• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. baru yaitu kurikulum 2013 secara bertahap. SMP Bhakti Praja Pangkah adalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN. baru yaitu kurikulum 2013 secara bertahap. SMP Bhakti Praja Pangkah adalah"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Peningkatan mutu pendidikan di Indonesia terus dilakukan sampai saat ini secara berkesinambungan. Berbagai upaya dilakukan demi meningkatkan kualitas pendidikan bangsa, mulai dari pembangunan gedung-gedung, pengadaan sarana dan prasarana sekolah, menyelenggarakan sertifikasi untuk meningkatkan kemampuan profesional pendidik, pengangkatan tenaga pendidik dan kependidikan, dan sampai kepada perubahan kebijakan baik kurikulum maupun standar pendidikan. Kurikulum adalah salah satu komponen penting dalam pendidikan. Kurikulum disusun untuk mendorong anak berkembang ke arah tujuan pendidikan. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum menyatakan bahwa, mulai tahun pelajaran 2013/2014 diberlakukan kurikulum baru yaitu kurikulum 2013 secara bertahap. SMP Bhakti Praja Pangkah adalah salah satu sekolah menengah pertama yang sudah menerapkan Kurikulum 2013.

Salah satu karakteristik Kurikulum 2013 dirancang untuk mengembangkan sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotorik) serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat. Salah satu aspek penilaian pengetahuan dan sikap dapat dilihat dari tingkat berpikir kreatif matematis dan kecerdasan interpersonal siswa.

(2)

Namun, pada kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa, setiap anak mempunyai daya berpikir kreatif matematis dan kecerdasan interpersonal yang masih rendah. Terbukti hasil tes kemampuan berpikir kreatif matematis nilai rata-rata setiap indikator yaitu : rata-rata-rata-rata nilai berpikir lancar 30,4, rata-rata-rata-rata nilai berpikir luwes 41,2, rata-rata nilai berpikir orisinil 37,2 dan rata-rata nilai berpikir elaboratif 42,6 dengan nilai rata-rata keseluruhan kemampuan berpikir kreatif 37,9.

Selain itu, dari hasil wawancara dengan guru matematika SMP Bhakti Praja Pangkah diperoleh beberapa informasi bahwa dari hasil jawaban siswa kelas VIIIA ketika diberikan evaluasi terdapat permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh siswa. Permasalahan tersebut antara lain: 1) siswa cenderung tidak menjawab ketika guru memberikan pertanyaan, sehingga hal tersebut belum menunjukkan kelancaran siswa dalam mengemukakan gagasannya, 2) dalam menjawab pertanyaan/soal siswa hanya memberikan jawaban/soal yang sesuai yang dicontohkan oleh guru. Kemampuan siswa dalam mencari alternatif jawaban dari permasalahan masih kurang, sehingga belum tampak siswa memikirkan alternatif jawaban yang bervariasi, 3) siswa cenderung masih menghafalkan atau meniru apa yang diberikan oleh guru, sehingga hal tersebut siswa belum tampak berpikir orisinil dalam menyelesaikan permasalahan, 4) siswa belum mampu menjelaskan secara rinci maupun runtut dari suatu masalah yang diberikan oleh guru, sehingga keemampuan mengelaborasi siswa belum tampak dalam memecahkan suatu masalah.

(3)

Untuk kemampuan kecerdasan interpersonal siswa, guru juga mengemukakan bahwa kemampuan siswa untuk memahami perasaan orang lain atau teman sebayanya masih rendah terbukti dengan acuh tak acuhnya mereka ketika teman mendapatkan kesulitan dalam belajar dan tidak bisanya siswa mengontrol emosi, sehingga hal tersebut siswa belum tampak dalam kemampuan kecerdasan interpersonal. Dalam mempelajari matematika, berpikir menjadi pokok penting. Pelajaran matematika mengharuskan setiap siswa memiliki kemampuan memahami rumus, berhitung, menganalisis, mengelompokkan objek, membuat alat peraga, membuat model matematika, kemampuan mempresentasikan jawaban, dan lain-lain. Kegiatan tersebut tidak hanya memerlukan kemampuan berpikir kreatif dan kecerdasan interpersonal biasa, melainkan memerlukan kemampuan berpikir kreatif dan kecerdasan interpersonal yang tinggi.

