• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN TEORI A. Kehamilan - ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF DARI KEHAMILAN, PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR (BBL), NIFAS, DAN KB IUD PADA NY. R USIA 23 TAHUN DI PUSKESMAS 1 KEMBARAN - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN TEORI A. Kehamilan - ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF DARI KEHAMILAN, PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR (BBL), NIFAS, DAN KB IUD PADA NY. R USIA 23 TAHUN DI PUSKESMAS 1 KEMBARAN - repository perpustakaan"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Kehamilan

1. Definisi kehamilan

Menurut Syaifudin yang dirangkum dalam buku Siwi Walyani 2015

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilasi atau penyatuan dari

spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau Implementasi.

Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal

akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan

menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi menjadi 3 trimester,

dimana trimester satu berlangsung dalam 12 minggu,trimester kedua 15

minggu (minggu ke-13 hingga ke 27), dan trimester ketiga 13 minggu,

minggu ke 28 hingga ke 40.

Menurut Federasi Ginekologi Internasional h.213 kehamilan

didefinisikan sebagai fertilisasi atau bertemunya sel spermatozoa dan

ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung saat

fertilasi sampai dengan lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung

dengan dalam waktu 40 minggu (Prawirohardjo,2014;h.213)

Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

kehamilan adalah suatu proses bertemunya sel spermatozoa dan ovum

yang dilanjutkan dengan nidasi atau impplementasi yang berlangsung

(2)

2. Etiologi kehamilan

Menurut Prawirohardjo (2010;h.139) terjadinya kehamilan ada beberapa

etiologi yaitu :

a. Spermatozoa

Spemartozoa terdiri atas tiga bagian yaitu kaput atau kepala yang

berbentuk lonjong agak gepeng dan mengandung bahan nukleus,

ekor, dan bagian yang silindrik (leher) menghubungkan kepala dengan

ekor. Dengan getaran ekornya spermatozoa dapat bergerak cepat.

b. Ovum

Ovum adalah suatu sel yang mempunyai diameter 100 (0,1 mm).

Kemudian ditengah-tengahnya dijumpai nukleus yang berada dalam

metafase pada pembelahan pematangan kedua, terapung-apung

dalam sitoplasma yang kekuning-kuningan yakni vitelus yang

mengandung banyak zat karbohidrat dan asam amino. Ovum dilingkari

oleh zona pelusida.

c. Konsepsi

Konsepsi (pembuahan) adalah penyatuan ovum (oosit sekunder) dan

spemartozoa yang biasanya berlangsung di ampula tuba.

d. Nidasi

Masuknya hasil konsepsi kedalam endometrium

e. Plasentasi

Plasentasi adalah proses pembentukan struktur dan jenis plasenta.

3. Pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi

sejak konsepsi perkembangan konseptus terjadi sangat cepat yaitu

(3)

blastomer), kemudian menjadi blastokis (terdapat cairan di tengah) yang

mencapai uterus dan kemudian sel-sel mengelompok,berkembang

menjadi embrio (sampai minggu ke-7) setelah minggu ke 7 konsepsi

menjadi janin (Prawirohardjo,2014;h.157).

Dari sudut ilmu kebidanan dan aspek medikolegal, diperlukan

kemampuan untuk menentukan taksiran umur embrio,fetus imatur,fetus

premature dan janin matur,lamanya suatu kehamilan secara pasti tidak

jelas. Namun, suatu kehamilan matur biasanya akan berlangsung selama

280 hari atau 10 bulan arab (lunar monts) atau 40 pekan(minggu) yang di

nitung dari hari pertama mendapat haid terakhir. Pada 2 minggu pertama,

hasil konsepsi masih merupakan perkembangan ovum yang telah

dibuahi,dari minggu ke-3 sampai minggu ke-6 di sebut mudingah

(embrio),dan sesudah minggu ke-6 mulai di sebut fetus. Perubahan-

perubahan organogenesis terjadi pada berbagai periode

kehami!an.(Rostam Mochtar, 2012;h.26)

Menurut Varney 2007;h.492 Pembagian kehamilan di bagi menjadi

3 trimester yaitu :

a. Trimester 1 di mulai dari minggu pertama hingga ke-12(0-12 minggu)

b. Trimester ke 2 di mulai dari minggu ke-13 hingga ke-27 (15minggu)

c. Trimester ke 3 di mulai dari minggu ke-28 hingga ke-40 (13 minggu)

4. Tanda-tanda dan gejala kehamilan

Menurut Marjati (2011) dalam rangkuman Siwi Walyani (2016;h.69)

Untuk dapat menegakkan kehamilan ditetapkan dengan melakukan

(4)

a. Tanda-tanda presumtif.

1) Amenorea (berhentinya menstruasi)

Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukan

folikel de graaf dan ovulasi sehingga menstruasi tidak terjadi.

Lamanya Amenore dapat diinformasikan dengan memastikan hari

pertama haid terakhir (HPHT), dan digunakan untuk memperkirakan

usia kehamilan dan tafsiran persalinan. Tetapi, amenorrhea juga

dapat disebabkan oleh penyakit kronik tertentu, tumor pituitari,

perubahan dan faktor lingkungan,malnutrisi,dan biasanya gangguan

emosional seperti ketakutan akan kehamilan.

2) Mual (Nausea) dan muntah (emesis)

Pengaruh ekstrogen dan progesteron terjadi pengeluaran

asam lambung yang berlebihan dan menimbulkan mual muntah

yang terjadi terutama pada pagi hari yang disebut morning sicknes.

Dalam batas tertentu hal ini masih fisiologis, tetapi bila terlampaui

sering dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang disebut

dengan hiperemesis gravidarum.

3) Ngidam ( Menginginkan makanan khusus )

Wanita hamil sering menginginkan makanan khusus,

keinginan yang demikian disebut dengan ngidam. Ngidam sering

terjadi pada bulan-bulanan pertama kehamilan dan akan

menghilang dengan sendirinya atau dengan tuanya kehamilan.

4) Pingsan (Syncope)

jika berada pada tempat yang ramai dan biasanya akan hilang

(5)

kepala(sentral) menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan

menimbulkan syncope atau pingsan. Hal ini sering terjadi pada ibu

hamil.

5) Kelelahan (fatigue)

Jika pada trimester pertama sering terjadi kelelahan akibat

dari penurunan kecepatan basal metabolisme (basal metabolisme

rate-BMR) pada kehamilan yang akan meningkat seiring

pertambahan usia kehamilan akibat aktivitas metabolisme hasil

konsepsi.

6) Payudara Tegang

Estrogen meningkatkan perkembangan sistem duktus pada

payudara, sedangkan progesterone menstimulasi perkembangan

sistem alveolar payudara. Bersama somatomamotropin,

hormon-hormon ini menimbulkan pembesaran pada payudara.

7) Sering miksi

Karena adanya desakan rahim kedepan menyebabkan

kandung kemih cepat terasa penuh dan sering miksi. Frekuensi

miksi yang sering, terjadi pada triwulan pertama akibat desakan

uterus ke kandung kemih.

8) Konstipasi atau obstipasi

Karena pengaruh dari hormone progesteron dapat

menghambat tonus otot menurun sehingga kesulitan untuk BAB.

9) Pigmentasi kulit

(6)

10) Epulis

Epulis sering terjadi di triwulan pertama pada hipertropi papila

ginggivae/gusi

11) Varises

Varises terjadi karena adanya pengaruh estrogen dan

progesteron. Terjadi pada sekitar genitalia eksterna,kaki dan

betis,serta payudara.

b. Tanda-tanda kemungkinan hamil

Tanda kemungkinan hamil adalah perubahan-perubahan

fisiologis yang dapat diketahui oleh pemeriksa dengan melakukan

pemeriksaan fisik kepada ibu hamil. Tanda kemungkinan hamil

diantaranya yaitu :

1) .Perut membesar

Terjadi akibat pembesaran uterus. Hal ini terjadi pada bulan

keempat kehamilan.

2) Uterus membesar

Yaitu terjadi perubahan dalam bentuk, besar, dan konsistensi

rahim

3) Tanda hegar

Tanda hegar yaitu ditemukankannya serviks dan isthmus uteri yang

lunak pada pemeriksaan bimanual saat usia kehamilan 4 sampai 6

(7)

4) Tanda chadwick

Tanda chadwick yaitu perubahan warna menjadi keunguan pada

vulva dan mukosa vagina termasuk porsio dan serviks.

(Mochtar,R.2012;h.35)

5) Kontraksi braxton hicks

Merupakan peregangan sel-sel otot uterus, akibat meningkatnya

actomsyin didalam otot uteus. Kontraksi ini akan terus meningkat

frekuensinya, lamanya, dan kekuatannya sampai mendekati

persalinan.

6) Teraba ballotment

Merupakan ketukan yang mendadak pada uterus menyebabkan

janin bergerak dalam cairan ketuban yang dapat dirasakan oleh

tangan pemeriksa.

