• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANI SISWA MELALAUI PEMBELAJARAN PJOK. Oleh: Muh.Anwar Widyaiswara LPMP Sulawesi Selatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANI SISWA MELALAUI PEMBELAJARAN PJOK. Oleh: Muh.Anwar Widyaiswara LPMP Sulawesi Selatan"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANI SISWA MELALAUI PEMBELAJARAN PJOK

Oleh:

Muh.Anwar

(2)

ABSTRAK

Kesegaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk melaksanakan tugas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan masih memiliki tenaga cadangan untuk melaksanakan kegiatan yang lain.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Kesegaran Jasmani: Faktor pertama adalah makanan dan gizi; Faktor kedua adalah tidur dan istirahat; Faktor ketiga adalah kebiasaan hidup sehat; Faktor keempat latihan dan olahraga. Upaya untuk mempertahankan hidup tentunya membutuhkan kemampuan fisik yang baik, kemampuan fisik yang baik dapat diperoleh dengan melalui latihan-latihan olahraga yang teratur.

Oleh karena itu seorang anak yang berhasil dalam tugas pekerjaannya, maka ia harus memiliki kemampuan yaitu sehat fisik dan sehat psikis. Setiap individu mempunyai kebutuhan kesegaran jasmani yang berbeda-beda, namun demikian makin baik atau makin tinggi kesegaran jasmani seseorang semakin baik di dalam melaksanakan kegiatannya.

Untuk mengefektifkan pencapaian tujuan kurikuler pada bidang studi Pendidikan Jasmani Olahraga dan kesehatan, maka tingkat kesegaran jasmani siswa pada setiap semester harus dilakukan tes, agar siswa termotivasi untuk tetap berusaha meningkatkan dan mempertahankan kesegaran jasmaninya di luar jam pelajaran Kata Kunci: Meningkatkan Kebugaran Jasmani, Pembelajaran PJOK

(3)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam perkembangan proses belajar mengajar mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (Penjas orkes), Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Menengah Umum telah menyusun petunjuk teknis mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Yang mana telah memuat persiapan mengajar, metode mengajar sampai teknik mengevaluasi setiap pokok bahasan.

Begitu pula di buku Garis-Garis Program Pengajaran Mata Pelajaran Penjas dan Olahraga telah memuat materi-materi pelajaran yang telah disusun secara sistematis untuk mencapai tujuan pengajaran, tujuan kurikuler bahkan tujuan Pendidikan Nasional.

Penjas dan Olahraga adalah suatu bagian dari pendidikan yang mengutamakan aktifitas jasmani dan pembinaan hidup sehat untuk pertumbuhan dan pengembangan jasmani, mental, sosial serta emosional yang serasi, selaras dan seimbang.

Begitu pula tujuan Penjas dan Olahraga di Sekolah Menengah Umum ialah untuk membantu siswa dalam peningkatan kesegaran jasmani dan kesehatan melalui pengenalan dan penanaman sikap positif, serta kemampuan gerak dasar dan berbagai aktifitas jasmani. Arah dan tujuan Penjas dan Olahraga diajarkan di

(4)

sekolah telah cukup jelas yaitu intinya peningkatan kesegaran jasmani. Namun berdasarkan petunjuk teknis, guru-guru bidang studi Penjas dan Olahraga, nilai mata pelajaran Penjas dan Olahraga hanya didasarkan pada aspek pengetahuan dan keterampilannya saja. Untuk nilai kesegaran jasmani ini yang pokok untuk dinilai agar tujuan kurikuler dapat terukur secara efektif. “Timbul permasalahan apakah guru-guru bidang studi Penjas dan Olahraga sudah menilai tingkat kesegaran jasmani peserta didiknya”.

Antara harapan dan kenyataan inilah maka penulis bertekad mengadakan pembahasan tentang upaya pengembangan proses belajar mengajar efektif bidang studi Penjas dan Olahraga di Sekolah Menengah Umum.

B. Rumusan Masalah

Sesuai dengan pembahasan pada latar belakang di atas maka masalah dapat dirumuskan sebagai berikut :

1 . Apakah metode penilaian (evaluasi) pada setiap akhir satuan pelajaran sudah efektif

2 . Apakah dengan penilaian aspek psikomotor (keterampilan) dan aspek kognitif (pengetahuan) sudah mengukur pula tingkat kesegaran jasmani siswa.

