• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. Pemanfaatan Internet - PEMANFAATAN INTERNET SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP MUHAMMADIYAH BANYUMAS - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "2. Pemanfaatan Internet - PEMANFAATAN INTERNET SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP MUHAMMADIYAH BANYUMAS - repository perpustakaan"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Internet

1. Pengertian Internet

Internet berasal dari kata International Network, kalau diterjemahkan secara langsung berarti jaringan internasional. Internet adalah kumpulan komputer yang terhubung satu dengan yang lain dalam sebuah jaringan. Disebut jaringan internasional karena internet menghubungkan komputer-komputer dan jaringan-jaringan komputer yang ada di seluruh dunia menjadi sebuah jaringan komputer yang sangat besar. Oleh karena internet merupakan kumpulan jaringan-jaringan komputer yang saling terhubung, maka internet juga sering disebut Interconected Networking (wikipedia.org). Saat ini diperkirakan ada ratusan ribu jaringan komputer yang terhubung ke internet (Pandia, 2011:3)

Sifat internet dapat dihubungi setiap saat. Artinya siswa dapat memanfaatkan program-program pendidikan yang disediakan di jaringan internet kapan saja sesuai dengan waktu luang mereka sehingga kendala ruang dan waktu yang mereka hadapi untuk mencari sumber belajar dapat teratasi. Dengan perkembangan pesat di bidang teknologi telekomunikasi, dan informasi, pola belajar secara mendengarkan ceramah, dan mencatat di atas kertas sudah tentu ketinggalan zaman. Arti IT bagi dunia pendidikan seharusnya menjadinya saluran atau sarana yang dapat dipakai untuk menyiarkan program pendidikan. (Daryanto, 2012:167)

2. Pemanfaatan Internet

(2)

informasi dengan jumlah yang tidak terbatas. Aplikasi internet yang tersedia saat ini sudah banyak dan akan terus bertambah seiring dengan kemajuan teknologi informasi. Aplikasi-aplikasi internet ini kemudian digunakan dalam berbagai bidang seperti akademik, militer, medis, media massa, periklanan, dan berbagai sektor industri lainnya. (Pandia, 2011:4).

Internet juga dapat digunakan secara terprogram, salah satunya dengan program e-learning. Pada program ini, sekolah atau pihak penyelenggara menyediakan sebuah situs/web e-learning yang menyediakan bahan belajar secara lengkap, baik yang bersifat interaktif maupun non interaktif. Kegiatan siswa dalam mengakses bahan belajar melalui e-learning dapat dideteksi apa yang mereka pelajari, bagaimana kemajuan belajarnya, berapa skor hasil belajarnya dan lain-lain. Di Indonesia pada umumnya masih bersifat blended e-learning, yaitu e-learning bukan alat pembelajaran utama, melainkan sebagai bahan dan alat pelengkap dari pembelajaran konvensional. (Daryanto 2012:162)

Teknologi informasi juga dapat melahirkan fitur-fitur baru dalam dunia pendidikan. Sistem pengajaran dengan berbasis multimedia(teknologi yang melibatkan teks, gambar, suara, dan video) dapat menjadikan penyajian masalah menjadi menarik, tidak monoton, dan memudahkan penyampaian isi materi. Seorang murid atau mahasiswa dapat mempelajari materi tertentu secara mandiri dengan menggunakan komputer yang dilengkapi program berbasis multimedia. Kini, telah banyak perangkat lunak yang tergolong sebagai edutainment yang merupakan perpaduan antara education (pendidikan) dan entertainment (hiburan). (Kadir, 2013:17)

3. Fungsi Internet

(3)

dengan leluasa dapat mengatur waktu untuk belajar, kapan saja dan di mana saja. (Kadir, 2013:18)

Internet merupakan alat komunikasi yang murah. Internet juga memungkinkan terjadinya dialog seseorang dengan orang lain (one-to-one communications) dan dialog seseorang dengan banyak orang (one-to-many communications). Hal ini memungkinkan terjadinya komunikasi dengan tatap muka melalui telekonferens. Komunikasi audiovisual dapat terjadi dan memungkinkan komunikasi verbal dan non-verbal terjadi secara langsung. Kemampuan dan karakteristik internet di atas memungkinkan internet dimanfaatkan sebagai media belajar jarak jauh. Pemanfaatan internet tersebut akan membuat proses belajar jarak jauh menjadi lebih efektif dan hasil yang diperoleh baik. (Pandia, 2011:17)