Berpikir kreatif adalah kemampuan untuk mengungkapkan hubungan-hubungan yang baru, melihat sesuatu dari sudut pandang baru dan membentuk kombinasi baru dari dua konsep atau lebih yang telah dikuasai sebelumnya (Munandar, 2009). Artinya, seseorang yang kreatif akan mampu mengolah pikiran dan perilakunya yang akan menghasilkan sesuatu yang baru yang beda dengan yang lain dan inovatif. Jadi, kemampuan berpikir kreatif matematis dapat diartikan sebagai kemampuan menyelesaikan masalah matematika dengan lebih dari satu penyelesaian dan siswa berpikir lancar, luwes, melakukan elaborasi, dan memiliki orisinalitas dalam jawabannya. Kecerdasan interpersonall itu sendiri,

(4)

menurut Mork (Yaumi, 2013) bahwa, kecerdasan interpersonal adalah kemampuan untuk membaca tanda dan isyarat sosial, komunikasi verbal dan non-verbal, dan mampu menyesuaikan gaya komunikasi secara tepat. Orang yang memiliki kecerdasan interpersonal yang tinggi melakukan negosiasi hubungan dengan keterampilan dan kemahiran karena orang tersebut mengerti kebutuhan tentang empati, kasih sayang, pemahaman, ketegasan, dan ekspresi dari kebutuhan dan keinginan. Orang seperti ini mengetahui bagaimana pentingnya berkolaborasi dengan orang lain, memimpin ketika diperlukan, mengikuti jika memang keikutsertaan sangat diperlukan, bekerja sama dengan orang-orang yang memiliki ketrampilan komunikasi yang berbeda-beda.

Dari masalah di atas, diperlukan adanya suatu model dan strategi pembelajaran yang mampu menempatkan siswa pada posisi yang lebih aktif, kreatif, dan mandiri untuk mendorong pengembangan potensi dan kemampuan yang dimiliki siswa. Salah satu model dan strategi pembelajaran yang tepat sesuai kurikulum 2013 adalah pembelajaran berbasis masalah dengan strategi Auditory Intellectually Repetition (AIR).

Menurut Tan (Rusman, 2010), Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan inovasi dalam pembelajaran karena dalam (PBM) kemampuan berpikir siswa betul-betul dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok atau tim yang sistematis, sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji, dan mengembangkan kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan. Dalam pembelajaran guru harus menggunakan proses pembelajaran yang akan

(5)

menggerakan siswa menuju kemandirian, kehidupan yang lebih luas, dan belajar sepanjang hayat. Lingkungan yang dibangun guru harus mendorong cara berpikir reflektif, evaluasi kritis, dan cara berpikir yang berdayaguna. Sedangkan strategi pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) adalah salah satu strategi pembelajaran yang menekankan pada tiga aspek yaitu Auditory (mendengar), Intellectualy (berpikir), Repetition (pengulangan). Belajar Auditory yaitu belajar mengutamakan berbicara dan mendengarkan. Menurut (Meier , 2002), belajar Auditory sangat diajarkan terutama oleh bangsa Yunani kuno, karena filosof mereka adalah jika mau belajar lebih banyak tentang apa saja, maka bicarakanlah tanpa henti. Intellectualy menunjukkan apa yang dilakukan pembelajaran dalam pemikiran suatu pengalaman dan menciptakan hubungan makna, rencana dan nilai dari pengalaman tersebut. Sedangkan pengulangan dapat diberikan secara teratur, pada waktu-waktu tertentu atau setelah tiap unit yang diberikan, maupun disaat waktu yang dianggap perlu pengulangan. Menurut Ngalimun (2013)

Repetition merupakan pengulangan, dengan tujuan memperdalam dan

memperluas pemahaman siswa yang perlu dilatih melalui pengerjaan soal, pemberian tugas dan kuis. Dalam strategi pembelajaran AIR ini siswa dibiasakan untuk menggunakan indera telinga dan kemampuan berpikirnya untuk melakukan suatu masalah dengan tingkat berpikir kreatifnya.

Berdasarkan uraian di atas tentang pembelajaran berbasis masalah dengan strategi pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) menunjukkan bahwa pembelajaran tersebut berpotensi mengembangkan kemampuan berpikir

(6)

kreatif matematis dan kecerdasan interpersonal siswa. Maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan kecerdasan interpersonal siswa melalui Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Strategi Auditory Intellectually Repetition (AIR).

B. Rumusan Masalah

Agar penelitian ini dapat terarah dan tidak terlalu luas jangkauannya maka diperlukan rumusan masalah. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: apakah pembelajaran berbasis masalah dengan strategi Auditory, Intellectually, Repetition (AIR) dengan studi kasus di SMP Bhakti Praja Pangkah dapat meningkatkan berpikir kreatif matematis dan kecerdasan interpersonal siswa?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan berpikir kreatif matematis dan kecerdasan interpersonal siswa melalui pembelajaran berbasis masalah dengan strategi Auditory, Intellectually, Repetition (AIR) dengan studi kasus di SMP Bhakti Praja Pangkah.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Siswa

Melalui pembelajaran Berbasis Masalah dengan Strategi Auditory Intellectually Repetition (AIR) siswa, memudahkan siswa memahami

(7)

konsep-konsep belajar yang tidak monoton sehingga hasil belajarnya dapat meningkat.

2. Bagi Guru

a. Memberikan masukan kepada tenaga pengajar dalam penggunaan pembelajaran Berbasis Masalah dengan strategi Auditory Intellectually Repetition (AIR).

b. Meningkatkan kemampuan guru dalam menggunakan suatu pembelajaran, serta dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran.

3. Bagi Sekolah

Sebagai input/masukan bagi sekolah khususnya dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran matematika.

4. Bagi Peneliti

Dapat menambah wawasan dan pengalaman bahwa dalam mengajar matematika ada banyak cara yang dilakukan agar pembelajaran menjadi menarik bagi siswa, salah satunya dengan menggunakan Pembelajaran Berbasis Masalah dengan strategi Auditory Intellectually Repetition (AIR).

Referensi

Dokumen terkait

Perlakuan perendaman biji dan penyiraman dengan berbagai dosis PGPR tanaman pioneer bekas tambang kapur (Tridax procumbens, Crotalaria mucronata, Mimosa pudica, Imperata

Maka dari itu landasan program perencanaan dan perancangan ini merupakan gagasan untuk memaksimalkan kapasitas terminal penumpang yang dirasa masih kurang

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Sukorame Kota Kediri , melalui kuesioner orang mengatakan cukup mengetahui apa itu

Perhatikan trapesium sama kaki ABCD di atas. Akan ditemukan luas trapesium dengan langkah-langkah berikut. 2) Potonglah segitiga AED dan pindahkan dalam bentuk berlawanan

Dan hasil dari penelitian ini, dengan penggunaan supply chain management yang intensif maka dapat menghasilkan keunggulan kompetitif yang baik dan meningkatkan

Unfortunately, many soils are considered lack of available silicon that has positive impact on plants by stimulating nutrient uptake and plant photosynthesis, decrease

Oleh karena itu suatu perilaku terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme dan kemudian organisme tersebut merespon perilaku atau tindakan responden

PADEMANGAN II GG.13 NO.324 Kelurahan PADEMANGAN TIMUR Kecamatan PADEMANGAN Jakarta L INDIVIDUAL - DOMESTIC PT INDO PREMIER SEKURITAS 60.. TANAH TINGGI