• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES

PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DAN TIPE GROUP INVESTIGATION PADA SUB KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN

(Studi Eksperimen di Kelas X SMA Negeri 4 Kota Tasikmalaya) Tia Mela Anisa, Rakatika

ABSTRAK

Materi pencemaran lingkungan merupakan salah satuh materi biologi yang mempelajari tentang lingkungan yang tercemar, faktor-faktor yang menyebabkan pencemaran lingkungan, sumber-sumber pencemaran lingkungan, dan cara mengatasi pencemaran lingkungan. Dalam proses belajar mengajar pada materi ini masih berpusat pada guru sehingga siswa kurang aktif dalam pertanyaan atau bertanya mengenai materi yang diajarkan. Suasana kelas kurang kondusif terlihat dengan adanya siswa yang tidak terfokus pada mata pelajaran, yang akhirnya berdampak pada hasil belajar siswa yang masih rendah. Oleh karena itu dalam pembelajaran biologi memerlukan model pembelajaran yang berbasis pada keaktifan dan kreativitas siswa yang dapat mengaitkan materi teori dengan kenyataan yang ada dilingkungan sekitarnya. Salah satunya dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe example non-example dan tipe group investigation. Model pembelajaran kooperatif tipe group investigation memiliki keunggulan siswa mampu berkomunikasi dengan baik ataupun dalam keterampilan proses kelompok untuk menginvestigasi suatu masalah.Sedangkan model pembelajaran kooperatif tipe example non-example siswa dapat menganalisis contoh–contoh berupa gambar/foto/ kasus yang bermuatan masalah. Permasalahan yang timbul adalah “apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang proses belajarnya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

example non-example dan tipe group investigation pada sub konsep pencemaran

lingkungan?”

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran koopertif tipe example non-example dan tipe group investigation pada sub konsep pencemaran lingkungan.

Kata kunci: example non-example, group investigation, hasil belajar, pencemaran lingkungan

(2)

2

THE DIFFERENCES STUDENT LEARNING RESULT ON LEARNING PROCESS USING COOPERATIVE LEARNING MODEL EXAMPLE

NON-EXAMPLE TYPE AND GROUP INVESTIGATION TYPE ON THE SUB CONCEPT ENVIRONMENTAL POLLUTION

(An Experimental Study at the X Class of SMA Negeri 4 Kota Tasikmalaya) Tia Mela Anisa, Rakatika

ABSTRACK

Material environmental pollution is one of the subjects of biology that studies of polluted environment, factors that cause environmental pollution, environmental pollution sources, and how to cope with environmental pollution. In the learning process on this matter is still centered on teachers so that students are less active in question or inquire about the material being taught. Less classroom not ensuring seen by the students who are not focused on the subject, which ultimately impact on student learning outcomes are still low. So in biology learning requires learning model based on the liveliness and creativity of students who can associate with the theory material reality surrounding environment. One of them using cooperative learning model example of non-example and type of group investigation. Cooperative learning model group investigation has the advantage of students were able to communicate well or in a group process skills to investigate a problem. While cooperative learning model example of non-example students can analyze non-examples of images / photos / case charged issue The problem that aries is “ whether there is a differences student learning result on learning process using cooperative learning model example non-example type and group investigation type on the sub concept environmental pollution?”

The study concluded that there are differences in the student learning outcomes learning process using cooperative learning model example non-example type and group investigation type on the sub concept environmental pollution.

Keywords : example non-example, group investigation, learning outcomes, environmental pollution

(3)

3 PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pendidikan merupakan perwujudan dari salah satu tujuan pembangunan nasional Indonesia, yaitu ingin mencerdaskan kehidupan bangsa. Saat ini bidang pendidikan merupakan salah satu bidang pambangunan yang dapat perhatian serius dari pemerintah. Dengan memahami tujuan pendidikan maka tercermin bahwa pendidikan merupakan faktor yang sangat strategis sebagai dasar pembangunan bangsa.

Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia, dan salah satu usahanya adalah melalui suatu proses pembelajaran di sekolah. Dalam usaha tersebut, guru merupakan sumber daya manusia yang harus dibina dan dikembangkan secara terus menerus.

Pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang meliputi guru dan siswa yang saling bertukar informasi. Serta pembelajaran pun harus meningkatkan kreativitas siswa yang mengutamakan aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan. Oleh karena itu kurikulum 2013 pun serentak diterapkan di satuan pendidikan. Namun kenyataannya interaksi aktif antara guru dan siswa jarang terjadi. Siswa kurang terampil menjawab pertanyaan atau bertanya tentang konsep yang diajarkan terutama pendidikan sains salah satunya pendidikan biologi.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran Biologi di kelas X SMA Negeri 4 Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2013/2014, diperoleh informasi bahwa rata-rata nilai ulangan mata pelajaran biologi pada sub konsep pencemaran lingkungan belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) yaitu 75,00 = 2,66; predikat B-. Meskipun SMA Negeri 4 Kota Tasikmalaya sudah menggunakan kurikulum 2013 yang menerapkan pembelajaran terpusat pada siswa namun masih saja mengalami kendala salah satunya yang menjadi masalah adalah proses pembelajaran yang masih berpusat pada guru sehingga siswa kurang aktif dalam pertanyaan atau bertanya mengenai materi yang diajarkan. Suasana kelas kurang kondusif terlihat dengan adanya siswa yang tidak terfokus pada mata pelajaran, yang akhirnya berdampak pada hasil belajar siswa yang masih rendah. Oleh karena itu dalam pembelajaran biologi memerlukan model pembelajaran yang berbasis pada keaktifan dan kreativitas siswa yang dapat mengaitkan materi teori dengan kenyataan yang ada dilingkungan sekitarnya.

Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran melalui kelompok yang saling bekerja sama dalam memaksimalkan tujuan belajar. Pembelajaran kooperatif diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa.

Pembelajaran kooperatif juga dapat menjadi cara belajar yang bermakna, mudah diingat, berpikir kritis, dan memotivasi diri sendiri, padahal aspek-aspek tersebut yang merupakan kunci keberhasilan dalam suatu pembelajaran.

Terkait dengan belum optimalnya pemahaman siswa terhadap sub konsep pencemaran lingkungan, maka peneliti akan menggunakan model pembelajaran koopertif tipe example non-example dan group investigation karena dapat melatih keaktifan, ketelitian, kerjasama dan keterampilan siswa dalam memecahkan suatu masalah.

(4)

4

Model pembelajaran kooperatif tipe example non-example adalah model pembelajaran dimana kepekaaan siswa terhadap suatu permasalahan yang ada disekitarnya melalui analisis contoh–contoh berupa gambar/foto/ kasus yang bermuatan masalah.

Selanjutnya, model pembelajaran kooperatif tipe group investigation

adalah model pembelajaran menuntut siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi ataupun dalam keterampilan proses kelompok untuk menginvestigasi suatu masalah.

Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang proses belajarnya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe example non-example dan tipe group investigation pada sub konsep pencemaran lingkungan di kelas X SMA Negeri 4 Kota Tasikmalaya?” Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

example non-example dan tipe group investigation pada sub konsep pencemaran

lingkungan di kelas X SMA Negeri 4 Kota Tasikmalaya. Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan Teoretis

Secara teoretis penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam perkembangan dunia pendidikan, khususnya dalam rangka memperbaiki proses belajar mengajar salah satunya dalam pembelajaran biologi.

2. Kegunaan Praktis a. Bagi sekolah

Memberikan manfaat dan masukan kepada sekolah mengenai strategi atau cara belajar efektif yang berpengaruh demi tercapainya peningkatan kualitas belajar siswa di sekolah tersebut.

b. Bagi guru

Dapat memberi masukan bagi guru tentang pentingnya pemilihan model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Dan masukan untuk mengatasi kesulitan belajar siswa, sehingga dapat meningkatakan proses belajar mengajar

c. Bagi siswa

Dapat meningkatkan kemampuan berfikir siswa sehingga kegiatan belajar mengajar lebih bermakna dan membantu siswa lebih mudah memahami isi materi.

d. Bagi Peneliti

Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam merancang atau menyiapkan suatu strategi pembelajaran yang efektif. Sehingga akan menjadi bekal kelak ketika terjun langsung ke masyarakat menjadi seorang guru yang professional.