Dalam konteks yang lebih luas,yaitu dalam manajemen dunia pendidikan, berdasar studi tentang tujuan pemanfaatan TI di dunia pendidikan terkemuka di Amerika, Alavi dan Gallupe(2003) menemukan beberapa tujuan pemanfaatan TI, yaitu (1) memperbaiki competitive positioning; (2) meningkatkan brand image; (3) meningkatkan kualitas pembelajaran dan pengajaran; (4) meningkatkan kepuasan siswa; (5) meningkatkan pendapatan; (6) memperluas basis siswa; (7) meningkatkan kualitas pelayanan; (8) mengurangi biaya operasi; dan (9) mengembangkan produk dan layanan baru. (Wahid, 2007:72)

B. Sumber Pembelajaran

1.Pengertian Sumber Belajar

(4)

adalah sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk membantu tiap orang untuk belajar dengan menggunakan berbagai sumber, seperti alam, buku, majalah, teman, dan lain-lain. Salah satu strategi mengajar adalah memberi siswa dengan berbagai macam sumber pembelajaran yang dapat mendukung dan membimbing pengalaman belajar mereka. Sumber-sumber tersebut dapat meliputi materi pengajaran yang biasa, seperti buku, bimbingan referensi, dan alat-alat bantuan listrik/elektronik (misalnya kalkulator, komputer dan lain-lainnya). Sumber dapat juga meliputi orang, seperti anggota masyarakat yang mempunyai satu bidang minat atau ahli yang bersedia mengungkapkan pengalaman-pengalamannya kepada siswa.

Sebagian besar berasumsi bahwa sumber belajar elektronik yang dimaksud di sini lebih diarahkan pada penggunaan teknologi komputer dan internet. Melalui komputer siswa dapat belajar secara individual, baik secara terprogram maupun tidak terprogram. Secara tidak terprogram siswa dapat mengkases berbagai bahan belajar dan informasi dengan menggunakan fasilitas di internet, seperti mesin pencari data (search engine). (Daryanto, 2012:162).

Jadi sumber pembelajaran adalah segala sesuatu yang ada di sekitar lingkungan kegiatan belajar yang secara fungsional dapat digunakan untuk membantu optimalisasi hasil belajar. Optimalisasi hasil belajar dapat dilihat tidak hanya dari hasil belajar (output), namun juga dilihat dari proses berupa interaksi siswa dengan berbagai macam sumber belajar yang dapat merangsang siswa untuk belajar dan mempercepat pemahaman dan penguasaan bidang ilmu yang dipelajarinya.

2.Klasifikasi Sumber Pembelajaran

(5)

a. Sumber belajar yang dirancang (learning resources by design) yaitu sumber belajar yang memang sengaja dibuat untuk tujuan pembelajaran. Contohnya adalah : buku pelajaran, modul, program audio, transparansi (OHT).

b. Sumber belajar yang sudah tersedia dan tinggal dimanfaatkan (learning resources by utilization), yaitu sumber belajar yang tidak secara khusus dirancang untuk keperluan pembelajaran, namun dapat ditemukan, dipilih dan dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran, olahragawan, kebun binatang, waduk, museum, film, sawah, terminal, contohnya pejabat pemerintah, tenaga ahli, pemuka agama,surat kabar, siaran televisi, internet dan masih banyak lagi yang lain.

Internet dapat dikelompokkan sebagai sumber belajar by utilization karena dalam internet terdapat beragam fasilitas dan informasi yang dapat dimanfaatkan oleh dunia pendidikan untuk menambah dan atau mencapai tujuan pembelajaran walau ide dasar pembuatan web site tersebut tidak diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan. (Rohani , 2000:102)

(6)

dapat dianggap sebagai sumber informasi yang sangat besar. Bidang apa pun yang di minati, pasti ada informasi di Internet. Berikut merupakan situs-situs yang bisa di browsing melalui internet :

Situs tentang pendidikan 1. www. pendidikan.net 2. www.edukasi .net 3. www.iptek.net.id 4. www.wikipedia.org 5. www.depdiknas.go.id Situs tentang komputer 1. www.ilmukomputer.com 2. www.infokomputer.com Situs media massa

1. www.kompas.com 2. www.suaramerdeka.com 3. www.liputan6.com 4. www.RCTI.TV 5. www.indosiar.com

Terdapat beberapa halaman web yang digunakan oleh guru dan pelajar yang bertujuan untuk pengajaran dan pembelajaran pendidikan Islam, yaitu:

Al-Qur‟an : www.qur'an.al-islam.com

(7)

Ulum syari'ah : www.e-zakat.com www.hajj.al-islam.com www.al-azim.com Ibadat : www.islamicity.com www.darulkautsar.com

www.syariahonline.com

Beberapa browser yang biasa digunakan oleh pengguna Internet antara lain : Internet Explorer, Netscape Communicator, Neoplanet, Opera,Mozilla Firefox, dan lain-lain. (Rohani , 2000:102). Jadi siswa bisa memanfaatkan dan menggunakan internet sebagai media sekaligus sumber belajar untuk kegiatan pembelajaran, seperti mencari tugas yang diberikan oleh guru, artikel dan lain-lain, karena internet merupakan gudangnya informasi mulai dari hal-hal yang kecil sampai mencari literatur ilmiah internasional bisa didapatkan melalui internet, tetapi harus berhati-hati dengan adanya situs-situs yang negatif dan bisa merusak generasi penerus bangsa.

