• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ratri Seto Karyaning Utami dan Eko Suprayitno Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang, Surabaya SMK Negeri 10 Surabaya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Ratri Seto Karyaning Utami dan Eko Suprayitno Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang, Surabaya SMK Negeri 10 Surabaya"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

72

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA

KOMPETENSI DASAR MENYIAPKAN SPT TAHUNAN PPH

WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

Ratri Seto Karyaning Utami dan Eko Suprayitno

Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang, Surabaya SMK Negeri 10 Surabaya

ABSTRACT

The goal of this study are : 1) to find out the teacher activities by applying the direct learning model in preparing the Annual Income Tax Individual Tax Payer 2) to find out the students activities by applying the direct learning model in the basic competencies Preparing the Annual Income Tax Individual Tax Payer 3) to find out the students’ learning outcome toward the employment of direct learning model in the basic competencies Preparing the Annual Income Tax Individual Tax Payer. This class action research (PTK) is done in three cycles. The data collecting technique is done by doing the observation, documentation, test and questionnaire. Based on the collected data and the discussion, it can be concluded that there’s an enhancement of the teacher in managing the learning process. From the 1st, 2nd and 3rd cycle with the aspect value 2,8; 3,5; and 4,2, whilst the students activities also increased with the aspect value 2,5; 3,4; and 4. The students’ learning outcome achievement in the 1st

cycle is 76, and increase in the 2nd cycle 79,32 and 84 in the 3rd cycle. From the students response questionnaire, it is found that 71% of the students are agree on the application of the direct learning model in the basic competencies Preparing the Annual Income Tax Individual Tax Payer

Key words: Direct learning, Learning outcome.

Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas SDM dalam menjamin kelangsungan pembangunan suatu bangsa. Oleh karena itu, pemerintah berupaya untuk meningkatkan kualitas SDM melalui pembaharuan di bidang pendidikan, antara lain melalui penyediaan pendidikan keterampilan dan kewirausahaan, pemerataan sarana dan prasarana pendidikan, profesionalisme tenaga pendidik, penyempurnaan manajemen pendidikan, penyempurnaan kurikulum, dan efektivitas model pembelajaran.

Maka, pengembangan di dunia pendidikan terus menerus dilakukan dengan harapan dapat meningkatkan mutu pendidikan dan dapat menyelesaikan berbagai macam masalah yang dihadapi didalam dunia pendidikan, terutama di era perdagangan bebas yang dituntut untuk kreatif dan mempunyai keterampilan yang

dibutuhkan. Melalui perubahan kurikulum yang dilakukan terus-menerus dapat diharapkan akan menjadikan dunia pendidikan akan lebih maju dan lebih baik yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk mencapai masyarakat yang berkualitas dalam penguasaan ilmu dan teknologi.

Dalam kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dijelaskan bahwa tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya. Agar siswa nantinya dapat belajar secara efektif dan efisien serta mengembangkan keahlian dan keterampilan di bidangnya masing-masing, serta memiliki kemampuan mengembangkan diri kearah yang lebih baik.

(2)

73

Berdasarkan hal tersebut, maka peran seorang guru selain membantu siswa dalam pembelajaran juga berusaha agar tujuan pembelajaran dapat terwujud. Maka di dalam proses pembelajaran guru harus memiliki strategi agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien, mencapai pada tujuan yang direncanakan semula. Selain model mengajar yang diterapkan di kelas, media pembelajaran yang digunakan juga berpengaruh terhadap sukses tidaknya kegiatan belajar mengajar di kelas.

Di SMK Negeri 10 Surabaya khususnya di kelas XI Ak 3, materi perpajakan merupakan materi yang di anggap baru dan sedikit rumit karena harus mempelajari berbagai pasal-pasal dalam perpajakan misalnya dalam materi pajak penghasilan. Setelah diadakan observasi dan wawancara langsung di kelas XI Ak 3 diketahui bahwa siswa lebih cenderung sebagai penerima informasi dan jarang mengemukakan pendapatnya di kelas. Maka, berdasarkan nilai ulangan sumatif semester gasal siswa yang tuntas hanya sebesar 65% atau 25 siswa sedangkan 13 siswa nilainya belum mencapai KKM mata pelajaran perpajakan. Hal ini dikarenakan metode yang digunakan kurang bervariasi. Sehingga mengakibatkan interaksi pembelajaran hanya terjadi pada guru dengan siswa, bukan pada siswa dengan guru maupun siswa dengan siswa. Hal ini mengakibatkan siswa menjadi pasif dalam mengemukakan pendapatnya karena jarang mendapatkan umpan balik dari guru mata pelajarannya. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, dapat menggunakan model pembelajaran yang bervariasi seperti model pembelajaran langsung, karena di dalam model pembelajaran tersebut terdapat berbagai metode pembelajaran yang bervariasi.

Model pembelajaran langsung dapat diterapkan pada mata pelajaran perpajakan khususnya pokok bahasan pajak penghasilan orang pribadi. Karena di dalam model pembelajaran langsung, guru dapat mendemonstrasikan pengetahuan awal, dimana langkah awal dalam pokok bahasan tersebut adalah menghitung pajak penghasilan. Sehingga siswa harus dapat memahami pokok bahasan tersebut untuk

