• Tidak ada hasil yang ditemukan

STOP KEKERASAN PADA ANAK SECARA SISTEMIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STOP KEKERASAN PADA ANAK SECARA SISTEMIK"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

Maria Ulfah Anshor

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI)

Disampaikan pada Kajian Gender dan Anak

Di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta, 4 Juni 2014

STOP KEKERASAN PADA ANAK

SECARA SISTEMIK

(2)

2

KEDUDUKAN KPAI

(ps 74)

KPAI merupakan Lembaga Negara

Independen yang dibentuk oleh UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang

Perlindungan Anak dalam rangka meningkatkan efektivitas

(3)

3

PERAN, TUGAS DAN

FUNGSI KPAI

(ps 76)

melakukan sosialisasi seluruh ketentuan

peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan perlindungan anak,

mengumpulkan data dan informasi, menerima pengaduan masyarakat, melakukan penelaahan,

pemantauan, evaluasi, dan pengawasan

terhadap penyelenggaraan perlindungan anak;

memberikan laporan, saran, masukan, dan

pertimbangan kepada Presiden dalam rangka perlindungan anak.

(4)

Perlindungan Anak adalah

Pemenuhan Hak Anak

Komitmen Global sebagai konsep dasar yang disepakati dunia

• Konvensi Hak Anak • MDGs 2015

• World Fit for Children 2015

• Komite Anak Dunia, Komite Anak ASSEAN, • ICPD Cairo 1994

KEBIJAKAN NASIONAL

• Undang-Undang Dasar 1945

• Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1979 Tentang Kesejahteraan

• Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia. • Anak .Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan

Anak

• Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. • Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional

• Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga.

• Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2007 Tentang Tindak Pidana Perdagangan Orang

• Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2008 Tentang Pornografi. • Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan • Undang-Undang Nomor 11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak • dll

(5)

Strategi Nasional dan Operasional

Peraturan Pemerintah no.4/2006 ttg Penyelenggaraan dan Kerjasama

Pemulihan Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga.

Keppres Nomor 36 Tahun 1990 tentang Ratifikasi Konvensi Hak Anak

PBB.

Keppres 77 tentang pembentukan Komisi Perlindungan Anak (KPAI) RPJM 2004-2009 KIB 1 dan 2009-2014 KIB 2

Keppres 59/2002 ttg RAN dalam Penghapusan Bentuk-Bentuk

Pekerjaan Terburuk Anak

Permen PP & PA no. 11/2011 ttg Kebijakan Pengembangan Kab/kota

Layak Anak.

Permen no.2/2010 ttg RAN Pencegahan dan Penanganan Kekerasan

Terhadap Anak.

Permen PP & PA no. 4/2011 ttg Petunjuk Pelaksanaan Kebijakan

Partisipasi Anak Dalam Pembangunan

Permendiknas no. /2010 ttg RAN Pendidikan Karakter 2010-2014 Kepmenkes no. 126/Menkes/SK/IX/2009 ttg Pedoman Penata

Laksanaan Pelayanan Terpadu Korban Kekerasan thd Perempuan dan Anak di Rumah Sakit.

(6)

6

Prinsip Dasar Konvensi Hak Anak

dlm Undang-Undang no. 23/2002 pasal 2

Kelangsungan Hidup dan tumbuh Kembang

Nondiskriminasi Partisipasi

Kepentingan terbaik bagi anak

(7)

Kekerasan Terhadap Anak

(KTA)

(8)

Kekerasan Terhadap Anak

Kekerasan terhadap anak mencakup

semua bentuk perlakuan menyakitkan secara fisik maupun emosional,

pelecehan seksual, penelantaran,

eksploitasi komersial atau eksploitasi lain yang mengakibatkan cidera,

ataupun kerugian nyata yang potensial membahayakan terhadap kesehatan

anak, kelangsungan hidup anak, tumbuh kembang anak atau martabat anak yang dilakukan dalam konteks hubungan

(9)

Kekerasan Berbasis Gender

Kekerasan dapat terjadi pada anak

laki-laki dan anak perempuan.

Dalam masyarakat patriarkhis, anak

perempuan lebih rentan mengalami

kekerasan dari pada anak laki-laki.

Diskriminasi terhadap anak

perempuan dapat menimbulkan

kekerasan yang kompleks pada anak

perempuan.

Belum ada data yg terpilah tentang

(10)

DISKRIMINASI & KEKERASAN

TERHADAP ANAK PEREMPUAN

RELASI KUASA

CARA PANDANG BIAS GENDER

PENANGANAN BIAS GENDER

DAMPAK YG KOMPLEKS

(11)

Macam-Macam Kekerasan

Kekerasan Fisik

Kekerasan Psikis

Kekerasan Seksual

Kekerasan Sosial

Kekerasan / eksploitasi

ekonomi

(12)

Tempat Terjadinya Kekerasan

Lingkungan

kekerasan

menurut

Study on Violence Against Children

Outline

terbagi menjadi 5 (lima)

yaitu:

Kekerasan di lingkungan rumah dan

keluarga

(Violence in the home and

family);

Kekerasan di lingkungan sekolah dan

lingkungan pendidikan

(Violence in

(13)

Tempat Terjadinya Kekerasan

Kekerasan di dalam Institusi lain,

seperti

perawatan/pengasuhan

termasuk anak yang berkonflik

dengan hukum

(Violence in other

institusional settings, orphanages,

including children in conflict with the

law);

Kekerasan di komunitas dan jalan

(Violence in the community and on

the streets);

Kekerasan

di

lingkungan

kerja

(14)

Data Kekerasan Terhadap Anak

di KPAI Sumbernya:

Pengaduan Masyarakat

Pemantauan Media

Investigasi Kasus

Monitoring dan Evaluasi di 9

(15)

Data Pengaduan KPAI

Tahun 2011

NO KLASTER / BIDANG JENIS PENGADUAN Investigasi

Kasus JUMLAH

Langsung Surat Telp Media

1 Sosial & Bencana 1 10 2 121 0 134

2 Keluarga dan Pengasuhan Alternatif 93 25 30 18 4 170

3

Agama dan Budaya

5 8 3

39 2 57

4 Hak Sipil dan Kebebasan 3 4 1 21 0 29

5 Kesehatan 6 6 1 115 2 130

6 Pendidikan 19 22 12 201 6 260

7 Pornografi dan Napza 1 6 3 549 2 561

8 ABH dan Kekerasan 109 105 47 492 5 758

9 Trafficking dan Eksploitasi 7 18 1 144 6 176

TOTAL 244 204 100 1700 27 2275

(16)

Data Pengaduan KPAI

Tahun 2012

NO KLASTER / BIDANG JENIS PENGADUAN Investigasi

Kasus JUMLAH

Langsung Surat Telp Media

1 Sosial & Bencana 2 4 8 57 1 72

2 Keluarga dan Pengasuhan Alternatif 270 109 138 235 2 754

3

Agama dan Budaya 5 25 45 129 8 212

4 Hak Sipil dan Kebebasan 8 3 6 18 0 35

5 Kesehatan 8 12 19 175 2 216

6 Pendidikan 42 57 86 302 8 495

7 Pornografi dan Napza 7 17 20 112 1 157

8 ABH dan Kekerasan 157 118 212 1287 6 1780

9 Trafficking dan Eksploitasi 11 4 7 156 2 180

TOTAL 510 349 541 2471 30 3901

(17)

NO KLASTER / BIDANG JENIS PENGADUAN Pengaduan Via

Email JUMLAH Langsung Surat Telp Media

1 Sosial & Bencana 1 0 0 35 0 36 2 Keluarga dan Pengasuhan Alternatif 30 0 36 113 1 180 3

Agama dan Budaya

0 0 17

64 0 81 4 Hak Sipil dan Kebebasan 0 0 0 22 0 22 5 Kesehatan 0 0 17 88 0 105 6 Pendidikan 6 0 15 73 1 95 7 Pornografi dan Napza 1 0 3 32 0 36 8 ABH dan Kekerasan 27 0 0 291 4 322 9 Trafficking dan Eksploitasi 1 0 0 41 0 42 10 Lain-Lain 0 0 0 20 1 21 TOTAL 66 0 88 759 6 919

