• Tidak ada hasil yang ditemukan

yang di masa depan akan merupakan hak, kewajiban dan bagi generasi muda sebagai pelopor dan pembangunan. Pembinaannya berpedoman kepada ketetapan MPR/

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "yang di masa depan akan merupakan hak, kewajiban dan bagi generasi muda sebagai pelopor dan pembangunan. Pembinaannya berpedoman kepada ketetapan MPR/"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mflsalah

Pencapaian tujuan nasional yaitu memajukan

kesejah-traan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melak

sanakan ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial, merupakan suatu perjuangan tersendiri yang di masa depan akan merupakan hak, kewajiban dan ke-hormatan bagi generasi muda sebagai pelopor dan penerus pembangunan. Pembinaannya berpedoman kepada ketetapan MPR/ 1983 yang berbunyi sebagai berikut :

Generasi muda adalah penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan nasional.

Oleh karena itu perlu ditetapkan upaya pernbinaan dan

pengembangan generasi muda secara terus menerus dalam rangka pendidikan nasional. Pernbinaan dan pengembangan generasi muda menuntut partisipasi dan tanggung jawab semua pihak dan untuk itu perlu ditingkatkan

kebijak-sanaan nasional tentang kepemudaan yang menyeluruh dan

terpadu.

Usaha-usaha guna membina dan mengembangkan generasi muda untuk melibatkan dalam proses kehidupan bangsa dan bernegara harus dilihat dalam rangka generasi yang mengan-dung pengertian jaminan bagi kelangsungan bangsa dan negara atas dasar Sumpah Pemuda 1928, Pancasila, UUD 1945 serta

pembangunan nasional yang berkeadilan sosial. Dilihat dari

segi kebutuhan pembangunan, pemuda merupakan sumber daya

manusia, sumber tenaga kerja kini dan masa mendatang yang perlu dipersiapkan untuk berpartisipasi dan memberikan

sumbangan yang nayata kepada pembangunan bangsa dan negara.

(2)

karena memainkan peranan penting dalam pelaksanaan pem bangunan yang didasari bahwa masa depan adalah kepunyaan generasi muda, namun disadari pula bahwa masa depan tidak berdiri sendiri, ia adalah lanjutan dari masa sekarang ha sil dari masa lampau. Dalam hubungan itu maka pernbinaan dan pengembangan generasi muda harus menanamkan motivasi

kepekaan terhadap masa datang.

Generasi muda secara umum dapat dipandang sebagai suatu fase dalam siklus kepribadian manusia, maka dalam fase generasi muda ini mempunyai ciri-ciri tersendiri yang dipengaruhi dan mempengaruhi lingkungan sekitarnya.

Ciri-ciri tersebut menurut Napitupulu, (1979:14) antara

lain; kemurnian idealisme, keberanian dan keterbukaan

me-nerima dan menyerap gagasan baru, semangat kepribadian, spontanitas dan dinamikanya, keinginan untuk segera

me-wujudkan gagasan baru, keteguhan janji, keinginan untuk menampilkan sikap dan kepribadian mandiri serta masih lengkapnya pengalaman untuk merelefansikan pendapat, sikap dan tindakan dengan kenyataan yang ada.

Dengan melihat ciri-ciri arah dan kaitannya dengan pembangunan nasional, pernbinaan dan pengembangan generasi

muda bertujuan :

1. Memantapkan persatuan dan kesatuan bangsa sesuai

dengan jiwa dan semangat Sumpah Pemuda th 1928 dalam rangka pembangunan bangsa dan kepribadian nasional.

2. Mewujudkan kader-kader penerus perjuangan bangsa yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa yang

berpe-gang teguh kepada Pancasila sebagai suatu idiologi dan pandangan hidup bangsa dan negara serta UUD 1945 se cara murni dan konsekuen.

(3)

3

3. Melahirkan kader-kader pembangunan nasional dan

angkatan kerja yang berbudi luhur, dinamis dan kreatif

berilmu dan berketrampilan, bersemangat kepeloporan

dan berjiwa kerakyatan.

^. Mewujudkan warga negara bangsa dimasa depan yang memiliki kreativitas kebudayaan nasional maju tetapi tetap bercirikan dan bercorak kepribadian bangsa.

5. Mewujudkan kader-kader patriot pembela bangsa dan negara yang berkesadaran dan berketahanan nasional

pengemban dan penerus nilai-nilai serta cita-cita proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 ( Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1979 : 25).

