• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA. Nenas (Ananas sativus) termasuk famili Bromeliceae dari kelas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TINJAUAN PUSTAKA. Nenas (Ananas sativus) termasuk famili Bromeliceae dari kelas"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman Nenas (Ananas sativus)

Nenas (Ananas sativus) termasuk famili Bromeliceae dari kelas Monokotyledoneae. Tanaman ini merupakan hortikultura yang mulai berproduksi pada umur 12 bulan. Nenas yang terkenal di Indonesia adalah nenas dari Sumatera (nenas Siantar dan Palembang), dan di Jawa adalah nenas Bogor, nenas klayatan. Sedangkan di luar negeri yang terkenal adalah dari Pilipina, Hawai dan Brazilia (Djatmiko, 1985).

Tanaman nenas tumbuh secara liar di dataran tinggi yang kering di Brazil dan Paraguai dan kemungkinan sekali tanaman nenas ini berasal dari negara tersebut. Kemudian tersebar ke Amerika, Spanyol, Portugis hingga akhirnya sampai ke daerah tropis seperti Pilipina dan Asia Tenggara. Nenas dapat tumbuh pada ketinggian 90 – 800 meter di atas permukaan laut. Temperatur optimum untuk pertumbuhan adalah berkisar 21-27 oC (Logman Group, !975).

Buah Nenas merupakan buah yang kaya akan karbohidrat, terdiri atas beberapa gula sederhana misalnya sukrosa, fruktosa, dan glukosa, serta enzim gromelin yang dapat merombak protein menjadi asam amino agar mudah diserap tubuh (Rismunandar, 1989).

Nenas merupakan buah yang terdiri dari sebagian besar daging buah yang banyak mengandung gula, Vitamin A, vitamin C dan mengandung mineral yang diperlukan tubuh (Collins, 1960).

(2)

Komposisi Buah Nenas

Buah nenas yang masak pohon mengandung zat gizi yang cukup tinggi. Tabel 1 menunjukkan kandungan zat gizi dalam 100 g buah nenas masak.

Tabel 1. Kandungan zat gizi dalam 100g buah nenas masak

Komponen Zat Gizi Banyaknya

Kalori 50 kal Protein 0,40 g Lemak 0,20 g Karbohidrat 13,0 g Kalsium (Ca) 19,0 mg Posfor (P) 9,0 mg Serat 0,40 g Besi (Fe) 0,20 g Vitamin A 20,00 RE Vitamin B1 0,08 mg Vitamin B2 0,04 mg Vitamin C 20,00 mg Niacin 0,20 g

Sumber: Buah Dan Sayuran Untuk Terapi, 2000

Sedangkan Komposisi sari nenas dapat dilihat pada Tabel 2 berikut: Tabel 2. Komposisi sari nenas dalam 100 g bahan

Komponen Banyaknya Air 85,00 % Protein 0,40 % Lemak 0,20 % Abu 0,40 % Gula 12,00 % Asam 1,00 % Vitamin A 130,00 IU Vitamin B 0,08 mg Vitamin C 24,00 mg

Sumber : Departemen Perindustrian, 1977

Dari Tabel 1 dan Tabel 2 diatas dapat dilihat bahwa buah nenas mengandung kadar buah yang cukup tinggi, dismping itu juga mengandung protein, lemak, asam-asam, mineral dan beberapa vitamin

(3)

Anggur Sari Nenas

Minuman beralkohol adalah minuman yang mengandung etil alkohol dan dapat mengandung zat lain dalam kadar tertentu yang tidak membahayakan kesehatan. Jenis minuman beralkohol antara lain : Anggut (wine), bir dan minuman keras. Anggur (wine) merupakan minuman hasil fermenasi perasan buah anggur yang dilakukan oleh sel khamir pada proses fermentasi gula yang terdapat di dalam perasan buah anggur akan dirombak oleh sel khamir menjadi alkohol dan CO2 (Sa’id 1987).

Anggur sari buah nenas adalah minuman yang merupakan hasil fermentasi larutan sari nenas bergula yang mempunyai rasa manis keasam-asaman yang menyegarkan dan mengandung alkohol. Komposisi anggur sangat bervariasi terutama kadar gula, kadar alkohol yang dihasilkan biasanya 3.5 – 7.3 %. Sedangkan kadar

alkohol yang telah mencapai 11-13 % biasanya disebut anggur keras (hard wine) (Amerine et al, 1982).

Proses Fermentasi

Fermentasi adalah suatu reaksi oksidasi-reduksi di dalam sistem biologi yang menghasilkan energi, dimana sebagai donor dan akseptor elektron menggunakan senyawa organik. Senyawa organik yang biasa digunakan sebagai substrat adalah karbohidrat dalam bentuk glukosa. Senyawa tersebut akan diubah oleh reaksi-reaksi dengan katalis enzim menjadi suatu bentuk lain misalnya aldehid dan dapat dioksidasi menjadi asam (Winarno dan Fardiaz, 1990).

