• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lebah Polinator Utama pada Tanaman Hortikultura

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Lebah Polinator Utama pada Tanaman Hortikultura"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

Lebah merupakan serangga penghasil madu, royal jeli, propolis, lilin, dan penyerbuk tanaman (polinasi). Pada umumnya semua tanaman berbunga merupakan sumber pakan lebah, karena ia menghasilkan nektar dan polen. Jenis tanaman penghasil nektar antara lain: tanaman hortikultura, pangan, perkebunan, kehutanan, dan rumput.

Indonesia merupakan daerah tropis ditumbuhi sekitar 25.000 tanaman berbunga yang potensial menghasilkan nektar.

Polinasi merupakan salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan dalam sistem budidaya hortikultura untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Polinasi merupakan proses kompleks dan sangat dipengaruhi oleh temperatur, kelembaban, dan adanya polinator yang dapat dilakukan oleh serangga ataupun angin. Proses polinasi terdiri dari mekanisme transfer polen dari anther menuju stigma pada bunga. Fertilisasi terjadi jika polen (sel jantan) bertemu dengan ovule (sel betina). Secara alami polinasi dapat dilakukan oleh angin dan serangga. Spesies serangga paling penting perannya dalam polinasi adalah lebah.

Peran lebah sebagai polinator tanaman budidaya tidak disangsikan lagi. Lebah banyak digunakan sebagai polinator dan merupakan bagian integral dari budidaya tanaman hortikultura secara intensif. Lebah mempunyai fungsi penting sebagai hewan pembantu penyerbukan tanaman, khususnya tanaman yang tidak dapat melakukan penyerbukan sendiri. Lebah membantu proses penyerbukan silang sehingga produktivitas tanaman budidaya meningkat. Potensi ini dapat dimanfaatkan dengan meletakkan koloni lebah pada areal tanaman budidaya yang daya serbuknya rendah.

Sampai saat ini budidaya perlebahan banyak dikelola secara tradisional sehingga produksi per koloni juga sangat rendah. Karena itu dipandang perlu dilakukan perbaikan pengelolaan menuju arah industri perlebahan. Berdasarkan pokok-pokok pemikiran tersebut, maka pengayaan gagasan dan diseminasi informasi iptek terkini dalam dunia perlebahan merupakan upaya yang perlu dilakukan.

Lebah madu merupakan sumber daya genetik ternak yang perlu dilestarikan dan dikembangkan karena mempunyai multi fungsi, diantaranya

Lebah Polinator Utama pada

(2)

sebagai penghasil madu, royal jeli, polen, propolis, sengat lebah, dan polinator. Usaha perlebahan dapat dijadikan sebagai usaha yang menguntungkan bagi petani hortikultura. Artikel ini membahas prospek introduksi lebah madu ke dalam pertanaman hortikultura untuk meningkatkan produksi buah nasional dan pendapatan petani buah di Indonesia. Pembahasan akan meliputi prospek ekonomi lebah madu, manfaat lebah madu, tanaman pakan lebah, dan ekonomi polinasi.

Polinator

Peran lebah madu sebagai polinator tanaman budidaya tidak disangsikan lagi. Lebah madu sudah digunakan secara meluas sebagai polinator dan merupakan bagian integral dari budidaya tanaman secara intensif. Selanjutnya dikatakan bahwa lebah madu mempunyai fungsi penting sebagai serangga pembantu penyerbukan tanaman, khususnya tanaman yang tidak dapat melakukan penyerbukan sendiri dan dapat meningkatkan produktivitas tanaman budidaya. Bagi tanaman tersebut diperlukan agen sebagai pembantu penyerbukan dan lebah madu merupakan serangga yang berpotensi melakukan kerja tersebut disamping angin. Potensi ini dapat dimanfaatkan dengan meletakkan koloni lebah madu pada areal tanaman budidaya yang daya serbuknya rendah (Gambar 1).

