintah dan Dukungan Framework

Pada tahap ini dilakukan pendefinisian komitmen yang berhubungan dengan manajemen. Komitmen yang dimaksud disini adalah berhubungan dengan beberapa kebijakan yang berkenaan dengan tugas, fungsi dan tanggung jawab Sub Bagian Keuangan BPPD Aceh.

Adapun peraturan perundang-undangan yang dimaksud antara lain: 1. UU No. 17/2003 tentang Keuangan Negara;

2. UU No. 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara;

3. UU No. 15/2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;

4. UU No. 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah;

5. PP No. 24/2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan; 6. PP No. 56/2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah; 7. PP No. 58/2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;

(40)

8. PP No. 65/2005 tentang Peraturan Pemerintah tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal;

9. PP No. 8/2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah; 10. PP No. 3/2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat;

11. PP No. 39/2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah;

Selain beberapa kebijakan di atas, diperoleh komitmen manajemen yaitu adanya rencana pengembangan infrastuktur TI dan pengembangan Sistem Informasi Keuangan Daerah.

4.2.3 Menentukan Framework Arsitektur

Framework arsitektur yang akan digunakan adalah ADM, hal ini untuk menentukan bagaimana sebuah EA dibangun, dipelihara dan diterapkan. ADM memiliki siklus tahapan sebanyak 8 (delapan) tahapan, yaitu:

1. Phase A : Architecture Vision 2. Phase B : Business Arsitecture

3. Phase C : Information System Architecture 4. Phase D : Technology Architecture

5. Phase E : Oppurtinities and Solution

6. Phase F : Migration Planning

7. Phase G : Implementation Governance

8. Phase H : Architecture Change Management

Delapan (8) tahapan tersebut harus didasari oleh hasil kajian dari strategi bisnis yang diuraikan pada lingkaran TOGAF yaitu Requirement Management.

4.2.4 Menggunakan Tools Arsitektur

Tools atau alat arsitektur yang digunakan untuk membangun EA yang efektif adalah relevansi antara permasalahan aktual dengan organisasi baik ditingkat strategis maupun operasional. Setiap tahapan dalam perancangan EA mengacu pada konsep solusi atas permasalahan organisasi, untuk mengacu pada

(41)

persoalan tersebut TOGAF menggunakan lingkaran pusat yaitu Requirement Management. Inti dari Requirement Management adalah fitur-fitur (fungsional dan non-fungsional) yang harus ada untuk merealisasikan konsep solusi atas permasalahan organisasi.

4.2.5 Prinsip-Prinsip Enterprise Architecture (EA)

Standar prinsip EA yang dapat digunakan pada tahapan awal pengembangan EA adalah prinsip yang sifatnya umum (generic) namun memiliki hubungan dengan enterprise yang dikembangkan. Prinsip yang dimaksud adalah sebagai berikut:

a. Penyeragaman penggunaan teknologi. b. Penerapan open source software.

c. Modularisasi komponen-komponen sistem.

d. Penggunaan konsep reuse dan penggunaan bersama (sharing).

4.3 Manajemen Kebutuhan (Requirement Management)

Tujuan dari tahapan requirement management adalah menentukan suatu kebutuhan proses untuk EA diidentifikasi, disimpan, dan dimasukan ke dalam dan ke luar dari tahapan ADM yang sesuai.

Skenario bisnis menjadi resources utama yang harus dikembangkan dalam tahapan ini. Skenario bisnis harus mencakup core businesss, process business, dan permasalahan (issue) organisasi.

4.3.1 Bisnis Inti (Core Business)

Core Business atau bisnis utama dari Sub Bagian Keuangan BPPD Aceh adalah menyelenggarakan pelaksanaan tugas pengelolaan administrasi keuangan, verifikasi, pembendaharaan, pembukuan, pelaporan realisasi fisik dan keuangan pada BPPD Aceh.