3. Manfaat dan Fungsi Sumber Pembelajaran

Suatu kegiatan belajar mengajar akan lebih efektif dan efisien dalam usaha pencapaian tujuan instruksional. Adapun manfaat sumber belajar adalah:

(8)

b. Dapat menyajikan sesuatu yang tidak mungkin diadakan, dikunjungi atau dilihat secara langsung dan konkret.

c. Dapat menambah dan memperluas cakrawala sajian yang ada di dalam kelas

d. Dapat memberi motivasi yang positif apabila diatur dan direncanakan pemanfaatanya secara tepat

e. Dapat merangsang untuk berfikir, bersikap, berkembang lebih lanjut. (Rohani 2000:103).

Sedangkan menurut Depdiknas fungsi sumber belajar adalah :

a. Meningkatkan produktivitas pembelajaran dengan jalan mempercepat laju belajar dan membantu guru untuk menggunakan waktu secara lebih baik dan mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi.

b. Memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual

c. Memberikan dasar yang lebiih ilmiah terhadap pembelajaran. d. Lebih memantapkan pembelajaran

e. Memungkinkan penyajian pembelajaran yang lebih luas dengan menyajikan informasi yang mampu menembus batas geografis.

C. Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

(9)

melalui kegiatan bimbingan, pengarahan atau latihan dengan memerhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan kesatuan nasional (Hawi, 2013:19).

Pendidikan Agama Islam adalah upaya secara sadar dan terencana dalam peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani, bertaqwa, berakhlak mulia mengamalkan ajaran agama Islam yang bersumberkan dari kitab suci Al-Qur‟an dan Al Hadist, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan serta penggunaan pengalaman. (Darwis, 2014:1).

Berdasarkan penjelasan di atas bahwa, maka Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan yang mempunyai landasan ke imanan kita kepada Allah dan Rasulnya. Melalui pembelajaran agama islam, menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani, bertakwa berakhlak mulia, mengamalkan ajaran agama islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Quran dan Al-hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran latihan, serta penggunaan pengalaman. dan nilai islam kepada peserta didik melalui upaya pengajaran, pembiasaan, bimbingan, pengasuhan, pengawasan, dan pengembangan potensinnya, guna mencapai keselarasan hidup di dunia dan akherat.

2. Karakteristik Mata Pelajaran PAI

(10)

halnya mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI), khususnya di Sekolah Menengah Pertama (SMP). Adapun karakteristik mata pelajaran PAI di SMP adalah sebagai berikut:

a. PAI merupakan mata pelajaran yang dikembangkan dari ajaran-ajaran pokok (dasar) yang terdapat dalam agama Islam, sehingga PAI merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari ajaran Islam. b. Ditinjau dari segi muatan pendidikannya, PAI merupakan mata

pelajaran pokok yang menjadi satu komponen yang tidak dapat dipisahkan dengan mata pelajaran lain yang bertujuan untuk pengembangan moral dan kepribadian peserta didik. Semua mata pelajaran yang memiliki tujuan tersebut harus seiring dan sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai oleh mata pelajaran PAI.

c. Diberikannya mata pelajaran PAI, khususnya di SMP, bertujuan untuk terbentuknya peserta didik yang beriman dan bertakwa kepada Allah Swt., berbudi pekerti yang luhur (berakhlak yang mulia), dan memiliki pengetahuan yang cukup tentang Islam, terutama sumber ajaran dan sendi-sendi Islam lainnya, sehingga dapat dijadikan bekal untuk memelajari berbagai bidang ilmu atau mata pelajaran tanpa harus terbawa oleh pengaruh-pengaruh negatif yang mungkin ditimbulkan oleh ilmu dan mata pelajaran tersebut.