(5)

5 PROSEDUR PENELITIAN

Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre- eksperimental

seringkali dipandang sebagai eksperimen yang tidak sebenarnya. Oleh karena itu, sering disebut juga dengan istilah quasi eksperiment atau eksperimen pura-pura. Disebut demikian karena eksperimen jenis ini belum memenuhi persyaratan seperti cara eksperimen yang dapat dikatakan ilmiah mengikuti peraturan-peraturan tertentu.

Variabel Penelitian

1. Variabel bebas dalam penelitian adalah pembelajaran kooperatif tipe example non-example dan tipe group investigation.

2. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa di kelas X IPA SMA Negeri 4 Kota Tasikmalaya.

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 4 Kota Tasikmalaya terdiri dari 5 kelas sebanyak 195 orang. Populasi dianggap homogen dilihat dari nilai rata-rata ulangan umum semester pertama tiap kelas. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa sebanyak 2 kelas yang diambil dari populasi dengan menggunakan teknik cluster random sampling (teknik random atau himpunan).

Disain Penelitian

Disain yang digunakan dalam penelitian ini adalah one shot case study, dimana peneliti hanya mengadakan tperlakuan sekali (posstest) yang diperkirakan sudah memiliki pengaruh, kemuadian melakukan evaluasi atau tes.

Sehingga peneliti dapat membedakan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe example

non-example dan tipe group investigation pada sub konsep pencemran

lingkungan.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik tes. Tes yang digunakan adalah tes akhir belajar (posttest) berupa pilihan ganda dengan 5 option dan berjumlah 40 butir soal.

Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis, dalam bentuk tes objektif dengan 5 option sebanyak 50 butir soal. Aspek yang diukur yaitu dari ranah kognitif yang hanya dibatasi pada jenjang mengingat (C1), memahami (C2), mengaplikasikan (C3) dan menganalisis (C4). Selengkapnya soal yang jawabannya benar diberi skor satu (1), jawaban yang salah diberi skol nol (0). Tujuan uji coba instrumen ini adalah untuk mengetahui apakah instrumen yang telah disusun tersebut telah memiliki validitas dan reliabilitas yang baik

(6)

6 1. Uji Validitas Butir Soal

( ) ( )( ) √{ ( ) ( ) } { ( ) ( ) } 2. Uji Reabilitas r11 =       1 k k         

Vt pq Vt

Teknik Analis Data

Setelah data-data hasil penelitian diperoleh, kemudian dilakukan analisis data dengan menggunakan uji t untuk mengetahui perbedaan rata-rata hasil post test, dan uji t deskriptif untuk mengetahui apakah nilai post test sudah mencapai KKM atau belum pada sub konsep pencemaran lingkungan yang proses pembelajarnya menggunakan model pembelajaran kooperatif example non-example dan tipe group investigation.

PEMBAHASAN

Model Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajan koopertaif adalah suatu model pembelajarn yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpuasat pada siswa, terutama untuk mengatasi masalah yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa yang tidak dapat bekerja sama dengan orang lain.

Menurut Johnson (Lie, Anita 2008:7),”Suasana belajar cooperative learning menghasilkan prestasi yang lebih tinggi, hubungan yang lebih positif, dan penyesuaian psikologis yang lebih baik daipada suasana belajar yang penuh dengan persaingan dan memisah-misahkan peserta didik”.

1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Example Non-Example

Menurut Aqib, Zainal (Aulia Kamil, Ridha 2010:19) “Model pembelajaran kooperatif tipe example non-example adalah model pembelajaran yang didasarkan atas contoh. Contoh dapat diambil dari kasus/gambar yang relevan dengan kompetensi dasar”.

