• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Pada Maret 2016, Kota Ternate mengalami Inflasi sebesar 0,28 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 127,64. Sedangkan Nasional mengalami Inflasi sebesar 0,19 persen dengan indeks harga konsumen sebesar 123,75. Dari 82 kota IHK, 58 kota mengalami inflasi dan 24 kota mengalami deflasi, dimana inflasi tertinggi terjadi di Kota Bukit Tinggi 1,18 persen, Kota Medan 0,88 persen, dan Kota Tual 0,82 persen. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Kota Tanjung Pandan 1,22 persen, Kota Pare-Pare 0,90 persen dan Kota Maumere 0,77 persen.

Inflasi Kota Ternate Maret 2016, menurut kelompok pengeluaran adalah sebagai berikut: kelompok bahan makanan 1,31 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,30 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar -0,10 persen; kelompok sandang 0,52 persen; kelompok kesehatan 0,05 persen; kelompok pendidikan; rekreasi dan olahraga 0,03 persen; serta kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan -0,09 persen.

Inflasi tahun kalender Kota Ternate sebesar -0,15 persen dan inflasi year on year Kota Ternate

sebesar 5,45 persen. Sedangkan inflasi tahun kalender dan inflasi year on year Nasional yaitu masing-masing sebesar 0,62 persen dan 4,45 persen.

 Menurut inflasi tahun kalender, 67 kota mengalami inflasi dan 15 kota mengalami deflasi, dimana inflasi tertinggi terjadi di Kota Sibolga 2,57 persen, Kota Medan 2,18 persen, Kota Kendari 1,80 persen. Sedangkan 3 kota yang mengalami deflasi tertinggi yaitu, Kota Merauke 2,27 persen, Kota Manado 1,02 persen, dan Kota Bulukumba 0,90 persen.

 Menurut inflasi year on year, semua kota mengalami inflasi, dimana inflasi tertinggi terjadi di Kota Sibolga 7,89 persen, Kota Medan 7,41 persen, Kota Bukittinggi 7,20 persen. Sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Watampone 1,94 persen, Kota Ambon 2,07 persen, dan Kota Bulukumba 2,16 persen.  Kota-kota IHK di wilayah Pulau Sulawesi, Maluku dan Papua yang berjumlah 18 kota, pada Februari

2016 tercatat 10 kota mengalami inflasi dan 8 kota mengalami deflasi, dimana inflasi tertinggi terjadi di Kota Tual 0,82 persen, Kota Palu 0,38 persen, dan Kota Jayapura 0,30 persen. Sedangkan kota mengalami deflasi tertinggi yaitu Kota Pare-Pare 0,90 persen, Kota Merauke 0,41 persen dan Kota Ambon 0,36 persen.

No. 18/04/82/Th XV, 01 April 2016

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

(2)

Berdasarkan hasil pemantauan BPS Provinsi Maluku Utara, pada pasar tradisional dan pasar modern di wilayah Kota Ternate, bulan Maret 2016 terjadi inflasi 0,28 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 127,28 pada Februari 2016, menjadi 127,64 pada Maret 2016. Tingkat inflasi tahun kalender dan tingkat inflasi year on year yaitu masing-masing sebesar -0,15 persen dan 5,45 persen.

Pada Maret 2016, lima kelompok pengeluaran mengalami inflasi, dan dua kelompok pengeluaran mengalami deflasi. Adapun perubahan indeks harga konsumen (IHK) masing-masing kelompok pengeluaran tersebut adalah sebagai berikut: kelompok bahan makanan 1,31 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,30 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar -0,10 persen; kelompok sandang 0,52 persen; kelompok kesehatan 0,05 persen; kelompok pendidikan; rekreasi dan olahraga 0,03 persen; serta kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan -0,09 persen.

Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada Maret 2016 antara lain: bawang merah, bawang putih, cabai merah, cabai rawit, beberapa jenis ikan seperti (cakalang, malalugis, cakalang asap, selar/tude, tongkol, ekor kuning, lolosi, bubara, kembung dan teri), kangkung, buncis, bayam, rokok kretek, rokok kretek filter, blus, emas perhiasan.

Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga adalah: tomat sayur, lemon, wortel, kentang, kol putih/kubis, semangka, tarif listrik dan tarif angkutan udara.

Gambar 1.

