ii
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas ridho serta rahmat dan karunia-NYA kami dapat menyelesaikan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Pengadilan Negeri Pekanbaru Tahun 2017 ini dengan tepat waktu. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Pengadilan Pekanbaru Tahun 2015-2019 dan Rencana Kinerja Tahun 2017 yang Negeri Pekanbaru merupakan perwujudan pertanggungjawaban atas pencapaian kinerja dari pelaksanaan Rencana Strategis Pengadilan Negeri telah ditetapkan melalui Penetapan Kinerja 2017.
Penyusunan LKjIP Pengadilan Negeri Pekanbaru mengacu pada Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah serta Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Selama tahun 2017 Pengadilan Negeri Pekanbaru telah melaksanakan berbagai program dan kegiatan sebagaimana tertuang dalam Rencana Strategis Pengadilan Negeri Pekanbaru Tahun 2015-2019. Yang diterjemahkan dalam Penetapan Kinerja Tahun 2016 yang terdiri dari 4 (Empat) Sasaran Strategis. Dalam LKjIP ini akan dijabarkan Rencana Kinerja beserta analisis Capaian Kinerja Pengadilan Negeri Pekanbaru tahun 2017.
Kami berharap LKjIP Pengadilan Negeri Pekanbaru ini dapat memenuhi harapan sebagai pertanggungjawaban kami kepada masyarakat atas mandat yang diemban dan kinerja yang telah ditetapkan dan sebagai pendorong peningkatan kinerja Pengadilan Negeri Pekanbaru.
Pekanbaru, 17 Januari 2018 KETUA PENGADILAN NEGERI PEKANBARU
Drs. ARIFIN, SH. M.Hum NIP. 19600503 198804 1 001
LKjIP
2017 PENGADILAN NEGERI PEKANBARUii
RINGKASAN EKSEKUTIF
Selama tahun 2017, Pengadilan Negeri Pekanbaru telah berhasil melaksanakan misi yang diemban dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Keberhasilan Pengadilan Negeri Pekanbaru ini diukur berdasarkan pencapaian sasaran strategis dan indikator kinerja yang telah ditetapkan. Pada tahun 2017, Pengadilan Negeri Pekanbaru menetapkan 4 (empat) sasaran strategis, dan sasaran tersebut diukur menggunakan target kinerja pada 13 (tiga belas) indikator kinerja.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa dari 4 (empat) sasaran strategis yang ditetapkan dalam penetapan kinerja tahun 2017 terdapat sasaran strategis yang berhasil dilaksanakan dengan baik (capaian 100% atau lebih) yaitu Sasaran peningkatan efektifitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara. Secara keseluruhan rata-rata pencapaian kinerja Pengadilan Negeri Pekanbaru adalah sebesar 90%. Rincian pencapaian kinerja masing-masing indikator tiap sasaran strategis tersebut dapat diilustrasikan dalam tabel berikut .
Tabel 1 Terwujudnya Proses Peradilan Yang Pasti, Transparan Dan Akuntabel SASARAN STRATEGIS I
TERWUJUDNYA PROSES PERADILAN YANG PASTI, TRANSPARAN DAN AKUNTABEL
INDIKATOR KINERJA TARGET
(%)
REALISASI (%)
CAPAIAN (%) Persentase sisa perkara yang diselesaikan :
1. Perdata 2. Pidana 3. PHI 4. Tipikor 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % Persentase perkara : 1. Perdata 2. Pidana 3. PHI 4. Tipikor
yang diselesaikan tepat waktu
77 % 85 % 60 % 77 % 81% 86 % 68 % 73 % 105 % 101 % 113% 95 %
iii
Persentase penurunan sisaPerkara 1. Perdata 2. Pidana 3. Tipikor 4. PHI 1% 10% 5% 6% 0.6% 18% 4% -21% 60% 180% 80% -350% Persentase perkara yang Tidak Mengajukan Upaya
Hukum :
1.
Banding2.
Kasasi3.
PK 85 % 90 % 95 % 90 % 92 % 99 % 106 % 102 % 104 %Persentase Perkara Pidana Anak yang Diselesaikan dengan Diversi
6 % - -
Index responden pencari keadilan yang puas terhadap layanan peradilan
80 % 79.75 % 99 %
Rata-rata capaian kinerja pada Sasaran Strategis I 118%
Tabel 2 Peningkatan Efektivitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara SASARAN STRATEGIS II
PENINGKATAN EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PENYELESAIAN PERKARA
INDIKATOR KINERJA TARGET
(%)
REALISASI (%)
CAPAIAN (%) Persentase Isi Putusan Yang Diterima Oleh para
pihak Tepat Waktu
100 % 100 % 100 %
Persentase Perkara yang Diselesaikan melalui Mediasi
3 % 7 % 233 %
Persentase berkas perkara yang diajukan Banding, Kasasi dan PK secara lengkap dan tepat waktu
100 % 100 % 100 %
Persentase putusan perkara yang menarik perhatian masyarakat yang dapat diakses secara online dalam waktu 1 hari setelah diputus
100 % 100 % 100 %
iv
Tabel 3 Meningkatnya Akses Peradilan Bagi Masyarakat Miskin Dan TerpinggirkanSASARAN STRATEGIS III
MENINGKATNYA AKSES PERADILAN BAGI MASYARAKAT MISKIN DAN
TERPINGGIRKAN
INDIKATOR KINERJA
TARGET
(%)
REALISASI
(%)
CAPAIAN
(%)
Persentase Perkara Prodeo yang diselesaikan
75 %
-
-
Persentase Pencari Keadilan Golongan Tertentu
yang Mendapat Layanan Bantuan Hukum
(Posbakum)
100 %
100 %
100 %
Rata-rata capaian kinerja pada Sasaran Strategis III
100 %
Tabel 4 Meningkatnya Kepatuhan Terhadap Putusan Pengadilan
SASARAN STRATEGIS IV
MENINGKATNYA KEPATUHAN TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN
INDIKATOR KINERJA
TARGET
(%)
REALISASI
(%)
CAPAIAN
(%)
Persentase Putusan Perkara Perdata yang
Ditindaklanjuti (dieksekusi)
80 %
75 %
94 %
v
DAFTAR ISI
HAL
KATA PENGANTAR ... i RINGKASAN EKSEKUTIF ... ii DAFTAR ISI ... v DAAFTAR TABEL ... viDAFTAR ISI GRAFIK ……… vii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Kedudukan Tugas dan Fungsi ... 1
C. Struktur Organisasi ... 2
D. Issu Strategis ... 4
E. Sistematika Penyajian ... 7
BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Rencana Strategis 2015-2019 ... 9
1. Tujuan dan Sasaran Strategis ... 10
2. Program Utama dan Kegiatan Pokok ... 10
B. Rencana Kinerja Tahun 2017 ... 14
C. Perjanjian Kinerja Tahun 2017 ... 18
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2017 A. Capaian Kinerja Organisasi ... 20
B. Realisasi Anggaran ... 40 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ... 42 B. Rekomendasi ... 42 LAMPIRAN Struktur Organisasi Indikator Kinerja Utama Rencana Kinerja Tahun 2017 Perjanjian Kinerja Tahun 2017
Matriks Rencana Strategis Tahun 2015 – 2019 Pengukuran Kinerja per Triwulan
Pengukuran Kinerja Tahun 2017 SK Tim Penyusunan LKjIP
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Terwujudnya Proses Peradilan Yang Pasti, Transparan Dan Akuntabel ... ii
Tabel 2 Peningkatan Efektivitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara ... iii
Tabel 3 Meningkatnya Akses Peradilan Bagi Masyarakat Miskin Dan Terpinggirkan... iv
Tabel 4 Meningkatnya Kepatuhan Terhadap Putusan Pengadilan ... iv
Tabel 5 Potensi dan Permasalahan ... 6
Tabel 6 Reviu Matrik Rencana Strategis Tahun 2015 – 2019 Pengadilan Negeri Pekanbaru ... 13
Tabel 7 Rencana Kinerja Pengadilan Negeri Pekanbaru Tahun 2017 ... 17
Tabel 8 Perjanjian Kinerja Pengadilan Negeri Pekanbaru Tahun 2017 ... 19
Tabel 9 Pengukuran Kinerja Pengadilan Negeri Pekanbaru Tahun 2017 ... 21
Tabel 10 Terwujudnya Proses Peradilan Yang Pasti, Transparan, Dan Akuntabel ... 22
Tabel 11 Data Penyelesaian Sisa Perkara yang di selesaikan ... 24
Tabel 12 Data Penyelesaian Perkara Tepat Waktu ... 25
