• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN ANGGARAN 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN ANGGARAN 2012"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA

INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

TAHUN ANGGARAN 2012

BALAI BESAR PENELITIAN VETERINER

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

KEMENTERIAN PERTANIAN

(2)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ... 3

Ikhtisar Eksekutif ... 4

BAB I. Pendahuluan ... 7

BAB II. Perencanaan dan Perjanjian Kinerja …... 11

A. Rencana Strategis ... 11 Visi ... 11 Misi ... 11 Tujuan ... 12 Sasaran Strategis ... 12 Arah Kebijakan ……….. 13

Strategi Program Penelitian Veteriner ……… 15

Program, Kegiatan dan Indikator Kinerja Utama... 15

B. Perjanjian Kinerja ………. ………... 17

BAB III. Akuntabilitas Kinerja dan Keuangan ... 18

A. Pengukuran Kinerja ... 18

B. Evaluasi dan Analisis Akuntabilitas Kinerja ... 22

C. Akuntabilitas Keuangan ... 30

BAB IV. Penutup ... 37

(3)

penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Balai Besar Penelitian Veteriner Tahun Anggaran 2012 ini. LAKIP merupakan proses pelaporan yang diterapkan pada seluruh lembaga pemerintah sebagai suatu perwujudan kewajiban untuk mempertanggung-jawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Proses pertanggung-jawaban dilaksanakan secara periodik sebagai upaya untuk memantapkan manajemen pemerintah dan pembangunan yang akuntabel dan terwujudnya good governance (tata kelola yang baik).

Good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat serta mencapai tujuan dan cita-cita bangsa. Untuk mencapai sasaran tersebut diperlukan pengembangan dan penerapan sistim pertanggung-jawaban yang tepat, jelas, terukur dan benar sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara efektif, efisien, bersih dan bertanggung jawab, serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme.

Sebagai laporan, LAKIP adalah media penghubung kerja organisasi yang merupakan wujud tertulis pertanggung jawaban suatu instansi kepada pemberi wewenang dan mandat. Selanjutnya LAKIP berisi kinerja instansi dan akuntabilitasnya, yaitu gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program/kegiatan dalam mewujudkan visi dan misi. Dalam hal ini diharapkan LAKIP dapat bermanfaat untuk peningkatan akuntabilitas, umpan balik peningkatan kinerja, peningkatan perencanaan disegala bidang, peningkatan kredibilitas, mengetahui kebersihan dan kegagalan dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi, serta menjadikan instansi yang akuntabel sehingga lebih efesien, efektif dan responsif.

Kepala Balai Besar

Dr. Drh. Hardiman, MM. NIP. 19560907 199103 1 001

(4)

IKHTISAR EKSEKUTIF

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)-Balai Besar Penelitian Veteriner (BBalitvet) disusun dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel, serta berorientasi pada luaran (output). LAKIP BBalitvet merupakan wujud dari pertanggungjawaban atas kinerja pencapaian visi dan misi yang dijabarkan dalam Rencana Strategis BBalitvet 2010-2014. Rencana Strategis BBalitvet 2010-2014 telah disusun berpedoman pada Renstra Kementerian Pertanian, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2005 – 2025 dan Renstra Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 – 2014, serta memperhatikan berbagai aspek terkait dengan keberlangsungan dan kemajuan pembangunan peternakan dan kesehatan hewan.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Balai Besar Penelitian Veteriner (BBalitvet) mempunyai visi : ” Pada tahun 2014 Balai Besar Penelitian Veteriner menjadi institusi penelitian veteriner bertaraf internasional dalam menghasilkan ilmu pengetahuan dan teknologi veteriner dengan memanfaatkan sumberdaya lokal untuk mendukung kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner dalam rangka mewujudkan pertanian industrial berkelanjutan”. Untuk mewujudkan visi tersebut, BBalitvet mengembangkan misi, yaitu : (i) melaksanakan eksplorasi, karakterisasi, konservasi dan pemanfaatan sumberdaya plasma nutfah veteriner yang potensial untuk pengembangan iptek veteriner, (ii) menghasilkan ilmu pengetahuan dan inovasi teknologi veteriner (vaksin, obat, teknik diagnosa) yang sesuai dengan dinamika kebutuhan pengguna untuk mewujudkan pertanian industrial unggul berkelanjutan, (iii) mendiseminasikan inovasi teknologi di bidang peternakan dan kesehatan hewan, (iv) melaksanakan layanan diagnostik veteriner untuk kesehatan hewan, kesehatan masyarakat veteriner dan keamanan pangan asal ternak secara prima sesuai standar nasional dan internasional sebagai laboratorium rujukan, (v) meningkatkan jejaring kerjasama penelitian pengembangan IPTEK veteriner dengan lembaga penelitian, instansi terkait serta pengguna baik nasional dan internasional, (vi) meningkatkan publikasi ilmiah dalam jurnal nasional dan internasional dalam rangka diseminasi hasil penelitian dan umpan balik teknologi veteriner dari pengguna, (vii) meningkatkan kualitas, kapasitas dan kapabilitas sumberdaya penelitian untuk menghasilkan ilmu pengetahuan dan teknologi mengikuti acuan nasional dan internasional, (viii) meningkatkan kemampuan manajerial penelitian secara profesional sebagai lembaga penelitian bertaraf internasional.

Sesuai dengan program Badan Litbang Pertanian yakni ”Penciptaan inovasi teknologi dan varietas unggul berdaya saing”, maka BBalitvet berperan serta mendukung program Badan Litbang Pertanian untuk menghasilkan inovasi teknologi veteriner dalam rangka memecahkan masalah kesehatan hewan, kesmavet, keamanan pangan dan perubahan iklim secara cepat, akurat, efektif dan efisien. Adapun tujuan dari program penelitian veteriner secara menyeluruh yaitu: (i) memenuhi permintaan pengguna dan pasar melalui penciptaan inovasi teknologi veteriner berupa vaksin, obat hewan, strategi pengendalian dan pencegahan penyakit hewan, serta teknologi keamanan pangan asal ternak dan kesehatan masyarakat veteriner dengan memanfaatkan sumberdaya lokal dalam rangka mendukung peningkatan produktivitas dan reproduktivitas ternak, serta nilai tambah dan daya saing (ii) mendukung pencapaian swasembada daging sapi dan kerbau 2014 dan diversifikasi pangan, (iii) menghasilkan inovasi teknologi veteriner (Virologi,

(5)

Bakteriologi, Parasitologi, Toksikologi dan Mikologi, Patologi, Epidemiologi, Farmakologi dan Bioteknologi) berupa vaksin dan obat hewan, teknik diagnosis cepat, teknologi pengendalian kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner serta teknologi keamanan pangan asal ternak, (iv) mengkonservasi dan memanfaatkan sumberdaya genetik lokal yang potensial untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, (v) meningkatkan kapasitas, kapabilitas dan kompetensi BBalitvet untuk menghasilkan dan mengembangkan teknologi veteriner berbasis sumberdaya lokal dalam rangka mengatasi masalah kesehatan hewan, kesehatan masyarakat veteriner dan perubahan iklim, (vi) meningkatkan kapasitas unit fungsional (pelayanan diagnostik, BBalitvet Culture Collection, Laboratorium Referensi penyakit hewan, Unit Breeding Hewan Percobaan dan UPBS veteriner) dan Perpustakaan dalam rangka diseminasi teknologi veteriner hasil penelitian, (vii) menghasilkan dan mengembangkan teknologi mutakhir dibidang bioteknologi dan biologi molekuler veteriner untuk prningkstsn produktivitas dan reproduktivitas ternak, serta nilai tambah dan daya saing untuk kesehatan hewan, kesmavet dan perubahan iklim, (viii) meningkatkan kapasitas, profesionalisme dan kompetensi sumberdaya penelitian veteriner baik peneliti, teknisi, tenaga administratif maupun kelembagaan melalui akreditasi (ISO/IEC 17025-2005), sertifikasi lembaga (ISO 9001:2008), KNAPP serta updating ketersediaan sarana/prasarana penelitian, (ix) mengembangkan model atau pendekatan diseminasi inovasi teknologi veteriner yang efektif mendukung mewujudkan pertanian industrial berkelanjutan.

Untuk menunjang pencapaian tujuan tersebut SDM yang amanah, profesional, berintegritas tinggi dan bertanggungjawab merupakan bagian terpenting dalam melaksanakan tugas dan fungsi BBalitvet. SDM tersebut harus memiliki karakter dengan persyaratan kompetensi tertentu untuk menjamin pelaksanaan kegiatan penelitian berjalan dengan baik sesuai dengan harapan. Dalam beberapa tahun ke depan jumlah tenaga yang akan memasuki usia pensiun cukup banyak termasuk di dalamnya tenaga fungsional peneliti yang memiliki bidang kepakaran yang spesifik. Sebagai suatu lembaga penelitian jelaslah bahwa komposisi tenaga yang ada saat ini kurang menguntungkan. Pola penerimaan pegawai yang masih tersentralisasi perlu diantisipasi untuk perencanaan pegawai di masa yang akan datang. Upaya yang harus dilakukan Badan Litbang Pertanian untuk memenuhi kebutuhan pegawai tersebut di atas adalah melakukan penerimaan calon peneliti dengan kualifikasi S2 dan S1 dan melakukan pelatihan jangka panjang melalui program S2 dan S3. Sementara itu, untuk dapat melaksanakan kegiatan penelitian, maka perlu dioptimalkan tenaga peneliti yang sudah ada.

