• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV TINJAUAN TEOLOGIS TERHADAP PENGHAYATAN ROH KUDUS JEMAAT KRISTEN INDONESIA INJIL KERAJAAN DI SEMARANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV TINJAUAN TEOLOGIS TERHADAP PENGHAYATAN ROH KUDUS JEMAAT KRISTEN INDONESIA INJIL KERAJAAN DI SEMARANG"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

47

BAB IV

TINJAUAN TEOLOGIS TERHADAP PENGHAYATAN ROH KUDUS JEMAAT KRISTEN INDONESIA INJIL KERAJAAN DI SEMARANG

Pada Bab ini, penulis akan menggunakan pemahaman-pemahaman Teologis yang telah dikemukakan pada Bab II, menggunakan hasil penelitian untuk melakukan suatu analisa - meninjau pemahaman Minum Roh Kudus di JKI Injil Kerajaan, dan menutup dengan memuat suatu kesimpulan dari Bab ini.

4.1. Pendahuluan

Gereja adalah persekutuan atau komunitas yang dipersatukan menjadi satu tubuh di dalam Kristus. Gereja bukan sekedar merupakan institusi yang diorganisasikan secara nampak. Artinya Gereja tidak nampak, karena pada dasarnya Gereja bersifat Spiritual, yang mana umat mengaku dengan iman percaya akan kehadiran Kristus. Sedangkan Gereja yang nampak, Gereja hadir dalam fungsi sebagai lembaga, melalui pemimpin-pemimpin Gereja mengarahkan dan mengajarkan umat untuk tetap percaya kepada Kristus. Sehingga, Gereja lebih merupakan persekutuan dari orang-orang yang terikat secara batiniah, lahiriah seperti iman, ibadat, dan keanggotaan Gerejani.1 Secara Universal, Gereja adalah suatu kesatuan, yang nampak sebagai suatu persekutuan orang-orang yang tersebar di seluruh dunia yang mengakui satu Tuhan di dalam Kristus di segala zaman dan tempat. Secara lokal, Gereja adalah persekutuan orang-orang percaya yang mengakui Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat melalui baptisan kudus dan kemudian menggabungkan diri ke dalam Gereja untuk melayani Tuhan dan sesama. Gereja hanyalah sarana, meskipun demikian antara Gereja dan anggota jemaat tidak terpisahkan karena

(2)

48

memiliki keterikatan satu sama lain. Sehingga, pertumbuhan gereja tidak hanya dapat dilihat dalam kehadiran jemaat, melainkan dalam pelayanan-pelayanan yang dilakukan oleh Gereja. Sehingga dalam memahami kehadiran Gereja yang nampak dan tidak nampak, kedua-duanya haruslah seimbang. Dalam pengertian bahwa tidak menganggap Gereja yang nampak lebih penting dibandingkan Gereja yang tidak nampak, ataupun sebaliknya.

Kitab Perjanjian Baru menggambarkan Gereja dengan bermacam-macam gambaran, misalnya sebagai umat Allah, sebagai bait Allah, sebagai bait Roh Kudus, sebagai bangunan Allah, sebagai kawanan domba Allah, dan lain-lain. Pernyataan Alkitab tentang Roh Kudus yaitu: Ia adalah Allah yang tetap berkarya dan memuncak dalam kebangkitan Yesus. Sehingga apabila dikaitkan dengan kepercayaan terhadap Allah Tritunggal, maka Allah, Kristus, dan Roh Kudus memiliki hubungan yang terikat (tidak terpisahkan). Allah mengutus Yesus ke dalam dunia agar hubungan antara Allah dan manusia tetap terjalin dan tidak terputus. Di dalam Kristus Allah tidak menolak manusia lagi atas dosa yang diperbuat, karena bagi Allah manusia adalah Umat terpilih. Karya Tuhan Allah yang bebas merdeka, berdasarkan kasih karuniaNya itu, senantiasa dihubungkan dengan karya penyelamatan Yesus Kristus. Umat diajarkan untuk tetpa hidup di dalam Kristus, yang berarti Hidup dengan berakarkan Kristus, bersandar kepada Kristus, serta di dalam suasana Kristus.2 Karena, Kehadiran Allah dunia diwujudkan dalam rupa manusia yang dikenal sebagai Juruselamat yaitu Yesus Kristus.3 Dan pekerjaan Allah tetap berlanjut melalui pencurahan Roh Kudus agar manusia percaya bahwa Yesus adalah Tuhan, dalam wujud manusia ketika menyelesaikan pekerjaanNya dibumi tetap hadir melalui Roh Kudus. Pengertian ini akhirnya diadopsi oleh gerakan Kharismatik, salah satunya adalah Jemaat