7) Pemeriksaan tes biologis kehamilan (planotest) positif

Pemeriksaan ini adalah untuk mendeteksi adanya human

cjorionicgonadotropin (hCG) yang diproduksi oleh sinsiotropoblastik

sel selama kehamilan. Hormon dekresi ini peredaran darah ibu

(pada plasma darah), dan diekresi pada urine ibu (Siwi

Walyani,2016;73)

c. Tanda-tanda pasti kehamilan

Menurut Mochtar R (2012;h.36-37) tanda-tanda pasti hamil

diantaranya yaitu :

1) Gerakan janin dalam rahim

Gerakan ini harus teraba dengan jelas oleh pemeriksa.

(8)

minggu. Terlihat/teraba gerakan janin dan teraba bagian-bagian

janin.

2) Denyut jantung janin.

Dapat dilihat dengan ultrasonografi pemeriksaan dengan alat

canggi,yaitu rotgen untuk melihat keranggka janin, ultrasonografi

dan dapat Di dengar dengan stetoskop Leanec, alat kardiotokografi,

alat Doppler. Djj baru dapat didengar pada usia kehamilan 18-20

minggu.

3) Bagian-bagian janin

Bagian-bagian janin yaitu bagian besar janin (kepala dan

bokong) serta bagian kecil janin (lengan dan kaki) dapat diraba

dengan jelas pada usia lebih tua (trimester terakhir). Bagian janin ini

dapat dilihat lebih sempurna lagi menggunakan USG.

4) Kerangka janin

Kerangka janin dapat dilihat dengan foto rontgen maupun

USG (Siwi Walyani,2016;h.74)

5. Diagnosis Banding Kehamilan

a. Hamil palsu (pseudosiesis) atau kehamilan spuria.

Gejala dapat sama dengan kehamilan,seperti amenorea, perut

membesar, mual, muntah, air susu keluar, bahlan wanita tersebut

merasakan gerakan janin.

b. Tumor kandungan atau mioma uteri

Perut dan rahim membesar,tetapi pada perabaan, rahim tersa padat,

(9)

c. Kista ovarium

Perut membesar, bahkan makin bertambah besar, tetapi pada

pemeriksaan dalam, rahim teraba sebesar biasa.

d. Hematometra

Uterus membesar karena terisi darah yang disebabkan himen

imperforata, stenosis vagina atau serviks(Mochtar,R.2012;h.36-37)

Tabel 2.1 Diagnosis banding(Mochtar,R.2012)

Nultipara Primipara Multipara

Perut Tegang Longgar, terdapat striae

Pusat Menoniol

Rahim Tegang Dapat datar

Payudara Tegang, tegak Agak lunak

Labia mayora Bersatu Menggantung,agak

Himen Koyak beberapa

tempat

lunak,terdapat striae Vagina Sempit dengan rugae Agak terbuka Serviks utuh Licin, lunak, Karunkula himenalis Pembukaan Serviks

Perineum

Tertutup

Mendatar dulu diikuti pembukaan

Lebar,rugae kurang

Sedikit terbuka, teraba bekas robekan persalinan Membuka bersamaan dengan mendatar Bekas luka episiotomi

6. Perubahan pada organ-organ sistem reproduksi

a. Sistem Reproduksi dan Payudara

1) Uterus

Tumbuh membesar primer, maupun sekunder akibat pertumbuhan

isi konsepsi intrauterin. Estrogen menyebabkan hiperplasi jaringan,

progesteron berperan untuk elastisitas/kelenturan uterus.

Tidak hamil/normal : sebesar telur ayam(30 g)

a) Kehamilan 8 minggu : sebesar telur bebek

b) Kehamilan 12 minggu : sebesar telur angsa

(10)

d) Kehamilan 20 minggu : sebesar pinggir bawah pusat

e) Kehamilan 24 minggu : sebesar pinggir atas pusat

f) Kehamilan 28 minggu : sepertiga pusat-xyphoid

g) Kehamilan 32 minggu : pertengahan pusat-xyphoid

h) Kehamilan 36-42 minggu : 3 sampai 1 jari bawah xyphoid

2) Indung Telur (ovarium)

Sejak kehamilan 16 minggu,fungsi diambil alih oleh plasenta,

terutama fungsi produksi progesteron dan estrogen. Selama

kehamilan ovarium tenang/beristirahat. Tidak terjadi pembentukan

dan pematangan folikel baru, tidak terjadi ovulasi, tidak terjadi siklus

hormonal menstruasi.

3) Vagina dan vulva

Karena pengaruh estrogen, terjadi perubahan pada vagina

dan vulva akibat hipervaskularisasi,vagina dan vulva terlihat lebih

merah atau kebiruan

4) Payudara (Mammae)

Selama kehamilan, payudara bertambah besar,tegang,dan

berat. Dapat teraba nodule-noduli,akibat hipenrovi kelenjar

alveoli;bayangan vena-vena lebih membiru. Hiperpigmentasi terjadi

pada putting susu dan aerola payudara

(Icesmi,Margareth,2013;h.66-67)

Menurut Ringkasan perkembangan kehamilan Siwi

(11)

a) Kehamilan 0-4 minggu setelah konsepsi

(1) Pertumbuhan cepat

(2) Pembentukan lempeng embrionik

(3) Pembentukan system saraf pusat primitive

(4) Perkembangan jantung dan mulai berdenyut

(5) Pembentukan tunas ekstremitas

b) Kehamilan 4-8 minggu

(1) Panjang 2,1 sampai 2,5

(2) Berat 1 gram

(3) Bagian kepala lebih dari setengah tubuh janin

(4) Genetalia eksternal sudah ada

(5) Ginjal mulai terbentuk

(6) Pergerakan awal

c) Kehamilan 8-12 minggu

(1) Panjang 7 sampai 9 cm

(2) Berat 12 sampai 15 gram

(3) Jari-jari memiliki kuku

(4) Genetalia eksterna sudah dapat dibedakan antara laki-laki

dan perempuan

(5) Ginjal mulai berfungsi dan janin mengeluarkan urine sejak

usia gestasi 10 minggu

(6) Sirkulasi janin berfungsi sebagaimana mestinya

(7) Mulai menghisap dan menelan

(8) Jenis kelamin mulai terlihat

(12)

d) Kehamilan 12-16 minggu

(1) Panjang 14 sampai 17 cm

(2) Berat 100 gram

(3) Perkembangan rangka terjadi secara cepat

(4) Terdapat meconnium didalam usus

(5) Muncul lanugo

(6) Fusi septum nasal dan palatum

(7) System saraf mulai melaksankan kontrol

e) Kehamilan 16-20 minggu

(1) ibu merasakan gerakan janin, jantung janin terdengar pada

auskultasi

(2) Verniks kaseosa dapat terlihat dan melindungi tubuh

(3) Lanugo menutupi tubuh dan menjaga minyak pada kulit

(4) Kuku jari dapat terlihat

(5) Sel kulit mulai diperbarui

(6) Alis, bulu mata mulai terbentuk

f) Kehamilan 20-24 minggu

(1) Sebagian besar organ mulai dapat berfungsi

(2) Kulit berwarna merah dan keriput

(3) Berat janin 0,7 sampai 0,8 kg

g) Kehamilan 24-28 minggu

(1) Janin dapat bernafas

(2) Dapat menelan dan mengatur suhu

(13)

(4) Mata mulai membuka dan menutup

(5) Ukuran janin 2/3 ukuran pada saat lahir

h) Kehamilan 32-36 minggu

(1) Lemak yang meningkat membuat tubuh lebih bulat

(2) Lanugo hilang dari tubuh

(3) Rambut kepala memanjang

(4) Kuku mencapai ujung Jari

(5) Kartilago telinga lunak

(6) Lekukan plantar terlihat

i) Kehamilan 36-40 minggu setelah konsepsi(38-42 minggu stelah

hpht)

(1) Cukup bulan dan sudah harus lahir

(2) Kontur membulat

(3) Tengkorak kepala keras

7. Asuhan antenatal care ( Asuhan pada ibu hamil)

Adalah suatu program yang terencana berupa observasi, edukasi,

dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses

kehamilan dan persiapan persalinan yang aman dan memuaskan.

(Mufdillah, 2009 dalam Siwi Walyani, 2015).

Setiap wanita hamil menghadapi resiko komplikasi yang bisa

mengancam nyawanya. Oleh karena itu, setiap wanita hamil memerlukan

sedikitnya empat kali kunjungan selama periode antenatal :

a. Satu kali kunjungan selama trimester I (sebelum 14 minggu)

(14)

c. Dua kali kunjungan selama trimester III (antara minggu 28-40minggu)

(Yuli Aspiani, 2017 h. 46)

Menurut Wagiyo dan Putrono (2016), tujuan utama pelayanan ANC

di Indonesia adalah :

a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan

tumbuh kembang bayi.

b. Meningkatkan dan mempertahankan keadaan fisik, mental, dan sosial

ibu dan bayi.

c. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang

mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara

umum, obstetric, dan pembedahan.

d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat,

ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.

e. Mempersiapkan ibu supaya masa nifas berjalan normal dan pemberian

ASI eksklusif.

f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran

bayi supaya dapat tumbuh kembang secara normal.

