• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aplikasi Peta Tiga Dimensi Interaktif Menggunakan Unreal Engine pada Jurusan Teknik Industri, UPT Bahasa, dan Graha ITS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Aplikasi Peta Tiga Dimensi Interaktif Menggunakan Unreal Engine pada Jurusan Teknik Industri, UPT Bahasa, dan Graha ITS"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Abstrak—Pesatnya perkembangan teknologi informasi diiringi dengan kesadaran masyarakat akan pentingnya teknologi informasi dalam memenuhi kebutuhan atas informasi. Salah satu kebutuhan tersebut adalah visualisasi informasi. Visualisasi dua dimensi(2D) berupa gambar sering digunakan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Namun banyak kekurangan yang dimiliki dari visualisasi 2D tersebut, antara lain hanya bisa memberikan visualisasi dari satu sudut pandang. Dengan visualisasi 3D, kekurangan visualisasi 2D yang hanya bisa menampilkan informasi dari satu sudut pandang dapat teratasi.

Seiring dengan kemajuan teknologi, sekarang telah ada 3D game engine yang dapat digunakan untuk membangun aplikasi 3D dengan biaya yang cukup rendah dan waktu pengerjaan yang relatif lebih cepat. Dengan 3D game engine dapat dihasilkan aplikasi 3D yang interaktif sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat visualisasi informasi yang tidak satu arah.

Pada penelitian ini, penulis akan mengembangkan aplikasi peta 3D menggunakan salah satu game engine yaitu Unreal Engine. Unreal Engine, memliki kemampuan untuk membuat lingkungan virtual yang sesuai dengan dunia nyata. Lokasi peta yang dibuat berupa aplikasi peta 3D, adalah gedung Jurusan Teknik Industri, UPT Bahasa, dan Graha ITS. Penulis mengharapkan, aplikasi ini dapat digunakan untuk menunjukkan gedung Jurusan Teknik Industri, UPT Bahasa, dan Graha ITS dengan interaktif dan akurat.

Kata Kunci—3D, Unreal Engine, Jurusan Teknik Industri, UPT Bahasa, dan Graha ITS.

I. PENDAHULUAN

erkembangnya teknologi grafik komputer, membuat permintaan mengenai cara penyajian informasi mengenai bangunan berkembang secara cepat. Visualisasi dua dimensi(2D) sekarang telah ditinggalkan karena hanya dapat memberikan informasi secara parsial sehingga sekarang visualisasi tiga dimensi(3D) semakin sering digunakan karena pengguna dapat mencerna informasi secara utuh dan akurat sesuai dengan keadaan nyata. Dahulu visualisasi 3D membutuhkan biaya yang sangat besar. Tetapi karena permintaan masyarakat yang sangat besar mengenai teknologi grafik komputer. Perusahaan berlomba-lomba untuk membuat kartu grafis yang murah tetapi cukup bagus. Disamping itu, beberapa perusahaan game membuat game engine untuk memudahkan pengembangan game.Beberapa engine bisa didapatkan dengan biaya kecil atau bahkan tanpa biaya sama sekali karena merupakan aplikasi open source.

Pada tugas akhir ini, penulis mengembangkan peta 3D dari gedung Jurusan Teknik Industri, UPT Bahasa, dan Graha ITS menggunakan salah satu game engine yaitu Unreal Engine.Unreal Engine, adalah aplikasi open source yang memliki kemampuan untuk membuat lingkungan virtual yang sesuai dengan dunia nyata. Engine ini memiliki tools yang lengkap untuk membangun sebuah game dan membutuhkan

resource yang cukup rendah dibandingkan game engine yang lain.

Permasalahan yang akan terselesaikan dalam tugas akhir ini adalah Bagaimana membangun peta tiga dimensi interaktif yang membutuhkan resource relatif rendah (komputer spesifikasi sedang) untuk dijalankan dengan menggunakan

Unreal Engine ? Bagaimana membuat peta tiga dimensi interaktif yang terstandardisasi sehingga dapat diintegrasikan dengan yang lain (dalam studi kasus ini Jurusan Sistem Informasi)?