melanjutkan ke siklus berikutnya seperti menghitung pajak penghasilan badan dan pajak penghasilan pasal 21-26, maka pokok bahasan tersebut mengharapkan siswa untuk melakukan demonstrasi dan praktek. Dalam demonstrasi diharapkan setiap langkah pembelajaran dari hal-hal yang didemonstrasikan itu dapat dilihat dengan mudah oleh siswa melalui prosedur yang benar dan dapat dimengerti. Sehingga materi yang diajarkan nantinya akan dapat diikuti atau dipraktekkan oleh siswa sesuai kemampuannya masing-masing. Dalam hal ini, untuk dapat melaksanakan kegiatan penjelasan lisan dan praktek, maka diperlukan pengetahuan prosedural dan juga diperlukan pengetahuan prasyarat yang berupa pengetahuan deklaratif. Setiap guru selalu menghendaki agar siswa memperoleh kedua macam pengetahuan tersebut, supaya mereka dapat melakukan suatu kegiatan dan melakukan segala sesuatu dengan berhasil. Pengetahuan prosedural dan deklaratif ini sangat cocok diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran langsung (direct instructions), sesuai dengan yang dikemukakan oleh Kardi & Nur (2005: 5) bahwa model pembelajaran langsung diciptakan secara khusus untuk mempermudah siswa mempelajari pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang direncanakan dengan baik, serta dipelajari secara bertahap. Dimana, model pembelajaran langsung memberikan kesempatan siswa belajar dengan mengamati secara selektif, mengingat dan menirukan apa yang dimodelkan gurunya. Oleh karena itu hal penting yang harus diperhatikan dalam menerapkan model pengajaran langsung adalah menghindari menyampaikan pengetahuan yang terlalu kompleks. Selain itu, model pembelajaran langsung mengutamakan pendekatan deklaratif dengan titik berat pada proses belajar konsep dan keterampilan motorik, sehingga menciptakan suasana pembelajaran yang lebih terstruktur.

Guru yang menggunakan model pembelajaran langsung dapat bertanggung jawab dalam mengidentifikasi tujuan pembelajaran, struktur materi, dan keterampilan dasar yang akan diajarkan. Kemudian menyampaikan pengetahuan

(3)

74

kepada siswa, memberikan pemodelan atau demonstrasi, memberikan kesempatan pada siswa untuk berlatih menerapkan konsep/keterampilan yang telah dipelajari, dan memberikan umpan balik.

Berdasarkan uraian di atas peneliti termotivasi untuk mengadakan penelitian dengan judul ―Penerapan Model Langsung Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Menyiapkan SPT PPh Wajib Pajak Orang Pribadi Di Kelas XI Ak 3 SMKN 10 Surabaya Tahun Ajaran 2011/2012‖.

Rumusan masalah penelitian meliputi : (1) Bagaimana kemampuan guru (peneliti) dalam mengelola kegiatan belajar mengajar dengan menerapakan model pembelajaran langsung pada kompetensi dasar menyiapkan SPT tahunan PPh wajib pajak orang pribadi; (2) Bagaimana aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran langsung pada kompetensi dasar menyiapkan SPT tahunan PPh wajib pajak orang pribadi; (3) Bagaimana hasil belajar siswa setelah menjalani proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran langsung pada kompetensi dasar menyiapkan SPT tahunan PPh wajib pajak orang pribadi; (4) Bagaimana respon siswa terhadap model pembelajaran langsung pada kompetensi dasar menyiapkan SPT tahunan PPh wajib pajak orang pribadi.

Pengertian Belajar

Menurut Slameto (2010 : 2), ― belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya‖.sedangkan menurut Gagne dalam Slameto (2010 : 13), ―belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan dan tingkah laku‖. Selanjutnya menurut Anthony Robbins (dalam Trianto, 2010:15) menyatakan bahwa belajar sebagai proses menciptakan hubungan antar sesuatu (pengetahuan) yang sudah dipahami dan sesuatu (pengetahuan) yang baru. Dari uraian beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses untuk mencapai suatu tujuan

yaitu perubahan kearah yang lebih baik. Perubahan tersebut antara lain mencakup perubahan pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap dan tingkah laku yang bersifat berkelanjutan ke arah yang lebih baik

Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah siswa memperoleh pengalaman belajar (Sudjana, 2005:22)

Kemampuan yang dipeoleh siswa dapat berupa kemampuan yang sifatnya kognitif, afektif dan juga psikomotor. Pencapaian kemampuan siswa dapat dilihat setelah adanya penilaian.

Hasil belajar adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan siswa yang berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran yang diberikan kepada siswa serta nilai-nilai yang terdapat pada kurikulum (Djamarah, 1995:21)

Dari beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan hasil belajar adalah nilai yang telah diperoleh siswa setelah melibatkan diri secara aktif dalam proses belajar mengajar, antara lain meliputi aspek kognitif maupun psikomotorik dalam proses belajar. Hasil belajar dapat diukur melalui skor tes atau bukti lain tentang kemajuan belajar siswa.

Pengertian Mengajar

Menurut Slameto (2010 : 29) mengajar adalah penyerahan kebudayaan berupa pengalaman dan kecakapan kepada anak didik kita. Adapun definisi lain di negara-negara modern yang sudah maju mengatakan bahwa mengajar adalah bimbingan kepada siswa dalam proses belajar.

Menurut Slavin (dalam Slameto, 2010:32), mengajar adalah aktivitas untuk mencoba menolong, membimbing seseorang untuk

mendapatkan, mengubah atau

mengembangkan skill, attitude, ideals (cita-cita), appreciations (penghargaan) dan knowledge‖.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa mengajar adalah suatu proses yang disengaja dengan melakukan

(4)

75

kegiatan komunikasi dua arah antar guru dan siswa. Jadi belajar mengajar adalah suatu kegiatan komunikasi dua arah untuk menghasilkan suatu perubahan tingkah laku siswa yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor.

Model Pembelajaran Langsung

Menurut Arends (dalam Trianto 2009:41), model pembelajaran langsung adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah. Sependapat dengan Arends, menurut Kardi & Nur (2005) pembelajaran langsung adalah suatu model pembelajaran yang ditujukan untuk membantu siswa mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah.