Pola pernbinaan dan pengembangan generasi muda me-merlukan penilaian yang sesuai dengan perkembangan politik, ekonomi, sosial budaya dan perubahan-perubahan yang diha-yati oleh generasi muda. Selain itu dengan menggunakan ja-lur-jalur yang ada kaitannya dengan pernbinaan generasi mu da akan mudah dilaksanakan partisipasi dalam kegiatan pern binaan. Oleh sebab itu sasaran pernbinaan dan pengembangan generasi muda menurut konsep Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan ( 1979:29 ) adalah :

Sasaran pernbinaan kerohanian, kepribadian dan ke

budayaan, sasaran jasmaniah, sasaran pernbinaan dan pengembangan intelek, sasaran pernbinaan dan pengemba -ngan kerja, sasaran pernbinaan ideologi, sasaran pernbi naan dan pengembangan patriotisme dan disiplin nasio

-nal, sasaran pernbinaan dan pengembangan kepemimpinan.

Dengan melihat uraian yang telah dikemukakan di

atas dapat disimpulkan bahwa pernbinaan dan pengembangan generasi muda merupakan tanggung jawab pemerintah,keluarga dan masyarakat. Oleh sebab itu pula organisasi-organisasi sosial pemuda rautlak peranannya diperlukan.

Salah satu wadah organisasi sosial pemuda adalah

organisasi Keluarga Muda Mudi (KMM) di daerah Rukun Warga

02 Kelurahan Gegerkalong Kecamatan Sukasari Kotamadya D.T II Bandung. Organisasi sosial ini mencoba membina,

(4)

4

membimbing dan mengarahkan minat dan bakat serta idee

pe

muda dalam berbagai kegiatan organisasi pemuda.

Kegiatan

tersebut antara lain kegiatan kerohanian, kesegaran jasma-ni, kesenian, pengembangan intelek, dan kerja kemasyarakaV

a n .

Berdasarkan informasi sementara kegiatan pemuda di

daerah tersebut dari masa ke masa menunjukkan kegiatan

yang mengarah kepada peningkatan. Hal ini bisa dilihat da

ri aspek jumlah partisipan dalam berbagai bidang kegiatan KMM serta hasil partisipasinya dalam menunjang kegiatan

kemasyarakatan selain untuk kepentingan organisasi.

Informasi sementara ini sebagai titik tolak bahan pemi-kiran untuk mencoba meneliti lebih lanjut tentang

kebenar-annya dengan pokok masalah sebagaimana uraian berikut.

B. Perumusan Masalah

Beranjak dari berbagai hasil penelitian yang di pandang relevan antara lain bahwa "Individu dapat lebih

baik menampilkan kepribadiannya dan dapat pula pribadinya

berkembang dengan adanya pengaruh tekanan kelompok dimana

ia berada" (Krech, Chrutchfield and Ballachey ; 1962:486).

Pengaruh tekanan kelompok ini berarti adanya interaksi so sial yang menggambarkan hubungan antara dua atau lebih

individu yang saling mempengaruhi, mengubah atau memper

-baiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya(Gerungan

1978:61).

Interaksi itu akan terjadi dan ditentukan oleh ber

(5)

5

partisipasi atau keterikatan anggota dalam kelompok.

Bahwa cepat lambatnya, tinggi rendahnya derajat

konformi-tas dipengaruhi oleh motif yang ada pada individu yang terlibat dalam proses koformity (Gerard and Jackson 1958

dalam Krech; 1962:519).

Sehubungan dengan itu pula dikemukakan oleh French

(1948) dan Krech (1962; Box 13.10) bahwa

tujuan

- tujuan

baru kelompok lain siap diterima bilamana para anggota

organisasi turut dalam menate dari pada bilamana mereka dipaksakan dalam kelompok itu. Di lain pihak dikemukakan

oleh Bennet (1955) dalam Krech (1962) bahwa tindakan

yang

diinginkan lebih sering diterima bila pribasi-pribadi me-rasa bahwa persetujuan, persatuan dalam keputusan pribadi dibuat oleh anggota kelompok atau organisasi untuk

keun-tungan tingkah laku yang diinginkan. Kemudian cepat lambat

nya seseorang untuk dapat mengadaptasikan dirinya atau me-libatkan dirinya di dalam suatu kegiatan, dipengaruhi oleh karakteristik anggota antara lain latar belakang

pendidik-annya. Kenyataan ini telah terbukti antara lain dalam

du-nia pertadu-nian dikemukakan oleh Margono Slamet ( 1982 : 22)

sebagai berikut :

Variabel yang mempengaruhi cepat lambatnya individu mengadaptasi inovasi adalah tingkat pendidikan..Ada ke-cenderungan tingkat pendidikan yang tinggi akan lebih cepat mengadaptasi inovasi dan sebaliknya seraakin

ren-rendah tingkat pendidikan semakin lambat pula meng adaptasi inovasi.

