• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRINSIP PENDIDIKAN ISLAM PERSPEKTIF HASAN LANGGULUNG SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PRINSIP PENDIDIKAN ISLAM PERSPEKTIF HASAN LANGGULUNG SKRIPSI"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

PRINSIP PENDIDIKAN ISLAM PERSPEKTIF HASAN

LANGGULUNG

SKRIPSI

Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh:

SAMSUL MUN’IM 11111113

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)

HALAMAN MOTO

“Berhati-hatilah, Dengan perkataan dan perbuatan, Jika sudah melukai hati seseorang, Bagai paku yg sudah menancap pada kayu walaupun sudah di jabut tetap membekas”

(6)

HALAMAN PERSEMABAHAN Skripsi ini saya persembahan untuk

1. Kedua orang tuaku, bapak SAMSI ibu SUMILAH yang telanh menjadi pahlawan dan malaikatku, terimakasih untaian do’a yang selalu tercurahkan, segala pengorbanan yang sungguh akan terbalas kelak disurga, serta nasihat dan

dukungan setiap hari dan jasamu yang tak ternilai dengan segalanya.bapak,ibuk

seorang petani akan tetapi mengingginkanya 3 anaknya menjadi seorang sarjana

semua atas keuletan bapak, ibuk alhamdulillah semuanya yang diinginkaya

tercapai

2. Kakak tercinta KUAT ISMANTO. M.Ag salah satu dosen dari IAIN

PEKALONGAN yang mengginginkan adiknya ini menjadi sarjana atas

dukunganya saya ucapkan terimakasih, sekarang adiknya bener-bener menjadi seorang sarjana terimakasih atas bantuan material do’a dan lain sebangainya

3. Adeku SUNANDAR ALWI yang telah duluan lulus di UIN JOGJA yang telah

mendukung dan supot saya agar menyelesaikan skripsi yang saya buat

4. Ponakanku TALITA AULIA DEWI dan KHUDAIFAL FATHUL FALAH

penyemangat dan teman bermain yang sangat lucu - lucu

5. Teman teman IAIN salatiga angkatan 2011 dulu kita bersama mengemban ilmu akan tetapi kelulusan lah yang menjadi pilihan masing” akan tetati semuanya pasti ada hikmahnya

6. Organisasi MAPALA MITAPASA yang selalu ada buat saya mulai dari senior

sampe adek- adek sampe generasi sekarng pun tetep dihati, karna mapala tidak

akan terlupakan dan terus menjadi keluarga saya sampe kapan pun.

7. Rekan- rekan satu angkatan yang berjuang untuk lulus ,

INTAN,HERI,USMAN,EHWAN dan yang lain kita berproses terlebih dahulu

baru menikmati hasilnya dikelak nanti ,amin

8. Terimakasih kepada dosen pembimbing yang sudi membimbingan mahasiswanya

ini sehingga bisa lulus

(7)

KATA PENGANTAR

نيحرلا نوحرلا الله نسب

نيدلاو ايندلا روها ىلع نيعتسن هبو نيولاعلا بر لله دوحلا

دوحه انديس نيلسرولاو ءايبن لاا فرشا ىلع م لاسلاو ةلاصلاو

نيعوجا هبحصو هلا ىلع و

Puji syukur kehadirat Allah SWT., Tuhan semesta alam yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis berhasil menyelesaikan

skripsi ini. Shalawat serta salam semoga terlimpahkan kepada Baginda Rasulullah

Muhammad SAW., manusia pilihan pembawa rahmat dan pemberi Syafaat di hari

kiamat.

Skripsi yang berjudul “PRINSIP PENDIDIKAN ISLAM PERSPEKTIF

HASAN LANGGULUNG” ini semoga memberi manfaat dan menginspirasi bagi

siapapun dan berkenan meluangkan waktu terbaiknya untuk membaca dan

merenungkannya. karya penulis yang proses penyelesaiannya tidak semudah yang

dibayangkan. Oleh karena itu, penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi

ini tidak semata-mata usaha dari penulis, melainkan atas bantuan dari berbagai

pihak. Dalam hal ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rektor IAIN (INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI) Salatiga

2. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruandan Ketua Jurusan Pendidikan

Agama Islam (PAI) IAIN Salatiga

3. Terima kasih kepada dosen pembimbing Dr. M. Ghufron, M. Ag. Telah

(8)

menuntun agar terselesainya penelitian ini. Seluruh dosen Pendidikan Agama

Islam (PAI) yang telah bersedia memberi bekal ilmu, dan bertukar pikiran

ilmu, penulis menghaturkan terima kasih yang mendalam.

4. Terima kasih kepada keluarga besar Samsi yaitu bapak saya yang selalu

mendukung, mendorong, dan memberi semangat dalam pendidikan umum

maupun Islam, tidak lupa pula Ibu tercinta Sumilah yang selalu mendoakan

saya setiap saat. Kakak saya Kuat Ismanto dan Adik saya Muhammad

Sunandar Alwi yang selalu memberi arahan agar tercapai dan terselesainya

penelitian skripsi ini hanya bisa mengucapkan banyak-banyak terima kasih.

5. Terima kasih kepada seluruh pihak terkait yang tidak dapat penulis sebutkan

satu persatu. Terima kasih atas bantuan terhadap penulis dalam

menyelesaikan penelitian ini semoga bermanfaat, amin.

Atas bantuan dan dukungan dari berbagai pihak di atas, penelitian ini dapat

diselesaikan. Penulis hanya bisa berdoa, semoga semua pihak yang terkait dalam

penyusunan skripsi ini senantiasa mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah

SWT. Penulis berharap mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis

khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Penulis sangat menyadari bahwa

skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang

konstruktif sangat penulis harapkan demi perbaikan skripsi ini.

Salatiga, 13 Maret 2018

Penulis,

Samsul Mun’im

(9)

ABSTRAK

Mun’im, Samsul, 2018, Prinsip Pendidikan IslamPerspektif Hasan Langgulung. Skripsi. FakultasTarbiyah dan Ilmu Keguruan. Program Studi Pendidikan Agama Islam.Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. M. Ghufron, M.Ag.

Kata kunci: Prinsip, Pendidikan, Islam

Pendidikan merupakan modal dasar atau titik sentral yang menjadi subyek pembangunan, karena pembangunan terutama ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya, terlebih lagi era sekarang ini sebagai era yang penuh dengan persaingan. Upaya pengembangan kualitas sumber daya manusia dapat dilakukan melalui berbagai jalur diantaranya pendidikan.

Penelitian ini merupakan prinsip pendidikan Islam dalam upaya relevansi pendidikan Islam sekarang. Pertanyaan utama dalam penelitian adalah (1) Bagaimanakahprinsip pendidikan Islam perspektif Hasan Langgulung?, (2) Bagaimanakah relevansi pemikiran pendidikan Islam Hasan Langgulung dengan konteks pendidikan Islam sekarang?. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan penelitian kepustakaan dan pengumpulan data dilakukan dengan buku-buku karya Hasan Langgulung dan yang mendekatinya yang kemudiaan di cari pemikiran tentang prinsip pendidikan Islam.

Hasil penelitian ini bahwa prinsip pendidikan Islam menurut Hasan Langgulung adalah meningkatkan sumber daya manusia yang dimilikinya dengan potensi jasmani dan rohani yang ada pada manusia. Bahwa agama menjadi landasan pendidikan Islam agar terbentuknya insan saleh dan masyarakat saleh.Pendidikan Islam diera sekarang harus meningkatkan prinsip pendidikan Islam dengan manajemen pendidikan Islam khususnya kurikulum pendidikan.Prinsip pendidikan Islam mempunyai masalah yang tidak mungkin diselesaikanoleh sekelompok masyarakat. Problem utamanyaadalah kualitas pendidikan rendah, sehingga menghasilkan pendidikankualitas sumber daya manusia yang rendah. Rendahnya kualitas sumber daya manusia mengimbas padarendahnya karakter bangsa. Oleh karena itu, masalah pendidikan agamaIslam menjadi tanggung jawab bersama seluruh elemen bangsa, tidakmemandang suku, ras dan agama. Untukmengatasi perkembangan zaman pendidikan agama Islam ditekankanpada tiga fungsi utamanya yaitu fungsi akademik, psikologis, danfungsi sosial sekaligus secara imbang dan padu. Manusia yang dapat mengembangkan prinsip pendidikan Islam dapat meningkatkan sumber daya

(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI ... x

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C.Tujuan Penelitian ... 4

D.Kegunaan Penelitian ... 4

E. Metode Penelitian ... 4

F. Kajian Pustaka ... 8

G.Penegasan Istilah ... 10

H.Sistematika Penulisan ... 12

BAB II :BIOGRAFI HASAN LANGGULUNG ... 13

A.Riwayat Hasan Langgulung dan Keluarga ... 13

(11)

C.Karya ... 18

BABIII :PEMIKIRAN PRINSIP PENDIDIKAN ISLAMHASAN LANGGULUNG ... 21

A.Pengertian Pendidikan Islam ... 21

B. Prinsip Pendidikan Islam ... 24

C.Tujuan Pendidikan Islam ... 27

BAB IV : ANALISISPENDIDIKAN ISLAM MENURUT HASAN LANGGULUNG DAN RELEVANSI DENGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI ERA SEKARANG 35

A. Analisis Pemikiran Pendidikan IslamMenurut Hasan Langgulung ... 35

B. Relevansi Pendidikan Islam Menurut Hasan Langgulung dengan Ranah PendidikanNasional ... 41

C. Relevansi Pemikiran Hasan Langgulung dengan Pendidikan Islam Sekarang ... 66

BAB V : PENUTUP ... 61

A.Kesimpulan ... 61

B. Saran ... 62

(12)
(13)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pengembangan pendidikan merupakan periotas utama yang harus

ditingkatkan khususnya pendidikan Islam, sehingga dengan demikian dapat

memiliki segala kemampuan yang dibutuhkan dalam pembangunan di segala

bidang. Pendidikan adalah hal penting yang menjadi sorotan semua bangsa,

karena dengan pendidikan dapat diketahui bangsa tersebut bermartabat atau tidak.