Jadwal pemeriksaan antenatal menurut Siwi Walyani (2015), sebagai

berikut :

1) Pemeriksaan Pertama

Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat

haid

2) Pemeriksaan Ulang

a) Setiap bulan sampai umur kehamilan 6 sampai 7 bulan

(15)

c) Setiap 1 minggu sejak umur kehamilan 8 bulan sampai terjadi

persalinan.

Dalam Profil Kesehatan Indonesia (2015) Pelayanan Asuhan

Antenatal Care terdiri dari 10 T, yaitu :

(1) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan

Tinggi badan ibu dikategorikan adanya resiko apabila hasil

pengukuran < 145 cm. Berat badan ditimbang setiap ibu

datang atau berkunjung untuk mengetahui kenaikan BB dan

penurunan BB. (Siwi Walyani, 2015 h. 80)

(2) Ukur Tekanan Darah

Diukur setiap ibu datang atau berkunjung. Deteksi tekanan

darah yang cenderung naik diwaspadai adanya gejala

hipertensi dan preeklamsia. Apabila turun dibawah normal

kita pikirkan ke arah anemia. (Siwi Walyani, 2015 h. 80)

(3) Pengukuran tinggi puncak rahim (Fundus Uteri)

(4) Nilai status gizi (ukur LILA)

(5) Tentukan presentasi janin dan detak jantung janin

(6) Pemeriksaan Leopold

(a) Leopold I

Untuk menentukan tinggi fundus uteri, menentukan usia

kehamilan, menentukan bagian janin yang ada pada

fundus uteri.

Cara : petugas menghadap ke muka ibu. Uterus

dibawah ke tengah, tentukan tinggi fundus uteri dan

(16)

Hasil : kepala teraba benda bulat dan keras dan bokong

tdak bulat dan lunak.

(b) Leopold II

Untuk menentukan bagian yang ada disamping uterus,

menentukan letak.

Cara : Uterus didorong kesatu sisi sambil meraba

bagian janin yang berada disisi tersebut dengan cara

yang sama pada sisi uterus yang lain.

Hasil : Punggung janin teraba membujur dari atas ke

bawah apada letak ke bawah. Padaletak lintang dapat

ditemukan kepala.

(c) Leopold III

Menentukan bagian janin yang berada di uterus bagian

bawah

Cara : tangan kanan diletakkan di atas simpisis

disebelah kanan ibu dengan empat jari lainnya

disebelah kiri ibu sambil meraba bagian bawah tersebut.

Hasil : teraba kepala/bokong/bagian kecil janin

(d) Leopold IV

Menentukan seberapa jauh bagian terendah janin

panggul.

(Yuli Aspiani, 2017 h. 47)

(6) Pemberian Tablet Fe

(7) Skrining imunisasi TT

(17)

(9) Tatalaksana kasus

(10) Temu wicara

8. Tujuan pemeriksaan dan pengawasan Ibu hamil

a. Menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak selama

dalam kehamilan, persalinan dan nifas. Dengan demikian didapatkan

ibu dan anak yang sehat

b. Mengenali, menangani dan mengobati penyakit-penyakit yang diderita

c. Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan anak

9. Ketidaknyaman dan cara penanganan pada saat kehamilan

a. Perubahan pada kulit

Dengan membesarnya uterus ,kulit perut menjadi meregang dan timbul

gatal gatal mulai timbul tada TM ll. Cara mengatasi dengan

mengoleskan minyak zaitun, baby oil atau pe!embab khusus setiap

selesai mandi atau setjelum tidur.

b. Sakit punggung

Sakit punggung terjadi selama trimester pertama akibat peningkatan

ukuran payudara, yang membuat payudara menjadi berat. Langkah

untuk mengatasinya seperti tidur dengan kasur yang keras dan rata,

duduk tegak dengan punggung di alasi bantal, banyak istirahat mandi

air hangat dan menggunakan bra yang berukuran sesuai ukuran

payudara

c. Sembelit/obstipasi (susah buang air besar)

Pada BAB terjadi karena kurangnya penyerapan didlam usus

haluspengaruh dari peningkatan hormone estrogen.Obstipasi terjadi

(18)

dengan memperbanyak konsumsi makanan berkadar serat tinggi

karena serat mampu menyerap air di dalam usus, minum air putih

sebanyak 8-10 gelas sehari, olahraga ringan secara teratur terutama

jalan kaki,dan hindari Obat obatan yang dijual bebas untuk mengatai

sembelit, kecuali bila disarankan oleh bidan atau dokter.

(Varney,2009;h.539)

d. Kram

Umumnya terjai pada kaki karena brat badan bertambah, terjadi pada

kehamilan TM Ill dan dipperkirakan disebabkan oleh gangguan asupan

kalsium yang tidak adekuat fosfor dalam ketidakseimbangan

memenyababkan tubuh. Mengatasinya dengan meluruskan dan

memijat daerah yang terkena kram atau rentangkan kaki. Kadangkala

terjadi kram perut dalam bentuk kram rahim, namun tidak

membahayakan.Konsultasikan setiap rasa nyeri atau kram ke dokter.

(Verney,2009;h.540)

e. Letih

Cepat lelah, melebihi masa sebelum hamil terutama pada awal

kehamilan atau menjelang persalianan.salah satu penyebab keletihan

di akibatkan oleh penrunan !aju laju metabolism dasar dalam tubuh.

Mengatasinya dengan cara sering tidur siang minimal Ijam,

memperbanyak istirahat dimalam hari, melakukan olahraga ringan

untuk menambah energy menghindari minuman berkafein,makanan

(19)

f. Bengkak pada kaki

Bengkak pada kaki adalah hal normal terjadi pada wanita hamil,kerena

terjadi gangguan sirkulasi pada aliran darah vena dan peningkatan

tekanan vena pada ekstremitas pada bagian bawah. Biasanya odema

kaki terjadi pada kehamilan TM Il dan Ill. Namun perlu diwaspada jika

bengkak pada tangan dan mengatasinya dengan minum air putih yang

banyak minimal 1- 1,5 liter perhari, meninggikan kaki saat berbaring.

(Varney,2009;h.540)

g. Varises

Terjadi karena pembesaran pembuluh darah kaki akibat tekanan rahim

pada daerah panggul dan pengaruh kenaikan hörmone terjadi karena

kehamilan TM Il dan Ill. Mengatasinya dengan hindari terlalu lama

berdiri melipat kaki sewaktu duduk meninggikan kaki pada saat

berbaring. (Varney, 2009;h.540)

h. Nause

Umumnya terjadi pada pagi hari, mulai muncul pada bulan pertama

kehami!an dan akan hilang pada akhir bulan ketiga menghindari

makanan yang berlemak atau berbumbu. Banyak mengkonsumsi

makanan kecil yang mudah di cerna sepeti biscuit tawar atau roti

makan dalam poorsi kecil tapi sering memperbanyak mengkonsumsi

makanan mengandung karbohidrat dan protein tinggi seperti telur

serealdan crekers memperbanyak minum air putih untuk mengatasi

(20)

i. Sakit Kepala

Sakit kepala disebabkan kaeran perubahan hormonal dalam kehamilan

yang mempengaruhi hipotalamus.Namun, perlu diwaspadai bila sakit

kepala tidak unjung sembuh karena ada indikasi PEB.Cara

mengatasinya cukup istirahat, terutama pada malam

hari.Memperbanyak minum air putihmengompres kening.Hindari

mengonsumsi Obat pereda sakit kepala yang di jua! bebas.

j. Sesak nafas

Peningkatan jumlah progesteron selam kehamilan diduga

mempengaruhi langsung pusat pernafasan untuk menurunkan

karbondioksida dan meningkatkan kadar oksigen, juga disebabkan

karena penekanan diafragma akibat pembesaran uterus

(Varney,2007;h.543)

10. Tanda bahaya kehamilan

Menurut Prawirohardjo (2010;h.281), mengemukakan bahwa ada

beberapa tanda bahaya kehamilan yaitu :

a. Perdarahan pervaginam

Perdarahan pada kehamilan muda atau usia kehamilan dibawah 20

minggu, umumnya disebabkan oleh keguguran. Sedangkan

perdarahan pada kehamilan lanjut atau usia di atas 20 minggu pada

umumnya disebabkan oleh plasenta previa.

b. Preeklampsia

Pada umumnya ibu hamil dengan usia kehamilan di atas 20 minggu

(21)

diasosiasikan dengan preeklampsia. Gejala dan tanda lain dari

preeklampsia yaitu :

1) Hiperrefleksia (iritabilitas susunan saraf pusat)

2) .Sakit kepala atau sefalgia (frontal atau oksipital) yang tidak

membaik dengan pengobatan umum

3) Gangguan penglihatan seperti pandangan kabur, skotomata, silau

atau berkunang-kunang

4) Nyeri epigastrik

5) Oliguria (luaran kurang dari 500 ml/24 jam)