Model pembelajaran langsung (direct instruction) dilandasi oleh teori belajar perilaku yang berpandangan bahwa belajar bergantung pada pengalaman termasuk pemberian umpan balik. Satu penerapan teori perilaku dalam belajar adalah pemberian penguatan. Umpan balik kepada siswa dalam pembelajaran merupakan penguatan yang merupakan penerapan teori perilaku tersebut.

Model pembelajaran langsung memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1.adanya tujuan pembelajaran dan pengaruh model pada hasil belajar siswa termasuk prosedur penilaian hasil belajar, 2. sintak atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran, 3. sistem pengelolaan dan lingkungan belajar model yang diperlukan agar kegiatan pembelajaran tertentu dapat berlangsung dengan berhasil. (Nur, 2005:3) Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa dalam model pengajaran langsung, guru berperan sebagai fasilitator yang memberikan bimbingan dan pengarahan kepada para siswa sehingga siswa tersebut memahami materi yang dipelajari. Guru juga memberikan kemudahan kepada siswa dalam menemukan konsep pada materi yang dipelajari.

Dalam pembelajaran langsung terdapat lima fase atau sintaks yang sangat penting. Langkah-langkah pembelajaran langsung menurut Kardi & Nur (2005:8) sebagai berikut:

Tabel 1

Sintaks model pembelajaran langsung Fase Peran Guru

Fase 1 Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan peserta didik Guru menjelaskan TPK, informasi latar belakang, pelajaran,pentingny a pelajaran, memotivasi siswa untuk belajar. Fase 2 Mendemonstrasika n pengetahuan atau keterampilan. Guru mendemontasikan atau memodelkan keterampilan dengan benar, atau menyajikan informasi tahap demi tahap. Fase 3 : Membimbing pelatihan Guru merencanakan dan memberi bimbingan pelatihan awal. Fase 4 : Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik Guru mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik, memberi umpan balik Fase 5 : Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan. Guru mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, dengan perhatian khusus pada penerapan kepada situasi lebih kompleks dalam kehidupan sehari-hari.

Sumber: Kardi dan Nur (2005:8)

Materi Pembelajaran

Menyiapkan SPT tahunan PPh wajib pajak orang pribadi adalah pemahaman istilah-istilah dalam pajak penghasilan dan pemahaman dalam penghitungan pajak penghasilan orang

(5)

76

pribadi. Beberapa istilah dalam pajak penghasilan antara lain :1. Subjek pajak penghasialan dan pengecualiannya, 2. Objek pajak penghasilan dan pengecualiannya, 3. Biaya-biaya yang boleh dikurangkan dan yang tidak boleh dikurangkan.4. Penghasilan tidak kena pajak, 5. Penghasilan kena pajak, 6. Tarif PPh pasal 17.

Tabel 2 Tarif PPh Pasal 17

Penelitian Terdahulu

Menurut Anita Yushofah (2006) dengan judul skripsi ―Penerapan Model Pengajaran Langsung Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang di Kelas XI Ilmu Sosial SMA Negeri Paciran‖ kesimpulannya dengan penerapan model pengajaran langsung hasil belajar siswa mengalami kenaikan. Dari pertemuan pertama ke pertemuan kedua naik sebesar 50% dan pertemuan kedua ke pertemuan ketiga naik 23,08%.

Menurut Rani Novitasari (2008) yang berjudul ―Penerapan Model Pembelajaran Langsung Mata Diklat Paket Keahlian Penjualan pada Siswa Kelas III Penjualan 1 di SMK Negeri 10 Surabaya‖. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa hasil belajar siswa yang dicapai pada penerapan model pembelajaran langsung pada mata diklat paket keahlian penjualan sub kompetensi penerimaan dan pemeriksaan barang yang dibeli dapat dikatakan sudah sesuai dengan standar ketuntasan yang telah ditetapkan oleh SMK Negeri 10 Surabaya

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). (Classroom Action Research). Menurut Arikunto (2006:3) ―Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah

tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus, dimana setiap siklus terdiri atas rangkaian empat kegiatan yaitu, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi (evaluasi) dan refleksi.

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI AK 3 SMK Negeri 10 Surabaya. Obyek pada penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran langsung (MPL). Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 10 Surabaya yang berlokasi di Jalan Keputih Tegal, Sukolilo, Kota Surabaya. Waktu yang digunakan untuk penelitian ini adalah bulan Maret sampai bulan April tahun ajaran 2011-2012.

Penelitian ini dilakukan sebanyak tiga siklus dan setiap siklus terdiri dari empat kegiatan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

Perencanaan tindakan

Sebelum mengadakan penelitian, peneliti membuat secara rinci rancangan tindakan yang akan dilaksanakan meliputi; (a) bagian isi mata pelajaran dan bahan belajarnya; (b) merancang strategi dan skenario pembelajaran sesuai tindakan yang dipilih; serta (c) menetapkan indikator ketercapaian dan menyusun instrumen pengumpul data.

Pelaksanaan tindakan

Pada tahapan ini, rancangan strategi dan skenario pembelajaran diterapkan. Skenario tindakan harus dilaksanakan secara benar tampak berlaku wajar.

Pengamatan

Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif sampai dengan Rp50.000.000,00 di atas Rp50.000.000,00 s.d Rp250.000.000,00 di atas Rp250.000.000,00 s.d Rp500.000.000,00 di atas Rp500.000.000,00 5% 15% 25% 30%

(6)

77

Dalam tahap ini, peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal-hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengumpulan data ini dilakukan dengan menggunakan format observasi/penilaian yang telah disusun, termasuk juga pengamatan secara cermat pelaksanaan skenario tindakan dari waktu ke waktu dan dampaknya terhadap proses dan hasil belajar siswa.

