Budaya dan Eksistensi Bangsa
Wednesday, 21 October 2009 07:25 - Last Updated Saturday, 03 April 2010 20:39
Eksistensi bangsa di mata dunia diukur dari tiga pilar, yakni kebudayaan, pendidikan sejarah bangsa dan tekhnologi. Sebagai perguruan tinggi yang terus berkembang, kampus putih merasa ikut bertanggung jawab menjaga dan melestarikan budaya bangsa. Hal ini demi eksistensi Indonesia di mata dunia. Untuknya, tepat pada 1 Oktober tahun 2000, UMM mendirikan Lembaga Kebudayaan (LK).
Lembaga yang bersekretariat di lantai satu UMM Dome tersebut, memiliki visi mulia, yakni menjadi pusat kebudayaan yang mampu mengakomodasikan realitas kebudayaan dan menjadi bagian dari nilai kemanusiaan. Dengan demikian, LK mampu membawa kesejahteraan, baik di lingkungan kampus maupun masyarakat luas.
Arief Budi Wurianto, Kepala LK menjelaskan bahwa LK adalah representasi universitas dalam penyelenggaraan apresiasi budaya, usaha melindungi kearifan lokal sebagai modal kultural bangsa. Lembaga Kebudayaan juga bertugas menterjemahkan kepentingan universitas, baik dalam keunggulan akademik maupun promosi melaui jalur kebudayaan, urai pakar
kebudayaan tersebut ramah.
Pusat Informasi dan Kajian Budaya
Disinggung mengenai aktivitas LK, Arief menyampaikan bahwa lembaga ini mendesain berbagai kegiatan untuk seluruh sivitas akademika UMM. LK juga melayani konsultan ahli kebudayaan, baik budaya Jawa maupun Nusantara, bagi para mahasiswa dan dosen. Hingga saat ini LK bisa dijadikan referensi bagi yang hendak meneliti kebudayaan, jelas dosen ramah tersebut.
Sebagai pusat informasi kebudayaan, LK memiliki beberapa koleksi seni unik seperti
seperangkat wayang kulit, dua perangkat gamelan, berbagai jenis topeng, dan masih banyak lagi karya seni lainnya. Bukan hanya itu, beberapa buku tentang kebudayaan juga berjajar apik disana. Sebagai pusat informasi, kami senantiasa berusaha melengkapi buku-buku budaya, terang Arief kepada Bestari.
Menjadi salah satu media yang mempertahankan identitas negeri, LK memiliki agenda rutin yaitu diskusi dan seminar kebudayaan. Selain itu, karawitan seni suara daerah
baik vokal atau instrumental yang mempunyai klarifikasi dan perkembangan dari daerahnya itu sendiri -- yang tampil setiap kali wisuda, juga menjadi salah satu bukti eksistensi LK.
Rahayu Relawati, salah seorang anggota Surya Dwija Wirama (Kelompok karawitan LK UMM) mengungkapkan jika karawitan merupakan kegiatan tentang rasa, keindahan, kesejukan dan kelembutan yang mampu menjadi sarana refresing diri. Mengikuti karawitan dapat
menyeimbangkan antara akademik yang serius dengan rasa yang halus, tutur wanita yang juga menjabat sebagai Pembantu Dekan (PD) II Fakultas Pertanian Peternakan (FPP) tersebut. Lebih dari itu, Rahayu menyampaikan jika karawitan mampu mengendalikan emosi, seni
keseimbangan otak kanan dan kiri. Supaya tensi gak naik, akunya.
Selain karawitan, kegiatan lain di LK adalah pendampingan belajar bahasa dan kebudayaan Indonesia untuk mahasiswa asing. Ika Yoanita, tenaga part time LK menyampaikan bahwa saat ini lembaga yang bernaung dibawah Asisten Rektor Bidang Perencanaan dan
Pengembangan Akademik tersebut juga mendampingi mahasiswa asing mempelajari budaya
Budaya dan Eksistensi Bangsa
Wednesday, 21 October 2009 07:25 - Last Updated Saturday, 03 April 2010 20:39
Indonesia. Mereka adalah satu mahasiswa Polandia, satu mahasiswa Madagaskar, dan dua mahasiswa Thailand. Seringnya mendampingi mereka belajar, membuat saya ikut tergerak untuk mempelajari budaya. Mahasiswa asing saja belajar, kenapa kita tidak, ungkapnya. Seiring perjalananya, LK terus berimprovisasi melalui berbagai jenis kegiatanya. Tepat pada 17 Februari, lembaga ini juga akan melaunching sebuah lahan aktivitas seni baru yakni Student s Cultural Studies Club (SC2). Kedepannya, SC2 akan aktif mengadakan diskusi dan seminar. Dengan demikian, kelompok studi ini diharapkan mampu membentuk para pemikir kritis,
Menjadikan budaya sebagai media diplomasi bangsa, harap Arif.