(11)

keislaman tersebut sekaligus dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari di tengah-tengah masyarakat. Dengan demikian, PAI tidak hanya menekankan pada aspek kognitif saja, tetapi yang lebih penting adalah pada aspek afektif dan psikomotornya.

e. Secara umum mata pelajaran PAI didasarkan pada ketentuan-ketentuan yang ada pada dua sumber pokok ajaran Islam, yaitu al-Quran dan al-Sunnah/al-Hadits Nabi Muhammad Saw. (dalil naqli). Dengan melalui metode Ijtihad (dalil aqli) para ulama mengembangkan prinsip-prinsip PAI tersebut dengan lebih rinci dan mendetail dalam bentuk fiqih dan hasil-hasil ijtihad lainnya.

(12)

g. Tujuan akhir dari mata pelajaran PAI di SMP adalah terbentuknya peserta didik yang memiliki akhlak yang mulia (budi pekerti yang luhur). Tujuan ini yang sebenarnya merupakan misi utama diutusnya Nabi Muhammad Saw. di dunia. Dengan demikian, pendidikan akhlak (budi pekerti) adalah jiwa Pendidikan Agama Islam (PAI). Mencapai akhlak yang karimah (mulia) adalah tujuan sebenarnya dari pendidikan. Hal ini tidak berarti bahwa pendidikan Islam tidak memerhatikan pendidikan jasmani, akal, ilmu, ataupun segi-segi praktis lainnya, tetapi maksudnya adalah bahwa pendidikan Islam memerhatikan segi-segi pendidikan akhlak seperti juga segi-segi lainnya. Peserta didik membutuhkan kekuatan dalam hal jasmani, akal, dan ilmu, tetapi mereka juga membutuhkan pendidikan budi pekerti, perasaan, kemauan, cita rasa, dan kepribadian. Sejalan dengan konsep ini maka semua mata pelajaran atau bidang studi yang diajarkan kepada peserta didik haruslah mengandung muatan pendidikan akhlak dan setiap guru haruslah memerhatikan akhlak atau tingkah laku peserta didiknya.

h. PAI merupakan mata pelajaran wajib yang harus diikuti oleh setiap peserta didik, terutama yang beragama Islam, atau bagi yang beragama lain yang didasari dengan kesadaran yang tulus dalam mengikutinya.

(13)

dapat dikembangkan oleh para guru PAI dengan variasi-variasi tertentu, selama tidak menyimpang dari karakteristik umum ini. Dengan berpedoman kepada panduan, para guru PAI atau sekolah diharapkan dapat melakukan pengembangan SILABUS PEMBELAJARAN mata pelajaran PAI di SMP dengan mudah dan variatif.

Dengan demikian, pencapaian akhlak mulia harus menjadi tanggung jawab semua pihak termasuk mata pelajaran non PAI dan guru-guru yang mengajarkannya. Ini berarti meskipun akhlak itu tampaknya hanya menjadi muatan mata pelajaran PAI, mata pelajaran lain juga perlu mengandung muatan akhlak. Lebih dari itu, semua guru harus memperhatikan akhlak peserta didik dan berupaya menanamkannya dalam proses pembelajaran. Jadi, pencapaian akhlak mulia tidak cukup hanya melalui mata pelajaran PAI.

3. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam merupakan pendidikan yang berkesadaran dan bertujuan, Allah telah menyusun landasan pendidikan yang jelas bagi seluruh umat manusia melalui Syariat Islam, termasuk tentang tujuan pendidikan agama Islam.

Para ahli mengemukakan pendapatnya tentang tujuan pendidikan agama Islam sebagai berikut :

(14)

dilupakan pula bahwa orang yang megikuti pendidikan akan memperoleh kelezatan ilmu yang dipelajarinya dan kelezatan ini pula yang dapat mengantarkannya kepada pembentukan insan paripurna. 2) M Athiyah al-Abrasy, mengemukakan bahwa tujuan Pendidikan dan

pengajaran adalah sebagai berikut :

a) Untuk membantu pembentukan akhlak yang mulia.

b) Pendidikan dan pengajaran bukanlah sekedar memenuhi otak anak didik dengan segala macam ilmu yang belum mereka ketahui, tetapi mendidik akhlak dan jiwa mereka, menanamkan rasa fadhilah (keutamaan),

c) Membiasakan mereka dengan kesopanan yang tinggi, mempersiapkan mereka untuk suatu kehidupan yang suci seluruhnya, ikhlas, dan jujur.

d) Persiapan untuk kehidupan dunia dan akhirat.

e) Pendidikan Islam memiliki dua orientasi yang seimbang, yaitu memberi persiapan bagi anak didik untuk dapat menjalani kehidupannya di dunia dan juga kehidupannya di akhirat.

f) Persiapan untuk mencari rizki dan pemeliharaan segi-segi kemanfaatan.

