• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI PENERAPAN KONSEP SANITASI SEBAGAI ASPEK UMUM GOOD MANUFACTURING PRACTICES (GMP) PADA SEBUAH INDUSTRI LAPIS LEGIT DI SEMARANG - Unika Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "STUDI PENERAPAN KONSEP SANITASI SEBAGAI ASPEK UMUM GOOD MANUFACTURING PRACTICES (GMP) PADA SEBUAH INDUSTRI LAPIS LEGIT DI SEMARANG - Unika Repository"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI PENERAPAN KONSEP SANITASI SEBAGAI

ASPEK UMUM GOOD MANUFACTURING PRACTICES

(GMP) PADA SEBUAH INDUSTRI LAPIS LEGIT

DI SEMARANG

STUDY OF SANITATION CONCEPT IMPLEMENTATION AS

GENERAL ASPECT OF GOOD MANUFACTURING

PRACTICES (GMP) AT A “LAPIS LEGIT” INDUSTRY

IN SEMARANG

LAPORAN SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat – syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan

Disusun Oleh:

Priska Ani Setiawati

03.70.0023

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

SEMARANG

2006

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

STUDI PENERAPAN KONSEP SANITASI SEBAGAI ASPEK

UMUM GOOD MANUFACTURING PRACTICES (GMP) PADA

SEBUAH INDUSTRI LAPIS LEGIT DI SEMARANG

Disusun oleh:

Nama : Priska Ani Setiawati NIM : 03.70.0023

Program Studi : Teknologi Pangan

Laporan ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan sidang penguji pada tanggal

22 September 2006

Semarang, Fakultas Teknologi Pertanian Program Studi Teknologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata

Pembimbing I, Dekan,

Dipl-Ing. Fifi Sutanto-Darmadi Kristina Ananingsih, ST, M.Sc

Pembimbing II,

Ita Sulistyawati, STP, M.Sc

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan karunia dan berkat-Nya maka Penulis dapat menyelesaikan Laporan Skripsi yang berjudul “Studi Penerapan Konsep Sanitasi Sebagai Aspek Umum Good Manufacturing Practices (GMP) pada Sebuah Industri Lapis Legit di Semarang”. Laporan Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan.

Selama pembuatan skripsi ini, Penulis menerima pengarahan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak yang sangat membantu dalam kelancaran proses pelaksanaan skripsi dan penulisan laporan ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Tuhan Yesus Kristus, Engkau yang merencanakan masa depan yang penuh dengan harapan, memimpin tiap langkahku, dan selalu ada untuk menjagaku.

2. Mama, Papa, Daniel dan Titin, yang telah sangat membantu dalam memberi doa, dukungan, perhatian dan segala keperluan,

3. Ibu Kristina Ananingsih, sebagai Dekan Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Soegijapranata Semarang,

4. Ibu Fifi Sutanto-Darmadi, sebagai Dosen Pembimbing I, yang telah memberikan bimbingan yang sangat berarti dan selalu memberi dukungan serta yang darinya saya belajar sesuatu yang baru,

5. Ibu Ita Sulistyawati, sebagai Pembimbing II yang telah memberikan ide, pengetahuan baru, pengarahan, bantuan dan bimbingan yang sangat berarti,

6. Direktur industri lapis legit, yang senantiasa memantau selama pelaksanaan dan memotivasi kami,

7. Seluruh kepala bagian dan staf di industri lapis legit, yang banyak membantu saya terutama selama proses observasi,

8. Bapak dan Ibu Dosen Penguji,

9. Felicia Febbianti, partner selama mengerjakan skripsi yang banyak memberi inspirasi dan menemani selama observasi,

(4)

10. Bp. Agus Waskito, dan seluruh staf Tata Usaha FTP yang memberi dukungan dan bantuan,

11. Sahabat – sahabat dan teman – teman yang selalu membantu dalam doa dan menjadi tempat berbagi suka dan duka,

12. Teman-teman mahasiswa/i jurusan Teknologi Pangan yang merupakan teman seperjuangan, yang membantu memberikan informasi dan tempat berbagi suka dan duka, serta

13. Semua pihak yang telah memberikan saran dan kritik yang sangat membantu dalam pelaksanaan Skripsi dan penyusunan laporan Skripsi ini yang tidak dapat Penulis sebutkan satu per satu.

Tiada gading yang tak retak, Penulis menyadari bahwa penulisan dan penyusunan laporan Skripsi ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan karena keterbatasan Penulis, di mana hal tersebut bukan merupakan faktor kesengajaan. Oleh karena itu, berbagai kritik dan saran dari para pembaca dan semua pihak sangat Penulis harapkan.

