• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - IMPLEMENTASI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ( K3 ) TERHADAP TENAGA KERJA OUTSOURCING PT PUTRI KIRANA DI PT PERTAMINA RU IV CILACAP - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - IMPLEMENTASI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ( K3 ) TERHADAP TENAGA KERJA OUTSOURCING PT PUTRI KIRANA DI PT PERTAMINA RU IV CILACAP - repository perpustakaan"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Tiga driving forces (kekuatan pendorong) perubahan dunia saat ini adalah globalisasi, digitalisasi, dan futurisasi. Ketiganya harus disikapi secara positif tetapi juga kritis agar tercipta lingkungan hidup yang lebih aman dan nyaman bagi masyarakat, terutama di bidang kesehatan. Globalisasi sudah berjalan sejak lama meskipun perkembangannya semakin luas dan kompleks dibandingkan dengan periode sebelumnya. Masyarakat yang sudah merasakan dampak globalisasi, baik yang positif atau yang negatif, terutama terhadap kehidupan manusia sesuai dengan posisi dan perannya masing-masing (Gde Muninjaya, A.A, 2011:13).

Dalam perkembangan kehidupan masyarakat saat ini membawa pengaruh di berbagai bidang, seperti: sosial, ekonomi, budaya, pendidikan dan kesehatan. Kesehatan menjadi faktor penting sejajar dengan faktor ekonomi dan pendidikan, sebagaimana tercakup dalam Human Developing Index yang terdiri dari pendidikan, kesehatan dan ekonomi (P Tjipto Herijanto, dkk, 1994:289).

(2)

dapat membuat keuntungan yang cukup besar bagi penggunanya, namun dapat juga membuat kerugian karena mesin itu sewaktu-waktu dapat rusak, meledak atau terbakar. Rusaknya mesin atau meledak ataupun terbakar disebut dengan kecelakaan kerja. Akibat dari kecelakaan kerja pihak perusahaan akan mengalami kerugian yang besar. Kecelakaan bukan hanya disebabkan oleh alat-alat kerja tetapi juga disebabkan oleh kecenderungan pekerja untuk celaka (Anizar, 2012:1).

PT Pertamina (Persero) Refinery Unit (RU) IV Cilacap merupakan salah satu dari 7 jajaran unit pengolahan di tanah air, yang memiliki kapasitas produksi terbesar yakni 348.000 barrel/hari, dan terlengkap fasilitasnya. Kilang ini bernilai strategis karena memasok 34% kebutuhan BBM nasional atau 60% kebutuhan BBM di Pulau Jawa. Selain itu kilang ini merupan satu-satunya kilang di tanah air saat ini yang memproduksi aspal dan base oil untuk kebutuhan pembangunan infrastruktur di tanah air. Kilang di PT Pertamina (Persero) RU IV Cilacap terdiri atas:

1. Kilang Minyak I

(3)

Mengolah minyak dari Timur Tengah bertujuan agar dapat menghasilkan bahan dasar pelumas dan aspal, mengingat karakter minyak dari dalam negeri tidak cukup ekonomis untuk produksi dimaksud (www.pertamina-up4.com/sejarah pertamina).

2. Kilang Minyak II

Sedangkan Kilang Minyak II ini dibangun Tahun 1981, dengan pertimbangan untuk pemenuhan kebutuhan BBM dalam negeri yang terus meningkat. Kilang yang mulai beroperasi 4 Agustus 1983 setelah diresmikan Presiden RI, memiliki kapasitas awal 200.000 barrel/hari. Kemudian mengingat laju peningkatan kebutuhan BBM di tanah air, sejalan dengan proyek peningkatan kapasitas (debottlenecking) pada Tahun 1998/1999, kapasitasnya juga ditingkatkan menjadi 230.000 barrel/hari. Kilang ini mengolah minyak "cocktail" yaitu minyak campuran, tidak saja dari dalam negeri juga di impor dari luar negeri (www.pertamina-up4.com/sejarah pertamina).

3. Kilang Paraxylene

Kilang Paraxylene Cilacap dibangun Tahun 1988 dan beropersi setelah diresmikan oleh Presiden RI tanggal 20 Desember 1990. Kilang ini menghasilkan produk NBM dan Petrokimia. Pertimbangan pembangunan Kilang ini didasarkan atas pertimbangan:

1. Tersedianya bahan baku Naptha yang cukup dari Kilang Minyak II Cilacap.

(4)

3. Di samping terbukanya peluang pasar baik di dalam maupun luar negeri.

Sejalan dengan tuntutan bisnis ke depan, PT Pertamina (Persero) RU IV Cilacap terus mengembangkan potensi bisnis yang dimiliki melalui penerapan teknologi baru, pengembangan produk-produk unggulan baru, serta penerapan standar internasional dalam sistem manajemen mutu dengan tetap berbasis pada komitmen ramah lingkungan. Proses-proses produksi tersebut banyak menggunakan peralatan produksi yang mempunyai resiko tinggi terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja, sehingga penerapan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja sangat diperlukan dalam sistem kerja perusahaan tersebut (www.pertamina-up4.com/sejarah pertamina).