Tabel 13 Persentase penurunan sisa perkara ... 26
Tabel 14 Data Perkara Yang Tidak Mengajukan Upaya Hukum... 28
Tabel 15 Data Perkara Pidana Anak Yang Diselesaikan Dengan Diversi ... 29
Tabel 16Tabel Mutu Pelayanan ... 30
Tabel 17 Indeks kepuasan masyarakat ... 31
Tabel 18 Peradilan yang Pasti, Transparan, dan Akuntabel ... 32
Tabel 19 Data Isi Putusan Yang Diterima Oleh Para Pihak Tepat Waktu ... 32
Tabel 20 Data Perkara yang diselesaikan melalui Mediasi ... 33
Tabel 21 Data Perkara yang diselesaikan melalui Mediasi ... 34
Tabel 22 Data putusan perkara Tipikor yang di upload ke dalam website ... 35
Tabel 23 Meningkatnya Akses Peradilan bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan ... 36
Tabel 24 Data putusan perkara prodeo yang diselesaikan ... 37
Tabel 25 Data Pencari Keadilan Golongan Tertentu yang mendapat Layanan Bantuan Hukum ... 38
Tabel 26 Data putusan perkara perdata yang ditindaklanjuti (dieksekusi) ... 40
Tabel 27 Tabel Realisasi Anggaran Pengadilan Negeri Pekanbaru Tahun 2017 ... 41
Tabel 28 Reviu Indikator Kinerja Utama Pengadilan Negeri Pekanbaru ... 5
Tabel 29 Rencana Kinerja Pengadilan Negeri Pekanbaru Tahun 2017 ... 26
Tabel 30 Perjanjian Kinerja Pengadilan Negeri Pekanbaru Tahun 2017 ... 29
Tabel 31 Reviu Matrik Rencana Strategis Tahun 2015 – 2019 Pengadilan Negeri Pekanbaru ... 33
Tabel 32 Pengukuran Kinerja Per Triwulan Pengadilan Negeri Pekanbaru... 38
vii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1 capaian Sasaran 1 Tahun 2015, 2016 dan 2017 ... 23
Grafik 2 Capaian Sasaran 1 Indikaror 1 ... 23
Grafik 3 Rata-Rata Capaian ... 24
Grafik 4 Capaian Sasaran 1 Indikator 2 ... 25
Grafik 5 Rata-Rata Capaian ... 26
Grafik 6 Capaian Sasaran 1 indikator 3 ... 27
Grafik 7 Capaian Sasaran 1 Indikator 4 ... 27
Grafik 8 Capaian Rata-Rata ... 28
Grafik 9 Capaian Sasaran 1 Indikator 5 ... 29
Grafik 10 Capaian Indeks Kepuasan Masyarakat Tahun 2016 s.d 2017 ... 31
Grafik 11 Capaian Sasaran 2 Tahun 2015, 2016 dan 2017 ... 31
Grafik 12 Capaian sasaran 2 indikator ... 33
Grafik 13 Capaian Sasaran 2 indikator 2... 34
Grafik 14 Capaian 2 Indikator 3 ... 35
Grafik 15 Capaian 2 Indikator 4 ... 35
Grafik 16 Capaian Sasaran 3 Tahun 2015,2016 dan 2017 ... 36
Grafik 17 Capaian sasaran 3 indikator 1 ... 37
Grafik 18 Capaian Sasaran 3 Indikator 2 ... 38
Grafik 19 Capaian Sasaran 4 ... 39
Grafik 19 Capaian Sasaran 4 ... 40
Grafik 20 Capaian Persentase perkara perdata ... 40
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Peningkatan kapasitas dan kapabilitas kinerja organisasi merupakan hasil yang diharapkan pada reformasi birokrasi di area akuntabilitas. Untuk itu perlu adanya pengukuran pada tiap sasaran strategis sehingga bisa diperoleh gambaran progres kerja yang mencerminkan kinerja lembaga. Pada tahap akhir dari
rangkaian proses kerja adalah
pendokumentasian sebagai bentuk laporan pertanggungjawaban yang kemudian dievaluasi secara komprehensif untuk memberikan umpan balik pada perencanaan kinerja tahun berikutnya.
Penyusunan LKjiP Pengadilan Negeri Pekanbaru mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, dan secara teknis berpedoman pada Peraturan Kementerian PAN dan RB Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Peningkatan kinerja instansi pemerintah melalui tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) merupakan faktor penting dalam meningkatkan pelayanan publik. Langkah untuk mewujudkan hal tersebut telah dituangkan
dalam berbagai peraturan
perundang-undangan yang diantaranya adalah Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi, Peraturan Pemerintah
Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010 – 2025.
Dalam mewujudkan hal tersebut diatas, Pengadilan Negeri Pekanbaru berupaya meningkatkan kualitas SAKIP untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja lembaga peradilan yang baik dan dipercaya oleh publik. Sasaran yang diinginkan dalam akuntabilitas kinerja adalah menjadikan Pengadilan Negeri Pekanbaru akuntabel dalam melaksanakan aktivitas, responsif, transparan dan dipercaya masyarakat dalam pelaksanaan penegakan hukum, yang artinya akan meningkatkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap lembaga peradilan sehingga meningkatkan kredibilitas serta citra penegakan hukum pada khususnya.
B.
KEDUDUKAN TUGAS POKOK DAN
FUNGSI
Pengadilan Negeri Pekanbaru didirikan pada tahun 1959 berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Kehakiman Republik Indonesia
Nomor.J.K.2/44/21 tanggal 23 Februari Tahun 1959.
1.
TUGAS POKOK
Pengadilan Negeri Pekanbaru adalah pelaksana kekuasaan kehakiman yang bertugas
menyelenggarakan peradilan guna
menegakkan hukum dan keadilan di wilayah hukum Pekanbaru berasaskan Pancasila dan UUD 1945, serta mempunyai tugas pokok menerima, memeriksa dan mengadili serta menyelesaikan setiap perkara yang diajukan kepadanya dan tugas lain yang diberikan kepadanya berdasarkan peraturan perundang-undangan. Dalam pelaksanaan tugasnya, Pengadilan Negeri Pekanbaru terlepas dari
2
pengaruh pemerintah dan pengaruh luar lainsesuai Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang kekuasaan Kehakiman.
2.
FUNGSI
Dalam melaksanakan tugas tersebut
Pengadilan Negeri Pekanbaru
menyelenggarakan fungsi utama yaitu:
1) Fungsi Peradilan (Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004)
a. Menerima, memeriksa, mengadili dan memutus perkara.
b. Mengajukan berkas perkara yang
mengajukan upaya hukum ke tingkat Banding, kasasi dan Peninjauan Kembali (PK).
c. Melaksanakan putusan (eksekusi)
terhadap putusan perkara perdata yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.
2) Fungsi nasehat
a. Pengadilan Negeri dapat memberi
nasehat atau
pertimbangan-pertimbangan dalam bidang hukum kepada lembaga pemerintah daerah dan lembaga lain yang meminta (undang-Undang No. 5 tahun 2004). b. Melakukan pengawasan terhadap para
narapidana yang ada dirutan/lembaga pemasyarakatan di wilayah hukumnya. 3) Fungsi Administratif
Pengadilan Negeri menyelenggarakan administrasi umum, keuangan dan
kepegawaian serta lainnya untuk
mendukung pelaksanaan tugas pokok
teknis peradilan dan administrasi
peradilan. 4) Fungsi lain
Selain tugas pokok untuk menerima, memeriksa, mengadili dan memutus perkara berdasarkan Undang-Undang No. 4 tahun 2004 dan No. 5 tahun 2004, Pengadilan Negeri dapat diserahi tugas
dan kewenangan lain berdasarkan
undang-undang.
C.
STRUKTUR ORGANISASI
Pada Tahun 2016, struktur organisasi dan numenklatur jabatan Pengadilan Negeri Pekanbaru mengalami perubahan, mengacu pada Peraturan Mahkamah Agung Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kepaniteraan dan Kesekretariatan Peradilan.
Pada numenklatur yang baru, jabatan Panitera dan jabatan Sekretaris terpisah. Bagan Struktur Organisasi Pengadilan Negeri Pekanbaru sebagai berikut :
LKjIP
2017 PENGADILAN NEGERI PEKANBARU4
D.