Akhir kata, Penulis berharap semoga laporan Skripsi ini dapat bermanfaat dan memberikan sedikit pengetahuan bagi para pembaca dan pihak-pihak yang membutuhkan.

Semarang, September 2006

Penulis

(5)

RINGKASAN

Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) bersama-sama dengan prasyarat

Good Manufacturing Practices (GMPs) atau Cara Produksi Pangan yang Baik (CPPB) adalah suatu alat jaminan mutu yang membentuk unsur-unsur keamanan pangan untuk menjamin keamanan pangan dan kualitas pangan. Di dalam GMPs, penerapan sanitasi merupakan aspek yang luas digunakan. Sanitasi pangan adalah suatu usaha pencegahan pembusukan dan multiplikasi mikroorganisme patogen dalam makanan, minuman, peralatan, dan bangunan yang dapat menurunkan kualitas pangan itu sendiri dan membahayakan orang-orang yang terlibat di dalam proses produksi pangan serta konsumen. Ada beberapa faktor yang menyebabkan sanitasi belum diterapkan secara keseluruhan oleh industri skala kecil dan menengah, diantaranya faktor kebiasaan, kurangnya dana dan pengetahuan, kemampuan teknis dan sumber daya manusia.Tujuan dari studi ini adalah mengembangkan suatu konsep penerapan sanitasi berdasarkan Persyaratan Umum Sanitasi pada sebuah industri lapis legit di Semarang sehingga dengan diterapkannya konsep tersebut nantinya akan lebih dapat mengarahkan industri tersebut pada GMP. Metode penelitian meliputi tahap observasi untuk memperoleh gambaran keadaan sanitasi di industri tersebut, tahap analisa data, dan tahap pengembangan konsep penerapan sanitasi dimana pada setiap tahap dilakukan juga studi literatur. Aspek – aspek yang diperlukan untuk mencapai kondisi sanitasi yang baik antara lain: pengaturan layout; pengontrolan prosedur penerimaan, penanganan dan penyimpanan; pengontrolan prosedur pembersihan termasuk alat – alat kebersihan,

cleaning agents dan metode pembersihan; pengaturan jadwal pembuangan limbah; pengendalian hama dan inspeksi rutin keberadaan hama; kesadaran dan penerapan higienitas karyawan: pemilihan, perawatan serta pembersihan permukaan kontak pangan; dan detil konstruksi termasuk ventilasi dan penerangan yang memadai. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa keadaan layout pabrik dan prosedur penanganan dan penyimpanan pada industri tersebut adalah yang paling banyak memerlukan pengembangan. Penggunaan ruang yang tumpah tindih untuk penyimpanan sekaligus pengolahan dapat menyebabkan kontaminasi silang antara bahan baku dan produk jadi, untuk itu dilakukan pemisahan yang jelas antara ruang penyimpanan dan pengolahan. Produk jadi yang dibawa dengan trolly yang tidak berpenutup menyebabkan produk mudah terkontaminasi udara luar yang kotor, oleh sebab itu trolly perlu diberi penutup. Pada area – area studi yang memerlukan pengembangan dilakukan tindakan koreksi ataupun penyempurnaan dengan memperhatikan faktor – faktor penyesuainya.

Kata Kunci: kualitas pangan, keamanan pangan, Good Manufacturing Practices, sanitasi, industri lapis legit.

(6)

SUMMARY

Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) together with the prerequisite Good Manufacturing Practices (GMP) is a quality insurance tool that forms the food safety elements to ensure food safety and food quality. In GMP, implementation of sanitation is the general aspect. Food sanitation is a prevention effort of spoilage and pathogen microorganisms multiplication in food, beverage, equipments, and building that can damage the food and endanger people either directly involved in the food process as well as the consumers. Some factors that lead the small and medium scale industries do not apply sanitation by totally, for examples habits, limitations in investment funds and knowledge, technical abilities, and human resources. The objective of this study was to develop sanitation implementation concept based on General Sanitary Requirements for a “lapis legit” industry in Semarang, with the intention that they could more accomplish GMP. Methods used in this study were observation to list the sanitation condition of the industry, data analyzing, and developing feasible sanitation implementation concept which literature study done simultaneously in each step. Sanitary aspects that were needed to reach the good sanitation condition such as: arrangement of layout; control of receiving, handling and storage procedure; control of cleaning procedure include cleaning agents and cleaning method; arrangement of schedule of waste disposal; operation of routine inspection and pest control; awareness and applying of personnel hygiene, selection and maintenance of food contact surfaces; and supporting constructional details, adequate ventilation and lighting. Study result shown that layout arrangement and handling and storage procedures required more development. The overlap using of a room as storage and processing can cross contaminate both raw materials and final products, so it have to separate between storage and processing room. Final products transported by opened-trolley that can make product become contaminated, so the transporter should be closed. Both corrective action and completion have done in that areas by considering of some adjustment factors.