Dalam tahun anggaran 2012 Balai Besar Penelitian Veteriner (BBalitvet) melakukan kegiatan penelitian yang tersusun dalam 8 judul RPTP (37 judul ROPP) disamping melaksanakan manajemen perkantoran dan ketatausahaan, dengan PAGU total anggaran sebesar Rp. 28.232.625.000,- Realisasi penyerapan Anggaran BBalitvet TA. 2012 sampai akhir bulan Desember mencapai Rp 26.693.162.714,- (94,55%) dengan rincian sebagai berikut: (1) Realisasi Belanja Pegawai sebesar Rp 13.149.906.415,- atau 99,53 % dari pagu, (2) Realisasi Belanja Barang sebesar Rp. 12.219.447.999,- atau 89,66 % dari pagu, dan (3) Realisasi Belanja Modal Rp 1.323.808.300,- atau 95,16 % dari pagu. Sedangkan, untuk capaian kinerja dari kegiatan utama (penelitian) rata-rata sebesar 97,91 %, dan dari hasil evaluasi ditinjau dari sasaran strategis tahun 2012 ini capaiannya sebesar 119,01%.

(6)

Kegiatan penelitian di Balai Besar Penelitian Veteriner (BBalitvet) telah direncanakan dengan seksama, sesuai dengan siklus perencanaan dan strategi pembangunan pertanian. Sampai dengan tahun 2012 ini telah dihasilkan inovasi teknologi dan informasi maupun rekomendasi. Khusus untuk kegiatan penelitian tahun 2012, kegiatan penelitian BBalitvet yang dapat diunggulkan dengan hasil yang cukup baik adalah : Pengembangan ELISA antibodi untuk diagnosa Leptospirosis pada sapi, Identifikasi dan karakterisasi penyakit bovine viral diarrhoea (BVD) pada sapi, BaSS PCR untuk identifikasi dan diferensiasi strain Brucella abortus isolat lapang dan strain vaksin, Pengembangan uji cepat paratuberculosis dengan teknik imunokhromatografi dan Deteksi virus rabies dengan imunohistokimia (IHK) pada anjing.

Masalah dan kendala yang ditemui dalam pelaksanaan kegiatan penelitian adalah keterlambatan pengadaan bahan penelitian terutama yang melalui lelang tahap ke-2, karena spesifikasi bahan yang sangat beragam dan adanya perubahan-perubahan spesifikasi selama penyusunan dokumen. Selain itu, juga adanya kendala non-teknis yang menyebabkan salah satu kegiatan yang ditargetkan menghasilkan teknologi veteriner mendukung PSDSK tidak bisa dilaksanakan.

(7)

BAB I PENDAHULUAN

Kementerian Pertanian pada kurun waktu 2010-2014 telah menetapkan sistem pertanian industrial unggul berkelanjutan berbasis sumberdaya lokal untuk meningkatkan kemandirian pangan, nilai tambah, ekspor dan kesejahteraan petani sebagai visi pembangunan pertanian. Sistem pertanian industrial tersebut menerapkan sistem usaha tani terintegrasi yang disertai koordinasi vertikal dalam satu alur produk, sehingga karakteristik produk akhir yang dipasarkan dapat dijamin dan disesuaikan dengan preferensi konsumen.

Balai Besar Penelitian Veteriner (BBalitvet) adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang berada dalam lingkup Badan Litbang Pertanian-Kementerian Pertanian. Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor:15/Permentan/OT.140/3/2006, tanggal 1 Maret 2006, Balai Besar Penelitian Veteriner mempunyai tugas melaksanakan penelitian veteriner, dan dalam melaksanakan tugas tersebut, Balai Besar Penelitian Veteriner menyelenggarakan fungsi: a) penyusunan program dan evaluasi pelaksanaan penelitian veteriner, b) pelaksanaan penelitian eksplorasi, konservasi, karakterisasi dan pemanfaatan sumberdaya plasma nutfah mikroba veteriner, c) pelaksanaan penelitian virologi, bakteriologi, parasitologi, mikologi, toksikologi, patologi, epidemiologi, bioteknologi, farmakologi dan teknik penyehatan hewan, d) pelaksanaan penelitian penyakit zoonosis dan penelitian keamanan pangan produk peternakan, e) pelaksanaan penelitian dan pengembangan komponen teknologi veteriner, f) pelaksanaan penelitian dan pelayanan diagnostik veteriner sebagai rujukan penyakit hewan, g) pelaksanaan kerjasama dan pendayagunaan hasil penelitian veteriner, h) pengelolaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai Besar. Susunan Balai Besar Penelitian Veteriner terdiri dari : a) Bagian Tata Usaha, dengan 2 subbagian di bawahnya yaitu Subbagian Kepegawaian dan Rumah Tangga dan Subbagian Keuangan dan Perlengkapan, b) Bidang Program dan Evaluasi dengan 2 seksi, Seksi Program dan Seksi Evaluasi, c) Bidang Kerjasama dan Pendayagunaan Hasil Penelitian dengan 2 Seksi, Seksi Kerjasama Penelitian dan Seksi Pendayagunaan Hasil Penelitian, serta d) Kelompok Jabatan Fungsional. Jabatan fungsional peneliti berada dalam suatu wadah Kelompok Peneliti (Kelti) sesuai bidang masing-masing yakni : Kelti Patologi, Kelti Toksikologi dan Mikologi, Kelti Virologi, Kelti Parasitologi dan Kelti Bakteriologi. Hasil penelitian dan pengembangan di bidang veteriner diperlukan dalam mendukung program pembangunan pertanian, terutama dalam peningkatan ketahanan pangan yang sehat dan berkualitas.

Untuk menjalankan tugas dan fungsi, BBalitvet perlu didukung oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang amanah, handal, profesional, berintegritas tinggi dan bertanggungjawab serta berkarakter dengan persyaratan kompetensi tertentu. Persyaratan kompetensi bagi SDM peneliti merupakan persyaratan yang mutlak diperlukan untuk menjamin terselenggaranya kegiatan penelitian dan pengembangan yang berkualitas. Disamping itu, persyaratan kompetensi tersebut diarahkan agar SDM BBalitvet dapat menjadi lebih profesional dan terampil dalam menjalankan tugas dan fungsinya. BBalitvet memberikan prioritas tinggi terhadap peningkatan kapabilitas dan kompetensi (capacity building) peneliti, teknisi dan struktural melalui pendidikan (pasca sarjana), pelatihan dan visiting scientist baik di dalam negeri maupun luar negeri. Dalam peningkatan kapabilitas dan kompetensi peneliti, pada

(8)

tahun 2012 dua (2) orang peneliti BBalitvet telah berhasil menyelesaikan studinya (S3) dari dalam negeri.

Dalam melaksanakan tugasnya BBalitvet pada tahun 2012 didukung oleh 246 orang pegawai yang terdiri dari 238 orang PNS dan 8 orang tenaga kontrak, dan penempatannya (distribusi pegawai) diilustrasikan pada Tabel 1. Sedangkan jumlah tenaga peneliti dan jumlah tenaga fungsional non-peneliti dapat dilihat pada Tabel 2. Bila dikaitkan dengan rencana program yang disusun, jumlah tenaga yang tersedia saat ini belum dapat memenuhi sasaran seluruhnya yang ingin dicapai. Hal ini disebabkan struktur tenaga peneliti, litkayasa dan tenaga non fungsional lainnya belum seimbang. Oleh karena itu untuk mengantisipasi keadaan ini, perlu dilakukan pendekatan pemanfaatan sumber daya manusia yang dikaitkan dengan pendidikan dan keahliannya.

Keberhasilan dari implementasi program penelitian sangat tergantung antara lain kepada tersedianya sumber daya manusia yaitu peneliti dan teknisi litkayasa, baik dari segi kuantitas maupun kualitas keahliannya. Program pendayagunaan sumber daya manusia diarahkan untuk memanfaatkan sumber daya yang ada secara maksimal dan efisien melalui peningkatan mutu, pendidikan dan bidang keahliannya. Oleh sebab itu dalam peningkatan mutu dan bidang keahlian peneliti serta tenaga teknisi litkayasa ditempuh pendekatan sebagai berikut :

1. Menugaskan staf peneliti yunior untuk menjalankan tugas belajar dengan mengambil bidang keahlian sesuai dengan program penelitian yang akan diimplementasikan

2. Menugaskan peneliti atau teknisi litkayasa senior untuk mengikuti pelatihan pada bidang keahlian yang sesuai dengan yang diperlukan dalam implementasi program penelitian.

Alternatif lain yang dapat ditempuh untuk mengatasi permasalahan kekurangan tenaga ahli tersebut adalah:

1. Melakukan prioritas kegiatan penelitian.

2. Melaksanakan kegiatan dalam bentuk tim (team work).

3. Memberi fasilitas penelitian yang sesuai dengan kapasitas dan kemampuan peneliti.

4. Mengadakan analisa jabatan dan evaluasi tenaga peneliti secara berkala untuk mengetahui adanya perbedaan antara kebutuhan dan ketersediaan.

(9)

Tabel 1.Distribusi kepegawaian BBalitvet per Desember 2012 No. Distribusi Jumlah (orang)

1. Ka Balai 1

2. Bagian Tata Usaha 103

3. Bidang Program dan Evaluasi 7

4. Bidang KSPHP 14

5. Kelti Virologi 22

6. Kelti Bakteriologi 36

7. Kelti Parasitologi 14

8. Kelti Patologi 17

9. Kelti Toksikologi dan Mikologi 20

10. Lab Zoonosis 4

11. Honorer/Harian lepas 8

Total 246

Tabel 2. Jumlah Tenaga Fungsional Peneliti dan Fungsional lainnya No Jabatan Jumlah (orang)

1 2

3

- Peneliti

- Non Klasifikasi Peneliti - Teknisi Litkayasa - Non Klasifikasi Teknisi

Litkayasa - Pustakawan 37 12 42 26 5 Total 122

Selain SDM, untuk menjalankan tugas dan fungsinya BBalitvet juga didukung oleh ketersediaan sarana dan prasarana. BBalitvet memiliki lahan seluas 287.425 m2

(± 29 ha) dan tersebar di tiga lokasi yakni : (1) Jalan R.E. Martadinata No.30 Bogor seluas 75.385 m2 untuk gedung perkantoran, laboratorium, bengkel, kandang hewan

percobaan dan lain-lain serta seluas + 400 m2 digunakan untuk mess; (2) Dusun

Cimanglid seluas 139.525 m2 digunakan untuk kebun rumput, kandang hewan

percobaan, perumahan dinas dan lain-lain; dan (3) Dusun Kiaralawang seluas 80.475 m2 untuk kebun rumput untuk keperluan pakan hewan percobaan. Luas lahan untuk

laboratorium adalah 11.832 m2, yang terdiri dari 6 laboratorium, yaitu : Laboratorium

Patologi dan Toksikologi 4.704 m2 (38,21%), Virologi 950 m2 (7,72%), Mikologi 1.280

m2 (10,40%), Parasitologi 1.200 m2 (9,75%) dan Bakteriologi 3.682 m2 (29,90%).