Tiap proses fermentasi mendayagunakan aktifitas biokimia suatu mikrobia tertentu atau campuran dari beberapa spesies mikrobia. Dari segi biokimia fermentasi adalah aktifitas dari mikrobia untuk memperoleh energi melalui pemecahan substrat atau katabolisme guna keperluan metabolisme dalam pertumbuhannya. Jadi salah satu

(4)

fungsi substrat yang terpenting adalah sebagai sumber energi disamping sebagai bahan pembentuk sel dan produk metabolisme (Rahman, 1989).

Proses dasar biokimia dari fermentasi dapat ditunjukkan pada Gambar 1. Glukosa

Fosforgliseraldehid

Asam Pyruvat

Aerob Anaerob (Fermentasi)

Energi Tinggi + CO2 + H2O Asam Laktat

Etanol Asam Asetat Ester

Keton

Asam-asam lainnya

Gambar 1. Jalur EMP atau proses glikolisis

Pembentukan alkohol dari gula dilaksanakan oleh khamir penghasil alkohol, seperti Saccharomyces ellipsoideus (Desrosier, 1988).

Selama fermentasi berlangsung, gula dalam bentuk glukosa dirombak menjadi etanol dan berbagai substansi lainnya seperti gliserol dan asam laktat yang disebut sebagai produk fermentasi. Perombakan tersebut berlangsung bersamaan dengan pembentukkan asam-asam, khususnya asam asetat yang semakin meningkat jumlahnya dari asam-asam volatile lainnya (Winton dan Winton, 1958).

Pada fermentasi sari buah, Winton dan Winton (1958) menyebutkan pembentukan alkohol terjadi akibat perombakan gula seperti glukosa dan fruktosa oleh enzim zymase (dari kelompok enzim invertase) yang berasal dari khamir

(5)

Saccharomyces ellipsoideus, S. apiculatus atau Saccharomyces lainnya; yang secara alami terjadi pada buah dan proses tersebut akan berlangsung lebih cepat pada sari buah.

zymase

Reaksinya adalah : C6H12O6 2 C2H5OH + 2CO2

Secara umum proses fermentasi alkohol terjadi dari pemecahan karbohidrat melalui suatu degradasi dari monosakarida yaitu glukosa menjadi asam piruvat. Asam piruvat ini selanjutnya akan dirombak menjadi etanol dan juga CO2 yang biasanya

berlangsung melalui proses oksidasi reduksi dengan menggunakan DNPH + H+ sebagai donor elektron (Winarno dan Fardiaz, 1990).

S. cerevisiae merupakan khamir sejati tergolong eukariot yang secara morfologi hanya membentuk blastospora berbentuk bulat lonjong silindris, oval atau bulat telur yang dipengaruhi oleh strainnya. Dapat berkembang biak dengan membelah diri melalui pertunasan. Reproduksinya dapat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan serta jumlah nutrisi yang tersedia bagi pertumbuhan sel. Penampilan makroskopik mempunyai koloni berbentuk bulat, warna kuning muda, permukaan berkilau, licin, tekstur lunak dan memiliki sel bulat dengan askospora 1-8 buah (Nikon, 2004).

Taksonomi Saccharomyces sp adalah sebagai berikut (Sanger, 2009) : Super Kingdom : Eukaryotik

Phylum: Fungi Subphylum: Ascomycota Class: Saccharomycetes Order: Saccharomycetales Family: Saccharomycetaceae Genus: Saccharomyces

(6)

Species: Saccharomyces cerevisiae

Khamir dapat berkembang biak dalam gula sederhana seperti glukosa, maupun gula kompleks disakarida yaitu sukrosa . Selain itu untuk menunjang kebutuhan hidup diperlukan oksigen, karbohidrat, dan nitrogen . Pada uji fermentasi gula-gula mempunyai reaksi positif pada gula dekstrosa, galaktosa, sukrosa, maltosa, raffinosa, trehalosa, dan negatif pada gula laktosa (Lodder, 1970) .

Tabel 3 . Komposisi sel khamir S. cerevisiae

Senyawa Jumlah (%) Abu 5,0-9,5 Asam nukleat 6,0-12,0 Lemak 2,0-6,0 Nitrogen 7,5-8,5 Sumber: Suriawiria (1990) Mekanisme Fermentasi

Menurut Reed (1982), bahwa sukrosa mula-mula dihidrolisis menjadi glukosa dan fruktosa oleh enzim invertase kemudian glukosa dan fruktosa juga menjadi asam pyruvat melalui tahap-tahap reaksi pada jalur Embden-Meyerhof-Parnas. Selanjutnya asam pyruvat didekarbosilasi menjadi asetaldehida menjadi etanol (Gambar 2).

