V GAMBARAN UMUM
AUCTION
TEH JAKARTA
COLOMBO, DAN GUWAHATI
5.1. Jakarta Tea Auction
5.1.1. Sejarah Jakarta Tea Auction
Jakarta Tea Auction mulai dibentuk pada tahun 1973. Awalnya pelelangan komoditi teh Indonesia dilakukan di Amsterdam (Belanda), lalu berpindah ke ke Anterwerpen (Belgia), hingga terakhir diadakan di London (Inggris). Dikarenakan kurang efektifnya kegiatan pelelangan teh di London Tea Auction pasca perang dunia kedua, dan jarak yang terlalu jauh sehingga pengawasan terhadap pemasaran menjadi sulit serta atas pertimbangan akan lebih baik jika komoditi teh Indonesia dikumpulkan di sebuah wadah sebelum diekspor ke luar negeri. Dibentuklah Jakarta Tea Auction yang diadakan di Kantor Pemasaran Bersama (KPB) PTPN yang terletak di Jakarta. Pada tahun 2010, KPB berubah menjadi perseroan terbatas dan mengganti namanya menjadi PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (PT. KPB Nusantara), melalui Akta Notaris N.M. Dipo Nusantara Pua Upa, S.H. No. 4 tanggal 16 November 2009, yang disahkan oleh Menteri Hukum & HAM melalui Surat Keputusan No. AHU-60488.AH.01.01. Tahun 2009 pada tanggal 11 Desember 2009.
5.1.2. Mekanisme Pelelangan Jakarta Tea Auction
Pelelangan di Jakarta Tea Auction, biasanya dilakukan pada hari Rabu setiap minggunya. Pelelangan dimulai pada pukul sepuluh pagi hingga pukul satu siang, atau dapat berlangsung lebih lama jika jumlah teh yang dilelang sedang banyak. Saat ini Jakarta Tea Auction diketuai oleh Dadang Juanda, sebagai pemimpin jalannya pelelangan di Jakarta Tea Auction. Adapun mekanisme dari
Jakarta Tea Auction, seperti yang dijelaskan oleh PT. KPB Nusantara, adalah sebagai berikut:
1. Teh yang akan di-auction/lelang disusun dalam katalog dengan nomor urut berupa nomor lot dan nomor chop. Teh dikemas dalam paper sack atau karung. Chop-chop yang sudah dimasukkan ke dalam katalog dan telah disampaikan kepada pembeli tidak dapat dibatalkan.
39
2. Tiap chop dalam katalog terdiri atas sampel/contoh yang mewakili jumlah yang akan dijual dan diserahkan kepada pembeli beserta katalognya, selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sebelum auction dimulai.
3. Pada hari auction, pembeli mengajukan penawarannya secara langsung dan terbuka kepada pelaksana auction, dalam suatu persaingan yang sehat untuk setiap chop.
4. Penawaran diajukan dalam USD Cents/Kg dengan kondisi penyerahan Free Carrier-Container Yard origin (FCA-CY origin) pelabuhan muat. Tanggung jawab penjual terbatas sampai penyerahan barang dalam katalog di Container Yard (CY) pelabuhan muat sesuai yang dicantumkan didalam katalog. Karena tanggung jawab penjual hanya sampai penyerahan di Container Yard (sesuai
incoterms), maka Terminal Handling Charge origin (THC origin) dan
Document Fee sudah termasuk di dalam Freight dan menjadi beban pembeli. Dalam hal penyerahan barang berbeda dengan ketentuan tersebut diatas (untuk Blending Tea dan lain-lain), akan diberlakukan ketentuan khusus melalui kontrak atau amandemen kontrak berdasarkan kesepakatan antara pembeli dan penjual. Pengapalan barang yang tidak menggunakan pallet tidak diberikan penggantian biaya pallet.
5. Penawaran dilakukan secara kompetitif dengan kenaikan minimal 1(satu) USD Cents.
6. Penawar tertinggi akan ditetapkan sebagai pemenang jika menurut pelaksana
auction harga tersebut seimbang dengan harga limit yang ditetapkan oleh tim. 7. Kepada penawar tertinggi untuk partai yang tidak dilepas saat auction dapat
diberikan hak opsi untuk melakukan negoisasi setelah auction sampai jam 12.00 WIB hari berikutnya. Bila hak opsi telah dilalui maka kesempatan dapat diberikan kepada pembeli lain yang berminat.
