• Tidak ada hasil yang ditemukan

Vol. 8, No. 3, Juni 2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Vol. 8, No. 3, Juni 2020"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora Juni 2020 eISSN 2657- 0998

487

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI TSM Materi

Kesetimbangan Pelajaran Kimia melalui Model Pembelajaran Tutor

Sebaya pada SMK Negeri 1 Bandar Baru Kabupaten Pidie Jaya

Iskandar

SMK Negeri 1 Bandar Baru Kabupaten Pidie Jaya Email: iskandar.pijay@gmail.com

ABSTRAK

Kegiatan belajar mengajar tidak selamanya berjalan seperti yang diingkan, karena

keberhasilan belajar mengajar dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah pendekatan pembelajaran yang digunakan guru dalam mengajar. Hal ini juga terjadi di SMK Negeri 1 Bandar Baru, di mana sebagian besar guru masih melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan metode ceramah sehingga siswa merasa bosan dan jenuh ini bisa mempengaruhi hasil belajar siswa, sehingga banyak siswa yang tidak tuntas. Berdasarkan masalah tersebut diatas peneliti akan melakukan sebuah penelitian tindakan kelas yang mengacu pada model yang dikembangkan Kemmis dan Mc Taggart yang terdiri dari tahap perencanaan, tindakan, observasi, dan, refleksi. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar kimia Materi Kesetimbangan pada siswa kelas XI TSM SMK Negeri 1 Bandar Baru Melalui Model Pembelajaran Tutor Sebaya. Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan pada semester II Tahun Ajaran 2017/2018 dimana subjek penelitiannya adalah siswa Kelas XI TSM SMK Negeri 1 Bandar Baru yang berjumlah 20 siswa. Data yang diperoleh untuk penelitian berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar.Dari hasil analisis didapatkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran Tutor Sebaya. Terjadi peningkatan hasil belajar siswa setiap siklus dimana pada prasiklus nilai rata-rata kelasnya 61,92 dengan ketuntasan belajar 42,30%, dan pada siklus I nilai rata-rata meningkat menjadi 68,08 dengan tingkat ketuntasan 73,03% dan terus meningkat pada siklus II menjadi 76,31 dengan ketuntasan belajar mencapai 88,46%. Demikian juga aktivitas guru dan siswa terus meningkat setiap siklusnya.Simpulan dari penelitian adalah proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Tutor Sebaya terbukti dapat meningkatkan hasil belajar kimia Materi Kesetimbangan pada siswa kelas XI TSM SMK Negeri 1 Bandar Baru.

Kata Kunci : Kimia, Hasil Belajar, Tutor Sebaya PENDAHULUAN

Era globalisasi dewasa ini sarat dengan berbagai bentuk persaingan global. Hal ini disadari penuh oleh dunia pendidikan Indonesia yang merespon persaingan global tersebut dengan cara memfokuskan pembangunan pendidikan nasional pada tiga hal, yaitu: (1) pemerataan dan perluasan akses pendidikan, (2) peningkatan mutu, relevansi, dan daya

(2)

488

saing pendidikan, dan (3) penguatan tata kelola, akuntabilitas, dan citra publik (Depdiknas, 2006). Berbagai upaya untuk mencapai ketiga landasan pendidikan nasional ini telah diupayakan. Sehubungan dengan peningkatan mutu, misalnya, semua aspek yang dianggap berpengaruh terhadap peningkatan mutu telah mendapat perhatian dan penanganan yang serius. Berbagai bentuk perlakuan, pelatihan dan pendidikan bagi guru, sebagai salah satu komponen penting penentu mutu, juga telah dimaksimalkan. Dari segi sarana prasarana, usaha pemerintah juga tidak kurang. Berbagai terobosan dan fasilitas belajar telah diupayakan sehingga mutu pendidikan bisa ditingkatkan. Selain itu, melalui Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), pemerintah juga telah menetapkan standar yang pasti tentang bagaimana pendidikan di setiap jenjang dilaksanakan dan apa saja kompetensi minimal yang harus dicapai oleh setiap lulusannya (BSNP, 2005). Peningkatan kualitas sumber daya menusia melalui pendidikan yang berkualitas. Dalam hal ini, pemerintah telah melaksanakan berbagai program dan menetapkan berbagai kebijakan untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Suryanto (2015:89) menyatakan Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. Pembangunan di bidang pendidikan merupakan merupakan sarana dan wahana yang sangat baik didalam pembinaan sumber daya manusia. Sehingga pendidikan dikatakan berhasil apabila tujuan pendidikan tercapai. Tujuan pendidikan adalah merubah pola pikir dari siswa serta menanamkan akhlak mulia kepada diri siswa tersebut. Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan suatu proses, yaitu proses pembelajaran.