Pendidikan banyak mengajarkan kita tentang pentingnya kesadaran diri dalam

berbenah, memperbaiki tingkah laku, mampu mempunyai nalar yang kritis dan

mampu membaca segala perubahan yang sekali waktu dapat terjadi dan menuntut

kita untuk segera berubah dan beranjak dari ketertinggalan.

Apabila dikaitkan dengan pendidikan, maka prinsippendidikan dapat

sebagai kebenaran yang universal sifatnya danmenajadi dasar dalam merumuskan

perangkat pendidikan. Prinsippendidikan diambil dari dasar pendidikan, baik

berupa agamaatau ideologi negara yang dianut. Prinsip pendidikan Islam

jugaditegakkan di atas dasar yang sama dan berpangkal dari pandanganIslam

secara filosofis terhadap jagad raya, manusia, masyarakat,ilmu pengetahuan dan

akhlak.Pandangan Islam terhadap masalah-masalah tersebut, melahirkan berbagai

prinsip dalampendidikan Islam.

Pendidikan merupakan peran strategis dalam pembinaan kepribadian

manusia. Di dalam pendidikan, baik sekolah maupun madrasah, terjadi proses

(14)

berisikan berbagai bidang ilmu pengetahuan dan nilai-nilai yang berlaku di

masyarakat (Muhammad Faturrohman, 2012: 1).

Dalam hal lain Hasan Langgulung mendefinisikan pendidikan Islam

adalah suatu proses spiritual akhlaq yang berusaha membimbing manusia dan

memberinya nilai-nilai prinsip dan teladan ideal dalam kehidupan yang bertujuan

mempersiapkan kehidupan manusia di dunia dan akhirat (Abdul Khaliq dkk,

1999: 12).

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa Hasan Langgulung

memandang pendidikan adalah proses pengajaran yang bertujuan menyeluruh,

baik transformasi pengetahuan, penghayatan dan penyadaran serta pembentukan

sikap atau prilaku. Dengan demikian, tujuan akhir pendidikan menurut Hasan

Langgulung adalah tercapainya berbagai ranah pengetahuan tersebut. Di samping

itu, pendidikan menurutnya adalah proses pengajaran yang dilakukan oleh

manusia kepada manusia, tidak terhadap makhluk hidup yang lain.

Memahami kondisi demikian, maka diperlukan konsep baru tentang

manusia yang mempunyai landasan yang kuat dan jelas, sehingga manusia

dipandang dan ditempatkan secara benar dalam artian sesungguhnya. Untuk itu

diperlukan mengenai prinsip pendidikan Islam yang berkualitas, sehingga

persoalan kritis kemanusiaan khususnya sumber daya manusia sekarang ini

diharapkan mendapat solusi alternatif dalam pemecahan permasalahan khususnya

(15)

Berdasarkan penjelasan di ataspendidikan adalah proses pengajaran yang

bertujuan menyeluruh, baik transformasi pengetahuan, penghayatan dan

penyadaran serta pembentukan sikap atau prilaku. Dengan demikian, tujuan akhir

pendidikanadalah tercapainya berbagai ranah pengetahuan tersebut. Di samping

itu, pendidikan menurutnya adalah proses pengajaran yang dilakukan oleh

manusia kepada manusia, tidak terhadap makhluk hidup yang lain.Pada gilirannya

dapat menolong dirinya untuk menghadapi berbagai tantangan hidup di era

modern yang penuh persaingan.

Apabila dikaitkan dengan kontek kontemporer yang masih dalam

pencarian jati dirinya, maka prinsip pendidikan Hasan Langgulung dapat menjadi

keilmuan yang perlu dikritisi bahkan dikaji kembali dalam aplikasinya pada

pendidikan di Indonesia pada umumnya. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti

bermaksud untuk mengetahui lebih jauh tentang relevansi pendidikan sekarang

dengan prinsip pendidikan Islam perspektif Hasan Langgulung.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang masalah di atas, bahwa peneliti dapat

menarik beberapa rumusan masalah diantara lainnya:

1. Bagaimana prinsip pendidikan Islam perspektif Hasan

Langgulung?

2. Bagaimana relevansi pemikiran pendidikan Islam Hasan

(16)

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan:

1. Megetahui prinsippendidikan Islam menurut HasanLanggulung.

2. Untuk mengetahui relevansi pemikiran Hasan Langgulung dengan

pendidikan agama Islam diera sekarang.

D. Kegunaaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat, baik dari segi teoritis

maupun praktis yang berguna untuk memberikan sumbangan pelaksanaan

penelitian.

1. Memberikan kontribusi terhadap pengembangan pemikiran

pendidikanIslam.

2. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai

prinsippendidikan Islamperspektif Hasan Langgulung.

E. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan beberapa metode. Adapun langkah-langkah

yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagaiberikut:

1. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif.

Penelitian kualitatif adalah dimana peneliti melakukan penelitian pustaka

atau library research, yaitu model penelitian yang datanya diperoleh

(17)

baik dalam bentuk buku, jurnal, artikel, internet maupun yang lainnya

yang memiliki keterkaitan dengan fokus permasalahan yang akan dibahas

(Suharsimi Arikunto, 2005: 244).

2. Sumber Data

Dalam pengambilan dan pengumpulan data penelitian

menggunakan metode dokumentasi. Data berupa buku, artikel, dokumen

dan lain sebagainya. Penelitian ini berisi kutipan-kutipan data untuk

memberi gambaran penyajian laporan (Arikunto, 1987: 135). Sedangkan

data-data tersebut dibagi menjadi dua bagian, yaitu primer dan sekunder.

a. Sumber Data Primer

Sumber data primer adalah sumber data yang paling utama

digunakan dan sesuai dengan permasalahan dalam peneliti ini. Adapun

sumber data primer dalam penelitian ini adalah yaitu terdiri dari karya

Hasan Langgulung di antaranya: Manusia dan Pendidikan Pustaka

Alhusna, Pendidikan dan Peradapan Islam (Suatua Analisa

Sosio-Psikologi) Pustaka Alhusna, Beberapa Pemikiran tentang Pendidikan

Islam PT Al Ma‟arif , Asas-asas Pendidikan Islam Pustaka Alhusna,

Pendidikan Menghadapi Abad ke-21 Pustaka Alhusna, Kretivitas dan

(18)

b. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder yang berupa sumber-sumber lainnya yang

relevan dengan pembahasan yang baik itu berupa buku-buku majalah,

artikel, makalah, dan hasil-hasil penelitian lainnya. Oleh karena itu sumber

lain akan menjadikan data tambahan dalam penelitian ini seperti

buku-buku, artikel, makalah ataupun yang lainnya yang sekiranya mendekatinya

(Marzuki, 1987: 55-56). Buku karangan Abudin Nata, Filsafat Pendidikan

Islam, Tokoh-tokoh Pembaharuan Pendidikan Islam di Indonesia dan

H.A.R. Tilaar, Pendidikan dalam Pembangunan Nasional Menyongsong

Abad XXI.

3. Analisa Data

Analisis data yang digunakan adalah analisis isi (Content Analysis)

yaitu suatu tekhnik penelitian untuk membuat inferensi yang dapat ditiru

(Replicate) dan shahih data dengan mempertimbangkan konteksnya.

Dokumen yang dianalisis yaitu berupa informasi yang didokumentasikan

yang berupa tulisan yang terdapat objek penelitian ini. Maksudnya adalah

tekhnik yang digunakan untuk menarik kesimpulan melalui usaha untuk

menemukan karakristik pesan, yang penggarapannya dilakukan secara

objektif dan sistematik (Sumardi Suryabrata, 1983: 94).

Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif, maka teknik

analisa datanya menggunakan teknik analisa data pustaka, yang mana

(19)

rangka mengumpulkan, menyusun, menyajikan, menganalisis dan

memberikan interpretasi terhadap sekumpulan bahan keterangan yang

berupa buku agar dapat memberikan pengertian dan makna tertentu. Untuk

menganalisis data penulis menggunakan beberapa metode, yaitu:

a. Metode Deskriptif

Metode deskriptif yaitu perumusan filsafat tersembunyi

dideskripsikan sedemikian rupa sehingga terus menerus ada referensi pada

masalah konkret sedetail-detailnya (Anton dan Achmadi, 1994: 112).