Lebah yang berada di areal tanaman hortikultura mendatangi bunga-bunga untuk mendapatkan pakan (Gambar 2). Perpindahan lebah dari satu bunga ke bunga yang lain mempercepat proses polinasi. Hal ini dikarenakan, ada serbuk sari bunga yang menempel pada rambut kaki dan badan lebah (Gambar 3). Lebah dikatakan polinator karena telah menyebabkan mekanisme transfer polen dari anther menuju stigma pada bunga.

Tahapan polinasi pada tanaman hortikultura disajikan pada Gambar 4, yaitu: 1) bunga memproduksi ovule saat bunga mekar, 2) polinator mengunjungi bunga mengambil nektar dan polen, 3) saat tinggalkan bunga polinat meletakkan serbuk sari di kepala putik, dan 4) serbuk sari kemudian bergerak masuk ke dalam tabung serbuk sari dan membuahi ovule.

Gojmerac (1983) berpendapat bahwa polinasi sangat penting bagi tanaman untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Polinasi merupakan proses

kompleks dan sangat dipengaruhi oleh temperatur, kelembaban, dan adanya polinator yang dapat dilakukan oleh serangga ataupun angin. Proses polinasi terdiri dari mekanisme transfer polen dari anther menuju stigma pada bunga. Fertilisasi terjadi jika polen (sel jantan) bertemu dengan ovule (sel betina). Selain itu, lebah madu juga membantu proses penyerbukan silang (Gojmerac 1983). Pakan Lebah Madu

Sama halnya dengan ternak yang lain, lebah juga membutuhkan pakan untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok, pertumbuhan koloni, produksi madu, dan aktivitas reproduksi. Pakan lebah yang penting adalah nektar dan polen yang dihasilkan tanaman. Nektar adalah cairan manis yang tersimpan di dalam bunga tanaman. Hampir semua tanaman berbunga penghasil nektar dan polen yang diperlukan lebah. Lebah juga memerlukan air untuk kelangsungan tanaman penghasil nektar adalah: tanaman pangan, tanaman kehutanan, tanaman perkebunan, tanaman hortikultura (buah, sayuran, dan tanaman hias), rumput, dan semak belukar. Ketersediaan pakan lebah secara berkesinambungan merupakan salah satu syarat pendukung perkembangan koloni lebah dan produksi madu. Oleh karena itu, faktor pakan penting dipertimbangkan dalam menentukan lokasi budidaya lebah.

Nektar merupakan hasil sekresi yang manis dari tanaman dan merupakan bahan utama penyusun madu. Nektar merupakan senyawa kompleks yang dihasilkan kelenjar nektartanaman dalam bentuk larutan gula. Nektar terdapat pada bagian petal, sepal, stamen, dan stigma. Konsentrasi nektar bervariasi antara satu bunga dengan bunga tanaman lain (Free 1982). Kemampuan lebah pekerja dalam

(3)

mengumpulkan nektar tanaman bervariasi dari 25-70 mg per ekor (Gojmerac 1983) dan ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain kapasitas kantong madu (honey sac capacity) lebah pekerja, jumlah dan konsentrasi gula nektar, keadaan cuaca serta pengalaman lebah pekerja dalam pengumpulan nektar (Sihombing 1997).

Nektar mengandung 15-50% larutan gula. Secara umum ada dua macam nektar, yaitu nektar nektar yang dihasilkan dari dalam atau dekat oleh bagian selain bunga tanaman. Lebah memiliki organ khusus untuk mengambil nektar, yang disebut probosis. Probosis bentuknya seperti belalai pada gajah. Probosis memiliki kemampuan mengisap cairan nektar pada bunga tanaman yang letaknya

tersembunyi. Aktivitas terbang lebah mengumpulkan nektar dan polen berlangsung sejak pagi sampai sore hari (Rinderer dan Collins 1986).

Polen atau tepung sari merupakan sumber protein bagi lebah madu. Kandungan protein kasarnya sekitar 23%, selain itu juga terdapat lemak, karbohidrat, dan mineral. Polen diperoleh dari bunga yang dihasilkan oleh sel kelamin jantan (anther) tanaman. Di daerah beriklim dingin, satu koloni lebah membutuhkan sekitar 50 kg polen per tahun.

Pada umumnya semua tanaman berbunga merupakan sumber pakan lebah, karena ia menghasilkan nektar, polen atau nektar dan polen. Apiari Pramuka pada tahun 2004, jenis tanaman penghasil nektar antara lain: tanaman akasia, sengon, ketapang, sono keling, asam jawa, mahoni, kaliandra, cendana, karet, kapas, mangga, mancang, langsat, belimbing, rambutan, jambu air, kacang gude, petai, cabai, nenas, ubi jalar, labu air, oyong, paria, labu siam, bawang merah, dan kumis kucing. Erwan (2006) menyatakan bahwa nira aren dan nira kelapa dapat digunakan sebagai pakan lebah madu A. cerana.

Polen terdapat pada tanaman aren, lamtoro, puspa, api-api, padi, kelapa sawit, bidara, tembakau, jambu mete, delima, lobi-lobi, alpukat, jambu bol, salak, jagung, kacang panjang, kentang, ketumbar, wortel, krokot, rumput pahit, dan putri malu, sedangkan tanaman penghasil nektar dan polen antara lain: kapuk randu, eukaliptus, tebu, vanili, kelapa, wijen, kopi, kedondong, durian, pepaya, waluh, semangka, kesemek, pisang, belimbing, apel, jeruk manis, jeruk besar, lengkeng, leci, anggur, kubis, mentimun, kacang tanah, kedelai, Gambar 2. Polinator mengunjungi

bunga

Gambar 3. Serbuk sari menempel pada lebah

(4)

Jenis tanaman penghasil nektar yang dikumpulkan lebah sangat mempengaruhi bau, rasa, dan warna madu. Oleh karena itu, di pasaran kita mengenal madu randu, madu rambutan, madu apel, madu kelapa, dan sebagainya. Penamaan itu biasanya tergantung asal nektar tanaman yang dominan di kumpulkan lebah. Koloni lebah yang diletakkan di lokasi pertanaman rambutan akan menghasilkan madu rambutan, sedangkan koloni lebah di lokasi pertanaman kelapa akan mengasilkan madu kelapa.

Diversitas tanaman yang sangat besar tersebut memungkinkan tersedianya pakan lebah sepanjang tahun, karena banyaknya jenis tanaman yang berbunga sepanjang tahun. Di dalam bunga tanaman tersebut terdapat nektar yang merupakan bahan baku utama pembuatan madu.

Prospek Integrasi Lebah - Hortikultura Dengan memperhatikan konsumsi madu dan menyatakan bahwa budidaya lebah madu memiliki prospek cerah di Indonesia. Setidaknya terdapat enam faktor pendukung, yaitu: 1) Indonesia memiliki spesies lebah lokal yang adaptif dengan iklim tropis dan produksi madu cukup tinggi, seperti A. cerana, A. dorsata dan lebah impor A. mellifera. Ketiganya potensial sebagai lebah penghasil madu. 2) Indonesia merupakan negara agraris dengan luas daratan sekitar 200 juta hektar, terdiri dari hutan, perkebunan, tanaman pangan, hortikultura, semak belukar dan rumput. Iklim tropis dan keanekaragaman jenis tumbuhan tersebut memungkinkan tersedianya bunga sepanjang tahun. Di dalam bunga tanaman itulah terdapat nektar sebagai bahan pakan utama lebah. 3) Produksi madu domestik masih sangat rendah sehingga budidaya lebah madu sangat prospektif dikembangkan untuk memenuhi konsumsi dan kebutuhan industri farmasi dan kosmetik. Usaha perlebahan dapat dijadikan sebagai usaha yang menguntungkan bagi petani di pedesaan dan penduduk di sekitar hutan. Dengan demikian, usaha ini dapat dijadikan sebagai sumber mata pencaharian. 4) Budidaya lebah madu membutuhkan biaya produksi yang rendah, bahkan biaya pakannya nyaris nol (zero feed cost). Peternak tidak perlu menyediakan makanannya, karena lebah