Inflasi Kota Ternate Menurut Kelompok Pengeluaran (2012 = 100), Februari - Maret 2016 -0.95 -4.95 0.70 -0.03 0.29 0.07 0.04 -0.04 0.28 1.31 0.30 -0.10 0.52 0.05 0.03 -0.09 -6.00 -5.00 -4.00 -3.00 -2.00 -1.00 0.00 1.00 2.00 Umum Bahan Makanan

Makanan Jadi Perumahan Sandang Kesehatan Pendidikan Transpor Februari Maret

(3)

Tabel 1.

IHK dan Inflasi Kota Ternate Bulan Maret 2016, Inflasi Tahun Kalender, dan Inflasi Year on Year menurut Kelompok Pengeluaran (2012 = 100)

Kelompok Pengeluaran IHK Januari 2016 IHK Februari 2016 IHK Maret 2016 Inflasi Maret 2016 1) Inflasi Tahun Kalender 2) Inflasi Year on Year3) UMUM 128,50 127,28 127,64 0,28 -0,15 5,45 1 Bahan Makanan 124,96 118,77 120,33 1,31 -7,90 4,14

2 Makanan Jadi, Minuman,

Rokok & Tembakau 124,94 125,81 126,19 0,30 1,59 6,00 3 Perumahan, Air, Listrik, Gas &

Bahan Bakar 129,65 129,61 129,48 -0,10 3,73 6,20

4 Sandang 144,76 145,18 145,93 0,52 1,74 6,94

5 Kesehatan 127,00 127,09 127,15 0,05 1,38 1,71

6 Pendidikan, Rekreasi &

Olahraga 124,56 124,61 124,65 0,03 0,27 4,49

7 Transpor, Komunikasi & Jasa

Keuangan 130,25 130,20 130,08 -0,09 -0,54 5,59

1) Persentase perubahan IHK bulan Maret 2016 terhadap IHK bulan sebelumnya. 2) Persentase perubahan IHK bulan Maret 2016 terhadap IHK bulan Desember 2015 3) Persentase perubahan IHK bulan Maret 2016 terhadap IHK bulan Maret 2015

Pada Maret 2016, kelompok pengeluaran memberikan andil/sumbangan inflasi masing-masing sebagai berikut: kelompok bahan makanan 0,27 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,04 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar -0,04 persen; kelompok sandang 0,02 persen; kelompok kesehatan 0,00 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,00 persen; serta kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan -0,01 persen.

Tabel 2.

Sumbangan/Andil Kelompok Pengeluaran terhadap Inflasi Kota Ternate, Bulan Maret 2016 (2012 = 100)

Kelompok Pengeluaran Bulan Maret

2016

UMUM 0,28

1 Bahan Makanan 0,27

2 Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 0,04 3 Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar -0,04

4 Sandang 0,02

5 Kesehatan 0,00

6 Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 0,00 7 Transportasi, Komunikasi & Jasa Keuangan -0,01

(4)

Gambar 2.

Perkembangan Inflasi Kota Ternate dan Nasional Maret 2015 – Maret 2016

IHK DAN INFLASI MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN

1. Bahan Makanan

Kelompok bahan makanan pada Maret 2016 mengalami inflasi 1,31 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 118,77 pada Februari, menjadi 120,33 pada Maret 2016.

Dari 11 subkelompok dalam kelompok bahan makanan, enam subkelompok mengalami inflasi, dan satu stagnan serta sisanya mengalami deflasi. Subkelompok yang mengalami inflasi yaitu, padi-padian, umbi-umbian, dan hasil-hasilnya 0,17, daging dan hasil-hasilnya 0,90 persen, ikan segar 4,82 persen, ikan diawetkan 3,41 persen, buah-buahan 2,76 persen, serta bumbu-bumbuan 2,51 persen. Sedangkan subkelompok yang mengalami deflasi yaitu telur, susu, dan hasil-hasilnya 0,33 persen, sayur-sayuran 4,45 persen, lemak dan minyak 1,47 persen, serta bahan makanan lainnya 0,81 persen. Sementara subkelompok yang harganya tidak berubah adalah kacang-kacangan.

