• Tidak ada hasil yang ditemukan

ARAH KEBIJAKAN PENGANGGARAN BELANJA 2012 dan 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ARAH KEBIJAKAN PENGANGGARAN BELANJA 2012 dan 2013"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

ARAH KEBIJAKAN PENGANGGARAN BELANJA

2012 dan 2013

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Direktorat Jenderal Anggaran

Disampaikan dalam Rapat Kerja Kementerian Perindustrian Di Hotel Grand Sahid Jakarta

2 Februari 2012

(2)

Pokok Bahasan

ARAH KEBIJAKAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2012

1

2 1

BEBERAPA TINDAK LANJUT PEMERINTAH ATAS

CATATAN DPR RI DALAM PEMBAHASAN APBN TA 2012

3

3

ARAH KEBIJAKAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT

TAHUN 2013

(3)

ARAH KEBIJAKAN BELANJA PEMERINTAH

PUSAT TAHUN 2012

1

(4)

Dasar Hukum:

1. UU 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

2. UU No 22 tahun 2011 Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun 2012

3. KEPPRES No 32 tentang Rincian Anggaran Belanja Pemerintah Pusat Tahun Anggaran 2012

(5)

Kebijakan Belanja Pemerintah Pusat:

1. Pembangunan infrastruktur dalam rangka menjamin ketersediaan

infrastruktur dasar, termasuk infrastruktur energi, ketahanan pangan, dan komunikasi; dan upaya debottlenecking, pengurangan backlog

pembangunan infrastruktur, dan peningkatan domestic connectivity

(keterhubungan antarwilayah);

2. Peningkatan upaya pencapaian ketahanan pangan;

3. Pemberian dukungan pada pendanaan kegiatan multiyears;

4. Peningkatan kemampuan pertahanan menuju minimum essential force

(MEF), dengan mengutamakan industri pertahanan dalam negeri;

5. Peningkatan kapasitas mitigasi dan adaptasi perubahan iklim (climate change);

6. Peningkatan program perlindungan sosial;

7. Peningkatan efektivitas dari program-program bantuan sosial dalam menurunkan kemiskinan;

Arah Kebijakan Belanja Pemerintah Pusat

Tahun 2012

...

(1)

(6)

8. Pelaksanaan program Pro rakyat (klaster 4) dan 3 program prioritas, yang terdiri dari :

• 6 Program Utama: Rumah Sangat Murah, Kendaraan Angkutan Umum Murah, Air Bersih untuk Rakyat, Listrik Murah dan Hemat, Peningkatan Kehidupan Nelayan, Peningkatan Kehidupan Masyarakat Miskin Perkotaan;

• 3 Program Prioritas: Surplus beras 10 juta ton pada tahun 2014, Penciptaan lapangan kerja guna mengurangi pengangguran 1 juta jiwa/tahun, dan

Pembangunan Transportasi Jakarta.

9. Mensinergikan dan menata kembali kebijakan, program, dan kegiatan yang terkait dengan koperasi serta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang dikelola berbagai K/L.

10. Mendukung pengembangan industri kecil dan industri kreatif untuk melindungi industri lokal dan memenuhi kebutuhan domestik serta menghadapi persaingan barang impor.

11. Implementasi Penganggaran Berbasis Kinerja dan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah.

Arah Kebijakan Belanja Pemerintah Pusat

Tahun 2012

...

(2)

(7)

Subsidi

1) Subsidi BBM

 Pengalokasian BBM bersubsidi tepat sasaran dengan pembatasan konsumsi BBM premium untuk kendaraan pribadi di Jawa dan Bali mulai April 2012;

 Volume konsumsi BBM bersubsidi sebesar 40 jt kl (2,5 jt kl premium bersubsidi tidak dicairkan dan akan dievaluasi dalam APBN-P 2012). 2) Subsidi Listrik

 Rencana penyesuaian kenaikan TTL 10% (kecuali pelanggan golongan 450 VA) per 1 April 2012.

3) Subsidi Non energi

 Subsidi pangan  Raskin untuk 17,5jt RTS selama 12 bulan sebesar 15 kg/RTS/bulan;

 Subsidi Pupuk  memenuhi kebutuhan pupuk petani dengan harga

terjangkau, meningkatkan produktivitas hasil pertanian, dan mendukung program ketahanan pangan;

 Subsidi Benih  membantu menyediakan dan menyalurkan benih berkualitas dengan harga terjangkau melalui BUMN Benih;

 Subsidi PSO  meningkatkan pelayanan angkutan kereta api dan Pelni serta informasi publik (LKBN Antara dan POS) agar dapat terjangkau masyarakat;

 Subsidi Pajak  mendukung program stabilisasi harga kebutuhan pokok dan perkembangan industri nasional strategis.

Arah Kebijakan Belanja Pemerintah Pusat

Tahun 2012

...