Peneliti melakukan analisis data dengan metode deskripsi, yaitu

menggambarkan pemikiran-pemikiran Hasan Langgulung tentang materi

yang terkait dengan penelitian.

b. Metode Analisis

Metode Analisis adalah data yang cara penanganan terhadap obyek

ilmiah dengan jalan memilih-milih antara pengertian yang satu dengan

pengertian yang lain untuk mendapatkan pengertian yang baru

(Sumargono, 1989: 21). Data yang terkumpul selanjutnya penulis analisa

dengan menggunakan teknik analisa data, dengan cara:

1) Kategorisasi

Kategorisasi adalah upaya memilah-milah setiap satuan ke dalam

bagian-bagian yang memiliki kesamaan (Moleong, 2011: 288).

(20)

data-data tersebut. Peneliti melakukan kategorisasi dengan cara memilah

setiap data yang didapatkan setelah data didapatkan dari dokumen atau

buku-buku terkait peneliti menyatukan kesamaan dengan prinsip

pendidikan Islam perspektif Hasan Langgulung.

2) Sintesis

Sintesis adalah mencari kaitan antara satu kategori dengan kategori

yang lain agar bertemu titik permasalahan (Moleong, 2011: 289). Data

yang telah dikategorikan oleh peneliti kemudian dicari titik temu satu

sama lain dan kemudian disatukan dalam pembahasan yang sama sehingga

menjadi sebuah penjelasan yang utuh prinsip pendidikan Islam perspektif

Hasan Langgulung.

F. Kajian Pustaka

Untuk memastikan orisinilitas kajian ini, sangat penting kiranya

pemaparan beberapa karya ilmiah yang sudah ada. Sehingga dapat menjadi

masukan keadalam kajian pustaka guna memberi referensi dan mempermudah

peneliti untuk mengetahui hal-hal yang belum dibahas oleh peneliti sebelumnya,

karya-karya itu adalah sebagai berikut:

1. Skripsi Fauzi Abdullah, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan

Kalijaga 2009, tentang Stategi Peningkatan Kualitas Sumber Daya

Manusia Berkualitas Menurut Pemikiran Hasan Langgulung (Perspektif

Pendidikan Islam). Seperti yang digambarkan dalam judul skripsi ini,

(21)

meningkatkan kualitas sumber daya manusia, namun berbeda dengan

penilitian yang akan peniliti lakukan yaitu lebih fokus pada prinsip dan

relevansi pendidikan Islam Sekarang.

2. Skripsi Chaerul Anwar, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah 2009, yang berjudul Strategi Pendidikan Dalam

Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia (Studi Komparasi Atas

Pemikiran Ki Hajar Dewantoro dengan Hasan Langgulung). Mengulas

bagaimana pendapat kedua tokoh tersebut dan dikomparasikan tentang

penidikan Islam dalam meningkatkan sumber daya manusia. Namun

sangat berbeda dengan penelitian ini yang lebih menitikberatkan pada

prinsip dan relevansi pendidikan Islam sekarang.

3. Skripsi Taufiq, Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah

Surakarta 2014, yang berjudul Pemikiran Pendidikan Islam Menurut

Hasan Langgulung Dalam Perspektif Psikologi. Menjelaskan pendidikan

Islam dari segi psikologinya dan berbeda dengan penelitian yang akan

dilakukan peniliti yaitu perbedaan sudut pandang dari prinsip dan

relevansi pendidikan Islam sekarang.

Dari beberapa uraian karya di atas sedikit sudah disinggung tentang

pemikiran-pemikiran yang muncul dari Hasan Langgulung, oleh karena itu

penelitian ini merupakan pelengkap untuk menelusuri dan mengkaji prinsip

pendidikan Islam perspektif Hasan Langgulung, beberapa karya di atas sangat

(22)

G. Penegasan Istilah

Untuk menghindari kesalahpahaman dan kekaburan dalam penafsiran

judul, maka perlu dikemukakan maksud dari kata-kata dan istilah yang digunakan

dalam judul penelitian ini. Adapun batasan istilah tersebut adalah sebagai berikut:

1. Prinsip

Prinsip berasal dari bahasa Inggris (principle) yang berarti tempat/titik

permulaan, asas,dasar, dan fondamen. Menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia (KBBI), prinsip asas (kebenaran yang menjadi pokok dasarberpikir,

bertindak, dan lain sebagainya). Prinsipdapat diartikan asas atau fondamen

pokok untuk sesuatu ituterwujud. Prinsip pendidikan Islam artinya asas atau

fondamen yang mendasari terbentuknya pendidikan Islam terutama sebagai

sebuah sistem pendidikan yang memiliki karakteristik tersendiri sekaligus

membedakan dengan sistem pendidikan lainnya (Kamrani Buseri, 2014: 285)

Apabila dikaitkan dengan pendidikan, maka prinsippendidikan dapat

sebagai kebenaran yang universal sifatnya danmenjadi dasar dalam

merumuskan perangkat pendidikan. Prinsippendidikan diambil dari dasar

pendidikan, baik berupa agamaatau ideologi negara yang dianut. Prinsip

pendidikan Islam jugaditegakan di atas dasar yang sama dan berpangkal dari

pandanganIslam secara filosofis terhadap jagad raya, manusia,

masyarakat,ilmu pengetahuan dan akhlak. Pandangan Islam

(23)

2. Pendidikan

Pendidikan Islam sangat penting dan strategis dalam rangka

menanamkan nilai-nilai spiritual Islam, tetapi hal ini baru berupakan sebagian

dari seluruh kerangka pendidikan Islam. Pengertian pendidikan agama Islam

adalah “usaha yang lebihkhusus ditekankan untuk mengembangkan fitrah

keberagaman dan sumber daya insani agar lebih mampu memahami,

menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam”(Achmadi 1987:10).

Sedangkan Hasang Langgulung Pendidikan adalah proses pengajaran yang

bertujuanmenyeluruh, baik transformasi pengetahuan, pengahayatan

danpenyadaran serta pembentukan sikap atau prilaku. Dengan demikian,tujuan

akhir pendidikan menurut Langgulung adalah tercapainya berbagairanah

pengetahuan tersebut. Di samping itu, pendidikan menurutnyaadalah proses

pengajaran yang dilakukan oleh manusia kepada manusia,tidak terhadap

makhluk hidup yang lain.

3. Islam dalam Konteks Pendidikan

Epistemologi Islam dalam konteks pendidikan adalah bagaimana Islam

memberikan dasar pijak dan prinsip prinsip berkenaan dengan isu

memanusiakan manusia menjadi manusia menurut pandangan Islam. Atas

dasar pijak dan prinsip itulah dipadukan dengan pengalaman emprik para

tokoh pendidik muslim akan menelorkan sejumlah gagasan bagaimana

(24)

semua itulah akan menelorkan ilmu pendidikan Islam (Kamreni Buseri, 2014:

15).

H. Sistematika Penulisan

Dalam rangka mempermudah penelitian skripsi, maka peneliti membagi

menjadi lima bab yang dijabarkan menjadi sub-sub bab yang utuh dan integral.

Adapun sistematikanya sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan yang berisikan latar belakang, rumusan masalah,

tujuan penelitian, kegunaan penelitian, metode penelitian,

penegasan istilah dan sistematika penulisan.

BAB II : Biografi Hasan Langgulung yang memuat riwayat keluarga dan

pendidikan, pengabdian dan karya- karya intelektual.

BAB III : Pemikiran prinsip pendidikan Islam Hasan Langgulung yang

dalamnya meliputi pengertian, , dan tujuan pendidikan Islam.

BAB IV : Relevansi pemikiran pendidikan agama Islam dengan konteks

pendidikan Islam diera sekarang, yang di dalamnya berisi analisis

dan hakikat pendidikan Islam, relevansi pendidikan Islam dengan

ranah nasional dengan pemikiran pendidikan Islam perspektif

Hasan Langgulung di era sekarang.

(25)

BAB II

BIOGRAFI HASAN LANGGULUNG A. Riwayat Hasan Langgulung dan Keluarga

Dalam mengkaji pemikiran seseorang tentunya tidak cukup

hanyamengetahui gagasan-gagasan atau pemikiran-pemikirannya saja. Akantetapi

juga harus berusaha mengetahui latar belakang hidupnya, perjalananintelektual

dan pendidikannya. Dengan memahami biografi, dapatmengetahui bagaimana

pola pikir seseorang terbentuk. Untuk memahami dan mendalami kepribadian

seseorang dituntut pengetahuan latar belakang lingkungan sosio-kultural di mana

tokoh itu dibesarkan, bagaimana proses pendidikan formal dan informal yang

dialami. Serta watak-watak orang yang ada di sekitarnya (Sartono Kartodirdjo,

2016: 86-87).