Langkah-langkah model pembelajaran example non-example menurut Huda, Miftahul (2013:235) adalah:

a. guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran;

b. guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan lewat OHP; c. guru membentuk kelompok-kelompok yang masing-masing terdiri

dari 2-3 siswa;

d. guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan kepada setiap kelompok untuk memperhatikan atau menganalisis gambar;

(7)

7

f. memberi kesempatan bagi tiap kelompok untuk membacakan hasil diskusinya;

g. berdasarkan komentar atau hasil diskusi siswa, guru menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingim dicapai; dan

h. penutup.

2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation

Menurut Slavin, (Rusman, 2013:221) “Belajar kooperatif dengan teknik

group investigation sangat cocok untuk bidang kajian yang memerlukan

kegiatan studi proyek terintegrasi”.

Menurut Huda, Miftahul (2013:292) sintak langkah-langkah penerapan strategi pembelajaran group investigation antara lain:

a. tahap 1: seleksi topik

para siswa memilih berbagai subtopic dari sebuah bidang masalah umum biasanya digambarkan terlebih dahulu oleh guru. Mereka selanjutnya diorganisasikan kedalam kelompok-kelompok yang berorientasi pada tugas (task oriented groups) yang berangotakan 2-6 orang. Komposisi kelompok seharusnya heterogen, baik dari sisi jeis kelamin, etnik, maupun kemampuan akademik;

b. tahap 2: perencanaan kerja sama

para siswa dan guru merencanakan berbagai prosedur belajar khusus, tugas, dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topic dan subtopic yang telah dipilih pada langkah sebelumnya; c. tahap 3: implementasi

para siswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada langkah sebelumnya. Pembelajaran harus melibatkan berbagai aktivitas dan keterampilan dengan variasi yang luas.Pada tahap ini, guru harus mendorong para siswa untuk melakukan penelitian dengan memanfaatkan berbagai sumber, baik yang terdapat di dalam maupun di luar sekolah. Guru secara terus-menerus mengikuti kemajuan tiap kelompok dan memberikan bantuan jika diperlukan;

d. tahap 4: analisis dan sintesis

para siswa menganalisis dan membuat sintesis atas berbagai informasi yang diperoleh pada langkah sebelumnya, lalu berusaha meringkasnya menjadi suatu penyajian yang menarik di depan kelas;

e. tahap 5: penyajian hasil akhir

semua kelompok menyajikan presentasinya atas topik-topik yang telah dipelajari agar semua siswa dalam kelas saling terlibat dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topic tertentu. Presentasi kelompok dikoordinir oleh guru; dan

f. tahap 6: evaluasi

para siswa dan guru melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu

(8)

8

keseluruhan.Evaluasi dapat dilakukan pada setiap siswa secara individual maupun kelompok, atau kedua-duanya.

Hasil Penelitian Tentang Perbedaan Hasil Belajar Siswa Yang Proses Belajarnya Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Example Non-Example Dan Tipe Group Investigation Pada Sub Konsep Pencemaran Lingkungan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang proses belajarnya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

example non-example dan tipe group investigation pada sub konsep pencemaran

lingkungan.

Berdasarkan uji normalitas data hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe example non-example diperoleh 2hitung = 2, 756 dan 2tabel = 7,815 maka 2hitung <2tabel, begitu pula data hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation diperoleh 2hitung = 4,698 dan 2

tabel = 7,815 maka 2hitung <2tabel. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kedua data telah diambil dari populasi berdistribusi normal. Untuk mengetahui apakah kedua data hasil tes belajar tersebut variansnya ho,ogen atau tidak, dilakukan uji homogenitas dua varians dengan menggunakan uji Fmaksimum, diperoleh Fhitung= 1,24 dan Ftabel=1,72 maka Fhitung< Ftabel, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok data tersebut variansnya homogen.