memiliki kemampuan yang luar biasa dalam mencari pakan. Budidaya lebah tidak membutuhkan lahan khusus, karena koloninya bisa diletakkan pada usaha pertanian yang sudah ada. Lebah mampu bersimbiosis mutualisme dengan tanaman. Lebah memerlukan nektar dari tanaman, sebaliknya tanaman perlu kehadiran lebah dalam membantu proses penyerbukan. Usaha perlebahan dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan masyarakat, sehingga dapat mengurangi angka kemiskinan. 5) Lebah menghasilkan produk yang sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia. Madu, royal jeli, polen, propolis, dan venom adalah produk lebah yang memiliki komposisi nutrisi lengkap dan bermanfaat bagi kesehatan manusia. Produk lebah dikenal memiliki nilai jual yang tinggi di pasaran. 6) Usaha peternakan lebah hanya memerlukan sedikit keberanian dalam memulai usahanya. Sebenarnya, lebah merupakan serangga yang sangat jinak dan akrab dengan manusia, sepanjang ia merasa tidak terusik. Jadi, siapapun bisa mengembangkan ternak lebah.

Ekonomi Polinasi

Banyak laporan peneliti yang mengungkapkan bahwa terdapat kenaikan produksi tanaman budidaya jika sejumlah koloni lebah diletakkan di sekitar lokasi tanaman. Pemeliharaan lebah madu di lokasi pertanaman apel dapat meningkatkan produksi sebesar 30-60%, jeruk 300-400%, anggur 60-100%, dan jagung nyata meningkat 100-150%. Di negara-negara yang industri perlebahannya sudah maju, budidaya lebah madu tidak ditujukan untuk menghasilkan madu, melainkan untuk dimanfaatkn sebagai polinator tanaman budidaya. Di Amerika Serikat sekitar 95% dari total lebah madu yang dibudidayakan bertujuan untuk memanfaatkan lebah sebagai polinator dan sisanya untuk menghasilkan madu. Belakangan ada laporan yang menyatakan bahwa tidak kurang dari 30% produk pangan asal tanaman yang dihasilkan di Amerika Serikat, proses penyerbukannya dibantu oleh lebah madu. Nilai ekonomi polinasi di Amerika Serikat pada tahun 2000 sekitar US $14,6 milyar.

Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki luas areal sekitar 5 juta km2. Hal ini menyebabkan negeri ini memiliki potensi besar

(5)

sebagai produsen madu dunia. Usaha peternakan lebah madu yang dilakukan peternak secara ekstensif harus dipacu ke arah industri perlebahan dalam upaya menghasilkan madu dan produk lebah yang lain untuk memenuhi konsumsi dalam negeri, baik untuk industri pangan, farmasi, dan kosmetik.

Dari penjelasan di atas terlihat betapa potensialnya pengembangan lebah madu di Indonesia. Oleh karena itu, sudah selayaknya usaha peternakan lebah dikembangkan secara sungguh-sungguh, karena lebah madu memiliki multi manfaat.

KESIMPULAN

1. Lebah merupakan serangga penghasil madu, royal jeli, propolis, lilin, polen, sengat, dan membantu penyerbukan tanaman. Riset ilmiah terbaru membuktikan bahwa madu potensial sebagai antioksidan, antimikroba, antijamur, perawatan kulit, pengawet makanan, dan se-bagai obat luka. Konsumsi madu penduduk Indonesia saat ini hanya 15 g/kapita/tahun, sedangkan tingkat konsumsi madu masyarakat di negara-negara maju (Jepang, Jerman, Ing-gris, Perancis, dan AS) mencapai 1.000-1.600 g/kapita/tahun.