Keywords: food quality, food safety, Good Manufacturing Practices, sanitation, lapis legit industry.

(7)

DAFTAR ISI

1.1. Tinjauan Pustaka... 1

1.1.1 Lokasi dan Layout Pabrik ... 5

1.1.1.1 Lokasi Pabrik ... 5

1.1.1.2 Layout Pabrik ... 6

1.1.1.2.1 Area Penerimaan... 6

1.1.1.2.2 Area Pengolahan ... 6

1.1.1.2.3 Area Penyimpanan ... 7

1.1.1.2.4 Ruang Ganti Karyawan (Staff Room) ... 7

1.1.1.2.5 Sanitary Accomodation... 8

1.1.2 Prosedur Penerimaan, Penanganan dan Penyimpanan ... 9

1.1.2.1 Prosedur Penerimaan ... 9

1.1.2.2 Prosedur Penanganan (Handling Practices) ... 10

1.1.2.3 Prosedur Penyimpanan ... 11

1.1.3 Prosedur Pembersihan (Cleaning Procedure) ... 12

1.1.3.1 Cleaning agents... 13

1.1.3.2 Metode Pencucian... 13

1.1.3.3 Penyimpanan Setelah Pencucian (Post Cleaning Storage)... 14

1.1.3.4 Pembersihan Gedung dan Sekitar ... 15

1.1.3.5 Pembersihan dan Pencucian Alat... 15

1.1.4 Pembuangan Limbah ... 16

1.1.5 Pengendalian Hama (Pest Control) ... 17

1.1.6 Higienitas Karyawan (Personnel Hygiene) ... 19

1.1.6.1 KesehatanKaryawan ... 19

1.1.6.2 Kebiasaan Karyawan ... 20

1.1.6.3 Protective Clothing... 20

1.1.6.4 Praktek-praktek Sanitasi Karyawan ... 21

1.1.7 Peralatan, Mebel dan Perkakas ... 22

1.1.8 Detil Kostruksi ... 23

1.1.8.1 Interior Gedung... 23

1.1.8.2 Ventilasi ... 25

1.2. Tujuan Studi... 26

(8)