ISSU STRATEGIS
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Pengadilan Negeri Pekanbaru masih dihadapkan oleh beberapa kondisi objektif yang harus diselesaikan untuk meningkatkan kinerja peradilan. Berikut beberapa hal yang menjadi isu strategis di Pengadilan Negeri Pekanbaru adalah :
1. Terwujudnya Proses Peradilan yang
Pasti, Transparan dan Akuntabel
Upaya untuk meningkatkan
produktifitas penyelesaian perkara, Mahkamah Agung dan peradilan dibawahnya tidak pernah berhenti untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat khususnya para pencari keadilan, untuk mengimplementasikan penyelesaian perkara dalam jangka waktu maksimal 5 bulan telah
diupayakan diadakan
kebijakan-kebijakan seperti Standar Operasiona lProsedur (SOP) penyelesaian perkara di Pengadilan Negeri Pekanbaru. Dalam pelaksanaannya pada tahun 2017
kecepatan penyelesaian perkara
mengalami peningkatan dibandingkan
tahun-tahun sebelumnya, namun
pelaksanaan tersebut belum
sepenuhnya berjalan efektif karena
masih terdapat perkara yang
penyelesaiannya lebih dari 5 bulan.
Manajemen penanganan perkara
menjadi pengaruh besar dalam
pencapaian target, proses perkara masuk hingga perkara putus dan minutasi saat ini mahkamah agung telah berupaya menerapkan system Informasi Penelusuran perkara (SIPP) dan Sistem ini dibuat bertujuan meningkatkan efektifitas dan efisiensi
penanganan perkara dan tertib
administrasi dan mempermudah
pencarian data baik untuk intern maupun publik, Sistem Informasi ini telah menggunakan template putusan sebagai standar pembuatan putusan.
Sistem Informasi ini juga digunakan
sebagai monitoring penanganan
perkara. Pelaksanaan sistem informasi
ini didukung dengan peraturan
Mahkamah Agung dan SOP (Standar Operasional Prosedur) penggunaan dan supervisi SIPP, sistem ini mengukur sejauh mana kinerja dalam proses
penanganan perkara. Namun
pemanfaatan teknologi informasi dalam manajemen penanganan perkara masih belum maksimal dikarenakan masih terdapat kelemahan dalam kinerja
sumber daya manusia dalam
memanfaatkan teknologi informasi ini. Para pencari keadilan masih merasa
putusan hakim belum memenuhi rasa
keadilan. Hal ini menimbulkan
penerimaan masyarakat terhadap
Putusan Pengadilan masih rendah, sehingga upaya hukum terus dilakukan mulai dari upaya hukum tingkat banding, kasasi dan peninjauan kembali.
2. Peningkatan Efektivitas
Pengelolaan Penyelesaian Perkara Tingginya jumlah perkara masuk ke MA dan PT disebabkan rasa ketidakpuasan para pencari keadilan terhadap hasil putusan baik di Pengadilan Tingkat Pertama maupun Pengadilan Tingkat Banding sehingga memicu para pihak melakukan upaya hukum banding dan kasasi sehingga harus dilaksanakan
5
peningkatan sumber daya hakim dalamhal hukum formil dan materiil.
Penyelesaian perkara melalui mediasi berdasarkan peraturan Mahkamah Agung Perma Nomor 1 Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan dan Perma Nomor 1 Tahun 2016 tanggal 3 Februari 2016 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan. Perma ini diharapkan dapat meningkatkan
akses terhadap keadilan bagi
masyarakat melalui penyelesaian
sengketa, sebagai salah satu
alternative penyelesaian sengketa yang saling menguntungkan kedua belah pihak melalui mediasi di pengadilan. Diharapkan dengan terbitnya aturan terkait mediasi tersebut, tingkat keberhasilan mediasi dapat meningkat. Mediasi yang berhasil menjadi akta perdamaian pada tahun 2017 adalah berjumlah 14 perkara. Tahun ini terjadi peningkatan jumlah perkara yang
diselesaikan secara mediasi
dibandingkan tahun lalu yang berjumlah hanya 6 perkara.
3. Meningkatnya Akses Peradilan
bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan
Penguatan akses terhadap pengadilan merupakan salah satu komitmen yang ingin diwujudkan oleh Mahkamah Agung RI dengan tujuan Memberi kemudahan akses informasi kepada pencari keadilan; dan Meringankan
beban biaya berperkara untuk
masyarakat miskin dan terpinggirkan. Upaya peningkatan akses pengadilan terhadap masyarakat miskin sesuai Surat Edaran Mahkamah Agung (SEMA) Nomor 10 Tahun 2010 tentang Pedoman Pemberian Bantuan Hukum yang menyebutkan empat bentuk
mekanisme pemberian bantuan
masyarakat miskin dan termarjinalkan, dalam Pembebasan biaya perkara melalui fasilitas prodeo, Pengadilan Negeri Pekanbaru masih memiliki kendala dalam hal biaya pembebasan biaya perkara melalui fasilitas prodeo,
karena keterbatasan anggaran yang disediakan sementara biaya proses yang ada tidak mencukupi terhadap perkara tersebut, disamping itu juga
kurangnya pemahaman pencari
keadilan dan pengguna pengadilan mengenai prosedur di pengadilan sehingga masih sulitnya akses
masyarakat terhadap pengadilan
karena sarana informasi tersebut
belum menjamin sepenuhnya
transparansi di pengadilan.
4. Meningkatnya Kepatuhan
Terhadap Putusan Pengadilan
Kepatuhan terhadap putusan
pengadilan dapat diukur dari jumlah putusan yang dilaksanakan tanpa adanya eksekusi. Permohonan eksekusi muncul akibat ketidakpatuhan salah satu pihak sehingga semakin sedikit permohonan eksekusi maka kepatuhan terhadap putusan pengadilan semakin tinggi.
Masih ada para pihak yang mengajukan permohonan eksekusi ke Pengadilan Negeri Pekanbaru. Hal ini disebabkan masih adanya salah satu pihak yang
tidak patuh terhadap Putusan
Pengadilan Negeri Pekanbaru.
Dalam rangka peningkatan pelayanan kepada masyarakat pencari keadilan tidak akan terlepas dari penguatan sumber daya manusia baik yang terkait dengan teknis peradilan maupun non teknis peradilan. Dalam hal penguatan sumber daya manusia dibidang teknis peradilan maka Mahkamah Agung
menetapkan kebijakan dilakukan
pelatihan teknis bagi aparatur pengadilan baik bagi hakim, panitera maupun juru sita. Bagi tenaga non teknis dilakukan pendidikan dan pelatihan terkait dengan administrasi umum, manajerial dan kepemimpinan. Namun masih dijumpai permasalahan sumber daya manusia seperti masih
lemahnya pemahaman terhadap
6
peradilan, pola karir yang belum sesuaidengan kompetensi, dan beban kerja belum merata yaitu ada beberapa posisi yang beban kerjanya sangat tinggi tetapi beberapa posisi lainnya beban kerjanya cenderung rendah. Selain itu dalam dalam hal peningkatan sarana dan prasarana saat ini masih
terdapat kendala dalam hal
keterbatasan anggaran untuk
memenuhi permintaan diadakannya
penggantian sarana dan prasarana yang rusak, keadaan tersebut dapat
menurunkan kinerja aparatur
berhubung jumlah perkara yang tiap tahun meningkat sementara dalam proses administrasinya tidak didukung
dengan sarana yang memadai,
sehingga beban kerja tidak sebanding dengan sarana dan prasarana yang ada.
Tabel 5 Potensi dan Permasalahan
Potensi Permasalahan 1. Produktifitas Penyelesaian Perkara dan Proses Penanganan perkara
1. Surat Edaran Mahkamah Agung No 2 Tahun 2014 Tentang Penyelesaian Perkara di Pengadilan Tingkat Pertama dan Tingkat Banding pada 4 (Empat) Lingkungan Peradilan
2. Standar Operasional Penyelesaian Perkara Pengadilan Negeri Pekanbaru
3. Memanfaatkan teknologi informasi 4. Menggunakan aplikasi Sistem Informasi
Penelusuran Perkara (SIPP) Mahkamah Agung
5. Menggunakan template putusan 6. Regulasi Mahkamah Agung yang
mendukung pelaksanaan SIPP
-
-
-
Masih ada perkara yang penyelesaiannya lebih dari 5 bulan.dan perkara mediasi tidak mencapai seluruhnya akte perdamaian. Masih banyaknya keluhan publik tentang akurasi informasi pada SIPP dan belum ada kemampuan untuk mengontrol secara efektif
Masih terdapat kelemahan kinerja sumber daya manusia dalam memanfaatkan SIPP untuk penanganan perkara 2. Peningkatan aksepbilitas masyarakat terhadap putusan pengadilan
Untuk meningkatkan kompetensi penyelesaian perkara, telah dilakukan diklat spesialisasi hakim dalam penanganan
perkara untuk menciptakan putusan hakim yang akuntabel.
