• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Berdasarkan pengamatan pada lahan percobaan maka identifikasi beberapa jenis gulma sebagaimana disajikan pada Tabel 1 dibawah ini.

Tabel 1. Jumlah Populasi Jenis-jenis Gulma pada Tanaman Jagung Varietas Bisi-2 pada Umur 21 HST di Lahan Percobaan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Provinsi Gorontalo.

No Jenis Gulma Golongan Jumlah

Populasi 1. Bayam Duri (Amaranthus spinosus) Berdaun Lebar 34

2. Teki(Cyperus rotundus) Teki 78

3. Meniran (Phylanthus urinaria, Linn.) Berdaun Lebar 39 4. Ciplukan (Physalis peruviana, Linn.) Berdaun Lebar 37 5. Kucing-kucingan (Acalypha indica L.) Berdaun Lebar 30 6. Krokot (Portulaca oleracea) Berdaun Lebar 27

Berdasarkan pada Tabel 1. di atas telihat bahwa jenis gulma yang paling banyak ditemukan pada lahan pertanaman jagung adalah gulma teki (Cyperus rotundus) yang termasuk dalam golongan teki dengasn jumlah sebanyak 78. Sedangkan untuk gulma yang lain berupa bayam duri (Amaranthus spinosus), meniran (Phylanthus urinaria, Linn.), ciplukan (Physalis peruviana, Linn.), kucing-kucingan (Acalypha indica L.), serta krokot (Portulaca oleracea) merupan golongan gulma berdaun lebar yang paling banyak ditemukan pada lahan petanaman jagung.

(2)

Dan untuk jenis gulma yang paling sedikit yang ditemukan pada lahan pertanaman jagung adalah gulma krokot (Portulaca oleracea) dengan jumlah sebanyak 27.

Berikut adalah jenis-jenis gulma yang telah diidentifikasi pada lahan pertanaman jagung :

1) Bayam Duri (Amaranthus spinosus)

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 1. Gulma Amaranthus spinosus

Bayam duri (Amaranthus spinosus) termasuk jenis tumbuhan amatanth. Tumbuhan ini mempunyai batang lunak atau basah, tingginya dapat mencapai 1 meter. Tanda khas tumbuhan bayam duri adalah pada batang, tepatnya dipangkal tangkai daun terdapat duri, sehingga orang mengenal sebagai bayam duri. Bayam duri termasuk tumbuhan liar diantara semak-semak, tepi jalan atau lahan kosong yang tidak dipelihara. Tanaman ini mudah tumbuh di daratan rendah sampai ketinggian 1.400 m dpl. Bayam duri ini mudah berkembang dengan bijinya yang kecil-kecil (Kusumawardhani, 2012).

(3)

Klasifikasi

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta Super Divsi : Spermatophyta Divisi : Magnoliophyta

Klas : Magnoliopsida

Sub Klas : Hamamelidae Ordo : Caryophyllales Family : Amaranthaceae

Genus : Amaranthus

Spesies : Amaranthus spinosus L.(Kusumawardhani, 2012).

Deskripsi

Suku bayam-bayaman atau Amaranthaceae adalah saah satu suku anggota tumbuhan berbunga. Menurut sistep klasifikasi APG II suku ini dimasukan ke dalam bunga Caryophyllales, klas dikotil inti (core eudicost) namun tidak termasuk ke dalam dua kelompok besar, rosids dan asterids. Termasuk ke dalam suku ini pula anggota-anggota Chenopodiaceae sensu Cronquist, yang dalam sistem APG II tidak lagi menjadi takson, tetapi diperlakukan sebagai anak suku Chenopodiaceae di dalam Amarathaceae, setelah dikurangi beberapa anggotanya (Toga, 2012).

(4)

2) Teki (Cyperus rotundus)

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 2. Gulma Cyperus rotundus

Gulma golongan teki termasuk dalam familia Cyperaceae. Batang umumnya berbentuk segi tiga, kadang-kadang juga bulat dan biasanya tidak berongga. Daun tersusun dalam tiga deretan, tidak memiliki lidah-lidah daun (ligula). Ibu tangkai karangan bunga tidak brbuku-buku. Bunga sering dalam bulir (spica) atau anak bulir, biasanya dilindungi oleh satu daun pelindung. Buahnya tidak membuka. Contonya:

Cyperus rotundus, Fimbristylis littoralos, Scripus juncoides. Gulma ini termasuk yang cukup ganas dan penyebaranya luas (Gunawan, 2012).

Klasifikasi Divisio : Spertophyta Subdivisio : Angiospermeae Klas : Monokotiledoneae Ordo : Cyperales Familia : Cyperacea

(5)

Genus : Cyperus

Spesies : Cyperus rotundus (Gunawan, 2012).

Deskripsi

Gulma ini hampir selalu ada disekitar tanaman budidaya, karena mempunyai kemampuan tinggi untuk beradaptasi pada jenis tanah yang beragam. Gulma ini termasuk gulma perennial dengan bagian dalam tanah terdiri dari akar dan umbi. Umbi pertama kali terbentuk pada tiga minggu setelah pertumbuhan awal. Umbi tersebut membentuk akar ramping dan umbi lagi, demikian seterusnya (1 m2 sedalam 10 cm = 1.600). Umbi tidak tahan kering, selama 14 hari di dawah sinar matahari, daya tumbuhnya akan hilang. Batang berbentuk tumpul atau segi tiga. Daun pada pangkal batang terdiri dari 4-10 helai, pelepah daun tertutup tanah. Helai duan bergaris dan berwarna hijau dan mengkilat. Bunga mempunyai benang sari tiga helai, kepala sari kuning cerah, dan tangkai putik bercabang tiga berwarna coklat (Gunawan, 2012).

Teki dapat tumbuh meluas terutama di daerah tropis kering, berkisar pada ketinggian 1-1000 m dpl, dan curah hujan antara 1500-4000 mm per tahun (Gunawan, 2012).

(6)

3) Meniran (Phylanthus urinaria, Linn.)

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 3. Phylanthus urinaria, Linn.

Meniran merupakan gulma biasa tumbuh liar ditempat lembab dan berbatu seperti di pinggir jalan, selokan atau lahan terlantar. Meniran dapat tumbuh subur diketinggian hingga 1000 m dpl. Nama latin Phylanthus urinaria atau Phylanthus naruri termasuk famili euphorbiaceae. Tanaman tumbuh tegak setinggi 30-50 cm. Meniran merupakan tanaman semusim yang banyak tumbuh pada awal musim hujan. Tanaman memiliki batang berwarna hijau pucat hingga kemerahan, berdaun tunggal dan letaknya berseling. Daun berbentuk bulat telur, pada bagian ujung tumpul, panjang sekitar 1,5 cm dam lebar 7 mm. Bentuk buah kotak hingga bulat pipih, diameter 2,5 mm. Biji berwarna coklat, bentuk seperti ginjal dan keras. Daerah Sunda tanaman ini disebut memeniran dan di Maluku dikenal dengan nama gosou ma dungi

(7)

Syarat tumbuh, meniran tumbuhan yang berasal dari daerah tropis dan tumbuh liar di hutan-hutan, lading-ladang, kebun-kebun maupun pekarangan halaman rumah. Umumnya tanaman ini tidak dipelihara, karena dianggap tumbuhan rumput biasa (Inddera, 2012).

Meniran mengandung filantin, hipofilantin, kalium, damar, dan tannin.

Filantin dan hipofilantin berkhasiat melindungi sel hati dan zat toksik (hepatoprotektor). Meniran berkhasit membersihkan hati/ sakit kuning (liver), ayan, perada demam, peluruh kencing, peluru dahak, peluruh haid, disentri, mengobati jerawat dan menambah nafsu makan (Inddera, 2012).

Klasifikasi Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Klas : Magnoliopsida Ordo : Euphorbiales Family : Phyllantthaceae Genus : Phyllanthus

Spesies : Phylanthus urinaria, Linn. (Lansida, 2010).

Deskripsi

Suku : Euphorbiaceae

Perawakan : Herba, tegak, setahun (anual), 0,5-1 m Batang : Bercabang satu tingkat, hijau, gundul

Daun : Tunggal, bertangkai, helaian bentuk bulat telur –bulat memanjang, pangkal membulat –tumpul, ujung membulat –

(8)

tumpul –runcing, bagian atas hijau terang, 0,5-2 cm x 0,25-0,5 cm

Bunga jantan : Terletak di ketiak daun cabang pangkal 1-4,2-3 bunga, tangkai 0,5-1 mm, lobus perhiasan bulat telur terbalik, terang –merah

Bunga betina : Terletak di ketiak daun cabang ujung, tangkai 0,75-1 mm, lobus perhiasan membulat-bulat memenjang, hijau, 125-1,5 mm

Benang sari : Kepala sari membuka horizontal Putik : Tunggal, 3-9 ruang

Buah : Halus, diameter 2-2,5 mm, tangkai 1,5-2 mm, menebal diujung (Yuliyanti, 2010).

4) Ciplukan (Physalis peruviana, Linn.)

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

(9)

Bagi segian orang tanaman ini mungkin menjadi pengganggu, apalagi bagi petani tanaman ini dianggap sebagai gulma yang mengganggu pertumbuhan tanaman mereka. Namun dibalik itu semua tanaman ini memiliki segudang manfaat, tetapi banyak orang yang belum mengetahuinya. Buah ciplukan rasanya manis agak masam. Karena tumbuhan ini liar, maka tak jarang kita dapat menjumpainya di lahan-lahan kosong, ladang dan lain sebagainnya. Tanaman ini mungkin sangat asing, terutama masyarakat yang tinggal di perkotaan. Buah yang bentuknya bulat-bulat kecil atau seperti kelereng ini hanya dapat ditemui ketika musim tanaman palawijja berlangsung. Ciplukan dapat tumbuh di Indonesia dengan subur di daratan rendah sampai ketinggian 1550 m dpl, tersebar di tanah tegalan sawah-sawah kering, serta dapat ditemukan di hutan-hutan jati (Bundertown, 2010).

Klasifikasi

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta Super Divisoa : Spertophyta Divisi : Magnoloiphyta

Klas : Magnoliopsida

Sub klas : Asteridae

Ordo : Salonales

Family :Salonaceae Genus : Physalis

(10)

Deskripsi

Tanaman ciplukan yang dalam bahasa latinnya bernama Morel berry

(Inggris), Ciplukan (Jawa), Cecendet (Sunda), Yor-yoran (Madura), Lapinonat

(Seram), Angket atau Keceplokan (Bali), Dedek (Sasak), Letetokan (Minahasa),

Kapstachelbeere (Jerman), Physalis peruviana (Prancis), masuk dalam tumbuhan-tumbuhan liar. Biasanya tumbuhan-tumbuhan ciplukan berumur setahun, tegak, tinggi s/d 1 m. batang berusuk (angulata) bersegi tajam dan berongga. Daun berbentuk bundar telur memanjang berujung runcing dengan tepi rata atau tidak, 2,5-10,5 x 1-15 cm (Bundertown, 2010).

Bunga di ketiak dengan tangkai yang tegak, berwarna keunguan, dan dengan ujung yang mengangguk. Kelopak berbagi lima dengan tajuk yang bersudut tiga dan meruncing, hijau dengan rusuk keunguan. Mahkota serupa lonceng, berlekuk lima dangkal, kuning muda dengan noda kuning tua dan kecoklatan di leher bagian dalam, 7-9 mm tingginya. Tangkai sari kuning pucat dengan kepala sari biru muda. Buah dalam bungkus kelopak yang menggelembung berbentuk telur berujung meruncing, hijau muda kekuningan, dengan rusuk keunguan, 2-4 cm panjangnya. Buah buni di dalamnya bulat memnjang, 1,5-2 cm, kekuningan jika masak, manis dan disukai anak-anak (Bundertown, 2010).

(11)

5) Kucing-kucingan (Acalypha indica L.)

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 5. Gulma Acalypha indica L.

Klasifikasi Kingdom : Plantae Subdivisio : Angiospermae Division : Spermatophyta Klas : Dicotyledoneae Ordo : Euphorbiales Family : Euphorbiaceae Genus : Acalypha

Spesies : Acalypha indica L.

Deskripsi

Kucing-kucingan merupakan gulma yang sangat umum ditemukan tumbuh liar dipinggir jalan, lapangan rumput, maupun di lereng bukit. Herba semusim, tegak 30-50 cm, bercabang dengan garis menajang kasar, berabut halus. Daun tunggal,

(12)

bertangkai panjang, letak tersebar. Helaian daun berbentuk bulat telur sampai lanset, tipis, ujung dan pangkal runcing, tepi bergerigi, panjang 2,5-8 cm, lebar 1,5-3,5 cm, berwarna hijau. Bunga majemuk, berkelamin satu, keluar dari ketiak daun, kecil-kecil, dalam rangkaian berbentuk bulir. Buahnya buah kotak, bulat, hitam. Biji bulat panjang, berwarna coklat. Akarnya akar tunggang, berwarna putih kotor. Akar tumbuhan ini sangat disukai oleh kucing dan anjing, yang dikonsumsi dengan cara dikunyah. Kucing-kucingan dapat diperbanyak dengan biji (Zabreax, 2009).

6) Krokot (Portulaca oleracea)

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 6. Gulma Portulaca oleracea

Suatu gulma yang sukulen, batang penuh berdaging lunak dan tumbuh tegak atau merata yang teragantung cahaya. Gulma ini termasuk golongan semusim, yang berasosiasi dengan 45 jenis pertanaman (Gunawan, 2012).

(13)

Klasifikasi Divisio : Spermatophyta Klas : Monokotiledoneae Ordo : Portulacales Family : Portulaceae Genus : Portulaca

Spesies : Portulaca oleracea (Gunawan, 2012).

Deskripsi

Krokot adalah gulma semusim yang membentuk biji untuk perbanyakannya dan dapat dari bagian batang bila tumbuh pada tanah yang lembab. Batang berdaging, terbentang dan berwarna kemerah-merahan, bentuk bulat, panjang kurang lebih 10-50 cm, di mana ruas tua tak berambut. Daun sebagian, tersebar, berhadapan, bertangkai pendek, ujung daun melekuk ke dalam, bulat atau tumpul (0,2-4 cm). Buah berbentuk kotak dan berbiji banyak (4-8 mm). Biji (0,5 mm) berbentuk oval warna hitam mengkilat, permukaanya tertutup kulit yang agak berkerut (Gunawan, 2012).

Gulma ini pada awal pertumbuhannya tumbuh lambat dan menjadi cepat setelah 15 hari dan pada akhir minggu ke-4 terbentuk 10 daun. Bunga terbentuk sepanjang musim di daerah tropis (daur hidupnya 3-5 bulan) di bawah kondisi ternaung akan tumbuh membentang dan tegak, serta membentuk bunga. Suhu optimal yang dibutuhkan ialah 15-35o C di mana bunga dan biji dihasilkan dengan baik sekali. Sebaliknya di bawah intensitas cahaya tinggi krokot ini dapat layu (Gunawan, 2012).

(14)

4.2 Pembahasan

Tanaman jagung yang masih muda (satu bulan), pertumbuhanya belum maksimal dan ruang tumbuh yang masih kosong akan ditempati oleh gulma. Hal tersebut disebabkan karena cara tanam jagung yang dilakukan dengan menanamkan biji-biji jagung dengan cara melubangi gundukan-gundukan tanah dengan menggunakan jarak tertentu keseluruh area, sehingga tidak meratanya pertumbuhan jagung menyebabkan gulma tumbuh pada tempat yang tidak ditumbuhi jagung. Hal ini sesuai dengan pendapat Rukmana dan Yudirachman (2007), yang menyatakan bahwa ruang tumbuh yang masih kosong akan ditempati gulma.

Bedasarkan uraian pada Tabel 1. bahwa jenis gulma yang paling banyak ditemukan pada lahan pertanaman jagung adalah gulma teki (Cyperus rotundus). Pada famili Cyperaceae yang termasuk di dalamnya Cyperus rotundus,gulma dengan familia ini banyak ditemukan diseluruh petak pengamatan karena mempunyai kemampuan yang tinggi untuk beradaptasi pada jenis tanaman yang beragam, dapat berkembang biak dengan biji dan umbi. Umbi terbentuk setelah tiga minggu dari pertumbuhan awal, selanjutnya membentuk rimpang dan umbi. Hal tersebut sesuai dengan sifat dari famili Cyperaceae yang dapat tumbuh dalam kondisi yang ekstrim karena termasuk gulma ganas. Akibatnya gulma tersebut dapat menguasai ruang tempat tumbuh dan unggul dalam bersaing dengan tanaman pokok. Hal ini sesuai dengan pendapat Le Roy G.Holm et al., (1988), yang menyatakan bahwa famili

Cyperaceae termasuk gulma yang mempunyai kemampuan adaptasi tinggi dan akar rimpang yang kuat, serta dapat berkembang biak dengan biji dan umbi.

(15)

Gulma lain seperti bayam duri (Amaranthus spinosus), meniran (Phylanthus urinaria, Linn.), ciplukan (Physalis peruviana, Linn.), kucing-kucingan (Acalypha indica L.), dan krokot (Portulaca oleracea) yang merupakan golongan gulma berdaun lebar yang paling banyak ditemukan pada lahan pertanaman jagung. Salah astunya famili Amaranthaceae yaitu, Amaranthus spinosus (L.), atau Amaranthus gracilis yang termasuk dalam golongan gulma beradaun lebar ini banyak ditemukan karena banyak mempunyai biji yang menyebar di areal lahan. Didukung dengan tanah yang basah pada saat musim hujan pada saat penelitian. Hal tersebut menyebabkan famili tersebut dapat menyebar ke seluruh areal. Hal ini didukung oleh pendapat Sastroutomo dan Sutikno (1999), yang menyatakan bahwa family Amaranthaceae

mempunyai biji yang banyak, mudah menyebar, serta dapat tumbuh pada tanah yang basah dan dapat menyebar keseluruh areal penanaman.

Gulma yang termasuk dalam golongan berdaun lebar pada umumnya mulai tumbuh pada jagung usia 3-4 minggu sampai panen. Gulma ini dapat tumbuh pada tempat terlindung, mempunyai sistem perakaran yang panjang dan menjalar di atas permukaan tanah, berkembang biak melalui biji. Jenis gulma ini dapat beradaptasi dengan lingkungan, tahanterhadap naungan disertai denganpertumbuhan yang cepat. Pada saat jagung umur 4 minggu beberapa famili gulma seperti phyllantthaceae dan

salonaceae dapat tumbuh denganbaik. Halini sesuai dengan pendapatTjitrosoedirjo (2010), bahwa gulma berdaun lebar mempunyai akar yangmenjalar, dan berkembang biak dengan biji sehingga dapat tumbuh menyebar. Sesuai dengan pendapat Karlina (2010), yang menyatakan bahwa gulma cepat menyebar, karena mempunyai bayak biji dan ruang yang kosong mempengaruhi munculnya spesies gulma. Beberarapa

(16)

famili gulma mempunyai masa dormansi biji yang berbeda-beda, sehingga waktu tumbuh atau berkecambahnya juga berbeda-beda seperti famili Comelinaceae, yaitu spesies Murdannia nudiflora. Ini ditemukan banyak pada tanaman jagung yang berumur 4 minggu famili Capparidaceae, yaitu spesies Clemo rutidosperma DC., dan Clemo viscose L.

Ketika terjadi persaingan antara gulma dengan tanaman budidaya, maka gulma akan mengeluarkan zat allelopati. Terlihat pada jagung umur 6 minggu, karena adanya penambahan gulma sehingga zat allelopati juga semakin banyak. Zat allellopati menyebabkan jagung kerdil ditandai dengan pertumbuhan jagung yang tidak sempurna, antara lain kehilangan zat hijau daun (klorosis) ditandai dengan daun berwarna kekuningan, serta kematian jaringan (nekrosis) ditandai dengan daun berwarna kecoklatan. Hal ini didukung oleh Ardjasa dan Bangun (1985), yang menyatakan bahwa zat allelopati bersifat racun atau toksik yang menyebabkan tanaman kerdil, permukaan daun berwarna kekuningan, dan kecoklatan.

Gambar

Tabel  1.  Jumlah  Populasi  Jenis-jenis  Gulma  pada  Tanaman  Jagung  Varietas  Bisi-2  pada  Umur  21  HST  di  Lahan  Percobaan  Balai  Pengkajian  Teknologi  Pertanian (BPTP) Provinsi Gorontalo
Gambar 1. Gulma Amaranthus spinosus
Gambar 2. Gulma Cyperus rotundus
Gambar 3. Phylanthus urinaria, Linn.
+4

Referensi

Dokumen terkait

Rimpang gulma teki (Cyperus rotundus) sebanyak 2 biji disemaikan kedalam polibag, jumlah polibag keseluruhan adalah 250 polibag. Kemudian dilakukan penyiraman 2 x sehari

Berdasarkan pengamatan dan wawancara langsung maka ditemukan beberapa kekurangan dalam pembelajaran ini yakni siswa terlalu antusias dalam mencari bangun yang berbentuk

Pemanfaatan Ekstrak Daun Cengkeh (Syzygium aromaticum L.) sebagai Herbisida Alami terhadap Pertumbuhan Gulma Rumput Teki (Cyperus rotundus L.).. Dasar-Dasar

Penelitian ini adalah untuk menguji efektivitas ekstrak daun pepaya (Carica papaya L.) dalam mengendalikan gulma teki (Cyperus rotundus L.) dan pengaruhnya terhadap

Berdasarkan Tabel 19 dapat diketahui bahwa terdapat 15 jenis tumbuhan yang tergolong ke dalam 12 famili dapat ditemukan pada ekosistem Hutan Alam maupun ekosistem hutan lainnya

menunjukkan gambar pecahan dan siswa diminta kembali meneliti gambar tersebut.. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh pengamat tersebut hampir tidak ditemukan

Selanjutnya grafik struktur tegakan untuk keseluruhan petak ukur pada Gambar 9 di atas pada kelompok jenis agathis terlihat keganjalan dari segi bentuk kurva famili

Setelah melakukan pengamatan, pengambilan dan identifikasi sampel maka jumlah species yang dapat ditemukan pada wilayah HPGW yaitu delapan belas spesies, lima genus