(3)

(8)

Bantuan Sosial

• Meningkatkan program-program perlindungan sosial melalui:  Bantuan Operasional Sekolah melalui Kementerian Agama,

yang berkeadilan dan merata untuk semua agama;  Beasiswa untuk Siswa/Mahasiswa Miskin;

 Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas); serta  Program keluarga Harapan (PKH).

• Melanjutkan kesinambungan program pemberdayaan

masyarakat (PNPM Mandiri), antara lain PNPM Perdesaan, PNPM Perkotaan, dan PNPM Daerah Tertinggal dan Khusus.

• Menanggulangi risiko sosial akibat bencana alam.

Belanja Lain-lain

• Antisipasi dana untuk Risiko Fiskal;

• Pengalokasian dana cadangan beras pemerintah dan cadangan benih nasional.

Arah Kebijakan Belanja Pemerintah Pusat

Tahun 2012

...

(4)

(9)

Anggaran Belanja Pemerintah Pusat dalam RAPBN 2012 sebesar Rp964,9 T, naik Rp56,7 T dari pagu APBN-P 2011.

Postur Belanja Pemerintah Pusat 2012

(Triliun Rupiah) Nominal % 1. Belanja Pegawai 180,8 182,9 215,9 33.0 18,0 2. Belanja Barang 137,8 142,8 188,0 45.2 31,7 3. Belanja Modal 135,9 141,0 151,9 10,9 7,7 4. Pembayaran Bunga Utang 115,2 106,6 122,2 15,6 14,6 i. Utang Dalam Negeri 79,4 76,6 88,5 11.9 15,5

ii. Utang Luar Negeri 35,8 30,0 33,7 3,7 12.3

5. Subsidi 187,6 237,2 208,9 (28,3) (11,9)

a Subsidi Energi 136,6 195,3 168,5 (26,7) (13,7) b Subsidi Non Energi 51,0 41,9 40,3 (1,6) (3,9) 6. Belanja Hibah 0,8 0,4 1,8 1,4 350 7. Bantuan Sosial 63,2 81,8 47.7 (34,0) (41,6) 8. Belanja Lain-Lain 15,3 15,6 28,5 12.9 82,7 836,6 908,2 964,9 56,7 6,2 JUMLAH URAIAN 2011

APBN APBN-P APBN

Selisih dgn APBN-P 2011

2012

182,9

(10)

BEBERAPA TINDAK LANJUT PEMERINTAH

ATAS CATATAN DPR RI DALAM

PEMBAHASAN APBN TA 2012

(11)

 Pemerintah diminta agar dalam pengelolaan jumlah PNS mengacu prinsip Zero Growth, kecuali untuk tenaga pendidik dan tenaga kesehatan terutama di daerah yang sesuai dengan kebutuhan.

Penanggung Jawab:

Kemen PAN dan RB, Kemendagri, BKN

Tindak Lanjut:

 Moratorium PNS harus dilaksanakan sesuai dengan SKB 3 Menteri tentang penundaan sementara penerimaan CPNS;

Seluruh K/L tidak boleh melakukan rekrutmen pegawai baru

kecuali untuk tenaga pendidik, tenaga kesehatan dan jabatan yang bersifat khusus dan mendesak;

Seluruh K/L melakukan perhitungan kebutuhan PNS sesuai beban kerja untuk disampaikan kepada Kemen PAN dan RB;

 Kemen PAN dan RB serta BKN melakukan supervisi penghitungan jumlah kebutuhan PNS yang tepat pada seluruh K/L dalam rangka penataan organisasi (rightsizing) dalam kerangka reformasi

birokrasi.

Tindak Lanjut Pemerintah atas Catatan DPR RI

dalam Pembahasan APBN 2012 ...

(1)

(12)

 Pemerintah diminta untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas alokasi penggunaan belanjanya, DPR berpendapat penghematan belanja barang dapat dilakukan di atas 3%.

Penanggung Jawab:

Seluruh Kementerian dan Lembaga Negara

Tindak Lanjut:

Seluruh K/L harus melakukan pembatasan:

 Penyelenggaraan rapat, rapat kerja, seminar workshop, konsinyering di luar kantor;

 Belanja operasional ( kecuali untuk operasional ketertiban dan pertahanan); dan

 Perjalanan dinas, (kecuali benar-benar penting dan mendesak) sesuai dengan Inpres No. 7 tahun 2011.

Tindak Lanjut Pemerintah atas Catatan DPR RI

dalam Pembahasan APBN 2012 ...

(2)

(13)

Pengelolaan aset:

Panja mendorong Pemerintah untuk lebih memperhatikan

peningkatan pengelolaan aset-aset negara, dengan upaya optimalisasi pemeliharaan, pengamanan, pencatatan (administratif), dan

percepatan penataan, serta pemanfaatan aset-aset Negara untuk kesejahteraan rakyat.