Keterangan Data : Januari 2013 - Maret 2013

Data Pengaduan KPAI

Tahun 2013

(18)

TABEL DATA

KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA

KASUS TAWURAN PELAJAR DI WILAYAH JABODETABEK

NO KASUS ANAK JUMLAH KORBAN TOTAL

2010 2011 2012 1 TAWURAN PELAJAR 102 96 105 303 a LUKA RINGAN 54 62 48 b LUKA BERAT 31 22 39 c MENINGGAL DUNIA 17 12 18

2 TINGKAT PENDIDIKAN PELAKU TAWURAN 71 72 49 192

a SD 4 3 2 b SMP 24 37 19 c SMU/SMK 43 32 28

Pengolahan Data : Januari 2012 - September 2012 495

Sumber : Pengolahan Data Primer Pengaduan Langsung KPAI dan Data Lembaga Mitra PA Serta Pemantauan Kasus Media Massa di Indonesia

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Bidang Data Informasi dan Pengaduan 2012

(19)

Hasil Monev dan Pengawasan:

KEKERASAN TERHADAP

(20)

Persentase Lingkungan Kekerasan:

Anak Sebagai Korban Kekerasan

0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000

Anak sebagai korban kekerasan di lingkungan KELUARGA

Anak sebagai korban kekerasan di lingkungan SEKOLAH

Anak sebagai korban kekerasan di lingkungan MASYARAKAT

Anak sebagai Pelaku Kekerasan 91% 87.6% 17.9% 78.3% 9% 12% 80.2% 20.6% 0.4% 1.9% 1.2% Ya tidak missing

(21)

Anak Sebagai Pelaku Kekerasan

Anak sebagai pelaku lebih cenderung

melakukan tindak kekerasan kepada

adik atau yang lebih muda dibandingkan dengan perlakuan kepada teman sebaya dalam berbagai bentuk tindak

kekerasan.

anak sebagai pelaku lebih cenderung

melakukan tindak kekerasan kepada adik atau yang lebih muda atau 52,1 % dibandingkan dengan perlakuan kepada teman sebaya atau 47,9 %.

(22)

Bentuk Kekerasan yang

Sering Dilakukan oleh Anak

Bentuk tindak kekerasan yang paling

sering dilakukan oleh anak kepada yang lebih muda/adik atau kepada teman

sebaya adalah “Menjewer”, “Mencubit“ dan “Membentak dengan suara keras dan kasar”:

kepada yang lebih muda/adik, mencubit

51,9 %, membentak dengan suara keras dan kasar 36,5 %;

kepada teman sebaya lebih rendah

(23)

Bentuk Kekerasan yang Sering

Dilakukan oleh Anak

0 10 20 30 40 50 60

Menjewer Mencubit Membentak dng suara keras

dan kasar

Kepada yang lebih muda 29 51.9 36.5

Kepada Teman Sebaya 21.8 44.1 26.1

29 51.9 36.5 21.8 44.1 26.1

(24)

Kekerasan di lingkungan keluarga

kekerasan yang dialami oleh anak di

lingkungan keluarga baik yang

dilakukan oleh Ayah, Ibu maupun

Saudara. Secara terperinci sebagai

berikut:

38,0 % yang dilakukan oleh ibu,

35,8 % dilakukan oleh ayah dan

26,2 % dilakukan oleh saudara.

(25)

Kekerasan Psikis Dlm Keluarga

Membandingkan dengan saudara /anak lainya ;

43.5%, oleh Ibu;

37,3 % oleh ayah dan

oleh saudara 20 %.