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Fermentasi

Faktor-faktor yang mempengaruhi fermentasi alkohol adalah : - Konsentrasi gula yang ada/ditambahkan

- Derajat keasaman bahan/pH - Temperatur

- Jenis khamir yang digunakan

(7)

ATP Heksokinase Mg++ ADP Glukosa fosfoheksoisomerase Glukosa 6 fosfat ATP fosfoheksakinase ADP Fruktosa 6 fosfat Mg++

Dehidroksi triofosfofoisomerase Aldolase Fruktosa 1,6 difosfat Asetonfosfa DPN difosfogliseraldehid dehidrogenase dehidrogenase DPNH2 3 Fosfogliseraldehid Gliserolfosfat ADP2 fosfatase Transfosforilase ATP fosfogliserat Asam 1,3 difosfogliserat

Gliserol Asam 3 fosfogliserat

fosfogliseromutase Mg++ enolase H2O Asam 2 fosfogliserat ADP Mg++ transfosforilase ATP fosfopyruvat Asam 2 fosfenolpyruvat Asam Pyruvat karboksilase pyruvat DPNH2 2 alkoholdehidrogenase Asetaldehid + CO2 Etanol DPN2

(8)

Konsentrasi gula yang ada/ditambahkan

Pada proses fermentasi biasanya perlu ditambahkan sejumlah gula. Sebenarnya tanpa penambahan gula, fermentasi juga dapat berlangsung. Tujuan penambahan gula sebenarnya adalah untuk mendapatknan konsentrasi alkohol yang diinginkan (Departemen Perindustrian, 1975).

Menurut Sa’id (1987), gula yang ditambahkan pada sari buah bertujuan untuk memperoleh kadar alkohol yang lebih tinggi, tetapi bila kadar gula terlalu tinggi aktivitas khamir akan terhambat. Konsentrasi gula yang optimum adalah 28%. Konsentrasi gula yang baik untuk permulaan fermentasi yang baik adalah 16%, hal ini bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan khamir pada awal fermentasi. Penambahan gula akan mengarahkan fermentasi lebih sempurna,menjamin kestabilan anggur yang dihasilkan serta menghasilkan alkohol yang tinggi. Kadar gula yang minimum untuk pertumbuhan khamir adalah 10%.

Menurut Prescott dan Dunn (1959), kadar gula yang sering digunakan pada fermentasi adalah 12%. Konsentrasi gula yang terlalu tinggi selama fermentasi alkohol berlangsung akan menghambat aktivitas khamir untuk memproduksikan alkohol.

Derajat keasaman bahan/pH

Menurut Prescott dan Dunn (1959), untuk mendapatkan pH yang optimum (4,0-4,5) dapat dilakukan dengan menambahkan asam, misalnya asam sitrat, tartarat atau malat dan bisa juga dengan menambah basa, misalnya KOH. Selama fermentasi berlangsung pH akan menurun dari pH semula. Penurunan pH selama fermentasi adalah disebabkan sebahagian alkohol diubah menjadi asam-asam organik, seperti reaksi berikut:

(9)

Suhu

Suhu merupakan faktor penting dalam proses fermentasi. Suhu ini sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan Khamir. Temperatur minimum untuk pertumbuhan khamir adalah sekitar 1-3oC. Selama proses fermentasi berlangsung, suhu ini biasanya naik. Untuk mengatasi ini, tangki-tangki fermentasi selalu dilengkapi denagn alat pendingin. Pengadukan media dilakukan setelah starter dimasukkan dan dilakukan sekurang-kurangnya 2 kali sehari yaitu dengan cara memompa medium yang ada didasar tangki ke atas permukaan (Anonimous, 1078). Jenis khamir yang digunakan

Pada industri fermentasi alkohol jenis khamir yang umum digunakan adalah dari golongan Saccharomyces cereviceae, di mana khamir ini mempunyai kesanggupan yang tinggi untuk menghasilkan alkohol. Untuk memperoleh hasil fermentasi yang optimum, persyaratan yang dibutuhkan khamir (Winarno dan Fardiaz, 1990) adalah :

- pH dan kadar karbohidrat substrat - Temperatur selama fermentasi - Kemurnian dari khamir itu sendiri .

Starter khamir yang ditambahkan ke dalam sari buah banyaknya sekitar 2-5% dari volume sari buah (Frazier dan Westhoff, 1978).

Komposisi zat nutrisi di dalam bahan

Meskipun dalam bahan yang akan difermentasi telah mengandung zat makanan yang cukup untuk keperluan pertumbuhan mikrobia, sering ditambahkan sejumlah unsur-unsur tertentu dalam substrat, antara lain :

- garam amonium (NH4) SO4 sebagai sumber Nitrogen

(10)

- unsur makanan lainnya yang dibutuhkan untuk pembentukan energi (Prescott dan Dunn, 1959).