(15)

h) Menumbuhkan roh ilmiah (scientific spirit) pada pelajar dan memuaskan keinginan hati untuk mengetahui (curiosity) dan memungkinkan ia mengkaji ilmu sebagai sekedar ilmu. Dengan demikian, Pendidikan Agama Islam tidak hanya memperhatikan pendidikan agama dan akhlak, tapi juga memupuk perhatian kepada sains, sastra, seni, dan lain sebagainya, meskipun tanpa unsur-unsur keagamaan didalamnya.

i) Menyiapkan pelajar dari segi profesinal, tekhnis, dan dunia kerja supaya ia dapat menguasai profesi tertentu.

3) Drs. Ahmad D. Marimba mengemukakan dua macam tujuan,

a) Tujuan sementara. Yaitu sasaran sementara yang harus dicapai oleh

umat Islam yang melaksanakan pendidikan Islam. Tujuan sementara artinya tercapainya berbagai kemampuan seperti kecakapan jasmaniah, pengetahuan membaca, menulis, dan ilmu-ilmu lainnya.

b) Tujuan akhir. Yaitu terwujudnya kepribadian muslim yang

mencakup aspek-aspeknya untuk merealisasikan atau menceminkan ajaran agama Islam.

4) Zakiah Darajat membagi tujuan Pendidikan Agama Islam menjadi 4 (empat) macam, yaitu :

a) Tujuan umum. Tujuan umum adalah tujuan yang akan dicapai

(16)

b) Tujuan akhir. Tujuan akhir adalah tercapainya wujud kamil, yaitu

orang yang telah mencapai ketakwaan dan menghadap Allah dalam ketakwaannya.

c) Tujuan sementara. Tujuan sementara adalah tujuan yang akan

dicapai setelah anak diberi sejumlah pengalaman tertentu yang direncanakan dalam suatu kurikulum pendidikan formal.

d) Tujuan operasional. Tujuan operasional adalah tujuan praktis yang

akan dicapai dengan sejumlah kegiatan pendidikan tertentu.

5) Tujuan Pendidikan Agama Islam yang merupakan sebuah Rumusan dari Kongres Pendidikan Islam se Dunia di Islamabad tahun 1980 dan hasil keputusan seminar Pendidikan Islam se Indonesia taggal 07 sampai 11 Mei 1960 di Cipayung Bogor.

a) Rumusan yang di tetapkan dalam kongres se Dunia tentang Pendidikan Islam sebagai berikut : “Education should aim at the balanced growth of total personality of man through the training of

man‟s spirit, intellect the rational self, feeling and bodily sense.

Education should there for cater for the growth of man in all its

aspect, spiritual, intellectual, imaginative, physical, scientific,

linguistic, both individually and collectively, and motivate, all these

aspect toward goodness and attainment perfection. The ultimate

aim of education lies in the realization of complete submission to

Allah on the level of individual. The community and humanity at

(17)

b) Rumusan hasil keputusan seminar pendidikan Islam se Indonesia

tanggal 07 sampai dengan 11 mei 1960 di Cipayung, Bogor.Dari uraian diatas dapatlah di simpulkan bahwa pendidikan Islam mempunyai tujuan yang luas dan dalam, seluas dan sedalam kebutuhan hidup manusia sebagai makhluk individu dan sebagai makhluk sosial yang menghamba kepada khaliknya dengan dijiwai oleh nilai-nilai ajaran agama.

Oleh karena itu pendidikan Islam bertujuan untuk menumbuhkan pola kepribadian manusia yang bulat melalui latihan kejiwaan kecerdasan otak, penalaran, perasaan dan indera.

Pendidikan ini harus melayani pertumbuhan manusia dalam semua aspek, baik aspek spiritual, intelektual, imajinasi, maupun aspek ilmiah, (secara perorangan maupun secara berkelompok). Dan pendidikan ini mendorong aspek tersebut ke arah keutamaan serta pencapaia kesempurnaan hidup.

(18)

Artinya : “Katakanlah Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam”

Tujuan utama dari pendidikan Islam ialah mencapai ridla Allah. Dengan pendidikan diharapkan akan lahir individu-individu yang baik, bermoral, berkualitas sehingga bermanfaat bagi dirinya, keluarganya, masyarakatnya, bangsanya serta umat manusia umumnya. Manusia adalah fokus utama dari pendidikan. Ia terdiri dari jasmani dan rohani. Karenanya institusi pendidikan seharusnya lebih memfokuskan perhatiannya kepada substansi kemanusiaan, membuat system yang mendukung kepada terbentuknya manusia yang baik. Pendidikan diharapkan mampu mengantarkan anak didik untuk memiliki kemakmuran materi dan juga individu yang memiliki kebahagiaan dunia dan akherat.