Setidaknya ada dua hal sebagai dasar pemahaman biografi kehidupan

seorang tokoh yang sangat penting untuk diperhatikan yaitu, faktor keturunan dan

lingkungan. Faktor keturunan atau keluarga adalah peletak dasar, sedangkan

lingkungan merupakan pengubah dasar-dasar itu menjadi baik atau buruk yang

nantinya akan membentuk dan memunculkan pemikirannya (Dimiyati Mahmud,

1989: 66).

Hasan Langgulung (bukan Hassan, rangkap s) Dalam beberapa bukunya

namanya kadang-kadang ditulis dengan Hassan (rangkap huruf s), antara lain

buku, psikologi dan kesehatan mental di sekolah-sekolah. Menurut penjelasan

Hasan Langgulung, yang benar adalah Hasan (tidak rangkap huruf s). Lahir di

(26)

tempat kelahiran Hasan Langgulung terdapat dalam riwayat hidup di bagian akhir

dari buku-bukunya (Hassan Langgulung, 2003: 413)

Dari pasangan Tan Rasula dan Siti Aminah. Nama Hasan Langgulung

sebenarnya adalah sebutan yang diberikan oleh pihak kerajaan Makassar kepada

bapaknya (Tan Rasula), karena kulitnya yang lebih putih di banding orang-orang

Makassar pada umumnya. Hasan Langgulung, biasanya sebutan untuk seekor

kuda yang bulunya berwarna putih bersih (kuda gulung). Akhirnya, sebutan

tersebut menjadi bagian dari namanya, yakni Hasan Langgulung. Jadi, Hasan

Langgulung adalah nama lengkap dan resmi yang dipakainya dalam berbagai

kesempatan, termasuk dalam hal-hal yang berhubungan dengan administrasi

(Hasan Langgulung, 2003: 413).

Pada tanggal 22 September 1972, Hasan Langgulung melepas masa

lajangnya dengan menikahi seorang perempuan bernama Nuraimah Muhammad

Yunus. Pasangan ini dikaruniai dua orang putra dan seorang putri, yaitu Ahmad

Taufiq, Nurul Huda, dan Siti Zakiah. Keluarga ini tinggal di sebuah rumah di

jalan B 28 Taman Bukit, Kajang, Malaysia. Hasan Langgulung meninggal pada

usianya yang ke- 73, tepatnya di Kuala Lumpur pada Sabtu 2 Agustus 2008 Pukul

19.47 waktu setempat. Hasan meninggal dunia karena penyakit stroke dan

dimakamkan di Taman Pemakaman Sentul, Kuala Lumpur (Kawardi, 2000: 140).

B. Pendidikan

Pendidikan dasar diselesaikannya di tempat kelahirannya, Rappang,

(27)

melanjutkan studinya ke tingkat sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah

Islam (SI) di Makassar, tahun 1949-1952. Dengan modal kemauan dan semangat

yang besar, setelah menyelesaikan studinya di Makassar, Hasan Langgulung

berangkat ke Mesir (Hasan Langgulung, 2003: 413).

Hasan Langgulung menceritakan bahwa ketika studi di Mesir dan juga

Amerika adalah atas biaya sendiri, bukan beasiswa dari pemerintah Indonesia.

Hasan Langgulung menyatakan tidak mengetahui secara persis alasan mengapa

pemerintah menutup semua bantuan pendidikan ke luar negeri. Untuk

mendapatkan biaya hidup (living cost) selama di Mesir Hasan Langgulung

mendapatkan honorarium dari sekolah Indonesia di Kairo yang didirikannya.

Hasan Langgulung mengajar di sekolah tersebut dan pernah menjabat sebagai

kepala sekolah tahun 1957-1968.

Pada tahun 1962, Hasan Langgulung berhasil meraih gelar B.A dalam

bidang bahasa Arab dan studi keislaman dari Fakultas Dar al „Ulum, Cairo

University, Mesir. Setahun berikutnya 1963, ia memperoleh gelar Diploma of

Education(General) dari Ein Shams University, Cairo. Tahun 1964, memperoleh

Diploma dalam bidang Sastra Arab Modern dari Institute of Higher Arab Studies,

Arab Leage, Cairo. Tiga tahun berikutnya 1967 Hasan Langgulung mendapatkan

gelas M.A. dalam bidang Psikologi dan Kesehatan Mental Hygiene dari Ein

Shams University, Kairo (Hasan Langgulung, 2003: 413).

Setelah memperoleh gelar M.A dari Ein Shams University, Cairo, Hasan

(28)

memperoleh gelar Doctor of Philosophy (Ph.D) dalam bidang kreativitas manusia.

tahun 1971, dengan judul disertasi A Cross Cultural Study of the Child

Conception of Situational Causality in India, Western Samoa, Mexico and United

State. (Hasan Langgulung, 2003: 413).

Selama studi di Amerika, Hasan Langgulung banyak melakukan kegiatan

keilmuan, baik sebagai peneliti maupun pengajar, antara lain sebagai asisten

peneliti pada University of Georgia tahun 1968-1969, asisten peneliti pada

Georgia Studies of Creative Behavior tahun 1969-1970, konsultan psikologi pada

Stanford Research Institute Menlo Park, California tahun 1970, dan menjadi

asisten pengajar pada University of Georgia tahun 1970-1971. Informasi tentang

kegiatan Hasan Langgulung selama studi di Amerika tersebut terdapat dalam

riwayat hidupnya pada halaman terakhir buku-bukunya (Hasan Langgulung, 2003:

413)

Berbagai aktivitas yang dilakukan Hasan Langgulung di Amerika tersebut

menunjukkan adanya pengakuan terhadap kapasitas keilmuan yang dimilikinya.

Bagaimanapun, Hasan Langgulung adalah orang luar yang masuk sebagai

pendatang di lingkungan University of Georgia. Oleh karena itu, tidak mudah bagi

Hasan Langgulung untuk terlibat dalam kegiatan-kegiatan keilmuan apabila tidak

memiliki kelebihan yang menonjol.

Sejak tahun 1971, Hasan Langgulung menjalani kehidupannya sebagai

akademisi di Malaysia. Ia adalah orang yang diserahi tugas membangun dan

(29)

Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM). Hasan Langgulung menjadi ketua

jurusan pertama jurusan pendidikan UKM, demikian juga menjadi dekan

pertamanya ketika jurusan tersebut menjadi Fakultas. Tahun 1989, Hasan

Langgulung juga diminta untuk membangun dan mengembangkan Department of

Education International Islamic University Malaysia (IIUM) saat universitas

tersebut didirikan.

Menurut Hasan Langgulung, IIUM didirikan untuk memenuhi kebutuhan

umat Islam terhadap sebuah lembaga pendidikan tinggi Islam bertaraf

internasioal, sehingga dapat mengangkat citra umat Islam di dunia. Oleh karena

itu, universitas ini ditata dan dijalankan dengan standar internasional, baik

kurikulum pendidikannya, mahasiswa, fasilitas, dan tenaga pengajarnya. Hasan

Langgulung akhirnya diangkat sebagai ketua jurusan pertama Departement of

Education IIUM.

Riwayat pendidikan yang pernah dilalui oleh Hasan Langgulung secara

kronologis dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Sekolah Dasar di Rappang Ujung Pandang, tahun 1943-1949.

2. Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Islam di Ujung

Pandang tahun 1949- 1952.

3. B. I. Inggris di Ujung Pandang, tahun 1957-1962.

4. B.A. dalam Islamic Studies dan Fakultas Dar al-Ulum, Cairo

(30)

5. Diploma of Education (General), Ein Shams University, Cairo

1963-1964.

6. Special Diploma of Education (Mental Hygiene), Ein Shams

University, Cairo 1963-1964.

7. M.A. dalam Psikologi dan Kesehatan Mental (Mental Hygiene) Ein

Shams University, Cairo 1967.

8. Ph. D. dalam Psikologi. University of Georgia, Amerika Serikat, tahun

1971.

9. Diploma dalam Sastra Arab Modern dari Institute of Higher Arab

Studies, Arab League, Cairo, 1964.

C. Karya

Hasan Langgulung telah menghasilkan banyak karya ilmiah dengan

menggunakan bahasa Indonesia, bahasa Inggris, maupun bahasa Arab. Yaitu

berupa buku, makalah, terjemahan, dan berbagai artikel yang tersebar di berbagai

majalah di dalam dan di luar Negeri. Tulisannya membahas berbagai macam

persoalan yang berkisar tentang pendidikan, psikologi, filsafat, dan Islam. Di

antara karya-karya tersebut adalah:

1. Thesis: al-Murahiq al-Indonesia: Ittijahatuh Wa Darjat Tawafuq „Indahu.

Tesis M.A. Ein Shams University, Cairo, 1967.

2. Disertasi: A Cross – Cultural Study Of The Child Conception Of

Situasional Causality In India, Western Samoa, Mexico And The United

(31)

3. The Ummatic Paradigm for Psychology, dalam,Mizan: Islamic Forum of

Indonesia for World Culture and Civilization,Religion and the Spirit of

World-Peace, Vol.III, No.2, 1990.

4. Asas-Asas Pendidikan Islam, Jakarta: Pustaka Al-Husna Baru, 2003,terbit

pertama tahun 1985.