Biotin merupakan vitamin yang mutlak dibutuhkan oleh khamir, Saccharomyces cereviceae membutuhkan biotin, thiamin, asam pantotenat, piridoksin dan misionositol. Sedangkan vitamin lainnya dapat disintesa oleh khamir ini (Read dan Peppler, 1937).

Keadaan Oksigen Selama Fermentasi

Keadaan oksigen selama fermentasi harus diatur sebaik mungkin untuk memperbanyak atau menghambat pertumbuhan mikrobia tertentu. Setiap mikrobia membutuhkan oksigen yang berbeda-beda jumlahnya untuk pertumbuhan mikrobia tertentu dan juga untuk pembentukan sel-sel baru dalam fermentasi. Misalnya ragi roti atau khamir dan ragi anggur (Saccharomyces ellipsoideus), keduanya akan baik pada keadaan aerob, tetapi keduanya akan melakukan fermentasi terhadap gula jauh lebih bagus atau cepat pada keadaan anaerob (Winarno dan Fardiaz, 1980).

Asam-Asam yang Mudah Menguap

Asam-asam yang mudah menguap terdiri dari asam-asam yang biasanya terdapat dalam anggur sebagai hasil sampingan dari proses fermentasi. Di samping asam asetat dan asam laktat terdapat juga asam format, asam butirat dan asam propionat.

Asam asetat lebih banyak diproduksi pada konsentrasi gula yang tinggi sedangkan asam butirat, asam format dan asam laktat dijumpai dalam jumlah yang kecil. Jumlah asam asetat yang diproduksi selama fermentasi adalah kecil, biasanya lebih kecil dari 0,030 g/100ml, tergantung pada jenis fermentasi dan kondisi fermentasi. Jumlah asam asetat yang tinggi dapat terjadi akibat kegiatan bakteri sebelum, selama dan sesudah fermentasi. Bertambahnya asam asetat ini karena

(11)

terjadinya oksidasi alkohol dan perombakan bakteri terhadap gula, asam sitrat, gliserol dan lainnya.

Asam-asam yang mudah menguap yang terdapat pada anggur sangat berpengaruh terhadap flavor anggur. Determinasi dari asam-asam yang mudah menguap pada anggur adalah sebagai salah satu kerusakan, yang merupakan prosedur penting untuk standarisasi mutu anggur. Pada pembuatan anggur yang baik asam-asam yang mudah menguap (dihitung sebagai asam-asam asetat) adalah kurang dari 0,030 g/100ml (Amerine el al, 1982).

Menurut Departemen Perindustrian 1973, syarat mutu anggur buah di Indonesia dapat dilihat pada Tabel-4.

Tabel-4 Syarat mutu anggur buah-buahan di Indonesia

No Komponen Jumlah

1 Etil Alkohol 9-18 % (V/V)

2 Metil Alkohol Maks 0,1%

3 Zat warna Tidak membahayakan

4 Logam berbahaya (Pb, Cu, Hg, As) Negatif 5 Bahan Pengawet

- Sulfit (SO2 maks) 200 mg/lt (ppm)

(SO2 bebasmaks) 50 mg/lt (ppm)

- Campuran

SO2 Bebas maks 50 mg/lt (ppm)

Benzoat (Asam Benzoat) 300 mg/lt (ppm)

Asam salisilat Negatif

Asam mudah menguap 0,2 %

6 Bau dan rasa Normal

Referensi

Dokumen terkait

untuk meningkatkan percaya diri dan prestasi belajar siswa adalah dengan. menggunakan pembelajaran yang

Data pada penelitian ini juga menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan pada kontrol makanan responden ketika dikelompokkan sesuai dengan kadar gula darah yang didukung

Tidak semua permasalahan tiap urusan dijadikan sasaran pokok selama 20 (dua puluh) tahun ke depan, mengingat keterbatasan pendanaan, isu strategis yang muncul, fokus kepada

Implikasi penelitian dalam hubungan antara agenda Harian Fajar dan pendapat pegawai mengenai pemberitaan kampanye calon gubernur Sulawesi Selatan 2018 diharapkan

Konsep persaudaraan manusia juga menunjukkan bahwa Islam menolak adanya stratifikasi manusia, dan sebagai implikasi konsep ini adalah bahwa antar sesame manusia terbangun

Penulis merumuskan permasalahan yang akan dibahas adalah mengenai bagaimana memaparkan aturan-aturan mengenai pembagian harta waris ( faraidh ) baik mengenai siapa

Sedangkan Majelis Tarjih Muhammadiyah dalam putusannya menjelaskan bahwa sterilisasi haram secara mutlak namun dapat diperbolehkan dalam keadaan mendesak (darurat)