Tujuan pendidikan identik dengan gambaran manusia terbaik menurut orang-orang tertentu. Kualitas hidup seseorang ditentukan oleh pandangan hidupnya. Bila pandangan hidupnya berupa agama, maka manusia yang baik yang menjadi tujuan pendidikan adalah manusia yang baik menurut agamanya,

Dalam Al Qur‟an Allah berfiman dalam Surat Al Baqarah ayat 1-5 :



(19)

Artinya : “Alif laam miin, Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya;

petunjuk bagi mereka yang bertaqwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka, dan mereka yang beriman kepada kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-Kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat, mereka Itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah

orang-orang yang beruntung.”

Alif, Lam, miim, ayat yang cukup singkat, tetapi sangat dalam maknanya, hanya Allah yang tahu rahasianya. Sudah cukup lama para ulama al-Qur'an berbeda pendapat. Allahu A'lam, hanya Allah yang mengetahui, itulah jawaban yang dikemukakan oleh para ulama abad pertama hingga abad ketiga. Tampaknya jawaban Allabu A'lam yakni Allah lebih mengetahui masih diangap jawaban yang relevan sampai saat ini, meskipun demikian jawaban itu masih dianggap kurang memuaskan.

Pada ayat ini menggunakan isyarat jauh untuk menunjuk al-Qur'an. Semua ayat yang menunjuk kepada firman-firman Allah dengan nama al-Qur'an (bukan al-Kitab) yang mengarah pada isyarat dekat "hadzal

Qur'an”. Penggunaan isyarat jauh ini bertujuan memberi kesan bahwa

(20)

jangkauan makhluk, karena ia bersumber dari Allah Yang Maha Tinggi Maha Bijaksana, sedang penggunaan kata "hadza ini" untuk menunjukkan betapa dekat tuntunan-tuntunannya pada fitrah manusia.

4. Ruang Lingkup

Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi keselarasan dan keseimbangan antara lain :

a. Hubungan antara manusia dengan Allah SWT. b. Hubungan antara manusia dengan sesama manusia. c. Hubungan manusia dengan dirinya sendiri.

d. Hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungannya.

Bahan pengajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) meliputi tujuh unsur pokok yaitu : Keimanan, Ibadah, Al-Qur‟an, Muamalah, Akhlak,

Syari‟ah, Tarikh (Hawi, 2013 : 26). Ke-tujuh unsur pokok tersebut dapat di

definisikan sebagai berikut: 1) Keimanan

Iman berarti percaya. Pengajaran keimanan berarti proses belajar mengajar tentang berbagai aspek kepercayaan. Dalam hal ini tentu saja kepercayaan menurut ajaran Islam. Menurut rumusan para ulama Tauhid, iman berarti membenarkan dengan hati, mengikrarkan dengan lidah akan wujud dan keesaan Allah.

Rumusan ini dilengkapkan oleh para ulama Asy‟ariyah menjadi:

(21)

tentang keesaan Allah. Karena itu ilmu tentang keimanan ini disebut juga “Tauhid”. (Daradjat, 2011: 64)

Karena dalam ilmu ini dibicarakan aqidah Islam, maka ilmu ini

disebut juga “Ilmu Aqidah” atau “Aqaid” (aqidah, jamaknya

„aqaid). Karena yang dibicarakan dalam ilmu ini ialah masalah

kepercayaan, keimanan kepada wujud dan keesaan Allah, para ulama menganggap bahwa yang dibicarakan itu merupakan prinsip pokok dalam agama Islam. Tanpa beriman, orang tidak dianggap

beragama. Karena itu, ilmu ini disebut juga “Ilmu Ushuluddin”.

(Daradjat, 2011: 64)

Jadi ruang lingkup pengajaran keimanan itu meliputi rukun iman yang enam, yaitu: percaya kepada Allah, kepada para rasul Allah, kepada para malaikat, kepada kitab-kitab suci yang diturunkan kepada para rasul Allah, kepada hari Akhirat dan kepada Qadha dan Qadar. Tentu saja semua hal-hal yang rapat hubungannya dengan rukun iman tersebut, termasuk ruang lingkup pengajaran ini, seperti percaya kepada yang ghaib yang disebut dalam wahyu, misalnya masalah mati, masalah setan/iblis dan jin, masalah azab kubur, alam barzakh dan sebagainya. (Daradjat, 2011: 67)

(22)

GBPP (Garis Besar Program Pengajaran) yang sudah dibuat dan disediakan oleh lembaga yang mengurus sekolah tempat guru mengajar itu. Hasil belajar yang bagaimana yang akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar itu, sudah kelihatan gambarannya pada GBPP itu dan guru harus sudah mengetahuinya sebelum ia mengajar. (Daradjat, 2011: 68)