- Masih terdapat perkara yang mengajukan upaya hukum banding, kasasi, dan PK 3. Akses terhadap pengadilan dalam peningkatan pelayanan prima
1. Akses pengadilan terhadap masyarakat miskin dan termarjinalkan : Posbakum, Pembebasan biaya perkara Prodeo. 2. Surat Edaran Mahkamah Agung (SEMA)
Nomor 10 Tahun 2010 tentang Pedoman Pemberian Bantuan Hukum
-
-
Keterbatasan anggaran untuk menyediakan fasilitas prodeo Masih adanya keluhan publik bahwa sarana
7
3. Akses informasi menggunakan sarana mejainformasi dan teknologi informasi
4. SK Ketua Mahkamah Agung No.
1-144/KMA/SK/I/2011 tentang pedoman pelayanan informasi pengadilan
informasi yang disediakan belum menjamin sepenuhnya transparansi di pengadilan. 4. Meningkatnya Kepatuhan Terhadap Putusan Pengadilan
Kepatuhan terhadap putusan pengadilan dapat diukur dari jumlah putusan yang dilaksanakan tanpa adanya eksekusi. Permohonan eksekusi muncul akibat ketidakpatuhan salah satu pihak sehingga semakin sedikit permohonan eksekusi maka kepatuhan terhadap putusan pengadilan semakin tinggi.
- Masih ada para pihak yang mengajukan permohonan eksekusi ke Pengadilan Negeri Pekanbaru. Hal ini disebabkan masih adanya salah satu pihak yang tidak patuh terhadap Putusan Pengadilan Negeri Pekanbaru.
E.
SISTEMATIKA PENYAJIAN
Pada dasarnya Laporan Akuntabilitas Kinerja ini
mengkomunikasikan pencapaian kinerja
Pengadilan Negeri Pekanbaru selama tahun
2017. Capaian kinerja 2017 tersebut
diperbandingkan dengan Penetapan Kinerja (performance agreement) 2017 sebagai tolok ukur keberhasilan tahunan organisasi.
Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana
kinerja ini akan memungkinkan
diidentifikasikannya sejumlah celah kinerja (performance gap) bagi perbaikan kinerja
dimasa mendatang. Dengan demikian
sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Pengadilan Negeri Pekanbaru tahun 2017 adalah sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan, pada bab ini diisajikan
penjelasan umum organisasi, dengan
penekanan kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic issued) yang sedang dihadapi organisasi.
Bab II Perencanaan Kinerja, pada bab ini diuraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun yang bersangkutan.
Bab III Akuntabilitas Kinerja
A. Capaian Kinerja Organisasi
Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja organisasi. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis tersebut dilakukan analisis capaian kinerja sebagai berikut :
1. Membandingkan antara Target dan Realisasi Kinerja Tahun ini.
2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir.
3. Membandingkan realisasi kinerja
sampai dengan tahun ini dengan target jangka menengah yang terdapat dalam
dokumen perencanaan strategis
organisasi.
4. Analisa penyebab keberhasilan
/kegagalan atau peningkatan
/penurunan kinerja serta alternative solusi yang telah dilakukan.
5. Analisa atas efisiensi penggunaan sumber daya.
6. Analisa program/kegiatan yang
menunjangkeberhasilan ataupun
kegagalan pencapaian pernyataan kinerja.
8
Pada sub bab ini diuraikan realisasianggaran yang digunakan dan yang telah digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan dokumen Perjanjian Kinerja.
Bab IV Penutup
Pada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta langkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk meningkatkan kinerjanya.
9
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
A.
Rencana Strategis 2015 – 2019
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025 memberi mandat bahwa salah satu arah rencana pembangunan
jangka panjang adalah pemantapan
kelembagaan hukum yang antara lain meliputi penataan kedudukan, fungsi dan peranan institusi hukum termasuk badan peradilan, organisasi profesi hukum, serta organisasi hukum lainnya agar semakin berkemampuan untuk mewujudkan ketertiban; kepastian hukum; dan memberikan keadilan kepada
masyarakat banyak serta mendukung
pembangunan. Selanjutnya dalam RPJPN dinyatakan bahwa tahapan pembangunan aparatur negara pada RPJMN 2015-2019 diarahkan pada peningkatan kesadaran dan
penegakan hukum dalam berbagai aspek kehidupan berkembang makin mantap.
Berdasarkan RPJMN tersebut, Pengadilan Negeri Pekanbaru menyusun Rencana Strategis 2015-2019 mengacu pada Rencana Strategis Mahkamah Agung RI, yang memuat visi dan
misi yang merupakan acuan dalam
menjalankan tugas dan fungsinya. Visi dan misi tersebut selanjutnya dijabarkan dalam tujuan yang lebih terarah dan perumusan sasaran organisasi dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) yang digunakan dalam pengukuran kinerja dan pengendalian pelaksanaaan program dan kegiatan.
VISI
Visi Pengadilan Negeri Pekanbaru mengacu pada Visi Mahkamah Agung RI yaitu :
“TERWUJUDNYA PENGADILAN NEGERI PEKANBARU YANG AGUNG”
Visi ini mencerminkan cita-cita dan harapan Pengadilan Negeri Pekanbaru untuk menjadikan Pengadilan Negeri Pekanbaru sebagai lembaga peradilan yang dihormati dan
memilki keluhuran dan kemuliaan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dalam memutus perkara
.
MISI
1. Menjaga Kemandirian Pengadilan Negeri Pekanbaru.
2. Memberikan Pelayanan Hukum Yang Berkeadilan Kepada Pencari Keadilan. 3. Meningkatkan Kualitas Kepemimpinan Pengadilan Negeri Pekanbaru. 4. Meningkatkan Kredibilitas Dan Transparansi Pengadilan Negeri Pekanbaru.
10
1. TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS
a. Tujuan
Dari visi dan misi yang telah dirumuskan, selanjutnya ditetapkan tujuan yang hendak dicapai Pengadilan Negeri Pekanbaru, sebagai berikut :
1. Pencari keadilan merasa kebutuhan dan kepuasannya terpenuhi 2. Setiap pencari keadilan dapat menjangkau badan peradilan b. Sasaran Strategis
Untuk mendukung tercapainya tujuan dengan terukur, maka Pengadilan Negeri Pekanbaru menetapkan 5 (lima) Sasaran Strategis untuk tahun 2015-2019 sebagai berikut:
1. Terwujudnya Proses Peradilan yang Pasti, Transparan, dan Akuntabel 2. Peningkatan Efektifitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara
3. Meningkatnya Akses Peradilan bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan 4. Meningkatnya Kepatuhan Terhadap Putusan Pengadilan
2. PROGRAM UTAMA DAN KEGIATAN POKOK
a. Program Utama
Keempat sasaran tersebut merupakan sasaran yang akan dicapai Pengadilan Negeri Pekanbaru dalam tahun 2015 – 2019. Untuk mewujudkan visi dan misi serta sasaran strategis, maka Pengadilan Negeri Pekanbaru mempunyai program, sebagai berikut:
1. Program Peningkatan Manajemen Peradilan Umum
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Mahkamah Agung b. Kegiatan Pokok
1. Peningkatan Manajemen Peradilan Umum
11
REVIU MATRIK RENCANA STRATEGIS TAHUN 2015 – 2019
PENGADILAN NEGERI PEKANBARU
Visi : Terwujudnya Pengadilan Negeri Pekanbaru Yang Agung Misi : 1. Menjaga Kemandirian Pengadilan Negeri Pekanbaru.
2. Memberikan Pelayanan Hukum Yang Berkeadilan Kepada Pencari Keadilan. 3. Meningkatkan Kualitas Kepemimpinan Pengadilan Negeri Pekanbaru. 4. Meningkatkan Kredibilitas Dan Transparansi Pengadilan Negeri Pekanbaru.
