• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Proses Pembelajaran Biologi Pada Materi Protista Di Kelas X SMA Negeri 1 Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Proses Pembelajaran Biologi Pada Materi Protista Di Kelas X SMA Negeri 1 Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Proses Pembelajaran Biologi Pada Materi Protista

Di Kelas X SMA Negeri 1 Batang Anai Kabupaten Padang

Pariaman

Liza Yulia Sari

Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

lizayuliasari@yahoo.co.id

Abstrak. The aim of this research is to study the learning process on protista topics in biology SMA Negeri 1 Batang Anai which involved; designing learning process, conducting learning process and evaluating learning process. This is to descriptive research which used qualitative approach. This research was conducted at SMA Negeri 1 Batang Anai on the first year class. The sample of this research was the first year students in group 3 (X3) and the first year student in group 4 (X4). The data was collected through observation, interview, questionnaires, video and field note. Based on the result of the research, it was known that; (1) although some components of the lesson plans had not referred to the regulation of National Education Ministry Number 41 Year 2007 yet, but learning process which was designed by the teachers had, (2) learning process which was conducted had not referred to the lesson plans designed by the teachers yet, (3) learning evaluation had not referred to the regulation of National Education Ministry Number 41 Year 2007 yet. The teachers did evaluation only on cognitive aspect, affective and psychomotor aspects were ignored. The teachers also did evaluation unsystematically and unwell prepared.

Kata Kunci: learning process, protista topics, SMA Kelas X

PENDAHULUAN

Pada proses pembelajaran, seharusnya siswa mendapatkan pengalaman belajar. Pengalaman belajar adalah semua proses, peristiwa dan aktivitas yang dialami anak didik untuk mendapatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap. Setelah melalui proses pembelajaran diharapkan siswa memperoleh pengetahuan. Pengetahuan tidak dapat pindah begitu saja dari guru ke siswa melainkan siswa sendirilah yang mengkonstruksikan pengetahuan dari pengalaman kognitif mereka pada saat berinteraksi dengan lingkungan pada proses pembelajaran.

Untuk mengoptimalkan proses pembelajaran pemerintah telah memberikan suatu standar proses dalam pelaksanaan pembelajaran. Standar proses pembelajaran tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 41 tahun 2007 tanggal 23 November 2007. Standar proses

tersebut meliputi perencanaan, pelaksanaan, penilaian dan pengawasan proses pembelajaran yang efektif dan efisien.

Pembelajaran yang bermakna merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Siswa mengkonstruksi pengetahuan mereka melalui interaksi mereka dengan objek, fenomena, pengalaman dan lingkungan mereka. Suatu pengetahuan akan diterima jika pengetahuan itu dianggap relevan dan konsisten untuk menyelesaikan masalah atau fenomena yang sesuai. Ini merupakan proses penyesuaian konsep-konsep dan ide-ide baru dengan kerangka berpikir, yang telah ada dalam pikiran mereka. Apabila siswa benar-benar memahami suatu konsep dalam pembelajaran, siswa akan dapat menerapkan konsep tersebut pada situasi baru dan hasil belajar siswa akan semakin baik. wawancara peneliti dengan salah seorang guru Biologi kelas X di SMA N 1

(2)

Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman didapatkan bahwa diantara beberapa materi yang dipelajari di semester 1, materi yang sulit dipahami siswa yaitu materi protista. Pada materi ini siswa mempelajari ciri-ciri protista mirip tumbuhan (alga), protista mirip hewan (protozoa), protista mirip jamur, dan pengklasifikasikan dari masing-masing protista ini. Pada materi ini, guru menggunakan metode ceramah kemudian diikuti dengan pemberian dan pembahasan contoh soal. Pembelajaran yang dilakukan guru ini menyebabkan siswa tidak mampu mengembangkan daya nalarnya untuk menguasai konsep tentang materi protista dan praktikum pun tidak dilakukan pada materi ini. Kesulitan ini terlihat pada siswa saat diminta untuk menyelesaikan soal-soal biologi. Misalnya di kelas X4, saat siswa diminta menyelesaikan soal-soal ulangan harian tentang materi protista, dari 40 orang siswa hanya 19 orang (47,5 %) siswa yang menjawab dengan benar, selebihnya (52,5 %) menjawab ragu-ragu dan tidak dapat menyelesaikan soal dengan baik sehingga masih banyak siswa yang memperoleh nilai di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM), yang mana KKM pada materi protista ini adalah 70.

Kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal-soal Biologi ini juga dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang tercantum pada Tabel 1.

Tabel 1. Persentase ketuntasan ulangan harian pada materi protista kelas X SMA N I Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman Tahun Ajaran 2010/2011.

No. Kelas Persentase ketuntasan

1. X1 55,0% 2. X2 52,5% 3. X3 50,0% 4. X4 47,5% 5. X5 50,0% 6. X6 55,0% 7. X7 40,0% 8. X8 47,5%

(Sumber : Guru Biologi SMA N I Batang Anai) Data di atas menunjukkan kurangnya pemahaman siswa terhadap materi protista, sehingga mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa. Penyebab sulitnya siswa dalam memahami materi biologi secara umum dapat ditinjau dari tiga aspek yaitu siswa sebagai peserta didik, guru sebagai pendidik, dan materi yang dipelajari. Dari segi siswa penyebab sulitnya siswa memahami materi biologi dalam pembelajaran adalah siswa menganggap materi biologi bersifat hafalan, kemampuan berfikir dan motivasi belajar rendah, kesiapan untuk belajar sangat kurang, dan tidak memiliki buku cetak. Jika ditinjau dari segi guru terletak pada metode dan pendekatan yang digunakan guru. Dari segi materi adalah konsep-konsep pada materi protista bersifat abstrak sehingga siswa

hanya bisa meraba-raba dan

membayangkannya saja tanpa dapat melihat gambar protista dengan jelas dan materi kajian yang terlalu padat.

Jika ketidakpahaman siswa tehadap berbagai materi biologi tidak diatasi akan menimbulkan berbagai hambatan, seperti sulit bagi siswa untuk memahami materi selanjutnya dan menyebabkan miskonsepsi pada konsep lain yang memiliki keterkaitan, yang berakibat tidak tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan serta rendahnya hasil belajar siswa. Menyadari hal itu beberapa penelitian yang relevan telah dilakukan pada mata pelajaran kimia mengenai miskonsepsi tersebut. Menemukan adanya miskonsepsi siswa pada konsep pH larutan penyangga asam. Penelitian yang sama juga dilakukan yang menemukan adanya miskonsepsi atau ketidakpahaman siswa pada materi larutan penyangga.

Untuk mengoptimalkan proses pembelajaran seperti yang diharapkan, maka Pemerintah telah mengamanatkan standar proses yang tertera dalam

(3)

Permendiknas No 41 tahun 2007. Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai kompetensi lulusan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Untuk melihat penyebab ketidakpahaman siswa dalam proses pembelajaran maka harus ditinjau dari ketiga aspek tersebut

kemudian dibandingkan dengan

Permendiknas No 41 Tahun 2007 tentang standar proses untuk satuan pendidikan dasar dan menengah.

Berdasarkan uraian tersebut perlu dilakukan analisis terhadap proses pembelajaran biologi untuk melihat bagaimana proses pembelajaran yang terjadi sebenarnya pada materi Protista ini. Dengan analisis proses pembelajaran ini akan diperoleh informasi secara akurat tentang proses pembelajaran siswa terhadap materi pelajaran biologi khususnya Protista, sehingga bisa dicarikan solusinya.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode ini dipilih dengan suatu pertimbangan bahwa peneliti ingin mendapatkan dan mengkaji suatu data yang mengandung makna secara lebih mendalam tentang gejala, peristiwa, dan kejadian dalam lingkungan yang dialami.

Penelitian ini dilakukan dengan mengikuti empat langkah penelitian yang dikembangkan. Kegiatan ini adalah pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Informan atau sumber data dari penelitian ini adalah guru biologi SMA N 1 Batang Anai dan siswa kelas X3 dan X4. Pemilihan sumber data ini dikarenakan guru yang mengajar biologi di kelas X ini adalah kelas paralel yang diajar oleh guru yang sama.

