• Tidak ada hasil yang ditemukan

LKjIP 2017 PENGADILAN NEGERI PEKANBARU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LKjIP 2017 PENGADILAN NEGERI PEKANBARU"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas ridho serta rahmat dan karunia-NYA kami dapat menyelesaikan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Pengadilan Negeri Pekanbaru Tahun 2017 ini dengan tepat waktu. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Pengadilan Pekanbaru Tahun 2015-2019 dan Rencana Kinerja Tahun 2017 yang Negeri Pekanbaru merupakan perwujudan pertanggungjawaban atas pencapaian kinerja dari pelaksanaan Rencana Strategis Pengadilan Negeri telah ditetapkan melalui Penetapan Kinerja 2017.

Penyusunan LKjIP Pengadilan Negeri Pekanbaru mengacu pada Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah serta Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Selama tahun 2017 Pengadilan Negeri Pekanbaru telah melaksanakan berbagai program dan kegiatan sebagaimana tertuang dalam Rencana Strategis Pengadilan Negeri Pekanbaru Tahun 2015-2019. Yang diterjemahkan dalam Penetapan Kinerja Tahun 2016 yang terdiri dari 4 (Empat) Sasaran Strategis. Dalam LKjIP ini akan dijabarkan Rencana Kinerja beserta analisis Capaian Kinerja Pengadilan Negeri Pekanbaru tahun 2017.

Kami berharap LKjIP Pengadilan Negeri Pekanbaru ini dapat memenuhi harapan sebagai pertanggungjawaban kami kepada masyarakat atas mandat yang diemban dan kinerja yang telah ditetapkan dan sebagai pendorong peningkatan kinerja Pengadilan Negeri Pekanbaru.

Pekanbaru, 17 Januari 2018 KETUA PENGADILAN NEGERI PEKANBARU

Drs. ARIFIN, SH. M.Hum NIP. 19600503 198804 1 001

(3)
(4)

LKjIP

2017 PENGADILAN NEGERI PEKANBARU

ii

RINGKASAN EKSEKUTIF

Selama tahun 2017, Pengadilan Negeri Pekanbaru telah berhasil melaksanakan misi yang diemban dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Keberhasilan Pengadilan Negeri Pekanbaru ini diukur berdasarkan pencapaian sasaran strategis dan indikator kinerja yang telah ditetapkan. Pada tahun 2017, Pengadilan Negeri Pekanbaru menetapkan 4 (empat) sasaran strategis, dan sasaran tersebut diukur menggunakan target kinerja pada 13 (tiga belas) indikator kinerja.

Secara umum dapat disimpulkan bahwa dari 4 (empat) sasaran strategis yang ditetapkan dalam penetapan kinerja tahun 2017 terdapat sasaran strategis yang berhasil dilaksanakan dengan baik (capaian 100% atau lebih) yaitu Sasaran peningkatan efektifitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara. Secara keseluruhan rata-rata pencapaian kinerja Pengadilan Negeri Pekanbaru adalah sebesar 90%. Rincian pencapaian kinerja masing-masing indikator tiap sasaran strategis tersebut dapat diilustrasikan dalam tabel berikut .

Tabel 1 Terwujudnya Proses Peradilan Yang Pasti, Transparan Dan Akuntabel SASARAN STRATEGIS I

TERWUJUDNYA PROSES PERADILAN YANG PASTI, TRANSPARAN DAN AKUNTABEL

INDIKATOR KINERJA TARGET

(%)

REALISASI (%)

CAPAIAN (%) Persentase sisa perkara yang diselesaikan :

1. Perdata 2. Pidana 3. PHI 4. Tipikor 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % Persentase perkara : 1. Perdata 2. Pidana 3. PHI 4. Tipikor

yang diselesaikan tepat waktu

77 % 85 % 60 % 77 % 81% 86 % 68 % 73 % 105 % 101 % 113% 95 %

(5)

iii

Persentase penurunan sisa

Perkara 1. Perdata 2. Pidana 3. Tipikor 4. PHI 1% 10% 5% 6% 0.6% 18% 4% -21% 60% 180% 80% -350% Persentase perkara yang Tidak Mengajukan Upaya

Hukum :

1.

Banding

2.

Kasasi

3.

PK 85 % 90 % 95 % 90 % 92 % 99 % 106 % 102 % 104 %

Persentase Perkara Pidana Anak yang Diselesaikan dengan Diversi

6 % - -

Index responden pencari keadilan yang puas terhadap layanan peradilan

80 % 79.75 % 99 %

Rata-rata capaian kinerja pada Sasaran Strategis I 118%

Tabel 2 Peningkatan Efektivitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara SASARAN STRATEGIS II

PENINGKATAN EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PENYELESAIAN PERKARA

INDIKATOR KINERJA TARGET

(%)

REALISASI (%)

CAPAIAN (%) Persentase Isi Putusan Yang Diterima Oleh para

pihak Tepat Waktu

100 % 100 % 100 %

Persentase Perkara yang Diselesaikan melalui Mediasi

3 % 7 % 233 %

Persentase berkas perkara yang diajukan Banding, Kasasi dan PK secara lengkap dan tepat waktu

100 % 100 % 100 %

Persentase putusan perkara yang menarik perhatian masyarakat yang dapat diakses secara online dalam waktu 1 hari setelah diputus

100 % 100 % 100 %

(6)

iv

Tabel 3 Meningkatnya Akses Peradilan Bagi Masyarakat Miskin Dan Terpinggirkan

SASARAN STRATEGIS III

MENINGKATNYA AKSES PERADILAN BAGI MASYARAKAT MISKIN DAN

TERPINGGIRKAN

INDIKATOR KINERJA

TARGET

(%)

REALISASI

(%)

CAPAIAN

(%)

Persentase Perkara Prodeo yang diselesaikan

75 %

-

-

Persentase Pencari Keadilan Golongan Tertentu

yang Mendapat Layanan Bantuan Hukum

(Posbakum)

100 %

100 %

100 %

Rata-rata capaian kinerja pada Sasaran Strategis III

100 %

Tabel 4 Meningkatnya Kepatuhan Terhadap Putusan Pengadilan

SASARAN STRATEGIS IV

MENINGKATNYA KEPATUHAN TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN

INDIKATOR KINERJA

TARGET

(%)

REALISASI

(%)

CAPAIAN

(%)

Persentase Putusan Perkara Perdata yang

Ditindaklanjuti (dieksekusi)

80 %

75 %

94 %

(7)

v

DAFTAR ISI

HAL

KATA PENGANTAR ... i RINGKASAN EKSEKUTIF ... ii DAFTAR ISI ... v DAAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR ISI GRAFIK ……… vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Kedudukan Tugas dan Fungsi ... 1

C. Struktur Organisasi ... 2

D. Issu Strategis ... 4

E. Sistematika Penyajian ... 7

BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Rencana Strategis 2015-2019 ... 9

1. Tujuan dan Sasaran Strategis ... 10

2. Program Utama dan Kegiatan Pokok ... 10

B. Rencana Kinerja Tahun 2017 ... 14

C. Perjanjian Kinerja Tahun 2017 ... 18

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2017 A. Capaian Kinerja Organisasi ... 20

B. Realisasi Anggaran ... 40 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ... 42 B. Rekomendasi ... 42 LAMPIRAN Struktur Organisasi Indikator Kinerja Utama Rencana Kinerja Tahun 2017 Perjanjian Kinerja Tahun 2017

Matriks Rencana Strategis Tahun 2015 – 2019 Pengukuran Kinerja per Triwulan

Pengukuran Kinerja Tahun 2017 SK Tim Penyusunan LKjIP

(8)

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Terwujudnya Proses Peradilan Yang Pasti, Transparan Dan Akuntabel ... ii

Tabel 2 Peningkatan Efektivitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara ... iii

Tabel 3 Meningkatnya Akses Peradilan Bagi Masyarakat Miskin Dan Terpinggirkan... iv

Tabel 4 Meningkatnya Kepatuhan Terhadap Putusan Pengadilan ... iv

Tabel 5 Potensi dan Permasalahan ... 6

Tabel 6 Reviu Matrik Rencana Strategis Tahun 2015 – 2019 Pengadilan Negeri Pekanbaru ... 13

Tabel 7 Rencana Kinerja Pengadilan Negeri Pekanbaru Tahun 2017 ... 17

Tabel 8 Perjanjian Kinerja Pengadilan Negeri Pekanbaru Tahun 2017 ... 19

Tabel 9 Pengukuran Kinerja Pengadilan Negeri Pekanbaru Tahun 2017 ... 21

Tabel 10 Terwujudnya Proses Peradilan Yang Pasti, Transparan, Dan Akuntabel ... 22