5. Beberapa Pemikiran tentang Pendidikan Islam, Bandung: PT.AlMa’arif,

1995, ditulis tahun 1979.

6. Kreativitas dan Pendidikan Islam Analisis Psikologi dan Falsafah,Jakarta:

Pustaka A-Husna, 1991.

7. Manusia dan Pendidikan Suatu Analisa Psikologi dan Pendidikan,Jakarta:

Pustaka Al-Husna, 1989, terbit pertama tahun 1984.

8. Pendidikan dan Peradaban Islam, Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1985.

9. Pendidikan Islam dalam Abad 21, (edisi revisi), Jakarta: Pustaka AlHusna

Baru, 2003, ditulis pertama tahun 1988 dan direvisi tahun2002.

10.Pendidikan Islam Suatu Analisa Sosio-Psikologikal, Kuala

Lumpur:Pustaka Antara, 1979.

11.Pengenalan Tamaddun Islam dalam Pendidikan, Kuala Lumpur:Dewan

Bahasa dan Pustaka, 1992.

12.Peralihan Paradigma dalam Pendidikan Islam dan Sains Sosial,Jakarta:

Gaya Media Pratama, 2002.

13.Psikologi dan Kesihatan Mental di Sekolah-Sekolah, Kuala

Lumpur:Penerbit UKM, 1983.

(32)

Hasan Langgulung menerima berbagai macam penghargaan internasional.

Namanya tercatat dalam berbagai buku penghargaan dan beberapa penghargaan

lainnya. Namanya tercatat dalam buku-buku penghargaan di bawah ini:

1. Directry of American Psychologikal Assosiation.

2. Who Is Who In Malaysia.

3. International Who‟s Who of Intellectuals.

4. Who‟a Who In The Word.

5. Directory of Cross-Cultural Research And Researches.

6. Men of Achievment.

7. The International Register Profiles.

8. Who‟s Who In Tho Commonwealth.

9. The International Book of Honour.

10.Directory of American Educational Research Association.

11.Asia‟s Who‟s Who of Men And Women of Achievment And Distinction.

12.Community Leaders of The World.

(33)

BAB III

PEMIKIRAN PRINSIP PENDIDIKAN ISLAM HASAN LANGGULUNG A.Pengertian Pendidikan Islam

Pendidikan dalam pengertian seluas-luasnya muncul dan berkembang

seiring denganditurunkannya al-Quran kepada manusia melalui Nabi Muhammad

SAW. Wahyu pertamasarat dengan spirit bagaimana usaha-usaha pendidikan

dimulai. Dalam kitab suci al-Quran memuat sejumlah dasar umum pendidikan,

maka al-Quran sendiri pada prinsipnya dapat dikatakan sebagai pedoman

normatif-teoritis dalam pelaksanaan pendidikan Islam. Ayat-ayat yang tertuang

dalam al-Qur’an merupakan prinsip dasar yangkemudian diterjemahkan oleh para

ahli menjadi suatu rumusan pendidikan Islam yang dapat mengantarkan pada

tujuan pendidikan yang sebenarnya.

Secara sederhana para ahli pendidikan Islam mencoba mengembangkan

konsep-konsepnya dari kedua sumber ini, yaitu al-Qur’an dan Sunnah sebagai

dasar ideal pendidikan Islam. Dasar ideal ini kemudian yang menjadi akar

pendidikan sebagai sumber nilai kebenaran dan kekuatan. Nilai-nilai yang

dipahami dari al-Qur’an dan Sunnah ini adalah cermin nilai yang universal yang

dapat dioprasionalkan ke berbagai sisi kehidupan umat sekaligus sebagai standar

nilai dalam mengevaluasi jalannya kegiatan pendidikan Islam (Azyumardi Azra,

1999: 7).

Menurut Hasan Langgulung istilah pendidikan yang sudah dijelaskan di

atas tadi bahwa dalam bahasa Inggris adalah education, berasal dari bahasa latin

(34)

kekepala seseorang. Dalam hal ini bahwa ilmu adalah proses memasukkan ke

kepala orang, jadi ilmu itu memang memasukkan ilmu ke kepala (Hasan

Langgulung, 1989: 2).

Dalam arti yang lebih luas Hasan Langgulung mengartikan pendidikan

sebagai usaha memindahkan nilai-nilai kebudayaan kepada setiap individu dalam

masyarakat. Dengan kata lain Hasan Langgulung juga mengatakan bahwa

pendidikan suatu tindakan (action) yang diambil oleh suatu masyarakat,

kebudayaan, atau peradaban untuk memelihara kelanjutan hidupnya. Bahwa

pendidikan itu penting bagi manusia dalam menjalani kehidupannya di dunia ini

agar mendapatkan kebahagiaan dan kesejahteraan (Hasan Langgulung, 1989: 28).

Sebagai sebuah proses pemindahan nilai-nilai pada suatu masyarakat

kepada setiap individu yang ada di dalamnya, maka proses pendidikan tersebut

dapat dilakukan dengan macam-macam jalan, yakni; melalui pengajaran, dalam

hal ini berarti pemindahan pengetahuan (knowledge). Melalui latihan dan proses

yang melibatkan seseorang meniru atau mengikuti apa yang diperintahkan oleh

orang lain. Juga dilihat dari sudut pandangan masyarakat, dari segi pandangan

individu dan segi proses antara individu dan masyarakat. (Hasan Langgulung,

1989: 61).

Dari segi pandangan masyarakat, pendidikan berarti pewarisan

kebudayaan dari generasi tua kepada generasi muda, agar hidup masyarakat tetap

berkelanjutan. Dengan kata lain, menurutnya masyarakat mempunyai nilai-nilai

budaya yang ingin disalurkan dari generasi ke generasi agar identitas masyarakat

(35)

ada yang bersifat intelektual, seni, politik, dan lain-lain (Hasan Langgulung, 2003:

52-58).

Dilihat dari segi individu, pendidikan berarti pembangunan potensi-potensi

yang terpendam dan tersembunyi. Dalam hal ini diibaratkan individu laksana

lautan yang dalam penuh mutiara dan bermacam-macam ikan, tetapi tidak tampak.

Ia masih berada di dasar laut, ia perlu dipancing dan digali supaya dapat menjadi

makanan dan perhiasan bagi manusia. Potensi, bakat ataupun kemampuan

individulah yang dituntun untuk menggali mutiara tersebut dan mengubahnya

menjadi emas dan intan sehingga menjadi kekayaan yang berlimpah untuk

kemakmuran masyarakat (Hasan Langgulung, 2003: 55).

Dalam istilah lain berkenaan dengan pemahaman, tentang pendidikan

dilihat dari individu, pendidikan adalah proses menampakkan (manifestasi)

aspek-aspek yang tersembunyi (latent) pada anak didik. Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa kemakmuran suatu masyarakat bergantung kepada kesanggupan

masyarakat tersebut menggarap kekayaan yang terpendam pada setiap

individunya. Dengan kata lain, kemakmuran masyarakat tergantung kepada

keberhasilan pendidikannya dalam menggarap kekayaan yang terpendam pada

setiap individu (Hasan Langgulung, 2003: 56).

Dilihat dari segi proses (transaksi), maka pendidikan itu adalah proses

memberi dan mengambil, antara manusia dan lingkungannya dalam rangka

mengembangkan dan menciptakan ketrampilan-ketrampilan yang diperlukan

untuk merubah dan memperbaiki kondisi-kondisi kemanusiaan dan

(36)

budaya, dimana kedua proses ini berjalan sama-sama, isi mengisi antara satu

dengan yang lain (Hasan Langgulung, 2003: 58).

Selanjutnya menurut Hasan Langgulung menjelaskan bahwa pendidikan

itu sangat penting bagi manusia dalam menjalani kehidupannya di dunia ini agar

mendapatkan kebahagiaan dan kesejahteraan. Sebagai sebuah proses pemindahan

nilai-nilai pada suatu masyarakat kepada setiap individu yang ada di dalamnya,

maka proses pendidikan tersebut menurutnya dapat dilakukan dengan

macam-macam jalan, yakni:

a) Melalui pengajaran, dalam hal ini berarti pemindahan pengetahuan

b) Melalui latihan

c) Melalui proses yang melibatkan seseorang meniru atau mengikuti apa

yang diperintahkan oleh orang lain.

Dalam memberikan pengertian terhadap pendidikan, Hasan Langgulung

juga memandangnya dari tiga segi, yakni: dari sudut pandangan masyarakat, dari

segi pandangan individu, dan dari segi proses antara individu dan masyarakat

(Hasan Langgulung, 1986: 61-62).

B.Prinsip Pendidikan Islam

Bahwa pendidikan adalah aktivitas yang bergerak dalam proses pembinaan

kepribadian muslim, maka pendidikan Islam memerlukan dasar yang dijanjikan

landasan kerja. Dengan dasar ini akan memberikan arahan bagi pelaksanaan

pendidikan yang telah diprogramkan. Dalam konteks ini, dasar yang menjadi

acuan pendidikan Islam hendaknya merupakan sumber nilai kebenaran dan

(37)

Oleh karena itu, dasar pokok yang terpenting dari pendidikan Islam adalah

al-Quran dan Sunnah (Hasan Langgulung, 2003: 38).