Refleksi

Merupakan tahapan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasar data yang telah terkumpul, dan kemudian melakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan yang berikutnya.

Adapun siklus PTK tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Sumber : Arikunto (2006:97) Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah lembar pengamatan (observasi), tes hasil belajar, dan lembar angket respon siswa dijelaskan sebagai berikut :1).Lembar Pengamatan. Lembar pengamatan ini terdiri dari lembar pengamatan aktivitas guru dan aktivitas siswa yang digunakan selama kegiatan

pembelajaran di kelas dengan model pembelajaran langsung. 2). Tes. Tes ini digunakan untuk digunakan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa mengenai materi yang telah dipelajari pada saat penerapan model pembelajaran langsung. Tes yang diberikan berbentuk kuis dan post tes yang dibuat berdasarkan tujuan yang ingin dicapai yaitu untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam penelitian ini tes dilakukan sebanyak 1 (satu) kali, yaitu setiap akhir kegiatan belajar mengajar berupa kuis pada saat siklus pertama dan siklus kedua, sedangkan pada siklus ketiga diberikan post test.

1. Angket Respon Siswa

Lembar angket respon siswa ini berisi kumpulan dari pertanyaan yang diajukan secara tertulis kepada siswa, dan cara menjawab juga dilakukan dengan tertulis. Tujuannya untuk mengetahui dan memperoleh data tentang tanggapan siswa terhadap penerapan model pembelajaran langsung pada kompetensi dasar menyiapkan SPT tahunan PPh wajib pajak orang pribadi.

Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini dilakukan teknik pengumpulan data sebagai berikut : 1) Pengamatan. Pengamatan penelitian ini dilakukan untuk mengamati aktivitas guru selama proses belajar mengajar dengan menerapkan model pembelajaran langsung dan mengamati aktivitas siswa untuk menilai hasil belajar siswa. 2) Dokumentasi. Dalam penelitian ini data yang diperoleh adalah berupa silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), jadwal pelajaran, jumlah siswa, nilai siswa pada penerapan model pembelajaran langsung pada kompetensi dasar menyiapkan SPT tahunan PPh wajib pajak orang pribadi. 3) Tes. Tes dalam penelitian ini akan diberikan kepada siswa pada tiap siklus di akhir kegiatan belajar mengajar. Siswa akan memperoleh lembar soal tes yang berupa kuis maupun bentuk post test mengenai kompetensi dasar menyiapkan SPT tahunan PPh wajib pajak orang pribadi. Hasil tes ini yang akan menjadi hasil belajar siswa. 4) Angket. Angket ini langsung diberikan kepada seluruh siswa Pengamatan Refleksi Pengamatan Refleksi Perencanaan Pelaksanaan Refleksi Perencanaan Pelaksanaan Pengamatan Perencanaan Pelaksanaan Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3

(7)

78

pada akhir pelaksanaan model pembelajaran langsung yaitu pada siklus ketiga atau pada pertemuan ketiga. Tujuannya untuk mendapatkan respon langsung dari siswa mengenai kegiatan belajar menggunakan model pembelajaran langsung.

Untuk menganalisis hasil penilaian yang diberikan pada lembar pengamatan aktivitas guru dan aktivitas siswa, pada penerapan model pembelajaran langsung yang diperoleh dari dua pengamat pada setiap aspek dengan menggunakan rating scale dengan rentang 1 sampai 5. Agar hasil pengamatan dapat memberikan perbedaan yang jelas terhadap hasilnya. Kriteria batasan pengelolaan pembelajaran adalah sebagai berikut: 1 = tidak baik 2 = kurang baik 3 = cukup baik 4 = baik 5= sangat baik

Dari perolehan nilai yang diberikan oleh pengamat maka hasil tersebut dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif. Untuk menganalisis hasil penilaian yang diberikan oleh pengamat pada lembar pengamatan aktivitas guru dan aktivitas siswa digunakan ketentuan sebagai berikut :

Ketentuan untuk menilai rata-rata aktivitas guru dan aktivitas siswa dapat digunakan kriteria sebagai berikut :

0,50 – 1,49 = sangat kurang 1,50 – 2,49 = kurang baik 2,50 – 3,49 = cukup baik 3,50 – 4,49 = baik 4,50 – 5,00 = sangat baik

Untuk menentukan ketuntasan belajar siswa digunakan instrumen tes hasil belajar siswa. Penentuan ketuntasan siswa dan ketuntasan kelas menggunakan acuan sebagai berikut :a). Ketuntasan siswa, di SMK Negeri 10 Surabaya, siswa dikatakan tuntas belajar apabila mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu ≥ 75 dari nilai maksimum 100. b)Ketuntasan kelas, prosentase ketuntasan kelas dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Untuk memperoleh respon siswa digunakan angket dengan skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Setiap jawaban dihubungkan dengan bentuk indikator diungkapkan dengan kata-kata Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Setuju (S), dan Sangat Setuju (SS) dan kemudian dianalisis dengan rumus sebagai berikut :

%

100

B

A

Keterangan :

P = prosentase respon siswa A = proporsi siswa yang memilih B = jumlah siswa (responden)

Untuk penerapan model

pembelajaran langsung maka criteria persentase respon siswa adalah sebagai berikut :

0 % - 20 % : sangat tidak setuju 21 % - 40 % : tidak setuju 41 % - 60 % : netral 61 % - 80 % : setuju 81 % - 100 % : sangat setuju

HASIL DAN PEMBAHASAN

Aktivitas guru dan siswa dalam penerapan model pembelajaran langsung

Pada siklus pertama peneliti melakukan kegiatan belajar mengajar mengenai istilah-istilah dalam pajak penghasilan seperti, pengertian pajak penghasilan, pengertian subjek pajak penghasilan dan pengecualiannya, juga pengertian obyek pajak dan pengecualiannya dengan model pembelajaran langsung. Berdasarkan pengamatan, aktivitas guru dalam pengelolaan pembelajaran mendapat penilaian 2,8 dengan kriteria cukup baik. Sedangkan hasil pengamatan aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar mendapat penilaian 2,5 dengan criteria cukup baik.