Laboratorium Zoonosis 400 m2 (3,25%) dan laboratorium BSL3 moduler 96 m2

(10)

BBalitvet memiliki peralatan laboratorium yang telah terdokumentasi dan jumlah peralatan laboratorium dalam kondisi yang masih baik/layak sampai tahun 2012 sebanyak 738 unit. Peralatan tersebut tersebar di berbagai laboratorium seperti Patologi, Toksikologi, Virologi, Mikologi, Parasitologi, Bakteriologi, Zoonosis dan BSL3 Moduler 1 kesatuan unit.

Laboratorium BBalitvet telah diakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) sebagai Laboratorium Pengujian ISO 17025 (SNI 19-17025-2000) dan telah disesuaikan dengan ISO/IEC 17025-2005 (SNI ISO/IEC 17025-2008) dengan nomor LP-121-IDN. BBalitvet telah dua kali mendapatkan sertifikat re-akreditasi yaitu pada bulan Agustus 2006 dan bulan Desember 2010 dengan nomor yang sama yaitu LP-121-IDN. Sebagian peralatan dalam lingkup kegiatan pengujian yang terakreditasi sudah dikalibrasi dan pada tahun 2012 yang dikalibrasi sebanyak 37 unit. Sementara itu, Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008 telah pula terakreditasi pada tanggal 27 Desember 2010 dengan nomor Sertifikat Q MS/289.

BBalitvet telah melakukan banyak kegiatan kerjasama secara Nasional maupun Internasional. Mitra dalam negeri berasal dari pihak swasta, BUMN, perguruan tinggi dan lembaga penelitian lainnya, sementara mitra dari luar negeri antara lain : ACIAR, WHO, IAEA, University of Queensland, US dan lain-lain. Penggalangan kerjasama dengan pihak internasional perlu lebih diperluas guna meningkatkan profesionalisme penelitian dan kemampuan bersaing secara internasional.

(11)

BAB II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A Rencana Strategis

Rencana Strategis BBalitvet 2010 – 2014 merupakan dokumen perencanaan yang berisikan visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, program dan kegiatan penelitian dan pengembangan veteriner yang akan dilaksanakan selama 5 tahun. Rencana Strategis ini merupakan penerapan dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RJPMN) 2010 – 2014 bidang penelitian dan pengembangan yang digunakan sebagai acuan oleh peneliti dalam menyususn program dan kegiatan yang akan dilakukan.

Visi

”Pada tahun 2014 Balai Besar Penelitian Veteriner menjadi institusi penelitian veteriner bertaraf internasional dalam menghasilkan ilmu pengetahuan dan teknologi veteriner dengan memenfaatkan sumberdaya lokal untuk mendukung kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner dalam rangka mewujudkan pertanian industrial berkelajutan”

Misi

1. Melaksanakan eksplorasi, karakterisasi, konservasi dan pemanfaatan

sumberdaya plasma nutfah veteriner yang potensial untuk pengembangan IPTEK veteriner.

2. Menghasilkan ilmu pengetahuan dan inovasi teknologi veteriner (vaksin, obat,

teknik diagnosa) yang sesuai dengan dinamika kebutuhan pengguna untuk mewujudkan pertanian industrial unggul berkelanjutan.

3. Mendiseminasikan inovasi teknologi di bidang peternakan dan kesehatan

hewan.

4. Melaksanakan layanan diagnostik veteriner untuk kesehatan hewan,

kesehatan masyarakat veteriner dan keamanan pangan asal ternak secara prima sesuai standar nasional dan internasional sebagai laboratorium rujukan.

5. Meningkatkan jejaring kerjasama penelitian dan pengembangan IPTEK

veteriner dengan lembaga penelitian, instansi terkait serta pengguna baik nasional dan internasional.

6. Meningkatkan publikasi ilmiah dalam jurnal nasional dan internasional dalam

rangka diseminasi hasil penelitian dan umpan balik teknologi veteriner dari pengguna.

7. Meningkatkan kualitas, kapasitas dan kapabilitas sumberdaya penelitian untuk

menghasilkan ilmu pengetahuan dan teknologi mengikuti acuan nasional dan internasional.

8. Meningkatkan kemampuan manajerial penelitian secara profesional sebagai

(12)

Tujuan

Tujuan program penelitian veteriner adalah:

1. Memenuhi permintaan pengguna dan pasar melalui penciptaan inovasi teknologi veteriner berupa vaksin, obat hewan, strategi pengendalian dan pencegahan penyakit hewan, serta teknologi keamanan pangan asal ternak dan kesehatan masyarakat veteriner dengan memanfaatkan sumberdaya lokal dalam rangka mendukung peningkatan produktivitas dan reproduktivitas ternak, serta nilai tambah dan daya saing

2. Mendukung pencapaian swasembada daging sapi dan kerbau 2014 dan diversifikasi pangan

3. Menghasilkan inovasi teknologi veteriner (Virologi, Bakteriologi, Parasitologi, Toksikologi dan Mikologi, Patologi, Epidemiologi, Farmakologi dan Bioteknologi) berupa vaksin dan obat hewan, teknik diagnosis cepat, teknologi pengendalian kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner serta teknologi keamanan pangan asal ternak

4. Mengkonservasi dan memanfaatkan sumberdaya genetik lokal yang potensial untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

5. Meningkatkan kapasitas, kapabilitas dan kompetensi BBalitvet untuk menghasilkan dan mengembangkan teknologi veteriner berbasis sumberdaya lokal dalam rangka mengatasi masalah kesehatan hewan, kesehatan masyarakat veteriner dan perubahan iklim

6. Meningkatkan kapasitas unit fungsional (pelayanan diagnostik, BBalitvet Culture Collection, Laboratorium Referensi penyakit hewan, Unit Breeding Hewan Percobaan dan UPBS veteriner) dan Perpustakaan dalam rangka diseminasi teknologi veteriner hasil penelitian

7. Menghasilkan dan mengembangkan teknologi mutakhir dibidang bioteknologi dan biologi molekuler veteriner untuk prningkstsn produktivitas dan reproduktivitas ternak, serta nilai tambah dan daya saing untuk kesehatan hewan, kesmavet dan perubahan iklim

8. Meningkatkan kapasitas, profesionalisme dan kompetensi sumberdaya penelitian veteriner baik peneliti, teknisi, tenaga administratif maupun kelembagaan melalui akreditasi (ISO/IEC 17025-2005), sertifikasi lembaga (ISO 9001:2008), KNAPPP serta updating ketersediaan sarana/prasarana penelitian

9. Mengembangkan model atau pendekatan diseminasi inovasi teknologi veteriner yang efektif mendukung mewujudkan pertanian industrial berkelanjutan

Sasaran Strategis

Sasaran strategis yang akan dicapai untuk 2010 – 2014 ditetapkan untuk: 1. Tercapainya swasembada daging sapi dan kerbau 2014 melalui penciptaan

inovasi teknologi veteriner dalam rangka perbaikan kesehatan hewan, pengendalian penyakit hewan, keamanan pangan asal ternak dan kesmavet 2. Tersedianya isolat lokal dan sumberdaya genetik lokal yang murni dan

terkarakterisasi untuk pengembangan vaksin hewan dan perangkat diagnostik dalam rangka peningkatan produktivitas dan reproduktivitas ternak

(13)

3. Terciptanya teknologi pengendalian dan pencegahan penyakit hewan berupa vaksin, obat hewan dan perangkat diagnostik untuk meningkatkan produktivitas dan reproduktivitas ternak

4. Terciptanya teknologi penanganan kesehatan hewan, keamanan pangan asal ternak dan kesmavet berupa perangkat diagnostik, vaksin, obat-obatan dan strategi pengendaliannya

5. Tersedianya data informasi dan peta penyakit hewan untuk antisipasi dan deteksi dini kejadian wabah penyakit hewan serta perubahan iklim

6. Terciptanya model diseminasi dan promosi inovasi teknologi veteriner yang efektif yang dapat memberikan kontribusi dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi veteriner

7. Meningkatnya adopsi inovasi teknologi vetriner dalam pembangunan pertanian industrian berkelanjutan

8. Meningkatnya jejaring kerjasama penelitian baik secara nasional maupun internasional

9. Meningkatnya publikasi hasil penelitian pada jurnal ilmiah nasional maupun internasional

10. Meningkatnya inovasi teknologi veteriner dengan pengakuan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI)

11. Menigkatnya kompetensi personil dan kelembagaan penelitian veteriner

Arah Kebijakan

Arah kebijakan penelitian veteriner yang akan diterapkan pada kurun 2010-2014 sebagai berikut:

1. Kelembagaan Penelitian Veteriner

a. Memperkuat inovasi teknologi dan kelembagaan veteriner untuk pengembangan industry hilir peternakan serta pengendalian penyakit hewan dan kesehatan masyarakat veteriner dalam rangka meningkatkan nilai tambah dan daya saing

b. Meningkatkan kapasitas dan pemberdayaan unit fungsional seperti Unit Pelayanan Diagnostik Veteriner, Unit Balitvet Culture Collection, Unit Breeding Hewan Percobaan, Kebun Rumput Cimanglid dan Perpustakaan Veteriner dalam rangka percepatan penciptaan dan diseminasi inovasi teknologi veteriner

c. Memprioritaskan pengembangan Laboratorium Referensi Nasional bidang veteriner, Laboratorium Bioteknologi Veteriner dan UPBS Veteriner dalam rangka diseminasi inovasi teknologi veteriner

d. Meningkatkan kompetensi institusional melalui pendaftaran dan penyempurnaan manajemen penelitian berdasarkan ISO/IEC 17025-2005; ISO 9001-2008; KNAPPP dan Good Governance.