Prinsip pendidikan Islam dapat dilihat dari dua segi yaitu masyarakat dan

individu. Pendidikan individu pada dasarnya beranggapan bahwa manusia diatas

dunia ini mempunyai sejumlah atau beberapa kemampuan yang sifatnya umum

pada setiap manusia sama umumnya dengan kemampuan melihat dan mendengar

tetapi berbeda dalam derajatnya, menurut masing-masing orang seperti halnya

dengan panca indera juga. Ada yang penglihatanya kuat, pendengaranya lemah

dan lain-lain. Dalam hal ini pendidikan didefinisikan sebagai proses untuk

menemukan dan mengembangkan kemampuan ini. Jadi pendidikan adalah proses

menampakan yang tersembunyi pada anak didik.

Dari segi pandangan masyarakat, diakui bahwa manusia memiliki

kemampuan-kemampuan asal dan bahwa anak-anak itu mempunyai benih-benih

segala yang telah dicapai dan dapat dicapai oleh manusia. Ia menekankan pada

kemampuan manusia memperoleh pengetahuan dengan mencarinya pada alam di

luar manusia. Hal ini merupakan proses memasukan wujud di luar seorang pelajar

dan bukanlah proses mengeluarkan apa yang wujud didalam pelajar. Jadi disini

dengan sendirinya pendidikan bermaksud pemindahan kesimpulan penyelidikan

yang seseorang atau tidak perlu melakukan sendiri.

Pendidikan sebagai suatu interaksi yaitu suatu memberi dan mengambil

antara manusia dan lingkungannya. Ia adalah proses dimana manusia

mengembangkan dan menciptakan keterampilan-keterampilan yang diperlukan

(38)

Begitu juga pembentukan sikap yang membimbing usaha-usahanya dalam

membina kembali sifat-sifat kemanusiaan dan jasmaniah (Hasan Langgulung,

1998: 56-57).

Sebagaimana yang sudah dijelaskan diatas bahwa prinsip pendidikan Islam

menurut Hasan Langgulung harus melalui dua pendekatan yaitu dari segi individu

dan masyarakat. Dari pendekatan ini, ia tidak hanya memandang adanya potensi

pada manusia tetapi jauh ia memandang dari segi budaya dan interaksi antara

keduanya.

Pengembangan potensi ini dapat terlihat dalam penciptaan Adam a.s yang

berarti juga anak cucunya, jadi umat manusia seluruhnya sebagaimana firmanNya:

“Tat kala Aku telah membentuknya dan menghembuskan kepada roh KU...”

(Q.S.15:29). Ini berarti antara lain bahwa Tuhan memberi manusia itu berbagai

potensi atau kemampuan yang berkaitan dengan sifat-sifat Tuhan yang disebut

al-Asma al-Husna yang berjumlah sembilan puluh sembilan (Hasan Langgulung,

1998: 59).

Pewaris budaya yang sebenarnya kurang tepat mungkin sebab yang

dimaksudkan adalah unsur luar yang masuk kedalam diri manusia. Sebagai

kebalikan dari unsur manusia yang menonjol keluar seperti pengembangan

potensi. Sangat sulit membayangkan seseorang tanpa lingkungan yang memberi

corak kepada watak dan kepribadiannya. Lingkunganlah yang berusaha

mewariskan nilai-nilai budaya yang dimilikinya. Kepada setiap anggota dengan

tujuan memelihara kepribadian dan identitas budaya tersebut sepanjang jaman.

(39)

apabila nilai-nilai, norma-norma, dan berbagai unsur lainnya yang dimiliki

berhenti berfungsi, artinya tidak diwariskan lagi kegenerasi dan tidak diamalkan

oleh penganutnya.

Interaksi antara potensi dan budaya dalam kaitanya dengan Islam interaksi

antara potensi dan budaya ini lebih menonjol lagi, sebab baik potensi yang

notabenya adalah ruh Allah yang disebut fitrah hanya orang tuanya yang

menyebabkan ia menjadi Yahudi, Nasrani, atau Majusi, jadi fitrah sebagai Din

atau agama yang menjadi tapak tegaknya peradapan Islam. Ibarat dua buah sisi

mata uang, satu sisi lainnya disebut Din, yang satunya berkembang dari dalam

tiap individu sedang yang lainnya dipindahkan dari orang keorang lain, dari

generasi ke generasi jadi bersifat dari luar ke-dalam (Hasan Langgulung, 1998:

63-65).

C.Tujuan Pendidikan Islam

Pendidikan Islam bertujuan untuk membentuk insan kamil (manusia yang

sempurna) yang berkepribadian muslim, perwujudan manusia seutuhnya, takwa

cerdas, baik budi pekertinya, terampil, kuat kepribadiannya, berguna bagi diri

sendiri, agama, keluarga, masyarakat dan negara, serta mampu menjadi khalifah fi

al-ardi yang cakap sesuai bidang masing-masing.

Secara sosial tujuan pendidikan agama Islam adalah membentuk

kepribadian yang utuh dari roh tubuh, dan akal. Di mana identitas individu

tercermin sebagai manusia yang hidup pada lingkungan masyarakat yang plural.

Tujuan sosial pendidikan sangat penting artinya karena manusia sebagai khalifah

(40)

Hasan Langgulung mengatakan bahwa berbicara tujuan pendidikan harus

mengajak kita berbicara tentang tujuan hidup, sebab pendidikan bertujuan untuk

memelihara kehidupan manusia. Oleh karena itu, perbincangan tentang tujuan

juga mengharuskan kita membicarakan sifat-sifat asal manusia menurut

pandangan Islam, sebab pada manusia itulah dicita-citakan sesuatu yang

ditanamkan oleh pendidikan (Hasan Langgulung, 1989: 57-58).

Dengan demikian tujuan pendidikan Islam adalah mengembangkan fitrah

peserta didik, baik ruh, fisik, kemauan, dan akalnya secara dinamis, sehingga akan

terbentuk pribadi yang utuh dan mendukung bagi pelaksanaan fungsinya sebagai

khalifah fi al-ardh. Lebih tegas lagi Hasan Langgulung mengatakan bahwa tujuan

pendidikan Islam harus dirumuskan sebagai arah yang akan dituju manusia secara

esensi supstansial, yakni kesempurnaan hidup sesuai citra bagi penciptaan

manusia (Hasan Langgulung, 1989: 59).

Dalam hubungannya dengan tujuan pendidikan sebagai pemberi nilai,

Hasan Langgulung menegaskan bahwa tujuan pendidikan agama Islam harus

mampu mengakomodasikan tiga fungsi utama dari agama. Pertama, fungsi

spiritual yang berkaitan dengan aqidah dan iman. Kedua, fungsi psikologis yang

berkaitan dengan tingkah laku individual termasuk nilai-nilai akhlak yang

mengangkat derajat manusia ke derajat yang lebih sempurna. Ketiga, fungsi sosial

yang berkaitan dengan aturan-aturan yang menghubungkan manusia dengan

manusia lain atau masyarakat, di mana masing-masing memiliki hak dan

tanggung jawab untuk menyusun masyarakat yang harmonis dan seimbang

(41)

Ketiga fungsi tersebut, baik spiritual, psikologis maupun sosial, bila

ditelusuri jelas mengandung nilai-nilai dasar pendidikan. Fungsi spiritual

penanaman akidah dan iman merupakan fondasi, pegangan sekaligus pemberi

arah bagi manusia. Hasan Langgulung mengatakan, “fungsi spiritual bertujuan

memenuhi kebutuhan spiritual manusia dan memberikan arah serta pegangan

dalam kehidupan” (Hasan Langgulung, 1997: 181).

Menurut Hasan Langgulung, berbicara tentang tujuan pendidikan,

khususnya pendidikan Islam, sebenarnya adalah berbicara tentang tujuan hidup

manusia. Sebab, pendidikan hanyalah suatu alat yang digunakan oleh manusia

untuk memelihara kelanjutan hidupnya (survival), baik sebagai individu maupun

sebagai masyarakat (Hasan Langgulung, 2003: 297). Perbincangan tentang tujuan

pendidikan Islam juga berarti mengungkap sifat-sifat asal (nature) manusia

menurut pandangan Islam, sebab pada diri manusialah dicita-citakan sesuatu yang

ditanamkan oleh pendidikan. (Hasan Langgulung, 1989: 33).

Bagi Hasan Langgulung, tujuan tertinggi (ultimate aim) dari pendidikan

Islam adalah terwujudnya manusia yang sempurna, baik sebagai hamba („abid)

maupun sebagai khalifah di muka bumi (khalîfatu Allâh fî al ardl). Hasan

Langgulung secara tegas mengatakan:

(42)

Dalam kaitan ini, pendidikan Islam dituntut mampu menghasilkan

manusia ideal dengan kriteria beriman dan bertaqwa kepada Allah, memiliki

pengetahuan luas, memiliki mental yang sehat, memiliki fisik yang kuat dan

mampu bersosialisasi dengan manusia lain secara harmonis. Bahwa kriteria

tersebut adalah penjabaran dari kedudukan manusia sebagai „abid dan khalifah.