Batasan pemasalahan dalam tugas akhir ini adalah aplikasi yang dikembangkan tidak mencakup hubungan interaksi antar pengguna, tidak menerapkan Artificial Intelligence, hanya bisa diakses satu pengguna dalam satu waktu, tidak dapat dibuah oleh pengguna, dan mencakup peta gedung Jurusan Teknik Industri, UPT Bahasa dan Graha ITS.

Tujuan dari penelitian ini adalah membangun aplikasi peta 3D interaktif dari gedung Jurusan Teknik Industri, UPT Bahasa dan Graha ITS yang terstandardisasi agar terintegrasi dengan aplikasi peta 3D interaktif yang letaknya berdekatan (dalam studi kasus ini Jurusan Sistem Informasi) dan meningkatkan penggunaan Unreal Engine agar aplikasi peta 3D interaktif yang dibuat ini bermanfaat bagi pihak institusi ITS dan pihak masyarakat umum karena pihak masyarakat dapat melihat peta Jurusan Teknik Industri, UPT Bahasa, dan Graha ITS tanpa harus datang ke lokasi jurusan tersebut. Kemudian pihak institusi ITS juga dapat menyebarluaskan informasi mengenai ITS ke berbagai daerah dimana penduduk daerah tersebut tidak dapat melakukan kunjungan langsung ke ITS karena berbagai kendala.

Aplikasi ini akan mengenalkan masyarakat indonesia tentang pemanfaatan game engine. Salah satu pemanfaatan lainnya adalah penggunaan game engine untuk edutaiment

(educational entertainment, yaitu salah satu bentuk edukasi yang dibuat menyenangkan). Salah satu contoh penerapannya di edutainment adalah penggunaan game engine untuk membuat visualisasi dari bangunan terkenal ataupun bersejarah. Sehingga seseorang akan dapat mempelajari

Aplikasi Peta Tiga Dimensi Interaktif

Menggunakan Unreal Engine pada Jurusan

Teknik Industri, UPT Bahasa, dan Graha ITS

Edo Rachmansyah, dan Dr. Eng. Febriliyan Samopa, S.Kom, M.Kom

Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111

E-mail: iyan@is.its.ac.id

(2)

bentuk bangunan tanpa harus mengeluarkan biaya yang banyak. Penulis berharap dengan dimulainya pengembangan ini, akan ada pengembang lainnya yang mengembangkan

game engine untuk aplikasi Edutainment yang membutuhkan

resource rendah untuk dijalankan.

II. METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode sebagai berikut:

A. Studi Literatur

Pada tahap ini penulis melakukan studi mengenai teknis penggunaan Unreal Development Kit (UDK) dan mempelajari penelitian tugas akhir sebelumnya yang juga menggunakan UDK.

B. Survei Kasus

Pada tahap survei dan pengambilan data ini, dilakukan dengan cara memfoto ataupun membuat video gedung serta objek objek yang akan divisualisasikan kedalam Unreal Engine. Selain objek dan gedung, penulis melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk mengetahui alur atau prosedur dari interaksi yang akan dibuat.Survei yang dilakukan meliputi keseluruhan fisik bangunan, diantaranya :

a) Gedung Jurusan Teknik Industri terdiri dari ruangan-ruangan kelas tempat perkuliahan dilakukan. Termasuk ruang dosen, ruang tata usaha, ruang sidang, dan sebagainya.

b) Parkir mobil dan sepeda motor Jurusan Teknik Industri, parker mobil dan sepeda motor yang disediakan untuk mahasiswa, dosen dan karyawan Jurusan Teknik Industri

c) Gedung UPT Bahasa terdiri ruangan-ruangan kelas tempat belajar mengajar dilakukan. Termasuk ruang dosen, ruang tata usaha, dan ruang multimedia

d) Gedung Graha ITS terdiri dari tribun, panggung, dan kantor administrasi.