Membentak dengan suara keras / kasar;

48,1% dilakukan oleh ibu

45,5 % oleh ayah dan

31,7 % oleh saudara.

Menyebut anak bodoh, nakal, pemalas dan

lainnya;

35,3 % oleh ayah,

29,9 % oleh ibu dan

(26)

Dominasi Bentuk Kekerasan yang

terjadi di Lingkungan Keluarga

0 10 20 30 40 50 60

Mencubit Membandingkan dng saudara / anak lainnya

Membentak dng suara keras dan kasar

Menyebut, bodoh, pemlas, nakal Ayah 32 37.3 48.1 35.3 Ibu 51.1 43.4 45.5 29.9 Saudara 28.7 20 31.7 22 32 37.3 48.1 35.3 51.1 43.4 45.5 29.9 28.7 20 31.7 22

(27)

Pemicu KTA di Keluarga

pertama, disfungsi keluarga, dimana peran

orang tua tidak berjalan sebagaimana

seharusnya. Peran ayah sebagai pemimpin keluarga dan peran ibu sebagai sosok yang membimbing dan menyayangi, tidak

ditemukan dalam keluarga.

Kedua, faktor ekonomi,

yaitu kekerasan timbul karena tekanan

ekonomi atau kondisi keluarga yang disebabkan himpitan ekonomi.

Ketiga, pandangan keliru tentang

posisi anak dalam keluarga, Orang tua dan

saudara sekandung terutama kakak sering

menganggap bahwa anak adalah seseorang

(28)

KTA di Sekolah Bentuk dan Pelaku:

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50

Menjewer Mencubit Membentak dng suara

keras dan kasar

Menghina dihadapan teman

Guru 31.8 36.9 34.8 13

Teman Sekelas 22 49.1 34.8 29

Teman lain kelas 13.1 30.8 24.8 20.7

31.8 36.9 34.8 13 22 49.1 34.8 29 13.1 30.8 24.8 20.7

(29)

Pemicu Kekerasan oleh guru

Guru berpotensi sebagai pelaku kekerasan,

karena berbagai faktor;

masalah keluarga,

masalah pribadi,

perspektif anak yang minim,

manajemen sekolah yang kurang

profesional, sehingga anak menjadi objek bisnis sekolah.

guru dalam tekanan, frustrasi, atau

bermasalah,

mengajar sekadar “pekerjaan antara”

sebelum mendapat pekerjaan lain yang dianggap lebih baik.

(30)

PA

Content

Structure Culture

PENDEKATAN MEMBANGUN SISTEM:

PERLINDUNGAN ANAK SEBAGAI SEBUAH

SISTEM HUKUM

Gap

Gap Gap

(31)

PA

Content

Structure Culture

•UUD 45, UU PA sbg payung hk),

•Tumpang tindih; UU Perkawinan, UU

Peradilan Anak, UU Sisdiknas, Ketenaga Kerjaan, UU Peradilan Anak dll blm

berorientasi pada sistem PA

•Pelayanan PA belum komprehensif,

koordinasi litas sektor lemah, SKPD menjalankan kebijakan msg2, belum ada data situasi anak yg lengkap, Aparat Penegak Hukum belum sepenuhnya memiliki perspektif PA •Kesadaran masyarakat terkait PA masih rendah,

sekolah, madrasah, pesantren, panti, Ortu, masy/

lembaga masy/ Lsm, sektor bisnis, profesional dll belum semua memiliki perspektif PA

(32)
(33)

Rekomendasi

Mendorong terwujudnya sistem hukum

perlindungan anak secara sistemik,

meliputi isi hukum (

content of law

),

struktur hukum (

structure of law

) dan

budaya hukum (culture of law).

Mendorong upaya pencegahan dan

penanganan penghentian KTA secara komprehensif di berbagai level oleh

semua pemangku kepentingan

perlindungan anak.

Tersedia layanan bantuan penanganan

korban KTA yang tanpa diskriminasi dan mudah diakses oleh masyarakat (korban KTA) di semua level, di perkotaan dan perdesaan.

