• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - BAB I SINTA MARYATUN PAI'16

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - BAB I SINTA MARYATUN PAI'16"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kurikulum dan pembelajaran merupakan dua hal yang tidak terpisahkan walaupun keduanya memiliki posisi yang berbeda. Kurikulum berfungsi sebagai pedoman yang memberikan arah dan tujuan pendidikan serta isi yang harus dipelajari; sedangkan pelajaran adalah proses yang terjadi dalam interkasi belajar dan mengajar antara guru dan siswa. Sehingga tanpa kurikulum sebagai sebuah rencana, pembelajaran atau pengajaran tidak akan efektif, demikian juga tanpa pembelajaran atau pengajaran sebagai implementasi sebuah rencana, maka kurikulum tidak akan berhasil.

Perubahan kurikulum pendidikan dari masa ke masa mengidentifikasi, bahwa pemerintah tidak mempunyai rencana jangka panjang untuk membangun kualitas pendidikan di Indonesia. Dapat di nilai bahwa hampir setiap periode kekuasaan atau setiap pergantian menteri pendidikan di Indonesia akan muncul kurikulum baru.

(2)

2

melaksanakan” turut mendukung keterpurukan sistem pendidikan. Masalah yang sering terjadi adalah selama proses belajar mengajar, para guru memotivasi muridnya agar rajin belajar, banyak menghafal, mendapat nilai bagus, dalam ulangan, menjadi pintar, agar ketika lulus cepat mendapatkan pekerjaan. Akibat yang ditimbulkan dari budaya pendidikan yang demikian itu adalah pembentukan karakter siswa yang pasif, tidak mengembangkan pikiran, bermental kuli (mengerjakan sesuatu harus dengan perintah), dan akhirnya ketika lulus dari sekolah berorientasi menjadi pegawai itulah sebagian akibat apabila kurikulum 2013 kurang berjalan efektif di dunia pendidikan. Dengan demikian indonesia akan ketinggalan jauh dari negara-negara maju lainnya dan Jumlah lulusan perguruan tinggi di Indonesia semakin lama semakin meningkat, tetapi angka sarjana pengangguran di Indonesia semakin meningkat pula, sehingga problematika penerapan kurikulum di Indonesia harus segera di tuntaskan karena pendidikan adalah kunci utama untuk meraih masa depan yang lebih baik.

(3)

3

Sehingga kurikulum 2013 sebagai pengganti KTSP diyakini akan membawa perubahan yang lebih baik dengan berbagai keunggulannya.

Sehingga tidak dapat disangkal lagi bahwa kurikulum 2013 yang dikembangkan dengan berbasis pada kompetensi sangat diperlukan sebagai instrumen untuk mengarahkan peserta didik menjadi: (1) manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah; dan (2) manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, man-diri; dan (3) warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab (UU RI Nomor 20 Tahun 2003) akan dapat direalisasikan.

Pelajaran Pendidikan Agama Islam sebagaimana terumus dalam undang-undang sistem pendidikan nasional, yakni berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah, yang berakhlak mulia, berilmu, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Maka kurikulum harus mampu mengantar anak didik mencapai tujuan pendidikan tersebut. Kurikulum menjadi instrumen strategis untuk mengaktualisasi potensi diri baik jangka pendek maupun jangka panjang. Pergantian kurikulum perlu mengikuti perkembangan dan kebutuhan siswa untuk menjadi manusia yang hidup sesuai tuntutan zaman.

(4)

4

tercantum dalam Undang-Undang Pendidikan Nasional nomor 20 Tahun 2003 BAB II pasal 3 yang berbunyi:

“Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab” (UU SISSIKNAS, 2003:12).

Akan tetapi dalam pelaksanaanya, meskipun PAI telah dimasukan kedalam kurikulum nasional namun di sekolah masih menemui kendala, sebagaimana dikutip:

Sudijarto (1999: 3) Pendidikan nasional belum sepenuhnya mampu mengembangkan manusia Indonesia yang religius, berakhlak, berwatak kesatria dan patriorik. Husni Rahim: Penyampaian materi PAI di sekolah oleh guru-guru yang diberikan kepada siswa hanya sebatas teori, padahal yang diperlukan adalah suasana keagamaan (Republika, 2000: 18) Nurcholis Majid : kegagalan pendidikan agama disebabkan pembelajaran Pendidikan Agama Islam lebih menitik beratkan pada hal-hal yang bersifat formal dan hafalan, bukan pada pemaknaannya, (pikiran rakyat 30 juni 2003).

Selanjutnya Abdul Majid dan Dian Andayani (2005: 171) mengemukakan bahwa rendahnya kualitas Pendidikan Agama Islam sebagaimana pendapat di atas, disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:

1. Kualitas dan kuantitas kompetensi guru agama yang masih rendah

(5)

5

pencapaian kurikulum

3. Pembelajaran PAI yang bukan diarahkan pada penguasaan dan pencapaian kompetensi, melainkan hanya terfokus pada aspek kognitif saja.

4. Alokasi waktu yang tersedia sangat sedikit sedangkan muatan materi sangat banyak.

5. Terbatasnya sarana dan prasarana

6. Penilaian hanya sekedar terfokus pada aspek kognitif.

Usaha untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pendidikan khususnya Pendidikan Agama Islam senantiasa terus dikembangkan melalui pengkajian berbagai komponen pendidikan, perbaikan dan penyempurnaan kurikulum, bahan ajar, manajemen pendidikan, prosesnya belajar mengajar dan lain-lain sudah banyak dilakukan. Tujuan utamanya adalah untuk memajukan pendidikan nasional dan meningkatkan hasil pendidik tidak terkecuali bidang Pendidikan Agama Islam.

(6)

6

mengajar yang mempunyai arti luas, tidak sekedar hubungan antara guru dan siswa, berupa materi pelajaran, melainkan penanaman sikap dan nilai pada diri siswa yang sedang belajar upaya tersebut diarahkan kepada kualitas pembelajaran sebagai sebuah proses yang diharapkan dapat menghasilkan proses belajar yang menarik dan menjadikan proses hasil belajar mengajar lebih berdaya guna terutama untuk peserta didik

Penerapan kurikulum 2013 di SMK Muhammadiyah 1 Purwokerto sudahlah sangat tepat karena selain mereka diberi materi pelajaran mereka juga dituntut aktif dalam berdiskusi dan menyampaikan hasil diskusinya, apa lagi untuk pelajaran PAI seringkali praktek di depan teman-temannya, sehingga mereka bukan lagi hanya menghafal namun di harapkan memahami betul setiap materi terhadap mata pelajaran yang disampaikan oleh guru guna ilmu yang pelajari dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

SMK Muhammadiyah 1 Purwokerto memliki tiga Guru PAI yang mengajarkan pelajaran berbeda-beda karena PAI disana dibagi menjadi lima yaitu Ibadah, Kemuhammadiyahan, al-Qur’an, Akhlak, dan Sejarah Kebudayaan Islam (SKI). Setiap pelajaran PAI berlangsung siswanya pun sangat antusias dibuktikan dengan mereka sangat memperhatikan dan mendengarkan dari apa yang guru sampaikan bahkan tak segan bertanya bila ada yang sekiranya belum jelas atau dipahami. Karena menurut penulis guru PAI di sana sangat dekat dengan siswanya sehingga mampu membuat suasana pembelajaran lebih menarik dengan strategi pembelajaran yang beliau miliki tentulah berbeda-beda dalam setiap penyampaiannya.

(7)

7

menggunakan kurikulum KTSP pada mata pelajaran umum, namun khusus untuk pelajaran Pendidikan Agama Islam diwajibkan menggunakan kurikulum 2013 bahkan sudah berjalan selama 2 tahun. Kendala-kendala yang dihadapi dalam mengaplikasikan kurikulum 2013 berdasarkan hasil observasi sementara antara lain: (1) Terbatasnya media pembelajaran, (2) Kurangnya alokasi waktu, (3) Tingkat keaktifan siswa yang kurang merata. Sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut.

Dengan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk mengajukan skripsi dengan judul ”Problematika Penerapan 2013 terhadap Pembelajaran PAI di SMK Muhammadiyah 1 Purwokerto” sebagai tugas akhir dibangku

kuliah Fakultas Agama Islam di Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti merumuskan masalah:

1. Apa Problematika Penerapan Kurikulum 2013 Terhadap Pembelajaran PAI di SMK Muhammadiyah 1 Purwokerto Tahun Pelajaran 2015/2016?

2. Apa Upaya Untuk Mengatasi Problematika Penerapan Kurikulum 2013 Terhadap Pembelajaran PAI di SMK Muhammadiyah 1 Purwokerto Tahun Pelajaran 2015/2016?

C. Tujuan Penelitian

(8)

8

1. Untuk mengetahui Problematika Penerapan Kurikulum 2013 Terhadap Pembelajaran PAI di SMK Muhammadiyah 1 Purwokerto Tahun Pelajaran 2015/2016

2. Untuk mengetahui Upaya untuk Mengatasi Problematika Penerapan

Kurikulum 2013 Terhadap Pembelajaran PAI di SMK Muhammadiyah 1 Purwokerto Tahun Pelajaran 2015/2016

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini bermanfaat untuk menambah khazanah keilmuan terutama dalam bidang ilmu Pendidikan Agama Islam.

2. Manfaat Praktis a. Bagi guru PAI

Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi masukan bagi guru PAI di SMK Muhammadiyah 1 Puwokerto dalam upaya penerapan kurikulum 2013 di setiap pembelajaran PAI yang sesuai dengan rencana pembelajaran.

b. Bagi peserta didik

1. Siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu 2. Siswa mampu menjalin kerjasama dan saling menyampaikan

pendapatnya

3. Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan

(9)

9

materi mudah dipahami sehingga diharapkan dapat di terapkan dalm kehidupan sehari-hari.

c. Bagi sekolah

Referensi

Dokumen terkait

5.1 Pemanfaatan Hasil Analis Struktur, Konteks Penuturan, Proses Penciptaan, Fungsi dan Nilai Puisi Pupujian ……..

 Biaya produksi menjadi lebih efisien jika hanya ada satu produsen tunggal yang membuat produk itu dari pada banyak perusahaan.. Barrier

- SAHAM SEBAGAIMANA DIMAKSUD HARUS DIMILIKI OLEH PALING SEDIKIT 300 PIHAK & MASING2 PIHAK HANYA BOLEH MEMILIKI SAHAM KURANG DARI 5% DARI SAHAM DISETOR SERTA HARUS DIPENUHI

pelatihan pembuatan kerajinan tangan berupa kalung dari manik-manik untuk anak-anak dusun loputihc. Diana Rahayu

Suatu perbuatan merupakan delik hukum (kejahatan) apabila perbuatan itu bertentangan dengan asas-asas hukum yang ada dalam kesadaran hukum dari rakyat, terlepas dari

[r]

Rantissi, to find out the translating strategies of “Sangkuriang” story book as written by Resi Dwi Yurianti, and to reveal different translating strategies construct

Pada besaran gaya vertikal maupun gaya horizontal ada yang kami peroleh dengan hasil negatif, hal ini menandakan arah gaya karena gaya merupakan besaran