C. Standardisasi Peta

Pada Tahap ini dilakukan standarisasi dengan mengacu kepada standar pengembangan peta tiga dimensi yang sudah ditetapkan pada pengembangan aplikasi INI3D sebelumnya. Beberapa hal yang distandarkan antara lain adalah sebagai berikut:

a) Skala ukuran sebenarnya dengan peta yang akan dibuat adalah 1 meter pada ukuran sebenarnya sama dengan 64 pixel dalam UDK

b) Pembulatan ukuran dibulatkan ke bawah tanpa koma c) UDK yang digunakan adalah UDK versi Februari 2012 d) Tampilan langit yang sama

e) Aktor yang digunakan

f) Interaksi standar yang harus ada yaitu: • Buka dan tutup pintu

• Lampu dapat dimatikan dan dinyalakan

• Naik dan turun tangga

D. Pembuatan Aplikasi

Tahapan ini merupakan tahapan inti dalam pengerjaan Tugas Akhir ini, yaitu pembuatan aplikasi.. Proses pembuatan aplikasi sendiri dapat dilihat dari diagram dibawah ini :

Gambar 1 Alur pembuatan aplikasi E. Validasi Aplikasi

Pada tahapan ini, aplikasi yang ada dicek apakah sudah sesuai dengan kondisi pada kenyataannya dan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Penulis membandingkan peta 3D interaktif dengan blueprint yang didapat saat survey dan foto-foto ruangan terkait.

F. Integrasi

Pada tahap ini akan dilakukan integrasi beberapa peta dengan yang berkaitan dari letaknya. Pada tugas akhir ini penulis melakukan integrasi gedung Jurusan Teknik Industri dengan Jurusan Sistem Informasi (penelitian yang berbeda) karena ruang dosen dan ruang kelas dari kedua gedung tersebut berhubungan.Serta dilakukan integrasi antar gedung Jurusan Teknik Industri, UPT bahasa, dan Graha ITS(tugas akhir yang sama) karena letaknya yang berdekatan.

G. Testing Integrasi

Pada tahapan ini dilakukan pengujian terhadap peta yang diintegrasikan satu dengan yang lain. Tahap pengujian ini meliputi apakah aktor dapat berjalan melewati gedung lain yang diintegrasikan, apakah aktor dapat berinteraksi dengan objek seperti pintu, lampu dan interaksi yang ada lainnya, serta fungsi streaming yang digunakan berjalan lancar ataukah tidak.

Pengujian aplikasi Integrasi aplikasi Penambahan suara untuk narasi

Pemberian interaksi terhadap objek objek yang sudah dibuat dan diletakkan didalam gedung

Pengaturan pencahayaan peta

Pembuatan lingkungan dengan fluidsurfaceactor, terrain, speedtree dan pergantian siang dan malam

Pembuatan dan peletakan objek 3D yang kemudian diimport kedalam UDK agar dapat digunakan

Pemberian material pada geometri atau rangka gedung agar gedung terlihat seperti kondisi nyata

Pembuatan geometri atau rangka bangunan berdasarkan hasil survei yang dilakukan

(3)

H. Dokumentasi

Tahap ini dilakukan dari awal pengerjaan tugas akhir hingga selesai. Pada tahap ini akan dilakukan penulisan setiap langkah-langkah pengerjaan dan pendokumentasian pengerjaan tugas akhir ini dari awal hingga akhir serta ditulis dalam format tugas akhir sehingga menghasilkan sebuah buku tugas akhir.