Penanggung Jawab:

Kementerian Keuangan dan Kementerian/Lembaga sebagai Pengguna barang.

Tindak Lanjut:

 Mensinergikan sistem pencatatan aset di Kemenkeu (DJKN) dengan sistem pencatatan aset di K/L.

 Membuat/menyusun pedoman pencatatan aset-aset negara.

Tindak Lanjut Pemerintah atas Catatan DPR RI

dalam Pembahasan APBN 2012 ...

(3)

(14)

 Pemerintah diminta untuk membuat aturan mengenai tata cara penetapan hasil optimalisasi, reward and punishment

Penanggung Jawab:

Kementerian Keuangan, Kementerian Hukum dan HAM, dan Kementerian Sekretariat Negara

Tindak Lanjut:

 Peraturan tersebut disahkan paling lambat 31 Maret 2012;

 Berbentuk Peraturan Presiden;

Coverage :

• Penggunaan hasil optimalisasi dan reward

• Cara penilaian reward and punishment

Tindak Lanjut Pemerintah atas Catatan DPR RI

dalam Pembahasan APBN 2012 ...

(4)

(15)

 Pemerintah diminta untuk menetapkan penggunaan anggaran belanja yang bersumber dari PNBP di atas pagu APBN untuk BLU.

Penanggung Jawab:

Kementerian Keuangan

Tindak Lanjut:

 Dilakukan penelaahan kembali jika ada revisi PNBP dan hasilnya menjadi bahan penetapan DIPA revisi;

 Apabila realisasi lebih tinggi, maka sesuai kondisi saat ini, langsung dilaporkan dalam LKPP;

 Disusun aturan tentang penggunaan anggaran belanja yang bersumber dari PNBP di atas pagu APBN untuk BLU.

Tindak Lanjut Pemerintah atas Catatan DPR RI

dalam Pembahasan APBN 2012 ...

(5)

(16)

ARAH KEBIJAKAN BELANJA PEMERINTAH

PUSAT TAHUN 2013

(17)

a. Meningkatkan belanja diskresi agar dapat memperlebar ruang gerak pemerintah dalam melakukan operasi fiskal

b. Meningkatkan alokasi belanja untuk pengembangan SDM dan riset sebagai investasi non fisik agar meningkatkan daya saing Indonesia

c. Meningkatkan dampak anggaran (multiplier effect) dari setiap

pengeluaran, agar APBN semakin efektif dalam memberikan stimulus kepada perekonomian

d. Melanjutkan pelaksanaan program prioritas nasional, yaitu : reformasi birokrasi dan tata kelola; pendidikan, kesehatan;

penanggulangan kemiskinan; ketahanan pangan; infrastruktur, iklim investasi dan usaha;energi;lingkungan hidup dan pengelolaan

bencana; pembangunan daerah tertinggal, terdepan, terluar, pasca konflik;kebudayaan, kreativitas dan inovasi tehnologi.

e. Mempertahankan alokasi anggaran pendidikan sebesar 20% dari total belanja negara

Arah Kebijakan Belanja Pemerintah Pusat 2013

….(1)

(18)

f. Melanjutkan program kesejahteraan rakyat termasuk untuk klaster 4, antara lain: Program rumah sangat murah; program angkutan umum murah;program air bersih untuk rakyat; program peningkatan kehidupan nelayan; program peningkatan kehidupan masyarakat perkotaan; prioritas ketahanan pangan/surplus beras; prioritas lapangan kerja/percepatan pengurangan pengangguran.

g. Selain itu, belanja pemerintah dalam jangka menengah juga diarahkan untuk memberikan dukungan bagi pelaksanaan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)

Arah Kebijakan Belanja Pemerintah Pusat

2013 ….(2)

(19)

PROYEKSI ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO JANGKA MENENGAH

Kerangka asumsi dasar ekonomi makro jangka menengah

merupakan dasar bagi Pemerintah dalam menyusun postur APBN

jangka menengah, dan menjadi basis perhitungan untuk

memperkirakan besaran pendapatan negara dan hibah, belanja

negara, defisit/surplus dan pembiayaan anggaran dalam tiga

tahun ke depan. Asumsi Makro 2012-2015 dapat dilihat pada

tabel berikut.