Adapun kekurangan yang dapat dijadikan dasar perbaikan pada siklus selanjutnya antara lain :a) Fase I pada poin

(8)

79

menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa, guru kurang menjelaskan secara rinci tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan kurang dapat memotivasi siswa. b) Fase IV pada poin menyimpulkan materi pembelajaran guru kurang optimal dalam menyimpulkan materi. Sehingga hanya beberapa murid yang dapat menyimpulkan materi pembelajaran yang telah diajarkan. C) Dalam pengelolaan kelas, guru belum dapat mengalokasikan waktu dengan tepat sesuai dengan RPP.

Berdasarkan hasil refleksi tersebut, maka perlu dilakukan perbaikan dalam bentuk perencanaan tindakan untuk siklus II. Adapun perbaikan yang perlu dilakukan setelah refleksi pada siklus I adalah sebagai berikut :a) Fase I pada poin menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa, guru harus dapat menjelaskan secara rinci tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan harus dapat memotivasi siswa. b) Fase IV pada poin menyimpulkan materi pembelajaran guru harus dapat menyimpulkan materi secara optimal. Sehingga tidak hanya beberapa murid yang dapat menyimpulkan materi pembelajaran yang telah diajarkan. c) Dalam pengelolaan kelas, guru harus dapat mengalokasikan waktu pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat.

Pada siklus kedua peneliti melakukan seperti pada siklus pertama dengan materi biaya-biaya yang boleh dan tidak dibiayakan pada pajak penghasilan umum pribadi. Serta tahap awal untuk menghitung pajak penghasilan umum pribadi Berdasarkan pengamatan, aktivitas guru dalam pengelolaan pembelajaran mengalami peningkatan dan mendapat penilaian 3,5 dengan kriteria baik. Sedangkan hasil pengamatan aktivitas siswa mengalami peningkatan juga dan mendapat penilaian 3,4 dengan kriteria baik.

Adapun beberapa kekurangan yang masih terdapat paada siklus kedua yang nantinya dapat dijadikan dasar perbaikan pada siklus selanjutnya antara lain : a) Fase IV pada poin megadakan diskusi kelas, dimana masih terdapat beberapa siswa yang tidak memperhatikan pertanyaan maupun pendapat yang diberikan oleh temannya.

Sehingga suasana kelas tidak terlalu kondusif. b) Dalam kegiatan akhir guru lebih baik dalam memberikan kesimpulan, sehingga siswa lebih paham dan mengerti mengenai materi yang disampaikan. Namun kemampuan ini tetap harus diperbaiki.

Berdasarkan hasil refleksi tersebut, maka perlu dilakukan perbaikan dalam bentuk perencanaan tindakan untuk siklus kedua. Adapun perbaikan yang perlu dilakukan setelah refleksi pada siklus kedua adalah sebagai berikut : a) Fase IV pada poin megadakan diskusi kelas, dimana masih terdapat beberapa siswa yang tidak memperhatikan pertanyaan maupun pendapat yang diberikan oleh temannya. Sehingga suasana kelas tidak terlalu kondusif. b) Dalam kegiatan akhir guru lebih baik dalam memberikan kesimpulan, sehingga siswa lebih paham dan mengerti mengenai materi yang disampaikan. Namun kemampuan ini tetap harus ditingkatkan kearah yang lebih baik.

Pada siklus ketiga peneliti melakukan seperti pada siklus pertama dan siklus kedua dengan materi mengetahui dan memahami tahap-tahap dan cara perhitungan pajak penghasilan umum pribadi. Berdasarkan pengamatan, aktivitas guru dalam pengelolaan pembelajaran mengalami peningkatan dan mendapat penilaian 4,2 dengan criteria baik, sedangkan aktivitas siswa mengalami peningkatan juga dan mendapat penilaian 4 dengan kriteria baik.

Dari hasil pengamatan pada siklus kedua, maka tidak perlu dilakukan revisi karena hasil yang diperoleh sudah dikatakan baik dilihat dari peningkatan pengelolaan guru dan aktivita siswa.

Dari hasil pengamatan pada siklus ketiga, maka tidak perlu dilakukan revisi karena hasil yang diperoleh sudah dikatakan baik dilihat dari peningkatan aktivitas guru dan aktivita siswa.

Hasil Belajar Siswa

Dari hasil kuis siklus pertama diketahui bahwa ketuntasan belajar secara klasikal di kelas XI AK 3 adalah sebesar 76,32% dengan jumlah 9 orang siswa yang belum tuntas belajar, artinya dari 38 siswa ada 29 siswa yang telah mencapai nilai KKM 75. Dengan demikian hasil tersebut

(9)

80

belum memenuhi kriteria ketuntasan kelas (klasikal) yang ditetapkan yaitu sebesar ≥85%.