III. DESAINAPLIKASI

Desain sistem dibuat dengan mengacu pada kebutuhan aplikasi yang dibagi menjadi 2, yaitu fungsionalitas dan non fungsionalitas. Kebutuhan fungsionalitas aplikasi didefinisikan sebagai berikut:

1. Melihat Peta Tiga Dimensi (3D) 2. Melihat Peta Dua Dimensi (2D) 3. Navigasi

4. Interaksi dengan Objek 5. Mengubah Resolusi

Terdapat pula beberapa kebutuhan non-fungsional seperti berikut :

1. Perangkat keras (komputer)

2. Unreal Development Kit Ver. Februari 2012 3. Aplikasi pendukung lainnya

Dalam pengembangannya, direncanakan apa saja interaksi yang dapat dilakukan pengguna dengan objek-objek yang ada dalam peta tiga dimensi nantinya. Tabel 1 adalah desain interaksi yang dirancang dalam peta tiga dimensi:

Tabel 1 Desain interaksi

No Interaksi Deskripsi

1. Membuka pintu Pintu dapat terbuka

2. Menutup pintu Pintu dapat tertutup

3. Menyalakan lampu Lampu dapat menyala

4. Memadamkan lampu Lampu dapat padam

5. Menaiki tangga Menaiki tangga

6. Menuruni tangga Menuruni tangga

7. Informasi ruangan Penjelasan singkat mengenai nama dan kegunaan dari sebuah ruangan

8. Simulasi langit Menampilkan simulasi langit dari pagi hingga malam hari (skala konversi 1 menit = 1 jam)

9. Simulasi Prosedur Tes ITS-EFL

Melihat tata cara mengikuti Tes ITS EFL dari mendaftar hingga mengambil sertifikat ITS EFL.

10. Interaksi fasilitas Lab Multimedia

Menggunakan televisi dan audio video player untuk belajar bahasa di Lab Multimedia UPT Bahasa

11. Simulasi Prosedur Peminjaman Graha ITS

Melihat tata cara meminjam Graha ITS dari memilih jadwal yang tersedia hingga membayar biaya peminjaman. Disertai keterangan ruangan yang bisa disewa dan video pemakaian Graha ITS untuk acara.

IV. IMPLEMENTASIDANUJICOBASISTEM Pengembangan aplikasi ini dilaksanakan melalui tahap-tahap berikut :

A. Pembuatan Geometri

Hal pertama yang harus dilakukan dalam proses pembuatan aplikasi ini dimulai dengan pembuatan Level Map. Level Map ini dibangun dari data hasil survei baik berupa foto ataupun video dan juga denah gedung yang didapat dari BAUK ITS, serta Level Map 2D yang telah dibuat sebelumnya pada tahap desain. Pembuatan Level Map 3D ini mencakup pembuatan geometri dan pemberian material.Dalam pembangunan geometri terdapat 2 mode yang biasanya digunakan dalam membuat geometri dalam UDK Editor yaitu

additive dan substract. Untuk membuat geometri tiga dimensi kita menggunakan additive dan untuk memotong atau menghilangkan bagian geometri tersebut kita menggunakan

substract.Hasil dari pembuatan geometri tigadimensi dengan

additive tersebut dalam UDK disebut brush.

Gambar 2 Tampilan Unreal Editor saat membuat geometri bangunan B. Pemberian Material

Setelah geometri selesai dibuat, permukaan dari brush yang dihasilkan masih menggunakan default material berupa kotak biru putih. Maka dari itu dilakukan proses berikutnya yaitu penambahan material sesuai dengan kondisi nyata yang didapat dari hasil survei.

Gambar 3Tampilan bangunan setelah diberi material C. Peletakan Objek 3D

Setelah melakukan export object 3D menjadi format .FBX, maka proses import object kedalam package UDK bisa

(4)

dilakukan. Hal yang harus dipastikan saat mengimport object

ke dalam package adalah memilih tipe StaticMesh.

D. Pembuatan lingkungan dengan fluidsurfaceactor, terrain, dan speedtree

Ditambahkan pula fluidsurfaceactor yaitu aktor yang memvisualisasikan cairan. Aktor ini ditambahkan jika dalam peta 3D kita akan dibuat kolam, selokan, atau bentuk lain yang membutuhkan cairan( yang biasanya berupa air). Terdapat juga terrain yang merupakan aktor yang digunakan untuk membuat lingkungan tanah yang dinamis, aktor ini digunakan jika kita membutuhkan bentuk seperti gunung, bukit, cekungan tanah untuk lautan, danau, dsb.