Dengan demikian diduga latar belakang tingkat pen didikan muda-mudi akan memberikan predikat terhadap

(6)

muda-mudi.

Berdasarkan pemikiran di atas dapat diperkirakan adanya berbagai faktor yang mempengaruhi muda-mudi berpar-tisipasi dalam kegiatan KMM. Berbagai faktor di antaranya berkenaan dengan karakteristik partisipan KMM, yakni : a). Latar belakang pendidikan, b) umur, c) jenis kelamin, d) pekerjaan/kesibukan, e) latar belakang keadaan status orang tua. Dengan demikian rumusan masalah dalam peneliti an ini akan diarahkan pada penelusuran ada tidaknya perbe daan antara karakteristik partisipan KMM terhadap partisi pasi dalam kegiatan Keluarga Muda-Mudi di daerah rw 02 Ke

lurahan Gegerkalong Kecamatan Sukasari Kotamadya Bandung.

Dalam penelitian ini ada 2 variabel utama yang men dapat perhatian ialah ; 1) partisipasi yang disimbolkan dengan huruf Y sebagai variabel respons (dependent varia bel), dan 2) karakteristik parauda sebagai variabel stimu lus (independent variabel) yang disimbolkan dengan huruf X.

Untuk tidak mengacaukan pengertian variabelvaria -bel yang terkandung dalam penelitian ini, maka berikut ini akan dijelaskan sebagai berikut :

Yang dimasud dengan karakteristik pemuda (variabel X) ada

lah ciri-ciri atau keadaan latar belakang pemuda partisipai

kegiatan Keluarga Muda-Mudi KPAD meliputi : a). Latar belakang pendidikan (X )

b). Umur (X )

c) Jenis kelamin (X_) 3

d). Kesibukan/pekerjaan (X.)

e). Status keluarga (X^)

(7)

7

Yang dimaksud partisipasi pemuda (variabel Y)adalah

keadaan, keikutsertaan pemuda sebagai partisipan kegiatan

Keluarga Muda-Mudi KPAD dengan indikator berupa : a). Frekuensi, durasi dan persistensi.

b). Ketabahan atau keuletan dalam melakukan kegiatan dan

memecahkan masalah yang dihadapi.

c). Pengabdian atau dedikasi dalam melakukan kegiatan. d). Tingkat aspirasi dan tindakan kualifikasi produk yang

didapat.

e). Arah sikap terhadap kegiatan sasaran.

Lebih jelas lagi bisa dilihat hubungannya dalam paradigma

sebagai berikut :

C. Tu.luan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang hubungan karakteristik partisipan kegiatan Keluarga Mudi dengan partisipasi dalam kegiatan Keluarga Muda-Mudi di RW 02 KPAD Kelurahan Gegerkalong Kecamatan Sukasari Kotamadya D.T. II Bandung. Secara khusus tujuan penelitian

(8)

8

ini untuk mengungkapkan data tentang

bagaimana

hubungan

dan perbedaan partisipasi diantara partisipan dilihat dari

karakteristiknya. Secara terperinci akan diungkapkan

data

empirik tentang :

1. Ada tidaknya hubungan dan perbedaan partisipasi

yang

dilakukan oleh partisipan kegiatan Keluarga Muda - Mudi

berdasarkan golongan umur,

2. Ada tidaknya hubungan dan perbedaan

partisipasi

yang

dilakukan oleh partisipan kegiatan Keluarga Muda - Mudi

berdasarkan je is kelamin.

3. Ada tidaknya hubungan dan perbedaan

partisipasi

yang

dilakukan oleh partisipan kegiatan Keluarga Muda - Mudi yang berlatar belakang pendidikan sekolah menengah

tingkat pertama, sekolah menengah tingkat atas dan per

guruan tinggi (akademi/universitas).