PT Pertamina RU IV Cilacap mempersiapkan diri menghadapi pasar dari globalisasi, maka PT Pertamina RU IV Cilacap sebagai unit bisnis memerlukan rumusan Visi, Misi, dan Tujuan yang berwawasan kemasa depan yang lebih baik. Rumusan-rumusan tersebut dituangkan dalam suatu pedoman yang dapat dijadikan acuan dalam penjabaran aktifitas dari PT Pertamina RU IV Cilacap, dengan rumusan yang dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Visi Pertamina

“Menjadi Kilang Minyak yang kompetitif di Dunia”.

2) Misi Pertamina

“Mengolah Minyak Bumi menjadi produk BBM, Non BBM, dan

(5)

3) Tujuan Pertamina

“Memuaskan Stakeholder melalui peningkatan kinerja Perusahaan

secara Profesional, berstandar Internasional, dan berwawasan lingkungan”.

Dalam melaksanakan tugas-tugas untuk mencapai Visi, Misi dan Tujuan PT Pertamina RU IV Cilacap, merumuskan tata nilai yang menjadi landasan bertindak yang dituangkan dalam konsep FIVE-M yaitu :

1) F = Focus, menggunakan secara optimum berbagai kompetensi perusahaan untuk meningkatkan nilai tambah perusahaan.

2) I = Integrity, mampu mewujudkan komitmen kedalam tindakan nyata. 3) V = Visionary, mengantisipasi lingkungan usaha yang berkembang

saat ini maupun yang akan datang untuk dapat tumbuh dan berkembang.

4) E = Excellent, menampilkan yang terbaik dalam semua aspek pengelolaan usaha.

5) M = Mutual Respect, menempatkan seluruh pihak yang terkait sederajat dalam kegiatan usaha.

(6)

yang meliputi kegiatan untuk membantu Inspector menyiapkan dokumen peralatan dalam rangka pelaksanaan assessment pemeriksaan peralatan Kilang RU IV pada kegiatan rutin maupun Turn Around untuk seluruh peralatan kilang, mengumpulkan data hasil assessment pemeriksaan untuk dimasukan kedalam History Card masing-masing peralatan, melaksanakan pemeriksaan Non Destructive Testing (NDT) secara rutin pada peralatan di Kilang Pertamina RU IV Cilacap, yang pelaksanaan pekerjaannya melalui pemilihan langsung pengadaan pekerjaan jasa pemborongan (Outsourcing) yang dilakukan oleh PT Pertamina RU IV Cilacap.

Berdasarkan uraian tersebut maka penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana implementasi keselamatan dan kesehatan kerja yang selanjutnya ditulis dengan (K3) terhadap tenega kerja outsourcing PT Putri Kirana di PT Pertamina RU IV Cilacap.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

a. Bagaimanakah implementasi K3 terhadap tenaga kerja outsourcing PT Putri Kirana di PT Pertamina RU IV Cilacap?

(7)

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui implementasi K3 terhadap tenaga kerja outsourcing PT Putri Kirana di PT Pertamina RU IV Cilacap.

2. Untuk mengetahui apa yang menjadi hambatan dalam implemenasi K3 terhadap tenaga kerja outsourcing PT Putri Kirana di PT Pertamina RU IV Cilacap.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis

a. Memberikan sumbangan pemikiran terhadap perkembangan ilmu pengetahuan di bidang Ilmu Hukum.

b. Hasil penelitian dapat memberikan sumbangan pengetahuan di bidang Hukum Ketenagakerja yang berhubungan dengan implementasi perusahaan untuk K3.

2. Manfaat praktis

a. Mengetahui imlpementasi dan hambatan K3 terhadap tenaga kerja outsorcing PT Purti Kirana di PT Pertamina RU VI Cilacap.

Referensi

Dokumen terkait

Di tengah fenomena umum maraknya tradisi penafsiran Al-Quran yang terjadi di kalangan Muhammadiyah, metodologi tafsir ternyata masih menjadi hal langka kaitannya dengan kajian

Pemerintah merupakan kelas yang mendominasi dalam pengelolaan pasar sehingga segala aturan dan kebijakan yang dibuat pemerintah harus diikuti oleh pedagang.Pedagang memiliki

Sistem rantai pasokan berbasis jaringan ini bilamana diterapkan sebagaimana diuraikan pada persyaratan dan rancangan implementasi, memerlukan peran serta pemerintah

Hasil dari pengujian aplikasi ini menyimpulkan bahwa fungsi yang diharapkan semuanya berhasil sesuai dengan keinginan.. Kesimpulannya aplikasi hadist online adalah

1) Menyiapkan alat penimbangan bayi, Kartu Menuju Sehat (KMS), alat peraga, alat pengukur lingkar lengan atas untuk ibu hamil dan bayi/ anak, obat-obatan yang dibutuhkan

(2) Dalam rangka melaksanakan fungsi verifikasi sebagaimana dimaksud pada pasal 35, Komda Masyarakat Adat berwenang menerima pendaftaran, melakukan verifikasi

mengarahkan mereka dari metode informal mereka ke arah yang lebih formal atau standar;(4) interaktivitas, negosiasi secara eksplisit, intervensi, kerjasama dan evaluasi sesama

Obyek dalam penelitian ini adalah konsumen yang menggunakan produk.. rabbani untuk mengetahui persepsi mereka tentang nilai yang