2

Harun Hadiwijono, Iman Kristen (BPK Gunung Mulia, 2005), 295. 3

(3)

49

Kristen Indonesia Injil Kerajaan. Membawa mereka ke dalam suatu pemahaman setiap manusia perlu hidup dalam Roh agar dituntun oleh Roh dalam suatu pemaknaan yang disebut dengan “

Minum Roh Kudus”.

4. 2. Penghayatan tentang Roh Kudus

Pencurahan Roh Kudus bagi Gereja boleh dikatakan sebagai pengembangan dan konkretisasi karya keselamatan eskatologis yang sudah terlaksana dalam kristus4. Artinya, Roh yang dulu telah bekerja dan menaungi secara penuh dalam diri Yesus kini mendapatkan perluasan, penyebaran, dan penerapannya dalam rangka sejarah manusia, yakni dalam gereja. Maka Roh Kudus mempunyai peranan yang sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan gereja, dari gereja perdana di Yerusalem hingga gereja sekarang ini. Roh Kudus adalah yang pribadi mempersatukan keanekaragaman.

Demikian halnya dengan Minum Roh Kudus. Untuk itu Penulis akan mempergunakan kriteria atau norma yang mengacu pada pemahaman Paulus yang menggambarkan jemaat sebagai tubuh, berdasarkan penulisan dalam 1 Korintus 12 yang berbicara tentang karunia, dan mempergunakan ayat acuan Dalam Kisah Para Rasul 2 dan Yohanes 4 yang menjadi dasar pemahaman jemaat di JKI Injil Kerajaan di Semarang tentang Minum Roh Kudus. Dalam pemahaman masing-masing orang, Minum Roh Kudus itu adalah proses di mana seseorang mengundang Roh Kudus untuk hadir dalam diri pribadi. Tidak hanya sekedar meminta, melainkan menginginkan Roh Kudus dengan kesungguhan hati, maka dapat mabuk bersama Roh Kudus dengan mengalami manifestasi Roh (berbahasa roh, tertawa,

4

E. Martasudjita, Pr, Datanglah Ya Roh Kudus: Makna dan Peran Roh dalam Hidup Kristiani

(4)

50

menangis, melompat-lompat). Roh Kudus sebagai pribadi Illahi (memiliki sifat-sifat Illahi) tampil sebagai yang memimpin, mengarahkan seseorang untuk semakin mendekatkan diri kepada Tuhan.5 Pengutusan Roh Kudus baru benar-benar terlaksana dengan berdiamnya Roh Kudus dalam hati. Karena, hati dan diri menjadi rumah kediaman Allah. Setiap orang membutuhkan proses untuk memahami kehendak Tuhan. Hal ini dapat dikatakan sebagai suatu pemahaman untuk mengenal Tuhan, baik dalam ibadah secara pribadi maupun kelompok. Minum Roh Kudus, bisa dikatakan adalah sebuah konsep. Mengacu pada dasar Alkitab yang dipergunakan dalam Kisah Para Rasul 2 “ Pentakosta” dan Injil Yohanes 4: 1-42 “ Percakapan dengan Perempuan Samaria”, Minum Roh Kudus dipahami dengan ajaran Yesus yang mengatakan barang siapa yang haus baiklah datang kepada Tuhan dan akan diberi minum.

Dalam menerapkan pemahaman Minum Roh Kudus, Gereja sebagai satu lembaga atau organisasi berperan penting dalam membantu anggota jemaatNya untuk memahami Minum Roh Kudus. Melalui khotbah Pendeta, sharing sesama anggota jemaat yang mengalami Minum Roh Kudus, semakin mempermudah jemaat mengejar pemahaman ini agar dapat mengembangkannya bagi pribadi maupun orang lain.