Tujuan Targe t Jang ka Mene ngah
Sasaran Target Strategis
Uraian Indikator
kinerja
Uraian Indikator kinerja
2015 2016 2017 2018 2019 Program Kegiatan Indikator Kegiatan Target Anggaran
Pencari keadilan merasa kebutuhan dan kepuasannya terpenuhi Persentase perkara yang Tidak Mengajukan Upaya Hukum : - Banding - Kasasi - PK 80% 1.Terwujudnya Proses Peradilan yang Pasti, Transparan dan Akuntabel a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan : 1. Perdata 2. Pidana 3. Tipikor 4. PHI 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 1.Program Peningkatan Manajemen Peradilan Umum 2.Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Mahkamah Agung 2.Peningkatan Manajemen Peradilan Umum 2.Pengadaan Sarana dan Prasarana di Lingkungan Mahkamah Agung 1.Perkara peradilan umum yang diselesaika n ditingkat pertama dan banding secara tepat waktu 2.Jumlah pengadaa n peralatan/ fasilitas kantor di Lingkunga n Mahkamah Agung 1. 938 Perkar a 2. 12 layana n 3. 5 layana n 1. 419.278.000 2. 13.690.636.0 00 3. 495.000.000 b. Persentase perkara : 1.Perdata 2. Pidana 3.Tipikor 2.PHI yang diselesaikan tepat waktu 100% 100% 100% 100% 85% 85% 85% 85% 77% 85% 60% 77% 82% 87% 69% 75% 83% 88% 70% 76% c. Persentase penurunan sisa Perkara 1. Perdata 2. Pidana 3. Tipikor 4. PHI 6% 10% 5% 25% 40% 70% 60% 50% 1% 10% 5% 6% 1% 10% 4% 1% 1% 10% 4% 1% d. Persentase perkara
yang Tidak Mengajukan Upaya Hukum :
12
1.Banding 2.Kasasi 3.PK 88% 90% 99% 85% 83% 99% 85% 90% 95% 91% 93% 99% 91% 93% 99% e. Persentase Perkara Pidana Anak yang Diselesaikan dengan Diversi 6% 5% 6% 6% 7% f. Index responden pencari keadilan yang puas terhadap layanan peradilan - 70% 80% 81% 82% 2.Peningkatan Efektivitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara a. Persentase Isi Putusan Yang Diterima Oleh para pihak Tepat Waktu 100% 100% 100% 100% 100% b. Persentase Perkara yang Diselesaikan melalui Mediasi 2% 1% 3% 8% 9% c. Persentase berkas perkara yang diajukan Banding, Kasasi dan PK secara lengkap dan tepat waktu 100% 100% 100% 100% 100% d. Persentase putusan perkara yang menarik perhatian masyarakat yang dapat diakses secara online dalam waktu 1 hari setelah diputus 100% 100% 100% 100% 100% Setiap pencari keadilan dapat Persentase Pencari Keadilan Golongan Tertentu yang 100% 1.Meningkatnya Akses Peradilan bagi Masyarakat a. Persentase Perkara Prodeo yang diselesaikan 75% 75% 75% 76% 77%13
menjangkau Badan Peradilan Mendapat Layanan Bantuan Hukum Miskin danTerpinggirkan b. Persentase Pencari Keadilan Golongan Tertentu yang Mendapat Layanan Bantuan Hukum (Posbakum) 100% 100% 100% 100% 100% 2.Meningkatnya Kepatuhan Terhadap Putusan Pengadilan Persentase Putusan Perkara Perdata yang Ditindaklanjuti (dieksekusi) 84% 83% 80% 76% 77%
LKjIP
2017 PENGADILAN NEGERI PEKANBARU14
B.
RENCANA KINERJA TAHUN 2017
Rencana Kinerja tahun 2017 Pengadilan Negeri Pekanbaru memuat angka target kinerja tahun 2017 untuk seluruh indikator kinerja yangada pada tingkat sasaran dan kegiatan. Angka target kinerja ini akan menjadi komitmen yang harus dicapai dalam periode tahun 2017. Selain itu, dokumen Rencana Kinerja tersebut menjadi dasar bagi penetapan kesepakatan tentang kinerja yang akan diwujudkan oleh organisasi (performance agreement) atau lebih dikenal sebagai Penetapan Kinerja
RENCANA KINERJA PENGADILAN NEGERI PEKANBARU TAHUN 2017
1. Terwujudnya
Proses Peradilan yang Pasti, Transparan, dan Akuntabel
a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan: 1. Perdata 2. Pidana 3. Tipikor 4. PHI 100% 100% 100% 100% 1. Program Peningkatan Manajemen Peradilan Umum 2.Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Mahkamah Agung 3.Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Mahkamah Agung 1.Peningkatan Manajemen Peradilan Umum 2.Pembinaan Administrasi dan Pengelolaan Keuangan Badan Urusan Administrasi 3.Pengadaan Sarana dan Prasarana di Lingkungan 1.Perkara peradilan umum yang diselesaikan ditingkat pertama dan banding secara tepat waktu 2.Penyelenggara an operasional perkantoran dan non operasional satker daerah 3.Pengadaan gedung kantor sesuai prototype pelayanan public 1. 938 Perkara 2. 12 layanan 3. 5 layanan 1. 419.278.000 2. 13.690.636.000 3. 495.000.000
15
Mahkamah Agung 4.Jumlah pengadaan peralatan / fasilitas kantor di Lingkungan Mahkamah Agung b. Persentase perkara: 1. Perdata 2. Pidana 3. Tipikor 4. PHI yang diselesaikan tepat waktu 77% 85% 60% 77% c. Persentase penurunan sisa Perkara 1. Perdata 2. Pidana 3. Tipikor 1% 10% 5% 6%16
4. PHId. Persentase yang tidak mengajukan upaya hukum: 1. Banding 2. Kasasi 3. PK 85% 90% 95% e. Persentase Perkara
Pidana Anak yang diselesaikan dengan Diversi
6%
f. Index responden pencari keadilan yang puas terhadap layanan peradilan 80% 2. Peningkatan Efektifitas Pengelolaan Penyelesaian
c. Persentase isi putusan yang diterima oleh para pihak tepat waktu
100%
Perkara d. Persentase perkara
yang diselesaikan melalui mediasi
3%
e. Persentase berkas perkara yang diajukan Banding, Kasasi, dan PK secara lengkap dan tepat waktu
17
f. Persentase Putusanperkara yang menarik perhatian masyarakat yang dapat diakses secara online dalam waktu 1 hari setelah diputus 100% 3. Meningkatnya Akses Peradilan bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan a. Persentase Perkara Prodeo yang diselesaikan 75% a. Persentase Pencari Keadilan Golongan Tertentu yang mendapat Layanan Bantuan Hukum (Posbakum) 100% 4. Meningkatnya Kepatuhan Terhadap Putusan Pengadilan a. Persentase putusan
perkara perdata yang ditindaklanjuti (dieksekusi)
80%
LKjIP
2017 PENGADILAN NEGERI PEKANBARU18
C.
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 201
Perjanjian kinerja merupakan pelaksanaan peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan sesuai dengan Peraturan menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan tata Cara Reviu
atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Dokumen Perjanjian Kinerja merupakan dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan program atau kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja.
PERJANJIAN KINERJA PENGADILAN NEGERI PEKANBARU TAHUN 2017
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
1. Terwujudnya Proses Peradilan yang Pasti, Transparan, dan Akuntabel
a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan: 1. Perdata 2. Pidana 3. Tipikor 4. PHI 100% 100% 100% 100% b. Persentase perkara: 1. Perdata 2. Pidana 3. Tipikor 4. PHI
yang diselesaikan tepat waktu
77% 85% 60% 77%
c. Persentase p enurunan sisa Perkara 1. Perdata 2. Pidana 3. Tipikor 4. PHI 1% 10% 5% 6% d. Persentase yang tidak mengajukan upaya
hukum: 1. Banding 2. Kasasi 3. PK 85% 90% 95% e. Persentase Perkara Pidana Anak yang
diselesaikan dengan Diversi
6%
f. Index responden pencari keadilan yang puas terhadap layanan peradilan
80%
2. Peningkatan Efektifitas Pengelolaan
Penyelesaian
a. Persentase isi putusan yang diterima oleh para pihak tepat waktu
19
Perkara b. Persentase perkara yang diselesaikan melalui
mediasi
3%
c. Persentase berkas perkara yang diajukan Banding, Kasasi, dan PK secara lengkap dan tepat waktu
100%
d. Persentase Putusan perkara yang menarik perhatian masyarakat yang dapat diakses secara online dalam waktu 1 hari setelah diputus
100%
3. Meningkatnya Akses Peradilan bagi
Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan
a. Persentase Perkara Prodeo yang diselesaikan 75%
b. Persentase Pencari Keadilan Golongan Tertentu yang mendapat Layanan Bantuan Hukum (Posbakum)
100%
4. Meningkatnya
Kepatuhan Terhadap Putusan Pengadilan
Persentase putusan perkara perdata yang ditindaklanjuti (dieksekusi)
80%
20
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A.
CAPAIAN KINERJA ORGANISASI
Pengukuran tingkat capaian kinerja Pengadilan Negeri Pekanbaru Tahun 2017 dilakukan dengan cara membandingkan antara target dengan realisasi indikator masing-masing sasaran strategis. Dari hasil pengukuran kinerja diperoleh data capaian kinerja Pengadilan Negeri Pekanbaru pada tahun 2017 adalah sebesar 111%.