Tabel 11 Data Penyelesaian Sisa Perkara yang di selesaikan ... 24

Tabel 12 Data Penyelesaian Perkara Tepat Waktu ... 25

Tabel 13 Persentase penurunan sisa perkara ... 26

Tabel 14 Data Perkara Yang Tidak Mengajukan Upaya Hukum... 28

Tabel 15 Data Perkara Pidana Anak Yang Diselesaikan Dengan Diversi ... 29

Tabel 16Tabel Mutu Pelayanan ... 30

Tabel 17 Indeks kepuasan masyarakat ... 31

Tabel 18 Peradilan yang Pasti, Transparan, dan Akuntabel ... 32

Tabel 19 Data Isi Putusan Yang Diterima Oleh Para Pihak Tepat Waktu ... 32

Tabel 20 Data Perkara yang diselesaikan melalui Mediasi ... 33

Tabel 21 Data Perkara yang diselesaikan melalui Mediasi ... 34

Tabel 22 Data putusan perkara Tipikor yang di upload ke dalam website ... 35

Tabel 23 Meningkatnya Akses Peradilan bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan ... 36

Tabel 24 Data putusan perkara prodeo yang diselesaikan ... 37

Tabel 25 Data Pencari Keadilan Golongan Tertentu yang mendapat Layanan Bantuan Hukum ... 38

Tabel 26 Data putusan perkara perdata yang ditindaklanjuti (dieksekusi) ... 40

Tabel 27 Tabel Realisasi Anggaran Pengadilan Negeri Pekanbaru Tahun 2017 ... 41

Tabel 28 Reviu Indikator Kinerja Utama Pengadilan Negeri Pekanbaru ... 5

Tabel 29 Rencana Kinerja Pengadilan Negeri Pekanbaru Tahun 2017 ... 26

Tabel 30 Perjanjian Kinerja Pengadilan Negeri Pekanbaru Tahun 2017 ... 29

Tabel 31 Reviu Matrik Rencana Strategis Tahun 2015 – 2019 Pengadilan Negeri Pekanbaru ... 33

Tabel 32 Pengukuran Kinerja Per Triwulan Pengadilan Negeri Pekanbaru... 38

(9)

vii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1 capaian Sasaran 1 Tahun 2015, 2016 dan 2017 ... 23

Grafik 2 Capaian Sasaran 1 Indikaror 1 ... 23

Grafik 3 Rata-Rata Capaian ... 24

Grafik 4 Capaian Sasaran 1 Indikator 2 ... 25

Grafik 5 Rata-Rata Capaian ... 26

Grafik 6 Capaian Sasaran 1 indikator 3 ... 27

Grafik 7 Capaian Sasaran 1 Indikator 4 ... 27

Grafik 8 Capaian Rata-Rata ... 28

Grafik 9 Capaian Sasaran 1 Indikator 5 ... 29

Grafik 10 Capaian Indeks Kepuasan Masyarakat Tahun 2016 s.d 2017 ... 31

Grafik 11 Capaian Sasaran 2 Tahun 2015, 2016 dan 2017 ... 31

Grafik 12 Capaian sasaran 2 indikator ... 33

Grafik 13 Capaian Sasaran 2 indikator 2... 34

Grafik 14 Capaian 2 Indikator 3 ... 35

Grafik 15 Capaian 2 Indikator 4 ... 35

Grafik 16 Capaian Sasaran 3 Tahun 2015,2016 dan 2017 ... 36

Grafik 17 Capaian sasaran 3 indikator 1 ... 37

Grafik 18 Capaian Sasaran 3 Indikator 2 ... 38

Grafik 19 Capaian Sasaran 4 ... 39

Grafik 19 Capaian Sasaran 4 ... 40

Grafik 20 Capaian Persentase perkara perdata ... 40

(10)
(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.

LATAR BELAKANG

Peningkatan kapasitas dan kapabilitas kinerja organisasi merupakan hasil yang diharapkan pada reformasi birokrasi di area akuntabilitas. Untuk itu perlu adanya pengukuran pada tiap sasaran strategis sehingga bisa diperoleh gambaran progres kerja yang mencerminkan kinerja lembaga. Pada tahap akhir dari

rangkaian proses kerja adalah

pendokumentasian sebagai bentuk laporan pertanggungjawaban yang kemudian dievaluasi secara komprehensif untuk memberikan umpan balik pada perencanaan kinerja tahun berikutnya.

Penyusunan LKjiP Pengadilan Negeri Pekanbaru mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, dan secara teknis berpedoman pada Peraturan Kementerian PAN dan RB Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Peningkatan kinerja instansi pemerintah melalui tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) merupakan faktor penting dalam meningkatkan pelayanan publik. Langkah untuk mewujudkan hal tersebut telah dituangkan

dalam berbagai peraturan

perundang-undangan yang diantaranya adalah Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi, Peraturan Pemerintah

Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010 – 2025.

Dalam mewujudkan hal tersebut diatas, Pengadilan Negeri Pekanbaru berupaya meningkatkan kualitas SAKIP untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja lembaga peradilan yang baik dan dipercaya oleh publik. Sasaran yang diinginkan dalam akuntabilitas kinerja adalah menjadikan Pengadilan Negeri Pekanbaru akuntabel dalam melaksanakan aktivitas, responsif, transparan dan dipercaya masyarakat dalam pelaksanaan penegakan hukum, yang artinya akan meningkatkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap lembaga peradilan sehingga meningkatkan kredibilitas serta citra penegakan hukum pada khususnya.

B.

KEDUDUKAN TUGAS POKOK DAN

FUNGSI

Pengadilan Negeri Pekanbaru didirikan pada tahun 1959 berdasarkan Surat Keputusan

Menteri Kehakiman Republik Indonesia

Nomor.J.K.2/44/21 tanggal 23 Februari Tahun 1959.

1.

TUGAS POKOK

Pengadilan Negeri Pekanbaru adalah pelaksana kekuasaan kehakiman yang bertugas

menyelenggarakan peradilan guna

menegakkan hukum dan keadilan di wilayah hukum Pekanbaru berasaskan Pancasila dan UUD 1945, serta mempunyai tugas pokok menerima, memeriksa dan mengadili serta menyelesaikan setiap perkara yang diajukan kepadanya dan tugas lain yang diberikan kepadanya berdasarkan peraturan perundang-undangan. Dalam pelaksanaan tugasnya, Pengadilan Negeri Pekanbaru terlepas dari

(12)

2

pengaruh pemerintah dan pengaruh luar lain

sesuai Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang kekuasaan Kehakiman.

2.

FUNGSI

Dalam melaksanakan tugas tersebut

Pengadilan Negeri Pekanbaru

menyelenggarakan fungsi utama yaitu:

1) Fungsi Peradilan (Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004)

a. Menerima, memeriksa, mengadili dan memutus perkara.

b. Mengajukan berkas perkara yang

mengajukan upaya hukum ke tingkat Banding, kasasi dan Peninjauan Kembali (PK).

c. Melaksanakan putusan (eksekusi)

terhadap putusan perkara perdata yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.

2) Fungsi nasehat

a. Pengadilan Negeri dapat memberi

nasehat atau

pertimbangan-pertimbangan dalam bidang hukum kepada lembaga pemerintah daerah dan lembaga lain yang meminta (undang-Undang No. 5 tahun 2004). b. Melakukan pengawasan terhadap para

narapidana yang ada dirutan/lembaga pemasyarakatan di wilayah hukumnya. 3) Fungsi Administratif

Pengadilan Negeri menyelenggarakan administrasi umum, keuangan dan

kepegawaian serta lainnya untuk

mendukung pelaksanaan tugas pokok

teknis peradilan dan administrasi

peradilan. 4) Fungsi lain

Selain tugas pokok untuk menerima, memeriksa, mengadili dan memutus perkara berdasarkan Undang-Undang No. 4 tahun 2004 dan No. 5 tahun 2004, Pengadilan Negeri dapat diserahi tugas

dan kewenangan lain berdasarkan

undang-undang.

C.

STRUKTUR ORGANISASI

Pada Tahun 2016, struktur organisasi dan numenklatur jabatan Pengadilan Negeri Pekanbaru mengalami perubahan, mengacu pada Peraturan Mahkamah Agung Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kepaniteraan dan Kesekretariatan Peradilan.

Pada numenklatur yang baru, jabatan Panitera dan jabatan Sekretaris terpisah. Bagan Struktur Organisasi Pengadilan Negeri Pekanbaru sebagai berikut :

(13)
(14)

LKjIP

2017 PENGADILAN NEGERI PEKANBARU

4

D.

ISSU STRATEGIS

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Pengadilan Negeri Pekanbaru masih dihadapkan oleh beberapa kondisi objektif yang harus diselesaikan untuk meningkatkan kinerja peradilan. Berikut beberapa hal yang menjadi isu strategis di Pengadilan Negeri Pekanbaru adalah :

1. Terwujudnya Proses Peradilan yang

Pasti, Transparan dan Akuntabel

 Upaya untuk meningkatkan

produktifitas penyelesaian perkara, Mahkamah Agung dan peradilan dibawahnya tidak pernah berhenti untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat khususnya para pencari keadilan, untuk mengimplementasikan penyelesaian perkara dalam jangka waktu maksimal 5 bulan telah

diupayakan diadakan

kebijakan-kebijakan seperti Standar Operasiona lProsedur (SOP) penyelesaian perkara di Pengadilan Negeri Pekanbaru. Dalam pelaksanaannya pada tahun 2017

kecepatan penyelesaian perkara

mengalami peningkatan dibandingkan

tahun-tahun sebelumnya, namun

pelaksanaan tersebut belum

sepenuhnya berjalan efektif karena

masih terdapat perkara yang

penyelesaiannya lebih dari 5 bulan.