Prakiraan Maju Belanja Pemerintah Pusat

2013-2015

(20)

URAIAN 2012 2013 2014 2015

RAPBN APBN PRAKIRAAN MAJU

- Pertumbuhan ekonomi (%) 6,7 6,7 6,7-7,4 7,0-7,7 7,0-8,0 - Inflasi (%) y-o-y 5,3 5,3 3,5-5,5 3,5-5,5 3,5-5,5 - Suku Bunga SPN 3 Bulan (%) 6,5 6,0 5,0-7,0 5,0-7,0 5,0-7,0 - Nilai Tukar (Rp/US$1) 8.800 8.800 8.800-9.200 8.800-9.200 8.900-9.300 - Harga Minyak (US$/barel) 90 90 80-100 80-100 80,0-100,0 - Lifting (ribu barel/hari) 950 950 970-990 970-1.000 1.000-1.010

ASUMSI MAKRO 2012-2015

(21)

URAIAN 2012 2013 2014 2015 APBN Prakiraan Maju

A. PENDAPATAN NEGARA DAN HIBAH 1,311.4 1,437.8 1,614.1 1,815.1 I. PENERIMAAN DALAM NEGERI 1,310.6 1,437.3 1,613.7 1,814.7 II. PENERIMAAN HIBAH 0.8 0.5 0.4 0.4 B. BELANJA NEGARA 1,435.4 1,546.1 1,680.5 1,777.0 I BELANJA PEMERINTAH PUSAT 965.0 1,025.0 1,107.0 1,133.9

1. Belanja K/L 508.4 567.5 624.0 675.2

a. PerkiraanDasar (baseline) - 451.3 448.4 427.3

b. Inisiatif Baru - 116.2 175.6 248.0

2. Belanja Non K/L 456.6 457.4 482.9 458.7

II. TRANSFER KE DAERAH 470.4 521.1 573.6 643.1 C. KESEIMBANGAN PRIMER (1.8) 32.5 80.7 184.0

D. SURPLUS/DEFISIT ANGGARAN (A - B) (124.0) (108.3) (66.4) 38.0

% terhadap PDB (1.53) (1.2) (0.6) 0.3

E. PEMBIAYAAN (I + II) 124.0 108.3 66.4 (38.0) I. PEMBIAYAAN DALAM NEGERI 125.9 123.0 91.3 (9.3) II. PEMBIAYAAN LUAR NEGERI (neto) (1.9) (14.7) (24.9) (28.8)

APBN 2012 dan Prakiraan Maju 2013-2015 (dalam triliun rupiah)

(22)

Belanja K/L tersebut dibagi dalam 2 (dua) kelompok, yaitu:

1. Angka dasar(

baseline

) menampung kebutuhan dasar

masing-masing K/L

Sebagai indikasi pagu perkiraan maju dari kegiatan yang

berulang, dan atau kegiatan tahun jamak.

Berfungsi untuk menjaga kualitas pelayanan publik,serta

menjamin kelangsungan kegiatan tahun jamak yang sudah

ditetapkan pada tahun berjalan.

2. Prakarsa-prakarsa baru (

new initiatives

).

merupakan ruang fiskal yang tersedia untuk

kegiatan-kegiatan sebagai pelaksanaan prakarsa-prakarsa baru dari

pemerintah dengan memperhitungkan

resource envelope

yang tersedia.

Prakiraan Maju Belanja Pemerintah Pusat (K/L)

2013-2015

(23)

GRAFIK BELANJA K/L DAN NON K/L 2012-2015

Prakiraan Maju Belanja Pemerintah Pusat

2013-2015

0 200 400 600 800 1000 1200 2012 *) 2013 2014 2015 (triliun Rp)

Baseline (K/L) Inisiatif Baru (K/L) Belanja Non K/L

(24)

Gambar

GRAFIK BELANJA K/L DAN NON K/L  2012-2015

Referensi

Dokumen terkait

Hubungan antara Asertivitas dengan Kontrol Diri terhadap Perilaku Seksual Pranikah pada Remaja Putri ... Metode Penelitian

Keputusan Bapak Abdul Khodir untuk membuat grup tersendiri m Grup Kenthongan Dalan Laras adalah salah satu grup kesenian kenthongan yang ada di desa Kaesugihan,

Sektor lain yang juga berperan besar dalam struktur ekonomi Kalimantan Tengah adalah sektor Perdagangan, Hotel & Restoran dengan andil sebesar 20,88 persen pada triwulan

Pada kasus pemenuhan kebutuhan rasa nyaman pada Ny. T dengan pre eklampsia ringan, pada pengkajian didapatkan keluhan utama: klien mengatakan nyeri kepala bagian

Basis data (atau database) adalah kumpulan informasi yang disimpan di dalam komputer secara sistematik sehingga dapat diperiksa menggunakan suatu program

Perbincangan ini mengaplikasikan ilmu pragmatik berdasarkan Prinsip Makna dalam Interaksi (Thomas, 1995). Teknik analisis dokumen digunakan untuk meneliti ujaran yang

Sedangkan Nilai Tari Kinyah Mandau dalam Kepemimpinan Pemerintahan di Kota Palangka Raya, pada Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Palangka Raya

Warung Internet yang selanjutnya disebut warnet adalah tempat usaha yang menyediakan dan menyelenggarakan jasa, sarana dan prasarana teknologi informasi dan