Dari pengujian uji t didapat nilai thitung = -10,46 dan ttabel = -1,99 dimana nilai thitung lebih besar dari ttabel dan berada di daerah penolakan Ho, dengan demikian hipptesis yang diajukan yaitu terdapat perbedaan hasil pembelajaran siswa yang proses belajarnya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

example non-example dan tipe group investigation pada sub pencemaran

lingkungan, dapat diterima.

Selain pengujian dengan uji t dilakukan juga dengan uji t deskriptif. Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai thitung = 0,61 yang terletak di daerah penerimaan Ho. Dengan demikian nilai tes akhir siswa kelas X IPA 3 SMA Negeri 4 Kota Tasikmalaya yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation pada sub konsep pencemaran lingkungan telah mencapai KKM. Sedangkan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe example non-example diperoleh nilai thitung = -1,69 yang terletak di daerah penolakan Ho. Dengan demikian nilai tes akhir siswa kelas X IPA 4 SMA Negeri 4 Kota Tasikmalaya yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe example non-example pada sub konsep pencemaran lingkungan tidak mencapai KKM.

Berikut ini merupakan diagram rata-rata posttest siswa kelas X SMA Negeri 4 Kota Tasikmalaya:

(9)

9

Diagram Skor Rata-rata Model Pembelajaran Koopertaif Tipe Example Non-Example dan Tipe Group Investigation Dari hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada sub konsep pencemaran lingkungan lingkungan di kelas X IPA 3 SMA Negeri 4 Kota Tasikmalaya.Hal ini ditunjukan dengan rata-rata posttes

sebesar 30,63 melebihi kriteria ketuntasan minimal yang ditentukan sebesar 30. Sedangkan demikian model pembelajaran kooperatif tipe example non-example

belum dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada sub konsep pencemaran lingkungan di kelas X IPA 4 SMA Negeri 4 Kota Tasikmalaya. Hal ini ditunjukan dengan rata-rata posttest sebesar 26,55 tidak melebihi dari kriteria ketuntasan minimal yaitu sebesar 30.

Dari hasil penelitian dilapangan peneliti menemukan beberapa kelebihan dan kekurangan pada model pembelajaran kooperatif example non-example dan tipe group investigation.

Kelebihan pada Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Example Non-example dan Tipe Group Investigation

Example Non-Example Group Investigation 1. siswa lebih kritis dalam

menganalisis gambar;

2. siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar;dan

3. siswa diberi kesempatan

1. model ini memberikan kesempatan pengembangan kepemimpinan dan mengajar secara diskusi yang sehat di dalam kelompok;

2. memungkinkan guru lebih menaruh perhatian secara individual kepada setiap kebutuhan siswa;

3. memberikan siswa lebih aktif dalam belajar maupun berpartisipasi dan bebas diskusi; dan

4. membangkitkan rasa hormat kepada teman-temannya di dalam kelompok dalam mencapai tujuan

30 30.63 26.55 24 26 28 30 32 KKM X IPA 3 X IPA 4

(10)

10

Kekurangan pada Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Example Non-Example dan Tipe Group Investigation

Example Non-Example Group Investigation 1. tidak semua materi dapat disajikan

dengan model ini

1. model ini biasanya hanya menghendaki “class setting yang

movable”, materi-materi yang

berbeda dan gaya mengajar yang berbeda; dan

2. keberhasilan metode mangajar ini tergantung dari kemampuan masing-masing siswa dalam melaksanakan kerja sama dalam kelompok.

Selain kelebihan dan kekurangan pada saat pelaksanaan ditemukan beberapa kendala atau permasalahan pada proses pembelajaran yaitu:

1. pada saat penyampaian materi ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan; 2. pada saat diskusi ada beberapa siswa yang membicarakan diluar topik

pembelajaran;

3. pada saat siswa memilih sub topik ada beberapa siswa yang tidak memilih sub topik melainkan mengikuti temannya saja; dan

4. pada saat berdiskusi ada beberapa kelompok kurang dapat memanfaatkan waktu yang diberikan.