Kelompok ini pada Maret 2016 memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,27 persen. Beberapa komoditi yang mengalami kenaikan harga antara lain; bawang merah, bawang putih, cabai merah, cabai rawit, beberapa jenis ikan antara lain (biji nangka, bubara, bawal, tongkol, teri, malalugis, cakalang, ekor kuning, tuna, tude, lolosi, cumi dan kembung). Sementara itu komoditi yang mengalami penurunan harga antara lain; wortel, tomat sayur, kentang, kol putih, lemon, jeruk nipis, rebung, semangka.

Mar-15 Apr-15 Mei-15 Jun-15 Jul-15 Agust-15 Sep-15 Okt-15 Nop-15 Des-15 Jan-16 Feb-16 Mar-16 Ternate 0.35 0.62 0.65 0.89 0.90 1.56 -1.58 0.91 0.02 1.53 0.52 -0.95 0.28 Nasional 0.17 0.36 0.50 0.54 0.93 0.39 -0.05 -0.08 0.21 0.96 0.51 -0.09 0.19 0.35 0.62 0.65 0.89 0.90 1.56 -1.58 0.91 0.02 1.53 0.52 -0.95 0.28 0.17 0.36 0.50 0.54 0.93 0.39 -0.05 -0.08 0.21 0.96 0.51 -0.09 0.19 -2.00 -1.50 -1.00 -0.50 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00

(5)

Tabel 3.

IHK dan Inflasi Kota Ternate menurut Subkelompok pada Kelompok Bahan Makanan, Maret 2016 (2012 = 100)

Kelompok / Subkelompok IHK Inflasi

Tahun

Kalender Year on Year (%)

(%) (%)

Umum 127,64 0,28 -0,15 5,45

I. Bahan Makanan 120,33 1,31 -7,90 4,14

a. Padi-padian, umbi- umbian, dan hasilnya 120,87 0,17 -0,12 2,09

b. Daging dan hasil-hasilnya 138,58 0,90 1,66 -0,24

c. Ikan segar 122,98 4,82 -16,56 0,47

d. Ikan diawetkan 124,07 3,41 -12,44 27,92

e. Telur, susu, dan hasil-hasilnya 131,65 -0,33 0,92 4,02

f. Sayur-sayuran 94,35 -4,45 -17,84 6,55

g. Kacang-kacangan 116,51 0,00 -9,68 -5,11

h. Buah-buahan 147,27 2,76 -15,22 -11,60

i. Bumbu-bumbuan 120,88 2,51 7,76 37,49

j. Lemak dan minyak 99,18 -1,47 -4,02 -0,69

k. Bahan makanan lainnya 127,60 -0,81 0,67 7,93

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau

Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau pada Maret 2016 mengalami inflasi 0,30 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 125,81 pada Februari 2016, menjadi 126,19 pada Maret 2016.

Tabel 4.

IHK dan Inflasi Kota Ternate menurut Subkelompok pada Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau,

Maret 2016 (2012 = 100)

Kelompok / Subkelompok IHK Inflasi

Tahun

Kalender Year on

Year (%)

(%) (%)

Umum 127,64 0,28 -0,15 5,45

II. Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 126,19 0,30 1,59 6,00

a. Makanan Jadi 124,81 0,00 0,36 3,40

b. Minuman yang Tidak Beralkohol 110,48 -0,04 0,56 7,76

(6)

Berdasarkan subkelompoknya, perubahan indeks masing-masing subkelompok yaitu subkelompok makanan jadi 0,00 persen; subkelompok minuman yang tidak beralkohol -0,04 persen; serta subkelompok tembakau dan minuman beralkohol 0,77 persen.

Kelompok ini pada Maret 2016 memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,04 persen. Komoditi yang mengalami kenaikan harga antara lain: teh dan rokok (kretek, kretek filter, dan putih), sedangkan komoditi yang mengalami penurunan harga adalah minuman kesegaran.

3. Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar

Kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar pada Maret 2016 mengalami deflasi 0,10 persen atau terjadi penurunan indeks dari 129,61 pada Februari 2016, menjadi 129,48 pada Maret 2016.

Tabel 5.