2. Sumberdaya Penelitian Veteriner

a. Memperkuat SDM melalui rekruitmen yang sesuai kompetensi dan fungsi BBalitvet secara proporsional

b. Up dating peralatan laboratorium mengikuti perkembangan iptek. 3. Dseminasi Teknologi Veterine.r

a. Mempercepat adopsi teknologi hasil penelitian melalui pengembangan model diseminasi teknologi veteriner yang efektif.

(14)

c. Mempercepat proses dan memperluas jaringan diseminasi serta penjaringan umpan balik inovasi teknologi veteriner.

4. Program Penelitian Veteriner.

4.1. Pencapaian swasembada daging sapid an kerbau tahun 2014.

a. Memfokuskan penciptaan inovasi teknologi veteriner khususnya vaksin, obat hewan, teknik diagnosa cepat dan strategi pengendalian penyakit hewan untuk peningkatan produksi dan reproduksi sapi dan kerbau. b. Memprioritaskan penciptaan inovasi teknologi veteriner khususnya

teknologi/strategi penanganan kematian pedet, teknologi diagnosa cepat kebuntingan, teknologi pengendalian penyakit reproduksi (infeksius/non infeksius), teknologi penanganan gangguan metabolik serta data epidemiologi penyakit pada sapi dan kerbau untuk mengatasi masalah kesehatan hewan dalam program swasembada daging sapi dan kerbau. c. Meningkatkan penyediaan inovasi teknologi untuk optimalisasi

pemanfaatan sumberdaya lokal yang memiliki nilai daya saing. 4.2. Penanganan kesehatan hewan

a. Memfokuskan penciptaan inovasi teknologi veteriner khususnya vaksin, obat hewan, teknik diagnosa cepat dan strategi pengendalian penyakit hewan serta data epidemiologi dan peta penyakit untuk penangan kesehatan hewan lainnya seperti domba, kambing, unggas, babi dan hewan kesayangan.

b. Meningkatkan penyediaan inovasi teknologi untuk optimalisasi pemanfaatan sumberdaya lokal yang memiliki nilai daya saing.

4.3. Kesehatan masyarakat veteriner.

a. Memfokuskan penciptaan inovasi teknologi veteriner khususnya vaksin, obat hewan, teknik diagnosa cepat dan strategi pengendalian penyakit hewan untuk penangan kesehatan masyarakat veteriner.

b. Memprioritaskan penciptaan inovasi teknologi veteriner untuk

penanggulangan penyakit zoonosis, food borne disease dan epidemiologi penyakit zoonosis, food borne disease.

c. Mendorong penyediaan inovasi teknologi untuk optimalisasi pemanfaatan sumberdaya local yang memiliki nilai daya saing.

4.4. Keamanan pangan asal ternak.

a. Memfokuskan penciptaan inovasi teknologi utamanya teknologi deteksi cepat residu, kontaminan dan cemaran mikrobiologi pada produk peternakan dalam rangka keamanan pangan dan diversifikasi pangan. b. Memprioritaskan penciptaan inovasi teknologi veteriner untuk

penanganan kontaminasi bahan berbahaya dan mikrobiologi pada produk peternakan.

4.5. Perubahan iklim global (climate change).

a. Memfokuskan penciptaan inovasi teknologi veteriner utamanya teknologi diagnose cepat, vaksin, obat dan strategi penanggulangan penyakit hewan akibat perubahan iklim.

b. Meningkatkan antisipasi wabah penyakit hewan, emerging dan re-emerging disease, vector borne diseases dan transboundary diseases akibat perubahan iklim.

4.6. Plasma nutfah mikroba veteriner dan bioteknologi veteriner

a. Memprioritaskan penyediaan inovasi teknologi veteriner untuk karakterisasi dan konservasi plasma nutfah mikroba veteriner, karakteristik agen penyakit hewan (gene mapping) dan pengembangan

(15)

teknologi mutakhir (bioteknologi) veteriner untuk pengendalian dan pencegahan penyakit.

b. Meningkatkan optimalisasi pemanfaatan sumberdaya genetik lokal untuk meningkatkan nilai daya saing.

Strategi Program Penelitian Veteriner.

Berdasarkan orientasi output dan outcome yang ingin dicapai tahun 2010-2014, kegiatan penelitian diarahkan pada :

1. Penguatan inovasi teknologi veteriner yang berorientasi kedepan, pemecahan masalah, berwawasan lingkungan, berbasis sumberdaya lok al, aman bagi kesehatan dan menjamin keselamatan manusia.

2. Optimalisasi sumberdaya penelitian dalam rangka memacu peningkatan produktivitas dan kualitas penelitian untuk meningkatkan produktivitas, mutu, nilai tambah dan pengembangan industri hilir peternakan sesuai dengan preferensi pasar untuk kesejahteraan petani.

3. Optimalisasi sumberdaya penelitian dalam rangka memacu peningkatan produktivitas dan kualitas penelitian (scientific recognition) dan produk yang berwawasan lingkungan, aman, sehat serta efisien dan berdampak luas (impact recognition).

4. Peningkatan pemanfaatan rekomendasi kebijakan antisipatif dan responsif dalam kerangka pembangunan pertanian secara luas dan peternakan secara spesifik untuk memecahkan berbagai masalah dan isu-isu aktual dalam pembangunan pertanian.

5. Peningkatan jejaring kerjasama dengan lembaga internasional maupun nasional terkait dalam rangka memacu produktivitas dan kualitas penelitian untuk memenuhi peningkatan kebutuhan pengguna pasar.

Program, Kegiatan dan Indikator Kinerja Utama.

Penyusunan program penelitian veteriner mengacu kepada Program Utama Badan Litbang Pertanian tahun 2010-2014 yang diarahkan untuk penciptaan inovasi teknologi dan varietas unggul berdaya saing. Kebijakan alokasi penelitian dan pengembangan berdasarkan komoditas menjadi acuan dalam penyusunan program yaitu: Komoditas Prioritas (sapi) dan Fokus Komoditas (sapi perah, kambing, domba, babi, ayam buras dan itik). Sementara itu, kegiatan penelitian dan pengembangan diarahkan menjadi: 1) Kegiatan Utama mendukung program strategis Kementerian Pertanian untuk swasembada daging sapi dan kerbau 2014 dan diservikasi pangan; 2) Kegiatan Strategis mempercepat pematangan teknologi, meningkatkan pemanfaatan sumberdaya penelitian untuk Konsorsium Sapi Potong, Konsorsium Sapi Perah, KKP3T dan Riset Insentif (Ristek) serta antisipasi dampak perubahan iklim; dan 3) Kegiatan In-House menghasilkan inovasi teknologi, diseminasi dan kelembagaan pendukung untuk peningkatan produksi sapi (komoditas prioritas), sapi perah, kambing, domba, babi, ayam buras dan itik (fokus komoditas).

Berdasarkan program utama tersebut BBalitvet menetapkan program penelitian veteriner untuk periode 2010-2014 sebagai berikut :

1. Teknologi veteriner mendukung pencapaian swasembada daging sapi dan kerbau 2014 (program utama).

(16)

2. Konservasi dan pemanfaatan sumberdaya genetik (plasma nutfah mikroba veteriner) lokal untuk pengembangan iptek dan antisipasi perubahan iklim global terhadap kesehatan hewan, keamanan pangan dan produktivitas ternak (kegiatan strategis).

3. Teknologi pengendalian dan pencegahan penyakit hewan dan kesehatan masyarakat veteriner dalam rangka peningkatan produktivitas ternak (kegiatan in-house).

4. Teknologi kesehatan hewan, keamanan pangan dan kesehatan masyarakat veteriner (kegiatan in-house).

5. Epidemiologi penyakit hewan dalam menghadapi kemungkinan kejadian wabah penyakit berbahaya (kegiatan in-house).

6. Peningkatan kapasitas institusi penelitian, layanan diagnostik veteriner, BCC, laboratorium referensi nasional bidang veteriner dan UPBS veteriner (kegiatan in-house).

Selanjutnya, penyusunan kegiatan penelitian mengacu pada program utama Badan Litbang Pertanian yang diarahkan untuk penciptaan inovasi teknologi dan varietas unggul berdaya saing. Berdasarkan program tersebut maka BBalitvet menetapkan kegiatan penelitian sebagai berikut :

1. Teknologi veteriner mendukung pencapaian swasembada daging sapi dan kerbau 2014 (program utama).

2. Konservasi dan pemanfaatan sumberdaya genetik (plasma nutfah mikroba veteriner) lokal untuk pengembangan iptek dan produk veteriner (kegiatan strategis).

3. Antisipasi dampak perubahan iklim global (climate changes) terhadap kesehatan hewan, kesmavet, keamanan pangan dan produktivitas ternak (kegiatan strategis).

4. Teknologi kesehatan hewan, kesmavet dan keamanan pangan dalam rangka peningkatan produksi (kegiatan in-house).

5. Epidemiologi penyakit hewan dalam menghadapi kemungkinan kejadian wabah penyakit berbahaya (kegiatan in-house).

6. Peningkatan kapasitas unit fungsional antara lain: unit pelayanan diagnostik veteriner, BCC,Unit Breeding Hewan Percobaan, Kebun Rumput Cimanglid dan Perpustakaan dalam rangka penciptaan inovasi teknologi veteriner.

7. Peningkatan kapasitas institusional (Laboratorium Referensi Nasional bidang veteriner, Laboratorium Bioteknologi Veteriner, Laboratorium Terpadu dan UPBS veteriner) dan manajemen peneltian (ISO/IEC 17025-2005; ISO 9001-2008 dan KNAPP).

Sejalan dengan hal tersebut BBalitvet setiap tahun telah menyusun Rencana Kinerja Tahunan (RKT) dan untuk tahun 2012 berisi : i) Sasaran strategis kegiatan yang akan dilaksanakan, ii) Indikator kinerja berupa hasil yang akan dicapai, dan iii) Target yang akan dihasilkan. Selanjutnya RKT yang telah disusun, ditetapkan menjadi Penetapan Kinerja (PK) 2012 sebagai perjanjian kinerja guna mendorong pengembangan profesionalisme institusi BBalitvet menuju good governance. Adapun matriks Rencana Kerja Tahunan (RKT) dan Penetapan Kinerja (PK) BBalitvet 2012 terlampir.

(17)

B. Perjanjian Kinerja

Perjanjian kinerja merupakan Instruksi Presiden Nomor 5, Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi dan sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010. Dokumen Penetapan Kinerja merupakan suatu dokumen pernyataan kinerja/perjanjian kinerja antar atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki oleh instansi. Indikator Kinerja Utama BBalitvet telah ditetapkan dan tertuang pada Renstra BBalitvet tahun 2010-2014 (terlampir)

Untuk menjamin tercapainya sasaran target secara optimal dan tepat waktu, visi dan misi BBalitvet harus menjadi acuan dan landasan untuk penyusunan strategi. Sasaran strategis BBalitvet tahun 2012 telah ditetapkan kedalam Dokumen Penetapan Kinerja Tahun 2012. Dokumen Penetapan Kinerja BBalitvet 2012 memuat 10 sasaran strategis. Sasaran-sasaran strategis tersebut adalah sebagai berikut : (1)Tersedianya mikroba veteriner yang terkarakterisasi dan terdokumentasi untuk pengembangan IPTEK dan produk veteriner, (2) Tersedianya teknologi diagnosis penyakit hewan, (3) Tersedianya teknologi vaksin dan obat hewan, (4) Tersedianya inovasi teknologi veteriner, (5) Tersedianya inovasi teknologi informasi epidemiologi, (6) Tersedianya teknologi pengendalian penyakit hewan strategis, (7) Tersedianya benih sumber veteriner (8) Terwujudnya publikasi ilmiah bertaraf Nasional dan Internasional (9) Tersedianya pelayanan laboratorium uji dan (10) Terwujudnya jejaring kerjasama Nasional dan Internasional. Setiap sasaran strategis tersebut mempunyai indikator kinerja yang sesuai dengan target yang akan dicapai tahun 2012, seperti yang tertuang dalam dokumen Penetapan Kinerja Tahun 2012 (Terlampir). Sasaran strategis dan indikator kinerja tersebut mengacu pada program utama Badan Litbang Pertanian yang diarahkan untuk penciptaan teknologi dan varietas unggul berdaya saing.

(18)

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA DAN KEUANGAN

Dalam tahun anggaran 2012, Balai Besar Penelitian Veteriner telah menetapkan sepuluh (10) sasaran yang akan dicapai. Kesepuluh sasaran tersebut selanjutnya diukur dengan empat belas (14) indikator kinerja. Sampai akhir tahun anggaran 2012 menunjukkan bahwa kesepuluh sasaran tersebut secara umum realisasinya sudah mencapai 100% dan bahkan capaiannya ada yang melebihi target. Walaupun demikian, masih terdapat satu kegiatan dalam indikator kinerja yang mengalami permasalahan dalam pencapaiannya dikarenakan adanya kendala non-teknis.

Mekanisme monitoring dan evaluasi penelitian dilakukan setiap triwulan, tengah tahun dan pada akhir tahun. Sedangkan realisasi keuangan dipantau menggunakan program i-Monev berbasis web yang dilakukan updating setiap hari Jumat.

A. Pengukuran Kinerja

Pengukuran tingkat capaian kinerja Balai Besar Penelitian Veteriner Tahun 2012 dilakukan dengan cara membandingkan antara target indikator kinerja dengan realisasinya. Rincian capaian kinerja masing-masing indikator berdasarkan hasil pengukuran kinerja disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Target dan tingkat capaian kinerja masing-masing indikator.

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target Realisasi % Capaian 1 Tersedianya mikroba veteriner yang terkarakterisasi dan terdokumentasi untuk pengembangan IPTEK dan produk veteriner

Jumlah mikroba veteriner yang terkarakterisasi dan terdokumentasi 100 122 122 2 Tersedianya teknologi diagnosis penyakit hewan Jumlah teknologi diagnosa penyakit hewan 9 9 100 3 Tersedianya teknologi vaksin dan obat hewan

Jumlah teknologi vaksin Jumlah teknologi obat hewan 2 2 2 2 100 100 4 Tersedianya inovasi

teknologi veteriner Jumlah teknologi veteriner mendukung PSDSK Jumlah teknologi pengendalian penyakit hewan 2 2 1,1 2 55 100

(19)

Jumlah teknologi keamanan pangan asal ternak 4 4 100 5 Tersedianya inovasi teknologi informasi epidemiologi Jumlah teknologi antisipasi dampak perubahan iklim

terhadap kesehatan dan produktivitas ternak Jumlah data epidemiologi penyakit penyebab wabah 3 3 3 3 100 100 6 Tersedianya teknologi pengendalian penyakit hewan strategis Jumlah teknologi pengendalian penyakit hewan strategis 4 4 100 7 Tersedianya benih

sumber veteriner Jumlah benih sumber veteriner berupa antigen 5 5 100 8 Terwujudnya publikasi

ilmiah bertaraf Nasional dan Internasional

Jumlah publikasi ilmiah Nasional dan

Internasional

16 33 206,25

9 Tersedianya pelayanan

laboratorium uji Jumlah sampel uji 20.000 24.584 122,92 10 Terwujudnya jejaring kerjasama Nasional dan Internasional Jumlah kerjasama Nasional dan Internasional 5 13 260

Secara umum pencapaian kinerja Balai Besar Penelitian Veteriner berdasarkan sasaran yang telah ditetapkan pada TA. 2012, telah berjalan sesuai dengan rencana. Persentase capaian dari ke-14 indikator kinerja utama yang telah ditetapkan di BBalitvet sampai dengan akhir tahun anggaran 2012 rata-rata sebesar 119,01% dengan kisaran antara 55 - 260%. Persentase capaian yang cukup tinggi terdapat pada indikator kinerja ke-14 yaitu jumlah kerjasama nasional dan internasional yang semula ditargetkan hanya 5 kerjasama, dalam realisasinya ada 13 judul kerjasama (capaian 260%).

Adapun rincian hasil yang dicapai dari masing-masing sasaran seperti pada Tabel 4.

Tabel 4. Rincian keberhasilan masing-masing sasaran

Sasaran strategis 1. Tersedianya mikroba veteriner yang terkarakterisasi dan terdokumentasi untuk pengembangan IPTEK dan produk veteriner

Indikator kinerja Target Hasil yang dicapai

Jumlah mikroba veteriner yang terkarakterisasi dan terdokumentasi 100 isolat lokal terkonservasi, terkarakterisasi, dan terdokumentasi

Sebanyak 122 isolat telah dikonservasi dan dikarakterisasi, terdiri dari:

 virus: 37 isolat virus  bakteri: 72 isolat bakteri  khamir/kapang: 2 isolat

(20)

Sasaran strategis 2. Tersedianya teknologi diagnosis penyakit hewan Jumlah teknologi

diagnosa penyakit hewan

9 teknologi diagnosa 1. Teknik ELISA antibodi untuk diagnosa penyakit Leptospirosis 2. Teknik ELISA untuk diagnosa

penyakit Infectious Bronchitis (IB) pada unggas

3. Isolat virus BVD yang terkarakterisasi.

4. Teknik diagnosa Coryza

5. Teknik ELISA untuk diagnosa BEF 6. Teknik multiplek untuk diagnosa

berbagai penyakit unggas 7. Teknik nRT-PCR untuk deteksi

penyakit BRSV

8. Teknik imunokromatografik untuk diagnosa Paratuberculosis

9. Teknik RT-PCR untuk deteksi vector borne disease (VBD)

Sasaran strategis 3. Tersedianya teknologi vaksin dan obat hewan Jumlah teknologi

vaksin

Jumlah teknologi obat hewan

2 teknologi vaksin

2 teknologi obat hewan

1.Formula vaksin bivalent inaktif IBR dan PI-3.

2.Sudah didapatkan cloning virus AI, yang direncanakan akan dilakukan ekspresi gen HA dan scale up kandidat vaksin AI untuk tahun berikutnya

1. Ekstrak herbal untuk obat Surra 2. Susu yang mengandung

immunoglobulin untuk pengendalian kematian anak sapi

Sasaran strategis 4. Tersedianya inovasi teknologi veteriner Jumlah teknologi veteriner mendukung PSDSK Jumlah teknologi pengendalian penyakit hewan Jumlah teknologi keamanan pangan asal ternak

2 teknologi

2 teknologi

4 teknologi

1.Vaksin IBR isolat lokal sudah diaplikasikan di lapang

2.Kegiatan aplikasi vaksin multivalent tidak bisa dilaksanakan karena adanya kendala non-teknis

1. 1. Komponen teknik ELISA Jembrana 2. 2. Terisolasi dan teridentifikasi

cendawan yang diduga penyebab keguguran

3.

1.Teknik deteksi cemaran melamin pada susu impor secara LCMS

(21)

2.Teknik RPLA untuk deteksi

verositotoksin E. coli pada sampel pangan

3.Teknik deteksi aflatoksin M1 dengan imunostrip, masih perlu validasi 4. Kit deret warna untuk deteksi

residu paraquat pada pakan ternak Sasaran strategis 5. Tersedianya inovasi teknologi informasi epidemiologi Jumlah teknologi antisipasi dampak perubahan iklim terhadap kesehatan dan produktivitas ternak Jumlah data epidemiologi penyakit penyebab wabah 3 3 data/informasi

1. Data cemaran aflatoksin pada pakan ternak

2. Data cemaran pestisida pada pakan ternak

3. Data informasi penyakit pada unggas

1. Data tingkat patogenitas dari Trypanosoma evansi isolat lokal 2. Data wabah penyakit hewan 3. Data informasi status kesehatan

ternak

Sasaran strategis 6. Tersedianya teknologi pengendalian penyakit hewan strategis Jumlah teknologi

pengendalian penyakit hewan strategis

4 teknologi 1. 1. Teknik IHK untuk deteksi adanya virus Rabies

2. 2. Teknik ELISA penyakit Rabies 3. 3. Teknik BaSS-PCR untuk identifikasi

strain B. abortus isolat lokal atau isolat vaksin

4. 4. Teknik deteksi dioksin menggunakan GC MS/MS 5.

Sasaran strategis 7. Tersedianya benih sumber veteriner Jumlah benih sumber

veteriner berupa antigen

5 jenis antigen 1. Antigen brucella

2. Antigen berwarna Mycoplasma 3. Antigen Pullorum

4. Antigen AI 5. Antigen ND

Sasaran strategis 8. Terwujudnya publikasi ilmiah bertaraf Nasional dan Internasional

Jumlah publikasi ilmiah Nasional dan

Internasional

16 publikasi Publikasi hasil penelitian sebanyak 33 makalah yaitu : di Jurnal Ilmiah Internasional sebanyak 3 makalah, Jurnal Ilmiah Nasional sebanyak 5 makalah, Jurnal elektronik 1 makalah, Bulletin 3 makalah dan Prosiding 21

(22)

Sasaran strategis 9. Terwujudnya publikasi ilmiah bertaraf Nasional dan Internasional Jumlah sampel uji 20.000 sampel Telah masuk sampel uji sebanyak

24.584 sampel

Sasaran 10. Terwujudnya jejaring kerjasama Nasional dan Internasional Jumlah kerjasama

Nasional dan Internasional

5 kerjasama Telah terjalin 13 judul kerjasama : - KS DN: 5 judul (4 Kemenristek, 1

Kemitraan Badan Litbangtan, 1 KAN/BSN, 1 PT.Ceva Animal Health, 1 CV Gloria Mitra Niagatama

Internasional dan 1 Medion) - KS LN: 4 (IAEA, ACIAR, CRDF

USDA-ARS/US dan UQ)

B. Evaluasi dan Analisis Akuntabilitas Kinerja

Secara umum kegiatan penelitian yang telah dilakukan berlangsung dengan baik, dan capaian indikator kinerja rata-rata adalah 119,01%. Pelaksanaan evaluasi atau pemantauan dan pengumpulan data dilakukan melalui pengumpulan laporan kemajuan kegiatan utama yang dilakukan setiap triwulan. Hasil pemantauan yang berupa realisasi dan capaian akhir tahun dituangkan pada Formulir Pengukuran Kinerja sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 29 tahun 2010 tentang pedoman penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (terlampir). Pengukuran kinerja digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kegiatan program sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi BBalitvet. Pengukuran kinerja adalah hasil dari suatu penilaian yang didasarkan pada Indikator Kinerja Utama (IKU) yang telah diidentifikasi agar sasaran-sasaran strategis dan tujuan strategis seperti yang telah ditetapkan dalam Renstra dapat tercapai. Analisis dan evaluasi kinerja BBalitvet tahun 2012 secara rinci sebagai berikut :

Sasaran 1. Tersedianya mikroba veteriner yang terkarakterisasi dan terdokumentasi untuk pengembangan IPTEK dan produk veteriner,

Untuk mencapai sasaran ini, diukur dengan 1 indikator kinerja utama, yaitu jumlah mikroba veteriner yang terkarakterisasi dan terdokumentasi. Indikator kinerja sasaran 1 yang telah ditargetkan pada tahun 2012 sebanyak 100 isolat, pada akhir tahun sudah terealisir 122 isolat (capaian 122%) (Tabel 5)

(23)

Tabel 5. Target dan capaian indikator kinerja dalam mencapai sasaran 1.

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target Realisasi % Capaian 1 Tersedianya mikroba veteriner yang terkarakterisasi dan terdokumentasi untuk pengembangan IPTEK dan produk veteriner

Jumlah mikroba veteriner yang terkarakterisasi dan terdokumentasi

100 122 122

Sasaran 1 dicapai melalui satu kegiatan/ROPP yaitu Konservasi dan karakterisasi 100 isolat mikroba veteriner yang berpotensi sebagai kandidat vaksin, bahan diagnostik dan probiotik, dengan indikator kinerja utamanya yaitu jumlah mikroba veteriner yang terkarakterisasi dan terdokumentasi. Pada akhir tahun anggaran 2012 telah terkonservasi dan terkarakterisasi sebanyak 122 isolat mikroba veteriner, target yang ditetapkan sebanyak 100 isolat (capaian 122%) yang terdiri dari 72 isolat bakteri, 37 isolat virus, 2 isolat kapang/khamir dan 11 isolat protozoa (Trypanosoma evansi ). Capaian tahun 2012 dibandingkan dengan capaian tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 22% (target tahun 2011 adalah 100 isolat mikroba veteriner dan capaiannya 100%). Isolat mikroba yang telah terkonservasi dan terkarakterisasi tersebut bisa digunakan untuk pengembangan vaksin, teknik diagnostik dan probiotik. Realisasi keuangan dari kegiatan ini sebesar Rp. 213.936.000,- (99,51%).

Sasaran 2. Tersedianya teknologi diagnosis penyakit hewan

Untuk mencapai sasaran ini, diukur dengan 1 indikator kinerja utama, yaitu jumlah teknologi diagnosa penyakit hewan. Realisasi fisik dari indikator kinerja sasaran 2 sudah mencapai target (Tabel 6)

Tabel 6.Target dan capaian indikator kinerja dalam mencapai sasaran 2.

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target Realisasi % Capaian 2 Tersedianya

teknologi diagnosis penyakit hewan

Jumlah teknologi diagnosa

penyakit hewan 9 9 100

Sasaran 2 dicapai melalui 9 kegiatan/ROPP yang ditetapkan oleh BBalitvet yaitu : 1. Pengembangan ELISA antibodi untuk diagnosis Leptospirosis pada sapi,

realisasi fisik 100%

2. Pengembangan teknik diagnosa ELISA untuk diagnosa penyakit Infectious Bronchitis, realisasi fisik 100%

(24)

4. Pengembangan teknik diagnosa Coryza pada ayam menggunakan antiserum monospesifik, realisasi fisik 100%

5. Pengembangan teknik ELISA untuk deteksi antibodi terhadap BEF, realisasi fisik 100%

6. Pengembangan teknik diagnosa cepat berbagai penyakit penting pada unggas untuk kelompok virus RNA (AI, ND, IB, IBD, Reovirus dan AE) dengan pendekatan biologi molekuler, realisasi fisik 100%

7. Pengembangan nested RT-PCR untuk deteksi bovine respiratory syncitial virus (BRSV) pada sampel usap mukosa hidung sapi, realisasi fisik 100%

8. Pengembangan uji cepat Paratuberkulosis dengan teknik imunokromatografik, realisasi fisik 100%

9. Pengembangan teknologi deteksi Vector Borne Disease (VBD) dengan RT-PCR sebagai upaya peringatan dini penyebaran penyakit BEF, realisasi fisik 100% Realisasi fisik dari indikator kinerja utama sasaran 2 sudah mencapai target yaitu 9 teknologi diagnosa dengan capaian 100%. Teknik diagnosa tersebut yaitu : (i) Teknik ELISA antibodi untuk diagnosa Leptospirosis pada sapi, (ii) Teknik ELISA untuk diagnosa penyakit Infectious Bronchitis, (iii) Karakter virus BVD, (iv) Teknik diagnosa Coryza pada ayam dengan antiserum monospesifik, (v) Teknik ELISA untuk deteksi antibodi BEF, (vi) Teknik diagnosa cepat Multiplex, (vii) Teknik nRT-PCR untuk diagnosa penyakit BRSV pada sapi, (viii) Teknik imunokromatografik untuk diagnosa penyakit Paratuberculosis pada sapi, dan (ix) Teknik RT-PCR untuk deteksi Vector Borne Disease (VBD). Bila dibandingkan dengan capain tahun 2011 (LAKIP 2011, capaian 83,12%) capaian tahun 2012 mengalami peningkatan 16,9%. Teknik diagnosa penyakit yang telah dihasilkan tersebut bisa diaplikasikan untuk pengujian sampel lapang dan untuk pelayanan di unit diagnostik BBalitvet. Realisasi keuangan dari kegiatan sasaran 2 sebesar Rp. 1.297.915.000,-,(97,08%).

Sasaran 3. Tersedianya teknologi vaksin dan obat hewan

Untuk mencapai sasaran ini, diukur dengan 2 indikator kinerja utama, yaitu jumlah teknologi vaksin dan jumlah teknologi obat hewan. Realisasi fisik dari masing-masing indikator kinerja sasaran 3 disampaikan pada Tabel 7.

Tabel 7. Target dan capaian indikator kinerja dalam mencapai sasaran 3

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target Realisasi

fisik Capaian % 3 Tersedianya

teknologi vaksin dan obat hewan

Jumlah teknologi vaksin Jumlah teknologi obat hewan 2 2 2 2 100 100 Sasaran 3 dicapai melalui kegiatan yang ditetapkan oleh BBalitvet. Berikut penjelasan IKU dengan kegiatannya:

1. Teknologi vaksin, dengan target 2 teknologi vaksin didukung oleh ROPP kegiatan:

i) Pengembangan vaksin bivalen untuk pencegahan penyakit IBR dan PI-3, pada sapi, realisasi fisik 100%

(25)

ii) Pengembangan seed vaksin AI di Indonesia berbasis teknologi rekayasa genetik dalam upaya perbaikan seed vaksin di Indonesia sesuai dengan virus influenza subtipe H5N1 yang bersirkulasi di lapang, realisasi fisik 100%

Realisasi fisik untuk IKU teknologi vaksin sudah mencapai target yaitu 2 teknologi vaksin dengan capain 100%. Dari teknologi tersebut telah diperoleh formula vaksin bivalen IBR dan PI-3 dan direncanakan akan dilanjutkan untuk uji efikasi lapang terbatas pada tahun berikutnya. Sedangkan untuk seed vaksin AI berbasis teknologi rekayasa genetik sudah diperoleh cloning virus AI dan direncanakan untuk dilanjutkan tahun berikutnya, akan dilakukan ekspresi gen HA serta kemungkinan dilakukan scaling up untuk kandidat seed vaksin AI.

2. Teknologi obat hewan, dengan target 2 teknologi dan didukung oleh ROPP kegiatan:

i) Uji efikasi ekstrak herbal untuk penyakit Surra secara in vivo, realisasi fisik 100%

ii) Pencegahan kematian anak sapi menggunakan susu formula mengandung imunoglobulin mendukung program PSDSK-2014, realisasi fisik 100%.

Realisasi fisik untuk IKU teknologi obat hewan sudah mencapai target yaitu 2 teknologi obat hewan dengan capain 100%. Dari teknologi tersebut telah diperoleh ekstrak herbal obat Surra dan susu yang mengandung imunoglobulin untuk mencegah kematian anak sapi. Capain tahun 2012 bila dibandingkan dengan capain tahun 2011 untuk teknologi vaksin tidak ada perbedaan yaitu tetap menghasilkan 2 teknologi vaksin. Sedangkan, untuk ekstrak herbal obat Surra hasilnya kurang efektif karena hanya mampu menurunkan jumlah infeksi parasit dan tidak mampu untuk membersihkan dari infeksi parasit (Trypanosoma evansi) pada hewan coba.

Realisasi keuangan dari kegiatan sasaran 3 sebesar Rp. 664.951.550,- (97,93%).

Sasaran 4. Tersedianya inovasi teknologi veteriner

Untuk mencapai sasaran ini, diukur dengan 3 indikator kinerja utama, yaitu jumlah teknologi veteriner mendukung PSDSK, jumlah teknologi pengendalian penyakit hewan dan jumlah teknologi keamanan pangan asal ternak. Realisasi fisik dari masing-masing indikator kinerja sasaran 4 disampaikan pada Tabel 8.

Tabel 8. Target dan capaian indikator kinerja dalam mencapai sasaran 4

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target Realisasi

fisik Capaian % 4 Tersedianya

inovasi teknologi veteriner

Jumlah teknologi veteriner mendukung PSDSK

Jumlah teknologi pengendalian penyakit hewan

Jumlah teknologi keamanan pangan asal ternak

2 2 4 1,1 2 4 55 100 100

(26)

Sasaran 4 dicapai melalui kegiatan yang ditetapkan oleh BBalitvet. Berikut penjelasan IKU dengan kegiatannya:

1. Teknologi veteriner mendukung PSDSK, dengan target 2 teknologi yang didukung oleh ROPP kegiatan:

i) Pengendalian penyakit IBR menggunakan vaksin buatan BBalitvet, realisasi fisik 100%

ii) Pengendalian penyakit Pasteurelosis, Collibasilosis dan Enterotoksemia pada sapi dengan vaksin multivalent buatan BBalitvet, realisasi fisik 10%

Realisasi fisik untuk kegiatan ini rata-rata 55%. Untuk kegiatan Pengendalian penyakit Pasteurelosis, Collibasilosis dan Enterotoksemia pada sapi dengan vaksin multivalent buatan BBalitvet tidak bisa dilaksanakan karena ada kendala non-teknis yaitu : Belum tersedianya laboratorium yang memadai, untuk membuat vaksin multivalent. Renovasi laboratorium sudah selesai bulan Oktober 2012, tetapi penyerahan alokasi ruangan mengalami keterlambatan yaitu pada bulan November 2012. Selain itu beberapa antigen, kultur standar dan serum kontrol uji hilang/rusak karena terputusnya aliran listrik selama minimal 1 minggu pada saat renovasi laboratorium dilakukan. Peneliti pelaksana telah menyampaikan ketidaksanggupannya untuk melaksanakan kegiatannya mengingat sisa waktu pelaksanaan penelitian sangat pendek, jaminan mutu produk vaksin yang dihasilkan, keberhasilan penelitian serta keamanan lingkungan menggunakan mikroba aerobik. Sedangkan untuk vaksin IBR sudah diaplikasikan di lapang (Kalimantan Selatan).

2. Teknologi pengendalian penyakit hewan, dengan target 2 teknologi didukung oleh ROPP kegiatan:

i) Pengembangan teknik deteksi serologi infeksi penyakit Jembrana dalam rangka pengembangan vaksin JDV, realisasi fisik 100%

ii) Isolasi dan identifikasi cendawan penyebab keguguran, realisasi fisik 100% Realisasi fisik untuk kegiatan ini sudah 100%. Dari teknologi ini telah dihasilkan komponen teknik ELISA Jembrana dan teridentifikasinya cendawan yang diduga penyebab keguguran.

3. Teknologi keamanan pangan asal ternak dengan target 4 teknologi didukung oleh ROPP kegiatan:

i) Uji penentuan cemaran melamin pada susu impor secara LCMS, realisasi fisik 100%

ii) Teknik reserve RPLA test untuk deteksi verocytotoxin E. coli dari sampel pangan dan feses, realisasi fisik 100%

iii)Pengembangan imunostrip berbasis antibodi poliklonal untuk deteksi aflatoksin M1 pada produk peternakan, realisasi fisik 100%

iv)Pengembangan metode kit (deret warna) untuk deteksi cepat analisis residu Paraquat dalam pakan ternak, realisasi fisik 100%

Realisasi fisik untuk kegiatan ini sudah 100%. Dari 4 teknologi tersebut, teknik deteksi cemaran melamin pada susu secara LCMS dan Kit deret warna untuk deteksi

(27)

residu paraquat pada pakan ternak sudah bisa diaplikasikan untuk sampel lapang dan bisa digunakan untuk pengujian di Unit Diagnostik BBalitvet.

Realisasi keuangan dari kegiatan sasaran 4 sebesar Rp. 764.358.150,- (79,99%).

Sasaran 5. Tersedianya inovasi teknologi informasi epidemiologi

Untuk mencapai sasaran ini, diukur dengan 2 indikator kinerja utama, yaitu jumlah teknologi antisipasi dampak perubahan iklim terhadap kesehatan dan produktivitas ternak, dan jumlah data epidemiologi penyakit penyebab wabah. Realisasi fisik dari masing-masing indikator kinerja sasaran 5 disampaikan pada

Tabel 9.

Tabel 9. Target dan capaian indikator kinerja dalam mencapai sasaran 5

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target Realisasi

fisik Capaian % 5 Tersedianya

inovasi teknologi informasi

epidemiologi

Jumlah teknologi antisipasi dampak perubahan iklim terhadap kesehatan dan produktivitas ternak Jumlah data epidemiologi penyakit penyebab wabah

3 3 3 3 100 100 Sasaran 5 dicapai melalui kegiatan yang ditetapkan oleh BBalitvet. Berikut penjelasan IKU dengan kegiatannya:

1. Teknologi antisipasi dampak perubahan iklim terhadap kesehatan dan produktivitas ternak dengan target 3 teknologi, didukung oleh ROPP kegiatan: i) Pengaruh perubahan iklim terhadap pencemaran aflatoksin pada pakan sapi

perah dan tingkat residunya pada susu yang dihasilkan, realisasi fisik 100% ii) Pengaruh perubahan iklim terhadap cemaran pestisida pada pakan sapi dan

tingkat residu pestisida pada susu yang dihasilkan, realisasi fisik 100%

iii)Biosekuriti dan manajemen penanganan penyakit ayam broiler untuk peningkatan produksi, realisasi fisik 100%

Realisasi fisik untuk IKU ini sesuai dengan target dan capaiannya sudah 100%. Dari ke-3 kegiatan tersebut telah diperoleh data cemaran aflatoksin dan pestisida serta data penyakit pada unggas.

2. Data epidemiologi penyakit penyebab wabah , dengan target 3 data/ informasi. Berikut penjelasan IKU dengan kegiatannya:

i) Karakterisasi molekuler dan derajat patogenitas Trypanosoma evansi isolat lokal Indonesia pada sapi dan kerbau, realisasi fisik 100%

ii) Antisipasi kejadian wabah penyakit hewan dalam menghadapi perubahan iklim, realisasi fisik 100%

iii)Status mineral pada ternak ruminansia kecil dan hubungannya dengan suplemen absorbsi beberapa mineral esential pada S. cereviciae sebagai calon

(28)

Realisasi fisik untuk IKU ini sesuai dengan target dan capaiannya sudah 100%. Dari IKU ini telah diperoleh data tingkat patogenitas dari Trypanosoma evansi isolat lokal Indonesia, data wabah penyakit hewan dan data tentang status kesehatan ternak. Realisasi keuangan dari kegiatan sasaran 5 sebesar Rp. 668.268.550,- (94,87%).