Proses pembelajaran dapat dipandang sebagai suatu proses komunikasi dengan pengertian bahwa pesan pembelajaran yang disampaikan oleh guru dapat diterima oleh guru dapat diterima (diserap) dengan baik atau dapat dikatakan menjadi milik siswa (Nurhasnawati, 2011:4). Proses pembelajaran di sekolah diharapkan mampu memotivasi siswa untuk dapat berpartisipasi aktif di dalam semua pelajaran yang ada disekolah. Namun dalam kenyataannya kemampuan siswa masih rendah, hal ini terbukti masih banyak siswa yang nilai di ujian sekolah kurang dan belum mencapai standar yang telah ditetapkan terutama ditingkat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Bandar Baru Kabupaten Pidie Jaya, yang letaknya di Kecamaten Bandar Baru Kabupaten Pidie Jaya Semua kelas paralel, penulis adalah salah seorang guru di sekolah tersebut yang mengajar di kelas XI TSM. Menurut pengamatan penulis dari semua kelas hanya kelas XI TSM yang kemampuan siswa masih rendah, hal tersebut terlihat dari 20 orang siswa hanya 15 orang siswa yang tuntas atau hasil belajarnya baik, sedangkan lainnya masih rendah hasil belajarnya terutama Pelajaran Kimia. Hal ini terbukti masih banyak siswa yang harus diremedialkan. Hal ini disebab oleh berbagai sebab diantaranya kami mengajar masih menggunakan metode, model, dan alat peraga yang belum relevan. Sehingga membuat siswa pasif, maka hasil belajarnya rendah. Sedangkan harapan penulis semua siswa bernilai baik dan tercapai KKM yang telah di tetapkan 70.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, penulis sebagai guru yang mengajar di sekolah tersebut ingin menerapkan model pembelajaran yang dapat meningkatkan

(3)

Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora Juni 2020 eISSN 2657- 0998

489 keaktifan serta hasil belajar siswa. Sanjaya (2008:48) mengemukakan pemilihan metode pembelajaran yang tepat membuat siswa akan lebih mudah untuk memahami materi yang disampaikan oleh guru dan siswa terlibat aktif dan suasana pembelajaran. Hamalik (2001:172-173) menyatakan bahwa “Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran adalah hal yang sangat ditekankan, salah satunya adalah pembelajaran aktif yang mengutamakan kerja sama antar siswa, adanya keterlibatan antara guru dan siswa atau interaksi. Interaksi tersebut diharapkan siswalah yang paling aktif bukan guru”. Guru hanyalah berfungsi sebagai motivator dan fasilitator, dalam pembelajaran akan berjalan dengan baik antara guru dan siswa apabila didukung oleh metode pembelajaran yang sesuai, seperti metode pembelajaran tutor sebaya. Metode tutor sebaya merupakan wahana penemuan dan pengembangan konsep. Di dalam proses pembelajaran terjadi interaksi antara siswa yang satu dengan siswa yang lain dalam memecahkan masalah yang diberikan oleh guru,sehingga terjadinya sikap meneliti, kreatif, tekun, kerjasama, kritis, tenggang rasa, objektif, bertanggung jawab, jujur, disiplin, dan original (Ahdiyat,2014:76).

Hisyam Zaini dalam Amin Suyitno (2004 : 24) menyatakan bahwa “Metode belajar yang paling baik adalah dengan mengajarkan kepada orang lain. Oleh karena itu, pemilihan model pembelajaran tutor sebaya sebagai strategi pembelajaran akan sangat membantu siswa di dalam mengajarkan materi kepada teman-temannya”. Roscoe dan Chi (2007:23) menjelaskan bahwa dalam pembelajaran dengan tutor sebaya, seorang tutor diharapkan menggunakan kemampuannya untuk memberikan pengajaran dan mengarahkan siswa (tutee) untuk mencapai solusi dan pemahaman sesuai dengan target pembelajaran yang telah ditetapkan.

METODE PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan di SMK Negeri 1 Bandar Baru Kabupaten Pidie Jaya. Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan, mulai dari bulan Agustus sampai dengan bulan September 2017. subyek penelitiannya adalah siswa kelas XI TSM SMK Negeri 1 Bandar Baru Kabupaten Pidie Jaya Tahun Pelajaran 2017/2018 yang berjumlah 20 orang siswa yang terdiri dari 14 laki-laki dan 6 orang siswa perempuan. Dalam penelitian ini pengumpulan data menggunakan teknik tes dan non tes. Alat pengumpulan data meliputi: tes tertulis, terdiri atas 20 butir soal dan non tes, meliputi lembar observasi dan dokumen.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Kondisi Awal

Pembelajaran sebelum pelaksanaan tindakan kelas, guru mengajar secara konvensional. Guru cenderung menstranfer ilmu pada siswa, sehingga siswa pasif, kurang kreatif, bahkan cenderung bosan. Disamping itu dalam menyampaikan materi guru tanpa menggunakan alat peraga. Melihat kondisi pembelajaran yang monoton, suasana pembelajaran tampak kaku, berdampak pada nilai yang diperoleh siswa kelas XI TSM SMK Negeri 1 Bandar Baru Kabupaten Pidie Jaya khususnya pembelajaran kimia materi kesetimbangan pelajaran kimia. Sebelum siklus I (pra siklus) banyak siswa belum mencapai ketuntasan belajar minimal dalam mempelajari kompetensi dasar tersebut. Hal

(4)

490

ini diindikasikan pada capaian nilai hasil belajar di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebesar 70.

Tabel 1. Nilai Tes Pra Siklus

NO Hasil

(Angka)

Hasil (Huruf) Arti Lambang Jumlah Siswa Persen

1 3,66-4,00 A Sangat baik - 0 % 2 3.00-3,65 B Baik 3 16,7 % 3 2,66-299 C Cukup 6 33,3 % 4 1,66-2,65 D Kurang 8 37,5 % 5 <1,66 E Sangat Kurang 1 5,56 % Jumlah 18 100%

Sumber : Hasil tabulais data Oktober 2017

Berdasarkan hasil analisis dalam tabel di atas diketahui bahwa jumlah siswa yang mendapat nilai A (sangat baik) sejumlah 0 % atau tidak ada, yang mendapat nilai B (baik) sebanyak 16,7.% atau sebanyak 3 siswa dan yang mendapat nilai C (cukup) sebanyak 13,3% atau 6 siswa, dan yang mendapat nilai kurang 44,4% atau sebanyak 8 siswa , sedangkan yang mendapat nilai sangat kurang 5,56 % atau sebanyak 1 siswa.

Deskripsi Hasil Siklus I Perencanaan Tindakan

Perencanaan tindakan dalam siklus I dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Pemilihan Materi dan penyusunan rencana pelasaksanaan pembelajaran. Materi yang dipilih dalam penelitian ini artinya setiap RPP disampaikan dalam 1 kali tatap muka. Dengan demikian, selama siklus I terjadi 2 kali tatap muka.

b. Pembentukan kelompok-kelompok belajar. Pada siklus I, siswa dalam satu kelas dibagi menjadi 4 kelompok kecil dengan memperhatikan heterogenitas kemampuan.

Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus I dapat dideskripsikan sebagai berikut: a. Pelaksanaan Tatap Muka

Tatap muka I dan II dengan RPP tentang pembelajaran Kimia khususnya Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI TSM Materi Kesetimbangan Pelajaran Kimia Melalui Model Pembelajaran Tutor Sebaya Pada SMK Negeri 1 Bandar Baru Kabupaten Pidie Jaya. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran tutor sebaya dengan langkah-langkahnya sebagai berikut;

1) Guru secara klasikal menjelaskan strategi pembelajaran yang harus dilaksanakan siswa.

2) Secara kelompok siswa berkompetisi menempelkan pias–pias peta pada peta yang telah didesain. Kelompok yang selesai terlebih dulu boleh memperagakan yel–yelnya. 3) Secara kelompok siswa mencari dan menemukan pada buku panduan.

4) Secara kelompok siswa bertanya jawab antar kelompok untuk mempresentasikan hasil kerjanya.

(5)

Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora Juni 2020 eISSN 2657- 0998

491 5) Kelompok yang mendapat skor paling tinggi mendapat hadiah.

6) Guru memberi umpan balik hasil pemahaman siswa terhadap Materi yang dipelajari dengan mengadakan evaluasi berupa tes.

7) Guru menilai hasil evaluasi. 8) Guru memberikan tindak lanjut.

Sekilas gambaran proses pembelajaran pada siklus I, guru tidak lagi mentransfer Materi pada siswa, tapi siswa secara aktif bekerja sama dalam kelompok untuk mencari Materi serta mendiskusikannya. Siswa tampak aktif dan bergairah dalam pembelajaran. Dalam kegiatan ini mereka saling bekerja sama dan bertanggung jawab untuk berkompetisi dengan kelompok lain dalam menyelesaikan lembar kerja siswa .Suasana pembelajaran lebih menyenangkan nampak semua siswa bergairah dalam mengikuti pelajaran.

b. Wawancara

Wawancara dilaksanakan pada saat kegiatan tatap muka setelah selesai diskusi. Kegiatan wawancara dilaksanakan oleh guru terhadap beberapa anggota kelompok. Wawancara diperlukan untuk mengetahui sejauh mana perasaan siswa dalam memahami Materi Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI TSM materi kesetimbangan pelajaran kimia melalui model pembelajaran tutor sebaya dengan wawancara juga digunakan sebagai bahan refleksi.

c. Observasi

Observasi dilaksanakan pada keseluruhan kegiatan tatap muka, dalam hal ini observasi dilakukan oleh 2 observer yaitu guru kelas (teman sejawat) pada SMK Negeri 1 Bandar Baru Kabupaten Pidie Jaya. Observasi dilaksanakan untuk mengetahui secara detail keaktifan, kerjasama, kecepatan dan ketepatan siswa dalam memahami Hasil observasi digunakan sebagai bahan refleksi dan untuk merencanakan rencana tindakan pada siklus II.

Hasil Pengamatan

Untuk memperjelas data hasil tes siklus I dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 2. Hasil Rekap Nilai Tes Siklus I

No Hasil (Angka) Hasil ( Huruf)

Arti Lambang Jumlah Siswa Persen

1 85-100 A Sangat baik 2 11,1 % 2 75-84 B Baik 9 50,0 % 3 65-74 C Cukup 6 33,3 % 4 55-64 D Kurang 1 5,6 % 5 <54 E Sangat Kurang - - Jumlah 100 %

(6)

492

Dari hasil tes siklus I, menunjukkan bahwa hasil yang mencapai nilai A (sangat baik) adalah 2 siswa (11,1 %), sedangkan yang mendapat nilai B (baik) adalah 9 siswa atau (50,0%), sedangkan dari jumlah 18 siswa yang masih mendapatkan nilai C (cukup) sebanyak 6 siswa (33,3%) , sedangkan yang mendapat nilai D (kurang) ada 1 siswa (5,6%), sedangkan yang mendapat nilai D (sangat kurang) tidak ada atau 0% .

Refleksi

Berdasarkan hasil tes kemampuan awal dengan hasil tes kemampuan siklus I dapat dilihat adanya pengurangan jumlah siswa yang masih di bawah Kriteria ketuntasan Minimal. Pada pra siklus jumlah siswa yang dibawah KKM sebanyak 15 anak dan pada akhir siklus I berkurang menjadi 7 anak. Nilai rata-rata kelas meningkat dari 4,83 menjadi 6,67. Jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan siklus I, seperti disajikan dalam tabel berikut ini.

Tabel 3. Perbandingan Hasil Nilai Tes Pra Siklus dan Siklus I No Hasil tes (dalam huruf ) Jumlah siswa yang berhasil

Pra siklus Siklus I

1 A (85 -100) - 2 2 B (75-84) 3 9 3 C (65-74) 6 6 4 D (55-64) 8 1 5 E (< 54) 1 - Jumlah 18 18

Sumber : Hasil Tabulasi data November 2017

Tabel 4. Perbandingan Ketuntasan Belajar antara Pra Siklus dengan Siklus I No Ketuntasan

Jumlah Siswa

Pra Siklus Siklus I

Jumlah Persen Jumlah Persen

1. Tuntas 3 16,66% 7 38,88%

2. Belum Tuntas 15 83,34% 11 61,11%

Jumlah 18 100% 18 100%

Berdasarkan data pada tabel 10 di atas, dapat disimpulkan bahwa Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI TSM Materi Kesetimbangan Pelajaran Kimia Melalui Model Pembelajaran Tutor Sebaya mampu meningkatkan hasil belajar Oleh karena itu, rata-rata kelas pun mengalami kenaikan menjadi 75 Walaupun sudah terjadi kenaikan seperti tersebut di atas, namun hasil tersebut belum optimal. Hal ini dapat terlihat dari hasil observasi bahwa dalam kegiatan pembelajaran masih terdapat beberapa siswa yang kurang aktif dalam melakukan kegiatan pembelajaran, karena sebagian siswa beranggapan bahwa kegiatan secara kelompok akan mendapat prestasi yang sama. Oleh karena itu, diperlukan upaya perbaikan pembelajaran pada siklus II.

(7)

Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora Juni 2020 eISSN 2657- 0998

493 Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, maka pelaksanaan tindakan pada siklus II dapat dideskripsikan sebagai berikut.

Perencanaan Tindakan

Perencanaan tindakan dalam siklus II dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Pemilihan Materi dan penyusunan rencana pelasaksanaan pembelajaran. Dalam siklus II, pada hakikatnya merupakan perbaikan atas kondisi siklus I Materi pelajaran dalam siklus II. Atas dasar Materi pelajaran tersebut kemudian dilanjutkan dengan pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Alokasi waktu yang dibutuhkan untuk kegiatan tersebut adalah 2 x 45 menit dengan 2 kali tatap muka.

b. Pembentukan kelompok siswa. Pada siklus II, strategi pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI TSM materi kesetimbangan pelajaran kimia melalui model pembelajaran tutor sebaya mampu meningkatkan hasil belajar dikemas dalam bentuk kuis yang dikompetisikan antar kelompok, sehingga siswa dibagi menjadi 4 kelompok untuk memperebutkan penempatan letak peta secara benar tepat dan cepat.

Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus II dapat dideskripsikan sebagai berikut: a. Pelaksanaan Tatap Muka

Tatap muka I dan II dengan sesuai dengan RPP. Metode pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran dengan Tutor sebaya. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

1) Guru memberikan evaluasi atas kegiatan pembelajaran pada siklus I.

2) Guru memberikan motivasi pentingnya strategi pembelajaran dengan Tutor sebaya. 3) Guru melatih siswa untuk menerapkan strategi pembelajaran dengan Tutor sebaya

secara mandiri.

4) Mengevaluasi tugas latihan pembelajaran dengan Tutor sebaya. 5) Membimbing siswa untuk merangkum pelajaran.

6) Guru memberikan evaluasi dengan tes. 7) Guru menilai hasil evaluasi.

Pada pelaksanaan pembelajaran pada siklus II siswa masaih belajar secara kelompok, namun dalam kegiatan kelompok ini siswa tertantang untuk lebih mandiri dalam menguasai materi. Karena disamping belajar secara kelompok, namun mereka antar individu harus berkompetisi secara pribadi.

b. Wawancara

Wawancara dilaksanakan pada saat siswa melakukan kegiatan pembelajaran. Wawancara diperlukan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam memahami, memadukan dengan mata pelajaran lain. Disamping itu, wawancara digunakan untuk mengidentifikasi kesulitan-kesulitan yang dialami oleh siswa. Hasil wawancara digunakan sebagai bahan refleksi.

(8)

494

c. Observasi

Observasi dilaksanakan pada keseluruhan kegiatan tatap muka, dalam hal ini observasi dilakukan oleh 2 observer yaitu guru pada SMK Negeri 1 Bandar Baru Kabupaten Pidie Jaya. Observasi dilaksanakan untuk mengetahui aktivitas siswa secara langsung dalam proses pembelajaran. Hasil observasi digunakan sebagai bahan refleksi.

Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan pada siklus II dapat dideskripsikan seperti pada tabel berikut ini. Tabel 5. Rekap Hasil Nilai Tes Siklus II

No Hasil (Angka)

Hasil (Huruf) Arti Lambang Jumlah Siswa Persen 1 85-100 A Sangat Baik 4 22,2 % 2 75-84 B Baik 12 66,7 % 3 65-74 C Cukup 2 11,1 % 4 55-64 D Kurang - - 5 <54 E Sangat Kurang - - Jumlah 18 100%

Sumber : Tabulasi Data Desember 2017

Dari diagram di atas dapat diketahui bahwa yang mendapatkan nilai sangat baik (A) adalah 22,2% atau 4 siswa, sedangkan yang terbanyak yaitu yang mendapat nilai baik (B) adalah 66,7% atau 12 siswa. Dan yang mendapat nilai C (cukup) adalah 11,1% atau sebanyak 2 siswa.Sedangjkan yang mendapat nilai D dan E tidak ada. Sedangkan nilai rata-rata kelas 7,66. Ketuntasan belajar pada siklus II dapat ditabulasikan seperti pada tabel di bawah ini.

Tabel 6.Ketuntasan Belajar Siklus II No Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa Jumlah Persen 1. Tuntas 16 88,89 % 2. Belum Tuntas 2 11,11 % Jumlah 18 100 %

Berdasarkan data tersebut di atas diketahui bahwa siswa yang mencapai ketuntasan sebanyak 16 siswa (88,88%) yang berarti sudah ada peningkatan.

Refleksi

Berdasarkan nilai hasil siklus I dan nilai hasil siklus II dapat diketahui bahwa pembelajaran yang digunakan dengan menerapkan model pembelajaran tutor sebaya mampu meningkatkan hasil belajar. Untuk lebih jelasnya pada tabel berikut dipaparkan hasil refleksi pada siklus II.

(9)

Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora Juni 2020 eISSN 2657- 0998

495 No Hasil Tes Jumlah Siswa yang Berhasil

Siklus I Siklus II 1 A (85 -100) 2 4 2 B (75-84) 9 12 3 C (65-74) 6 2 4 D (55-64) 1 - 5 E (< 54) - - Jumlah 18 18

Sumber : Hasil Tabulasi Data Desember 2017

Jika dibandingkan antara keadaan kondisi awal, siklus I dan siklus II dapat dilihat bahwa saat kondisi awal rata- rata kelas sebesar 4,83, sedangkan nilai rata-rata kelas siklus II sudah ada peningkatan menjadi 6,67. Adapun kenaikan rata-rata pada siklus II menjadi 7,66. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dan diagram dibawah ini :

Tabel 8. Perbandingan Hasil Tes Pra siklus, siklus I dan Siklus II NO HasilLambang Angka Hasil Evaluasi Arti Lambang Pra tindakan Model Siklus I Model Siklus II 1 85-100 A Sangat Baik - 2 4 2 75-84 B Baik 3 9 12 3 65-74 C Cukup 6 6 2 4 55-64 D Kurang 8 1 - 5 <54 E Sangat Kurang 1 - - Jumlah 18 18 18

Tabel 9. Perbandingan ketuntasan nilai rata-rata Pra siklus,siklus I dan siklus II

No Uraian Jumlah siswa Rata-Rata

Tuntas Belum Tuntas

1 Kondisi Awal 3 anak 15 anak 40,83

2 Siklus I 12 anak 6 anak 60,67

3 Siklus II 16 anak 2 anak 70,66

PENUTUP Simpulan

Penerapan pembelajaran tutor sebaya pada siswa kelas XI TSM materi kesetimbangan pelajaran kimia melalui model pembelajaran tutor sebaya. Hasil belajar mata pelajaran Kimia khususnya materi kesetimbangan pelajaran kimia di kelas XI TSM SMK Negeri 1 Bandar Baru Kabupaten Pidie Jaya tahun pelajaran 2017/2018 melalui model pembelajaran tutor sebaya. Pada akhir siklus I, siswa yang mencapai ketuntasan belajar sebanyak 61,11% (25 siswa), dan siswa yang belum tuntas sebanyak 38,89% (7 siswa), sedangkan pada akhir siklus II, sebanyak 88,89% (25 siswa) dan sebanyak 11, 11%

(10)

496

(7 siswa) belum mencapai ketuntasan belajar. Dengan nilai rata- rata kelas siklus I, 7,50 dan rata- rata kelas siklus II, 8,25 adapun hasil non tes pengamatan proses belajar menunjukkan perubahan siswa lebih aktif selama proses pembelajaran berlangsung . Secara keseluruhan rata-rata kelas mencapai kenaikan sebesar 70,50%, dan ketuntasan belajar siswa secara keseluruhan mencapai peningkatan sebesar 58%. Jika dibandingkan dengan kondisi awal.

DAFTAR PUSTAKA

Ahdiyat, Maman. 2014. Metode Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pada Materi Pengolahan Data, Jurnal Formatif 4(1). Tangerang: Universitas Indraprasta PGRI.

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). 2000. Kurikulum 2006. Jakarta : Madia Makmur Maju Mandiri.

Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas. Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara. Nurhasnawati. 2011. Media Pembelajaran. Pekanbaru: Yayasan Pusaka Riau.

Roscoe, R.D., & Chi, M.T.H. 2007. Understanding tutor learning: Knowledge building and knowledgetelling in peer tutors’ explaination and questions. Review of Education Research, 77 (4): 534-574.

Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan desain sistem pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

suryanto, Eko dkk. 2015. Efektivitas Model Pembelajaran Modified Free Inquiry(MFI) disertai Peer Tutoring Terhadap Belajar Siswa Pada Materi Hidrolisis Garam SiswaKelas XI Semester Genap SMAN 1 Kartasura Tahun Pelajaran 2013/2014. Surakarta: Jurnal FKIP UNS.

Suyitno, Amin. 2004. Dasar-dasar Proses pembelajaran Matematika Bahan Ajar, S1 Program Studi Penidikan Matematika. Semarang: UNNES.

Gambar

Tabel 1. Nilai Tes Pra Siklus
Tabel  2. Hasil  Rekap Nilai Tes Siklus I  No  Hasil (Angka)  Hasil  (
Tabel 3.  Perbandingan  Hasil Nilai Tes Pra Siklus  dan Siklus I  No  Hasil tes (dalam huruf )  Jumlah siswa yang berhasil
Tabel 5. Rekap Hasil Nilai Tes Siklus II  No  Hasil
+2

Referensi

Dokumen terkait

目次 1. はじめに 1-1 本研究の目的 1-2 レベニュー・マネジメントの概要 1-3 レベニュー・マネジメントが適合する業界

Membuat sebuah bisnis media online seperti website magazine musik dalam waktu dua bulan ternyata bisa mendapatkan respon yang baik dari audiens, asalkan ide bisnis

Keterangan : *: berbeda nyata terhadap uji t pada taraf 5% Aplikasi setengah dosis pupuk NPK dengan penambahan jerami dapat meningkatkan ketersediaan hara P yang tidak

Selanjutnya, sudah seharusnya lembaga pendidikan Islam menyiapkan diri menjadi lembaga pembibitan kader-kader  penerus cita-cita Islam dan siap mengemban amanat  Khalifah

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Pasal 1 yaitu Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulkan sebagai berikut: 1) Ada hubungan posistif yang sangat signifikan antara

Jumlah penerimaan dapat digunakan untuk menghitung pendapatan yaitu dengan menghitung selisih antara jumlah penerimaan dari pengusahaan olahan Salak Pondoh dengan total biaya

Flavonoid biasanya terdapat sebagai flavonoid O-glikosida, pada senyawa tersebut satu gugus hidroksi flavonoid (atau lebih) terikat pada satu gula (atau lebih) dengan