6) Tekanan darah sistolik 20-30 mmHg dan distolik 10-20 mmHg di

atas normal

7) Proteinuria (diatas positif 3)

8) Edema menyeluruh

c. Nyeri Hebat di Daerah Abdominopelvikum

Bila hal tersebut diatas terjadi pada kehamilan trimester kedua atau

ketiga disertai dengan riwayat dan tanda-tanda dibawah ini, maka

diagnosisnya mengarah pada solusio plasenta,baik dari jenis yang

disertai perdarahan (releved) maupun tersembunyi (concealed)

d. Trauma abdomen

e. Preeklampsia

f. Tinggi fundus uteri lebih dari usia kehamilan

g. Bagian-bagian janin sulit teraba

h. Uterus tegang dan nyeri

i. Janin mati dalam rahim

(22)

1) Muntah berlebihan yang berlangsung selama kehamilan

2) Disuria

3) Menggigil atau demam

4) Ketuban pecah dini atau sebelum waktunya

5) Uterus lebih besar atau lebih kecil dari usia kehamilan yang

sesungguhnya (Prawirohardjo,2010;h.281)

B. PERSALINAN

1. Definisi persalinan

Persalinan adalah bagian dari proses melahirkan. Sebagai respons

terhadap kontraksi uterus, segmen bawah uterus teregang dan menipis,

serviks berdilatasi, jalan lahir terbentuk dan bayi bergerak turun ke bawah

melalui rongga panggul (P Hanretty,2014;H.224)

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsespsi

(janin+uri) yang dapat kedunia luar dari rahim melalui jalan lahir (Rustam

Muchtar,2012;h.69).

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan

plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan

melalui jalan lahir dengan bantuan atau tanpa bantuan(kekuatan sendiri)

(Manuaba,2013;h.165)

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa persalinan

adalah proses pengeluaran hasil konsepsi dari janin dan uri yang dapat

hidup diluar kandungan. Proses dimulai dengan membuka dan

(23)

2. Teori Terjadinya Persalinan

Menurut Manuaba,2013;h.169 ada beberapa teori kemungkinan

terjadinya proses persalinan yaitu:

a. Teori keregangan

1) Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas waktu

tertentu.

2) Setelah melewati batas tersebut terjadi kontraksi sehingga

persalinan dapat di mulai.

3) Contohnya pada hamil ganda sering terjadi kontraksi setelah

keragangan tertentu,sehingga menimbulkan proses persalinan.

b. Teori penurunan progesterone

1) Proses penuaan plasenta terjadi pada saat usia kehamilan 28

minnggu ,karena terjadi penimbunan jaringan ikat,pembuluh darah

mengalami penyempitan dan buntu.

2) Produksi progesterone mengalami penurunan ,sehingga otot rahim

lebih sensitive terhadap oksitosin.

3) Akibatnya otot rahim mulai berkontraksi setelah trcapai tingkat

penurunan progesterone tertentu.

c. Teori oksitosin Internal

1) Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis paris posterior

2) Perubahan keseimbangan estrogen dan progesterone dapat

mengubah sensitivitas otot rahim, sehingga sering terjadi kontraksi

(24)

3) Dengan menurunya konsentrasi progesterone akibat tuanya

kehamilan maka oksitosin dapat meningkatkan aktifitas, sehigga

persalianan dapat mulai.

d. Teori prostaglandin

1) Konsentrasi prostaglandin meniingkat sejak usia kehamilan 15

minggu yang di keluarkan oleh desidua.

2) Pemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi

otot rahim sehingga hasi! konsepsi dikeluarkan.

3) Prostaglandin dianggap dapat memicu terjadinya persalinan.

3. Macam-macam persalinan

a. Persalinan spontan. Bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan

kekuatan ibu sendiri

b. Persalinan buatan yaitu bila proses persalinan dengan bantuan tenaga

dari luar

c. Persalinan anjuran(partus presipitatus) (Manuaba,2013;h.164)

4. Tanda mulainya persalian

a. Kekuatan his makin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi

semakin pendek.

b. Dapat terjadi pengeluaran pembawa tanda (pengeluaran lender,lender

bercampur darah)

c. Dapat disertai ketuban pecah

d. Pada pemeriksaan dalam, dijumpai perubahan serviks (perlunakan

serviks,pendataran serviks,terjadi pembukaan serviks)

(25)

5. Perubahan Uterus dan Jalan lahir dalam persalinan

a. Keadaan segmen Bawah atas dan Rahim pada Persalinan

Sejak kehamilan yang Ianjut uterus dengan jelas terdiri dari 2

bagian yaitu segmen atas rahim yang di bentuk oleh korpus uteri dan

segmen bawah rahim yang terdiri dari isthmus uteri.Segmen atas

memegang peranan yang aktif karena berkontraksi dan dindingnya

bertambah tebal dengan majunya persaIinan.SebaIiknya segmen

bawah rahim memegang peran pasif dan makin tipis dengan majunya

persalinan karena diregang.

b. Perubahan Bentuk Rahim

Pada tiap kontraksi sumbu pannjang rahim bertambah panjang

sedangkan ukuran melintang maupun ukuran muka belakang

berkurang.Pengaruh perubahan bentuk ini ialah:

1) Karena ukuran melintang berkurang,maka lengkungan tulang

punggung akan berkurang artinya tulang punggung menjadi lebih

lurus dan demikian kutub atas anak terkekan pada

fundus,sedangkan kutub bawah ditekan kedalam PAP.

2) Karena rahim bertambah panjang maka otot otot memanjang

diregangkan mnarik pada segmen dan serviks.

(Prawirohardjo,2010;h.299)

c. Perubahan pada serviks

Agar janin dapat lahir dari rahim maka perlu terjadi pembukaan

dari serviks. Tenaga yang efektif pada kala I persalinan adalah

kontraksi uterus yang selanjutnya akan menghasilkan tekanan

(26)

bawah uterus. Sebagai akibat dari daya dorong tersebut, terjadi dua

perubahan mendasar (pendataran dan dilatasi) pada serviks yang

sudah lunak.(Prawirohardjo,2010;h.301)

d. Pendataran pada serviks

Yang di maksud pendataran serviks ialah pemendekan dari

kanalis servikalis yang semula berupe sebuah saluran yang panjang

1-2 cm menjadi suatu lubang saja dengan pinggir yang tipis. Proses ini

disebut sebagai pendataran (effacement) dan terjadi dari atas

kebawah. Serabut-serabut otot setinggi os.serviks internum ditarik ke

atas,atau di pendekan menuju segmen bawah uterus, sementara

kondisi os eksternum untuk sementara tidak berubah )

e. Pembukaan dari Serviks

Pembukaan serviks adalah pembesaran dari ostium externum

yang tadinya berupa suatu lubang dengan diameter beberapa

millimeter menjadi lubang yang dapat dilalui janin, kira-kira 10 cm

diameternya. Pada saat pernbukaan lengkap tidak teraba bibir

portionya segmen bawah rahim,servik dan vagina telah menjadi satu

saluran.

Faktor-faktor yang menyebabkan pembukaan serviks

1) Mungkin otot-otot serviks menarik pada pingglr astium dan

membesarkanya

2) Waktu kontraksi segmen bawah rahim dan serviks diregang oleh isi

rahim terutama aleh air ketuban

3) Saat kontraksi selaput ketuban akan menonjoi kedalam kanalis

(27)

f. Perubahan pada Vagina dan Dasar panggul

Jalan lahir di songkong dan secara fungsional ditutup oleh

sejumleh lapisan jaringan yang bersama sama membentuk dasar

panggul. Saat kepala janin sampai divulva, lubang vulva menghadap

ke depan atas. Dari luar peregangan oleh bagian depan nampak pada

perineum yang menonjol dan menjadi tipis sedangkan anus terbuka

menjadi terbuka (Prawirohardjo,2010;h.306)

6. Tanda dan gejala persalinan

a. Lightening yang mulai dirasakan kira-kira 2 minggu menjelang

persalinan, yaitu penurunan bagian presentasi kedalam pelvis minor.

Lightening menyebabkan tinggi fundus menurun ke posisi yang sama

dengan fundus pada usia kehamilan 8 bulan

(Icesmi,Margareth,2013;h.209-210)

b. Perubahan serviks dalam keadaan menutup,panjang,lunak,dengan

konsistensi seperti puding dan mengalami sedikit penipisan

(effacement) dan kemungkinan sedikit dilatasi (Varney,2008;h.673)

c. Persalinan palsu terdiri dari kontraksi uterus yang sangat nyeri, yang

memberi pengaruh signifikan terhadap serviks. Kontraksi pada

persalinan palsu sebenarnya timbul akibat kontraksi Bracxton Hicks

yang tidak nyeri, yang telah terjadi sejak sekitar enam minggu

kehamilan.

d. Ketuban pecah dini dalam keadaan normal yaitu pada akhir kala satu

(28)

e. Bloody show yaitu pengeluaran plak lendir yang disekresi serviks

sebagai hasil proliferasi kelenjar lendir serviks pada awal

kehamilan(Varney,2008;h.673)

7. Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan

Menurut Rustam Mochtar, 2012 faktor-faktor yang mempengaruhi

persalinan adalah:

a. Kekuatan mendorong janin keluar(power)

Kekuatan yang mendorong janin dalam persalinan adalah his,

kontraksi otot-otot perut, kontraksi diafragma, dan aksi dari ligament.