Sasaran 6. Tesedianya teknologi pengendalian penyakit hewan strategis

Untuk mencapai sasaran ini, diukur dengan 1 indikator kinerja utama, yaitu jumlah teknologi pengendalian penyakit hewan strategis. Realisasi fisik dari indikator kinerja sasaran 6 disampaikan pada Tabel 10.

Tabel 10. Target dan capaian indikator kinerja dalam mencapai sasaran 6

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target Realisasi

fisik Capaian % 6 Tersedianya teknologi pengendalian penyakit hewan strategis Jumlah teknologi pengendalian penyakit hewan strategis 4 4 100

Sasaran 6 dicapai melalui 4 kegiatan/ROPP yang ditetapkan oleh BBalitvet dengan target 4 teknologi :

1. Deteksi virus Rabies dengan imunohistokimia (IHK) pada anjing, realisasi fisik 100%

2. Pengembangan awal teknik indirect ELISA menggunakan Glycoprotein untuk pengujian kekebalan terhadap Rabies, realisasi fisik 100%

3. BaSS PCR untuk identifikasi dan diferensiasi strain Brucella abortus isolat lapang dan strain vaksin, realisasi fisik 100%

4. Analisis dioxin pada sapi potong dan pakan ternak dengan GC-MS/MS serta pengaruhnya pada kesehatan ternak, realisasi fisik 100%

Realisasi fisik dari IKU ini rata-rata sudah 100%. Dari IKU ini sudah dihasilkan 4 teknologi yaitu : Teknik IHK untuk deteksi virus Rabies, Teknik BaSS PCR untuk identifikasi strain B. abortus isolat lapang atau isolat vaksin, Teknik deteksi dioxin menggunakan GC-MS/MS dan teknik ELISA untuk penyakit Rabies. Untuk teknik IHK Rabies dan teknik deteksi dioxin akan dilakukan validasi teknik pada tahun berikutnya. Realisasi keuangan dari kegiatan sasaan 6 sebesar Rp. 515.780.500,- (97,19).

Sasaran 7. Tersedianya benih sumber veteriner

Untuk mencapai sasaran ini, diukur dengan 1 indikator kinerja utama, yaitu jumlah benih sumber veteriner berupa antigen. Realisasi fisik dari indikator kinerja sasaran 7 disampaikan pada Tabel 11.

Tabel 11. Target dan capaian indikator kinerja dalam mencapai sasaran 7

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target Realisasi

fisik Capaian % 7 Tersedianya benih

(29)

Sasaran 7 dicapai melalui 5 kegiatan ROPP yang ditetapkan oleh BBalitvet dengan target 5 jenis/laporan:

1. Perbanyakan antigen Brucella, realisasi fisik 100%

2. Perbanyakan antigen berwarna Mycoplasma gallisepticum, realisasi fisik 100% 3. Perbanyakan antigen Pullorum, realisasi fisk 100%

4. Perbanyakan antigen AI, realisasi fisik 100%

5. Perbanyakan antigen ND, realisasi fisik 100% Realisasi fisik dari ke lima kegiatan ini sesuai dengan yang telah ditetapkan dan

capaiannya sudah 100%. Antigen-antigen tersebut sudah didiseminasikan/disebarkan ke Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Jawa Tengah, Jawa Barat dan Jawa Timur

Realisasi keuangan dari kegiatan sasaran 7 sebesar Rp. 405.924.900,- (97,34%).

Sasaran 8. Terwujudnya publikasi ilmiah bertaraf Nasional dan Internasional

Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan indikator kinerja utama, yaitu jumlah publikasi ilmiah Nasional dan Internasional. Realisasi dari indikator kinerja sasaran 8 disampaikan pada Tabel 12.

Tabel 12. Target dan capaian indikator kinerja dalam mencapai sasaran 8

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target Realisasi % Capaian 8 Terwujudnya

publikasi ilmiah bertaraf Nasional dan Internasional

Jumlah publikasi ilmiah

Nasional dan Internasional 16 33 206,25

Sasaran 8 dicapai melalui kegiatan yang ditetapkan oleh BBalitvet, berikut penjelasan IKU dengan kegiatannya:

Publikasi ilmiah Nasional dan Internasional, dengan target 16 publikasi telah terealisir sebanyak 33 karya tulis ilmiah (capaian 206,25%) yang telah dipublikasikan pada :

- Jurnal Ilmiah Internasional : 3 makalah - Jurnal Ilmiah Nasional : 5 makalah - Publikasi elektronik : 1 makalah

- Bulletin : 3 makalah

- Prosiding : 21 makalah

Apabila dibandingkan dengan capaian tahun 2011, target yang ditetapkan adalah 12 makalah publikasi dan realisasinya 23 makalha publikasi (capaian 191,7%). Sehingga capaian tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar 14,55%.

Sasaran 9. Tersedianya pelayanan laboratorium uji

Untuk mencapai sasaran ini, diukur dengan indikator kinerja utama yaitu jumlah sampel uji. Adapun pencapaian target dari indikator kinerja tersebut

(30)

Tabel 13. Target dan capaian indikator kinerja dalam mencapai sasaran 9

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target Realisasi % Capaian 9 Tersedianya

pelayanan laboratorium uji

Jumlah sampel uji 20.000 24.584 122,92

Sasaran 9 dicapai melalui kegiatan yang ditetapkan oleh BBalitvet. Berikut penjelasan IKU dengan kegiatannya:

Sampel uji, dengan target 20.000 sampel, telah terealisir sebanyak 24.584 sampel (capaian 122,92%). Bila dibandingkan dengan capaian tahun 2011 dengan target 20.878 sampel uji, realisasi 23.415 (capaian 112,15%), sehingga capaian untuk tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar 10,77%.

Sasaran 10. Terwujudnya jejaring kerjasama Nasional dan Internasional

Untuk mencapai sasaran ini, diukur dengan indikator kinerja utama, yaitu jumlah kerjasama nasional dan internasional. Adapun pencapaian target dari indikator kinerja tersebut disajikan dalam Tabel 14.

Tabel 14. Target dan capaian indikator kinerja dalam mencapai sasaran 10

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target Realisasi % Capaian 10 Terwujudnya

jejaring kerjasama Nasional dan Internasional

Jumlah kerjasama Nasional

dan Inetnasional 5 13 260

Sasaran 10 dicapai melalui kegiatan yang ditetapkan oleh BBalitvet. Berikut penjelasan IKU dengan kegiatannya:

Kerjasama nasional dan internasional, dengan target 5 kerjasama, telah terealisir sebanyak 13 kerjasama (capaian 260%). Ke-13 kerjasama tersebut adalah 9 judul kerjasama dalam negeri (4 Kemenristek, 1 Kemitraan Badan Litbangtan, 1 KAN/BSN, 1 PT Ceva Animal Health, 1 CV Gloria Mitra Niagatama Internasional dan 1 Medion) dan 4 kerjasama luar negeri (IAEA, ACIAR, CRDF USDA-ARS/US dan UQ). Bila dibandingkan dengan capaian tahun 2011 yang targetnya 4 kerjasama nasional dan internasional, sedangkan realisasinya 9 kerjasama nasional dan internasional (capaian 125%), sehingga capaian untuk tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar 135%.

C. Akuntabilitas Keuangan.

Realisasi anggaran belanja Balai Besar Penelitian Veteriner pada Tahun 2012 adalah sebesar Rp 26.693.162.714,- atau 94,55% dari pagu belanja dalam DIPA sebesar Rp 28.232.625.000,- . Realisasi tersebut meliputi: (1) Realisasi Belanja Pegawai sebesar Rp 13.149.906.415,- atau 99,53 % dari pagu, (2) Realisasi Belanja Barang sebesar Rp. 12.219.447.999,- atau 89,66 % dari pagu, dan (3) Realisasi Belanja Modal Rp 1.323.808.300,- atau 95,16 % dari pagu. Rincian realisasi anggaran berdasarkan jenis belanja disajikan pada Tabel 15.

Gambar

Tabel 1. Distribusi kepegawaian  BBalitvet per Desember 2012
Tabel 5. Target dan capaian indikator kinerja dalam mencapai sasaran 1.  No  Sasaran Strategis  Indikator Kinerja Utama  Target  Realisasi  %
Tabel 8. Target dan capaian indikator kinerja dalam mencapai sasaran 4  No  Sasaran Strategis  Indikator Kinerja Utama  Target  Realisasi
Tabel 13. Target dan capaian indikator kinerja dalam mencapai sasaran 9  No  Sasaran Strategis  Indikator Kinerja Utama  Target  Realisasi  %
+3

Referensi

Dokumen terkait

Permasalahan yang diangkat dalam skripsi ini yaitu pengaturan atas eksploitasi sumber daya perikanan di wilayah laut Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) oleh kapal asing menurut

Auditor intemal hams memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan. Ini rneliputi pemahaman kornputer dan informasi, selain kemampuan auditing standart yang

Joe meminta Bill untuk merampok bank. Maksud dari kalimat ini adalah jika Bill setelah itu ia memutuskan membuat dirinya ikut merampok juga sesuai dengan tujuan pembicara, maka

Tujuan dari penelitian ini menganalisis tingkat kesuburan perairan berdasarkan parameter kualitas air fisika, kimia, dan biologi menggunakan beberapa indeks

Olahraga merupakan salah satu kegiatan orang untuk menjaga stamina tubuh agar tetap sehat. Banyak olahraga yang digemari oleh masyarakat Indonesia antara lain

(2) Pengangkatan dalam Jabatan Struktural setingkat lebih tinggi diutamakan bagi PNS di lingkungan Sekretariat Jenderal Komisi Pemilihan Umum, Sekretariat Komisi

Perubahan bentuk daun ini diperkirakan hanya akibat kerusakan fisiologis, karena dua minggu kemudian (umur 6 MST) daun baru yang muneul telah pulih dan kembali ke bentuk yang

Salah satu bahasa daerah yang mengalami proses geminasi adalah DMS²dialek yang hidup dan berkembang di daerah Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan Barat.. Dalam