IHK dan Inflasi Kota Ternate menurut Subkelompok pada Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar,

Maret 2016 (2012 = 100)

Kelompok / Subkelompok IHK Inflasi

Tahun

Kalender Year on Year (%)

(%) (%)

Umum 127,64 0,28 -0,15 5,45

III. Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 129,48 -0,10 3,73 6,20

a. Biaya Tempat Tinggal 130,53 0,01 4,68 7,25

b. Bahan Bakar, Penerangan, dan Air 120,52 -0,69 -1,08 0,53

c. Perlengkapan Rumah Tangga 134,50 -0,21 0,90 3,14

d. Penyelenggaran Rumah Tangga 130,16 -0,32 3,88 7,30

Berdasarkan subkelompoknya, perubahan indeks masing-masing subkelompok yaitu subkelompok biaya tempat tinggal 0,01 persen; subkelompok bahan bakar, penerangan dan air -0,69 persen; subkelompok perlengkapan rumah tangga -0,21 persen; serta subkelompok penyelenggaraan rumah tangga -0,32 persen.

Kelompok ini pada Maret 2016 memberikan sumbangan deflasi sebesar 0,04 persen. Beberapa komoditi yang mengalami kenaikan harga antara lain; tissu, kayu lapis dan keramik. Sementara komoditas yang mengalami penurunan harga antara lain; tarif listrik, sprey, kasur, dan kursi.

4. S a n d a n g

Kelompok sandang pada Maret 2016 mengalami inflasi 0,52 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 145,18 persen pada Februari 2016, menjadi 145,93 pada Maret 2016.

(7)

Berdasarkan subkelompoknya, perubahan indeks masing-masing subkelompok yaitu subkelompok sandang lakilaki 0,96 persen; subkelompok sandang wanita 0,36 persen; subkelompok sandang anakanak -0,03 persen; serta subkelompok barang pribadi dan sandang lain 0,75 persen.

Tabel 6.

IHK dan Inflasi Kota Ternate menurut Subkelompok pada Kelompok Sandang, Maret 2016 (2012 = 100)

Kelompok / Subkelompok IHK Inflasi

Tahun

Kalender Year on Year (%) (%) (%) Umum 127,64 0,28 -0,15 5,45 IV. Sandang 145,93 0,52 1,74 6,94 a. Sandang Laki-laki 145,02 0,96 2,83 7,01 b. Sandang Wanita 155,12 0,36 1,64 15,39 c. Sandang Anak-anak 151,28 0,03 0,29 1,04

d. Barang Pribadi dan Sandang Lain 123,57 0,75 2,35 4,81

Kelompok ini pada Maret 2016 memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,02 persen. Komoditas yang mengalami kenaikan harga yaitu baju kaos berkerah, jaket, kemeja pendek katun, blus, celana panjang jeans, dan celana pendek serta emas perhiasan. Komoditas yang mengalami penurunan harga yaitu kemeja pendek batik, sarung katun, bh katun, celana panjang sersin, kaos kaki dan jam tangan.

5. K e s e h a t a n

Tabel 7.

IHK dan Inflasi Kota Ternate menurut Subkelompok pada Kelompok Kesehatan, Maret 2016 (2012 = 100)

Kelompok / Subkelompok IHK Inflasi

Tahun

Kalender Year on Year (%) (%) (%) Umum 127,64 0,28 -0,15 5,45 V. Kesehatan 127,15 0,05 1,38 1,71 a. Jasa Kesehatan 109,86 0,00 5,11 5,11 b. Obat-obatan 124,33 0,14 3,07 2,96

c. Jasa Perawatan Jasmani 167,74 0,00 0,00 1,38

d. Perawatan Jasmani dan Kosmetik 127,60 0,02 -0,48 -0,13

Kelompok kesehatan pada Maret 2016 mengalami inflasi 0,05 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 127,09 persen pada Februari 2016, menjadi 127,15 pada Maret 2016.

(8)

Berdasarkan subkelompoknya, perubahan indeks masing-masing subkelompok yaitu subkelompok jasa kesehatan 0,00 persen; subkelompok obat-obatan 0,14 persen; subkelompok jasa perawatan jasmani 0,00 persen; serta subkelompok perawatan jasmani dan kosmetik 0,02 persen.

6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga

Tabel 8.