Berdasarkan kelebihan dan kekurangan serta kendala-kendala pada saat proses pembelajaran dilapangan, peneliti menyarankan bahwa:

1. untuk model pembelajaran kooperatif tipe example non-example sebaiknya gambar atau foto harus jelas agar tidak bersifat ambigu; dan

2. model pembelajaran kooperatif tipe group investigation pembagian sub topik pun harus tepat dan jelas.

PENUTUP Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tersebut, diperoleh simpulan bahwa:

1. terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajaranya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe example non-example dan tipe group investigation pada sub konsep pencemaran lingkungan di kelas X SMA Negeri 4 Kota Tasikmalaya

2. proses pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

group investigation lebih baik dibandingkan proses pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe example non-example yang diterapkan pada sub konsep pencemaran lingkungan di kelas X IPA SMA Negeri 4 Kota Tasikmalaya.

(11)

11 Saran

Berdasarkan simpulan dari hasil penelitian sebagaimana disebutkan di atas, penulis mengajukan saran-saran sebagai berikut:

1. dalam penerapan model pembelajaran khususnya model pembelajaran kooperatif tipe example non-example guru sebaiknya benar-benar memilioh gambar yang mewakili materi yang akan disampaikan sehingga tidak memiliki makna yang ambigu;

2. hendaknya guru menyampaikan tujuan dan langkah-langkah pembelajaran secara jelas dan menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa, sehingga pembelajaran berjalan secara efektif dan efisien.

3. dalam merapkan model pembelajaran group investigation guru harus benar-benar membagi sub topik yang jelas;

4. guru hendaknya melakukan persiapan yang matang sebelum melakukan proses pembelajaran, yang menarik dan mampu untuk membangkitkan rasa ingin tahu siswa; dan

5. guru hendaknya lebih teliti dalam memilih dan menggunakan model pembelajaran, sehingga model pembelajaran yang digunakan dapat mendukung siswa untuk lebih mudah memahami materi yang akan disampaikan.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta: PT Rineka Cipta.

Huda, Miftahul. (2013). Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Jogjakarta: Pustaka Pelajar.

Lie, Anita. (2008). Cooperatif Learning. Jakarta: Grasindo

Suprijono, Agus. (2011). Cooperative Learing. Yogyakarta: PT. Pustaka Pelajar. Riwayat Hidup

Tia Mela Anisa, adalah mahasiswa angkatan 2011 pada program studi pendidikan Biologi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Siliwangi yang sedang melaksanakan penyusunan skripsi untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan (lulus tahun 2015)

Referensi

Dokumen terkait

putranya pada saat belajar di rumah, memberikan teladan kepada anaknya. keadaan ini akan menjadikan anak bermotivasi untuk belajar dan timbul kesadaran dari

Dikuratori oleh Agung Hujatnikajennong (Indonesia) dan Sarah Rifky (Mesir), Biennale Equator #2 akan melibatkan 40 para perupa dari Mesir, Saudi Arabia, dan Uni Emirat Arab

Penelitian dan pembelajaran dilakukan untuk mengembangkan dan menemukan ilmu pengetahuan yang baru sehingga mampu membangun reputasi bagi STIKes

008 Jumlah alat dan mesin pertanian yang diuji/sertifikasi kesesuaiannya terhadap standar 009 Jumlah teknologi (prototipe, model) mekanisasi pertanian mendukung pengembangan

Kabupaten Dompu merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) yang telah menerima izin Hutan Tanaman Rakyat (HTR) dan merealisasikan seluruh target luasan

Upaya untuk memunculkan nilai kekinian sumber daya sebagai modal pembangunan pariwisata dan kota pusaka, merupakan salah satu konsep pembangunan berwawasan pelestarian yang

Pemilihan tema “Repositioning AIS-Indonesia chapter: Mendefinisikan, Membangun, &amp; Mempromosikan Sistem, Kompetensi, &amp; Network Profesional Sistem Informasi Indonesia”

Pandangan Mehdi Golshani sama dengan yang dipahami oleh al-Attas. Al-Attas menyebutkan bahwa kebudayaan Barat adalah kebudayaan sekuler, dalam pengertian tidak memberi ruang bagi