(34)

Rekomendasi

Menginformasikan cara dan alur penanganan

korban KTA yang dilakukan secara

komprehensif (kesehatan fisik, psikis, sosial dan hukum) di tingkat komunitas.

Mendorong terwujudnya pengarus utamaan

perlindungan anak (child mainstreaming)

dalam pembangunan nasional sebagai

kebijakan lintas sektoral di pusat dan daerah

Memperbanyak model-model perlindungan

anak yang sistemik, seperti Sekolah Ramah

Anak (SRA)-pesantren ramah anak,

Puskesmas ramah anak, RT-RW ramah anak dsb sebagai kebijakan nasional, yang didukung oleh struktur, aparatur/SDM dan anggaran yang memadai baik di tingkat

perencanaan, pelaksanaan dan

(35)

Rekomendasi

Mensosialisasikan kepada publik bahwa

anak sebagai korban maupun pelaku harus dilindungi dari pemberitaan yang dapat memperburuk kondisi pemulihan psikis, sosial korban/ pelaku anak. Pasal

64.2.g UU no. 23/2002 tentang

Perlindungan Anak.

Mendorong peningkatan pengawasan

publik terhadap penyelenggaraan

perlindungan anak dan penghentian

kekerasan terhadap di tingkat komunitas, semacam Tim Reaksi Cepat PA berbasis komunitas.

(36)
(37)

Diskusi

Fazlur Rahman (Fidkom)

 Anjal  dibiarkan saja. Harusnya dikumpulkan jadi satu…diberikan

pendidikan, dll)

 Pelaksanaan UU Perlindingan Anak, sangat longgar. Pemerintah sibuk, kerjasama

dengan media Nisa (Fisip)

 Program sosialisasi dari KPAI kepada masyarakat, khususnya keluarga. Anak

dilindungi negara, tdk hanya keluarga.

 Perdagangan manusia, makna perdagangan manusia, bagaimana kalau orangnya

yang ingin “diperdagangkan” Supardi (FITK)

 Klasifikasi kekerasan, kekerasan verbal  dengan mengomel dengan niat

merubah sikap anak, apakah masuk kategori kekerasan?

 Anak yang kuliah tidak sesuai keinginan anak. Ridha Allah karena ortu ridha.

(38)

Referensi

Dokumen terkait

Dari uraian tadi di atas penulis sangat tertarik untuk meneliti “Hubungan antara dukungan keluarga dengan keaktifan penderita Diabetes Mellitus dalam mengikuti senam di klub

pencegahan tidak terjadinya anemia sebaiknya dilakukan untuk meningkatkan kadar hemoglobin remaja putri dengan cara mengkonsumsi makanan yang kaya akan zat besi

Pengaruh yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sesuatu hal berupa daya yang timbul dari disposisi matematis yang dapat mempengaruhi kemampuan berpikir kritis siswa

Dengan tersusunnya Tugas Akhir dengan judul “ARAHAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN PESISIR KECAMATAN LABUAN KABUPATEN PANDEGLANG UNTUK MITIGASI BENCANA TSUNAMI”.. Laporan ini

Apabila penggunaan daya untuk motor multipel tidak berjalan pada saluran yang sama, hal tersebut akan terjadi arus bocor untuk mengisi kapasitor diantara konverter frekuensi, pada

broken grade BOP ( Broken Orange Pekoe ) dan BOPF ( Broken Orange Pekoe Fanning ) dengan mutu tinggi, yang mayoritas dijual pada Colombo Tea Auction , biasanya teh

Pertumbuhan mikroorganisme di alam dapat diketahui dengan pengambilan mikroorganisme tersebut di alam yang kemudian ditumbuhkan di dalam suatu medium buatan

Uji toksisitas akut oral adalah suatu pengujian untuk mendeteksi efektoksik yang muncul dalam waktu singkat setelah pemberian sediaan uji yangdiberikan secara oral dalam dosis