Dari informan ini nanti akan diperoleh data berupa data hasil observasi, berupa rekaman proses pembelajaran materi protista dan data hasil tes diagnostik bertingkat dua.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

Tes diagnostik tingkat dua dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 7 Desember 2011. Tes diagnostik diberikan kepada siswa kelas X3 dan X4 yang masing-masing kelas terdiri dari 36 orang siswa dan waktu pelaksanaan tesnya berbeda untuk tiap kelas. Perolehan data pemahaman siswa pada tes diagnostik ini dikelompokkan menjadi paham (P), miskonsepsi (M), dan tidak paham (TP). Siswa yang mampu menjawab dengan benar pada soal tingkat pertama dan tingkat kedua dianggap paham, siswa yang yang hanya mampu menjawab dengan benar pada soal tingkat pertama atau sebalikya maka dikategorikan miskonsepsi dan apabila tidak mampu menjawab dengan benar soal tingkat soal pertama dan tingkat soal kedua maka siswa dianggap tidak paham dengan konsep tersebut.

Tes diagnostik tingkat dua ini berisikan dua puluh soal yang terdiri dari satu soal prasyarat mencakup satu konsep prasyarat dan sembilan belas soal yang akan mencakup lima konsep pada materi protista. Namun persentase hasil tes diagnostik yang disajikan pada gambar 1 dan 2 hanyalah soal-soal yang relevan dengan soal ulangan harian yang diberikan guru kepada siswa.

Hal ini dimaksudkan untuk menelusuri lebih jauh penyebab ketidakmampuan siswa dalam menjawab soal-soal ulangan harian dengan benar. Distribusi persentase pemahaman konsep siswa X3 dan X4 pada materi protista ditampilkan pada gambar 1 dan 2 berikut:

(4)

Gambar 1

Gambar 2

Angket tentang aktivitas siswa dalam proses pembelajaran pada materi protista dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 5 Januari 2012 dan Jumat 6 Januari 2012. Untuk kelas X3 angket ini diberikan pada hari Kamis tanggal 5 Januari 2012, sedangkan angket untuk kelas X4 diberikan pada hari Jumat tanggal 6 Januari 2012 dengan waktu yang berbeda setiap kelasnya dan jumlah siswa pada kedua kelas ini sama yaitu berjumlah 36 orang siswa. Angket yang digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa dalam proses pembelajaran materi protista terdiri dari 12 buah item yang dikelompokkan atas tiga indikator. Distribusi persentase aktivitas siswa dalam proses pembelajaran pada materi protista dapat dilihat pada gambar 3 berikut ini:

Gambar 3 Pembahasan

Kegiatan pembelajaran yang terdiri dari Pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup telah di buat sesuai dengan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007, tetapi dari segi isi kegiatan pembelajaran ini ada yang tidak sesuai dengan judulnya, seperti dapat dicontohkan pada proses konfirmasi, guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang paling aktif dengan pujian, acungan jempol, dan diberi permen. Jadi pada proses konfirmasi yang dilakukan guru pada RPP ini belum mencakupi kegiatan konfirmasi yang dijelaskan pada Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007.

Berdasarkan observasi terhadap proses pelaksanaan pembelajaran yang meliputi pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup, ditemukan bahwa pada pendahuluan guru telah melaksanakan kegiatan-kegiatan seperti yang tercantum dalam Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007. Kegiatan awal meliputi guru memberi salam, membuka pelajaran dengan basmalah, mengecek kehadiran siswa dan melakukan apersepsi dan motivasi kepada siswa. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terhadap hasil observasi, angket dan wawancara dapat diketahui bahwa rendahnya hasil belajar siswa selain disebabkan oleh guru dan materi yang bersifat abstrak juga disebabkan oleh siswa itu sendiri.

(5)

Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode ini dipilih dengan suatu pertimbangan bahwa peneliti ingin mendapatkan dan mengkaji suatu data yang mengandung makna secara lebih mendalam tentang gejala, peristiwa, dan kejadian dalam lingkungan yang dialami.