C. Tujuan Penulisan

Makalah ini ditulis dengan tujuan ingin menjawab permasalahan yang telah dirumuskan di atas atau secara rinci sebagai berikut :

(5)

1. Untuk mengetahui apakah metode penilaian (evaluasi) pada tiap-tiap akhir satuan pelajaran efektif.

2. Untuk mengetahui apakah dengan penilaian aspek psikomotor (keterampilan) dan aspek kognitif (pengetahuan) sudah terukur pula tingkat kesegaran jasmani siswa.

D. Manfaat Penulisan

Memberikan informasi kepada penilik (pengawas) olahraga, guru olahraga dan siswa tentang unsur kesegaran jasmani juga penting untuk dinilai sebagai salah satu nilai harian.

(6)

BAB II

LANDASAN TEORI

Sesuai dengan latar belakang, rumusan masalah dan tujuan dan manfaat penulisan yang intinya adalah unsur kesegaran jasmani dikesampingkan dalam sistim pemberian nilai pada siswa.

Untuk menyamakan persepsi perlu kita memahami pengertian sebagai berikut :

A. Tinjauan Umum Tentang Kesegaran Jasmani

Perkataan memahami tentang kesegaran jasmani make pengertiannya adalah sebagai berikut :

1. Arti Kesegaran Jasmani

Perkataan kesegaran jasmani yang lazim dikenal dengan istilah asing physic fitness, yang kalau diartikan physic berarti badan atau tubuh, sedangkan fitness yang berarti segar atau bugar. Jadi yang dimaksud dengan kesegaran jasmani yaitu badan yang sehat dan segar.

Pengertian dan penjelasan para ahli tentang arti kesegaran jasmani, nampak ada perbedaan. Hal ini terjadi karena tergantung dari tinjauan dari sudut mana mereka memandang.

(7)

Untuk itu dapat diuraikan beberapa pendapat para ahli :

a. Karpovick, di dalam Casady, Mabes dan Alley, 1971.

Mengatakan bahwa : “seseorang yang memiliki kesegaran jasmani yang baik akan mampu memenuhi tuntutan fisik tertentu” (Soedarno SP, 1990:9).

b. Marehause dan Miller mengatakan bahwa :

Seseorang dinyatakan fit untuk sesuatu tugas aktifitas bila ia mampu mengatakan tugas tersebut cukup efisien dan tanpa kelelahan yang berlebihan dan dapat pulih (Soedarno SP, 1990 : 9)

c. Dangsina Moeloek mengatakan bahwa :

Kesegaran jasmani (Physical fitness adalah kesanggupan dan kemampuan tubuh dalam melakukan penyesuaian (adaptasi) terhadap pembebasan fisik yang diberikan kepadanya (dari kerja yang dilakukan sehari-hari) tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan (Dangsina Moeloek, 1984 : 9).

Dari berbagai pendapat tentang kesegaran jasmani di atas, nampak mempunyai persamaan yaitu kemampuan melakukan tugas atau beban kerja.

Untuk menyeragamkan pengertian tentang kesegaran jasmani ini, maka ada baiknya dikemukakan beberapa pendapat para ahli antara lain : a. Charles B Corbin yang dikutip oleh Tarincang, 1986 : 31) mengatakan

bahwa :

“Kesegaran jasmani adalah susunan dari berbagai aspek yang berbeda-beda termasuk aspek kesehatan dan keterampilan. Agar dapat berfungsi secara efektif tanpa rasa letih dan untuk memperoleh kekuatan (energi) cadangan yang dapat digunakan untuk menikmati waktu senggang yang ada diperlukan pembinaan yang memadai terhadap aspek kesehatan dan keterampilan.

(8)

b. Engkos Kosasih berpendapat bahwa :

Kesehatan jasmani adalah kemampuan fungsional dari seseorang dalam menghadapi pekerjaannya. Jadi orang fit akan mampu melaksanakan pekerjaannya berulang kali tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti dan masih memiliki kapasitas cadangan untuk mengatasi kesukaran yang tidak terduga-duga (Engkos Kosasih, 1985

c. C.E. Conzolazio (1963) yang dikutip oleh M. Anwar Pasau “Physical fitness” :

“Kesegaran jasmani adalah suatu ekspresi kualitatif dari fisik seseorang atau kesegaran dalam menampilkan suatu tugas hukum yang merupakan kriteria utamanya”.

d. Hasnan Said, berpendapat bahwa kesegaran jasmani telah yang dalam keseluruhan meliputi lima aspek yaitu :

1) Kemampuan statis (Statis fitness) ialah tidak adanya cacat atau penyakit yang berpangkal tolak dari sehat dan bukan hanya tidak sakit atau cacat melainkan juga ada keserasian yang sempurna dari segi fisik mental dan sosial.