1. Sistem administrasi keuangan berbasis TI di mana setiap saat staf bisa mengakses data yang diperlukan;

(42)

3. Adanya Standard Operational Procedure (SOP) atau kebijakan terkait penggunaan dan pengelolaan SIK.

4.3.2 Proses Bisnis (Business Process)

Bisnis proses Sub Bagian Keuangan secara rinci sudah tergambar dalam value change (lihat gambar 4.1)

4.3.3 Issue Organisasi

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap proses bisnis, diperoleh gambaran permasalahan yang dialami oleh Sub Bagian Keuangan dalam rangka memberikan dukungan SI/TI bagi organisasi seperti terlihat pada Tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2. Permasalahan Sub Bagian Keuangan

No Aktivitas Bisnis ID Permasalahan Tolak Ukur

1 Penerimaan Bahan Amprahan dan Pembukuan PBAP Administrasi bahan masuk masih ada yang ganda, pembukuan masih manual

Pengurutan bahan perkegiatan belum ada

2 Penerbitan Surat Perintah Membayar PSPM - Penulisan huruf, nomor, tanggal, tahun, kode kegiatan, nama dan nomor rekening bank tidak sesuai SK,

- Pengunaan Sistem Teknologi Informasi

- Belum ada sistem aliran

data yang

terorganisir/terintergrasi - Sistem Informasi tidak

dimanfaatkan untuk PSPM 3 Proses Verikasi PV - - 4 Manajemen Keuangan MK Administrasi keuangan tidak efesien

Waktu pembuatan laporan keuangan

5

Sistem Informasi/ Teknologi

Informasi

SITI Administrasi SI/TI tidak efesien

Tidak ada Standar Operasional Prosedur (SOP) 6 Manajemen Administrasi MA Administrasi tidak efesien

Waktu sejak menerima pekerjaan sampai

selesai, jumlah SDM sedikit

7 Manajemen Sarana dan Prasarana MSP

Kurang penataan sarana dan prasana

Tidak ada grand desian penataan sarana dan prasarana

(43)

Pada Tabel 4.2 tersaji permasalahan administrasi tidak efesien pada aktivitas bisnis MA, hal ini mengandung arti bahwa pekerjaan yang dilakukan pada bagian administrasi relatif lama disebabkan jumlah sumber daya manusia yang tidak sebanding dengan beban pekerjaan. Permasalahan Administrasi SI/TI tidak efesien pada bagian SI/TI mengandung arti bahwa proses penggunaan di SI/TI tidak mengacu kepada SOP, karena belum ada sistem yang memiliki SOP itu sendiri. Administrasi keuangan tidak efisien menjadi permasalahan pada bagian aktivitas bisnis MK, mengandung arti bahwa proses pelaporan keuangan membutuhkan waktu yang relatif lama, hal ini disebabkan pengelolaan keuangan dilaksanakan secara konvensional.

Selain permasalahan yang tersaji pada Tabel 4.2 Sub Bagian Keuangan juga sudah memiliki keunggulan diantaranya telah memiliki sarana SI/TI berupa perangkat komputer dengan jenis personal computer dan laptop, jaringan komputer, layanan internet local area network (LAN) dan hotspot.

Solusi dari permasalahan yang terdapat dalam Tabel 4.2 adalah sebagai berikut:

1. Solusi Bisnis

Solusi bisnis yang ditawarkan terdapat dalam Tabel 4.3 dengan tujuan sebagai solusi terhadap permasalahan organisasi yang ada.

Tabel 4.3. Solusi Bisnis Sub Bagian Keuangan

No Permasalahan Sasaran Perbaikan

1 Administrasi bahan masuk masih ada yang ganda, pembukuan masih manual

Membuat regulasi data perkegiatan untuk pembukuan

2

Penulisan huruf, nomor, tanggal, tahun, kode kegiatan, nama dan nomor rekening bank tidak sesuai SK

Membuat sistem yang terintegrasi untuk penulisan.

3 Pengunaan Sistem Informasi Membuat SOP Pengunaan TIK dalam PSPM 4 Administrasi keuangan tidak efesien Pelatihan tentang manajemen untuk staf

keuangan

5 Administrasi SI/TI tidak efesien Membuat SOP pelatihan/pratikum 6 Administrasi tidak efesien Penambahan SDM Administrasi

7 Kurang penataan sarana dan prasana pendataan sarana dan prasarana yang tertuang dalam rancangan pengembangan

(44)

Permasalahan yang terdapat dalam Tabel 4.2 terkelompokan berdasarkan nama aktivitas bisnis, sedangkan Tabel 4.3 terdapat permasalahan beserta sasaran perbaikan ditinjau dari sudut pandang proses bisnis. Sasaran perbaikan tersebut hanya terfokus pada proses aktivitas bisnis. Hal mendasar yang harus dilaksanakan adalah membuat beberapa SOP yang berhubungan dengan permasalahan manajemen administrasi dan administrasi SI/TI.