Gambar 4 Contoh penggunaan Terrain danFluidActor

E. Pengaturan Pencahayaan

Agar peta 3D ini terlihat lebih nyata maka dilakukan pengaturan pencahayaan, sehingga nantinya efek-efek seperti bayangan benda dan warna cahaya seperti cahaya matahari pada peta terlihat lebih jelas dan nyata. Pengaturan cahaya di UDK dilakukan melalui beberapa kelas aktor light (cahaya). Terdapat beberapa jenis kelas aktor light yang ada, yaitu

DirectionalLight, PointLight, SkyLight, dan SpotLight. Untuk

pencahayaan alam, digunakan aktor

DominantDirectionalLight yang memberikan efek

pencahayaan matahari untuk keseluruhan lokasi peta 3D. Sedangkan untuk pencahayaan ruangan, digunakan aktor

PointLight.

F. Penambahan Interaksi

Pembuatan interaksi dalam UDK diatur dalam

UnrealKismet yang didalamnya terdapat matinee untuk membuat gerakan-gerakan dari objek 3D dalam map, selain itu interaksi dapat berupa tampilan animasi flash, tampilan

Matinee atau gabungan antara keduanya dimana interaksi tersebut dilengkapi dengan flash untuk membuat tampilan informasi dari ruangan atau objek 3D yang ada di dalam map. Namun, interaksi banyak didominasi oleh tampilan animasi

flash.

Interaksi dibedakan menjadi beberapa bagian yaitu:

 Penandaan objek yang dapat diinteraksikan

 Penambahan layar informasi

 Penambahan informasi objek

 Penambahan menu peta 2D

 Penambahan simulasi waktu siang dan malam hari

G. Penambahan Suara

Pengaturan lain yang dilakukan adalah penambahan suara untuk objek-objek yang dapat diinteraksikan. Misalnya, pintu atau mesin. Agar lebih hidup maka dilakukan penambahan efek suara dengan cara menambahkan atau meng-import file suara ke dalam package yang ada di content browser lalu di konfigurasi pada unreal editor. File suara tersebut harus berformat *.WAV. File hasil import tersebut berubah menjadi

SoundNodeWave. Lalu apabila ingin memasukkannya pada

UnrealKismet atau UnrealMatinee, maka dibutuhkan

SoundCue. SoundCue merupakan gabungan dari

SoundNodeWave.

H. Integrasi Aplikasi

Tahapan integrasi aplikasi dari semua modul peta meliputi beberapa bagian, yaitu:

• Standardisasi nama peta

Unreal memiliki beberapa pengaturan peta yang berbeda beda. Pengaturan yang dimaksud seperti navigasi dan actor yang digunakan. Agar semua modul peta dapat dipanggil sesuai pengaturan aplikasi peta 3D ITS Surabaya, maka dilakukan standardisasi nama peta, yaitu dengan awalan INI3D-<nama modul>.udk. Selain untuk pengaturan, standarisasi nama peta juga untuk mempermudah proses integrasi.

• Pembuatan aktor

UDK telah memberikan aktor default aplikasi, yaitu berupa robot. Untuk menyesuaikan dengan pembuatan peta 3D dari ITS ini, dilakukan pengubahan aktor dalam bentuk karakter. Terdapat 2 langkah utama yang dilakukan dalam pembuatan aktor yaitu pembuatan skin aktor dan gerakan aktor.

• Konfigurasi aplikasi

Pengaturan aplikasi ini berupa penambahan folder dan hardcode pada direktori \UDK\UDK-2011-02\Development\Src yang fungsinya untuk membuat project baru, dan juga pengaturan source code pada unreal engine menggunakan unreal script, contohnya pada menu utamadan konfigurasi aktor.