 Manajemen penanganan perkara

menjadi pengaruh besar dalam

pencapaian target, proses perkara masuk hingga perkara putus dan minutasi saat ini mahkamah agung telah berupaya menerapkan system Informasi Penelusuran perkara (SIPP) dan Sistem ini dibuat bertujuan meningkatkan efektifitas dan efisiensi

penanganan perkara dan tertib

administrasi dan mempermudah

pencarian data baik untuk intern maupun publik, Sistem Informasi ini telah menggunakan template putusan sebagai standar pembuatan putusan.

Sistem Informasi ini juga digunakan

sebagai monitoring penanganan

perkara. Pelaksanaan sistem informasi

ini didukung dengan peraturan

Mahkamah Agung dan SOP (Standar Operasional Prosedur) penggunaan dan supervisi SIPP, sistem ini mengukur sejauh mana kinerja dalam proses

penanganan perkara. Namun

pemanfaatan teknologi informasi dalam manajemen penanganan perkara masih belum maksimal dikarenakan masih terdapat kelemahan dalam kinerja

sumber daya manusia dalam

memanfaatkan teknologi informasi ini.  Para pencari keadilan masih merasa

putusan hakim belum memenuhi rasa

keadilan. Hal ini menimbulkan

penerimaan masyarakat terhadap

Putusan Pengadilan masih rendah, sehingga upaya hukum terus dilakukan mulai dari upaya hukum tingkat banding, kasasi dan peninjauan kembali.

2. Peningkatan Efektivitas

Pengelolaan Penyelesaian Perkara  Tingginya jumlah perkara masuk ke MA dan PT disebabkan rasa ketidakpuasan para pencari keadilan terhadap hasil putusan baik di Pengadilan Tingkat Pertama maupun Pengadilan Tingkat Banding sehingga memicu para pihak melakukan upaya hukum banding dan kasasi sehingga harus dilaksanakan

(15)

5

peningkatan sumber daya hakim dalam

hal hukum formil dan materiil.

 Penyelesaian perkara melalui mediasi berdasarkan peraturan Mahkamah Agung Perma Nomor 1 Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan dan Perma Nomor 1 Tahun 2016 tanggal 3 Februari 2016 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan. Perma ini diharapkan dapat meningkatkan

akses terhadap keadilan bagi

masyarakat melalui penyelesaian

sengketa, sebagai salah satu

alternative penyelesaian sengketa yang saling menguntungkan kedua belah pihak melalui mediasi di pengadilan. Diharapkan dengan terbitnya aturan terkait mediasi tersebut, tingkat keberhasilan mediasi dapat meningkat. Mediasi yang berhasil menjadi akta perdamaian pada tahun 2017 adalah berjumlah 14 perkara. Tahun ini terjadi peningkatan jumlah perkara yang

diselesaikan secara mediasi

dibandingkan tahun lalu yang berjumlah hanya 6 perkara.

3. Meningkatnya Akses Peradilan

bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan

Penguatan akses terhadap pengadilan merupakan salah satu komitmen yang ingin diwujudkan oleh Mahkamah Agung RI dengan tujuan Memberi kemudahan akses informasi kepada pencari keadilan; dan Meringankan

beban biaya berperkara untuk

masyarakat miskin dan terpinggirkan. Upaya peningkatan akses pengadilan terhadap masyarakat miskin sesuai Surat Edaran Mahkamah Agung (SEMA) Nomor 10 Tahun 2010 tentang Pedoman Pemberian Bantuan Hukum yang menyebutkan empat bentuk

mekanisme pemberian bantuan

masyarakat miskin dan termarjinalkan, dalam Pembebasan biaya perkara melalui fasilitas prodeo, Pengadilan Negeri Pekanbaru masih memiliki kendala dalam hal biaya pembebasan biaya perkara melalui fasilitas prodeo,

karena keterbatasan anggaran yang disediakan sementara biaya proses yang ada tidak mencukupi terhadap perkara tersebut, disamping itu juga

kurangnya pemahaman pencari

keadilan dan pengguna pengadilan mengenai prosedur di pengadilan sehingga masih sulitnya akses

masyarakat terhadap pengadilan

karena sarana informasi tersebut

belum menjamin sepenuhnya

transparansi di pengadilan.

4. Meningkatnya Kepatuhan

Terhadap Putusan Pengadilan

Kepatuhan terhadap putusan

pengadilan dapat diukur dari jumlah putusan yang dilaksanakan tanpa adanya eksekusi. Permohonan eksekusi muncul akibat ketidakpatuhan salah satu pihak sehingga semakin sedikit permohonan eksekusi maka kepatuhan terhadap putusan pengadilan semakin tinggi.

Masih ada para pihak yang mengajukan permohonan eksekusi ke Pengadilan Negeri Pekanbaru. Hal ini disebabkan masih adanya salah satu pihak yang

tidak patuh terhadap Putusan

Pengadilan Negeri Pekanbaru.

Dalam rangka peningkatan pelayanan kepada masyarakat pencari keadilan tidak akan terlepas dari penguatan sumber daya manusia baik yang terkait dengan teknis peradilan maupun non teknis peradilan. Dalam hal penguatan sumber daya manusia dibidang teknis peradilan maka Mahkamah Agung

menetapkan kebijakan dilakukan

pelatihan teknis bagi aparatur pengadilan baik bagi hakim, panitera maupun juru sita. Bagi tenaga non teknis dilakukan pendidikan dan pelatihan terkait dengan administrasi umum, manajerial dan kepemimpinan. Namun masih dijumpai permasalahan sumber daya manusia seperti masih

lemahnya pemahaman terhadap

(16)

6

peradilan, pola karir yang belum sesuai

dengan kompetensi, dan beban kerja belum merata yaitu ada beberapa posisi yang beban kerjanya sangat tinggi tetapi beberapa posisi lainnya beban kerjanya cenderung rendah. Selain itu dalam dalam hal peningkatan sarana dan prasarana saat ini masih

terdapat kendala dalam hal

keterbatasan anggaran untuk

memenuhi permintaan diadakannya

penggantian sarana dan prasarana yang rusak, keadaan tersebut dapat

menurunkan kinerja aparatur

berhubung jumlah perkara yang tiap tahun meningkat sementara dalam proses administrasinya tidak didukung

dengan sarana yang memadai,

sehingga beban kerja tidak sebanding dengan sarana dan prasarana yang ada.

Tabel 5 Potensi dan Permasalahan

Potensi Permasalahan 1. Produktifitas Penyelesaian Perkara dan Proses Penanganan perkara

1. Surat Edaran Mahkamah Agung No 2 Tahun 2014 Tentang Penyelesaian Perkara di Pengadilan Tingkat Pertama dan Tingkat Banding pada 4 (Empat) Lingkungan Peradilan

2. Standar Operasional Penyelesaian Perkara Pengadilan Negeri Pekanbaru

3. Memanfaatkan teknologi informasi 4. Menggunakan aplikasi Sistem Informasi

Penelusuran Perkara (SIPP) Mahkamah Agung

5. Menggunakan template putusan 6. Regulasi Mahkamah Agung yang

mendukung pelaksanaan SIPP

-

-

-

Masih ada perkara yang penyelesaiannya lebih dari 5 bulan.dan perkara mediasi tidak mencapai seluruhnya akte perdamaian. Masih banyaknya keluhan publik tentang akurasi informasi pada SIPP dan belum ada kemampuan untuk mengontrol secara efektif

Masih terdapat kelemahan kinerja sumber daya manusia dalam memanfaatkan SIPP untuk penanganan perkara 2. Peningkatan aksepbilitas masyarakat terhadap putusan pengadilan

Untuk meningkatkan kompetensi penyelesaian perkara, telah dilakukan diklat spesialisasi hakim dalam penanganan

perkara untuk menciptakan putusan hakim yang akuntabel.

- Masih terdapat perkara yang mengajukan upaya hukum banding, kasasi, dan PK 3. Akses terhadap pengadilan dalam peningkatan pelayanan prima

1. Akses pengadilan terhadap masyarakat miskin dan termarjinalkan : Posbakum, Pembebasan biaya perkara Prodeo. 2. Surat Edaran Mahkamah Agung (SEMA)

Nomor 10 Tahun 2010 tentang Pedoman Pemberian Bantuan Hukum

-

-

Keterbatasan anggaran untuk menyediakan fasilitas prodeo Masih adanya keluhan publik bahwa sarana

(17)

7

3. Akses informasi menggunakan sarana meja

informasi dan teknologi informasi

4. SK Ketua Mahkamah Agung No.

1-144/KMA/SK/I/2011 tentang pedoman pelayanan informasi pengadilan

informasi yang disediakan belum menjamin sepenuhnya transparansi di pengadilan. 4. Meningkatnya Kepatuhan Terhadap Putusan Pengadilan

Kepatuhan terhadap putusan pengadilan dapat diukur dari jumlah putusan yang dilaksanakan tanpa adanya eksekusi. Permohonan eksekusi muncul akibat ketidakpatuhan salah satu pihak sehingga semakin sedikit permohonan eksekusi maka kepatuhan terhadap putusan pengadilan semakin tinggi.