Urutan sasaran yang memperoleh capaian kinerja dari yang paling tinggi hingga terendah adalah sebagai berikut :
1. Peningkatan Efektifitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara (133%)
2. Terwujudnya Proses Peradilan yang Pasti, Transparan, dan Akuntabel (118%)
3. Meningkatnya Akses Peradilan bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan (100%)
4. Meningkatnya Kepatuhan Terhadap
Putusan Pengadilan (94%)
Nilai tersebut berasal dari capaian kinerja pada masing-masing indikator sasaran sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 1 berikut:
Pengukuran Kinerja Pengadilan Negeri Pekanbaru Tahun 2017
1. Terwujudnya Proses Peradilan yang Pasti, Transparan, dan Akuntabel
a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan: 1. Perdata 2. Pidana 3. Tipikor 4. PHI 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% b. Persentase perkara: 1. Perdata 2. Pidana 3. Tipikor 4. PHI
yang diselesaikan tepat waktu
77% 85% 60% 77% 81% 86% 68% 73% 105% 101% 113% 95%
c. Persentase penurunan sisa Perkara 1. Perdata 2. Pidana 3. Tipikor 4. PHI 1% 10% 5% 6% 0.6% 18% 4% -21% 60% 180% 80% -350% c. Persentase perkara yang tidak
mengajukan upaya hukum: 1. Banding 2. Kasasi 3. PK 85% 90% 95% 90% 92% 99% 106% 102% 104%
21
e. Persentase Perkara Pidana Anakyang diselesaikan dengan Diversi
6% - -
f. Index responden pencari keadilan yang puas terhadap layanan peradilan 80% 79,75% 99% 2. Peningkatan Efektifitas Pengelolaan Penyelesaian
a. Persentase isi putusan yang diterima oleh para pihak tepat waktu
100% 100% 100%
Perkara b. Persentase perkara yang
diselesaikan melalui mediasi
3% 7% 233%
c. Persentase berkas perkara yang diajukan Banding, Kasasi, dan PK secara lengkap dan tepat waktu
100% 100% 100%
d. Persentase Putusan perkara yang menarik perhatian masyarakat yang dapat diakses secara online dalam waktu 1 hari setelah diputus 100% 100% 100% 3. Meningkatnya Akses Peradilan bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan
a. Persentase Perkara Prodeo yang diselesaikan
75% - -
b. Persentase Pencari Keadilan
Golongan Tertentu yang
mendapat Layanan Bantuan
Hukum (Posbakum) 100% 100% 100% 4. Meningkatnya Kepatuhan Terhadap Putusan Pengadilan
Persentase putusan perkara perdata yang ditindaklanjuti (dieksekusi)
80% 75% 94%
Tabel 9 Pengukuran Kinerja Pengadilan Negeri Pekanbaru Tahun 2017
Perbandingan antara realisasi dengan target Capaian = Realisasi x 100%
Target
22
Sasaran 1 :
Terwujudnya Proses Peradilan yang Pasti, Transparan dan
Akuntabel
Sasaran ini ditetapkan untuk mengukur keberhasilan Pengadilan Negeri Pekanbaru dalam memberikan peradilan yang pasti, transparan
dan akuntabel. Sasaran ini terdiri dari enam indikator, sebagaimana digambarkan pada tabel di bawah ini:
Tabel 10 Terwujudnya Proses Peradilan Yang Pasti, Transparan, Dan Akuntabel
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
2017 2016 2015 Terwujudnya Proses Peradilan yang Pasti, Transparan, dan Akuntabel
a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan: 1. Perdata 2. Pidana 3. Tipikor 4. PHI 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% b. Persentase perkara: 1. Perdata 2. Pidana 3. Tipikor 4. PHI
yang diselesaikan tepat waktu 77% 85% 60% 77% 81% 86% 68% 73% 105% 101% 113% 95% 89% 99% 68% 90% 82% 83% 76% 83%
c. Persentase penurunan sisa Perkara 1. Perdata 2. Pidana 3. Tipikor 4. PHI 1% 10% 5% 6% 0.6% 18% 4% -21% 60% 180% 80% 350% 135% 136% 140% 150% 137% 50% 100% 152% c. Persentase perkara yang
tidak mengajukan upaya hukum: 1. Banding 2. Kasasi 3. PK 85% 90% 95% 90% 92% 99% 106% 102% 104% 78% 97% 98% 96% 96% 96% e. Persentase Perkara Pidana
Anak yang diselesaikan
23
Index responden pencarikeadilan yang puas terhadap layanan peradilan
80% 79,75% 99% 99% -
Rata-rata capaian kinerja pada Sasaran Strategis I 118% 91% 92%
Grafik 1 capaian Sasaran 1 Tahun 2015, 2016 dan 2017 Data pada grafik 1 menggambarkan capaian sasaran
Terwujudnya Proses Peradilan yang Pasti,
Transparan, dan Akuntabel pada tahun 2015 sampai dengan tahun 2017. Data tersebut menunjukkan bahwa pada tahun 2017, capaian sasaran penyelesaian perkara meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya,mencapai 118%. Pengadilan Negari Pekanbaru terus melakukan peningkatan produktifitas penyelesaian perkara, hal ini menunjukkan adanya peningkatan kinerja Pengadilan
Negeri Pekanbaru dalam menyelenggarakan
Peradilan yang Pasti, Transparan, dan Akuntabel. Analisis atas capaian indikator-indikator kinerja sasaran ini sebagai berikut :
SASARAN 1 : Peradilan yang Pasti, Transparan, dan Akuntabel
Indikator kinerja ke - 1 : Persentase sisa perkara yang diselesaikan
Persentase sisa perkara yang diselesaikan adalah perbandingan jumlah sisa perkara yang diselesaikan dengan jumlah sisa perkara yang harus diselesaikan.
Indikator ini bertujuan untuk mengetahui kinerja penyelesaian sisa perkara. Pada tahun 2016. realisasi penyelesaian sisa perkara perdata, pidana, tipikor dan PHI mencapai target 100%. Adanya sisa perkara pada tahun sebelumnya disebabkan karena perkara yang masuk pada akhir tahun, dan tidak dapat diselesaikan pada tahun berjalan. Jumlah sisa perkara pada tahun 2016
adalah 154 perkara perdata, 257 perkara pidana, 48 perkara Tipikor, dan 28 perkara PHI. Seluruh
sisa perkara tersebut dapat diselesaikan pada tahun 2017, sehingga tidak menjadi tunggakan
lagi di tahun 2018.
Grafik 2 Capaian Sasaran 1 Indikaror 1
92 91118
Capaian Sasaran 1 Tahun 2015, 2016 dan 2017 Th 2015 Th 2016 Th 2017 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 50 100 150 PERDATA PIDANA TIPIKOR PHI
Capaian Sasaran 1 Indikator 1
24
Dari grafik dibawah menunjukkan bahwa sisaperkara tahun 2016 dapat diselesaikan 100% pada tahun 2017.
Hal ini menunjukkan kinerja Pengadilan Negeri Pekanbaru terhadap sisa perkara pada tahun sebelumnya dapat diselesaikan pada tahun berikutnya, sehingga tidak menjadi tunggakan pada tahun depan.
Tabel 11 Data Penyelesaian Sisa Perkara yang di selesaikan Tahun Perkara Jumlah sisa
perkara yang harus diselesaikan Jumlah sisa perkara yang telah diselesaikan
Realisasi Target Capaian Rata-Rata capaia n 2017 Perdata Pidana Tipikor PHI 154 257 48 28 154 257 48 28 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 2016 Perdata Pidana Tipikor PHI 100 243 26 16 100 243 26 16 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 2015 Perdata Pidana Tipikor PHI 113 257 22 26 113 257 22 26 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Grafik 3 Rata-Rata Capaian
Grafik disamping menunjukkan realisasi
penyelesaian sisa perkara pada tahun 2017 dan tahun-tahun sebelumnya selalu mencapai target 100%.
Hal ini menggambarkan konsistensi kinerja Pengadilan Negeri Pekanbaru yang selalu menyelesaikan sisa perkara tahun sebelumnya, sehingga tidak menjadi tunggakan perkara ditahun berikunya 0 20 40 60 80 100 120
Capaian Persentase Sisa
Perkara Tahun 2015 s.d 2017
25
SASARAN 1 : Peradilan yang Pasti, Transparan, dan Akuntabel
Indikator kinerja ke - 2 : Persentase perkara yang diselesaikan tepat waktu
Grafik 4 Capaian Sasaran 1 Indikator 2
Persentase perkara yang diselesaikan tepat waktu adalah perbandingan antara jumlah perkara yang diselesaikan tepat waktu dengan beban perkara.
Indikator ini untuk mengukur kinerja penyelesaian perkara. Dari grafik disamping menunjukkan bahwa capaian perkara Pidana, Perdata dan Tipikor pada tahun 2017 dapat diselesaikan diatas 100% dari target yang ditetapkan, sedangkan capaian perkara PHI tahun ini turun yakni 95% pada tahun 2017.