• Pengaturan World Properties

Setelah pengubahan konfigurasi telah dilakukan, untuk menggunakan perubahan tersebut, dilakukan pengubahan WorldInfo di bagian World Properties. Di bagian ini, dipilih konfigurasi INI3D sehingga aplikasi berjalan sesuai dengan pengaturan yang dilakukan.

• Pembuatan menu aplikasi

Menu aplikasi ini digunakan sebagai penyatu semua modul peta. Jadi, modul-modul peta yang diintegrasikan dapat diakses melalui menu ini. Menu aplikasi dibuat dengan menggunakan Adobe Flash yang dihubungkan dengan aplikasi peta 3D ITS. Gambar 5 merupakan tampilan antar-muka dari menu utama untuk aplikasi ini. Penamaan modul (INI3D-<nama modul>) yang bisa dipanggil ditentukan pada menu ini.

(5)

Gambar 5. Antarmuka menu utama aplikasi peta 3D ITS • Penggantian splash screen dan movie

Splash Screen dan Movie merupakan komponen tambahan yang digunakan dalam aplikasi peta INI3D. Splash screen merupakan gambar pembuka yang muncul ketika aplikasi INI3D pertama dijalankan.

• Integrasi modul peta

Modul-modul peta yang merupakan lokasi-lokasi yang berada di ITS, digabungkan dengan metode Loading. Metode ini baik digunakan untuk modul-modul peta yang berukuran besar sehingga performa (fps) dari aplikasi tidak memburuk. Pada dasarnya terdapat metode lain, yaitu Streaming. Metode Loading ini memiliki kelebihan tampilan yang lebih terlihat nyata yang dapat melihat suatu lokasi peta (walaupun berbeda modul) dalam suatu sudut pandang.

I. Pengujian Aplikasi

Tahapan ini dilakukan untuk menguji kelengkapan dan jalannya fungsi-fungsi aplikasi. Uji coba dibagi menjadi dua yaitu uji coba fungsional dan uji coba non-fungsional.Uji coba fungsional dilakukan melalui unit test dari rancangan test case yang telah dirancang. Setiap skenario pada test case dijalankan dan hasil yang ada pada test case dibandingkan dengan hasil aplikasi.Uji coba non-fungsional adalah uji coba aplikasi berdasarkan performa FPS (Frame Per Second) rate dari map 3D saat dijalankan dengan cara membandingkan performa dari beberapa komputer berbeda dengan spesifikasinya masing-masing.

V. KESIMPULAN/RINGKASAN

Setelah melakukan perancangan dan pembuatan peta 3D Jurusan Teknik Industri, UPT Bahasa, dan Graha ITS penulis dapat menyimpulkan beberapa poin yang didapat pada saat pengerjaan, yaitu :

1. Dengan menggunakan standar aplikasi INI3D yang sudah ada sebelumnya, pembuatan peta tiga dimensi dapat dengan mudah dilakukan dengan menggunakan Unreal Development Kit beserta fitur fitur yang disediakan karena telah ada best practice yang spesifik dan sesuai dengan tugas akhir yang dikerjakan.

2. Penggunaan standar yang sudah ditetapkan juga membantu penulis dalam proses integrasi dengan peta tiga dimensi Jurusan Sistem Informasi dengan menggunakan metode loading sebagai perantara, sehingga tidak terlalu memberatkan sistem.

3. Mengurangi jumlah brush dengan mengkonversi menjadi

static mesh membuat kebutuhan resource menjadi lebih rendah, terutama saat proses building peta.

4. Pembuatan peta yang membutuhkan wilayah yang luas dan terdapat banyak pepohonan dan perairan (kolam) yang biasanya dibutukan untuk membuat taman, membutuhkan resource yang lebih besar dikarenakan proses build lighting yang semakin tinggi untuk wilayah yang luas dan juga kompleks karenaterdapat banyak pepohonan dan perairan. Solusi yang bias dilakukan adalah dengan membagi peta menjadi beberapa level, dalam tugas akhir ini penulis membagi menjadi tiga level bangunan (Jurusan Teknik Industri, UPT Bahasa, Graha ITS), lingkungan (parker Graha ITS, kolam, taman), dan langit.