2. METODE PENELITIAN... 27

2.1. Observasi ... 28

2.2. Analisa Data... 29

2.3. Pengembangan Konsep Penerapan Sanitasi ... 29

3. HASIL OBSERVASI DAN ANALISA ... 30

3.1. Lokasi dan Layout Pabrik ... 31

3.1.1 Lokasi Pabrik ... 31

3.1.2 Layout Pabrik ... 31

3.1.2.1 Area Penerimaan... 33

3.1.2.2 Area Pengolahan ... 33

3.1.2.3 Area Penyimpanan ... 34

3.1.2.4 Ruang Ganti Karyawan (Staff Room) ... 36

3.1.2.5 Sanitary Accomodation... 37

3.2. Prosedur Penerimaan, Penanganan dan Penyimpanan ... 37

3.2.1 Prosedur Penerimaan ... 37

3.2.2 Prosedur Penanganan (Handling Practices) ... 37

3.2.3 Prosedur Penyimpanan ... 38

3.3. Prosedur Pembersihan (Cleaning Procedure) ... 39

3.3.1 Alat Kebersihan dan Cleaning Agents... 39

3.3.2 Metode Pembersihan dan Pencucian ... 40

3.3.3 Penyimpanan Setelah Pencucian (Post Cleaning Storage)... 41

3.3.4 Jadwal Pembersihan Gedung dan Sekitar ... 41

3.3.5 Jadwal Pembersihan dan Pencucian Alat... 42

3.4. Pembuangan Limbah ... 43

3.5. Pengendalian Hama (Pest Control) ... 44

3.6. Higienitas Karyawan (Personnel Hygiene) ... 44

3.6.1 Kesehatan Karyawan ... 44

3.6.2 Kebiasaan Karyawan ... 45

3.6.3 Protective Clothing... 46

3.6.4 Praktek – Praktek Sanitasi Karyawan ... 46

3.7. Peralatan, Mebel dan Perkakas ... 50

3.8. Detil Konstruksi ... 50

3.8.1 Interior Gedung... 50

3.8.2 Ventilasi ... 51

3.8.3 Penerangan ... 51

4. PENGEMBANGAN KONSEP PENERAPAN SANITASI DAN PEMBAHASANNYA ... 52

4.1. Lokasi dan Layout Pabrik ... 52

4.1.1 Lokasi Pabrik ... 52

4.1.2 Layout Pabrik ... 52

4.1.2.1 Area Penerimaan... 54

4.1.2.2 Area Pengolahan ... 54

4.1.2.3 Area Penyimpanan ... 57

4.1.2.4 Ruang Ganti Karyawan (Staff Room) ... 58

4.1.2.5 Sanitary Accomodation... 59

4.2. Prosedur Penerimaan, Penanganan dan Penyimpanan ... 60

(9)

4.2.1 Prosedur Penerimaan ... 60

4.2.2 Prosedur Penanganan (Handling Practices) ... 61

4.2.3 Prosedur Penyimpanan ... 62

4.3. Prosedur Pembersihan (Cleaning Procedure) ... 63

4.3.1 Alat kebersihan dan cleaning agents... 63

4.3.2 Metode Pembersihan dan Pencucian ... 64

4.3.3 Penyimpanan Setelah Pencucian (Post Cleaning Storage)... 66

4.3.4 Jadwal Pembersihan Gedung dan Sekitar ... 66

4.3.5 Pembersihan dan Pencucian Alat... 67

4.4. Pembuangan Limbah ... 67

4.5. Pengendalian Hama (Pest control) ... 68

4.6. Higienitas Karyawan (Personnel Hygiene) ... 69

4.6.1 Kesehatan karyawan ... 69

4.6.2 Kebiasaan Karyawan ... 69

4.6.3 Protective Clothing... 69

4.6.4 Praktek – Praktek Sanitasi Karyawan ... 70

4.7. Peralatan, Mebel dan Perkakas ... 71

4.8. Detil Konstruksi ... 72

4.8.1 Interior Gedung... 72

4.8.2 Ventilasi ... 73

4.8.3 Penerangan ... 73

5. KESIMPULAN ... 75

5.1. Kesimpulan ... 75

5.2. Saran ... 76

6. DAFTAR PUSTAKA... 77

LAMPIRAN ... 80

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Lama Penyimpanan dan Temperatur yang Sesuai untuk Beberapa Jenis

Bahan Mentah. ... 12

Tabel 2. Karakteristik Solubilitas dan Prosedur Pembersihan yang Disarankan untuk Berbagai Jenis Soil... 13

Tabel 3. Jenis – Jenis Limbah dan Metode Pembuangannya... 43

Tabel 4. HasilKuesioner Kesehatan Karyawan: Penyakit yang Pernah Diderita oleh Karyawan selama 2 tahun terakhir... 45

Tabel 5. HasilKuesioner Kebiasaan Karyawan... 45

Tabel 6. HasilKuesioner Frekuensi Pencucian Protective Clothing. ... 46

Tabel 7. HasilKuesioner Frekuensi Mandi yang Dilakukan oleh Karyawan... 47

Tabel 8. Hasil Kuesioner Kondisi Rambut Karyawan. ... 47

Tabel 9. HasilKuesioner Frekuensi Mencuci Rambut yang Dilakukan oleh Karyawan. ... 47

Tabel 10. HasilKuesioner Frekuensi Menyikat Gigi yang Dilakukan oleh Karyawan. ... 47

Tabel 11. HasilKuesioner Karyawan Pria yang Berkumis, Berjambang dan Berjanggut... 48

Tabel 12. HasilKuesioner Frekuensi Aktivitas Berkumur Setelah Makan yang Dilakukan oleh Karyawan. ... 48

Tabel 13. HasilKuesioner Kondisi Kuku Jari Tangan Karyawan ... 48

Tabel 14 HasilKuesioner Frekuensi Memotong Kuku Jari Tangan yang Dilakukan oleh Karyawan. ... 48

Tabel 15. HasilKuesioner Persentase Karyawan yang Menggunakan Perhiasan. .... 48

Tabel 16. HasilKuesioner Aktivitas Mencuci Tangan yang Dilakukan oleh Karyawan. ... 49

Tabel 17. HasilKuesioner Penggunaan Air dan Sabun Saat Mencuci Tangan yang Dilakukan oleh Karyawan. ... 49