4. Ada tidaknya hubungan dan perbedaan partisipasi yang dilakukan oleh partisipan kegiatan Keluarga Muda - Mudi

berdasarkan kesibukan/pekerjaan.

5. Ada tidaknya hubungan dan perbedaan partisipasi yang

dilakukan oleh partisipan kegiatan Keluarga Muda - Mudi berdasarkan latar belakang status orang tua yang masih bekerja dan pensiun.

D. Kegunaan Penelitian

Penelitian adalah bagian integral dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, karena suatu ilmu akan berkembang bila ditelusuri dan dikembangkan melalui kegiatan penelitian.

(9)

Penelitian merupakan pula upaya peningkatan kemampuan

pro-fesional, penalaran dan penyadaran akan rumusan

tujuan

akhir pendidikan bagi mahasiswa di Perguruan Tinggi

yakni

membentuk manusia yang berkepribadian Pancasila yang mampu

menjalankan pekerjaan dalam masyarakat secara profesional,

serta mempunyai sikap dan kompetensi ilmiah (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1980 : 1).

Sehubungan dengan tujuan tersebut maka kegunaan pe nelitian ini adalah :

1. Untuk memperluas dan memperdalam jangkauan dan pengem bangan konsep perilaku organisasi khususnya konsep in

teraksi partisipasi, komunikasi, dan perubahan sosial.

2. Untuk dapat memberikan bahan kajian bagi para pembina dan pengelola organisasi kepemudaan dalam rangka upaya

meningkatkan pelayanan dan perumusan program kegiatan

dengan menghayati anggota yang bervariasi latarbelakang nya. Hal ini dimaksudkan demi tercapainya tujuan orga

nisasi dan juga demi terpenuhinya atau terjawabnya ke-butuhan anggota sesuai dengan motifnya masing-masing.

3. Untuk dapat dijadikan bahan informasi bagi berbagai pi hak yang berminat untuk meneliti lebih lanjut tentang

aspek pernbinaan pemuda dari sisi lain yang lebih ber-arti dan seksama untuk kepentingan ilmiah maupun untuk kepentingan praktis dalam usaha pembangunan.

E. Anflftapan Dasar

Untuk mengatasi keterbatasan pengetahuan yang dimi

(10)

10

sebagai titik tolak dalam pemikiran, yakni sebagai berikut:

1. Pemuda partisipan kegiatan Keluarga %da-Mudi KPAD Ke

lurahan Gegerkalong Kecamatan Sukasari Kotamadya D.T. II

Bandung yang menjadi obyek penelitian ini memiliki karak

teristik latar belakang pendidikan, umur, jenis kelamin ,

terapat tinggal, kesibukan, yang berada satu sama lainnya.

2. Pemuda partisipan kegiatan Keluarga Muda-Mudi KPAD Ke

lurahan Gegerkalong Kecamatan Sukasari Kotamadya D.T.

II

Bandung pada dasarnya pernah mengikuti kegiatan pemuda yang diselenggarakan oleh KMM KPAD Gegerkalong.

3. Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini pada tingkat tertentu atau secara relatif, dapat mengung

-kapkan apa yang dimaksud atau diukur.

4. Interaksi itu akan terjadi dan ditentukan oleh berbagai

pengaruh yang bekerja mempengaruhi setiap anggota-organisa-si atau kelompok sehingga akan mempengaruhi pula derajat partisipasi atau keterikatan anggota dalam kelompok, dan

cepat lambatnya, tinggi rendahnya derajat konformitas di

pengaruhi oleh motif yang ada pada individu yang terlibat dalam proses konformiti (Gerard and Jackson, Saltztain

1958 dalam Krech; 1962:519).

5. Cepat lambatnya seseorang sebagai anggota kelompok da

lam melakukan penyesuaian diri atau melakukan conformity

dalam kehidupan kelompok tergantung kepada situasi kebuda yaan kelompok yang menekan dirinya dan karakteristik in dividu itu sendiri (Krech and Crutchfield; 1962:504).

6. Kesamaan latar belakang seperti misalnya, jenis kelamin,

agama, pendidikan, ras, kebangsaan, keperjaan/kesibukan seseorang merupakan suatu kecenderungan yang melandasi berinteraksi dengan orang lain. ( Penelitian Lott and Lott dalam Miftah Thaha, 1983 : 96).