- Masih ada para pihak yang mengajukan permohonan eksekusi ke Pengadilan Negeri Pekanbaru. Hal ini disebabkan masih adanya salah satu pihak yang tidak patuh terhadap Putusan Pengadilan Negeri Pekanbaru.

E.

SISTEMATIKA PENYAJIAN

Pada dasarnya Laporan Akuntabilitas Kinerja ini

mengkomunikasikan pencapaian kinerja

Pengadilan Negeri Pekanbaru selama tahun

2017. Capaian kinerja 2017 tersebut

diperbandingkan dengan Penetapan Kinerja (performance agreement) 2017 sebagai tolok ukur keberhasilan tahunan organisasi.

Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana

kinerja ini akan memungkinkan

diidentifikasikannya sejumlah celah kinerja (performance gap) bagi perbaikan kinerja

dimasa mendatang. Dengan demikian

sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Pengadilan Negeri Pekanbaru tahun 2017 adalah sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan, pada bab ini diisajikan

penjelasan umum organisasi, dengan

penekanan kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic issued) yang sedang dihadapi organisasi.

Bab II Perencanaan Kinerja, pada bab ini diuraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun yang bersangkutan.

Bab III Akuntabilitas Kinerja

A. Capaian Kinerja Organisasi

Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja organisasi. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis tersebut dilakukan analisis capaian kinerja sebagai berikut :

1. Membandingkan antara Target dan Realisasi Kinerja Tahun ini.

2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir.

3. Membandingkan realisasi kinerja

sampai dengan tahun ini dengan target jangka menengah yang terdapat dalam

dokumen perencanaan strategis

organisasi.

4. Analisa penyebab keberhasilan

/kegagalan atau peningkatan

/penurunan kinerja serta alternative solusi yang telah dilakukan.

5. Analisa atas efisiensi penggunaan sumber daya.

6. Analisa program/kegiatan yang

menunjangkeberhasilan ataupun

kegagalan pencapaian pernyataan kinerja.

(18)

8

Pada sub bab ini diuraikan realisasi

anggaran yang digunakan dan yang telah digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan dokumen Perjanjian Kinerja.

Bab IV Penutup

Pada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta langkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk meningkatkan kinerjanya.

(19)

9

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

A.

Rencana Strategis 2015 – 2019

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025 memberi mandat bahwa salah satu arah rencana pembangunan

jangka panjang adalah pemantapan

kelembagaan hukum yang antara lain meliputi penataan kedudukan, fungsi dan peranan institusi hukum termasuk badan peradilan, organisasi profesi hukum, serta organisasi hukum lainnya agar semakin berkemampuan untuk mewujudkan ketertiban; kepastian hukum; dan memberikan keadilan kepada

masyarakat banyak serta mendukung

pembangunan. Selanjutnya dalam RPJPN dinyatakan bahwa tahapan pembangunan aparatur negara pada RPJMN 2015-2019 diarahkan pada peningkatan kesadaran dan

penegakan hukum dalam berbagai aspek kehidupan berkembang makin mantap.

Berdasarkan RPJMN tersebut, Pengadilan Negeri Pekanbaru menyusun Rencana Strategis 2015-2019 mengacu pada Rencana Strategis Mahkamah Agung RI, yang memuat visi dan

misi yang merupakan acuan dalam

menjalankan tugas dan fungsinya. Visi dan misi tersebut selanjutnya dijabarkan dalam tujuan yang lebih terarah dan perumusan sasaran organisasi dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) yang digunakan dalam pengukuran kinerja dan pengendalian pelaksanaaan program dan kegiatan.

VISI

Visi Pengadilan Negeri Pekanbaru mengacu pada Visi Mahkamah Agung RI yaitu :

“TERWUJUDNYA PENGADILAN NEGERI PEKANBARU YANG AGUNG”

Visi ini mencerminkan cita-cita dan harapan Pengadilan Negeri Pekanbaru untuk menjadikan Pengadilan Negeri Pekanbaru sebagai lembaga peradilan yang dihormati dan

memilki keluhuran dan kemuliaan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dalam memutus perkara

.

MISI

1. Menjaga Kemandirian Pengadilan Negeri Pekanbaru.

2. Memberikan Pelayanan Hukum Yang Berkeadilan Kepada Pencari Keadilan. 3. Meningkatkan Kualitas Kepemimpinan Pengadilan Negeri Pekanbaru. 4. Meningkatkan Kredibilitas Dan Transparansi Pengadilan Negeri Pekanbaru.

(20)

10

1. TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS

a. Tujuan

Dari visi dan misi yang telah dirumuskan, selanjutnya ditetapkan tujuan yang hendak dicapai Pengadilan Negeri Pekanbaru, sebagai berikut :

1. Pencari keadilan merasa kebutuhan dan kepuasannya terpenuhi 2. Setiap pencari keadilan dapat menjangkau badan peradilan b. Sasaran Strategis

Untuk mendukung tercapainya tujuan dengan terukur, maka Pengadilan Negeri Pekanbaru menetapkan 5 (lima) Sasaran Strategis untuk tahun 2015-2019 sebagai berikut:

1. Terwujudnya Proses Peradilan yang Pasti, Transparan, dan Akuntabel 2. Peningkatan Efektifitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara

3. Meningkatnya Akses Peradilan bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan 4. Meningkatnya Kepatuhan Terhadap Putusan Pengadilan

2. PROGRAM UTAMA DAN KEGIATAN POKOK

a. Program Utama

Keempat sasaran tersebut merupakan sasaran yang akan dicapai Pengadilan Negeri Pekanbaru dalam tahun 2015 – 2019. Untuk mewujudkan visi dan misi serta sasaran strategis, maka Pengadilan Negeri Pekanbaru mempunyai program, sebagai berikut:

1. Program Peningkatan Manajemen Peradilan Umum

2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Mahkamah Agung b. Kegiatan Pokok

1. Peningkatan Manajemen Peradilan Umum

(21)

11

REVIU MATRIK RENCANA STRATEGIS TAHUN 2015 – 2019

PENGADILAN NEGERI PEKANBARU

Visi : Terwujudnya Pengadilan Negeri Pekanbaru Yang Agung Misi : 1. Menjaga Kemandirian Pengadilan Negeri Pekanbaru.

2. Memberikan Pelayanan Hukum Yang Berkeadilan Kepada Pencari Keadilan. 3. Meningkatkan Kualitas Kepemimpinan Pengadilan Negeri Pekanbaru. 4. Meningkatkan Kredibilitas Dan Transparansi Pengadilan Negeri Pekanbaru.

Tujuan Targe t Jang ka Mene ngah

Sasaran Target Strategis

Uraian Indikator

kinerja

Uraian Indikator kinerja

2015 2016 2017 2018 2019 Program Kegiatan Indikator Kegiatan Target Anggaran

Pencari keadilan merasa kebutuhan dan kepuasannya terpenuhi Persentase perkara yang Tidak Mengajukan Upaya Hukum : - Banding - Kasasi - PK 80% 1.Terwujudnya Proses Peradilan yang Pasti, Transparan dan Akuntabel a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan : 1. Perdata 2. Pidana 3. Tipikor 4. PHI 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 1.Program Peningkatan Manajemen Peradilan Umum 2.Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Mahkamah Agung 2.Peningkatan Manajemen Peradilan Umum 2.Pengadaan Sarana dan Prasarana di Lingkungan Mahkamah Agung 1.Perkara peradilan umum yang diselesaika n ditingkat pertama dan banding secara tepat waktu 2.Jumlah pengadaa n peralatan/ fasilitas kantor di Lingkunga n Mahkamah Agung 1. 938 Perkar a 2. 12 layana n 3. 5 layana n 1. 419.278.000 2. 13.690.636.0 00 3. 495.000.000 b. Persentase perkara : 1.Perdata 2. Pidana 3.Tipikor 2.PHI yang diselesaikan tepat waktu 100% 100% 100% 100% 85% 85% 85% 85% 77% 85% 60% 77% 82% 87% 69% 75% 83% 88% 70% 76% c. Persentase penurunan sisa Perkara 1. Perdata 2. Pidana 3. Tipikor 4. PHI 6% 10% 5% 25% 40% 70% 60% 50% 1% 10% 5% 6% 1% 10% 4% 1% 1% 10% 4% 1% d. Persentase perkara

yang Tidak Mengajukan Upaya Hukum :

(22)