Perkara yang masuk pada bulan Oktober, November dan Desember belum bisa diselesaikan pada akhir tahun 2017, sehingga akan menjadi beban perkara pada tahun 2018, sesuai dengan ketentuan jangka waktu penanganan perkara berdasarkan Surat Edaran Sekretaris Mahkamah Agung No. 2
Tahun 2014 tentang penyelesaian perkara di Pengadilan Tingkat Pertama dan Tingkat Banding yang mengatur bahwa penyelesaian perkara pada pengadilan tingkat pertama paling lambat dalam waktu 5 (lima) bulan.
Tabel 12 Data Penyelesaian Perkara Tepat Waktu Tahun Perkara Sisa
perkara tahun sebelumnya Perkara Masuk Jumlah perkara yang harus diselesaikan Jumlah perkara yang telah diselesaikan Realisa si Targe t Capaia n Rata-rata Capaia n 2017 Perdata Pidana Tipikor PHI 154 257 48 28 642 1.250 99 98 796 1.507 147 126 643 1.297 101 92 81% 86% 68% 73% 77% 85% 60% 77% 105% 101% 113% 95% 104% 2016 Perdata Pidana Tipikor PHI 100 243 26 16 540 1.349 88 102 640 1.592 114 118 486 1.335 66 90 76% 84% 58% 76% 85% 85% 85% 85% 89% 99% 68% 90% 87% 2015 Perdata Pidana Tipikor PHI 113 257 22 26 440 1.210 88 68 553 1.467 110 94 453 1.224 84 78 82% 83% 76% 83% 100% 100% 100% 100% 82% 83% 76% 83% 81% PHI TIPIKOR PIDANA PERDATA 95 113 101 105 73 68 86 81 77 60 85 77
Capaian Sasaran 1 Indikator
2
LKjIP
2017 PENGADILAN NEGERI PEKANBARU26
Secara umum, rata-rata capaian persentasepenyelesaian perkara (pidana, perdata, tipikor dan PHI) sepanjang tahun 2015 sampai dengan tahun 2017 sesuai data pada Tabel diatas secara berturut-turut adalah 81% ; 87% dan 104%. Angka ini menunjukkan bahwa produktifitas
Grafik 5 Rata-Rata Capaian
penyelesaian perkara di Pengadilan Negeri Pekanbaru dari tahun ke tahun mengalami peningkatan hingga tahun 2017.
Peningkatan produktifitas penyelesaian perkara tidak terlepas dari kebijakan sebagai berikut :
1. Penerapan Standar Operasional Prosedur penyelesaian perkara yang mengatur bahwa penyelesaian perkara di tingkat banding adalah 3 (tiga) bulan sejak perkara masuk hingga perkara minutasi. 2. Pemanfaatan teknologi informasi dalam proses percepatan penyelesaian perkara, sejak perkara masuk hingga perkara putus, melalui aplikasi Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP).
3. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi penyelesaian perkara secara rutin dan berkala, melalui rapat bulanan
SASARAN 1 : Peradilan yang Pasti, Transparan, dan Akuntabel
Indikator kinerja ke - 3 : Persentase penurunan sisa perkara
Tabel 13
Persentase penurunan sisa perkara
Tahun
Perkara
Sisa perkara
tahun
sebelumnya
Sisa Perkara
Realisasi
Target
Capaian
2017
Perdata
Pidana
Tipikor
PHI
154
257
48
28
153
210
46
34
0,6%
18%
4%
-21%
1%
10%
5%
6%
60%
180%
80%
-350%
2016
Perdata
Pidana
Tipikor
PHI
100
243
26
16
154
257
48
28
-54%
-95%
-84%
-75
40%
70%
60%
50%
-135%
-136%
-140%
-150%
81 87 104 0 50 100 150Capaian Persentase
Penyelesaian Perkara Tahun
2015 s.d 2017
27
2015
Perdata
Pidana
Tipikor
PHI
113
257
22
26
100
243
26
16
11%
5%
-5%
38%
6%
10%
5%
25%
137%
50%
-100%
152%
Grafik 6 Capaian Sasaran 1 indikator 3
Persentase penurunan sisa perkara adalah
perbandingan selisih jumlah sisa perkara tahun sebelumnya dan sisa perkara tahun berjalan dengan sisa perkara tahun sebelumnya.
Sisa perkara (perdata, pidana, tipikor dan PHI) tahun 2016 adalah 487 perkara. Sedangkan sisa perkara tahun 2017 adalah 443 perkara. Terdapat penurunan sisa perkara pada tahun 2017 sebanyak 44 perkara dibandingkan dengan sisa perkara tahun 2016.
Sisa perkara pada tahun 2017 lebih sedikit dibanding sisa perkara tahun 2016 hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan dalam penyelesaian perkara pada tahun 2017 di Pengadilan Negeri Pekanbaru. Sementara terjadi peningkatan jumlah perkara masuk pada tahun 2017 dibandingkan dengan tahun 2016.
SASARAN 1 : Peradilan yang Pasti, Transparan, dan Akuntabel
Indikator kinerja ke - 4 : Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya
Hukum
Persentase perkara yang tidak mengajukan
upaya hukum adalah perbandingan antara
jumlah perkara yang tidak mengajukan
upaya hukum dengan jumlah putusan
perkara. Indikator ini untuk mengukur
jumlah pencari keadilan yang puas atas
putusan pengadilan.
Dari table diatas menunjukkan bahwa
perkara yang tidak mengajukan upaya
hukum pada tahun 2017 mengalami
peningkatan dibandingkan dengan
beberapa tahun sebelumnya. Hal ini
menunjukkan bahwa walaupun belum
seluruhnya
Grafik 7 Capaian Sasaran 1 Indikator 4
-350 80 180 60 -21 4 18 0,6 6 5 10 1 -400 -200 0 200 400 PHI Tipikor Pidana Perdata
Capaian Sasaran 1
Indikator 3
Target Realisasi Capaian
104 102 106 99 92 90 95 90 85 PK KASASI BANDING
Capaian Sasaran 1 Indikator 4
28
putusan Hakim tingkat pertama yang
diterima masyarakat tetapi dari tabel diatas
menunjukkan bahwa masyarakat sudah
puas terhadap Putusan Hakim Tingkat
Pertama dapat dilihat dari hasil capaiannya
sudah 100% untuk perkara Banding,
Kasasi dan Peninjauan Kembali
Tabel 14 Data Perkara Yang Tidak Mengajukan Upaya Hukum Tahun Upaya Hukum Jumlah Putusan Perkara Jumlah Perkara yang mengajukan upaya hukum Jumlah Perkara yang tidak mengajukan upaya hukum
Realisasi Target Capaian Rata-rata Capaiaa n 2017 Banding Kasasi PK 1.660 1.718 1.718 159 133 21 1.501 1.585 1.697 90% 92% 99% 85% 90% 95% 106% 102% 104% 104 2016 Banding Kasasi PK 1632 1.690 1.690 237 150 33 1.395 1.540 1.657 66% 91% 98% 85% 93% 99% 78% 97% 98% 91 2015 Banding Kasasi PK 1.607 1.685 1.685 235 200 30 1.372 1.485 1.655 85% 88% 98% 88% 90% 99% 96% 96% 96% 96
Grafik 8 Capaian Rata-Rata
Secara umum, rata-rata capaian persentase perkara yang Tidak Mengajukan Upaya hukum (Banding, kasasi, PK) mengalami peningkatan yakni tahun 2015, 2016 adalah 96%, 91% dan pada tahun 2017 adalah 104%. Artinya penerimaan masyarakat terhadap putusan pengadilan tingkat pertama cukup tinggi dibanding tahun 2015 dan 2016.
96 91 104 80 85 90 95 100 105
Capaian perkara yang tidak
mengajukan upaya hukum tahun
2015 s.d 2017
29
SASARAN 1 : Peradilan yang Pasti, Transparan, dan Akuntabel
Indikator kinerja ke - 5 : Persentase perkara pidana anak yang diselesaikan
dengan diversi
Persentase perkara pidana melalui sistem peradilan pidana anak adalah perbandingan jumlah perkara pidana anak yang diselesaikan
melalui diversi dengan jumlah perkara pidana anak.
Tabel 15 Data Perkara Pidana Anak Yang Diselesaikan Dengan Diversi
Tahun
Perkara
Jumlah Perkara
Pidana Anak
Jumlah perkara pidana
anak yang diselesaikan
secara diversi
Realisasi Targe
t
Capaia
n
2017
Anak
50
-
-
6%
-
2016
Anak
23
1
4%
5%
80%
2015
Anak
20
5
25%
20%
125%
Jumlah perkara pidana anak tahun 2017 adalah 50 perkara.