(11)

11

7. Keeratan hubungan merupakan kekuatan mutlak suatu ke

lompok untuk berfikir dan bertindak sebagai suatu kesatuan

untuk mencapai tujuan bersama. Jadi keeratan

hubungan

suatu kelompok berkaitan dengan sejauhmana anggota kelompok

saling tertarik dan terdorong untuk tetap berada dalam kelompok tersebut. (Duncan dalam Ibrahim Indrawijaya,

1983 : 112).

J J '

F. Hipotesis

Untuk mengarahkan penelitian ini diajukkan hipote

-sis sebagai pedoman sementara untuk menjawab

masalah,

yaitu :

1. (a) Terdapat perbedaan antara golongan umur

partisipan

dengan partisipasi dalam kegiatan Keluarga

Muda-Mudi KPAD Gegerkalong Kecamatan Sukasari

Kotamadya

D.T. II Bandung,

(b) Terdapat hubungan ketergantungan antara partisipasi

dengan umur dalam kegiatan Keluarga Muda-Mudi KPAD Gegerkalong Kecamatan Sukasari Kotamadya D.T. II Bandung.

2. (a) Terdapat perbedaan antara jenis kelamin

partisipan

dengan partisipasi dalam kegiatan Keluarga

Muda-Mudi KPAD Gegerkalong Kecamatan Sukasari

Kotamadya

D.T. II Bandung,

(b) Terdapat hubungan ketergantungan antara partisipasi

dengan jenis kelamin dalam kegiatan Keluarga

Muda-Mudi KPAD Gegerkalong Kecamatan Sukasari

Kotamadya

D.T. II Bandung.

3. (a) Terdapat perbedaan antara latar belakang pendidikan

(12)

12

Keluarga Muda-Mudi KPAD Gegerkalong Kecamatan Su kasari Kotamadya D.T. II Bandung,

(b) Terdapat hubungan ketergantungan antara partisipasi

dengan latar belakang pendidikan dalam

kegiatan

Keluarga Muda-Mudi KPAD Gegerkalong Kecamatan Su kasari Kotamadya D.T. II Bandung.

4. (a) Terdapat perbedaan antara kesibukan partisipan

de

ngan partisipasi dalam kegiatan Keluarga Muda-Mudi

KPAD Gegerkalong Kecamatan Sukasari Kotamadya D.T.

II Bandung,

(b) Terdapat hubungan ketergantungan antara partisipasi

dengan kesibukan dalam kegiatan Keluarga Muda- Mudi

KPAD Gegerkalong Kecamatan Sukasari Kotamadya D.T.

II Bandung.

5. (a) Terdapat perbedaan antara latar belakang

status

keluarga partisipan dengan partisipasi dalam ke

giatan Keluarga Muda-Mudi KPAD Gegerkalong Kecamatai

Sukasari Kotamadya D.T. II Bandung,

(b) Terdapat hubungan ketergantungan antara partisipasi

dengan latar belakang status keluarga dalam kegiatai

Keluarga Muda-Mudi KPAD Gegerkalong Kecamatan Su

kasari Kotamadya D.T. II Bandung. G. Definisi Istilah

1. Yang dimaksud dengan karakteristik partisipan

ialah

umur, jenis kelamin, pendidikan, kesibukan, dan status

(13)

13

2. Partisipasi adalah ikut serta ambil bagian dalam ke giatan dan ikut serta memanfaatkan, menikmati hasilnya sesuai dengan kemampuan dan kesempatan yang tersedia. 3. Pemuda adalah partisipan kegiatan Keluarga Muda - Mudi

KPAD Gegerkalong Kecamatan Sukasari Kotamadya D.T. II Bandung yang berumur antara 15 tahun sampai 35 tahun. 4. Organisasi Keluarga Muda-Mudi adalah organisasi sosial

kemasyarakatan yang bergerak dalam kepemudaan dan ke-beradaannya direstui oleh pemerintah daerah setempat serta diakui oleh masyarakat penghuni KPAD.

5. Hubungan ketergantungan adalah ada tidaknya dan tinggi

rendahnya partisipasi pemuda dalam kegiatan Keluarga Muda-Mudi (KMM) tergantung kepada karakteristiknya

yakni ; umur, jenis kelamin, pendidikan, kesibukan (be kerja/tidak bekerja), dan keadaan status orang tua (ma-sih bekerja/sudah pensiun). Partisipasi pemuda dalam kegiatan KMM diduga dipengaruhi oleh karakteristiknya > misalnya partisipasi atau perilaku disaat mengikuti

kegiatan. Dengan demikian hubungan ketergantungan dapat diartikan sebagai kontribusi dari suatu kondisi ke kon

disi lain. Dalam hal ini karakteristik pemuda mewarnai

bentuk, frekuensi, dan keeratan partisipasi. Atas dasar

itu maka dapat diperkirakan bahwa partisipasi pemuda mendapat urunan positip yang signifikan dari karakteris tiknya.