1) His (kontraksi uterus)

His adalah gelombang kontraksi ritmis otot polos dinding uterus

yang dimulai dar daerah fundus uteri dimana tuba falopi memasuki

dinding uterus, awal gelombang tersebut didapat dari “pacemaker”

yang terdapat dari dinding uterus daerah tersebut

2) Pembagian dan sifatnya :

a) His palsu atau pendahuluan

His tidak kuat dan tidak teratur, serta dilatasi serviks tidak

terjadi.

b) His pembukaan kala I

His pembukaan serviks sampai terjadi pembukaan lengkap 10,

mulai makin terasa dan teratur/sakit

c) His pelepasan uri (kala III)

(29)

d) His pengiring (kala IV)

Kontraksi lemah, masih sedikit nyeri (meriang) pengecilan rahim

dalam beberapa jam atau hari.

b. Passage (Faktor jalan lahir)

Perubahan serviks, pendataan serviks, pembukaan serviks dan

perubahan pada vagina dan dasar panggul. Jalan lahir dibagi atas

bagian keras tulang-tulang panggul dan bagian lunak seperti otot-otot,

jaringan- jaringan, ligamen-ligamen.

1) Ukuran-ukuran dalam panggul :

a) Distansia spinarum : jarak antara kedua spina iliaka anterior

superior 24-26 cm

b) Distansia kristarum : jarak antara kedua Krista iliaka kanan dan

kiri 28-30 cm

c) Konjungate eksterna : 18-20 cm

d) Lingkaran panggul : 80-100 cm

e) Conjugate diagonalis : 12,5

f) Distansia tuberum : 10,5 cm

c. Passanger

Passanger utama lewat jalan lahir adalah janin. Ukuran kepala

janin lebih lebar dari pada bagian bahu, kurang lenih seperempat dari

panjang ibu. Passanger terdiri dari janin, plasenta, dan selaput ketuban

(30)

d. Psikologis ibu

e. Penolong

Meliputi ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman, kesabaran,

pengertiannya dalam menghadapi klien baik primipara dan multipara (Siwi

Walyani,2015;h.12)

8. Tahapan Persalinan

a. Kala I

Pada kala I serviks membuka sampai terjadi pembukaan 10 cm,

disebut juga kala pembukaan. Secara klinis partus dimulai bila timbul

his dan wanita tersebut mengeluarkan lendir yang bersemu darah

(bloody show) yang berasal dari lendir kanalis servikalis karena serviks

mulai membuka dan mendatar. (Shofa Ilmiah, 2015 h. 4)

Menurut Yuli Aspiani (2017), kala I dibagi menjadi 2 fase, yaitu :

1) Fase Laten

Dimulainya sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan

pembukaan serviks secara bertahap. Pembukaan serviks kurang

dari 4 cm dan biasanya berlangsung dibawah 8 jam.

2) Fase Aktif

Dapat dibedaan menjadi 3 fase :

a) Akselerasi : pembukaan dari 3 cm menjadi 4 cm yang

membutuhkan waktu 2 jam

b) Dilatasi maksimal : pembukaan dari 4 cm menjadi 9 cm dalam

waktu 2 jam

c) Deselarasi : pembukaan menjadi lambat, dari 9 menjadi

(31)

Fase-fase tersebut dijumpai pada primigravida. Pada

multigravida pun terjadi demikian, akan tetapi pada fase laten dan fase

aktif deselarasi akan terjadi lebih pendek. (Yuli Aspiani, 2017 h. 210)

b. Kala II

Kala dua persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah

lengkap (10cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala dua dikenal

juga sebagai kala pengeluaran. (Yuli Aspiani, 2017 h. 210)

Setelah serviks membuka lengkap janin akan segera keluar. His

2-3x/menit lamanya 60-90 detik. His sempurna dan efektif bila

koordinasi gelombang kontraksi sehingga kontraksi simetris dengan

dominasi di fundus, mempunyai amplitude 40-60 mm air raksa

berlangsung 60-90 detik dengan jangka waktu 2-4 menit dan tonus

uterus saat relaksasi kurang dari 12 mm air raksa. (Shofa Ilmiah, 2015

h. 6)

Menurut Yuli Aspiani (2017), tanda gejala kala II yaitu :

1) Ibu merasakan keinginan meneran bersamaan dengan terjadinya

kontraksi.

2) Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rektum dan atau

vaginanya.

3) Perineum terlihat menonjol

4) Vulva-vagina dan sfingter ani terlihat membuka

5) Peningkatan pengeluaran lendir dan darah.

c. Kala III

Setelah bayi lahir, uterus keras dengan fundus uteriagak diatas

(32)

melepaskan plasenta dari dindingnya (6 hingga 15 menit) setelah bayi

lahir dan keluar spontan atau dengan sedikit tekanan pada bagian

fundus uteri. Lepasnya plasenta dan keluarnya dari dalam uterus

biasanya disertai dengan pengeluaran darah. (Wagiyo dan Putrono,

2016 h. 202)

d. Kala IV

Setelah plasenta lahir, kontraksi rahim tetap kuat dengan amplitude

60 sampai 80 mmHg, kekuatan kontraksi ini tidak diikuti oleh interval

pembuluh darah tertutup rapat dan terjadi kesempatan membentuk

thrombus. Melalui kontraksi yang kuat dan pembentukan thrombus

terjadi penghentian pengeluaran darah post partum. Kekuatan his

dapat dirasakan ibu saat menyusui bayinya karena pengeluaran

oksitosin oleh kelenjar hipofise posterior. Pada kala IV dilakukan

observasi kesadaran ibu, pemeriksaan TTV, kontraksi uterus,

perdarahan, tinggi fundus uteri, dan kandung kemih. (Yuli Aspiani,

2017 h. 212)

9. Asuhan Persalinan Normal

Menurut Prawiroharjo (2014; h.341-347) terdepat 60 langkah

asuhan persalinan normal di antaranya yaitu:

a. Melihat tanda dan gejala kala dua

1) Mendengar,melihat dan memeriksa gejala dan tanda kala dua

a) Ibu merasa ada dorongan kuat dan meneran

b) Ibu merasakan regangan yang semakin meningkat pada rektum

(33)

c) Perineum tampak menonjol.

d) Vulva-vagina dan sfingter ani merbuka

b. Menyiapkan pertolongan persalinan

1) Memastikan perlengkapan, bahan, dan obat-obat esensial untuk

menolong persalinan dan menatalaksana komplikasi ibu dan bay

baru lahir. Untuk asfiksia *tempat datar dank eras, 2 kain dan 1

handuk bersih dan kering, lampu sorot 60 watt dengan jarak 60cm

dari tubuh bayi.

a) Menggelar kain di atas perut ibu, tempat resusitasi dan ganjal

bahu bayi.

b) Menyiapkan oksitosin 10 unit

2) Memakai celemek plastic

3) Lepaskan dan simpan semua perhiasan yang dipakai, mencuci

kedua tangan dengan sabun dan air yang mengalir dan

mengeringkan dengan handuk pribadi yang bersih dan kering

4) Memakai satu sarung DTT atau steril untuk setiap kali pemeriksaan

dalam.

5) Memasukan oksitosin 10 unit kedalam tabung suntik (gunakan

tangan yang memakai sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi atau

steril)dan pastikan tidak terjadi kontaminasi pada alat suntik.

c. Memastikan pembukaan lengkap dengan janin baik

1) Membersihkan vulva dan perineum, menyekannya dengan hati-hati

dari depan kebelakang dengan menggunakan kapas atau kasa

(34)

a) Jika introitus vagina, perineum anus terkontaminasi oleh kotoran

Ibu, membersihkan dengan cara seksama dari depan

kebelakang pembersih kasa atau kapas

b) Buang (terkontaminasi) dalam wadah yang tersedia

c) Ganti sarung tangan jika terkontaminasi (dekontaminasi,lepaskan

dan rendam dalam larutan klorin 0,5%, langkah # 9),

2) Lakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan bahwa pembukaan

sudah lengkap, Bila selaput ketuban belum pecah, sedangkan

pembukaan sudah lengkap, lakukan amniotomi.

3) Dekontaminasi dengan tangan sarung cara mencelupkan tangan

kedalam larutan klorin dan kemudian melepaskanya dan rendam

dalam keadaan dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.

Mencuci kedua tangan setelah sarung tangan di lepaskan.

4) Periksa Denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi/saat relaksasi

untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (120-160

kali/menit)

a) Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal

b) Mendokumentasikan hasil hasil pemeriksaan dalam, DJJ, dan

semua hasil-hasil penilaian dan asuhan Iainnya pada partograf

d. Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses bimbingan

meneran.

1) Beritahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik dan

bantu ibu berada dalam posisi yang nyaman sesuai dengan

(35)

a) Tunggu hingga timbul rasa ingina meneran. pemantauan kondisi

dan kenyamanan ibu serta janin (ikuti pedoman penatalaksanaan

fase aktif) dan didokumentasikan semua temuan yang ada.

b) Jelaskan pada anggota keluarga tentang bagaimana peran

mereka untuk mendukung dan memberi semangat kepada ibu

untuk meneran

2) Minta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu meneran. (bila

ada rasa ingin meneran dan kontraksi yang kuat,bantu ibu ke posisi

setengah duduk dan posisi lain yang di inginkan dan pastikan ibu

merasa nyaman)

3) Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ada

dorongan yang kuat untuk meneran

a) Bombing ibu untuk meneran secara benar dan efektif.

b) Dukung dan beri ibu semangat pada saat meneran dan perbaiki

cara meneran apabila caranya tidak sesual.

c) Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihanya

(kecuali posisi berbaring terlentang dalam waktu yang lama)

d) Anjurkan ibu untuk beristirahat diantara kontraksi

e) Anjurkan keluarga memberi dukungan dan memberi semangat

pada ibu

f) Berikan cukup asupan cairan per oral(minum)

g) Menilai DJJ setiap lima menit

h) Segera rujuk bila apabila bayi belum atau tidak akansegera lahir

setelah 120 menit (2jam) meneran (primigravida) atau 60 menit

(36)

4) Anjurkan ibu untuk berjalan berjongkok atau mengambil posisi yang

nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran

selama 60 menit.

e. Persiapan Pertolong Kelahiran Bayi

1) Letakan handuk yang bersih(untuk mengeringkan bayi)di perut ibu,

jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6cm.

2) Letakan kain bersih yang di lipat 1/3 bagian di bawah bokong ibu.

3) Buka tutup partus setdan perhatikan kemmbali kelengkapan alat

dan bahan.

4) Pakai sarung tangan D TT atau steril pada kedua tangan.

f. Menolong Kelahiran Bayi

Lahirnya Kepala

1) Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6cm membuka

vulva,maka lindungi perinium dengan satu tangan yang dilapisi kain

kering dan bersih,tangan yang lain menahan kepala bayi untuk

menahan posisi defleksidan membantu lahirnya kepala. Anjurkan

ibu untuk meneran perlahan sambilbernafas cepat dan dangkal.

2) Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan

yang sesuai jika hal itu terjadi dan segera lanjutkan proses kelahiran

bayi

a) Jika tali pusat melilit secara longgar, lepaskan lewat bagian atas

kepala bayi.

b) Jika tali pusat melilit leher secara, klem tali puast di dua tempat

dan potong di antara dua klem tersebut.

(37)

Lahir Bahu

1) Setelah kepala melakukan putaran paksi luar,pegang secara

biparietal. Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi berikutnya.

Dengan lembut gerakan kepala ke arah bawah dan distal hingga

bahu depan muncul dibawah arkus pubis dan kemudian gerakan

arah alas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.

2) Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah ke arah perenium

ibu untuk menyangga kepala, iengan dan siku sebelah

bawah,gunakan tangan atas untuk menyelusuri dan memegang

lengan dan siku sebelah atas.

3) Setelah tubuh dari lengan lahir, menelusurkan tangan di atas

berlanjut ke punggung,bokong,tungkai dan kaki. Pegang kedua

mata kaki(masukan telunjunjuk antara kaki dan pegang

masing-masing mata kaki dengan ibu jari dan jari-jari lainya)

g. Penanganan Bayi Baru Lahir

1) Lakukan penilaian (selintas)

a) Apakah bayi menangis kuat atau bayi bernafas tanpa kesulitan

b) Apakah bayi bergerah aktif?

Jika bayi tidak menangis, tidak bernafas atau lakukan tindakan

megap-megap segera resusitasi (langkah 25 ini berianjut ke

langkah- langkah prosedur resusitasi bayi baru lahir dengan

asfiksia)

2) Keringkan dan posisikan tubuh bayi di atas perut ibu

a) Keringkn bayi mulai dari muka ,kepata, dan bagian tubuh lainya

(38)

b) Ganti handuk basah dengan handuk kering.

c) Pastikan bayi dalam kondisi mantap di atas perut ibu.

3) Periksa kembali perut ibu untuk memastikan tidak ada bayi lain

yang ada di dalam uterus (bayi tunggal)

4) Beritahukan pada ibu bahwa penolong akan menyuntikan oksitosin

(agar uterus berkontraksi baik)

5) Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir suntikan oksitosin 10 unit

(intramuscular) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan

aspirasi sebelum menyuntikan oksitosin)

6) Dengan menggunakan klem jepit tali pusat (dua menit setelah bayi

lahir)pada sekitar 3cm dari pusar (umbilicus) bayi. Dari Sisi luar

klem penjepit,dorong isi tah pusat kea rah distal(ibu) dan lakukan

penjepitan kedua pada 2cm distal dari klem pertama.

7) Pemotongan dan Pengikatan tali pusat

a) Dengan satu tangan, angkat tali pusat yang telah di jepit

kemudian lakukan penggurltingan tali pusat (lindungi perut bayi)

di antara dua kiem tersebut.

b) Ikat tali pusat dengan benang DTT/steriI pada satu sisi kemudian

lingkarkan kembali benang ke sisi berlawanan dan lakukan

ikatan kedua dengan menggunakan simpul kunci

c) Lepaskan klem dan masukan dalam wadah yang telah

disediakan.

8) Tempatkan bayi untuk melakukan kontak kulit ibu ke kulit bayi.

Letakan bayi dengan posisi tengkurab di dada ibu. Luruskan bahu

(39)

ibu. Usahakan kepala bayi berada diantara payudara ibu dengan

posisi lebih rendah dari putting payudara ibu.

9) Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di kepala

bayi.

h. Penatalaksanaan aktif kala tiga

1) Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva

2) letakan satu tangan di atas kain yang ada di atas perut ibu,di tepi

atas simpisis, untuk mendeteksi, tangan yang satu memegang tali

pusat.

3) Setelah uterus berkontraksi,tegangkan tali pusat ke arah bawah

sambil tangan yang kiri mendorong uterus kea rah belakang atas

(dorcocranial) secara hati-hati (untuk mencegah inversio uteri).

Jika plasenta tidak lahir selama 30-40 detik, hentikan penegangan

tali pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan ulangi

prosedur di atas, Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu,

suami atau anggota keluarga untuk melakukan stimulasi putting

susu.

i. Mengeluarkan plasenta

1) Lakukan penegangan dan dorongan dorco-cranial hingga plasenta

terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat

dengan sejajar arah sejajar dengan lantai dan kemudian kea rah

atas, mengikuti poros jalan lahir (tetap di lakukan tekanan

dorco-cranial)

a) Jika tali pusat bertambah panjang, klem hingga berjarak sekitar

(40)

b) Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali

pusat.

(1) Beri ulang dosis oksitosin 10 unit 1M

(2) Lakukan katerisasi (aseptic) jika kandung kemih penuh

(3) Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan

(4) Ulangi penegangan tali pusat 15 menit berikutnya

(5) Segera rujuk bila plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah

bayi lahir.

(6) Bila terjadi perdarahan, lakukan manual plasenta.

2) Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan

kedua tangan. Pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban

terpilinkemudian lahirkan dan tempatkan plasenta pada wadah yang

telah di sediakan.

Jika selaput ketuban robek pake sarung tangan DTT atau steril

untuk melakukan ekplorasi sisa selaput kemudian gunakan jari- jari

tangan atau klem DTT atau steril untuk mengeluarkan bagian selaput

yang tertinggal.

j. Rangsangan taktil (massase) uterus

1) Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan

massase uterus,letakan telapak tangan di fundus dan

lakukanmassase dengan melingkar dengan lembut hingga

berkontraksi(fundus teraba keras) gerakan uterus. Lakukan

tindakan yang diperlukan jika uterus tidak berkontraksi setelah 15

(41)

k. Menilai Perdarahan

1) Periksa kedua Sisis plasenta baik bagian ibu maupun bayi dan

pastikan selaput ketuban lengkap dan utuh. Masukan plasenta

kedalam kantung plastic atau tempat khusus.

2) Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Lakukan

penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan.

l. Melakukan asuhan pasca persalinan

1) Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi

perdarahan pervaginam.

2) Beri cukup waktu untuk melakukan kontak kulit dengan ibu-bayi(di

dada ibu paling sedikit 1 jam)

a) Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi menyusu

dini dalam waktu 30-60 menit, menyusu pertama biasanya

berlangsung sekitar 10-15 menit. Bayi cukup menyusu dari satu

payudara.

b) Berikan bayi berada di dada ibu selama 1 jam walaupun bayi

sedah berhasil menyusu.