IHK dan Inflasi Kota Ternate menurut Subkelompok pada Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga,

Maret 2016 (2012 = 100)

Kelompok / Subkelompok IHK Inflasi

Tahun

Kalender Year on Year (%)

(%) (%)

Umum 127,64 0,28 -0,15 5,45

VI. Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga 124,65 0,03 0,27 4,49

a. Jasa Pendidikan 127,50 0,00 0,00 7,19

b. Kursus-kursus / Pelatihan 112,85 0,00 0,98 4,93

c. Perlengkapan / Peralatan Pendidikan 102,34 0,44 1,53 0,73

d. Rekreasi 126,46 -0,05 0,32 1,07

e. Olah Raga 166,08 0,00 0,13 0,13

Kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga pada Maret 2016 mengalami inflasi sebesar 0,03 persen. Atau terjadi kenaikan indeks dari 124,61 pada Februari 2016 menjadi 124,65 pada Maret 2016.

Berdasarkan subkelompoknya, perubahan indeks masing-masing subkelompok yaitu subkelompok jasa pendidikan 0,00 persen; subkelompok kursus-kursus/pelatihan 0,00 persen; subkelompok perlengkapan/peralatan pendidikan 0,44 persen; serta subkelompok rekreasi -0,05 persen; dan olahraga 0,00 persen.

Kelompok ini pada Maret 2016 memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,00 persen. Komoditas yang mengalami kenaikan harga antara lain printer dan flashdisk. Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga adalah playstation dan sepeda anak.

7. Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan

Kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan pada Maret 2016 mengalami deflasi sebesar 0,09 persen atau terjadi penurunan indeks dari 130,20 pada Februari 2016, menjadi 130,08 pada Maret 2016.

(9)

Tabel 9.

IHK dan Inflasi Kota Ternate menurut Subkelompok pada Kelompok Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan,

Maret 2016 (2012 = 100)

Kelompok / Subkelompok IHK Inflasi

Tahun

Kalender Year on Year (%)

(%) (%)

Umum 127,64 0,28 -0,15 5,45

VII. Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan 130,08 -0,09 -0,54 5,59

a. Transpor 148,94 -0,12 -1,15 7,32

b. Komunikasi dan Pengiriman 92,72 0,00 0,00 0,03

c. Sarana dan Penunjang Transpor 132,94 -0,08 8,16 10,75

d. Jasa Keuangan 123,85 0,00 0,89 0,89

Berdasarkan subkelompoknya, perubahan indeks masing-masing subkelompok yaitu subkelompok transpor -0,12 persen; subkelompok komunikasi dan pengiriman 0,00 persen; subkelompok sarana dan penunjang transpor -0,08 persen; serta subkelompok jasa keuangan 0,00 persen.

Kelompok ini pada Maret 2016 memberikan sumbangan deflasi sebesar 0,01 persen. Tidak ada komoditi yang mengalami kenaikan harga. Sementara komoditi yang mengalami penurunan harga yaitu bensin dan helm serta tarif angkutan udara.

(10)

PERBANDINGAN ANTARKOTA DI INDONESIA

Pada Maret 2016, Kota Ternate mengalami inflasi sebesar 0,28 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 127,64. Sedangkan Nasional mengalami inflasi sebesar 0,19 persen dengan indeks harga konsumen sebesar 123,75. Dari 82 kota IHK, 58 kota mengalami inflasi dan sisanya sebanyak 24 kota mengalami deflasi, dimana inflasi tertinggi terjadi di Kota Bukit Tinggi 1,18 persen, Kota Medan 0,88 persen, dan Kota Tual 0,82 persen. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Kota Tanjung Pandan 1,22 persen, Kota Pare-pare 0,90 persen dan Kota Maumere 0,77 persen.

Inflasi tahun kalender Kota Ternate sebesar -0,15 persen dan inflasi year on year Kota Ternate sebesar 5,45 persen. Sedangkan inflasi tahun kalender dan inflasi year on year Nasional yaitu masing-masing sebesar 0,62 persen dan 4,45 persen.

Menurut

inflasi tahun kalender

, 67 kota mengalami inflasi dan 15 kota mengalami deflasi,

dimana inflasi tertinggi terjadi di Kota Sibolga 2,57 persen, Kota Medan 2,18 persen, Kota Kendari

1,80 persen. Sedangkan 3 kota yang mengalami deflasi tertinggi yaitu, Kota Merauke 2,27 persen,

Kota Manado 1,02 persen, dan Kota Bulukumba 0,90 persen.

Menurut

inflasi

year on year

, semua kota mengalami inflasi, dimana inflasi tertinggi terjadi

di Kota Sibolga 7,89 persen, Kota Medan 7,41 persen, Kota Bukittinggi 7,20 persen. Sedangkan

inflasi terendah terjadi di Kota Watampone 1,94 persen, Kota Ambon 2,07 persen, dan Kota

Bulukumba 2,16 persen.