Manusia ideal dengan kriteria di atas adalah wujud dari pelaksanaan fungsi

pendidikan Islam, baik fungsi spiritual, psikologis maupun sosial. Dari sudut

pandang ajaran Islam perwujudan ketiga fungsi itu dapat disejajarkan dengan

perwujudan akhlak mulia kepada Allah SWT, kepada diri sendiri dan kepada

orang lain. Dalam ajaran Islam, ketiganya harus terintegrasi dalam setiap pribadi

muslim.

Dalam hubungan ini, pendidikan Islam harus berorientasi pada tujuan

tertinggi tersebut. Tujuan umum dan tujuan khusus adalah penjabaran lebih lanjut

dari tujuan tertinggi.

1. Tujuan umum pendidikan Islam

Hasan Langgulung menjelaskan bahwa tujuan umum pendidikan adalah

maksud atau perubahan-perubahan yang dikehendaki oleh pendidikan untuk

mencapainya. Tujuan ini dianggap kurang merata dan lebih dekat dari tujuan

tertinggi, tetapi kurang khusus jika dibanding dengan tujuan khusus (Hasan

langgulung, 1989: 59-60).

Definisi tersebut, tampak masih bersifat umum dan yang dapat digaris

(43)

tertinggi dan tujuan tetinggi pendidikan Islam. Dengan demikian dapat dikatakan

bahwa tujuan umum adalah tujuan perantara untuk sampai pada tujuan tertinggi.

Tujuan umum ini nantinya akan dirinci dalam tujuan khusus.

Berdasarkan hasil telaah terhadap buku-bukunya, dalam menjelaskan

tujuan umum pendidikan Islam Hasan Langgulung tidak menunjukkan pendapat

siapa yang diikutinya. Hasan Langgulung juga tidak memberikan analisis atau

komentar terhadap poin-poin yang dikemukakan oleh para pemikir yang

dikutipnya. Hal ini menyebabkan ketidakjelasan posisi Hasan Langgulung.

Namun demikian, dari kutipan-kutipan yang diambilnya dapat disimpulkan bahwa

tujuan umum pendidikan Islam tetap berada dalam bingkai menciptakan manusia

ideal sebagaimana disebutkan terdahulu, yakni memiliki kemampuan memadai

secara spiritual, psikologis dan sosial sehingga dapat menjalankan fungsinya

sebagai „abid dan khalifah.

2. Tujuan khusus pendidikan Islam

Tujuan khusus pendidikan Islam adalah sebagai perubahan-perubahan

yang diinginkan yang merupakan bagian atau termasuk di bawah tiap tujuan

umum pendidikan. Dengan kata lain, gabungan pengetahuan, ketrampilan,

pola-pola tingkah laku, sikap, nilai-nilai dan kebiasaan yang terkandung dalam tujuan

akhir atau tujuan umum pendidikan, yang tanpa terlaksananya maka tujuan akhir

dan tujuan umum juga tidak akan terlaksana dengan sempurna (Hasan

(44)

Definisi tersebut menunjukkan bahwa tujuan khusus pendidikan Islam

merupakan bagian dari tujuan umum. Dalam tujuan khusus, kemampuan yang

diharapkan dijabarkan lebih terperinci. Di samping itu, dalam definisi yang

diberikannya, menunjukkan keterpaduan tujuan pendidikan Islam, baik

pengetahuan (kognitif), penghayatan dan kesadaran terhadap nilai-nilai tertentu

(afektif) maupun ketrampilan dan tingkah laku (psikomotor).

Dengan demikian, dalam pandangan Hasan Langgulung keberhasilan

pendidikan Islam bukan hanya dilihat dari aspek pengetahuan semata (transfer of

knowledge), tetapi yang terpenting adalah tumbuhnya kesadaran dan penghayatan

dalam diri anak didik terhadap nilai-nilai Islam (transfer of values) sehingga akan

termanivestasi dalam tingkah laku sehari-hari. Di samping itu, berdasarkan

definisi yang dikemukakan Hasan Langgulung, pencapaian tujuan khusus oleh

anak didik merupakan indikator keberhasilan pendidikan. Oleh karena itu, dapat

dipahami ketika terwujudnya tujuan khusus pendidikan, maka tujuan-tujuan yang

lain tidak dapat dicapai secara optimal.

Sebagaimana tujuan umum pendidikan Islam, dalam merumuskan tujuan

khusus Hasan Langgulung juga mengutip pendapat para tokoh pendidikan Islam.

Perbedaannya, dalam pembahasan tentang tujuan khusus pendidikan Islam, Hasan

Langgulung menunjukkan pendapatnya sendiri berdasarkan pemikiran para tokoh

yang dikutipnya.

(45)

1. Memperkenalkan kepada generasi muda akan akidah Islam,

dasar-dasarnya, asal-usul ibadat, dan cara-cara melaksanakan dengan benar,

dengan membiasakan mereka berhati-hati mematuhi akidah-akidah

agama dan menjalankan serta menghormati syiar-syiar agama.

2. Menumbuhkan kesadaran yang benar pada diri pelajar terhadap agama

termasuk prinsip-prinsip dan dasar-dasar akidah yang mulia.

3. Menanamkan keimanan kepada Allah pencipta alam, kepada malaikat,

rasul-rasul, kitab-kitab dan hari kiamat berdasar pada faham kesadaran

dan perasaan.

4. Menanamkan iman yang kuat kepada Allah pada diri mereka, perasaan

keagamaan, semangat keagamaan dan akhlak pada diri mereka dan

menyuburkan hati mereka dengan rasa cinta, zikir, taqwa dan takut

kepada Allah.

5. Menumbuhkan minat generasi muda untuk menambah pengetahuan

dalam adab dan pengetahuan keagamaan dan untuk mengikuti

hukum-hukum agama dengan kecintaan dan kerelaan (Hasan Langgulung,

1992: 5-7).

Bila dicermati, rumusan tujuan khusus pendidikan Islam di atas tidak

terlihat secara jelas perbedaannya dengan tujuan umum. Dilihat dari fungsi

pendidikan Islam sebagai pemberi nilai, rumusan tujuan khusus pendidikan Islam

yang dikemukakan Hasan Langgulung tidak keluar dari tiga fungsi yang

dinyatakannya, yaitu fungsi spiritual, fungsi psikologis dan fungsi sosial. Fungsi

(46)

rasul-rasul, kitab, malaikat maupun hari akhir. Fungsi spiritual ini tampaknya

diletakkan oleh Hasan Langgulung sebagai fungsi utama dan paling penting dalam

pendidikan Islam.

Fungsi psikologis tampak cukup dominan dalam tujuan khusus pendidikan

Islam yang dikemukakan Hasan Langgulung, antara lain menanamkan rasa cinta,

rela, optimisme, membersihkan hati dan sebagainya. Sedangkan fungsi sosial

tidak begitu terlihat. Namun demikian, tetap saja terdapat fungsi sosial dalam

(47)

BAB IV

ANALISIS PENDIDIKAN ISLAM MENURUT HASAN LANGGULUNG DAN RELEVANSI DENGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DI ERA SEKARANG

A. Analisis Pemikiran Pendidikan Islam Menurut Hasan Langgulung

Pemikiran pendidikan Islam yang secara eksplisitmembedakan dengan

pemikiran lainnya. Mengenai manusia sebagaisubyek dan obyek pendidikan

didasarkan atas pandangan Islam tentangkonsep fitrah, dasar tujuan pendidikan

didasarkan atas nilai-nilai Ilahiyahdan Insaniyah, begitu pula mengenai isi

pendidikan. Di dalammengaplikasikan pemikiran pendidikan Islam tidak harus

mengubahparadigma ideologinya, cukup pada tataran strategi dengan

melakukaninterpretasi nilai-nilai yang terkandung didalamnya.

Sebagai sebuah proses pemindahan nilai-nilai pada suatu masyarakat

kepada setiap individu yang ada di dalamnya, maka proses pendidikan tersebut

menurutnya dapat dilakukan dengan macam-macam jalan, yakni; melalui

pengajaran, dalam hal ini berarti pemindahan pengetahuan (knowledge). Melalui

latihan dan melalui proses yang melibatkan seseorang meniru atau mengikuti apa

yang diperintahkan oleh orang lain (Hasan Langgulung, 1989: 61).

Bahwa pendidikan suatu tindakan (action) yang diambil oleh suatu

masyarakat, kebudayaan, atau peradaban untuk memeliahara kelanjutan hidupnya.

Menurut Hasan Langgulung menjelaskan bahwa pendidikan itu penting bagi

manusia dalam menjalani kehidupannya di dunia ini agar mendapatkan

(48)

Dalam memberikan pengertian terhadap pendidikan, Hasan Langgulung

juga memandangnya dari sudut pandangan masyarakat, dari segi pandangan

individu dan segi proses antara individu dan masyarakat (Hasan Langgulung,

1989: 28).