3) Lakukan penimbangan/pengukuran bayi,beri tetes mata antibiotic

profilaksis dan vitamin k1 1 mg intramuscular dipaha kiri

anterolateral setelah satu jam kontak kulit ibu-bayi

4) Berikan suntikan imunisasi Hepatitis-B (setel&h satu jam setelah

pemberian vitamin K 1) dip aha kanan antero lateral.

a) Letakan bayi di dalam jangkauan ibu agar sewaktu-waktu bisa

(42)

b) Letakan kembali bayi pada dada ibu bila bayi belum berhasil

menyusu did lam satu jam pertama dan biarkan sampai bayi

berhasil menyusu.

m. Evaluasi

1) Lanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan

pervaginam.

a) 2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan

b) Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca persalinan

c) Setiap 20-30 menit pada jam kedua pasca persalinan

d) Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melakukan asuhan

yang sesuai untuk menatalaksanakan atonia uteri.

2) Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan massase uterus dan menilai

kontraksi.

3) Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.

4) Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemif', setiap 15 menit

selama I jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama

jam kedua pasca persaiinan.

a) Memeriksa temperature ibu sekali setiap jam selama dua jam

pertama pasca persalinan.

b) Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak

normal

5) Periksa kembali kondisi bayi untuk memastikan bahwa bayi

bernafas dengan baik (40-60x/menit) serta suhu tubuh normal

(43)

n. Kebersihan dan Keamanan

1) Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin untuk

dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah

dekontaminasi.

2) Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang

sesuai.

3) Bersihkan badan ibu dengan air D TT Bersihkan sisa air ketuban,

lender dan darah .bantu ibu memakai pakaian yang kering dan

bersih.

4) Pastikan posisi ibu nyaman, Bantu ibu memberikan ASI. Anjurkan

keluarga untuk memberi ibu minuman dan makanan yang di

inginkan.

5) Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin

6) Celupkan sarung tangan kotor keda!am larutan klorin balikan bagian

daem ke luar dan rendam dalam larutan kiorin 0,5% selama 10

menit.

7) Cuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih mengalir dan

kemudian keringkan dengan tissue atau handuk pribadi yang kering

dan bersih.

o. Dokumentasi

1) Lengkapi patograf (halaman depan dan belakang), periksa tanda

vital dan asuhan kala IV.

10. Pemantauan Partograf

Partograf dipantau untuk memantau kemajuan persalinan dan

(44)

penatalaksaan. Paartograf harus digunakan untuk semua ibu dalam fase

aktif kala satu persalinan sampai dengan kelahiran bayi.

(Prawirohardjo,S.2014h.316)

Halaman depan partograf mencantumkan bahwa observasi yang

dimulai pada fase aktif persalinan dan menyediakan lajur dan kolom untuk

mencatat hasil-hasil pemeriksaan selama fase aktif persalinan termasuk

yaitu:

a. Informasi tentang ibu

1) Nama,umur

2) Gravida,para,Abortus(Keguguran)

3) Nomor catatan medik/nomor Puskesmas

4) Tanggal dan waktu mulai dirawat(atau jika dirumah tanggal dan

waktu penolong persalinan mulai merawat ibu.

b. Waktu pecahnya selaput ketuban

c. Kondisi janin

1) DJJ(denyut jantung janin)

2) Warna dan adanya air ketuban

3) Penyusupan(molase) kepala janin

d. Kemajuan persalinan

1) Pembukaan serviks

2) Penurunan bagian terbawah janin atau presentasi janin

3) Garis waspada dan garis bertindak

e. Jam dan Waktu

1) Waktu dan mulainya fase aktif persalinan

(45)

f. Kontraksi Uterus

Frekuensi dan lamanya

g. Obat-obatan dan cairan yang diberikan

1) Oksitosin

2) Obat-obatan lainnya dan cairan I.V yang diberikan

h. Kondisi Ibu

1) Nadi,tekanan darah,dan temperatur tubuh

2) Urin(volume,aseton, atau protein)

i. Asuhan,Pengamatan dan keputusan klinik lainnya(dicatat dalam kolom

tersedia di isi partograf atau di catatan kemajuan persalinan.

Latar belakang partograf

Catatan persalinan adaah terdiri atas unsur-unsur yaitu:

1) Data dasar

2) Kala I

3) Kala II

4) Kala III

5) Kala IV(Prawirohardjo,S.2014;H.325)

C. BAYI BARU LAHIR

1. Pengertian

Bayi baru lahir adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan aterm

dengan berat lahir 2500-4000 gram (Sondakh,,2013;h.150)

Bayi yang lahir normal adalah bayi yang cukup bulan, 38-42 minggu

dengan berat lahir sekitar 4000 gram dan panjang sekitar

(46)

Berdasarkan pengertian diatas Bayi baru lahir adalah bayi yang

lahir usia cukup bulan dengan umur kehamilan 38-42 minggu dengan

berat lahir 2500-4000 gram.

Bayi baru lahir dikatakan normal jika termasuk dalam kriteria

sebagai berikut:

a. Berat badan lahir bayi antara 2500-4000 gram

b. Panjang badan bayi 48-50 cm.

c. Lingkar dada bayi 32-34 cm.

d. Lingkar kepala bayi 33-35 cm.

e. Bunyi jantung bayi dalam menit pertama ±180x/menit, kemudian turun

sampai 140-120x/menit pada saat bayi berumur 30 menit

f. Pernafasan cepat pada menit-menit pertama kira-kira 80x/menit

desertai pernafasan cuping hidung,retaksi suprastenal dan interkostal,

serta rintihan hanya berlangsung 10-15 menit

g. Kulit kemerahan dan licin karena jaringan subkutan cukup terbentuk

dan dilapisi vernik caseosa

h. Rambut lanugo telah hilang.

i. Kuku panjang dan lemas.

j. Reflek hisap,menelan,dan moro telah terbentuk

k. Genetalia testis sudah turun (pada laki-laki) dan labia mayora telah

menutupi labia minora (pada bayi perempuan)

l. Eliminasi ,urin , dan mekonium normalnya keluar pada 24 jam

pertama.

2. Penanganan Bayi Baru Lahir (Prawirohardjo, 2011 : 133)

(47)

a. Membersihkan jalan nafas.

Bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir.

Apabila bayi tidak langsung menangis, penolong segera

membersihkan jalan nafas dengan cara sebagai berikut:

1) Letakan bayi pada posisi telentang di tempat yang keras dan

hangat.

2) Gulung sepotong kain dan letakan di bawah bahu sehingga leher

bayi lebih lurus dan kepala tidak menekuk. Posisi kepala di atur

lurus sedikit tengadah ke belakang

3) Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi dengan jari

tangan yang di bungkus kasa steril.

4) Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit

bayi dengan kain kering dan kasar.

b. Memotong dan merawat tali pusat.

Tali pusat di potong sebelum atau sesudah plasenta lahir tidak

begitu menentukan dan tidak akan mempengaruhi bayi, kecuali pada

bayi kurang bulan. Apabila bayi lahir tidak menangis, maka tali pusat

segera di potonguntuk memudahkan melakukan tindakan resusitasi

pada bayi. Tali pusat di potong 5 cm dari dinding perut bayi dengan

gunting steril dan diikat dengan pengikat steril. Apabila masih terjadi

perdarahan dapat di buat ikatan baru. Luka tali pusat di bersihkan dan

di rawat dengan alcohol 70% atau povidon iodin 10% serta di balut

(48)

c. Mempertahankan suhu tubuh bayi.

Pada waktu bayi baru lahir, bayi belum mampu mengatur tetap

suhu badannya, dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk

membuatnya tetap hangat. Bayi baru lahir harus dibungkus hangat.

Suhu tubuh bayi merupakan tolak ukur kebutuhan akan tempat tidur

yang hangat sampai suhu tubuhnya sudah stabil.

d. Identifikasi.

Apabila bayi di lahirkan di tempat bersalin yang persalinannya

mungkin lebih dari satu persalinan, maka sebuah alat pengenal yang

efektif harus diberikan kepada setiap bayi baru lahir dan harus tetap di

tempatnya sampai waktu bayi di pulangkan.

e. Pencegahan infeksi.

1) Memberi vitamin K

Kejadian perdarahan karena defisiensi vitamin K pada bayi

baru lahir dilaporkan cukup tinggi, berkisar 0,25-0,5%. Untuk

mencegah terjadinya perdarahan tersebut, semua bayi baru lahir

normal dan cukup bulan perlu diberi vitamin K peroral 1 mg/hari

selama 3 hari, sedangkan resiko tinggi diberi vitamin K parenteral

dengan dosis 0,5-1 mg I.M.

2) Memberi obat tetes mata

Di beberapa Negara perawatan mata bayi baru lahir secara

hokum diharuskan untuk mencegah terjadinya oftalmia neonatrum.

Di daerah dimana prevalensi gonorea tinggi, setiap bayi baru lahir

perlu diberi salep mata sesudah 5 jam bayi lahir. Pemberian obat

(49)

mencegah penyakit mata karena klamidia (peyakit menular

seksual).

Tabel 2.2 Perhitungan Nilai APGAR (APGAR SCORE) (Shofa Ilmiah, 2015)

Penilaian 0 1 2

Tidak ada Sedikit gerakan mimic

Tidak ada Lemah tidak teratur

Baik menangis Sumber : Shofa Ilmiah (2015)

Biasanya untuk mengevaluasi bayi baru lahir pada menit

pertama dan menit kelima setelah kelahirannya menggunakan

sistem APGAR. Nilai APGAR akan membantu dalam menentukan

tingkat keseriusan dari depresi bayi baru lahir yang terjadi serta

langkah segera yang akan diambil. Hal yag perlu dinilai antara lain

warna kulit bayi, frekuensi jantung reaksi terhadap rangsangan,

aktivitas tonus otot, dan pernapasan bayi, masing-masing diberi

tanda 0,1 atau 2, sesuai dengan kondisi bayi.

Klasifikasi klinik :

a) Nilai 7-10 : bayi normal

b) Nilai 4-6 : bayi dengan asfiksia ringan dan sedang

c) Nilai 1-3 : bayi dengan asfiksia berat

3. Alat-alat Untuk Perawatan Bayi

a. pengisap lendir (ekstraktor/aspirator mukus)

b. tabung oksigen beserta alatuntuk membantu pernapasan bayi,

(50)

d. obat-obatan: glukosa 40%, larutan natrium bikarbonat 7,5%, nalorfin

sebagai antidot morfin dan petidin

e. alat pemotong, pengikat, dan antiseptik tali pusat

f. tanda pengenal (identifikasi) bayi yang sama dengan ibu

g. tempat tidur bayi dan inkubator bayi,

h. stop-watch dan termometer. (Rustam Mochtar, 2011 : 90)

4. Pertolongan Pada Waktu Bayi Lahir

a. Mulai melakukan pembersihan lendir pada saat kepala keluar, yaitu

dengan membersih¬kan mulut, hidung, dan mata dengan kapas atau

kasa steril.

b. Jam lahir dicatat dengan stop-watch

c. Lendir diisap sebersih mungkin sambil bayi ditidurkan dengan kepala

lebih rendah dari kaki dalam posisi sedikit ekstensi, supaya lendir

mudah keluar.

d. Tali pusat diikat dengan baik, dan bekas luka diberi antiseptik

kemudian dijepit dengan klem jepit plastik atau diikat dengan pita atau

benang tali pusat.

e. Segera setelah lahir, bayi yang sehat akan menangis kuat, bernapas,

serta menggerakkan tangan dan kakinya; kulit akan berwama

kemerahan.

f. Bayi dimandikan clan dibersihkan dari lumuran darah, air ketuban,

mekonium, dan verniks kaseosa dengan air suam-suam kuku. Ada

pula yang membersihkannya dengan minyak kepala atau minyak

zaitun.

(51)

h. Bayi ditimbang berat badannya dan diukur panjang badan lahirnya,

kemudian nilai-rdlai tersebut dicatat dalam status.

i. Perawatan mata bayi: mata bayi dibersihkan, kemudian diberikan obat

untuk mencegah blenorea:

1) metoda Crede: dengan tetesan nitras ar¬genti 1-2% sebanyak 2

tetes pada masing¬masing mata

2) salep penisilin atau salep mata gentamisin;

j. Diperiksa juga anus, genitalia eksterna, dan jenis kelamin bayi. Pada

bayi laki-laki, periksa apakah ada fimosis dan apakah desensus testis

telah lengkap. Di beberapa negara Barat, pada bayi laki-laki segera

dilakukan sirkumsisi, apalagi jika terdapat fimosis.

k. Bayi akhirnya diperlihatkan kepada ibu, ayah, dan keluarga yang

mendampingi. (Rustam Mochtar, 2011 : 90)

Klasifikasi Klinik nilai APGAR

1) Nilai 7-10 bayi normal

2) Nilai 4-6 bayi asfiksia ringan-sedang

3) Nilai 0-3 bayi afiksia berat. (Rustam Mochtar, 2011 : 91)

5. Adaptasi Fisiologi Bayi Baru Lahir

a. Adaptasi Pernafasan

Pernafasan awal di picu oleh factor fisik dan kimia.

1) Factor-factor fisik meliputi usaha ,sensorik yang di perlukan untuk

mengembangkan paru-paru dan mengisi

2) Factor-faktor alveolus yang kolaps dalam gradient terkana)

(52)

3) Factor-faktor kimia,meliputi perubahan dalam darah

(misalnya,penurunan kadar oksigen,peningkatan kadar

karbondioksida, dan peni=urunan pH)

Bayi baru lahir lazimnya bernafas melalui hidung.

Respons reflex terhadap obstruksi nasal dan membuka mulut untuk

mempertahankan jalan nafas tidak ada pada sebagian besar bayi

sampai 3 minggu stelah kelahiiran. Pernafasan pertama pada bayi

normal terjadi dalam 30 detik sesudah kelahiran. Pernafasan ini timbul

sebagai akibat aktifitas normal system saraf pusat dan parifer yang di

bantu oleh beberapa rangsangan Iainya. Frekuensi pernafasan bayi

baru lahir 30-60 menit (Sondankh,2013;h.151)

b. Adaptasi Kardiovaskuler

1) Sirkulasi parifer lambat , yang menyebabkan akrosianosis pada

tangan ,kaki, dan sekitar mulut.

2) Denyut nadi berkisar 120-160 x/menit saat bangun dan 100x/menit

saat tidur.

3) Rata-rata tekannan darah adalah 80/64mmHg dan berfariasi sesuai

dengan ukur dan tingkat aktifitas bayi.

4) Nilai hematologi normal pada bayi

Berkembangnya paru-paru ,pada alveoli akan terjadi peningkatan

tekanan oksigen. Sebaliknya tekanan karbon dioksida akan

mengalami penuurunan. Hal ini menyebabkan terjadinya penurunan

resistensi pembuluh darah dari arteri pulmonalis mengalir ke

(53)

darah dari plasenta terhenti dan foramen ovale tertutup.

(Sondankh;2013;h.151)

c. Adaptasi Neurologis

1) System neurologi secara anatomik atau fisiologis belum

berkembang sempurna.

2) Bayi baru lahir menunjukan gerakan-gerakan tidak terkoordinasi

,pengaturan suhu yang labil,control otot yang buruk, mudah terkejut,

dan themor pada ekstremitas.

d. Adaptasi Gastrointestinal

1) Enzim-enzim digesif aktif saat lahir dan dapat menyokong

kehidupan ekstra uterine pada kehamilan 36-38 minggu.

2) Perkembangan otot dan reflex yang penting sudah untuk

menghantarkan makanan terbeentuuk saat lahir.

3) Pencernaan protein dan karbohidrat telah tercapai,pencernaan dan

absorpsi kurang baik karena tidak adekuatnya enzim- enzim

pangkreas dan lipase.

4) Kelenjar saliva, imatur saat lahir ,sedikit saliva diolah sampai bayi

usia 3 bulan.

5) Pengeluaran mekonium yaitufases berwarna hitam kehijauan

,lengket dan mengandung darah samar , diekresikan dalam 24 jam.

e. Adaptasi Ginjal

Laju filtrasi glumerulus relative rendah pada saat lahir di

sebabkan oleh tidak adekuatnya area permukaan kapiler glumerulus,

meski keterbatasan ini tidak mengancam bayi baru lahir yang normal,

Gambar

Tabel 2.1 Diagnosis banding(Mochtar,R.2012)
Tabel 2.2 Perhitungan Nilai APGAR (APGAR SCORE) (Shofa Ilmiah, 2015)
Tabel 2.4 menurut Profil Kesehatan Indonesia, 2015
Tabel 2.5 Tinggi fundus uteri dan berat uterus menurut masa involusi
+2

Referensi

Dokumen terkait

Di samping itu, dari cavum uteri keluar cairan sekret disebut lochia. Lokia keluar dari uterus setelah bayi lahir sampai dengan 3 atau 4 minggu

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA KEHAMILAN, PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR (BBL), NIFAS, DAN PERENCANAAN KELUARGA BERENCANA (KB) PADA NY.. Y UMUR 33 TAHUN DI

ke-3 sampai dengan hari ke 7 setelah bayi lahir. 1) Menjaga tali pusat dalam keadaaan bersih dan kering. 2) Menjaga

ilmiah ini yang berjudul “ ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA KEHAMILAN PERSALINAN NIFAS BAYI BARU LAHIR DAN PERENCANAAN KELUARGA BERENCANA PADA NY.O UMUR 21 TAHUN DI

asuhan yang bermutu tinggi sesuai dengan budaya untuk wanita, bayi. baru lahir

Peningkatan berat pada fundus uterus ini membuat instmus menjadi lunak (hegar), menyebabkan anteflesi pada uterus yang membesar. Hal ini menimbulkan tekanan

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF DARI KEHAMILAN, PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR (BBL), NIFAS DAN PERENCANAAN KELUARGA BERENCANA (KB) PADA NY. Dalam penyusunan Karya Tulis

42). Menilai ulang kontraksi uterus dan memastikannya berkontraksi dengan baik. Menceluokan kedua tangan yang memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%;