Perbandingan Antar Kota di Pulau Sulawesi, Maluku dan Papua

Kota-kota IHK di wilayah

Pulau Sulawesi, Maluku

dan

Papua

yang berjumlah 18 kota, pada

Januari 2016 tercatat 10 kota mengalami

inflasi dan 8

kota mengalami

deflasi,

dimana

inflasi

tertinggi

terjadi di Kota Tual 0,82 persen, Kota Palu 0,38 persen, dan Kota Jayapura 0,30 persen.

Sedangkan kota mengalami

deflasi tertinggi

yaitu Kota Pare-Pare 0,90 persen, Kota Merauke 0,41

persen dan Kota Ambon 0,36 persen.

(11)

Tabel 10.

Perbandingan IHK dan Inflasi Maret 2016

Kota-kota di Pulau Sulawesi, Maluku dan Papua dengan Nasional (2012 = 100)

KOTA Maret 2016 Tahun Kalender Year on Year KOTA Maret 2016 Tahun Kalender Year on Year IHK Inflasi (%) (%) (%) IHK Inflasi (%) (%) (%) 1 MANADO 123,92 -0,03 -1,02 4,90 11 MAMUJU 122,23 -0,02 -0,45 5,19 2 PALU 124,42 0,38 -0,64 6,03 12 AMBON 121,97 -0,36 0,10 2,07 3 BULUKUMBA 127,18 -0,31 -0,90 2,16 13 TUAL 135,79 0,82 -0,22 3,79 4 WATAMPONE 118,27 0,04 -0,19 1,94 14 TERNATE 127,64 0,28 -0,15 5,45 5 MAKASSAR 124,40 0,17 1,52 6,38 15 MANOKWARI 116,09 0,13 0,34 2,34 6 PARE-PARE 119,77 -0,90 0,17 3,82 16 SORONG 124,52 -0,14 1,07 6,56 7 PALOPO 121,60 0,25 0,93 4,47 17 MERAUKE 128,07 -0,41 -2,27 3,62 8 KENDARI 120,18 0,23 1,80 4,82 18 JAYAPURA 125,08 0,30 1,24 3,81 9 BAU-BAU 126,94 -0,04 0,19 4,57 NASIONAL 123,75 0,19 0,62 4,45 10 GORONTALO 120,50 0,15 0,23 5,74

(12)

Tabel 11.

Inflasi Maret 2016, 82 Kota di Indonesia, Tertinggi – Terendah

(2012 = 100)

No Kota Inflasi (%) No Kota Inflasi (%) No Kota Inflasi (%)