Diversi yang berhasil pada tahun 2017 ini adalah :
Tingkat penyidikan : 26 perkara Tingkat Persidangan : Nihil
Tahun 2017 ini tidak ada perkara diversi yang berhasil diselesaikan ditingkat Persidangan. Diversi merupakan kebijakan yang dilakukan untuk menghindarkan pelaku dari sistem peradilan pidana formal. Diversi dilakukan untuk memberikan perlindungan dan rehabilitasi kepada pelaku sebagai upaya untuk mencegah anak menjadi pelaku kriminal dewasa. Konsep diversi yaitu tindakan persuasif atau pendekatan dan pemberian kesempatan kepada pelaku untuk berubah. Tidak semua masalah perkara anak nakal mesti diselesaikan melalui jalur peradilan formal, dan memberikan alternatif bagi penyelesaian dengan pendekatan keadilan demi
kepentingan terbaik bagi anak dan dengan mempertimbangkan keadilan bagi korban.
Grafik 9 Capaian Sasaran 1 Indikator 5
Dari grafik diatas menunjukkan bahwa pada tahun 2017 terjadi penurunan capaian jumlah perkara pidana anak yang diselesaikan secara diiversi ditingkat Pengadilan dibandingkan dengan tahun 2015 dan tahun 2016.
125 80 0
0 50 100 150 Capaian per tahun
Capaian Penyelesaian Diversi
Anak Tahun 2015 s.d 2017
LKjIP
2017 PENGADILAN NEGERI PEKANBARU30
SASARAN 1 : Peradilan yang Pasti, Transparan, dan Akuntabel
Indikator kinerja ke - 6 : Index responden pencari keadilan yang puas
terhadap layanan peradilan
Indikator kinerja ini bertujuan untuk
menggambarkan indeks kepuasan masyarakat atas penyelenggaraan pelayanan publik di pengadilan.
Indeks responden pencari keadilan yang puas terhadap layanan peradilan diukur berdasarkan Peraturan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2014 tentang Pedoman Survei Kepuasan
Masyarakat Terhadap Penyelenggaraan
Pelayanan Publik.
Pada tahun 2017 Pengadilan Negeri Pekanbaru melakukan survei terhadap Pencari Keadilan yang puas terhadap layanan Pengadilan Negeri Pekanbaru.
Survei tersebut dilakukan dengan 11 ruang lingkup yaitu : Persyaratan, Prosedur, Waktu Pelayanan, Biaya/Tarif, Produk Spesifikasi Jenis Pelayanan, Kompetensi pelaksana, Perilaku pelaksana, Maklumat Pelayanan, Penanganan Pengaduan, Saran dan Masukan, Panduan Informasi, Sarana Prasarana.
Terhadap ruang lingkup tersebut diberikan penilaian dengan kategori sebagai berikut:
No. Mutu Pelayanan Norma Skor
Skala 100 Skala 1-4
1. A (Sangat Baik) 81,26 – 100,00 3,26 – 4,00
2. B (Baik) 62,51 – 81,25 2,51 – 3,25
3. C (Kurang Baik) 43,76 – 62,50 1,76 – 2,50
4. D (Tidak Baik) 25,00 – 43,75 1,00 – 1,75
Tabel 16Tabel Mutu Pelayanan Hasil surveinya adalah sebagai berikut:
Indeks kepuasan masyarakat atas layanan Pengadilan Negeri Pekanbaru pada tahun 2017 adalah 79,75 dengan kategori “BAIK” (pada interval 62,51 s/d 81,25), dimana target angka ini berada di atas ketentuan minimal yang telah ditentukan di dalam Peraturan Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2014 yaitu 62,51. Target Indeks kepuasan masyarakat yang ditetapkan adalah 80,0 (Baik). sehingga dapat
disimpulkan masyarakat puas terhadap
31
Tabel 17 Indeks kepuasan masyarakatIndeks
kepuasan
masyarakat
Realisasi
Target
Capaian
2017
79,75%
80%
99%
2016
69,38
70%
99%
Grafik 10 Capaian Indeks Kepuasan Masyarakat Tahun 2016 s.d 2017
Dari grafik disamping menunjukkan bahwa Capaian Indeks kepuasan masyarakat pada tahun 2016 dan 2017 adalah 99%. Maka dapat disimpulkan bahwa masyarakat puas terhadap pelayanan yang ada padaPengadilan Negeri Pekanbaru
.
Sasaran 2 :
Peningkatan Efektifitas Pengelolaan Penyelesaian
Perkara
Grafik 11 Capaian Sasaran 2 Tahun 2015,
2016 dan 2017
Sasaran ini ditetapkan untuk mengukur keberhasilan Pengadilan Negeri Pekanbaru
dalam efektifitas pengelolaan
penyelesaian perkara. Sasaran ini terdiri dari empat indikator.
Grafik disamping menunjukkan bahwa
terjadi peningkatan pengelolaan
penyelesaian perkara di Pengadilan Negeri Pekanbaru dari tahun 2015 s.d 2017.
99 99
0 50 100 150
Capaian Indeks Kepuasan
Masyarakat Tahun 2016
s.d 2017
2016 2017
80
126 133
Capaian Sasaran 2 Tahun 2015,2016
dan 2017
Th 2015 Th 2016 Th 2017
LKjIP
2017 PENGADILAN NEGERI PEKANBARU32
Tabel 18 Peradilan yang Pasti, Transparan, dan AkuntabelSasaran
Strategis Indikator Kinerja Target
Realisa si Capaian 2017 2016 2015 Peningkatan Efektifitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara
a. Persentase isi putusan yang diterima oleh para pihak tepat waktu
100% 100% 100% 100% 100%
b. Persentase perkara yang diselesaikan melalui
mediasi 3% 7% 233% 207% 19.5%
c. Persentase berkas perkara yang diajukan Banding, Kasasi, dan PK secara lengkap dan tepat waktu
100% 100% 100% 100% 100%
d. Persentase Putusan perkara yang menarik perhatian masyarakat yang dapat diakses secara online dalam waktu 1 hari setelah diputus
100% 100% 100% 100% 100%
Rata-rata capaian kinerja pada Sasaran Strategis II 133 126 80
Analisis atas capaian indikator-indikator kinerja sasaran ini sebagai berikut :
SASARAN 2 : Peradilan yang Pasti, Transparan, dan Akuntabel
Indikator kinerja ke - 1 : Persentase Isi Putusan Yang Diterima Oleh Para Pihak
Tepat Waktu
Persentase isi putusan yang diterima oleh para pihak tepat waktu adalah perbandingan jumlah isi
putusan yang diterima oleh para pihak tepat waktu dengan jumlah putusan.
Tabel 19 Data Isi Putusan Yang Diterima Oleh Para Pihak Tepat Waktu
Tahun
Jumlah putusan Jumlah isi putusan yang
diterima tepat waktu
Realisasi Target Capaian
2017
2.082
2.082
100%
100% 100%
2016
2.310
2.310
100%
100% 100%
33
Salinan putusan Pengadilan Negeri Pekanbarudisampaikan kepada para pihak dengan tepat waktu.
Grafik 12 Capaian sasaran 2 indikator
Jumlah perkara yang putus tahun 2017 adalah 2.082 perkara (perdata,pidana,tipikor dan PHI), semua isi Putusan tersebut telah diterima oleh para pihak dengan tepat waktu. Sehingga capaiannya pada tahun 2017 adalah 100%.b Grafik disamping menunjukkan bahwa Capaian isi putusan yang diterima oleh para pihak tepat waktu dari tahun 2015 s.d 2017 adalah 100% artinya bahwa Salinan putusan Pengadilan Negeri
Pekanbaru telah disampaikan kepada para pihak dengan tepat waktu.
SASARAN 2 : Peradilan yang Pasti, Transparan, dan Akuntabel
Indikator kinerja ke - 2 : Persentase Perkara Yang Diselesaikan Melalui Mediasi
Persentase perkara yang diselesaikan melalui mediasi adalah perbandingan jumlah perkara yang diselesaikan melalui mediasi dengan jumlah perkara yang dilakukan mediasi.
Indikator ini untuk mengukur keberhasilan penyelesaian perkara melalui mediasi.
Tabel 20 Data Perkara yang diselesaikan melalui Mediasi
Tahun Perkara Jumlah Perkara
yang dilakukan mediasi
Jumlah Perkara yang diselesaikan melalui mediasi
Realisasi Target Capaian
2017 Perdata (gugatan) 206 14 3% 7% 233% 2016 289 6 2,07% 1% 207% 2015 256 1 0,39% 2% 20% 2015 2016 2017 0 50 100 100 100 100