4.3. Efek dan hubungan Minum Roh Kudus dengan Karunia

Roh Kudus tampil sebagai yang berkuasa dan berwibawa nampak dalam efek Minum Roh Kudus. Orang beriman merasakan hidup yang dikuasai oleh Roh Kudus, hidup yang gemar akan Roh secara perorangan. Sehingga, jika dikaitkan dengan Minum Roh Kudus

5

(5)

51

tidak terbatas pada Minum bersama Roh Kudus. Akan tetapi, ada efek yang dialami secara pribadi diantaranya ada perubahan karakter, semakin intens dengan Tuhan, iman semakin kuat di dalam Tuhan, lebih sensitif dengan Tuhan, diri sendiri, dan orang lain. Dalam pemahaman JKI Injil Kerajaan di Semarang, Minum Roh Kudus memberikan kepuasaan batin tersendiri bagi

orang yang mengalami pengalaman ini. Minum Roh Kudus Semuanya bergantung pada ketaatan

kepada Allah. Dampak Minum Roh Kudus ini membuktikan bahwa ada nilai yang diperoleh. Adapula tujuan yang hendak dicapai dalam hubungan dengan Karunia-Karunia Roh.

Paulus menempatkan gambarannya tentang Gereja sebagai Tubuh Kristus tentang karunia-karunia Roh dalam Jemaat.6 Berdasarkan pada Kisah Para Rasul, Roh Kudus masuk ke dalam diri dan mendorong para Rasul. Dengan cara itu Roh Kudus sungguh-sungguh dicurahkan kepada para rasul secara pribadi, nukan melalui pendengaran dan penglihatan, melainkan melalui pengalaman pribadi dalam diri para rasul. Roh menjadi daya kekuatan Illahi (Kis. 2:2-3 – Roh nampak dalam bunyi seperti angin keras, lidah-lidah seperti nyala api) menggerakkan para rasul dan orang-orang berkerumun dan dipenuhi dengan Roh. Sebagai daya dinamis dan daya kreatif (Kis 2:14- Roh memberikan keberanian kepada Petrus dan kesebelas rasul untuk bangkit berdiri dan menyampaikan bahwa mereka tidak mabuk anggur manis seperti yang dikatakan orang Yahudi maupun yang berada di sekitar Yerusalem, namun mabuk oleh Roh Kudus).

Seperti pada penjelasan sebelumnya, Gerakan Kharismatik mengutamakan Baptisan dan Karunia-karunia Roh. Bagi JKI Injil Kerajaan Karunia itu penting dan haruslah dikejar. Setiap orang bisa memperoleh lebih dari satu karunia. Pusatnya adalah kepercayaan untuk mengembangkan karunia. Pengikut-pengikut Gerakan Kharismatik pun tidak mempunyai

6

(6)

52

pendapat yang sama tentang banyaknya karunia Roh yang diberikan kepada anggota-anggota Jemaat. Paling sedikit mereka menganut dua pendapat yang berbeda. Pertama: pendapat (ekstrim) yang mengatakan, bahwa tiap-tiap orang telah dibaptis dengan Roh Kudus memperoleh semua karunia, dan karena itu ia dapat menggunakannya setiap waktu, kalau ia mau. Kedua: pendapat yang mengatakan, bahwa tiap-tiap orang- Allah secara tetap (terus menerus) mengaruniakan satu atau beberapa kharisma.7

Paulus kemudian melihat jemaat Korintus yang berseteru, berselisih paham mengenai karunia-karunia. Maka, Paulus menangani perpecahan yang terjadi dalam jemaat Korintus dan dengan tegas menggambarkan bahwa karunia adalah untuk pembangunan keseluruhan jemaat dan bukan untuk kesombongan rohani. Karena tiap orang beriman menjadi anggota tubuh Kristus yang telah dipenuhi oleh Roh. Roh Kudus itu berarti kuasa-kuasa yang baru, kuasa yang dikaruniakan Allah, kuasa yang membantu para murid bersaksi tentang Kristus, kuasa yang menyatakan diriNya dalam bahasa Roh dan Nubuat, yang memungkinkan mereka burbuat mujizat-mujizat, yang menuatkan iman yang menang dan keberanian yang gembira.8 Jikalau jemaat dipandang sebagai tubuh Kristus, berarti bahwa jemaat diwakili di dalam eksistensi Kristus sebagai manusia yang bertubuh.9 Sehingga terjadi pergeseran dari pandangan Paulus mengenai Karunia yang dimaknai oleh JKI Injil Kerajaan bahwa Karunia itu adalah suatu pemberian cuma-cuma dari Allah. Karunia memanglah harus dikejar namun bukan untuk kepentingan pribadi, melainkan untuk kebersamaan di dalam pembangunan jemaat.