8. Partai teh yang tidak terjual dalam auction dapat ditawarkan kembali melalui
auction yang dilaksanakan pada minggu berikutnya, atau dijual secara free sales.
Biasanya setengah jam sebelum lelang dimulai, panitia lelang bersama dengan perwakilan dari PT. Perkebunan Nusantara akan mendiskusikan harga
40
terendah yang pernah dialami oleh grade dan kebun yang bersangkutan. Dalam jalannya pelelangan, jika terdapat beberapa chop yang mengalami withdrawn, maka akan didiskusikan kembali setelah auction apakah barang tersebut akan dilepas atau tidak dengan harga negosiasi antara buyer dengan pihak penyelenggara lelang. Jika masih belum terdapat kesepakatan, maka chop tersebut akan dijual secara private sales.
5.1.3. Peserta Jakarta Tea Auction
Jakarta Tea Auction diikuti oleh beberapa peserta yang terdiri atas beberapa perusahaan yang bergerak di bidang teh, baik industri pengolahan teh dan tea traders. Mayoritas peserta yang terdaftar dalam Jakarta Tea Auction
merupakan perusahaan tea traders, yakni perusahaan yang bergerak sebagai perantara pembelian teh di Jakarta Tea Auction dengan pabrik pengolahan teh di luar negeri, sebagai contoh; Vanrees, Finlays, dan Yoosuf Akbani. Menurut wawancara dengan Ketua Jakarta Tea Auction, Dadang Juanda, hal ini disebabkan karena pabrik pengolahan teh luar negeri lebih mempercayai traders
dalam membeli teh untuk bahan baku perusahaannya, jika dibandingkan dengan membuka agen di Indonesia yang memerlukan biaya lebih banyak.
Tabel 7. Daftar Anggota Jakarta Tea Auction
No Nama Perusahaan No Nama Perusahaan
1 PT. Unilever Tbk. 11 PT. Jakarta Tea Traders
2 Van Rees (Thee) BV 12 CV. Rajawali Cocofibre
3 L. Elink Schuurmaan (Thee) BV 13 CV. Padekersa
4 PT. Sariwangi A.E.A. 14 UD. Intraco
5 PT. Trijasa Prima Sejati 15 Yoosuf Akbani
6 PT. Agropangan Putra Mandiri 16 CV. Surya Kencana
7 PT. Pucuk Mas Tigadaun 17 S. St. Clair Teas Indonesia
8 PT. Tea Expertindo 18 Suruci Enterprises, PTE Ltd
9 PT. Pacific Agritama Comodity 19 Finlays Beverage
10 PT. Kabepe Chakra
41
Jumlah peserta lelang pada Jakarta Tea Auction juga cenderung tetap, sejak tahun 2001, Jakarta Tea Auction hanya diikuti oleh segelintir peserta. Sedikitnya jumlah peserta pada Jakarta Tea Auction disebabkan oleh diperlukannya beberapa syarat pendaftaran terlebih dahulu untuk menjadi peserta lelang, sehingga hanya anggota yang memenuhi syarat yang diajukan oleh PT. KPB Nusantara sebagai peserta lelang yang bisa mengikuti proses pelelangan di
Jakarta Tea Auction. Adapun beberapa syarat yang diajukan oleh PT. KPB Nusantara agar seseorang atau sebuah perusahaan dapat menjadi peserta lelang di
Jakarta Tea Auction adalah sebagai berikut: 1. Company Profile.
2. Akte Pendirian Perusahaan yang telah disahkan oleh Menteri Kehakiman. 3. Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP).
4. Surat Ijin Tempat Usaha (SITU). 5. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). 6. Perusahaan Kena Pajak (PKP).
7. Laporan Keuangan Perusahaan tahun terakhir dan setiap tahun diperbaharui. 8. Surat Penunjukan sebagai agen pembelian (buying agent) dari Principal di
Luar Negeri. Principal tersebut adalah Perusahaan yang telah terdaftar pada Kedutaan Besar Republik Indonesia. (KBRI) dan memiliki referensi bank setempat.
9. Surat jaminan yang menyatakan bahwa teh yang dibeli pasti akan dibayar selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari dan dikapalkan selambat-lambatnya 45 (empat puluh lima) hari setelah tanggal kontrak.