Hasil kuis siklus kedua dapat diketahui bahwa ketuntasan belajar secara klasikal di kelas XI AK 3 adalah sebesar 86,84% dengan jumlah 5orang siswa yang belum tuntas belajar, artinya dari 38 siswa ada 33 siswa yang telah mencapai nilai KKM 75. Dengan demikian hasil tersebut sudah memenuhi kriteria ketuntasan kelas (klasikal) yang ditetapkan yaitu sebesar ≥85%

Hasil post test siklus ketiga dapat diketahui bahwa ketuntasan belajar secara klasikal di kelas XI AK 3 adalah sebesar 94,74% dengan jumlah 2 siswa yang belum tuntas belajar, artinya dari 38 siswa ada 36 siswa yang telah mencapai nilai KKM 75. Dengan demikian hasil tersebut sudah memenuhi kriteria ketuntasan kelas (klasikal) yang ditetapkan yaitu sebesar ≥85%.

Hasil rekapitulasi nilai kuis 1, kuis 2 dan post test dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 3

Rekapitulasi Hasil belajar Siswa

No Keterangan Kuis 1 Kuis 2 Post Test 1 Jumlah siswa 38 38 38 2 Jumlah siswa yang tuntas 29 33 36 3 Jumlah siswa tidak tuntas 9 5 2 4 Ketuntasan klasikal 76, 32 % 86, 84 % 94, 74 % 5 Rata-rata hasil belajar 76 79, 32 84 Respon Siswa Tabel 4

Rekapitulasi Angket Respon Siswa

No. Penilaian STS TS RR S SS 1 1 siswa 3% 2 siswa 5% 29 siswa 76% 6 siswa 16% 2 1 siswa 3% 3 siswa 8% 30 siswa 79% 4 siswa 11% 3 1 siswa 3% 1 siswa 3% 28 siswa 74% 8 siswa 21% 4 2 siswa 5% 30 siswa 79% 6 siswa 16% 5 2 siswa 5% 27 siswa 71% 9 siswa 24% 6 2 siswa 5% 3 siswa 8% 25 siswa 66% 8 siswa 21% 7 4 siswa 11% 30 siswa 77% 8 siswa 20,5% 8 2 siswa 5% 3 siswa 8% 26 siswa 68% 7 siswa 18% 9 2 siswa 5% 2 siswa 5% 25 siswa 66% 9 siswa 24% 10 2 siswa 5% 28 siswa 74% 8 siswa 21% 11 2 siswa 5% 5 siswa 13% 7 siswa 18% 20 siswa 53% 4 siswa 11% 12 2 siswa 5% 3 siswa 8% 5 siswa 13% 21 siswa 55% 7 siswa 18% 13 2 siswa 5% 4 siswa 11% 29 siswa 76% 3 siswa 8% 14 1 siswa 3% 3 siswa 8% 31 siswa 82% 3 siswa 8% 15 2 siswa 5% 5 siswa 13% 27 siswa 71% 4 siswa 11%

Pendapat siswa dalam kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan model langsung sebagian besar menjawab setuju. Jadi dapat disimpulkan, bahwa penerapan model pembelajaran langsung mendapat respon positif dari siswa.

(10)

81

0 2 4 6 1 2 3 2.8 3.5 4.2 R ata -r at A sp e k Siklus

Aktivitas Guru

Aktivitas Guru -1 1 3 5 1 2 3 2.5 3.4 4 R ata -r ata A sp e k Siklus

Aktivitas Siswa

Aktivitas Siswa 0.00 50.00 100.00 1 2 3 76.3286.8494.74 Per sen tase (% ) Siklus

Ketuntasan Belajar

Klasikal

Ketuntasan Belajar Klasikal Pembahasan

Aktivitas guru dalam penerapan model pembelajaran langsung

Berdasarkan lembar pengamatan pengelolaan pembelajaran langsung, selama 3 siklus dapat diambil kesimpulan terjadi peningkatan dalam pengelolaannya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut ini:

Grafik 1

Peningkatan Aktivitas Guru

Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa pada siklus 1 guru memperoleh nilai rata-rata 2,8 dengan kategori cukup baik. Hasil dari siklus 1 direfleksi dan direvisi pada siklus 2. Pada siklus 2 kegiatan guru dalam mengelola pembelajaran langsung semakin meningkat, hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata para siklus 2 sebesar 3,5 dengan kategori baik. Sedangkan untuk siklus 3 kemampuan guru mengelola pembelajaran langsung mendapatkan nilai rata-rata meningkat menjadi 4,2 dengan kategori baik. Dari hasil analisis ini dapat disimpulkan bahwa kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran langsung yang dilaksanakan pada siklus pertama, kedua dan ketiga terdapat peningkatan. Peningkatan sebesar 25% terjadi pada siklus 1 ke siklus 2, sedangkan peningkatan dari siklus 2 ke siklus 3 sebesar 20%

Aktivitas siswa dalam penerapan model pembelajaran langsung

Grafik 2

Peningkatan Aktivitas siswa

Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat peningkatan aktivitas siswa yang terjadi selama tiga siklus. Pada siklus 1 nilai rata-rata aktivitas siswa sebesar 2,5 pada siklus kedua sebesar 3,4 dan pada siklus ketiga sebesar 4. Peningkatan aktivitas guru dan siswa ini terjadi disebabkan karena setiap putaran terdapat refleksi dan revisi sebagai tindakan perbaikan dalam pengelolaan pembelajaran langsung. Dari hasil analisis ini dapat disimpulkan bahwa aktivitas ssiwa dalam penerapan model pembelajaran langsung yang dilaksanakan pada siklus pertama, kedua dan ketiga terdapat peningkatan. Peningkatan sebesar 36% terjadi pada siklus 1 ke siklus 2, sedangkan peningkatan dari siklus 2 ke siklus 3 sebesar 17,6%.