Suatu hal yang tidak boleh dilupakan oleh guru ialah bahwa pengajaran keimanan itu lebih banyak berhubungan dengan aspek kejiwaan dan perasaan. Nilai pembentukan yang diutamakan dalam mengajar ialah keaktifan fungsi-fungsi jiwa (pembentukan fungsional). Pengajaran lebih banyak bersifat efektif. Mmurid jangan terlalu dibebani dengan hafalan-hafalan, atau hal-hal yang lebih banyak bersifat pikiran, terutama di sekolah rendah. Yang penting, anak diajarkan supaya menjadi orang beriman, bukan ahli pengetahuan tentang keimanan. (Daradjat, 2011: 68)

2) Ibadah

(23)

bantuan, membuat sesuatu yang dibutuhkan oleh orang banyak. Semua perbuatan baik dan terpuji menurut norma ajaran agama Islam, dapat dianggap ibadat dengan niat yang ikhlas karena Allah semata. Rupanya, niat itu merupakan warna yang dapat membedakan perbuatan biasa dengan perbuatan ibadah. Niat yang ikhlas karena Allah semata, membuat suatu pekerjaan berwarna ibadat, sehingga syariat Islam melihat perbuatan itu sebagai suatu ibadat.

Dalam arti khusus ialah suatu upacara pengabdian yang sudah digariskan oleh syariat Islam, baik bentuknya, caranya, waktunya, serta syarat dan rukunnya seperti sholat, puasa, zakat, haji dan sebagainya. Ketentuan bentuk, cara, waktu serta rukun dan syarat yang sudah digariskan oleh syariat Islam secara doktrin itu, tidak dapat diubah, ditukar, digeser atau disesuaikan dengan logika dan hasil pemikiran. (Daradjat: 2011, 73)

3) Al Quran

Ruang lingkup pengajaran Al quran ini lebih banyak berisi pengajaran ketrampilan khusus yang memerlukan banyak latihan dan pembiasaan. (Daradjat: 2011, 91)

(24)

Arab dapat digunakan untuk alat komunikasi dengan bicara, sedangkan belajar Al Quran hasilnya tidak dapat digunakan untuk alat berbicara dengan orang Arab, tetapi untuk bibadat dan syiar Islam. (Daradjat: 2011, 93)

4) Muamalah

Dari segi bahasa, "muamalah" berasal dari kata aamala, yuamilu,

muamalah yang berarti perlakuan atau tindakan terhadap orang

lain, hubungan kepentingan. Muamalah adalah

peraturan-peraturan yang mengatur kehidupan manusia dalam urusan

duniawi tentang persoalan harta kekayaan, harta milik, harta

kebutuhan cara mendapatkan dan menggunakan harta tersebut.

5) Akhlak

Dalam bahasa Indonesia, secara umum, akhlak diartikan dengan

“tingkah laku” atau “budi pekerti”. Pengertian ini belum tepat

menurut arti istilah yang umum digunakan oleh para ahli ilmu akhlak. Kata akhlak itu berasal dari bahasa Arab, yang berarti bentuk kejadian dalam hal ini tentu bentuk batin (psikis) seseorang. Menurut Imam Ghazali, akhlak itu ialah suatu istilah tentang bentuk batin yang tertanam dalam jiwa seseorang yang mendorong ia berbuat (bertingkah laku), bukan karena suatu pemikiran dan bukan pula karena suatu pertimbangan. (Dardjat: 2011, 68)

(25)

Dalam pelaksanaannya, pengajaran ini berarti proses kegiatan belajar mengajar dalam mencapai tujuan supaya yang diajar berakhlak baik. Artinya orang atau anak yang diajar itu memiliki bentuk batin yang baik menurut ukuran nilai ajaran Islam, dan bentuk batin ini hendaknya kelihatan dalam tindak tanduknya sehari-hari. Dalam bentuk yang sederhana dapat dikatakan supaya orang atau anak berakhlak baik terpuji menurut ajaran agama Islam. (Daradjat: 2011, 70)

6) Syari‟ah

Syariah dalam pengertian masa awal adalah agama Islamyakni segala ketentuan Allah yang disyariatkan kepada hamba-hamba-Nya, baik menyangkut aqidah, ibadah, akhlaq dan muamalah. Namun dalam perkembangan selanjutnya kata syariah lebih ditujukan penggunaannya untuk hukum islam yang bersifat praktis („amali). Syariah adalah titah Allah yang berhubungan dengan perbuatan para mukallaf, baik berupa tuntutan (untuk melaksanakan atau meninggalkan), pilihan, maupun berupa wadh‟i (syarat, sebab, halangan, sah, batal dan rukhsah). (Jamaluddin, 2011:2)