2) Kemampuan dinamis (dynamic fitness) ialah kemampuan untuk melakukan aktifitas jasmani yang berat dan yang tidak memerlukan ketangkasan istimewa.

3) Ketangkasan.jasmani (motor skill fitness) ialah kemampuan untuk

melakukan gerakan-gerakan tertentu, yang dikoordinasi terdapat campuran dan mempertahankan keseimbangan, fleksibility dan ketangkasan, kekuatan bergerak sekonyong-konyong, dan untuk semua ini diperlukan otot dan daya tahan.

4) Kemampuan mental (mental fitness). Ialah dalam menghadapi segala romantika kehidupan seharusnya ada keserasian antara pendidikan kesehatan, jasmani dan rekreasi dan sifat-sifat mental yang baik antara lain :

(a) Untuk membina keberanian dan memperkuat personal security sehingga dapat memupuk kesanggupan untuk bertanggung jawab, dalam pada itu menekankan kepercayaan hati dan tidak lekas putus asa.

(9)

(c) Mengembangkan kehalusan budi dan mengontrol nafsu-nafsu terlarang, ramah tamah dan memupuk rasa keadilan (fair play) serta perikemanusiaan.

5) Kemantapan sosial (social fitness) ialah kemampuan untuk mencari nafkah, baik mempunyai cacat maupun tidak mempunyai cacat. Jadi agar orang dapat berdiri sendiri dan tidak menggantungkan hidupnya pada orang lain. Dengan demikian dari sudut sosial orang mempunyai physical fitness dapat diartikan orang cukup kekuatan dan daya tahan untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik tanpa menimbulkan kelelahan berarti dan mempunyai kemampuan untuk mengatasi kesukaran yang tidak terduga-duga dimana dibutuhkan usaha jasmaniah yang bisa tidak pernah dilakukan serta menikmati sebanyak-banyaknya waktu terbuang ( Hasnan Said, 1875 : 17)

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan kesegaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk melaksanakan tugas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan masih memiliki tenaga cadangan untuk melaksanakan kegiatan yang lain. Di samping itu dapat dikatakan kesegaran jasmani cukup kompleks karena mencakup berbagai aspek kehidupan manusia.

2. Unsur-unsur Kesegaran Jasmani

Kesegaran jasmani terdiri dari berbagai unsur. Berikut ini akan dikemukakan pembagian unsur-unsur kesegaran jasmani menurut berbagai ahli.

Soedarno.SP membagi unsur-unsur kesegaran jasmani menjadi 12 komponen. Komponen-komponen yang dimaksud :

1 ) Kesehatan yang baik 2 ) Kekuatan

(10)

3 ) Kelincahan 4 ) Ketahanan muskular 5 ) Kecepatan 6 ) Keseimbangan 7 ) Kelentukan 8 ) Koordinasi 9 ) Ketahanan Kardiorespirasi 1 0 )Berat badan yang sesuai 1 1 )Kemampuan motorik umum 1 2 )Ketangkasan neuromuscular

Dangsina Moeloek mengungkapkan unsur kesegaran jasmani ini meliputi :

1) Daya tahan (endurance)

2) Kekuatan otot (muscle strength)

3) Tenaga ledak otot (muscle explosive power) 4) Kecepatan (speed)

5) Ketangkasan (agility) 6) Kelentukan (flexibility) 7) Keseimbangan (balance)

8) Kecepatan reaksi (reaction time) 9) Koordinasi (coordination)

(Dangsina Moeloek, 1984 : 3)

Selain itu Larson mengatakan 10 unsur (komponen) kesegaran jasmani.

1) Resistance to disease = daya tahan dari penyakit (kesehatan).

2) Muscular strength and muscular endurance = kekuatan otot dan daya tahan otot.

(11)

3) Endurance (cardiovaskuler-respiratory) = daya jantung peredaran darah dan pernapasan.

4) Muscular power = daya tahan otot atau kemampuan maksimal otot dalam

kurun waktu yang singkat. 5) Flexibility = kelentukan 6) Speed = kecepatan

7) Agility = kecepatan atau kelincahan 8) Coordination = koordinasi

9) Balance = keseimbangan 10) Accuracy = ketepatan

(Dikutip M. Anwar Pasau, 1984 : 4)

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesegaran Jasmani

Faktor pertama adalah makanan, gizi. Makanan dan gizi ini memang sangat berpengaruh pada kesegaran jasmani seseorang. Oleh karena itu makanan harus disediakan yang cukup seimbang untuk mempengaruhi dan mendukung hidup sehari-hari.

Faktor kedua adalah tidur dan istirahat. Secara alamiah memang orang memerlukan tidur dan istirahat sesudah kerja keras demi untuk mendapatkan kesegaran jasmaninya kembali, apabila seharian tubuh seseorang terlalu banyak bekerja. Keseimbangan antara kerja, tidur dan istirahat serta berekreasi memang perlu untuk kehidupan yang harmonis.

William Hilcourt, mengatakan bahwa “pada masa akil balik antara umur 12 - 16 tahun agar memerlukan tidur malam kira-kira sembilan sampai sepuluh jam, sesudah umur 16 tahun ke atas barn bisa dikurangi menjadi delapan jam satu malam”.

Faktor ketiga adalah kebiasaan hidup sehat ini adalah seperti mandi setiap hari, membasuh tangan dan muka, sering berada di tempat terbuka

(12)

menghirup udara segar, sering berada di bawah sinar matahari pagi, menjauhkan diri dari kebiasaan yang tidak sehat seperti merokok, alkohol, lebih-lebih narkotik yang jelas merusak badan.

Faktor keempat latihan dan olahraga. Jelaslah bahwa dengan melakukan olahraga, latihan jasmani secara teratur akan sangat mempengaruhi kesegaran jasmani secara teratur akan sangat mempengaruhi kesegaran jasmani. Sebagai contoh bahwa setiap hari memakan makanan seharga 3000 kalori dan untuk bekerja setiap harinya tanpa latihan dan olahraga akan mempergunakan hanya 2600 kalori, dengan demikian setiap harinya akan tersimpan kalori 400 yang akan menjadi lemak di dalam tubuh.

Bila ini setiap hari bertambah maka akan menjadi gemuk, orang yang gemuk akan menjadi sarang penyakit, terutama penyakit jantung. Perlu diingat bahwa anak-anak sekarang adalah harapan nusa dan bangsa di masa depan (the youth or to day is the dawn of tomorrow), maka boleh kita merasa bahagia bahwa prioritas telah mulai diarahkan kepada usaha-usaha pembinaan generasi muda, termasuk pembinaan kesehatan dan kesegaran jasmani.

Mengingat bahwa sepanjang kehidupan manusia di atas dunia ini, selalu diperhadapkan kepada berbagai masalah agar supaya dapat mempertahankan hidup, membutuhkan kemampuan fisik dan bagaimana menjalani hidup baik antara hubungan dengan individu, maupun dengan yang Maha Kuasa, hendaklah memiliki kemampuan fisik, serta proporsi yang

(13)

sebenarnya dan dapat dijadikan kebiasaan dan kebutuhan hidup bagi bangsa Indonesia.

Hal ini dapat kita lihat bahwa setiap manusia dalam melaksanakan suatu tugas pekerjaan membutuhkan kesanggupan berpikir yang sehat. Di dalam melaksanakan suatu tugas kegiatan tidak kalah pentingnya yang dijadikan dasar utama adalah manusia sehat fisik dan mental atau manusia memiliki kesegaran jasmani yang baik, itulah perlunya dikembangkan keinsyafan dan rasa kepercayaan pada diri sendiri akan manfaat berolahraga terhadap peningkatan yang serius. Baik pada diri sendiri akan manfaat berolahraga terhadap peningkatan kesegaran jasmani perlu mendapatkan perhatian yang serius. Baik pada masyarakat luas maupun pada pelajar, mulai tingkat dasar sampai pada tingkat perguruan tinggi. Oleh karena itu seseorang yang memiliki kesegaran jasmani yang baik ada kemungkinan prestasi kerjanya baik.

4. Peranan dan Manfaat Kesegaran Jasmani

Dalam kehidupan manusia di dunia ini, sering diperhadapkan dengan masalah, agar ia dapat mempertahankan hidup. Upaya untuk mempertahankan hidup tentunya membutuhkan kemampuan fisik yang baik, kemampuan-kemampuan fisik yang baik dapat diperoleh dengan melalui latihan-latihan olahraga yang teratur. Latihan yang teratur lebih mendukung peningkatan kesegaran jasmani. Oleh karena itu seorang anak yang berhasil dalam tugas

(14)

pekerjaannya, maka ia harus memiliki kemampuan yaitu sehat fisik dan sehat psikis. Dengan kata lain siswa-siswa Sekolah Menengah Pertama, harus memiliki kesegaran jasmani yang baik, agar ia dapat berhasil dalam mencapai prestasi belajar. Di bawah ini dikemukakan peranan kesegaran jasmani ditinjau dari golongan yang berdasarkan pekerjaan, keadaan dan umur.

1) Golongan yang berdasarkan pekerjaan

Setiap individu mempunyai kebutuhan kesegaran jasmani yang berbeda-beda, namun demikian makin baik atau makin tinggi kesegaran jasmani seseorang semakin baik di dalam melaksanakan kegiatannya. Pekerjaan mempunyai tuntutan kesegaran jasmani yang berbeda-beda misalnya :

a) Kesegaran jasmani bagi olahragawan berperan untuk meningkatkan prestasi dan menempatkan derajat bangsa dan negara di forum internasional dalam bidang olahraga.

b) Kesegaran jasmani bagi anggota Abri, berperan untuk mempertinggi daya juang tempur dalam rangka pembangunan pertahanan dan keamanan nasional (Hamkamnas).

c) Kesegaran jasmani bagi karyawan berperan untuk meningkatkan prestasi kerja, serta loyalitas di dalam menghadapi pekerjaan setiap hari, juga berfungsi untuk mempertinggi produksi.

(15)

d) Kesegaran jasmani bagi anak didik, berperan untuk meningkatkan kemampuan belajar sehingga untuk mereka dapat mencapai prestasi belajar yang baik.

2) Golongan yang berdasarkan keadaan

Setiap manusia atau individu tidak selamanya berada pada kondisi yang tepat atau sama, misalnya :

a ) Kesegaran jasmani bagi ibu yang sedang hamil berperan untuk mempersiapkan diri menghadapi saat kelahiran bayinya.

b ) Kesegaran jasmani bagi orang cacad berperan dalam usaha penyembuhan atau rehabilitas.

3) Golongan yang berdasarkan umur

a) Kesegaran jasmani bagi seorang anak, berperan untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangannya.

b ) Kesegaran jasmani bagi orang yang telah lanjut usia berperan untuk mempertinggi ketahanan terhadap berbagai macam gangguan penyakit. Dari uraian dan penjelasan di atas tentang peranan dan manfaat kesegaran jasmani bila dihubungkan dengan masalah yang akan diteliti maka dapat dikatakan bahwa anak didik membutuhkan kesegaran jasmani dalam rangka untuk mencapai prestasi belajar yang baik. Untuk memperoleh tingkat kesegaran jasmani yang baik, maka terlebih dahulu mengetahui tingkat

(16)

kesegaran jasmani anak baru mencari pemecahan yang akan dilakukan atau penyediaan media pembinaan kesegaran jasmani yang diperlukan untuk itu.

5. Media Pembinaan Kesegaran Jasmani

Untuk membina, memelihara dan meningkatkan kesegaran jasmani seorang anak didik atau siswa maka dapat ditempuh tiga bidang gerak seperti yang dikemukakan oleh Hasnan Said bahwa :

Terdapat tiga bidang gerak yang merupakan media dan pemeliharaan kesegaran jasmani dalam arti mempersiapkan vitalitas manusia untuk mencapai puncak prestasi di bidangnya masing-masing dalam usaha kegiatan akselerasi dan modernisasi pembangunan :

1 . Unsur keolahragaan 2 . Unsur kesehatan 3 . Unsur rekreasi

selanjutnya dipertegas oleh M. Anwar Pasau bahwa : “Ada tiga kelompok komponen cara pembinaan kesegaran jasmani yaitu kelompok komponen olahraga, kelompok komponen kesehatan dan kelompok komponen mental”.