Hasil belajar siswa dalam penerapan model pembelajaran langsung

Grafik 3

Peningkatan Hasil Belajar

Dari grafik diatas dapat dilihat peningkatan rata-rata hasil belajar dari ketuntasan klasikal, pada siklus 1 ketuntasan klasikalnya mencapai 76,32 % dimana standart ketuntasan klasikal ≥ 85%. Pada siklus 2 ketuntasan hasil belajar klasikal mencapai 86,84 % dimana standart ketuntasan klasikal ≥ 85%. Sehingga kelas tersebut sudah mencapai ketuntasan klasikal walaupun nilai ketuntasan klasikalnya minimum. Sedangkan pada siklus 3 ketuntasan hasil belajar klasikal mencapai 94,74 % dimana standart ketuntasan klasikal ≥ 85%. Maka kelas tersebut sudah dapat dinyatakan lulus pada materi pajak penghasilan umum pribadi karena ketuntasan klasikalnya lebih besar dari batas minimum ketuntasan.

(11)

82

Respon Siswa

Pada pernyataan pertama yang

menyatakan bahwa dengan

menggunakan model pembelajaran langsung dalam mata pelajaran perpajakan dapat meningkatkan motivasi belajar saat menerima materi pembelajaran di kelas sebanyak 6 siswa atau 16% yang menjawab sangat setuju, 29 siswa atau 76% yang menjawab setuju, 2 siwa atau 5% yang tidak berpendapat dan 1 siswa atau 3% yang menjawab tidak setuju.

Pada pernyataan kedua yang

menyatakan bahwa dengan

menggunakan model pembelajaran langsung dalam mata pelajaran perpajakan dapat membuat suasana kelas menyenangkan dan tidak membosankan saat menerima materi pembelajaran di kelas sebanyak 4 siswa atau 11% yang menjawab sangat setuju, 30 siswa atau 79% yang menjawab setuju, 3 siswa atau 8% yang tidak berpendapat dan 1 siswa atau 3% yang menjawab tidak setuju

Pada pernyataan ketiga yang

menyatakan bahwa dengan

menggunakan model pembelajaran langsung dalam mata pelajaran perpajakan guru dapat menjelaskan materi pembelajaran dengan jelas dan mudah dipahami sebanyak 8 siswa atau 21% yang menjawab sangat setuju, 28 siswa atau 74% yang menjawab setuju, 1 siwa atau 3% yang tidak berpendapat dan 1 siswa atau 3% yang menjawab tidak setuju

Pada peryataan keempat yang

menyatakan bahwa dengan

menggunakan model pembelajaran langsung dalam mata pelajaran perpajakan guru dapat mengalokasikan waktu dengan tepat sebanyak 6 siswa atau 16% yang menjawab sangat setuju, 30 siswa atau 79% yang menjawab setuju, 2 siswa atau 5% yang tidak berpendapat

Pada peryataan kelima yang menyatakan bahwa dengan adanya latihan terbimbing pada mata pelajaran perpajakan terbimbing menunjukkan sebanyak 9 siswa atau 24% yang

menjawab sangat setuju, 27 siswa atau 71% yang menjawab setuju, 2 siwa atau 5% yang tidak

Pada peryataan keenam yang menyatakan bahwa bahasa yang digunakan oleh guru dalam soal evaluasi mudah dipahami. menunjukkan sebanyak 8 siswa atau 21% yang menjawab sangat setuju, 25 siswa atau 66% yang menjawab setuju, 3 siswa atau 8% yang tidak berpendapat dan 2 siswa atau 5% yang menjawab tidak setuju

Pada peryataan ketujuh yang menyatakan bahwa guru membimbing siswa yang mengalami kesulitan menunjukkan sebanyak 5 siswa atau 13% yang menjawab sangat setuju, 29 siswa atau 76% yang menjawab setuju, dan 4 siswa atau 11% yang tidak berpendapat

Pada peryataan kedelapan yang menyatakan bahwa pembelajaran mata pelajaran perpajakan yang dapat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. menujukkan sebanyak 7siswa atau 18% yang menjawab sangat setuju, 26 siswa atau 68% yang menjawab setuju, 3 siwa atau 8% yang tidak berpendapat dan 2 siswa atau 5% yang menjawab tidak setuju

Pada peryataan kesembilan yang menyatakan bahwa pemberian umpan balik setelah kegiatan pembelajaran untuk lebih meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang telah diberikan menunjukkan sebanyak 9 siswa atau 24% yang menjawab sangat setuju, 25 siswa atau 66% yang menjawab setuju, 2 siswa atau 5% yang tidak berpendapat dan 2 siswa atau 5% yang menjawab tidak setuju

Pada peryataan kesepuluh yang menyatakan bahwa dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan siswa, guru memberikan jawaban yang mudah dipahami oleh siswa menunjukkan sebanyak 8 siswa atau 21% yang menjawab sangat setuju, 28 siswa atau 74% yang menjawab setuju, dan 2 siswa atau 5% yang tidak berpendapat

Pada peryataan kesebelas yang menyatakan bahwa dengan guru untuk mengadakan kuis setelah proses

(12)

83

pembelajaran menunjukkan sebanyak 4 siswa atau 11% yang menjawab sangat setuju, 20 siswa atau 53% yang menjawab setuju, 7 siwa atau 18% yang tidak berpendapat, 5 siswa atau 13% yang menjawab tidak setuju dan 2 siswa atau 5% yang menjawab sangat tidak setuju

Pada peryataan keduabelas yang menyatakan bahwa dengan adanya pemberian tugas mandiri oleh guru setelah kegiatan pembelajaran. menunjukkan sebanyak 7 siswa atau 18% yang menjawab sangat setuju, 21 siswa atau 55% yang menjawab setuju, 5 siwa atau 13% yang tidak berpendapat, 3 siswa atau 8% yang menjawab tidak setuju dan 2 siswa atau 5% yang menjawab sangat tidak setuju