UCAPANTERIMAKASIH

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Jurusan Teknik Industri ITS, UPT Bahasa, dan UPT Fasilitas Umum sebagai penyedia data dan informasi untuk penelitan dan Jurusan Sistem Informasi ITS sebagai penyedia fasilitas penelitian.

DAFTARPUSTAKA

[1] Bubsy, J., Parrish, Z., dan Wilson, J.2004. Mastering Unreal Technology, Volume I Introduction to Level Design with Unreal Engine 3. Indianapolis: Sams, 2004.

[2] Epic Games. 2010. Show Case. Unreal Development kit: Showcase. http://www.udk.com/showcase [September 14, 2010]

[3] Epic Games. 2010. Readme. Unreal Development kit: Readme. [Mei, 2010]

[4] Fritsch, D., danKada, M. 2004. ”Visualisation using Game Engines.”.

ISPRS commission, Vol5., 2004, 621-625.

[5] Luo, Lufeng, dkk. 2007. “Research on Developing Client of Network Sport Fitness Game Based on 3D Game Engine”. International Journal of Sports Science and Engineering, Vol. 1., 2007, 61-66

[6] Shiratuddin , M.F.,danFlecther, D. 2007. “Utilizing 3D Games Development Tool For Architectural Design in a Virtual Environment”.

7th International Conference on Construction Applications of Virtual Reality: October 22-23, 2007.

[7] Shiratuddin, M.F danThabet, W. 2002. “Virtual Office Walkthrough Using a 3D game Engine”. Special Issue on Designing Virtual Worlds, International Journal of Design Computing, Vol4., 2002. [8] Smith, Shamus P. danTrenholme, David. 2008. “Computer game

engines for developing first-person virtual environments”. Virtual reality, 12 (3)., 2008, 181–187.

[9] Vassilakis, C., danLepouras, G. 2004. “Virtual Museums for all: Employing Game Technology for Edutainment”. Virtual Reality, Vol 8., 2004, 96 – 106

[10] Tim INI3D. (2011). Pengembangan Peta Interaktif Tiga Dimensi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Menggunakan Unreal Engine. Surabaya.

Gambar

Gambar 1 Alur pembuatan aplikasi  E.  Validasi Aplikasi
Tabel 1 Desain interaksi  No  Interaksi  Deskripsi
Gambar 4 Contoh penggunaan Terrain danFluidActor
Gambar 5. Antarmuka menu utama aplikasi peta 3D ITS   •  Penggantian splash screen dan movie

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan lampiran Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintahan daerah, pembagian urusan pemerintahan konkuren antara pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota

Namun demikian, adanya konflik dan penyebab konflik yang terjadi pada SIPA Community tersebut dapat diatasi dengan menerapkan bentuk dan strategi manajemen yang

Salah satu usaha informal adalah usaha yang berskala kecil dan dari hasil uji Chi-Square diketahui bahwa variabel pengalaman usaha, umur, tingkat pendidikan dan lokasi usaha

Dari uraian pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kurikulum 2013 di SMK akomodasi perhotelan tidak sesuai dengan kurikulum program studi perhotelan Politeknik NSC

Metode eksperimen ini digunakan karena sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti, yaitu untuk mengetahui apakah gerak Tari Kijang dapat meningkatkan

Klinik Agama berfungsi untuk membantu kelancaran pendidikan dan pengajaran di sekolah, artinya dengan adanya Klinik Agamadisekolah secara intensif akan memberi

Wakil Ketua Kepala Sub Bidang Pemerintahan, Sosial, Pemberdayaan MasyaLrakat dan Keluarga Berencana Pada Badan Perencanaarl Pembangunan Daerah Penelitian dan Pengembangan Kota

Pada gambar 3.3 dapat diketahui bahwa karakteristik tanpa beban dari kedua generator mempunyai karakteristik yang hampir sama yaitu jika arus eksitasi dinaikkan