7

J. L. CH. Abineno, Karunia-Karunia Roh Kudus (Jakarta: BPK. Gunung Mulia, 1980), 6. 8

A.M. Hunter, Memperkenalkan Teologi Perjanjian Baru (BPK. Gunung Mulia, 2004), 71. 9

(7)

53

Minum Roh Kudus berkaitan dengan karunia-karunia Roh. Berbagai karunia Roh akan diberikan kepada setiap orang sesuai dengan kapasitas masing-masing pribadi. Sebaiknya kita tidak mempersoalkan karunia mana yang sudah atau belum kita miliki. Seperti tertulis dalam 1 Korintus 12: 4-6: Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh. Dan ada rupa-rupa pelayanan tetapi satu Tuhan. Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu yang mengerjakan semuanya dalam semua orang. Yang terpenting adalah bersekutu dengan Roh Kudus yang akan selalu membawa kita kepada hidup yang menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus. Karunia-karunia Roh Kudus itu akhirnya dianugerahkan kepada kita bukan untuk kebanggaaan dan kepentingan diri sendiri melainkan demi pembangunan gereja. Semua karunia ada dalam gereja sebagai anugerah demi pelayanan pembangunan jemaat. Minum Roh Kudus memberikan dampak yang positif, dalam pengertian bahwa buah-buah Roh akan nampak dalam perubahan karakter.

Alkitab menjadi dasar yang kuat bagi JKI Injil Kerajaan dalam memahami Isi Alkitab. (Kis. 2 dan Yoh. 4) menjadi dasar bagi gereja ini untuk menimbang, dan menilai pengalaman Minum Roh Kudus, yang akhirnya membawa perubahan dalam karakter, semakin menguatkan iman dalam hubungan dengan pekerjaan dan pengalaman suka duka yang dialami. Gereja ini berpandangan bahwa segala sesuatu atas dasar dan diprakarsai oleh Roh Kudus, Karya Roh nampak dalam karunia-karunia Roh. Artinya, Kehadiran JKI Injil Kerajaan yang mengalami dinamika perkembangan yang pesat dengan jumlah anggota jemaat 22.000 orang, dengan latar belakang pendidikan, sosial yang berbeda-beda, Alkitab tetap menjadi pedoman yang kuat dalam Gereja ini. Pada akhirnya, penulis menemukan bahwa Minum Roh Kudus kepentingannya untuk pribadi, sedangkan karunia-karunia Roh untuk kepentingan bersama.

(8)

54

Sedangkan dalam hubungan dengan karunia di JKI Injil Kerajaan, semakin seseorang dalam usaha untuk mengejar karunia diperlukan kesatuan antara anggota jemaat. Karena, karunia tidak dapat berfungsi dengan baik jika dipergunakan untuk kepentingan pribadi, melainkan untuk pembangunan jemaat. Seperti halnya pengalaman para rasul merasa kehilangan ketika ditinggalkan oleh Yesus, kehilangan sosok pemimpin yang bersama mereka dalam sepanjang pelayanan bersama. Namun Roh Kudus yang dijanjikan itu dicurahkan atas mereka, dan menjadi fondasi yang kuat bagi mereka untuk tetap percaya Kristus dan percaya adanya kehadiran Roh Kudus yang akan menuntun para rasul. Tidak berhenti disini saja, para rasul pun menggunakan intelektual untuk tetap bertekun dalam pengajaran, bersekutu, memecah-mecahkan roti , dan tetap menyebarkan Injil Kristus.

Realita yang nampak sekarang dan tidak dapat dihindari dalam kehidupan orang Kristen adalah Gereja terdiri dari berbagai denominasi yang berbeda pengajaran akan Kristus dan Roh Kudus. Adanya pengelompokan-pengelompokan adalah sesuatu yang manusiawi (1 Korintus 3:4). Manusia merasa nyaman berkumpul dengan orang-orang yang homogen dengan dirinya atau yang mungkin sepaham, sewarna dan sebagainya. Hal seperti ini wajar karena setiap orang berhak (bebas) memeluk kepercayaan yang dianut. Begitu pula dengan pemahaman mengenai Minum Roh Kudus, yang hanya dapat dipahami oleh JKI Injil Kerajaan dan tidak menutup kemungkinan denominasi lain untuk mengenal tentang minum Roh Kudus.