2. Pada umumnya semua tanaman berbunga merupakan sumber pakan lebah, karena ia menghasilkan nektar dan polen. Jenis tanaman penghasil nektar antara lain: tanaman horti-kultura, pangan, perkebunan, kehutanan, dan rumput. Negara Indonesia merupakan daerah tropis yang ditumbuhi oleh beribu-ribu tana-man berbunga yang potensial menghasilkan nektar.

3. Dalam upaya meningkatkan produksi tanaman hortikultura dan pendapatan petani, maka in-troduksi koloni lebah madu pada pertanaman hortikultura perlu dipertimbangkan. Lebah merupakan serangga penyerbuk tanaman yang penting. Nilai ekonomi polinator sangat prospektif.

PUSTAKA

1. Erwan. 2006. Pemanfataan Nira Aren dan Nira Kelapa serta Polen Aren sebagai Pakan Lebah untuk Meningkatkan Produksi Madu Apis cerana

di Kabupaten Lombok Barat. [Disertasi] Sekolah Pascasarjana. IPB. Bogor.

2. Free, J. B. 1982. Bees and Mankind. George Allen & Unwin (Publisher) Ltd. London, Boston, Sydney. 3. Gojmerac, W. L. 1983. Bees, Beekeping, Honey

and Pollination. The Avi Publishing Company, Inc. Wetsport, Connecticut.

4. Rinderer, T. E and A. M. Collins. 1986. Behavioral Genetics. In: T. E. Rinderer (Ed.). Bee Genetics and Breeding. Academic Press, Inc. Harcourt Brace Ja-vanovich Publisher. Orlando, San Diego, New York, Austin, Boston, London, Sidney, Tokyo, Toronto.

http//www. bung-hatta.ac.id. 11 Oktober.

6. ______. 2006. Madu, Cendera Mata Alam Menyehatkan. Artikel Iptek Harian Pikiran Rakyat, Bandung, 27 Juli 2006.

7. Sihombing, D. T. H. 1997. Ilmu Ternak Lebah Madu. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. 8. Suhardjono, YR., WA. Nurdjito, dan Kahono. 1986. Potensi Lebah Madu Sebagai Penyerbuk Tanaman Budidaya. Prosiding. Lokakarya Pembudidayaan Lebah Madu untuk Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat. Sukabumi 20-23 Mei.

Liferdi L.

Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika Jl. Raya Solok-Aripan KM 8 Po Box 5 Solok, 20137

Referensi

Dokumen terkait

Dari ke enam jenis lebah tersebut, ada tiga spesies yang paling bayak dan aktif mengunjungi bunga tanaman mentimun pertama Apis cerana, Ceratinidae

Tanaman tomat yang dibantu penyerbukannya oleh lebah terjadi peningkatan ukuran buah dan jumlah biji per buah dibandingkan dengan penyerbukan sendiri atau tanpa

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang dikemukakan, maka dapat ditarik kesimpulan (1) jenis tanaman yang terdapat pada empat lokasi peternakan lebah madu adalah

didasarkan pada umur panen caisin yang relatif singkat, termasuk jenis tanaman yang tahan terhadap hujan sehingga dapat dibudidayakan sepanjang tahun (tersedianya

Berdasarkan hal tersebut terbentuklah beberapa rumusan masalah yang melatar belakangi penelitian ini yang meliputi jenis-jenis tumbuhan yang menjadi sumber pakan lebah madu,

Integrasi antara tanaman herbal dan lebah madu Trigona sp bermanfaat sebagai salah satu sumber pakan yaitu dengan memanfaatkan nektar dan polen yang dihasilkan

Penelitin ini bertujuan untuk menginventarisasi ketersediaan pakan lebah madu lokal ( Apis cerana Fabr.) di PUSBAHNAS Parungpanjang Bogor.Metode penelitian mengidentifikasi

Tanaman jagung merupakan sumber pollen utama yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan oleh lebah madu.. Apabila kebutuhan tercukupi maka ratu akan produktif dan mampu