12

1.Banding 2.Kasasi 3.PK 88% 90% 99% 85% 83% 99% 85% 90% 95% 91% 93% 99% 91% 93% 99% e. Persentase Perkara Pidana Anak yang Diselesaikan dengan Diversi 6% 5% 6% 6% 7% f. Index responden pencari keadilan yang puas terhadap layanan peradilan - 70% 80% 81% 82% 2.Peningkatan Efektivitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara a. Persentase Isi Putusan Yang Diterima Oleh para pihak Tepat Waktu 100% 100% 100% 100% 100% b. Persentase Perkara yang Diselesaikan melalui Mediasi 2% 1% 3% 8% 9% c. Persentase berkas perkara yang diajukan Banding, Kasasi dan PK secara lengkap dan tepat waktu 100% 100% 100% 100% 100% d. Persentase putusan perkara yang menarik perhatian masyarakat yang dapat diakses secara online dalam waktu 1 hari setelah diputus 100% 100% 100% 100% 100% Setiap pencari keadilan dapat Persentase Pencari Keadilan Golongan Tertentu yang 100% 1.Meningkatnya Akses Peradilan bagi Masyarakat a. Persentase Perkara Prodeo yang diselesaikan 75% 75% 75% 76% 77%

(23)

13

menjangkau Badan Peradilan Mendapat Layanan Bantuan Hukum Miskin dan

Terpinggirkan b. Persentase Pencari Keadilan Golongan Tertentu yang Mendapat Layanan Bantuan Hukum (Posbakum) 100% 100% 100% 100% 100% 2.Meningkatnya Kepatuhan Terhadap Putusan Pengadilan Persentase Putusan Perkara Perdata yang Ditindaklanjuti (dieksekusi) 84% 83% 80% 76% 77%

(24)

LKjIP

2017 PENGADILAN NEGERI PEKANBARU

14

B.

RENCANA KINERJA TAHUN 2017

Rencana Kinerja tahun 2017 Pengadilan Negeri Pekanbaru memuat angka target kinerja tahun 2017 untuk seluruh indikator kinerja yangada pada tingkat sasaran dan kegiatan. Angka target kinerja ini akan menjadi komitmen yang harus dicapai dalam periode tahun 2017. Selain itu, dokumen Rencana Kinerja tersebut menjadi dasar bagi penetapan kesepakatan tentang kinerja yang akan diwujudkan oleh organisasi (performance agreement) atau lebih dikenal sebagai Penetapan Kinerja

RENCANA KINERJA PENGADILAN NEGERI PEKANBARU TAHUN 2017

1. Terwujudnya

Proses Peradilan yang Pasti, Transparan, dan Akuntabel

a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan: 1. Perdata 2. Pidana 3. Tipikor 4. PHI 100% 100% 100% 100% 1. Program Peningkatan Manajemen Peradilan Umum 2.Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Mahkamah Agung 3.Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Mahkamah Agung 1.Peningkatan Manajemen Peradilan Umum 2.Pembinaan Administrasi dan Pengelolaan Keuangan Badan Urusan Administrasi 3.Pengadaan Sarana dan Prasarana di Lingkungan 1.Perkara peradilan umum yang diselesaikan ditingkat pertama dan banding secara tepat waktu 2.Penyelenggara an operasional perkantoran dan non operasional satker daerah 3.Pengadaan gedung kantor sesuai prototype pelayanan public 1. 938 Perkara 2. 12 layanan 3. 5 layanan 1. 419.278.000 2. 13.690.636.000 3. 495.000.000

(25)

15

Mahkamah Agung 4.Jumlah pengadaan peralatan / fasilitas kantor di Lingkungan Mahkamah Agung b. Persentase perkara: 1. Perdata 2. Pidana 3. Tipikor 4. PHI yang diselesaikan tepat waktu 77% 85% 60% 77% c. Persentase penurunan sisa Perkara 1. Perdata 2. Pidana 3. Tipikor 1% 10% 5% 6%

(26)

16

4. PHI

d. Persentase yang tidak mengajukan upaya hukum: 1. Banding 2. Kasasi 3. PK 85% 90% 95% e. Persentase Perkara

Pidana Anak yang diselesaikan dengan Diversi

6%

f. Index responden pencari keadilan yang puas terhadap layanan peradilan 80% 2. Peningkatan Efektifitas Pengelolaan Penyelesaian

c. Persentase isi putusan yang diterima oleh para pihak tepat waktu

100%

Perkara d. Persentase perkara

yang diselesaikan melalui mediasi

3%

e. Persentase berkas perkara yang diajukan Banding, Kasasi, dan PK secara lengkap dan tepat waktu

(27)

17

f. Persentase Putusan

perkara yang menarik perhatian masyarakat yang dapat diakses secara online dalam waktu 1 hari setelah diputus 100% 3. Meningkatnya Akses Peradilan bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan a. Persentase Perkara Prodeo yang diselesaikan 75% a. Persentase Pencari Keadilan Golongan Tertentu yang mendapat Layanan Bantuan Hukum (Posbakum) 100% 4. Meningkatnya Kepatuhan Terhadap Putusan Pengadilan a. Persentase putusan

perkara perdata yang ditindaklanjuti (dieksekusi)

80%

(28)

LKjIP

2017 PENGADILAN NEGERI PEKANBARU

18

C.

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 201

Perjanjian kinerja merupakan pelaksanaan peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan sesuai dengan Peraturan menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan tata Cara Reviu

atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Dokumen Perjanjian Kinerja merupakan dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan program atau kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja.

PERJANJIAN KINERJA PENGADILAN NEGERI PEKANBARU TAHUN 2017

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

1. Terwujudnya Proses Peradilan yang Pasti, Transparan, dan Akuntabel

a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan: 1. Perdata 2. Pidana 3. Tipikor 4. PHI 100% 100% 100% 100% b. Persentase perkara: 1. Perdata 2. Pidana 3. Tipikor 4. PHI

yang diselesaikan tepat waktu

77% 85% 60% 77%

c. Persentase p enurunan sisa Perkara 1. Perdata 2. Pidana 3. Tipikor 4. PHI 1% 10% 5% 6% d. Persentase yang tidak mengajukan upaya

hukum: 1. Banding 2. Kasasi 3. PK 85% 90% 95% e. Persentase Perkara Pidana Anak yang

diselesaikan dengan Diversi

6%

f. Index responden pencari keadilan yang puas terhadap layanan peradilan

80%

2. Peningkatan Efektifitas Pengelolaan

Penyelesaian

a. Persentase isi putusan yang diterima oleh para pihak tepat waktu

(29)

19

Perkara b. Persentase perkara yang diselesaikan melalui

mediasi

3%

c. Persentase berkas perkara yang diajukan Banding, Kasasi, dan PK secara lengkap dan tepat waktu

100%

d. Persentase Putusan perkara yang menarik perhatian masyarakat yang dapat diakses secara online dalam waktu 1 hari setelah diputus

100%

3. Meningkatnya Akses Peradilan bagi

Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan

a. Persentase Perkara Prodeo yang diselesaikan 75%

b. Persentase Pencari Keadilan Golongan Tertentu yang mendapat Layanan Bantuan Hukum (Posbakum)

100%

4. Meningkatnya

Kepatuhan Terhadap Putusan Pengadilan

Persentase putusan perkara perdata yang ditindaklanjuti (dieksekusi)

80%

(30)

20

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A.

CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

Pengukuran tingkat capaian kinerja Pengadilan Negeri Pekanbaru Tahun 2017 dilakukan dengan cara membandingkan antara target dengan realisasi indikator masing-masing sasaran strategis. Dari hasil pengukuran kinerja diperoleh data capaian kinerja Pengadilan Negeri Pekanbaru pada tahun 2017 adalah sebesar 111%.

Urutan sasaran yang memperoleh capaian kinerja dari yang paling tinggi hingga terendah adalah sebagai berikut :

1. Peningkatan Efektifitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara (133%)

2. Terwujudnya Proses Peradilan yang Pasti, Transparan, dan Akuntabel (118%)

3. Meningkatnya Akses Peradilan bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan (100%)

4. Meningkatnya Kepatuhan Terhadap

Putusan Pengadilan (94%)

Nilai tersebut berasal dari capaian kinerja pada masing-masing indikator sasaran sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 1 berikut:

Pengukuran Kinerja Pengadilan Negeri Pekanbaru Tahun 2017

1. Terwujudnya Proses Peradilan yang Pasti, Transparan, dan Akuntabel

a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan: 1. Perdata 2. Pidana 3. Tipikor 4. PHI 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% b. Persentase perkara: 1. Perdata 2. Pidana 3. Tipikor 4. PHI

yang diselesaikan tepat waktu

77% 85% 60% 77% 81% 86% 68% 73% 105% 101% 113% 95%

c. Persentase penurunan sisa Perkara 1. Perdata 2. Pidana 3. Tipikor 4. PHI 1% 10% 5% 6% 0.6% 18% 4% -21% 60% 180% 80% -350% c. Persentase perkara yang tidak

mengajukan upaya hukum: 1. Banding 2. Kasasi 3. PK 85% 90% 95% 90% 92% 99% 106% 102% 104%

(31)

21

e. Persentase Perkara Pidana Anak

yang diselesaikan dengan Diversi

6% - -

f. Index responden pencari keadilan yang puas terhadap layanan peradilan 80% 79,75% 99% 2. Peningkatan Efektifitas Pengelolaan Penyelesaian

a. Persentase isi putusan yang diterima oleh para pihak tepat waktu

100% 100% 100%

Perkara b. Persentase perkara yang

diselesaikan melalui mediasi

3% 7% 233%

c. Persentase berkas perkara yang diajukan Banding, Kasasi, dan PK secara lengkap dan tepat waktu

100% 100% 100%

d. Persentase Putusan perkara yang menarik perhatian masyarakat yang dapat diakses secara online dalam waktu 1 hari setelah diputus 100% 100% 100% 3. Meningkatnya Akses Peradilan bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan

a. Persentase Perkara Prodeo yang diselesaikan

75% - -

b. Persentase Pencari Keadilan

Golongan Tertentu yang

mendapat Layanan Bantuan

Hukum (Posbakum) 100% 100% 100% 4. Meningkatnya Kepatuhan Terhadap Putusan Pengadilan

Persentase putusan perkara perdata yang ditindaklanjuti (dieksekusi)

80% 75% 94%

Tabel 9 Pengukuran Kinerja Pengadilan Negeri Pekanbaru Tahun 2017

Perbandingan antara realisasi dengan target Capaian = Realisasi x 100%

Target

(32)

22

Sasaran 1 :

Terwujudnya Proses Peradilan yang Pasti, Transparan dan

Akuntabel

Sasaran ini ditetapkan untuk mengukur keberhasilan Pengadilan Negeri Pekanbaru dalam memberikan peradilan yang pasti, transparan

dan akuntabel. Sasaran ini terdiri dari enam indikator, sebagaimana digambarkan pada tabel di bawah ini:

Tabel 10 Terwujudnya Proses Peradilan Yang Pasti, Transparan, Dan Akuntabel

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

2017 2016 2015 Terwujudnya Proses Peradilan yang Pasti, Transparan, dan Akuntabel

a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan: 1. Perdata 2. Pidana 3. Tipikor 4. PHI 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% b. Persentase perkara: 1. Perdata 2. Pidana 3. Tipikor 4. PHI

yang diselesaikan tepat waktu 77% 85% 60% 77% 81% 86% 68% 73% 105% 101% 113% 95% 89% 99% 68% 90% 82% 83% 76% 83%

c. Persentase penurunan sisa Perkara 1. Perdata 2. Pidana 3. Tipikor 4. PHI 1% 10% 5% 6% 0.6% 18% 4% -21% 60% 180% 80% 350% 135% 136% 140% 150% 137% 50% 100% 152% c. Persentase perkara yang

tidak mengajukan upaya hukum: 1. Banding 2. Kasasi 3. PK 85% 90% 95% 90% 92% 99% 106% 102% 104% 78% 97% 98% 96% 96% 96% e. Persentase Perkara Pidana

Anak yang diselesaikan

(33)

23

Index responden pencari

keadilan yang puas terhadap layanan peradilan

80% 79,75% 99% 99% -

Rata-rata capaian kinerja pada Sasaran Strategis I 118% 91% 92%

Grafik 1 capaian Sasaran 1 Tahun 2015, 2016 dan 2017 Data pada grafik 1 menggambarkan capaian sasaran

Terwujudnya Proses Peradilan yang Pasti,

Transparan, dan Akuntabel pada tahun 2015 sampai dengan tahun 2017. Data tersebut menunjukkan bahwa pada tahun 2017, capaian sasaran penyelesaian perkara meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya,mencapai 118%. Pengadilan Negari Pekanbaru terus melakukan peningkatan produktifitas penyelesaian perkara, hal ini menunjukkan adanya peningkatan kinerja Pengadilan

Negeri Pekanbaru dalam menyelenggarakan

Peradilan yang Pasti, Transparan, dan Akuntabel. Analisis atas capaian indikator-indikator kinerja sasaran ini sebagai berikut :

SASARAN 1 : Peradilan yang Pasti, Transparan, dan Akuntabel

Indikator kinerja ke - 1 : Persentase sisa perkara yang diselesaikan

Persentase sisa perkara yang diselesaikan adalah perbandingan jumlah sisa perkara yang diselesaikan dengan jumlah sisa perkara yang harus diselesaikan.

Indikator ini bertujuan untuk mengetahui kinerja penyelesaian sisa perkara. Pada tahun 2016. realisasi penyelesaian sisa perkara perdata, pidana, tipikor dan PHI mencapai target 100%. Adanya sisa perkara pada tahun sebelumnya disebabkan karena perkara yang masuk pada akhir tahun, dan tidak dapat diselesaikan pada tahun berjalan. Jumlah sisa perkara pada tahun 2016

adalah 154 perkara perdata, 257 perkara pidana, 48 perkara Tipikor, dan 28 perkara PHI. Seluruh

sisa perkara tersebut dapat diselesaikan pada tahun 2017, sehingga tidak menjadi tunggakan

lagi di tahun 2018.

Grafik 2 Capaian Sasaran 1 Indikaror 1

92 91

118

Capaian Sasaran 1 Tahun 2015, 2016 dan 2017 Th 2015 Th 2016 Th 2017 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 50 100 150 PERDATA PIDANA TIPIKOR PHI

Capaian Sasaran 1 Indikator 1

(34)

24

Dari grafik dibawah menunjukkan bahwa sisa

perkara tahun 2016 dapat diselesaikan 100% pada tahun 2017.

Hal ini menunjukkan kinerja Pengadilan Negeri Pekanbaru terhadap sisa perkara pada tahun sebelumnya dapat diselesaikan pada tahun berikutnya, sehingga tidak menjadi tunggakan pada tahun depan.

Tabel 11 Data Penyelesaian Sisa Perkara yang di selesaikan Tahun Perkara Jumlah sisa

perkara yang harus diselesaikan Jumlah sisa perkara yang telah diselesaikan

Realisasi Target Capaian Rata-Rata capaia n 2017 Perdata Pidana Tipikor PHI 154 257 48 28 154 257 48 28 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 2016 Perdata Pidana Tipikor PHI 100 243 26 16 100 243 26 16 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 2015 Perdata Pidana Tipikor PHI 113 257 22 26 113 257 22 26 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

Grafik 3 Rata-Rata Capaian

Grafik disamping menunjukkan realisasi

penyelesaian sisa perkara pada tahun 2017 dan tahun-tahun sebelumnya selalu mencapai target 100%.

Hal ini menggambarkan konsistensi kinerja Pengadilan Negeri Pekanbaru yang selalu menyelesaikan sisa perkara tahun sebelumnya, sehingga tidak menjadi tunggakan perkara ditahun berikunya 0 20 40 60 80 100 120

Capaian Persentase Sisa

Perkara Tahun 2015 s.d 2017

(35)

25

SASARAN 1 : Peradilan yang Pasti, Transparan, dan Akuntabel

Indikator kinerja ke - 2 : Persentase perkara yang diselesaikan tepat waktu

Grafik 4 Capaian Sasaran 1 Indikator 2

Persentase perkara yang diselesaikan tepat waktu adalah perbandingan antara jumlah perkara yang diselesaikan tepat waktu dengan beban perkara.

Indikator ini untuk mengukur kinerja penyelesaian perkara. Dari grafik disamping menunjukkan bahwa capaian perkara Pidana, Perdata dan Tipikor pada tahun 2017 dapat diselesaikan diatas 100% dari target yang ditetapkan, sedangkan capaian perkara PHI tahun ini turun yakni 95% pada tahun 2017.

Perkara yang masuk pada bulan Oktober, November dan Desember belum bisa diselesaikan pada akhir tahun 2017, sehingga akan menjadi beban perkara pada tahun 2018, sesuai dengan ketentuan jangka waktu penanganan perkara berdasarkan Surat Edaran Sekretaris Mahkamah Agung No. 2

Tahun 2014 tentang penyelesaian perkara di Pengadilan Tingkat Pertama dan Tingkat Banding yang mengatur bahwa penyelesaian perkara pada pengadilan tingkat pertama paling lambat dalam waktu 5 (lima) bulan.

Tabel 12 Data Penyelesaian Perkara Tepat Waktu Tahun Perkara Sisa

perkara tahun sebelumnya Perkara Masuk Jumlah perkara yang harus diselesaikan Jumlah perkara yang telah diselesaikan Realisa si Targe t Capaia n Rata-rata Capaia n 2017 Perdata Pidana Tipikor PHI 154 257 48 28 642 1.250 99 98 796 1.507 147 126 643 1.297 101 92 81% 86% 68% 73% 77% 85% 60% 77% 105% 101% 113% 95% 104% 2016 Perdata Pidana Tipikor PHI 100 243 26 16 540 1.349 88 102 640 1.592 114 118 486 1.335 66 90 76% 84% 58% 76% 85% 85% 85% 85% 89% 99% 68% 90% 87% 2015 Perdata Pidana Tipikor PHI 113 257 22 26 440 1.210 88 68 553 1.467 110 94 453 1.224 84 78 82% 83% 76% 83% 100% 100% 100% 100% 82% 83% 76% 83% 81% PHI TIPIKOR PIDANA PERDATA 95 113 101 105 73 68 86 81 77 60 85 77

Capaian Sasaran 1 Indikator

2

(36)

LKjIP

2017 PENGADILAN NEGERI PEKANBARU

26

Secara umum, rata-rata capaian persentase

penyelesaian perkara (pidana, perdata, tipikor dan PHI) sepanjang tahun 2015 sampai dengan tahun 2017 sesuai data pada Tabel diatas secara berturut-turut adalah 81% ; 87% dan 104%. Angka ini menunjukkan bahwa produktifitas

Grafik 5 Rata-Rata Capaian

penyelesaian perkara di Pengadilan Negeri Pekanbaru dari tahun ke tahun mengalami peningkatan hingga tahun 2017.

Peningkatan produktifitas penyelesaian perkara tidak terlepas dari kebijakan sebagai berikut :

1. Penerapan Standar Operasional Prosedur penyelesaian perkara yang mengatur bahwa penyelesaian perkara di tingkat banding adalah 3 (tiga) bulan sejak perkara masuk hingga perkara minutasi. 2. Pemanfaatan teknologi informasi dalam proses percepatan penyelesaian perkara, sejak perkara masuk hingga perkara putus, melalui aplikasi Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP).

3. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi penyelesaian perkara secara rutin dan berkala, melalui rapat bulanan

SASARAN 1 : Peradilan yang Pasti, Transparan, dan Akuntabel

Indikator kinerja ke - 3 : Persentase penurunan sisa perkara

Tabel 13

Persentase penurunan sisa perkara

Tahun

Perkara

Sisa perkara

tahun

sebelumnya

Sisa Perkara

Realisasi

Target

Capaian

2017

Perdata

Pidana

Tipikor

PHI

154

257

48

28

153

210

46

34

0,6%

18%

4%

-21%

1%

10%

5%

6%

60%

180%

80%

-350%

2016

Perdata

Pidana

Tipikor

PHI

100

243

26

16

154

257

48

28

-54%

-95%

-84%

-75

40%

70%

60%

50%

-135%

-136%

-140%

-150%

81 87 104 0 50 100 150

Capaian Persentase

Penyelesaian Perkara Tahun

2015 s.d 2017

(37)

27

2015

Perdata

Pidana

Tipikor

PHI

113

257

22

26

100

243

26

16

11%

5%

-5%

38%

6%

10%

5%

25%

137%

50%

-100%

152%

Grafik 6 Capaian Sasaran 1 indikator 3

Persentase penurunan sisa perkara adalah

perbandingan selisih jumlah sisa perkara tahun sebelumnya dan sisa perkara tahun berjalan dengan sisa perkara tahun sebelumnya.

Sisa perkara (perdata, pidana, tipikor dan PHI) tahun 2016 adalah 487 perkara. Sedangkan sisa perkara tahun 2017 adalah 443 perkara. Terdapat penurunan sisa perkara pada tahun 2017 sebanyak 44 perkara dibandingkan dengan sisa perkara tahun 2016.

Sisa perkara pada tahun 2017 lebih sedikit dibanding sisa perkara tahun 2016 hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan dalam penyelesaian perkara pada tahun 2017 di Pengadilan Negeri Pekanbaru. Sementara terjadi peningkatan jumlah perkara masuk pada tahun 2017 dibandingkan dengan tahun 2016.

SASARAN 1 : Peradilan yang Pasti, Transparan, dan Akuntabel

Indikator kinerja ke - 4 : Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya

Hukum

Persentase perkara yang tidak mengajukan

upaya hukum adalah perbandingan antara

jumlah perkara yang tidak mengajukan

upaya hukum dengan jumlah putusan

perkara. Indikator ini untuk mengukur

jumlah pencari keadilan yang puas atas

putusan pengadilan.

Dari table diatas menunjukkan bahwa

perkara yang tidak mengajukan upaya

hukum pada tahun 2017 mengalami

peningkatan dibandingkan dengan

beberapa tahun sebelumnya. Hal ini

menunjukkan bahwa walaupun belum

seluruhnya

Grafik 7 Capaian Sasaran 1 Indikator 4

-350 80 180 60 -21 4 18 0,6 6 5 10 1 -400 -200 0 200 400 PHI Tipikor Pidana Perdata

Capaian Sasaran 1

Indikator 3

Target Realisasi Capaian

104 102 106 99 92 90 95 90 85 PK KASASI BANDING

Capaian Sasaran 1 Indikator 4

(38)

28

putusan Hakim tingkat pertama yang

diterima masyarakat tetapi dari tabel diatas

menunjukkan bahwa masyarakat sudah

puas terhadap Putusan Hakim Tingkat

Pertama dapat dilihat dari hasil capaiannya

sudah 100% untuk perkara Banding,

Kasasi dan Peninjauan Kembali

Tabel 14 Data Perkara Yang Tidak Mengajukan Upaya Hukum Tahun Upaya Hukum Jumlah Putusan Perkara Jumlah Perkara yang mengajukan upaya hukum Jumlah Perkara yang tidak mengajukan upaya hukum

Realisasi Target Capaian Rata-rata Capaiaa n 2017 Banding Kasasi PK 1.660 1.718 1.718 159 133 21 1.501 1.585 1.697 90% 92% 99% 85% 90% 95% 106% 102% 104% 104 2016 Banding Kasasi PK 1632 1.690 1.690 237 150 33 1.395 1.540 1.657 66% 91% 98% 85% 93% 99% 78% 97% 98% 91 2015 Banding Kasasi PK 1.607 1.685 1.685 235 200 30 1.372 1.485 1.655 85% 88% 98% 88% 90% 99% 96% 96% 96% 96

Grafik 8 Capaian Rata-Rata

Secara umum, rata-rata capaian persentase perkara yang Tidak Mengajukan Upaya hukum (Banding, kasasi, PK) mengalami peningkatan yakni tahun 2015, 2016 adalah 96%, 91% dan pada tahun 2017 adalah 104%. Artinya penerimaan masyarakat terhadap putusan pengadilan tingkat pertama cukup tinggi dibanding tahun 2015 dan 2016.

96 91 104 80 85 90 95 100 105

Capaian perkara yang tidak

mengajukan upaya hukum tahun

2015 s.d 2017

(39)

29

SASARAN 1 : Peradilan yang Pasti, Transparan, dan Akuntabel

Indikator kinerja ke - 5 : Persentase perkara pidana anak yang diselesaikan

dengan diversi

Persentase perkara pidana melalui sistem peradilan pidana anak adalah perbandingan jumlah perkara pidana anak yang diselesaikan

melalui diversi dengan jumlah perkara pidana anak.

Tabel 15 Data Perkara Pidana Anak Yang Diselesaikan Dengan Diversi

Tahun

Perkara

Jumlah Perkara

Pidana Anak

Jumlah perkara pidana

anak yang diselesaikan

secara diversi

Realisasi Targe

t

Capaia

n

2017

Anak

50

-

-

6%

-

2016

Anak

23

1

4%

5%

80%

2015

Anak

20

5

25%

20%

125%

Jumlah perkara pidana anak tahun 2017 adalah 50 perkara.

Diversi yang berhasil pada tahun 2017 ini adalah :

Tingkat penyidikan : 26 perkara Tingkat Persidangan : Nihil

Tahun 2017 ini tidak ada perkara diversi yang berhasil diselesaikan ditingkat Persidangan. Diversi merupakan kebijakan yang dilakukan untuk menghindarkan pelaku dari sistem peradilan pidana formal. Diversi dilakukan untuk memberikan perlindungan dan rehabilitasi kepada pelaku sebagai upaya untuk mencegah anak menjadi pelaku kriminal dewasa. Konsep diversi yaitu tindakan persuasif atau pendekatan dan pemberian kesempatan kepada pelaku untuk berubah. Tidak semua masalah perkara anak nakal mesti diselesaikan melalui jalur peradilan formal, dan memberikan alternatif bagi penyelesaian dengan pendekatan keadilan demi

kepentingan terbaik bagi anak dan dengan mempertimbangkan keadilan bagi korban.

Grafik 9 Capaian Sasaran 1 Indikator 5

Dari grafik diatas menunjukkan bahwa pada tahun 2017 terjadi penurunan capaian jumlah perkara pidana anak yang diselesaikan secara diiversi ditingkat Pengadilan dibandingkan dengan tahun 2015 dan tahun 2016.

125 80 0

0 50 100 150 Capaian per tahun

Capaian Penyelesaian Diversi

Anak Tahun 2015 s.d 2017

(40)

LKjIP

2017 PENGADILAN NEGERI PEKANBARU

30

SASARAN 1 : Peradilan yang Pasti, Transparan, dan Akuntabel

Indikator kinerja ke - 6 : Index responden pencari keadilan yang puas

terhadap layanan peradilan

Indikator kinerja ini bertujuan untuk

menggambarkan indeks kepuasan masyarakat atas penyelenggaraan pelayanan publik di pengadilan.