Tabel 18. HasilKuesioner Aktivitas Pengeringan Tangan Setelah Mencuci Tangan yang Dilakukan oleh Karyawan... 49

(11)

1

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Faktor – faktor Penyebab Kontaminasi Silang pada Makanan Siap

Saji. ... 11

Gambar 2. Diagram Metode Penelitian ... 28

Gambar 3. Diagram Alir Proses Produksi Lapis Legit ... 30

Gambar 4. Layout Industri Lapis Legit di Semarang Berdasarkan Pembagian Area dan Aliran Proses Produksi Lapis Legit... 32

Gambar 6. Pengembangan Layout Pabrik... 53

Gambar 7. Skema Prosedur Penerimaan Bahan Baku... 61

Gambar 8. Metode Pencucian 5 Tahap... 64

(12)

2

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Terminologi ... 80

Lampiran 2. Checklist Lokasi Pabrik ... 82

Lampiran 8. Checklist Sanitary Accomodation... 90

Lampiran 9. Checklist Prosedur Penerimaan ... 91

Lampiran 10. Checklist Prosedur Penanganan (Handling Practices) ... 92

Lampiran 11. Checklist Prosedur Penyimpanan... 94

Lampiran 12. Checklist Alat Kebersihan dan Cleaning Agents... 95

Lampiran 13. Checklist Metode Pembersihan dan Pencucian... 96

Lampiran 14. Checklist Penyimpanan Setelah Pencucian (Post Cleaning Storage).... 97

Lampiran 15. Checklist Jadwal Pembersihan Gedung dan Sekitar ... 98

Lampiran 16. Checklist Jadwal Pembersihan dan Pencucian Alat... 99

Lampiran 17. Checklist Pembuangan Limbah ... 100

Lampiran 18. Checklist Pengendalian Hama (Pest Control)... 101

Lampiran 19. Checklist Kesehatan Karyawan ... 102

Lampiran 20. Checklist Kebiasaan Karyawan ... 102

Lampiran 21. Checklist Protective Clothing... 103

Lampiran 22. Checklist Praktek – Praktek Sanitasi Karyawan ... 104

Lampiran 23. Checklist Peralatan, Mebel dan Perkakas ... 106

Lampiran 24. Checklist Interior Gedung ... 107

Lampiran 25. Checklist Ventilasi ... 109

Lampiran 26. Checklist Penerangan ... 110

Lampiran 27. Kuesioner Personnel Hygiene... 111

Lampiran 28. Kuesioner Kesehatan Karyawan ... 113

Lampiran 29. Hasil Pengamatan Peralatan, Mebel dan Perkakas pada Setiap Ruangan beserta Frekuensi Pembersihannya. ... 114

Lampiran 30. Checklist Program Kebersihan (Usulan)... 116

Lampiran 31. Resep Homemade Hand Sanitizer... 118

Lampiran 32. Label Bahan Baku (Usulan)... 119

Gambar

Gambar 8.  Metode Pencucian 5 Tahap....................................................................

Referensi

Dokumen terkait

Pada juwana kuda laut, duri mata baru terlihat pada umur lima hari yang berbentuk double. barbouri memiliki ciri khusus yaitu memiliki dua duri di bawah mata. Secara keseluruhan

Juga dibahas mengenai berbagai dampak dari perubahan situasi ekonomi makro Hindia Belanda pada ekonomi masyarakat Madura yang telah terintegrasi melalui migrasi penduduk..

Stimulasi yang datang dari lingkungan maupun diri sendiri baik dalam bentuk informasi, data atau fakta diolah/ dimanipulasi/ dikoordinasikan dalam otak (melalui proses

pada pembentukan proses sedemikian hingga gaya-gaya selalu segaris dengan pinggiran lembaran tidak ditumpu, atau lembaran tetap, sehingga diperlukan jari-jari yang besar

Kesimpulan penelitian ini adalah: Pertama: Praktek pengobatan supranatural di YPS Serang lebih bersifat fisik dengan melakukan gerakan pijatan terhadap pasiennya secara

Berdasarkan penjabaran dalam latar belakang, rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana merancang suatu model kebijakan peringatan dini yang berdasar pada data

(Aanwijzing) atas Pekerjaan Pengadaan Peralatan K3 dan Lingkungan pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan Mineral dan Batubara, Tahun Anggaran 2012 secara online melalui

Sedangkan menurut Smeltzer (2002), gagal jantung kiri atau gagal jantung ventrikel kiri terjadi karena adanya gangguan pemompaan darah oleh ventrikel kiri sehingga