Harapan Arif diamini Ika yang juga menginginkan SC2 dapat menjadi jembatan strategis untuk mengenalkan mahasiswa pada budaya negeri. SC2 merupakan terobosan baru LK untuk mengenalkan dan mengajak mahasiswa lebih perhatian pada aset bangsa melalui
kebudayaan, tutur alumni jurusan Bahasa Indonesia UMM tersebut. Lebih lanjut, gadis asal Lamongan tersebut berharap, nantinya mahasiswa tidak cuma daftar saja, tapi juga aktif mengikuti kegiatannya.
Jaga Aset Bangsa
Selain sebagai pusat informasi dan kajian budaya, berbagai macam kegiatan di LK merupakan bentuk usaha penjagaan aset bangsa. Karawitan termasuk aset budaya bangsa. Kalau tidak dilestarikan, bisa jadi di klaim milik bangsa lain. Jangan baru kebakaran jenggot ketika milik kita (budaya.Red) diklaim bangsa lain, padahal sebelumnya enggan menjaga dan
melestarikan, pesan Rahayu yang mengikuti karawitan sejak 2001 hingga sekarang itu bersemangat.
Lebih jauh wanita yang bertugas menabuh bonang (salah satu perlengkapan gamelan) tersebut menjelaskan, dengan mendirikan LK, UMM ikut mengambil peran dalam melestarikan
kebudayaan. Sebagai rakyat Indonesia, kita harus berprinsip melestarikan aset bangsa. Kalau bukan kita, siapa lagi? Sekecil apapun peran kita, hendaknya tetap menekuni. Paling tidak sudah ambil bagian dalam menjaga aset tersebut, pesan wanita yang pernah menjabat sebagai Kepala Pusat Studi Wanita dan Kemasyarakatan (PSWK) UMM.
Soeparto, Asisten Rektor Bidang Kerjasama Luar Negeri, menyatakan bahwa sebagai lembaga pendidikan, UMM memiliki kewajiban untuk menstransfer nilai-nilai kebudayaan. Sebagai PT yang memiliki Sumber Daya Manusia (SDM), kampus putih bertanggung jawab menjaga dan mengembangkan budaya. Jangan sampai budaya yang menjadi salah satu kekayaan bangsa sirna, ujar bapak yang sering berkunjung ke Negeri Paman Syam tersebut.
Pria yang juga menjadi staf pengajar jurusan Bahasa Inggris tersebut mengungkapkan jika beberapa kebudayaan di Indonesia telah terkikis. Misalnya saja budaya menghormati orang yang lebih tua. Dalam hal menghormati orang tua, Indonesia sudah kalah jauh dengan negara tetangga, contohnya Thailand. Di negeri itu, budaya menghormati orang yang lebih tua masih sangat tinggi, kisahnya pada Bestari.
Lebih dalam Soeparto menuturkan, LK merupakan bentuk kesadaraan UMM tentang pentingnya mempertahankan dan mengembangkan budaya. Kita punya jati diri dengan budaya, kalau budaya hilang, kita gak akan punya jati diri, ujar Soeparto. Di akhir
penjelasanya, pria ramah tersebut menasehatkan kepada seluruh mahasiswa untuk menjadi mahasiswa yang berkualitas. Mahasiswa berkualitas adalah mahasiswa yang melengkapi dirinya dengan tiga faktor pendukung, yakni kemantapan intelektual, matang emosional dan kesantunan dalam berperilaku. Kesantunan berperilaku merupakan budaya bangsa yang harus
Budaya dan Eksistensi Bangsa
Wednesday, 21 October 2009 07:25 - Last Updated Saturday, 03 April 2010 20:39
selalu dijaga, pungkasnya. Rom/Ika Romika