2. Solusi Sistem Informasi

Solusi dari sudut pandang SI yang ditawarkan terdapat dalam Tabel 4.4 dengan tujuan sebagai pola solusi SI terhadap permasalahan organisasi yang ada.

Tabel 4.4. Solusi SI Sub Bagian Keuangan

No Permasalahan Pola Solusi SI

1 Administrasi bahan masuk masih ada yang ganda, pembukuan masih manual

Membuat aplikasi online untuk semua aktivitas PBAP

2

Penulisan huruf, nomor, tanggal, tahun, kode kegiatan, nama dan nomor rekening bank tidak sesuai SK

Pengembangn Aplikasi PSPM

3 Pengunaan Sistem Informasi Katalog basis data yang di-update setiap saat

4 Administrasi keuangan tidak efesien Pengembangan Aplikasi Keuangan

5 Administrasi STI tidak efesien Aplikasi perkantoran 6 Administrasi tidak efesien Aplikasi perkantoran

7 Kurang penataan sarana dan prasana Katalog basis data yang di-update setiap saat

Pola solusi yang terdapat pada Tabel 4.4 merupakan solusi SI yang fokus pada pengembangan beberapa aplikasi guna mendukung proses aktivitas bisnis. Solusi bisnis yang terdapat dalam Tabel 4.3 memiliki hubungan dengan solusi SI yang terdapat dalam Tabel 4.4.

4.4 Phase A. Arsitektur Visi (Architecture Vision)

Pada tahapan architecture vision akan dijelaskan mengenai kebutuhan seperti profil organisasi, pendefinisian visi dan misi, tujuan organisasi, sasaran organisasi, unit organisasi, kondisi arsitektur saat ini.

(45)

4.4.1 Profil Organisasi 1. Latar Belakang Organisasi

Badan Pembinaan Pendidikan Dayah (BPPD) Aceh didirikan pada tahun 2008. Badan Pembinaan Dayah ini memiliki tugas pokok melakukan pembinaan terhadap dayah-dayah yang ada di Aceh.

Dasar pembentukan badan ini berdasarkan Undang-Undang Pemerintahan Aceh (UUPA) No. 11 Tahun 2006, Qanun No. 5 Tahun 2007 Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas, Lembaga Teknis Daerah dan Lembaga Daerah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, serta Qanun Nomor 5 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Pendidikan di Aceh. Badan ini juga bekerja secara maksimal untuk meningkatkan mutu dan kualitas dayah, baik prasarana, kurikulum dayah, membantu merubah manajemen dayah dan peningkatan kualitas santri serta memberdayakan dayah sesuai dengan letak geografis dayah. Badan ini memiliki beberapa program prioritas seperti pembentukan dan pengembangan Ma’had ‘Ali, akreditasi dayah, peningkatan profesionalisme manajemen dayah; dan peningkatan kompetensi guru.

Sub Bagian Keuangan merupakan salah satu sub bagian dari BPPD Aceh yang menyelenggarakan pelaksanaan tugas pengelolaan administrasi keuangan, verifikasi, pembendaharaan, pembukuan, pelaporan realisasi fisik dan keuangan pada BPPD Aceh.

2. Profil SubBagian Keuangan

Nama Bagian : Sub Bagian Keuangan BPPD Aceh

Alamat : Jln. Twk. Hasyim Banta Muda No. 04 Gp. Mulia Kecamatan Kuta Alam Kota Banda Aceh.

(46)

3. Data Sumber Daya Manusia

Data sumber daya manusia yang dimiliki Sub Bagian Keuangan BPPD Aceh terlihat pada Tabel 4.5 berikut:

Tabel 4.5. Data SDM Sub Bagian Keuangan

No. Jabatan Pendidikan Status pegawai Jumlah

1 Kepala SubBagian S1 PNS 1

2 Bendahara Pengeluaran

S1 PNS 1

3 Bendahara Gaji SMA PNS 1

4 Staff Pelaksana S1 PNS 1

5 Staff Pelaksana S1 PNS 1

6 Tenaga Kontrak D III Kontrak 2

7 Tenaga Kontrak SMA Kontrak 2

8 Tenaga Bakti SMK Bakti 1

Jumlah 10

4. Data Sarana dan Prasarana

Sub Bagian Keuangan memiliki inventaris sarana dan prasarana dalam hal ini dukungan TIK (komputer) terlihat pada tabel 4.6 berikut:

Tabel 4.6. Data Sarana dan Prasarana SubBagian Keuangan

No Item Fungsi Jumlah

1 PC Operational 4 Unit

2 Laptop Operational 3 Unit

3 Printer Operational 4 Unit

4.4.2 Pendefinisian Visi dan Misi

Definisi visi secara garis besar dari BPPD Aceh yang mengacu pada tugas adalah “Terwujudnya dayah sebagai lembaga pendidikan dan pembinaan

masyarakat yang mampu melahirkan generasi muda yang dapat

mengfungsikan dirinya dalam masyarakat”.

(47)

1. Menyediakan Sarana & Prasarana Dayah Yang Memadai. 2. Meningkatkan Kompetensi Guru Dayah.

3. Memperkenalkan Sistem Manajemen Dayah Yang Profesional. 4. Meningkatkan Mutu Pendidikan Dayah.

5. Meningkatkan Kesejahteraan Guru Dayah.

6. Memfasilitasi Pendidikan Ketrampilan Hidup/Life Skill bagi Santri. 7. Menfasilitasi Dayah agar mampu Membuka Network.

8. Memfasilitasi Dayah Agar Memiliki Unit Ekonomi Produktif. 9. Menjadikan Dayah Perbatasan sebagai Model Dayah Primadona. 10. Memfasilitasi Operasional Dayah Manyang (Ma`had Aly).

11. Terwujudnya Pendidikan Dayah yang berkualitas sehingga mampu menjawab tantangan global dan kebutuhan ketenakerjaan.

12. Meningkatkan Kerjasama Antar Lembaga Pendidikan Dayah dalam upaya membangun pemahaman dan pengetahuan tentang nilai-nilai Dinul Islam dalam kehidupan bermasyarakat dan penyelenggaraan pendidikan.

4.4.3 Tujuan Organisasi

Ada beberapa tujuan organisasi dari BPPD Aceh untuk mendukung tercapainya visi dan misi organisasi sebagai berikut:

1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran.

2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. 3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur.

4. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur. 5. Program Pendidikan Dayah.

6. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Dayah. 7. Program Peningkatan Mutu Tenaga Pendidikan Dayah. 8. Program Pemberdayaan Santri Dayah.

9. Program Pembinaan Manajemen Dayah.

10.Program Pengembangan Tekhnologi Informasi & Perpustakaan Dayah. 11.Program Penelitian & Pengembangan Dayah.

Gambar

Gambar 2.1 Integrasi Domain Arsitektural pada Enterprise Architecture
Gambar 2.4 Notasi dalam class diagram.
Gambar 2.5 Model Value Chain (Sumber: Porter, 1985)
Gambar 2.6 ADM Cycle  (Sumber: The Open Group, 2009)
+7

Referensi

Dokumen terkait

bahwa dalam rangka mendorong percepatan pembangunan daerah dan pencapaian sasaran nasional, diperlukan dukungan penyediaan prasarana pemerintahan di daerah,

Kabupaten Sukoharjo dipilih menjadi lokasi penelitian karena Kabupaten Sukoharjo merupakan salah satu kabupaten yang termasuk ke dalam 10 kabupaten yang mengalami alih fungsi

Setelah investasi kami terima, kami akan langsung mengirimkan falisitas yang berhak didapatkan oleh calon agen ke alamat agen yang bersangkutan, beserta dengan fotocopy

Ditinjau dari berbagai latar belakang tersebut, peneliti ingin mengetahui apakah edukasi dengan pendampingan selama 6 bulan pada penderita DM dapat memperbaiki

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial kemampuan fisik, motivasi kerja dan peluang inovasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas tenaga kerja

Tujuan utama dari penelitiannya adalah untuk mengembangkan sebuah model yang mengintegrasikan alert notification melalui SMS yang akan dikirim ke pelanggan untuk

Setelah dilakukan transformasi data dan beberapa kali pengujian outlier, maka data penelitian telah berdistribusi normal sehingga peneliti tidak melanjutkan