Penelitian ini dilakukan dengan mengikuti empat langkah penelitian yang dikembangkan. Kegiatan ini adalah pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Informan atau sumber data dari penelitian ini adalah guru biologi SMA N 1 Batang Anai dan siswa kelas X3 dan X4. Pemilihan sumber data ini dikarenakan guru yang mengajar biologi di kelas X ini adalah kelas paralel yang diajar oleh guru yang sama. Dari informan ini nanti akan diperoleh data berupa data hasil observasi, berupa rekaman proses pembelajaran materi protista dan data hasil tes diagnostik bertingkat dua.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

Perencanaan proses pembelajaran yang dibuat guru dalam bentuk RPP telah sesuai dengan format Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007, tetapi beberapa komponen RPP belum sesuai dengan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007.

Pelaksanaan proses pembelajaran yang dilaksanakan pada materi protista guru belum sesuai dengan RPP yang dibuat guru, seperti: metode pembelajaran, pendekatan pembelajaran, alokasi waktu yang digunakan, pada kegiatan penutup yang dilaksanakan, materi ajar yang belum memuat gambar-gambar protista yang lengkap, dan sarana prasarana yang tidak memadai.

Penilaian hasil pembelajaran yang dilaksanakan guru belum sesuai dengan standar penilaian berdasarkan Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007, penilaian yang dilakukan guru hanyalah penilaian kognitif saja, guru tidak melakukan penilaian afektif dan psikomotor, dan penilaian yang dilakukan guru juga belum sesuai dengan prinsip penilaian berdasarkan Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 karena guru tidak sistematis dan terencana dalam melakukan penilaian

UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih penulis ucapkan kepada bapak Dr. Azwir Anhar, M.Si dan ibu Dr. Yuni Ahda, M.Si.

DAFTAR PUSTAKA

Lufri. 2007a. Kiat Memahami Metodologi dan Melakukan Penelitian. Padang: UNP Press.

Ratna, W.D. 1988. Teori-teori Belajar.

Jakarta: Erlangga.

Sari, Y. 2011. ―Analisis Konsepsi Siswa Pada Pembelajaran Larutan Penyangga Di SMA Negeri 16 Padang‖. Tesis Tidak Diterbitkan. Padang: Program Pascasarjana UNP.

Eliza 2011.‖Analisis Konsepsi Siswa Pada Pembelajaran Larutan Penyangga Di SMA 1 Payakumbuh‖. Tesis Tidak

Diterbitkan. Padang: Program Pascasarjana UNP.

Miles, M. B dan A.M, Huberman. 1992.

Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI Press.

(6)

Referensi

Dokumen terkait

JASa ( Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi ) Vol. Dari ke enam pernyataan yang diajukan,terdapat satu pernyataan yang dijawab responden dengan nilai

Tabel 1 menunjukan hasil pengujian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa fitur-fitur dalam aplikasi yang dibangun dapat berjalan dengan lancar untuk menjalankan fungsi dari aplikasi

Membuat rangkuman dengan bimbingan guru tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran tentang materi yang baru dilakukan2.

Perancangan untuk implementasi single sign on system menggunakan protokol OAuth dengan studi kasus e-commerce ini terdapat tiga buah e-commerce sebagai media autentikasi dan

Sebaran 21 karakter fenotipe truss mor- phometric ikan tengadak jantan dan betina asal Sumatera, Jawa, dan Kalimantan berdasarkan analisis fungsi

Berdasarkan hasil penelitian prosedur dan evaluasi pembelajaran berbicara dengan menggunakan model pembelajaran talking stick pada Kelas VIII SMP Negeri 5 Ciamis

 Pemberian pupuk vermikompos dengan dosis 1 kg dicampur dengan tanah 10 kg (P1) memberikan hasil yang tertinggi terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, dan

Biro perjalanan umrah yang belum memiliki izin akan menghadapi masalah ketika ia tidak mampu melayani jemaah dengan baik atau gagal memberangkatkan jemaah akibat visa umrah yang