1 BUKITTINGGI 1,18 29 PALOPO 0,25 57 TANGERANG 0,02

2 MEDAN 0,88 30 DUMAI 0,23 58 SINGKAWANG 0,02

3 TUAL 0,82 31 KENDARI 0,23 59 MAMUJU -0,02

4 SINGARAJA 0,81 32 PALEMBANG 0,22 60 MANADO -0,03

5 SIBOLGA 0,75 33 BOGOR 0,2 61 PALANGKARAYA -0,04

6 PEMATANG

SIANTAR 0,66 34 BANDUNG 0,2 62 BALIKPAPAN -0,04

7 LUBUKLINGGAU 0,58 35 TANJUNG 0,17 63 BAU-BAU -0,04

8 PADANG 0,55 36 MAKASSAR 0,17 64 MATARAM -0,05

9 PURWOKERTO 0,55 37 DKI JAKARTA 0,15 65 MEULABOH -0,07

10 PADANGSIDIMPUAN 0,54 38 BEKASI 0,15 66 PROBOLINGGO -0,08

11 PEKANBARU 0,54 39 GORONTALO 0,15 67 PONTIANAK -0,08

12 KUDUS 0,51 40 BANJARMASIN 0,14 68 BIMA -0,14

13 BANDAR LAMPUNG 0,49 41 METRO 0,13 69 SORONG -0,14

14 SAMARINDA 0,44 42 TASIKMALAYA 0,13 70 SUKABUMI -0,16

15 SURAKARTA 0,42 43 MANOKWARI 0,13 71 LHOKSEUMAWE -0,19

16 SEMARANG 0,39 44 CILACAP 0,11 72 BANDA ACEH -0,26

17 CILEGON 0,38 45 KEDIRI 0,09 73 SUMENEP -0,27

18 PALU 0,38 46 TARAKAN 0,09 74 BUNGO -0,31

19 DEPOK 0,35 47 MADIUN 0,08 75 BULUKUMBA -0,31

20 TEGAL 0,32 48 JEMBER 0,07 76 SAMPIT -0,34

21 JAYAPURA 0,3 49 SURABAYA 0,06 77 AMBON -0,36

22 TANJUNG PINANG 0,29 50 DENPASAR 0,06 78 MERAUKE -0,41

23 SERANG 0,29 51 CIREBON 0,05 79 KUPANG -0,76

24 TERNATE 0,28 52 BENGKULU 0,04 80 MAUMERE -0,77

25 TEMBILAHAN 0,27 53 WATAMPONE 0,04 81 PARE-PARE -0,9

26 JAMBI 0,26 54 BANYUWANGI 0,03 82 TANJUNG PANDAN -1,22

27 PANGKAL PINANG 0,26 55 YOGYAKARTA 0,02

(13)

Tabel 12.

Inflasi Tahun Kalender, 82 Kota di Indonesia, Tertinggi – Terendah

(2012 = 100)

No Kota Inflasi (%) No Kota Inflasi (%) No Kota Inflasi (%)

1 SIBOLGA 2,57 29 CILACAP 0,76 57 BATAM 0,32

2 MEDAN 2,18 30 MEULABOH 0,76 58 PEKANBARU 0,29

3 KENDARI 1,80 31 TASIKMALAYA 0,75 59 CIREBON 0,29

4 PANGKAL PINANG 1,59 32 TEGAL 0,73 60 PROBOLINGGO 0,26

5 TANJUNG PINANG 1,58 33 KUDUS 0,73 61 BALIKPAPAN 0,25

6 SINGARAJA 1,56 34 TANGERANG 0,69 62 BANDAR LAMPUNG 0,24

7 BIMA 1,53 35 TEMBILAHAN 0,68 63 GORONTALO 0,23

8 MAKASSAR 1,52 36 SURABAYA 0,67 64 KEDIRI 0,23

9 PADANG 1,42 37 BUNGO 0,65 65 BAU-BAU 0,19

10 BUKITTINGGI 1,26 38 LUBUKLINGGAU 0,64 66 PARE-PARE 0,17

11 JAYAPURA 1,24 39 JEMBER 0,62 67 AMBON 0,10

12 DUMAI 1,21 40 DENPASAR 0,62 68 LHOKSEUMAWE -0,04

13 METRO 1,20 41 PONTIANAK 0,62 69 SAMPIT -0,08

14 TARAKAN 1,09 42 DEPOK 0,61 70 MAUMERE -0,09

15 PADANGSIDIMPUAN 1,07 43 MADIUN 0,61 71 TERNATE -0,15

16 SORONG 1,07 44 BANDUNG 0,58 72 WATAMPONE -0,19

17 BOGOR 1,06 45 SUKABUMI 0,54 73 TUAL -0,22

18 SERANG 1,02 46 BEKASI 0,48 74 TANJUNG PANDAN -0,24

19 SAMARINDA 1,00 47 SEMARANG 0,48 75 PALANGKARAYA -0,29

20 CILEGON 0,99 48 MALANG 0,46 76 TANJUNG -0,30

21 MATARAM 0,94 49 BENGKULU 0,46 77 KUPANG -0,40

22 PALOPO 0,93 50 YOGYAKARTA 0,46 78 MAMUJU -0,45

23 JAMBI 0,90 51 PALEMBANG 0,43 79 PALU -0,64

24 SURAKARTA 0,83 52 SINGKAWANG 0,42 80 BULUKUMBA -0,90

25 BANYUWANGI 0,82 53 BANDA ACEH 0,37 81 MANADO -1,02

26 PURWOKERTO 0,82 54 SUMENEP 0,36 82 MERAUKE -2,27

27 BANJARMASIN 0,81 55 MANOKWARI 0,34

28 PEMATANG

(14)

Tabel 13.