(14)

14 H. Limitasi Studi

1. Materi :

Dalam pemenuhan kebutuhan materi, penelitian ini baru

menggali sebagian kecil faktor dari sekian banyak

faktor

yang saling berkaitan dalam masalah partisipasi.

Beberapa

hal yang dikemukakan dalam penelitian ini ialah

faktor

karaKteristik pemuda partisipan KM dihubungkan

dengan

partisipasi dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh

Ke

luarga Muda-Mudi KPAD Gegerkalong.

Membicarakan partisipasi sebenarnya adalah

berbica-ra tentang pencapaian tujuan kegiatan yang telah

ditetap-kan lebih dahulu baik untuk setiap jenis kegiatan

maupun

secara keseluruhan. Dalam hal ini tidak terlepas dari pada

keadaan partisipasi kegiatan yang bervariasi latar belakang

pribadi dan kesibukannya. Selain itu harus dipertimbangkan

pula kualitas program latihan termasuk para pelatih,

pe-ngurus, dan perabinanya.

Dalam studi ini yang menjadi perhatian ialah faktor

faktor yang diasumsikan ada hubungannya dengan partisipasi

pemuda dalam mengikuti kegiatan KMM yang berasal dari

pe

muda partisipan kegiatan tersebut. Perhatian khusus ke

arah satu pihak dalam suatu proses kegiatan pernbinaan

dan

pendidikan dalam kondisi tertentu dipandang

memungkinkan,

sebagaimana diungkapkan oleh seorang akhli

pendidikan

Doroty G Peterson (I964) dalam BP3K (1980:18) bahwa untuk

(15)

15

macam; a), survey of opinion of expersts, b). survey

of

opinion of pupils. Kiranya pendapat ini dapat dianalogikan

dalam studi interaksi dan partisipasi pemuda dalam kegiatai

kepemudaan. Maka studi ini akan menggunakan pendekatan

ke

dua, karena unit analisisnya dari penelitian ini ialah partisipasi dalam kegiatan Keluarga Muda-Mudi.

2. Subyek :

Keterbatasan subyek dapat dijelaskan bahwa

sebenar-nya lebih mengenai masalahsebenar-nya, kalau subyeksebenar-nya mewakili

keseluruhan peserta (anggota) sejak anggota yang berpen

-didikan Sekolah Dasar (Usia Sekolah Dasar) sampai

dengan

Perguruan Tinggi. Tetapi dengan berpedoman kepada suatu pandangan tentang pemuda bisa dilihat dari berbagai sisi

antara lain dari segi usia 15 tahun - 35 tahun, dan

per-timbangan lain bahwa penggalian data dari anak-anak usia

Sekolah Dasar, baik menggunakan angket maupun wawancara dalam pelaksanaannya masih sukar. Oleh karena itu peneliti

an ini dipusatkan kepada partisipan KMM yang berpendidikan

Sekolah Menengah Pertama sampai Perguruan Tinggi dengan pembatasan umur antara 15 tahun - 35 tahun sejumlah 150 orang yang diperlakukan sebagai sampel. Secara jelas

pe-riksa bab II prosedur penelitian. 3. Metode :

Metode penelitian ini terbatas hanya menggunakan

metode deskriptif dengan menggunakan teknik wawncara,

ob

(16)

16 Dalam pelaksanaan pengumpulan data lebih menitik beratkan kepada penggunaan angket, sekalipun disadari bahwa inter

view dan dilengkapi dengan observasi yang jeli akan lebih

banyak mendapatkan data yang diperlukan.

4. Generalisasi :

Seperti diutarakan bahwa subyek penelitian ini pe muda partisipan kegiatan KMM usia 15 tahun - 35 tahun ber

pendidikan Sekolah Menengah Tingkat Pertama sampai

Per

guruan Tinggi. Penelitian ini dilaksaru...an di darah

Kom-pleks Perumahan Angkatan Darat (KPAD) Gegerkalong Kecamat

an Sukasari Kotamadya D.T. II Bandung. Lokasi ini bukan

sebagai wilayah yang luas seperti kecamatan atau kelurahan

dan kabupaten. Oleh karena itu hasilnya hanya berlaku

untuk wilayah KPAD Gegerkalong. Apabila hendak

digenerali-sasikan pada daerah lain yang setara, misalnya ke RW-an

(Rukun Warga) lain dalam wilayah kecamatan yang sama perlu

pertimbangan-pertimbangan khusus. I. Sistematika Penulisan

Pokok-pokok uraian dalam penulisan hasil penelitian

disajikan dalam sistematika uraian sebagai berikut :

Bab I berupa pendahuluan, berisikan sajian tentang masalah

yang diteliti dan metode penelitiannya. Bab II berisi saji

an tinjauan pustaka dan hasil penelitian yang relevan.

Dalam hal ini diawali dengan uraian konsep manajemen

pe-robahan sosial sebagai dasar partisipasi, dan

partisipasi

(17)

17 Berikutnya uraian mengenai pentingnya pembinaan pemuda dan diakhiri dengan uaraian pemuda dan perubahan sosial serta pembinaannya. Sajian penutup dalam bab ini berupa informa si data empirik yang relevan dan informasi secara deskrip-tif mengenai keadaan organisasi Keluarga Muda-Mudi KPAD Gegerkalong. Bab II mengenai prosedur penelitian meliputi aspek uraian pendekatan penelitian, populasi dan sampel, metode dan teknik pengumpulan data serta pengolahan data. Bab IV hasil penelitian dengan uaraian tentang deskripsi

subyek penelitian, analisis satu variabel dan analisis dua

variabel menurut pola pikir dari Yule's Q, dan diakhiri dengan diskusi. Sebagai bab penutup berupa kesimpulan dan

rekomendari (Bab V).

Kerangka pemikiran ke arah penelitian kasus ini dijabarkan sebagaimana tampak dalam halaman berikut.

Kerangka pemikiran ini menggambarkan alur pemikiran dalam

penelitian dan hubungan aspek-aspek kegiatan serta gambarai

feed-back dari hasil penelitian yang diperoleh.

(18)

18

KERANGKA BERFIKIR KE ARAH PENELITIAN

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PARTISIPAN

DENGAN PARTISIPASI DALAM KEGIATAN KELUARGA MUDA-MUDI KPAD GEGERKALONG

KECAMATAN SUKASARI KOTAMADYA D.T. II BANDUNG

LATAR BELAKANG MASALAH T KONDISI OBYEKTIF ^ K O N S E P >J/ -> PERUMUSAN MASALAH V -> TUJUAN PENELITIAN M E T H 0 D E HIPOTESIS DATA YANG

DIHARAPKAN_

POPULASI/SAMPEL TEKNIK PENGUM -PULAN DATA LANDASAN TEORI V ANALISIS DATA » , V > KESIMPULAN * Implikasi

(19)

Referensi

Dokumen terkait

2013 : Studi Kasus Penerapan Model Konseling Trait And Factor untuk Membantu Pemilihan Jurusan Peserta Didik Kelas X MAN 1 Kudus Tahun Pelajaran 2012/2013.. Kata kunci :

Sementara itu, teori pertukaran sosial memprediksi bahwa nilai dari sebuah hubungan memengaruhi hasil akhir ( outcome) apakah orang akan meneruskan suatu hubungan atau

Diisi sebesar zakat/sumbangan keagamaan yang bersifat wajib atas penghasilan yang dibayar oleh Wajib Pajak dalam negeri pada tahun yang bersangkutan yang dimiliki oleh

22 bahwa dimensi kualitas pelayanan yaitu bukti fisik, kehandalan, daya tanggap, jaminan, dan empati tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak

Sesuai dengan prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan pada setiap siklus akan selalu ada kegiatan-kegiatan seperti persiapan

2) Empat roda dari suatu sumbu (bogie atau pasangan roda gerbong) harus sebidang. 3) Bila pada suatu rel terdapat penurunan oleh karena angkatan yang tidak baik, roda

Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa integrasi matematika dan islam dalam pembelajaran matematika terbagi menjadi lima yaitu: (1) Memahami

Penyebab defleksinya sel rambut luar adalah karena pergerakan relatif membran retikuler dengan membran tektorial, sedangkan defleksinya sel rambut dalam terjadi karena aliran