(26)

7) Tarikh

Tarikh Islam disebut uga sejarah Islam. Pengajaran tarikh Islam sebenarnya pengajaran sejarah yaitu sejarah yang berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan umat Islam. Karena itu dapat juga kita sebut sejarah umat Islam. Dilihat dari segi yang umum, sejarah ini merupakan salah satu aspek dari agama Islam. Islam lahir dan terus hidup berkembang melalui garis lintas sejarah. Islam hadir dalam kehidupan di gelanggang sejarah sejak orang pertama mulai menganut ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Dilihat dari segi kenyataannya, setiap peristiwa yang terjadi, tidak mungkin peristiwa itu itu terpisah dari lingkungan dan hal yang melatarbelakanginya, tentu saja termasuk peristiwa sejarah. (Daradjat: 2011, 109)

D. Penelitian Terdahulu

(27)

Informan utama adalah peserta didik dan guru sejarah SMA Negeri 1 Rawalo, informan pendukung adalah Kepala Sekolah dan guru TIK. Teknik pemeriksaan keabsahan data menggunakan teknik tringulasi. Analisis data menggunakan analisis data kualitatif Miles dan Huberman yang terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan dan verifikasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : Peserta didik menggunakan media internet sebagai salah satu media pembelajaran sejarah ketika mereka mendapatkan tugas sejarah. Guru sejarah menggunakan media internet sebagai salah satu media pembelajaran peserta didik agar peserta didik lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran sejarah. Manfaat yang diperoleh peserta didik dalam memanfaatkan internet sebagai sumber belajar adalah mempermudah peserta didik dalam mencari sebuah materi, sedangkan manfaat bagi guru sejarah adalah dapat digunakan untuk mencari bahan ajar. Faktor yang mendukung peserta didik menggunakan media internet dalam pembelajaran sejarah adalah peserta didik yang tak asing lagi dengan media internet. Faktor yang menghambat peserta didik dalam menggunakan media internet adalah peserta didik lebih banyak menggunakan media internet untuk kepentingan non pendidikan seperti facebook, twitter dan lain-lain.

(28)

dilakukan di SMP Muhammadiyah Banyumas dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

(29)

siklus I sebesar 13,09%, dan siklus II sebesar 28,87%.

Jenis penelitian yang dilakukan oleh Amalia Putri Hananta Sari menggunakan penelitian tindakan kelas dengan pre tes untuk mengetahui keberhasilan siswa, sedangkan penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif sebatas untuk mengetahui sejauh mana pemanfaatan internet saja bukan hasil pemanfaatannya. Selain itu subejk dan objek yang dilakukan dalam penelitian ini juga berbeda.

(30)
(31)

mencari pengetahuan dari berbagai sumber melalui situs-situs di internet, kooperatifnya semua pihak untuk membantu kelancaran belajar, ide dan kemauan siswa dan guru yang saling mendukung untuk berfikir kreatif dan kritis. Faktor penghambatnya adalah minimnya fasilitas sekolah yakni kecepatan akses yang mana bandwidthnya hanya 256 KBPS dan terbatasnya guru yang menguasai internet.

Referensi

Dokumen terkait

Suatu respon melakukan approvisasi update master data untuk tabel x, baik tabel x di sistem tempat Application Adapter berada, tabel x di MDM System maupun tabel x yang berada di

Berdasarkan seluruh kegiatan KKM yang telah dilaksanakan oleh penulis, maka Tugas Akhir ini diberi judul “ Peran Humas Dalam Menyampaikan Informasi & Kegiatan

Sumber : Seri Perencanaan Pedoman Teknik Sarana Prasarana Rumah Sakit Kelas B, 2012 dan Analisa Pribadi.. Pola Kegiatan

Berdasarkan scenario penguian di atas maka nanti akan didapat parameter terbaik untuk nilai C1, C2, dan W dimana nilai tersebut digunakan untuk melakukan optimasi penyusunan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan kadar nitrit sarang burung walet selama proses produksi hingga siap dikonsumsi dan mengevaluasi seberapa jauh peranan pada

Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan melipat kertas melalui penerapan metode demonstrasi di TK B Pertiwi Kedungwaduk 4 Kecamatan Karangmalang Sragen

Berbagai penelitian tentang modal intelektual terhadap nilai perusahaan memberi indikasi adanya manfaat modal intelektual dan perlunya suatu penelitian empiris tentang modal