Dengan demikian dalam sepanjang sejarah Gereja, Roh Kudus mengarahkan, memimpin, bahkan menjiwai gereja. Roh Kudus diam dalam kehidupan orang beriman, maka melalui orang berimanlah Roh Kudus menampakkan pribadi dan karya keselamatan Allah dalam Kristus. Iman merupakan keyakinan atau kepercayaan seseorang kepada Tuhan yang disembah

(9)

55

dan diagungkan. Setiap orang memiliki kebebasan untuk bergabung dalam Gereja. Kebebasan berakar pada iman. Iman bersangkut paut soal mengandalkan dan mempercayakan diri kepada Allah. Dengan iman seseorang menyerahkan nasib dan hidupnya kepada Allah, agar Allah mengambil alih diri dan hidupnya. Maka, kebebasan kristiani ialah keterbukaan kepada Allah. Dalam Inil Yohanes 4, Tuhan Yesus sendiri berkata agar setiap orang yang haus baiklah datang kepadaNya, yang percaya kepada Tuhan Yesus dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup. Sehingga diperlukan pimpinan dari Roh Kudus untuk selalu menuntun, mengarahkan, dalam melakukan apa yang dikehendaki Tuhan.

4.4. Kesimpulan Bab IV

Pencurahan Roh Kudus merupakan manifestasi kehadiran Yesus, menunjukkan bahwa Roh Kuduslah yang melanjutkan pekerjaan Kristus di dunia ini. Roh Kudus berdiam dan bekerja di dalam hati orang Kristen (1 Korintus 3:16). Roh Kudus pun memimpin dan menolong secara pribadi, seperti dampak dari Minum Roh Kudus yang diperoleh bahwa Roh Kudus memberikan penghiburan di saat lemah, Roh Kudus membantu untuk Berdoa, menolong agar berbakti, memberikan sifat yang baru. Selain secara pribadi, Roh Kudus kemudian memimpin dan menolong jemaat Allah, yang terdiri atas kelompok Kristen yang menggabungkan diri bersama-sama. Roh Kudus bekerja dengan cara mengurus Gereja setempat, melaksanakan Amanat Agung melalui anggota-anggota jemaatNya, dan memberikan karunia-karunia Roh kepada JemaatNya. Dengan demikian pemaknaan akan arti kehadiran Roh dalam hubungan dengan Minum Roh Kudus di JKI Injil Kerajaan di Semarang bahwa kita Umat Kristen pun mengalami Minum Roh Kudus. Seperti pada pemahaman Paulus bahwa Jemaat Korintus dibaptis bukan di dalam Apolos

(10)

56

atau Paulus, namun di dalam Kristus. “ Karena dalam satu Roh, kita semua telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh” (1 Kor 12:13a). Paulus pertama-tama ingin menyatakan bahwa bukannya kesatuan pelbagai karunia dalam Kristus, melainkan kesatuan pelbagai macam dan kondisi manusia (1 Kor 12:13b).

Referensi

Dokumen terkait

EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN REGULASI DIRI DALAM BELAJAR, EFIKASI DIRI AKADEMIK, DAN PRESTASI AKADEMIK1. Universitas

Persamaan dengan penelitian tersebut yaitu sama-sama membahas senam otak untuk anak tunagrahita, namun demikian ditemukan perbedaan yaitu peneliti Dince Setianingsih

Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, maka Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Nomor

6 Salah satunya yang dapat dilakukan adalah melakukan penelitian yang menghasilkan referensi yang nantinya diharapkan spesies ikan yang ada di sungai Lawe Meulang

a) Memberikan gambaran kepada pengelola keuangan keluarga mengenai pengaruh pengetahuan keuangan terhadap perilaku pengelolaan keuangan yang bijak. b) Untuk mengetahui

Dimana pada usia anak-anak yang sering disebut usia emas (golden period) dalam tahapan ini anak mencari apa yang mereka inginkan dan menggali potensi-potensi yang

Makin jelas tujuan yang diharapkan atau akan dicapai, maka semakin jelas pula bagaimana tindakan memotivasi itu dilakukan Taufik, (2007). Tindakan akan lebih dapat

Dengan melakukan observasi terlebih dahulu, peneliti bisa menentukan judul ataupun menentukan permasalahan yang terjadi di lokasi yang akan diteliti, karena dengan