Indeks responden pencari keadilan yang puas terhadap layanan peradilan diukur berdasarkan Peraturan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2014 tentang Pedoman Survei Kepuasan

Masyarakat Terhadap Penyelenggaraan

Pelayanan Publik.

Pada tahun 2017 Pengadilan Negeri Pekanbaru melakukan survei terhadap Pencari Keadilan yang puas terhadap layanan Pengadilan Negeri Pekanbaru.

Survei tersebut dilakukan dengan 11 ruang lingkup yaitu : Persyaratan, Prosedur, Waktu Pelayanan, Biaya/Tarif, Produk Spesifikasi Jenis Pelayanan, Kompetensi pelaksana, Perilaku pelaksana, Maklumat Pelayanan, Penanganan Pengaduan, Saran dan Masukan, Panduan Informasi, Sarana Prasarana.

Terhadap ruang lingkup tersebut diberikan penilaian dengan kategori sebagai berikut:

No. Mutu Pelayanan Norma Skor

Skala 100 Skala 1-4

1. A (Sangat Baik) 81,26 – 100,00 3,26 – 4,00

2. B (Baik) 62,51 – 81,25 2,51 – 3,25

3. C (Kurang Baik) 43,76 – 62,50 1,76 – 2,50

4. D (Tidak Baik) 25,00 – 43,75 1,00 – 1,75

Tabel 16Tabel Mutu Pelayanan Hasil surveinya adalah sebagai berikut:

Indeks kepuasan masyarakat atas layanan Pengadilan Negeri Pekanbaru pada tahun 2017 adalah 79,75 dengan kategori “BAIK” (pada interval 62,51 s/d 81,25), dimana target angka ini berada di atas ketentuan minimal yang telah ditentukan di dalam Peraturan Kementerian

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2014 yaitu 62,51. Target Indeks kepuasan masyarakat yang ditetapkan adalah 80,0 (Baik). sehingga dapat

disimpulkan masyarakat puas terhadap

(41)

31

Tabel 17 Indeks kepuasan masyarakat

Indeks

kepuasan

masyarakat

Realisasi

Target

Capaian

2017

79,75%

80%

99%

2016

69,38

70%

99%

Grafik 10 Capaian Indeks Kepuasan Masyarakat Tahun 2016 s.d 2017

Dari grafik disamping menunjukkan bahwa Capaian Indeks kepuasan masyarakat pada tahun 2016 dan 2017 adalah 99%. Maka dapat disimpulkan bahwa masyarakat puas terhadap pelayanan yang ada padaPengadilan Negeri Pekanbaru

.

Sasaran 2 :

Peningkatan Efektifitas Pengelolaan Penyelesaian

Perkara

Grafik 11 Capaian Sasaran 2 Tahun 2015,

2016 dan 2017

Sasaran ini ditetapkan untuk mengukur keberhasilan Pengadilan Negeri Pekanbaru

dalam efektifitas pengelolaan

penyelesaian perkara. Sasaran ini terdiri dari empat indikator.

Grafik disamping menunjukkan bahwa

terjadi peningkatan pengelolaan

penyelesaian perkara di Pengadilan Negeri Pekanbaru dari tahun 2015 s.d 2017.

99 99

0 50 100 150

Capaian Indeks Kepuasan

Masyarakat Tahun 2016

s.d 2017

2016 2017

80

126 133

Capaian Sasaran 2 Tahun 2015,2016

dan 2017

Th 2015 Th 2016 Th 2017

(42)

LKjIP

2017 PENGADILAN NEGERI PEKANBARU

32

Tabel 18 Peradilan yang Pasti, Transparan, dan Akuntabel

Sasaran

Strategis Indikator Kinerja Target

Realisa si Capaian 2017 2016 2015 Peningkatan Efektifitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara

a. Persentase isi putusan yang diterima oleh para pihak tepat waktu

100% 100% 100% 100% 100%

b. Persentase perkara yang diselesaikan melalui

mediasi 3% 7% 233% 207% 19.5%

c. Persentase berkas perkara yang diajukan Banding, Kasasi, dan PK secara lengkap dan tepat waktu

100% 100% 100% 100% 100%

d. Persentase Putusan perkara yang menarik perhatian masyarakat yang dapat diakses secara online dalam waktu 1 hari setelah diputus

100% 100% 100% 100% 100%

Rata-rata capaian kinerja pada Sasaran Strategis II 133 126 80

Analisis atas capaian indikator-indikator kinerja sasaran ini sebagai berikut :

SASARAN 2 : Peradilan yang Pasti, Transparan, dan Akuntabel

Indikator kinerja ke - 1 : Persentase Isi Putusan Yang Diterima Oleh Para Pihak

Tepat Waktu

Persentase isi putusan yang diterima oleh para pihak tepat waktu adalah perbandingan jumlah isi

putusan yang diterima oleh para pihak tepat waktu dengan jumlah putusan.

Tabel 19 Data Isi Putusan Yang Diterima Oleh Para Pihak Tepat Waktu

Tahun

Jumlah putusan Jumlah isi putusan yang

diterima tepat waktu

Realisasi Target Capaian

2017

2.082

2.082

100%

100% 100%

2016

2.310

2.310

100%

100% 100%

(43)

33

Salinan putusan Pengadilan Negeri Pekanbaru

disampaikan kepada para pihak dengan tepat waktu.

Grafik 12 Capaian sasaran 2 indikator

Jumlah perkara yang putus tahun 2017 adalah 2.082 perkara (perdata,pidana,tipikor dan PHI), semua isi Putusan tersebut telah diterima oleh para pihak dengan tepat waktu. Sehingga capaiannya pada tahun 2017 adalah 100%.b Grafik disamping menunjukkan bahwa Capaian isi putusan yang diterima oleh para pihak tepat waktu dari tahun 2015 s.d 2017 adalah 100% artinya bahwa Salinan putusan Pengadilan Negeri

Pekanbaru telah disampaikan kepada para pihak dengan tepat waktu.

SASARAN 2 : Peradilan yang Pasti, Transparan, dan Akuntabel

Indikator kinerja ke - 2 : Persentase Perkara Yang Diselesaikan Melalui Mediasi

Persentase perkara yang diselesaikan melalui mediasi adalah perbandingan jumlah perkara yang diselesaikan melalui mediasi dengan jumlah perkara yang dilakukan mediasi.

Indikator ini untuk mengukur keberhasilan penyelesaian perkara melalui mediasi.

Tabel 20 Data Perkara yang diselesaikan melalui Mediasi

Tahun Perkara Jumlah Perkara

yang dilakukan mediasi

Jumlah Perkara yang diselesaikan melalui mediasi

Realisasi Target Capaian

2017 Perdata (gugatan) 206 14 3% 7% 233% 2016 289 6 2,07% 1% 207% 2015 256 1 0,39% 2% 20% 2015 2016 2017 0 50 100 100 100 100

Capaian isi putusan yang

diterima para pihak tepat waktu

tahun 2015 s.d 2017

Gambar

Tabel 1 Terwujudnya Proses Peradilan Yang Pasti, Transparan Dan Akuntabel  SASARAN STRATEGIS I
Tabel 5 Potensi dan Permasalahan
Tabel 6 Reviu Matrik Rencana Strategis Tahun 2015 – 2019 Pengadilan Negeri Pekanbaru
Tabel 7  Rencana Kinerja Pengadilan Negeri Pekanbaru Tahun 2017
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pengertian yang telah dikemukakan diatas maka dapat ditarik kesimpulan atas pengertian dari perencanaan strategis sistem informasi dan teknologi informasi, yaitu

Ayah baginya adalah seseorang yang memiliki kuasa pengetahuan zakat yang paling berperan dalam mengonstruk pikiran muzaki konvensional sehingga menghasilkan perilaku

Pelecehan seksual sejak dahulu hingga sekarang selalu mendapatkan sorotan, baik itu dari kalangan pemerintah maupun dari masyarakat itu sendiri. Persoalan pelecehan bukanlah

Mat Busiril, M.H selaku Wakil Panitera di PA Sidoarjo, POSBAKUM adalah sarana yang diberikan oleh pengadilan agama bagi mereka – mereka yang hendak beracara namun tidak

Pegawai Pengadilan Agama Pamekasan merupakan pelayan bagi masyarakat pencari keadilan, oleh karena itu dilakukan penetapan kinerja bagi masing-masing pegawai sebagai wujud

Pengadilan Agama Bengkayang merupakan salah satu penyelenggara kekuasaan kehakiman pada Pengadilan Tingkat Pertama yang memberikan layanan hukum bagi pencari keadilan yang

Dengan pemberian metode pembelajaran melalui pemberian simulasi-simulasi berbasis software keteknikan yang telah tersedia, maka akan memberikan suatu nuansa baru dan

Informasi yang lebih rinci untuk masing-masing fungsi tersedia pada bab lain dalam panduan ini, atau di layar HP Image Zone Help [Bantuan HP Image Zone] yang menyertai perangkat