Ketiga media pembinaan yang dikemukakan di atas baik oleh Hasnan Said maupun oleh M. Anwar Pasau adalah merupakan media pembinaan kesegaran jasmani. Sehubungan dengan permasalahan yang akan diteliti ialah menyangkut masalah pembinaan kesegaran jasmani, sehingga dari ketiga kelompok komponen yang disebut di atas, maka yang paling baik dan sederhana adalah kelompok komponen olahraga.

(17)

Pasau), kurang begitu penting. Unsur-unsur atau komponen tersebut tetap penting dan harus diperhatikan, tetapi dengan adanya unsur olahraga, berarti bahwa unsur komponen lainnya sudah ikut dipelihara.

B. Batasan Tentang Tes, Pengukuran dan Evaluasi

1. Tes

Merupakan suatu tugas yang harus diselesaikan oleh seseorang sebagai suatu cara untuk mengamati orang tersebut, atau tugas yang harus diselesaikan seseorang dimana jawaban yang diperoleh dapat diberikan kesimpulan yang merupakan nilai dari pada yang di tes.

2. Pengukuran

Suatu usaha untuk mengetahui keadaan sesuatu sebagaimana adanya. Pengukuran dapat berupa pengumpulan data tentang sesuatu. Pengukuran dilakukan untuk mengetahui hasil (product or outcome) dari tujuan yang dicapai. Pengukuran dapat diartikan sebagai langkah kedua dalam proses evaluasi ialah proses evaluasi dalam mengumpulkan data/keterangan. Pengukuran sebagai proses evaluasi menunjukkan hal-hal yang bersifat tepat, obyektif, kuantitatif dan penemuannya dapat diolah/dihitung dengan statistik, karena penemuannya merupakan bilangan. Nilai atau hasil pengukuran itu sendiri tidak berarti dan baru berarti setelah dinilai dan diinterpretasikan berdasarkan data yang ada. Pengukuran menentukan status, sedang proses evaluasi menentukan arti tentang status itu.

(18)

3. Evaluasi (Penilaian)

Evaluasi adalah suatu usaha untuk membandingkan hasil pengukuran terhadap suatu bahan pembanding atau patokan. Evaluasi adalah suatu proses yang sistimatis yang berusaha untuk mengetahui sampai dimana tingkat pencapaian murid atas tujuan pengajaran yang telah ditetapkan dan sekaligus memberikan gambaran tentang efektivitas pengajar-pengajar yang dilakukan oleh guru yang bersangkutan.

(19)

Penjas dan Olahraga bagian dari keseluruhan yang mengutamakan aktifitas jasmani dan pembinaan hidup sehat untuk pertumbuhan dan pengembangan jasmani, mental, sosial, serta emosional yang serasi, selaras dan seimbang.

Oleh karena itu Penjas dan Olahraga yang dilaksanakan di Sekolah berfungsi sebagai berikut :

1. Merangsang pertumbuhan dan perkembangan jasmani yang serasi dan seimbang. 2. Meningkatkan perkembangan sikap, mental , sosial dan emosional yang serasi,

selaras dan seimbang.

3. Memberikan kemampuan untuk dapat menjelaskan manfaat Penjas dan Olahragaserta memenuhi hasrat bergerak.

4. Meningkatkan perkembangan dan aktivitas sistem peredaran darah, pencernaan, pernafasan dan syaraf.

5. Memberikan kemampuan untuk memelihara dan meningkatkan kesegaran jasmani dan kesehatan.

Pembejaran Penjas Olahraga dan kesehatan di Sekolah diharapkan membantu siswa dalam meningkatan kesegaran jasmani dan kesehatan melalui pengenalan dan penanaman sikap positif, serta kemampuan gerak dasar dan berbagai aktifitas jasmani agar dapat :

(20)

1. Tercapainya pertumbuhan dan perkembangan jasmani khususnya tinggi dan berat badan secara harmonis.

2. Terbentuknya sikap dan prilaku disiplin, kejujuran, kerjasama mengikuti peraturan dan ketentuan yang berlaku.

3. Menyenangi aktivitas jasmani yang dapat dipakai untuk mengisi waktu luang serta kebiasaan hidup sehat.

4. Mempunyai kemampuan untuk menjelaskan manfaat pendidikan dan kesehatan, serta mempunyai kemampuan penampilan-penampilan gerak yang benar dan efisien.

5. Meningkatkan kesegaran jasmani dan kesehatan serta daya tahan tubuh terhadap penyakit.

Berdasarkan dari fungsi dan tujuan pendidikan jasmani diajarkan di sekolah-sekolah tidak lain adalah untuk peningkatan kesegaran jasmani para siswa.

Jadi untuk itu penilaian yang penting disini adalah tingkat kesegaran jasmani peserta didik.

(21)

A. Kesimpulan

Oleh karena itu, dari uraian permasalahan tersebut diatas akhirnya dapat disimpulkan sebagai berikut :

- Untuk mengefektifkan pencapaian tujuan kurikuler pada bidang studi Pendidikan Jasmani Olahraga dan kesehatan, maka tingkat kesegaran jasmani siswa pada setiap semester harus dilakukan tes, agar siswa termotivasi untuk tetap berusaha meningkatkan dan mempertahankan kesegaran jasmaninya di luar jam pelajaran.

B. Saran

Dari hasil penulisan makalah ini dikemukakan saran sebagai berikut : 1. Kepada Penilik Olahraga, kepala sekolah diharapkan mengawasi Guru

Olahraga dalam hal pelaksanaan tes tingkat kesegaran jasmani peserta didik. 2. Kepada guru olahraga diharapkan dapat melaksanakan tes tingkat kesegaran

jasmani pada peserta didik pada setiap akhir catur wulan.

3. Kepada siswa senantiasa menjaga dan berusaha meningkatkan kesegaran jasmani masing-masing.

4. Kepada instansi pemerintah dan swasta diharapkan dalam penerimaan calon pegawai atau karyawan di instansi masing-masing perlu ada surat keterangan tingkat kesegaran jasmani.

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Anwar Pasau, 1984, Peranan Olahraga Bersepeda Dalam Meningkatkan Kesegaran

Jasmani Masyarakat, Seminar Sport Medicyne, 8 September 1984.Makassar

Depdikbud Dirjen Dikdasmen, 1995, Petunjuk Teknis Mata Pelajaran Penjas dan Olahraga, Jakarta.

Dewa Ketut Sukardi, 1993, Bimbingan dan Penyuluhan Belajar di Sekolah, Penerbit Usaha Nasional, Jakarta.

Engkos Kosasih, 1985, Teknik dan Program Latihan, CV. Akademika Presindo. Jakarta

Hasnan Said, 1975, Kesegaran Jasmani Bangsa, Proyek Pendidikan Olahraga, Jakarta.

Nur Ichsan Halim, 1991, Tes dan Pengukuran, Diktat Ujung Pandang.

Soedarno SP, 1990, Pendidikan Kesegaran Jasmani, Dirjen Dikti, Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan, Jakarta.

Supartina Pekasih, 1981, Anak dan Perkembangannya, PT. Gramedia, Jakarta. Satriono, 1985, Teknik Evaluasi Pendidikan, Rajawali Press, Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Melakukan pengembangan pelayanan pada daerah-daerah yang masih belum terjangkau sistem perpipaan PDAM baik di wilayah perkotaan maupun di kecamatan-kecamatan sesuai

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui dan menganalisis pengaruh pelatihan terhadap kinerja pegawai pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan antara ventilasi rumah, kepadatan hunian, dan pencemaran udara dalam rumah dengan kejadian

Penilaian Risiko Produksi Berdasarkan Produktivitas dan Pendapatan pada Portofolio Borokoli-Selada Hijau.. Komoditas Produktivitas

Tanggung Jawab KKM berdasarkan Sistem Manajemen Keselamatan (ref. ISM Code): KKM adalah Kepala Departemen Kamar Mesin yang bertanggung jawab kepadaNakhoda mengenai

Dari kesadaran hukum serta kepatuhan hukum yang terjadi dalam pelaksanaan Pemindahan Pegawai Negeri Sipil di Dinas Pendidikan Ka- bupaten Lamongan maka hal tersebut dapat

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tingkat penggunaan kiambang jenis ducweeds dan azola dalam pakan buatan terhadap pertumbuhan efisiensi pakan ikan

Tentunya pelaksanaan tanpa adanya koordinasi yang baik tidak akan mencapai target yang telah ditentukan, disamping itu keberhasilan koordinasi yang dilaksanakan