10.Jaminan dalan bentuk Bank Garasi atau Bank Deposit senilai minimal US$. 10.000.
5.1.4. Grade Teh Hitam & Destinasi Ekspor Jakarta Tea Auction
Mayoritas teh yang dilelang di Jakarta Tea Auction merupakan teh yang diproduksi oleh PT. Perkebunan Nusantara. Dikarenakan fungsi awal dari PT. KPB Nusantara, adalah sebagai pemasar dari produk yang dihasilkan oleh PT. Perkebunan Nusantara. Hingga saat ini di Jakarta Tea Auction, perkebunan rakyat
42
dan perkebunan swasta belum memiliki peran dalam pelelangan, sehingga belum semua teh yang dihasilkan di Indonesa dilelang di Jakarta Tea Auction.
Tabel 8. Jumlah Teh yang Dilelang di Jakarta Tea Auction Menurut Jenis Teh Tahun 2008-2010 (dalam kilogram)
Jenis Teh Tahun
2007 2008 2009 2010 Ortodoks BOPI 253.320 557.880 432.200 213.320 BOP 2.917.360 2.774.040 1.495.000 2.286.460 BOPF 4.070.080 2.494.660 1.614.300 3.264.920 PFANN 7.462.420 5.613.640 3.849.540 5.874.580 DUST 5.198.200 4.526.980 3.335.160 4.106.360 BT 2.965.320 2.804.920 1.677.560 3.030.760 BP 1.224.820 1.375.300 914.100 1.084.940 PFANN II 2.411.840 2.647.000 2.025.100 2.744.380 DUST II 1.885.620 1.947.300 1.441.620 2.114.840 BT II 1.481.720 1.792.700 1.270.400 2.366.880 BP II 529.700 773.420 575.300 523.800 DUST III 1.125.300 1.364.220 827.800 1.477.660 DDUST IV - - - 70.000 FANN III - - - 340.440 Total Othodox 31.525.700 28.672.060 19.458.080 29.499.340 CTC BP1 963.000 785.980 563.520 773.360 PF1 1.593.340 1.705.760 1.291.710 1.552.260 PD 1.275.820 1.321.600 1.163.430 1.479.580 FANN 2.563.120 2.220.780 2.166.340 2.532.480 D1 1.308.760 1.342.640 1.206.000 1.434.220 D2 1.045.980 995.620 1.044.720 1.070.860 D3 20.800 18.200 - 15.600 PWD - - - - MB - - - - Total CTC 8.770.820 8.390.580 7.435.720 8.858.360 Total Lelang 40.296.520 37.062.640 26.893.800 38.357.700
Keterangan : - ) data tidak tersedia
Sumber : Data Primer PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (PT. KPB Nusantara) (2011) (diolah)
43
Jenis teh yang dilelang di Jakarta Tea Auction mayoritas merupakan teh hitam Ortodoks dan CTC (Crush, Tearing, dan Curling), dengan proporsi jumlah teh hitam ortodoks yang dilelang tiga kali lebih banyak jika dibandingkan dengan teh hitam jenis CTC (Tabel 8). Jumlah volume lelang teh ortodoks di Jakarta Tea Auction pada tahun 2010 berjumlah 29.499.340 kg, sedangkan volume lelang CTC hanya sekitar 8.858.360 kg. Hal ini disebabkan mayoritas pabrik pengolahan teh milik PT. Perkebunan Nusantara merupakan pabrik pengolahan teh ortodoks. Pada tabel 8, grade Dust mutu I menempati urutan kedua dari jenis grade yang dilelang terbanyak sesudah Fanning.
Teh yang sudah dilelang akan dikirm ke pelabuhan untuk dikirimkan ke gudang milik tea traders sebelum dikirimkan ke luar negeri, atau ada juga yang langsung dikirimkan ke luar negeri. Mayoritas teh hasil pelelangan teh di Jakarta Tea Auction diekspor ke Rusia, yakni berjumlah 8.282.100 kg pada tahun 2010. Jumlah ini merupakan jumlah yang cukup banyak jika dibandingkan negara-negara lain. Hal ini disebabkan fokus dari pasar ekspor teh Indonesia difokuskan kepada Rusia.
Tabel 9. Volume dan Negara Tujuan Ekspor Teh Indonesia Tahun 2007-2010 (dalam kilogram) Negara Tujuan Tahun 2007 2008 2009 2010 Rusia 7.769.440 11.400.555 9.884.800 8.282.100 Malaysia 5.397.440 4.877.740 4.187.100 4.830.160 Pakistan 4.919.720 5.784.127 4.771.225 3.858.180 Inggris 8.608.220 4.731.380 5.049.100 3.480.920 Jerman 2.989.200 4.019.640 3.308.063 2.861.880 AS 3.365.140 3.131.600 2.668.340 2.458.400 Belanda 2.158.950 3.319.700 2.699.758 2.083.760 U.E.A 1.204.490 3.084.140 3.442.280 1.601.788 India 2.063.760 2.547.320 2.236.640 1.106.104 Mesir 742.880 969.720 755.260 590.700 Polandia 290.180 291.040 146.160 548.900 Lainnya 3.309.770 3.169.544 2.424.120 3.138.600 Total Ekspor 42.819.190 47.326.506 41.572.846 34.841.492
Sumber: Data Primer PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (PT. KPB Nusantara) (2011) (diolah)
44
Berdasarkan hasil penelitian dari PPTK (Pusat Penelitian Teh dan Kina), Rusia memiliki tren permintaan teh hitam curah yang meningkat pada awal 2002. Selain permintaan yang meningkat jenis grade yang diminta oleh pasar Rusia (yakni leafy dan broken grade) dan persyaratan jenisnya sesuai dengan standar teh Indonesia (medium dan low gown tea). Sehingga untuk jangka waktu tahun 2003 - 2010, Indonesia menjadikan Rusia sebagai salah satu target pasarnya.
Selain Rusia, Indonesia juga mengekspor teh dengan grade, broken dan small grade (grade Dust termasuk ke dalam small grades) ke negara-negara seperti Malaysia, Pakistan, Inggris, Jerman, AS, dan Belanda. Dikarenakan preferensi jenis teh yang diminta sesuai dengan jenis teh yang ditanam di Indonesia (medium
dan low gown), dengan standar mutu yang sedan, sehingga dengan mudah Indonesia dapat memasuki pasar di Eropa Timur dan Amerika Serikat.
5.2. Teh di Sri Lanka dan Colombo Tea Auction
Sri Lanka merupakan salah satu negara penghasil teh terbesar di dunia, dimana untuk nomor satu dipegang oleh Cina, hal ini dapat dilihat pada tahun 2010, yang mana produksi teh Sri Lanka mencapai 331.426.287 kg dengan luasan area tanam mencapai 221.969 Ha Tanaman teh mulai ditanam di Sri Lanka menggantikan tanaman kopi pada periode 1880-an. Hal ini dilakukan untuk menghadapi permintaan terhadap teh dunia yang meningkat setiap tahunnya. Hingga saat ini tanaman teh terus berkembang di Sri Lanka, menjadi salah satu komoditi unggulan dalam bidang pertanian.
Jenis teh yang ditanam di Sri Lanka mayoritas antara lain; high gown, medium gown, dan low gown tea. Mayoritas teh yang diproduksi di Sri Lanka merupakan teh ortodoks dengan jumlah produksi pada tahun 2010 sebesar 309.703.394 kg, jika dibandingkan dengan CTC sebesar, 18.385.666 kg. Metode pengolahan teh CTC sendiri baru dilakukan di Sri Lanka pada tahun 1983.
Colombo Tea Auction dibuka pada tahun 1883 oleh Ceylon Chamber of Commerce, sebagai salah satu pusat perdagangan teh yang produksi Sri Lanka. Awalnya fokus Colombo Tea Auction pada tahun 1947 adalah Colombo Tea Auction menjadi salah satu pusat pelelangan teh pusat di dunia, karena London
45 Tea Auction dialihkan menuju Colombo dan Kolkata. Hingga pada akhirnya
London Tea Auction tutup pada tahun 1998 dan Colombo Tea Auction
berkembang menjadi salah satu auction teh kedua terbesar di dunia, dimana urutan pertama dipegang oleh Mombasa Tea Auction (Kenya)
Tabel 10. Produksi Teh Sri Lanka Tahun 2006-2010 (dalam kilogram)
Tahun Jenis Teh
Ortodoks CTC 2006 288.000.000 19.000.000 2007 285.000.000 16.000.000 2008 298.949.958 16.532.846 2009 272.986.931 13.628.518 2010 309.730.394 18.385.666
Sumber : International Tea Committee (2009)
Sri Lanka Tea Board (2009,2010, & 2011) (diolah)
Hingga saat ini, Colombo Tea Auction menjadi salah satu auction tertua yang masih berjalan di dunia. Beberapa jenis grade teh yang dilelang di Colombo Tea Auction yakni; BOP (Broken Orange Pekoe), BOPF (Broken Orange Pekoe Fanning),OP (Orange Pekoe), BP (Broken Pekoe), dan Dust. Dalam pelelangan biasanya grade teh dikategorikan kembali berdasarkan daerah tanam dan jenis tehnya.
Pemegang otoritas tertinggi pada Colombo Tea Auction saat ini dipegang oleh Sri Lanka Tea Board yang dibentuk pada tahun 1976, tugas utama dari Sri Lanka Tea Board adalah mengatur jalannya kegiatan perindustrian teh di Sri Lanka. Hingga saat ini Colombo Tea Auction diikuti oleh hampir 200 perusahaan, yang terdiri atas perusahaan pengolahan teh dan eksportir.
Melalui Tabel 11, dapat dilihat bahwa setiap tahunnya Sri Lanka mampu mengekspor teh rata-rata sekitar 290.000.000 kg/tahunnya dengan jumlah yang dijual pada pelelangan rata-rata sekitar 265.000.000 kg/tahunnya, hampir 75 persen dari teh yang diekspor merupakan hasil dari pelelangan. Hal ini membuat
Colombo Tea Auction menjadi tempat pelelangan teh terbesar kedua di dunia setelah Mombasa Tea Auction.
46
Tabel 11. Presentase Auction Terhadap Ekspor Teh di Sri Lanka Tahun 2006-2009 (dalam kilogram)
Tahun
Jumlah
Ekspor Auction Persentase
auction terhadap ekspor
2006 311.402.000 265.911.000 85,39 %
2007 290.794.000 241.998.000 83,22 %
2008 293.538.000 264.865.000 90,23 %
2009 289.652.286 283.208.272 97.77 %
Sumber : International Tea Committee (2009) dan Forbes Tea Portal (2009 dan 2010) (diolah)
Teh yang dijual di pelelangan akan diekspor kepada negara pembelinya, mayoritas teh Sri Lanka diekspor ke Rusia dan negara-negara timur tengah. Hal ini disebabkan oleh masyarakat Rusia dan negara timur tengah yang menyukai teh
broken grade BOP (Broken Orange Pekoe) dan BOPF (Broken Orange Pekoe Fanning) dengan mutu tinggi, yang mayoritas dijual pada Colombo Tea Auction, biasanya teh tidak hanya diekspor dalam bentuk curah (bulk), namun juga dapat diekspor melalui kemasan (pack) dan kantung (bag).
Tabel 12. Volume dan Negara Tujuan Ekspor Teh Sri Lanka Tahun 2006-2009 (dalam metrik ton)
Negara Tujuan Tahun 2006 2007 2008 2009 Federasi Rusia 58.041 47.561 43.896 45.581 UEA 43.743 43.566 44.945 30.931 Syria 30.573 27.288 26.114 29.207 Iran 27.838 31.716 31.027 28.606 Turki 13.344 14.459 15.858 15.751 Jordania 9.473 5.865 14.290 13.293 Jepang 10.894 10.243 10.189 9.500 Iraq 12.066 8.970 11.597 9.037 Ukraina 7.835 6.821 7.240 8.764 Saudi Arabia 7.292 8.436 7.218 4.716
Sumber : International Tea Committee (2009) dan Forbes Tea Portal (2009), (diolah)
Mayoritas grade teh yang diproduksi di Sri Lanka adalah grade BOP (Broken Orange Pekoe) dan BOPF (Broken Orange Pekoe Fanning), yang
47
diminati oleh pasar Rusia dan Timur Tengah, untuk masalah mutu tidak menjadi masalah karena Sri Lanka teh di Sri Lanka dikenal dengan teh yang memiliki mutu baik, disebabkan oleh elevasi penanamannya. Untuk small grades proporsi ekspornya lebih kecil. hal ini disebabkan small grades tea (seperti Dust) lebih banyak dikonsumsi domestik di Sri Lanka.