Pada peryataan ketigabelas yang menyatakan bahwa siswa puas dengan nilai evaluasi yang mereka terima. menunjukkan sebanyak 7 siswa atau 18% yang menjawab sangat setuju, 21 siswa atau 55% yang menjawab setuju, 5 siwa atau 13% yang tidak berpendapat, 3 siswa atau 8% yang menjawab tidak setuju dan 2 siswa atau 5% yang menjawab sangat tidak setuju

Pada peryataan keempatbelas yang

menyatakan bahwa dengan

menggunakan model pembelajaran langsung siswa dapat lebih memahami materi yang diberikan oleh guru sehingga dapat meningngkatan hasil belajar siswa menunjukkan sebanyak 3 siswa atau 8% yang menjawab sangat setuju, 29 siswa atau 76% yang menjawab setuju, 3 siswa atau 8%, yang tidak berpendapat dan 1 siswa atau 3% yang menjawab tidak setuju.

Pada peryataan kelimabelas yang menyatakan bahwa siswa setuju menggunakan model pembelajaran langsung dalam mata pelajaran perpajakan menunjukkan sebanyak 4 siswa atau 11% yang menjawab sangat setuju, 27 siswa atau 71% yang menjawab setuju, 5 siswa atau 13% yang tidak berpendapat dan 2 siswa atau 5% yang menjawab tidak setuju

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa aktivitas guru selama penerapan model pembelajaran langsung mengalami peningkatan di tiap siklusnya Hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan proses pembelajaran langsung aktivitas guru tersebut yang dilakukan oleh pengamat pada tiap-tiap siklus, yaitu pada siklus pertama rata-rata nilai penilaian 2,8 dengan kategori cukup, dan pada siklus kedua rata-rata nilai penilaian yang diperoleh adalah 3,5 dengan kategori baik, dan pada siklus ketiga rata-rata skor penilaian yang diperoleh adalah 4,2 dengan kategori baik.Adanya peningkatan aktivitas guru dalam pengelolaan pembelajaran tersebut diikuti pula peningkatan nilai rata-rata kelas dan nilai ketuntasan klasikal siswa.

Sedangkan aktivitas siswa selama penerapan model pembelajaran langsung mengalami peningkatan. Pada siklus 1 nilai rata-rata aktivitas siswa sebesar 2,5 pada siklus kedua sebesar 3,4 dan pada siklus ketiga sebesar 4.

Sealin itu pencapaian hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran langsung pada siklus pertama mendapat nilai rata-rata 76 dengan ketuntasan klasikal sebesar 76,32% dan pada siklus kedua mendapat nilai rata-rata 79,32 dengan ketuntasan klasikal sebesar 86,84% sedangkan pada siklus ketiga nilai rata-rata yang diperoleh adalah 84 dengan ketuntasan klasikal sebesar 94,74%. Hasil tersebut dapat menunjukkan bahwa pelaksanaan proses belajar mengajar dengan penerapan model pembelajaran langsung berpengaruh positif dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa sehingga bisa dikatakan tuntas.

Berdasarkan hasil angket respon siswa diketahui bahwa siswa mempunyai respon yang positif terhadap penerapan model pembelajaran langsung pada mata perpajakan

Saran

Berdasarkan data simpulan diatas, ditemukan bahwa model pembelajaran langsung dapat meningkatkan hasil belajar

(13)

84

siswa pada kompetensi dasar menyiapkan SPTtahunan PPh wajib pajak orang pribadi di kelas XI Ak 3 SMKN 10 Surabaya. Sehingga model pembelajaran langsung dapat diterapkan dalam mata pelajaran perpajakan kompetensi dasar menyiapkan SPT tahunan PPh wajib pajak orang pribadi. Selain itu model pembelajaran langsung dapat diterapkan sebagai model pembelajaran alternative pada mata pelajaran selain perpajakan khususnya dalam program keahlian akuntansi.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: PT. Asdi Mahasatya. Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 1995. Strategi Belajar Mengajar.

Jakarta: Bumi Aksara

Kardi, Soeparman dan Mohamad Nur. 2005. Pembelajaran Langsung. Surabaya:

Unesa University Press

Novitasari,Rani. 2008. Penerapan Model

Pembelajaran Langsung Mata

Diklat Paket Keahlian Penjualan pada Siswa Kelas III Penjualan 1 di SMK Negeri 10 Surabaya. (Skripsi tidak dipublikasikan). Surabaya: Universita Negeri Surabaya.

Slameto, 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta : Rieneka

Cipta.

Sudjana, Nana. 2005. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Bandung : Sinar Baru Algesindo. Sudjana, Nana. 2005. Penilaian Hasil

Proses Belajar Mengajar.

Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta : Kencana.

Yushofah, Anita. 2006. Penerapan Model

Pengajaran Langsung Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Pada Materi Pokok Siklus

Akuntansi Perusahaan Dagang di Kelas XI Ilmu Sosial SMA Negeri

Paciran. (Skripsi tidak

dipublikasikan). Surabaya: Universita Negeri Surabaya.

Referensi

Dokumen terkait

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert, yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok

Menurut Sugiyono (2016) skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Variabel sikap

Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.Dalam penelitian fenomena sosial ini telah

Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial (Riduan, 2008: 12).. Dengan

Skala Likert, adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang terhadap suatu kejadian atau keadaan sosial, di

Menurut (Guritno, dkk. 2011) skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok. Dengan menggunakan skala likert, variabel yang akan

Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2014). Sebelum model regresi digunakan

Dalam penelitian ini penulis menggunakan skala likert, yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang