• Tidak ada hasil yang ditemukan

Volume 07, Nomor 01, Juni 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Volume 07, Nomor 01, Juni 2016"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Peningkatan Keterampilan Membaca dalam Pelajaran Sejarah

Kebudayaan Islam dengan Menggunakan

Strategi

Information search

bagi

Siswa Kelas IV MI Mambaul Ulum Krian Sidoarjo





Abstrak: Dalam pembelajaran SKI, guru sering menggunakan metode ceramah sehingga siswa terlihat pasif. Pada pembelajaran SKI waktu yang disediakan terbatas sedang materi begitu padat dan penting, yakni menuntut pemantapan pengetahuan hingga terbentuk watak dan keperibadian yang berbeda jauh dengan tuntutan terhadap mata pelajaran lainnya. Pada PTK ini guru menggunakan Strategi pembelajaran Information Search. Adapun permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana peningkatan keterampilan membaca dengan diterapkannya strategi Information Search, Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan keterampilan membaca siswa setelah diterapkannya strategi Information Search. Pada penelitian ini peneliti menggunakan penelitian tindakan kelas model Kurt Lewin yang dilakukan satu siklus. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes tulis (dalam bentuk pre-test dan

post-test). Dari hasil analisis didapatkan bahwa ketuntasan keterampilan membaca siswa mengalami peningkatan sebelumnya mencapai 52%, setelah diterapkannya strategi Information search keterampilan membaca siswa mencapai 86%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah strategi

Information search dapat berpengaruh positif dan dapat meningkatkan keterampilan membaca siswa kelas IV di MI Mambaul Ulum Krian Sidoarjo.

Kata Kunci: Membaca, Sejarah Kebudayaan Islam, Information Search.

PENDAHULUAN

Kehidupan dan peradaban manusia senantiasa mengalami banyak perubahan. Dalam merespon fenomena itu, manusia berpacu mengembangkan, pendidikan

(2)

baik di bidang ilmu-ilmu sosial, ilmu alam, ilmu pasti maupun ilmu-ilmu terapan. Namun bersamaan dengan itu muncul sejumlah krisis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, misalnya krisis politik, ekonomi, sosial, hukum, etnis, agama, golongan dan ras. Akibatnya peranan serta efejtifitas pembelajaran di madrasah sebagai pemberi nilai spiritual terhadap kehidupan keberagamaan masyarakat adalah pembelajaran SKI.

Dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, guru sering menggunakan metode ceramah sehingga siswa terlihat pasif. Dalam proses ini, guru menjelaskan materi, sedangkan peserta didik hanya memperhatikan penjelasan guru. Pada pembelajaran SKI waktu yang disediakan terbatas sedang materi begitu padat dan penting, yakni menuntut pemantapan pengetahuan hingga terbentuk watak dan keperibadian yang berbeda jauh dengan tuntutan terhadap mata pelajaran lainnya. Kelemahan lain, materi SKI, lebih terfokus pada pengayaan pengetahuan (kognitif) dan minim dalam pembentukan sikap (afektif). Datam implementasinya juga lebih didominasi pencapaian kemampuan kognitif, kurang mengakomodasi-kan kebutuhan afektif. Lemahnya sumber daya guru dalam pengembangan pendekatan dan metode yang lebih variatif, minimnya berbagai sarana pelatihan dan pengembangan, serta rendahnya peran serta orang tua peserta didik.

Masalah belajar peserta didik pada mata pelajaran SKI menjadi sorotan penting. Hal ini karena mata pelajaran SKI memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati sejarah kebudayaan Islam yang mengandung nilai-nilai kearifan yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan, membentuk sikap, watak, dan kepribadian peserta didik. Dengan demikian pendidik dalam menyampaikan materi SKI harus menerapkan proses pembelajaran yang menjadikan peserta didik aktif, kreatif dan mampu mencapai tujuan pembelajaran.

Pembelajaran adalah upaya guru menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan peserta didik yang amat beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dan peserta didik serta antar peserta didik. Dalam proses pembelajaran melibatkan peran serta guru, bahan ajar, dan lingkungan kondusif yang sengaja diciptakan (Hamdani, 2011: 71).

Dalam pendidikan guru memegang peranan sangat penting untuk memajukan pendidikan nasional. Ini berarti guru memahami benar kedudukan model pembelajaran yaitu sebagai strategi pengajaran dan sebagai alat untuk mencapai tujuan. Tugas utama guru adalah menciptakan suasana di dalam kelas agar terjadi interaksi belajar-mengajar yang dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik dan sungguh-sungguh. Untuk itu, guru seyogyanya memiliki kemampuan untuk melakukan interaksi belajar-mengajar yang baik. Salah satu kemampuan yang sangat penting adalah kemampuan mengatur kelas (Semiawan, 1992: 63).

Dari hasil wawancara peneliti dengan guru mata pelajaran SKI kelas IV MI Mambaul Ulum Krian Sidoarjo, selama proses pembelajaran masih berpusat pada

(3)

guru (Teacher Centered) dan pendekatan yang dipakai masih tekstual. Dalam proses belajar mengajar, guru menjelaskan materi dengan metode ceramah dan menuliskan ringkasannya di papan tulis, sedangkan peserta didik hanya memperhatikan penjelasan guru kemudian mencatat dan menghafalkannya. Dari penggunaan metode ceramah seperti itu, ketuntasan hasil belajar peserta didik sangat rendah. Ditemukan dari 44 peserta didik hanya 35% yang dapat menjelaskan peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW dengan lancar dan lengkap sedangkan 65% lainnya dapat menjelaskan peristiwa dakwah Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya secara tidak lancar dan tidak lengkap.

Dengan demikian selama proses pengajaran belum mampu mengembangkan ketrampilan berpikir. Siswa terbiasa dengan menghafal fakta-fakta, dan problem-problem yang diberikan oleh guru, dengan demikian pemahaman konsep dan keaktifan peserta didik cenderung rendah.

Untuk mengatasi masalah tersebut, maka guru perlu melakukan perbaikan pembelajaran agar berpengaruh positif terhadap hasil belajar SKI peserta didik baik dalam ranah afektif, kognitif maupun psikomotorik. Salah satu upaya yang dapat dilakukan guru adalah dengan mencoba menerapkan metode-metode pembelajaran yang lebih berorientasi pada keaktifan peserta didik dalam proses belajar mengajar.

Strategi pembelajaran Information search merupakan strategi pembelajaran yang menggunakan pendekatan pembelajaran aktif (Active learning). Pembelajaran aktif (Active learning) adalah segala bentuk pembelajaran yang memungkinkan siswa berperan secara aktif dalam proses pembelajaran itu sendiri baik dalam bentuk interaksi antar siswa maupun siswa dengan guru dalam proses pembelajaran tersebut.

Strategi pembelajaran Information search adalah strategi pembelajaran yang menggunakan beberarapa pertanyaan, siswa secara individu atau berkelompok mencari informasi yang dapat membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru. Tujuan Strategi pembelajaran Information search adalah untuk meningkatkan informasi yang diperoleh siswa.

Strategi ini digunakan oleh guru dengan maksud meminta peserta didik untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan baik oleh pendidik maupun peserta didik sendiri, kemudian mencari informasi dari pertanyaan yang diajukan kepada mereka atau metode ini bisa juga disebut dengan ujian open-book.”

Strategi ini merupakan strategi dimana pendidik membagi peserta didiknya menjadi beberapa kelompok kecil untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai topik yang dibahas, agar siswa tidak langsung menemukan jawaban dari sumber informasi yang dberikan, melainkan menyimpulkan suatu jawaban dari sumber tersebut

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana penerapan Strategi Information search pada mata pelajaran SKI kelas IV MI Mambaul Ulum Krian Sidoarjo. Dan tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan

(4)

Strategi Information search pada mata pelajaran SKI kelas IV MI Mambaul Ulum Krian Sidoarjo.