Inflasi Year on Year, 82 Kota di Indonesia, Tertinggi – Terendah

(2012 = 100)

No Kota Inflasi (%) No Kota Inflasi (%) No Kota Inflasi (%)

1 SIBOLGA 7,89 29 MANADO 4,90 57 PARE-PARE 3,82

2 MEDAN 7,41 30 PALEMBANG 4,89 58 JAYAPURA 3,81

3 BUKITTINGGI 7,20 31 DUMAI 4,84 59 CILACAP 3,79

4 PANGKAL PINANG 6,77 32 METRO 4,83 60 TUAL 3,79

5 SORONG 6,56 33 KUDUS 4,83 61 SURABAYA 3,77

6 PADANG 6,55 34 KENDARI 4,82 62 YOGYAKARTA 3,69

7 SERANG 6,52 35 BALIKPAPAN 4,75 63 MADIUN 3,67

8 LUBUKLINGGAU 6,47 36 TARAKAN 4,71 64 MERAUKE 3,62

9 MAKASSAR 6,38 37 LHOKSEUMAWE 4,63 65 DKI JAKARTA 3,62

10 TANJUNG 6,36 38 BUNGO 4,58 66 JEMBER 3,60

11 BIMA 6,18 39 BAU-BAU 4,57 67 DEPOK 3,51

12 PEMATANG

SIANTAR 6,08 40 TANJUNG PINANG 4,55 68 SUMENEP 3,50

13 PALU 6,03 41 PADANGSIDIMPUAN 4,53 69 DENPASAR 3,41

14 BANJARMASIN 6,02 42 TASIKMALAYA 4,51 70 BEKASI 3,33

15 BENGKULU 5,93 43 PALOPO 4,47 71 TANJUNG PANDAN 3,27

16 BATAM 5,76 44 SURAKARTA 4,43 72 SINGKAWANG 3,13

17 GORONTALO 5,74 45 SINGARAJA 4,42 73 MEULABOH 3,12

18 TANGERANG 5,62 46 PEKANBARU 4,39 74 BANDA ACEH 3,10

19 SAMPIT 5,46 47 BANDUNG 4,34 75 PROBOLINGGO 3,00

20 TERNATE 5,45 48 MAUMERE 4,16 76 SUKABUMI 2,96

21 BANDAR LAMPUNG 5,37 49 PURWOKERTO 4,15 77 CIREBON 2,83

22 CILEGON 5,23 50 BOGOR 4,14 78 KEDIRI 2,70

23 MAMUJU 5,19 51 PALANGKARAYA 4,07 79 MANOKWARI 2,34

24 KUPANG 5,16 52 MALANG 4,00 80 BULUKUMBA 2,16

25 SAMARINDA 5,09 53 TEMBILAHAN 4,00 81 AMBON 2,07

26 JAMBI 4,99 54 SEMARANG 3,99 82 WATAMPONE 1,94

27 TEGAL 4,99 55 MATARAM 3,87

Referensi

Dokumen terkait

Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Walisongo untuk diujikan dalam

Metode muhawarah adalah metode yang melakukan kegiatan bercakap-cakap dengan menggunakan bahasa Arab yang diwajibkan pesantren kepada para santri selama mereka tinggal di

1) Modernisasi pesantren bagi Abdurrahman Wahid adalah proses dinamisasi: penggalakan nilai-nilai hidup positif tradisi-tradisi pesantren dan penggunaan nilai-nilai baru

Penelitian ini memberikan hasil bahwa perusahaan ITMG berada dalam kondisi undervalued yaitu kondisi dimana keputusan investasi yang dapat diambil yaitu dengan

Rumput lapang (ton) Rumput unggul (ton) Jerami padi (ton) Lahan marjinal (ha) Curah hujan (mm/th) Kepadatan ternak Kepadatan penduduk Pengalaman beternak Pendidikan peternak Pasar

Bersama Tagana dari beberapa provinsi (Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Utara, NAD, dan lain-lain) yang berjumlah ± 628 orang dengan peralatan 5 mobil RTU, 3 truck, 2

Pengaruh Motivasi Kerja, Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan serta Dampaknya pada Kinerja Perusahaan (Studi kasus pada PT. Pei Hai

Keefektifan penerapan model pembelajaran Problem Posing dan CPS dilihat dari hasil tes kemampuan pemecahan masalah pada peserta didik kelas VIII D dan VIII C SMP Negeri I Tengaran