A. Latar Belakang Masalah Penelitian
Menulis sebagai suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Menurut Tarigan (2008) bahwa menulis adalah suatu kegiatan yang aktif dan produktif serta memerlukan cara berpikir yang teratur yang diungkapkan dalam bahasa tulis. Sedangkan Suparno (2002) mendefinisikan menulis sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Kegiatan menulis merupakan kegiatan yang komplek karena perlu ditunjang oleh keterampilan menyimak dan keterampilan menulis yang baik. Jika terbiasa menyimak dan membaca tentang berbagai hal tentu akan menambah wawasan dan pengetahuan seseorang penulis dan dapat menjadi inspirasi bagi penulis untuk menuangkan ide-ide atau gagasan ke dalam sebuah tulisan.
Keterampilan seseorang untuk mengungkapkan ide, pikiran, gagasan, pengetahuan, ilmu, dan pengalaman sebagai suatu keterampilan yang produktif. Menulis dipengaruhi oleh keterampilan produktif lainnya, seperti aspek berbicara maupun keterampilan reseptif yaitu aspek membaca dan menyimak serta pemahaman kosa kata, diksi, keefektifan kalimat, penggunaan ejaan dan tanda baca.
(emosional) dan belahan otak kiri (logika). Di dalam kegiatan menulis aktivitas seluruh otak digunakan. Aktivitas otak kanan meliputi: semangat, emosi, imajinasi, gairah dan kegembiraan. Sedangkan aktivitas otak kiri meliputi: perencanaan, tata bahasa, penelitian, tanda baca, dan penulisan kembali.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa menulis adalah
aktivitas dalam menuangkan ide, penyampaian pesan atau informasi dengan menggunakan bahasa tulis sebagai medianya, secara emosional dan logika dalam
penyampaiannya, sehingga menjadi untaian kalimat yang bermakna dalam menyampaikannya, menarik perhatian pembaca sehingga timbul keinginan untuk
membacanya.
Djauzak (1996: 17) menyebutkan bahwa pelajaran menulis di kelas tinggi
meliputi pemakaian ejaan yang benar, penulisan paragraf berbagai bentuk karangan misalnya: surat, prosa, laporan, pidato, naskah drama, pengumuman,
membuat ringkasan, dan mengisi formulir. Materi pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan kelas V Mata Pelajaran Bahasa Indonesia telah memuat
pembelajaran menulis laporan. Artinya materi menulis laporan harus sudah diajarkan di kelas V sekolah dasar. Materi menulis laporan di kelas V ini berupa
menulis laporan kunjungan. Sistematika penulisan laporan dan kejelasan tempat, waktu, dan tujuan kunjungan menjadi fokus utama dalam menulis laporan.
keterampilan menulis. Tugas guru antara lain adalah menciptakan situasi dan kondisi agar siswa belajar secara optimal untuk berlatih menggunakan bahasa
agar kompetensi yang diharapkan dapat tercapai.
Berdasarkan observasi awal di kelas V SD se Kecamatan Karanganyar
dalam pelaksanaan pembelajaran terutama pada materi menulis laporan masih terlihat siswa ada keraguan untuk menulis. Siswa juga terlihat mengalami
kesulitan, sering melihat ke atas sebagai bentuk ekspresi menemukan kata-kata yang tepat untuk bahan tulisannya, terutama dalam menuangkan gagasan yang akan ditulis pada laporan tersebut. Hal ini juga diperkuat dengan hasil perolehan
nilai siswa kelas V SD se Kecamatan Karanganyar Kabupaten Purbalingga. Dari
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh masing-masing sekolah pada kompetensi menulis laporan, rata-rata ketercapaiannya masih di bawah 12%. Artinya masih harus mencapai minimal 63% lagi untuk bisa
dikatakan tuntas belajar, yakni 75% dari jumlah siswa yang ada.
Berdasarkan kenyataan tersebut di atas, dapat disimpulkan ada kesenjangan yang terjadi antara keinginan untuk meningkatkan hasil belajar
dengan proses belajar mengajar yang terjadi. Proses pembelajaran yang tidak mendapat respon dan tidak diminati siswa jelas tidak akan meningkatkan hasil
belajar siswa. Agar hasil belajar meningkat tentu ada upaya guru untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar. Pendekatan pembelajaran tentu
menjadi faktor utama. Hendaknya guru dapat merefleksi atas ketidak- berhasilannya dalam pembelajaran. Agar siswa senang terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia pada materi menulis laporan, tentu guru punya solusi yakni
menggunakan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan lingkungan siswa
dan sekolah. Harus dihindari menggunakan pendekatan pembelajaran konvensional.
Model menulis terbimbing (guided writing) adalah kegiatan menulis dimana peran guru sebagai fasilitator, membantu siswa menemukan apa yang ditulisnya dan bagaimana menulisnya dengan jelas, sistematis, dan menarik. Diharapkan dengan model menulis terbimbing (guided writing) siswa bisa termotivasi mengikuti pembelajaran menulis laporan dan diharapkan pula kriteria ketuntasan minimal tercapai.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pada beberapa permasalahan di atas, dapat diidentifikasi beberapa permasalah penting dalam kemampuan menulis laporan, yaitu sebagai berikut.
1. Rata-rata ketercapaian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada materi menulis masih di bawah 12%.
2. Siswa mengalami kesulitan dalam menulis laporan, terutama dalam menuangkan gagasan yang akan ditulis pada laporan tersebut.
3. Sebagian besar siswa masih malas mengikuti pembelajaran menulis.
4. Pendekatan pembelajaran yang digunakan belum dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
C. Pembatasan Masalah
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan pembatasan masalah yang telah dikemukakan tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah ada perbedaan kemampuan menulis laporan antara kelompok siswa
yang diberi perlakuan dengan memberikan pembelajaran model menulis terbimbing dengan siswa yang tidak diberi perlakuan dengan memberikan pembelajaran model menulis terbimbing?
2. Apakah model pembelajaran menulis terbimbing efektif untuk meningkatkan kemampuan menulis laporan pada siswa kelas V SD se-Kecamatan Karanganyar?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui:
1. perbedaan kemampuan menulis menulis laporan antara kelompok siswa yang diberi perlakuan dengan model menulis terbimbing dengan siswa yang tidak diberi perlakuan dengan model menulis terbimbing;
2. keefektifan model menulis terbimbing dalam meningkatkan kemampuan keterampilan menulis laporan pada kelas V SD se-Kecamatan Karanganyar.
F. Manfaat Hasil Penelitian
1. Secara Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih bagi pengembangan khususnya penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di Sekolah Dasar tentang Pembelajaran Bahasa Indonesia
2. Secara Praktis
Penelitian ini dapat memacu guru untuk terus meningkatkan kemampuan dalam mengembangkan model pembelajaran, terutama keterampilan menulis dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, sehingga pembelajaran Bahasa Indonesia akan semakin bermakna bagi para siswa.
G. Definisi Operasional 1. Efektivitas
Efektifitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas, dan waktu) yang telah dicapai setelah dilakukannya pembelajaran dengan model menulis terbimbing (guided writing) dilaksanakan.
2. Menulis Terbimbing
3. Laporan