5.3. Teh di India dan Guwahati Tea Auction
India mulai memproduksi teh pada tahun 1883, industri teh di India mulai berkembang sejak jaman pendudukan Inggris. Hingga kini India telah berkembang menjadi salah satu negara penghasil teh terbesar di dunia. Pada tahun 2008, India memproduksi sebesar 980.818 ton. India menjadikan teh sebagai salah satu sektor andalannya di bidang pertanian, sama seperti Sri Lanka dan Kenya.
Dalam produksinya India memproduksi mayoritas teh berjenis CTC (Crush, Tearing, and Curling) dan sedikit ortodoks. Disebabkan mayoritas negara di India memproduksi tehnya dengan metode CTC (Crush, Tearing, and Curling). Perbandingan produksi teh di India dapat dilihat melalui tabel 13.
Tabel 13. Produksi Teh India Tahun 2004-2008 (dalam kilogram)
Tahun Jenis Teh Ortodoks CTC 2006 72.000.000 815.000.000 2007 87.000.000 849.000.000 2008 78.000.000 893.000.000 2009 84.000.000 850.000.000 2010 92.000.000 878.000.000
Sumber : International Tea Committee (2009)
Guwahati Tea Auction dilaksanakan pertama kali pada 25 September 1970 oleh Guwahati Tea Auction Committee. Guwahati Tea Auction dibentuk karena provinsi Assam menyumbang sekitar 55 persen dari total produksi teh India dan 80 persen dari total teh yang diekspor oleh India6. Namun kontribusi perkebunan teh pada sektor ekonomi regional sangatlah kecil, sehingga diputuskan untuk
6 [GTAC] Guwahati Tea Auction Centre. 2008. History of GTAC.
48
menumbuhkan perekonomian provinsi Assam dibuatlah sebuah auction baru yang diberi nama Guwahati Tea Auction.
Tabel 14. Volume Teh yang Dilelang di Guwahati Tea Auction Tahun 2008-2010 (dalam kilogram) Negara Tahun 2008 2009 2010 Januari – Maret 20.509.952 23.075.661 25.908.728 April – Juni 26.549.726 24.234.743 23.252.766 Juni – September 46.109.305 45.683.269 34.578.823 Oktober – Desember 42.572.681 42.398.317 37.631.819
Sumber : Guwahati Tea Auction Centre (2011)
Saat ini Guwahati Tea Auction merupakan auction terbesar ketiga di dunia setelah Colombo dan Mombasa. Pada tahun 2008, jumlah peserta dari Guwahati Tea Auction ada sekitar 665 penjual, 247 pembeli terdaftar, 9 broker and 34 gudang7. Beberapa negara tujuan ekspor teh yang berasal dari India dapat dilihat pada tabel 15.
Tabel 15. Volume dan Negara Tujuan Ekspor India Tahun 2005-2007 (dalam metrik ton)
Negara Tujuan 2005 2006 2007
CIS 48.130 49.100 53.496
Uni Emirat Arab 26.540 21.882 24.551
Inggris 21.220 23.132 17.856 Iran 6.620 8.667 13.139 Afganistan 3.060 7.411 8.264 Amerika Serikat 7.345 6.893 7.968 Jerman 4.794 4.309 5.682 Pakistan 11.000 14.732 5.477 Mesir 370 2.751 5.144 Australia 4.904 4.451 4.864
Sumber : International Tea Committee (ITC) (2009)
7 Hazarika K. 2008. Tea Auction Market; with a special reference to Guwahati Auction Centre.
www.nits.ac.in/department/Humanities%20new/new_hum/ social_scanner/9.doc. [03 Juli 2011]
49
Pasar yang menjadi tujuan pemasaran pada auction di India (termasuk
Guwahati Tea Auction) tidak hanya pasar ekspor tetapi juga pasar domestik. Dikarenakan selain India merupakan negara pengekpor teh di dunia, India juga termasuk salah satu negara pengkonsumsi teh terbesar di dunia. Negera pengekspor utama dari India adalah CIS, Uni Emirat Arab, dan Inggris. Untuk
grade Dust mayoritas digunakan untuk konsumsi lokal di India8.
8 Suprihatini R et al.. 2004. Peta Selera Pasar Teh Dunia. Jurnal Manajemen dan Agribisnis