Secara khusus kemanfaatan berdasarkan pengguna dari penelitian ini adalah (1) bagi peserta didik menjadi lebih mudah dalam menerima dan memahami informasi yang diberikan oleh guru. Dan meningkatkan keaktifan peserta didik untuk ikut serta dalam berlangsungnya proses pembelajaran; (2) Bagi guru mendapatkan variasi baru dalam melaksanakan proses pembelajaran sehingga peserta didik menjadi lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran; (3) Bagi sekolah Memberi-kan kontribusi bagi sekolah, khususnya dalam rangka perbaiMemberi-kan proses pembelajaran serta memperkaya wawasan tentang penerapan strategi pembelajaran yang tepat dan sesuai dalam proses pembelajaran sehingga meningkatkan hasil belajar peserta didik; (4) Penulis Menambah wawasan dan pengetahuan lebih dalam bentuk artikel yang berupa tulisan serta landasan dalam mengajar Sejarah Kebudayaan Islam (SKI).

KERANGKA KONSEPTUAL

Membaca adalah suatu proses untuk memahami yang tersirat dan tersurat, melihat pikiran yang terkandung di dalam kata-kata yang tertulis. Membaca adalah suatu kegiatan fisik dan mental. Dikatakan kegiatan fisik karena melibatkan kerja mata, dan dikatakan kegiatan mental karena menuntut kerja pikiran untuk memahami yang tertulis. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, dapat disimpul-kan bahwa membaca adalah suatu proses yang dilakudisimpul-kan serta dipergunadisimpul-kan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis.

Membaca adalah proses pengolahan bacaan secara kritis, kreatif yang dilakukan dengan tujuan memperoleh pemahaman yang bersifat menyeluruh tentang bacaan itu dan penilaian terhadap keadaan, nilai, fungsi, dan dampak bacaan tersebut.

Membaca suatu keterampilan berbahasa dalam bentuk kegiatan melihat serta memahami tulisan, baik dengan cara diujarkan maupun dalam hati. Kegiatan membaca dapat digolongkan menjadi beberapa jenis yaitu membaca nyaring, membaca dalam hati, membaca pemahaman, membaca kritis, dan membaca ide (Bambang Murjihanto, 2008: 136).

Pengaruh keberhasilan membaca yaitu lingkungan yang tenang dan nyaman akan mendukung konsentrasi dalam membaca. Tingkat pengetahuan membaca yang sesuai dengan tingkat bacaan akan mempengaruhi keberhasilan membaca. Bacaan yang cocok dan diminati pembaca akan dapat mudah dicerna dan dipahami.dalam membaca nyaring diperlukan intonasi bacaan yang tepat.

Kalimat sejarah kebudayaan Islam terdiri dari tiga kata yaitu sejarah, kebudayaan, dan Islam. Kata sejarah menurut istilah adalah ilmu yang berusaha menggali peristiwa-peristiwa masa lalu agar tidak dilupakan. Kebudayaan merupakan jalan hidup sebuah masyarakat yang mencakup keseluruhan spiritual, intelektual, sikap artistic, yang dihasilkan oleh masyarakat, termasuk tradisi, kebiasaan, adat,

(5)

moral, hukun, dan hubungan sosial. Sedangkan Islam secara bahasa berarti tunduk dan patuh. Sedangkan menurut istilah, Islam memiliki pengertian agama yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, melalui perantara malaikat Jibril dan risalahnya disampaikan ke seluruh umat manusia sampai akhir zaman.

Sejarah Kebudayaan Islam dalam Madrasah Ibtidaiyah adalah salah satu mata pelajaran PAI yang menelaah tentang asal-usul, perkembangan, peranan kebudayaan /peradaban Islam dan para tokoh yang berprestasi dalam sejarah Islam pada masa lampau, mulai dari sejarah masyarakat Arab pra-Islam, sejarah kelahiran dan kerasulan Nabi Muhammad SAW sampai dengan masa Khulafaurrasyidin.

Secara substansial, mata pelajaran Sejarah Kebudayan Islam memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati sejarah kebudayaan Islam, yang mengandung nilai-nilai kearifan yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan, membentuk sikap, watak, dan kepribadian peserta didik.

Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan-kemampuan untuk membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya mempelajari landasan ajaran, nilai-nilai dan norma-norma Islam yang telah dibangun oleh Rasulullah SAW. Dalam rangka mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini, dan masa depan. Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah. Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap peninggalan sejarah Islam sebagai bukti peradaban umat Islam di masa lampau. Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam mengambil ibrah dari peristiwa-peristiwa bersejarah (Islam), meneladani tokoh-tokoh berprestasi, dan mengaitkannya dengan fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek dan seni, dan lain-lain untuk mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.Strategi mencari informasi (Information Search) adalah suatu strategi pembelajaran mencari informasi. Informasi dapat diperoleh melalui Koran, buku paket, majalah, atau ineternet, hal tersebut digunakan agar siswa dapat memiliki informasi lebih tentang materi tersebut

Strategi Information search termasuk dalam kategori membaca pemahaman. Kegiatan membaca yang dilakukan pembaca agar tercipta suatu pemahaman terhadap isi yang terkandung dalam isi bacaan. Dalam membaca pemahaman, siswa harus mampu menangkap pokok-pokok pikiran yang lebih tajam sehingga setelah membaca dapat memahami makna dan tujuan bacaan.

Strategi ini digunakan oleh guru dengan maksud meminta peserta didik untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan baik oleh pendidik maupun peserta didik sendiri, kemudian mencari informasi dari pertanyaan yang diajukan kepada mereka atau metode ini bisa juga disebut dengan ujian

(6)

Strategi ini merupakan strategi dimana pendidik membagi peserta didiknya menjadi beberapa kelompok kecil untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai topik yang dibahas, agar siswa tidak langsung menemukan jawaban dari sumber informasi yang dberikan, melainkan menyimpulkan suatu jawaban dari sumber tersebut (Silberman, 2002: 152).

Karakteristik Strategi Pembelajaran Active Learning Information search Menurut Bonwell, Pembelajaran Aktif memiliki karakteristikkarakteristik sebagai Pembelajaran berpusat pada siswa. Siswa berperan lebih aktif dalam mengembang-kan cara-cara belajar mandiri. Siswa berperan serta pada perencanaan, pelaksanaan dan penilaian proses belajar. Guru membimbing dalam terjadinya pengalaman belajar. Guru bukan satu-satunya sumber belajar. Guru merupakan salah satunya sumber belajar, yang memberikan peluang bagi siswa agar dapat memperoleh pengetahuan atau ketrampilan sendiri melalui usaha sendiri, dapat mengembang-kan motivasi dari dalam dirinya, dan dapat mengembangmengembang-kan pengalaman untuk membuat suatu karya.

Tujuan kegiatan pembelajaran tidak hanya untuk sekedar mengejar standar akademis. Selain pencapaian standar akademis, kegiatan ditekankan untuk mengembangkan siswa secara utuh dan seimbang. Pengelolaan kegiatan pembelajaran ditekankan pada kreativitas siswa, dan memperhatikan kemajuan siswa untuk menguasai konsep-konsep dengan mantap. Penilaian dilakukan untuk mengukur dan mengamati kegiatan dan kemajuan siswa, serta mengukur keterampilan dan hasil belajar siswa.

Sintaks dari strategi Information search adalah pertama Guru Menyiapkan sumber materi yang bisa mencakup, Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok kecil, kemudian memberikan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan topik Peserta didik mencari informasi dari sumber materi yang telah diberikan, untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah diberikan oleh guru

Kelebihan dan kekurangan dari strategi information search penggunaan strategi mencari informasi ini memiliki kelebihan yaitu dapat membuat siswa memiliki informasi lebih tentang materi yang diajarkan serta siswa dapat memiliki daya berinkuiri dan saling bekerjasama.

Kelemahan dari strategi information search adalah Peserta didik yang jarang memperhatikan atau bosan jika bahasan dalam strategi tersebut tidak disukai pelaksanaan strategi harus dilakukan oleh pendidik yang kreatif dan vokal, sedangkan tidak semua pendidik di Indonesia memiliki karakter tersebut.

METODE & INSTRUMEN PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (clasroom action reserch) model kolaboratif, karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah dan perbaikan mutu pembelajaran dikelas yang melibatkan beberapa pihak, yaitu guru, peneliti yang melakukan penelitian secara bersama.

(7)

Tempat Penelitian bertempat di MI Mambaul Ulum Krian Sidoarjo tahun pelajaran 2014-2015. Adapun waktu penelitian ini dilaksanakan pada waktu 11 Mei 2015 semester genap pada tahun ajaran 2014-2015. Dan subjek penelitian adalah siswa siswi kelas IV MI Mambaul Ulum Krian Sidoarjo dengan jumlah 44 siswa pada pokok bahasan Isro’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inquiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan (Wiriaatmadja, 2007: 11).

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas model Kurt Lewin. (Eni Purwati, 2009: 12) Kurt Lewin mengemukakan suatu model penelitian tindakan yang berbentuk siklus. Hal ini didasarkan bahwa tindakan yang diberikan tidak hanya diberikan satu kali, tetapi dapat beberapa kali. Kurt Lewin, yang menyatakan bahwa dalam satu siklus terdiri atas empat langkah pokok, yaitu: (1) perencanaan (planning); (2) aksi atau tindakan (Acting); (3) observasi (observing); dan (4) refleksi (reflecting).

Secara keseluruhan, empat tahapan dalam PTK tersebut membentuk suatu siklus PTK yang digambarkan, Seperti pada gambar dibawah ini.

Gambar 1: Siklus PTK Model Kurt Lewin

Dapat diamati dari gambar siklus di atas bahwa model Kurt Lewin memiliki empat tahap proses pelakasanaan. Tahapan tersebut meliputi: pertama, sebelum melaksanakan tindakan, peneliti harus menyusun perencanaan (planning), yaitu

Identifikasi Masalah Perencanaan Tindakan Refleksi Siklus 1 Observasi

Perencanan Ulang Siklus II

(8)

dengan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), mempersiapkan fasilitas dan saran pendukung yang diperlukan dikelas, mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di kelas, mempersiapkan instrumen untuk merekam dan menganalisis data mengenai proses dan hasil tindakan. Kedua, setelah perencanaan tersusun dengan rapi dan matang, barulah peneliti melaksanakan tindakan (acting) yang telah dirumuskan pada RPP pada situasi yang aktual, yang meliputi kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Ketiga, pada tahapan ini peneliti melaksanakan pengamatan (observing) dikelas yang meliputi: (1) mengamati perilaku siswa-siswi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran; (2) memantau kegiatan diskusi/kerja sama antar siswa-siswi dalam kelompok; (3) mengamati pemahaman tiap-tiap anak terhadap penguasaan materi pembelajaran yang telah dirancang sesuai dengan tujuan penelitian tindakan kelas.

Perangkat pendukung rencana penelitian ini terdiri dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang kegiatan intinya adalah (1) Peserta didik dibagikan sumber materi; (2) Peserta didik dibagi kelompok menjadi 5 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4 orang Peserta didik membaca lembar pertanyaan- pertanyaan yang berkaitan dengan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW dan mencari informasi dari sumber materi yang telah diberikan, untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah diberikan oleh guru; (3) Peserta didik di minta untuk mendiskusikan pertanyaan- pertanyaan yang sudah diberikan oleh guru pada kelompok masing-masing; (4) Guru memfasilitasi peserta didik untuk berdiskusi; (5) Setiap kelompok menulis hasil diskusi pada lembar yang disediakan; (6) Setiap kelompok memilih satu orang dari anggotanya sebagai perwakilan presentasi; (7) Anggota kelompok yang lain menanggapi jawaban kelompok yang presentasi.

Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah lembar kegiatan siswa berupa tes tulis (pre-test dan post-test). Data-data yang diperoleh dalam penelitian ini diperoleh melalui tes tulis (pre-test dan post-test). Observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan sistematis fenomena yang diteliti., wawancara adalah kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung dengan mengungkapakan pertanyaan-pertanyaan pada responden, dokumentasi adalah laporan tertulis yang berupa gambar, dokumen-dokumen, dan foto mengenai peristiwa yang isisnya memberikan penjelasan atas gambaran suatu peristiwa yang sudah terjadi.

Untuk mengetahui keefektifan suatu strategi dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisis data. Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau prosentase keberhasilan setelah proses belajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa sol tes tulis (pre-test dan post-test) pada setiap akhir putaran.

Untuk mengetahui keefektifan suatu strategi dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisis data. Analisis ini dihitung dengan menggunakan analisis sederhana yaitu:

(9)

Untuk ketuntasan belajar, ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar kurikulum 1994 (depdikbud. 1994: 21), yaitu seorang siswa telah tuntas bila telah mencapai nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar jika kelas tersebut terdapat 80% yang mencapai nilai KKM.

Untuk menghitung prosentase ketuntasan menggunakan rumus sebagai berikut:

P =∑siswa yang tuntas belajar

∑ siswa X 100

HASIL DAN ANALISIS DATA PENELITIAN Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), instrumen pengumpulan data berupa soal pre-test dan post-test, dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Kegiatan yang dilaksanakan peneliti bekerjasama dengan guru mata pelajaran SKI dalam permasalahan yang sedang dialami dalam proses kegiatan belajar mengajar, untuk itu perlu menetapkan rencana tindakan dan jadwal pelaksanaan serta merumuskan langkah-langkah tindakan yang diperlukan, seperti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan strategi Information Search, lembar kegiatan siswa, media pembelajaran yang digunakan, instrumen penelitian atau evaluasi yang berupa tes tulis, dan kelengkapan lain yang diperlukan. Selain itu, peneliti juga harus merencanakan kriteria keberhasilan perbaikan pembelajaran (dalam penelitian ini ditetapkan 80% siswa mencapai ketuntasan keterampilan membaca dengan nilai minimal 65). Dengan adanya kriteria ketuntasan itu, diharapkan keterampilan membaca yang diperoleh siswa dapat melebihi dari kriteria yang ditetapkan.

Tahap Tindakan atau Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dilaksanakan pada hari Senin, 11 Mei 2015 di kelas IV MI Mambaul Ulum Krian Sidoarjo dengan jumlah siswa 44 yang terdiri dari 19 siswa perempuan dan 25 siswa laki-laki. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dipersiapkan.

Kegiatan pelaksanaan yang dilakukan sebagai berikut: 1) Guru memberikan motivasi kepada siswa, agar siap dalam memulai materi yang akan disampaikan dan diajarkan. 2) Guru melakukan apersepsi mengenai pengaitan materi dengan materi sebelumnnya atau mengaitkan materi dengan pengalaman yang dimiliki oleh siswa. 3) Guru memperkenalkan kepada siswa mengenai strategi yang akan digunakan dalam proses pembelajaran yakni Strategi information search. 4) Guru melakukan

(10)

umpan balik dan selanjutnya memberikan evaluasi atau penilaian dalam bentuk tes lisan kepada peserta didik dengan menggunakan Strategi information search yang sesuai pada langkah-langkah pembelajaran dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Peneliti melakukan penelitian pada semua proses pembelajaran serta aktivitas yang dilakukan oleh siswa dan guru dalam melakukan pembelajaran.

Sebelum menerapkan pembelajaran di kelas yang sesuai rancangan peneliti, peneliti membagikan soal pre-test kepada siswa. Adapun data hasil pre-test sebagai berikut:

Tabel 1: Hasil Pre-Test Siswa dalam Bentuk Tes Tulis

Keterangan Jumlah

Jumlah seluruh siswa 44

Jumlah anak yang tuntas 23

Jumlah anak yang tidak tuntas 21

Nilai maksimum 80

Nilai minimum 40

Rata- rata (Mean) 64

Presentase ketuntasan 52%

Dari data yang di atas hasil tes tulis yang dilakukan siswa dapat diketahui bahwa siswa yang tidak tuntas yaitu 21 siswa dengan persentase 47% dan siswa yang tuntas 23 siwa dengan persentase 52%, sehingga rata-rata kelas masih mencapai 64. Hasil tersebut menunjukkan secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 hanya sebesar 52% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 80% sehingga perlu dilaksanakan perbaikan

Tabel 2: Hasil Post-Test Siswa dalam Bentuk Tes Tulis

Keterangan Jumlah

Jumlah seluruh siswa 44

Jumlah anak yang tuntas 38

Jumlah anak yang tidak tuntas 6

Nilai maksimum 100

Nilai minimum 40

Rata- rata (Mean) 81.5

Presentase ketuntasan 86%

Dari data hasil tes tulis setelah diterapkannya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan strategi Information search dapat dilihat pada tabel 2 di atas, diperoleh nilai rata-rata 80 dan ketuntasan belajar mencapai 86% atau 38 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus I secara

(11)

klasikal siswa sudah tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 sebesar 86% lebih besar dari persentase ketuntasan yang ditentukan yaitu sebesar 80% sehingga penelitian sudah tuntas pada siklus I dan dapat dikatakan bahwa dengan menggunakan strategi pembelajaran Information search dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kelas IV dapat meningkatkan keterampilan membaca siswa.

Tahap Observasi

Pada tahap ini peneliti dan guru melakukan pengamatan terhadap aktifitas pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran Information search seperti pada siklus pertama.

Tahap Refleksi

Pada tahap ini yang harus dilakukan adalah menganalisis hasil observasi yang dilaksanakan pada siklus I. Peneliti mengevaluasi hasil observasi, menganalisis hasil pembelajaran, yang mana dapat diketahui apakah kegiatan yang dilakukan pada siklus I dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW.

Pada tahap ini akan merefleksikan kembali apa yang telah dilaksanakan selama penelitian tindakan kelas dilakukan. Dari data yang diperoleh dapat diuraikan; (1) Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan pembelajaran dengan baik dalam menggunakan strategi information search; (2) Tingkat keaktifan, antusias saat melakukan diskusi dan meningkatkan pemahaman dari pra siklus (sebelum siklus) ke siklus 1 dan; (3) Keterampilan membaca siswa mengalami peningkatan dari pra siklus I ke siklus I

PEMBAHASAN

Dari hasil pre-test dan post-test dapat digambarkan perbandingan melalui grafik sebagai berikut:

Grafik 1: Hasil Pre-Test dan Post-Test

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Tuntas Tidak Tuntas Rerata Prosentase Ketuntasan

Pre Test

(12)

Berdasarkan grafik di atas hasil tes tulis yang dilakukan dari 44 siswa dapat diketahui bahwa siswa yang tuntas yaitu 21 siswa dari hasil pre-test dan 38 siswa pos- test. Untuk siswa yang tidak tuntas ada 21 siswa dari hasil pre-test dan 6 siswa dari hasil Post-test. Rata-rata untuk pre-test mendapat nilai 64 sedangkan Post-test mendapatkan 81,5. Persentase ketuntasan untuk pre test adalah 52% dan untuk Post-test prosentase ketutasanya adalah 86%. Hasil tersebut menunjukkan secara klasikal siswa mengalami peningkatan setelah dilakukannya tindakan dengan menggunakan strategi Information Search.

HASIL PENELITIAN

Berdasarkan hasil tes yang diperoleh peserta didik menunjukkan bahwa penerapan strategi Information search berimplikasi positif dalam menigkatkan keterampilan membaca, khususnya dalam keterampilan membaca pemahaman. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan pemahaman siswa terhadap materi yang sudah dibaca. Terbukti sememakin meningkatnya ketuntasan belajar siswa, yaitu dari 52% menjadi 86%. Dan ketuntasan ketrampilan membaca siswa secara klasikal sudah tercapai.

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktifitas siswa dalam proses pembelajaran dengan menerapkan strategi Information search mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap peningkatan aktifitas belajar siswa yaitu ditunjukkan dengan meningkatnya niai rata-rata pada setiap siswa. Diperoleh aktifitas siswa dalam proses pembelajaran SKI dengan menerapkan strategi Information search dengan memanfaatkan alat dan media, dan diskusi antar siswa atau siswa antar guru. Jadi dapat dikatekorikan siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran. Sedangkan aktifitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan langkah-langkah pembelajar-an dengpembelajar-an baik. Setiap siswa menyampaikpembelajar-an gagaspembelajar-an atau pendapatnya sehingga terjadi interaksi yang baik antar siswa dengan siswa maupun siswa dengan guru serta siswa terlihat lebih aktif dan bersemangat selama proses pembelajaran berlangsung.

Sedangkan aktivitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan langkah-langkah pembelajaran menggunakan strategi Information search yang sesuai dengan rencana pelasanaan pembelajaran yang telah dibuat dengan baik. Hal ini terlihat dari aktifitas guru yang muncul diantaranya aktivitas menjelaskan materi melalui media gambar, membimbing siswa berkelompok, membimbing dan mengamati siswa dalam mengerjakan pre-test dan post-test, dan memberi umpan balik atau evaluasi dan tanya jawab kepada siswa

(13)

PENUTUP Kesimpulan

Pembelajaran dengan strategi Information search positif dalam menigkatkan keterampilan membaca, khususnya dalam ketrampilan membaca pemahaman. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan pemahaman siswa terhadap materi yang sudah dibaca. Terbukti sememakin meningkatnya ketuntasan belajar siswa, yaitu 52% menjadi 86%. Dan ketuntasan keterampilan membaca siswa secara klasikal tercapai.

Saran

Dalam proses pembelajaran guru tidak terfokus dengan metode ceramah. Tetapi guru harus lebih kreatif meyajikan model pembelajaran dengan variasi baru sehingga peserta didik tidak bosan dan menjadi lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran.

Strategi pembelajaran Information search merupakan salah satu strategi yang tepat dalam meningkatkan keterampilan membaca. Seorang guru memilih dan menerapkan strategi Information search agar tujuan pembelajaran tercapai.

Para guru sebaiknya tidak takut dalam mencoba strategi baru selama pembelajaran untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, menarik perhatian siswa, mengaktifkan proses pembelajaran karena siswa dapat mengkonstruk pengetahuan dengan cara mereka sendiri dan gaya belajar yang sesuai dengan keinginan mereka untuk meningkatkan keaktifan siswa serta meningkatkan keterampilan yang dimiliki setiap siswa. Sebelum melaksanakan strategi pembelajaran jenis Information search ini sebaiknya guru melakukan persiapan dengan mempertimbangkan materi yang sesuai sehingga dapat diperoleh hasil yang maksimal. Strategi Information search sangat cocok digunakan untuk pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam materi isra’ mi’raj Nabi Muhammad SAW. Kepada pihak sekolah diharapkan memberikan dorongan serta himbauan kepada para guru untuk lebih kreatif dalam menyampaikan materi pelajaran di kelas.

Perlu adanya penelitian lebih lanjut, karena penelitian ini dilakukan dalam satu pertemuan, sehingga didalamnya masih terdapat kekurangan.

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Bambang Murjihanto. 2008. Buku Pintar Bahasa Indonesia. Surabaya: Gitamedia. Eni Purwati. Dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas Paket 5. Surabaya: LAPIS PGMI. Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

Melvin L. Silberman. 2002 Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung: Nuansa Cendekia.

Rochiati Wiriaatmadja. 2007. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Gambar

Gambar 1: Siklus PTK Model Kurt Lewin
Tabel 2: Hasil Post-Test Siswa dalam Bentuk Tes Tulis  Keterangan  Jumlah
Grafik 1: Hasil Pre-Test dan Post-Test

Referensi

Dokumen terkait

Tuti, Orang Tua Tika Dwi Astuti, Wawancara , Natar 30 November 2015.. Sehingga akhirnya manfaat peran dan perhatian orang tua, terutama ibu, hubungannya dengan

• Signal is first divided into frequency bands, which are then coded separately (Subband Coding). • E.g., Mini Disc -records (Sony), DCC cassettes (Philips)

Pemimpin yang paling efektif pada era globalisasi ini akan menjadi seorang superleader , yaitu seseorang yang memimpin orang lain untuk memimpin diri mereka

Selain itu, pola dinamika populasi jenis-jenis gulma pada saat minggu pertama umur tanaman tomat hingga minggu ke 5 mengalami penurunan, pada pengamatan gulma

Kepala sekolah: (a) memiliki wawasan jauh kedepan (visi) dan tahu tindakan apa yang harus dilakukan (misi) serta paham benar tentang cara yang akan ditempuh

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Penanaman Modal Dalam Negeri dan Penanaman Modal Asing terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan Penyerapan Tenaga Kerja

In our ground-based experiment, the data collected from every sampling plot generally includes: the high precision RTK location data, LiDAR data from different

Tabel 1 menunjukkan bahwa persepsi peternak sapi potong yang telah mengikuti kegiatan penyuluhan yaitu cukup tinggi pada pengetahuan terhadap IB(70 %) artinya peternak sudah tahu