Dari segi pandangan masyarakat, pendidikan berarti pewarisan

kebudayaan dari generasi tua kepada generasi muda, agar hidup masyarakat tetap

berkelanjutan. Dengan kata lain, menurutnya masyarakat mempunyai nilai-nilai

budaya yang ingin disalurkan dari generasi ke generasi agar identitas masyarakat

tersebut tetap terpelihara. Nilai-nilai yang ingin disalurkan itu bermacam-macam,

ada yang bersifat intelektual, seni, politik, dan lain-lain (Hasan Langgulung, 2003:

52-58).

Dilihat dari segi individu, pendidikan menurut Hasan Langgulung berarti

pembangunan potensi-potensi yang terpendam dan tersembunyi. Dalam hal ini

Hasan Langgulung mengibaratkan individu laksana lautan yang dalam penuh

mutiara dan bermacam-macam ikan, tetapi tidak tampak. Ia masih berada di dasar

laut, ia perlu dipancing dan digali supaya dapat menjadi makanan dan perhiasan

bagi manusia. Potensi, bakat ataupun kemampuan individulah yang dituntun

untuk menggali mutiara tersebut dan mengubahnya menjadi emas dan intan

sehingga menjadi kekayaan yang berlimpah untuk kemakmuran masyarakat

(Hasan Langgulung, 2003: 55).

Dalam istilah lain berkenaan dengan pemahaman, Hasan Langgulung

tentang pendidikan dilihat dari individu, pendidikan adalah proses menampakkan

(49)

demikian dapat dikatakan bahwa kemakmuran suatu masyarakat bergantung

kepada kesanggupan masyarakat tersebut menggarap kekayaan yang terpendam

pada setiap individunya. Dengan kata lain, kemakmuran masyarakat tergantung

kepada keberhasilan pendidikannya dalam menggarap kekayaan yang terpendam

pada setiap individu (Hasan Langgulung, 2003: 56).

Dilihat dari segi proses (transaksi), maka pendidikan itu menurut Hasan

Langgulung adalah proses memberi dan mengambil, antara manusia dan

lingkungannya dalam rangka mengembangkan dan menciptakan

ketrampilan-ketrampilan yang diperlukan untuk merubah dan memperbaiki kondisi-kondisi

kemanusiaan dan lingkungannya.

Dalam istilah lain ia katakan sebagai interaksi antara potensi dan budaya,

dimana kedua proses ini berjalan sama-sama, isi mengisi antara satu dengan yang

lain. Hasan Langgulung juga sepakat dengan tokoh pendidikan lain dalam

menggunakan beberapa istilah dalam bahasa Arab untuk pendidikan. menurut

beliau, kata pendidikan dapat disebut juga dengan ta‟lim (Hasan Langgulung,

2003: 58).

Sebagai sesuatu yang sangat penting (urgen),pendidikan Islam maka

Hasan Langgulung menjelaskan akan fungsi-fungsi pendidikan itu yang

diungkapkan sebagai berikut:

1. Menyiapkan generasi muda untuk memegang peranan-peranan tertentu

dalam masyarakat pada masa yang akan datang. Peranan disini berkaitan

(50)

2. Memindahkan ilmu pengetahuan yang bersangkutan dengan

peranan-peranan tersebut dengan generasi tua kepada generasi muda.

3. Memindahkan nilai-nilai yang bertujuan untuk memelihara keutuhan dan

kesatuan masyarakat yang menjadi syarat mutlak untuk kelanjutan hidup

(survival) suatu masyarakat dan peradaban (Hasan Langgulung, 1989: 60).

Selain itu menurut Hasan Langgulung pendidikan itu merupakan salah

satubidang terapan (applied) yang dimana dikaitkan dengan asas- asas danilmu

pengetahuan. Asas filsafat membimbing dan memberikan arah gunauntuk

menyelaraskan pendidikan (HasanLanggulung,2003: 6-7). Pendidikan menurutnya

memiliki enam asas yang sangatberhubungan erat dan saling melengkapi

diataranya asas- asas tersebutadalah

1. Asas- asas historis (sejarah),

Faktor sejarah dianggap salah satu faktor budaya yangmempengaruhi

filsafat pendidikan baik dalam tujuan maupunsistemnya pada masyarakat juga.

Kepribadian nasional, misalnyamenjadi dasar filsafat pendidikan diberbagai

masyarakat haruslah“berlaku jauh dari masa ke masa lampau” walaupun

sistemnya adalahhasil dari pemerintahan, yang didirikan dengan

sengajamengembangkan dan memperbaiki pola-pola warisan budaya dari

masyarakat. Jika dilihat dari pandangan masyarakat sejarah

merupakankekuatan-kekuatan budaya yang berpengaruh pada merupakankekuatan-kekuatan-merupakankekuatan-kekuatan budaya yang

dibentuk oleh sejarah, identitas nasional itutampak mempengaruhi sistem

(51)

2. Asas- asas sosial

Dengan kerangka budaya darimana pendidikan itu bertolak danbergerak;

memindahkan budaya, memilih, dan mengembangkan.Pendidikan adalah salah

satu bentuk interaksi manusia, yaitu sebuahtindakan social yang dimungkinkan

berlakunya melalui suatu jaringanhubungan dan peranan individu didalamnya

untuk menentukan watakpendidikan disuatu masyarakat.

Aspek sosial pendidikan dapat digambarkan denganmemandang

ketergantungan individu satu sama lain dalam prosesbelajar, makhluk hidup hanya

pada warisan biologis suatu programgenetic bagi tingkah laku makhluk hidup.

Pola- pola diwarisimengajarnya memelihara anaknya, mencari makan, dan

menjagakawasannya. Apa yang perlu diketahui kebanyakan diwariskan melalui

generasi (Hasan Langgulung, 2003: 6-7).

3. Asas- asas ekonomi

Hubungan ekonomi dalam pendidikan selalu erat sejak dahulu. Para ahli

ekonomi dan para tokoh pendidikan telah mengakui pentingnyaperanan yang

dimainkan oleh pendidikan dalam pertumbuhanpengetahuan manusia dan

selanjutnya pentingnya belakangan iniuntuk perkembangan ekonomi. Namun

hanya belakangan inilah suatudisiplin ilmu yang khusus diciptakan.

Dalam bidang ekonomi sangat relevan pendidikan yangbisanya adalah

hal-hal yang berkaitan denganhasilnya, artinya jika modal ditanam sekian banyak,

berapa banyaknanti keuntungan yang diharapkan disitu. Negara-Negara

(52)

investasi dan sedangkan di negara-negara membangun waktubelajar itu lebih

sedikit dan tentunya biyaya untuk pendidikan kurang.sebab negara–negara

membangun yang tinggi akan teknologi, inilahyang dinamakan input, dan

outputnya adalah hasil yang diperolehdari akibat pendidikan yang sukar.

4. Asas- asas politik dan administrasi

Memberinya bingkai ideologi (aqidah) dari mana ia bertolakuntuk

mencapai tujuan yang dicita-citakan dan rencana yang telahdibuat. Adanya dua

macam sekolah yaitu sekolah negeri dan sekolahswasta, dengan perbedaan cara

pengontrolan dari pemerintahan danyayasan. Disitulah pangkal dari aspek politik

dan administrative yangberpangkal diberbagai negara kapitalis dan negara-negara

komunis. Dengan kata lain ideologi yang diinginkan dan diterapkan dalamnegara

melalui pendidikan, tetapi pelaksanaanya harusmemperhitungkan aspek-aspek

administrasi supaya bisa berjalandengan baik.

5. Asas- asas psikologis

Memberinya informasi tentang watak pelajar-pelajar, guru-guru, cara-cara

terbaik dalam praktek, pencapaian dan penilaian,pengukuran dan bimbingan. Jadi

hubungan psikologi denganpendidikan adalah bagaimana budaya, keterampilan,

dan nilai-nilaimasyarakat dipindahkan (transmitted), dalam istilah

psikologinyadipelajari (learned) dari generasi itu oleh generasi muda

Referensi

Dokumen terkait

Kemudian bab IV merupakan merupakan analisis dari berbagai data yang diperoleh, dan sekaligus menentukan titik temu yang merupakan sisi kesesuaian dari nilai- nilai

2008, “Developing Call Software to Teach Vocabulary for Second Year Students of Gloria Christian Elementary School II”. Thesis, English Department of Teacher Training and

Setelah dilakukan matching umur dan jenis kelamin antara kasus dan kontrol, maka hasil perhitungan statistik dengan uji chi square memperoleh nilai OR = 2,72. Hal ini

Ektrak daun binahong diperoleh dari maserasi daun binahong dengan pelarut metanol dan dipartisi dengan menggunakan pelarut etil asetat, kemudian dilakukan uji

Bahwa dengan adanya tindakan melanggar Undang-Undang yang telah dijelaskan diatas oleh pihak tergugat dan melakukan penarikan tanpa adanya pemberitahuan kepada penggugat

Error Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval

Pendidikan Khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional,

Gambar 2 menunjukkan bahwa jika terdapat komputer client yang tidak merespon, maka sistem akan langsung mengirimkan sms kepada administrator untuk menginformasikan bahwa