• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM

AFZALURRAHMAN

(2)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER

OKTOBER 2016

MAKALAH

SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM

AFZALURRAHMAN

Makalah diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam yang dibimbing oleh Nurul Setyaningrum, M.M

Oleh :

(3)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER

OKTOBER 2016

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya semata, kami dapat menyelesaikan Makalah dengan judul: ”Afzalurrahman”. Salawat dan salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, para keluarga, sahabat-sahabat dan pengikut-pengikutnya sampai hari penghabisan.

Atas bimbingan dari Dosen Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam dan saran dari teman-teman maka disusunlah Makalah ini, semoga dengan tersusunnya Makalah ini dapat berguna bagi kami semua dalam memenuhi tugas dari mata kuliah Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam dan semoga segala yang tertuang dalam Makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun bagi para pembaca dalam rangka membangun khasanah keilmuan. Makalah ini disajikan khusus dengan tujuan untuk memberi arahan dan tuntunan agar yang membaca bisa menciptakan hal-hal yang lebih bermakna.

Ucapan terima kasih juga peneliti sampaikan kepada:

1. Dosen Pembimbing mata kuliah Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, Nurul Setyaningrum, M.M 2. Semua pihak yang telah membantu demi terbentuknya Makalah.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan Makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan belum sempurna. Untuk itu kami berharap akan kritik dan saran yang bersifat membangun kepada para pembaca guna perbaikan langkah-langkah selanjutnya.

Akhirnya hanya kepada Allah SWT kita kembalikan semua, karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT semata.

(4)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL... i

HALAMAN JUDUL... ii

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI... iv

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1. Latar Belakang... 1

1.2. Rumusan Masalah... 1

1.3. Tujuan Penulisan... 1

1.4. Sistematika Penulisan... 2

BAB II PEMBAHASAN... 3

2.1 Afzalurrahman... 3

BAB IV PENUTUP... 20

5.1 Simpulan... 20

(5)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ekonomi merupakan hal yang paling penting dalam kehidupan di dunia. Baik kehidupan pribadi maupun kehidupan lembaga. Dalam perkembangan nya ilmu ini memiliki banyak tokoh yang telah banyak menghasilkan pemikiran pemikiran besar yang hingga saat ini tetap menjadi acuan dalam ilmu ekonomi modern. Untuk mengetahui lebih jauh tentang sejarah dan pemikiran tokoh tersebut, maka disusunlah makalah kami yang bertema kan tentang sejarah pemikiran ekonomi islam dengan tokoh yang di ambil adalah Afzalurrahman.

1.2 Rumusan Masalah

Ada beberapa rumusan masalah yang diangkat dalam penulisan makalah yang berjudul “Afzalurrahman”, antara lain :

1. Bagaimana sejarah biografi afzalurrahman?

2. Bagaimana pemikiran afzalurrahman dalam ekonomi?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah yang berjudul “Afzalurrahman”, yaitu: 1. Menjelaskan biografi afzalurrahman.

2. Menjabarkan pemikiran ekonomi islam.

1.4 Sistematika Penulisan Bab I Pendahuluan:

a. LatarBelakang b. RumusanMasalah c. TujuanPenulisan d. SistematikaPenulisan Bab II Pembahasan:

a. Afzalurrahman Bab III Penutup :

(6)

BAB II PEMBAHASAN 2.1 AFZALURRAHMAN

1.1 Biografi

Afzalur Rahman adalah seorang ilmuan asal Pakistan yang lahir pada tahun 1915. Tidak ada informasi yang menunjukkan mengenai hari, tanggal dan bulan kelahirannya serta di daerah mana ia dilahirkan. Hal ini mungkin terjadi karena Afzalur Rahman dilahirkan dari keluarga biasa yang tidak begitu memperhatikan biografi kelahiran seorang anak. Dengan sebab ini pula tidak sedikit orang yang keliru mengenai jati dirinya dan tertukar dengan Fazlur Rahman yang kesohor itu.

Afzalur Rahman kecil dididik di keluarganya dan di desa di mana ia dilahirkan, dengan kultur masyarakat muslim tradisional Pakistan yang sangat kental dengan berbagai tradisi keislaman. Setelah menamatkan pendidikan setingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) barulah ia melanjutkan pendidikannya di Islamia College Lahore. Waktu itu Direktur ICL adalah Profesor Abdullah Yusuf Ali, penulis The Glorious Quran, yaitu Terjemahan dan Tafsir al-Qur’an pertama berbahasa Inggris yang ditulis seorang muslim asal Pakistan. Setelah menyeselesaikan studi di Islamic College Lahore pada tahun 1967 Afzalur Rahman pindah ke Inggris kemudian mendirikan The Muslim Educational Trust (MET) dengan dukungan dana dari Raja Faisal dari Arab Saudi. MET memberikan pelajaran tentang agama Islam kepada murid-murid muslim di sekolah-sekolah Inggris, seperti di Newham School, Hackney School, dan Bradford School.

Setelah memimpin MET selama Sembilan tahun, pada tahun 1976 Afzalur Rahman meninggalkan MET dan mendirikan lembaga lain, yaitu The Muslim Schoola Trust (MST), yakni suatu lembaga yang lebih memfokuskan diri pada penerbitan bukubuku Islam. Melalui lembaga ini pula Afzalur Rahman kemudian menyusun sebuah ensiklopedi tentang sejarah perjalanan hidup nabi. Sampai pertengahan tahun 1980-an ensiklopedi ini telah diterbitkan delapan jilid, yaitu Ensiclopedia of Seerah. Pada tahun 1998, setelah Afzalur Rahman meninggal dunia, ditemukan volume ke sembilan dari ensiklopedi tersebut yang belum diterbitkan.

(7)

judul Ensiklopediana ilmu-ilmu dalam alQur’an. Dalam bidang ekonomi Afzalur Rahman menulis buku dengan judul Doktrin Ekonomi Islam, sebanyak empat jilid, dan diterbitkan oleh Dana Bhakti Wakaf Yogyakarta pada tahun 1995.

Di antara buku-buku karangan Afzalur Rahman yang belum diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, yaitu Faith and Practice, Liberty: Readings in Islamic Political Philosophy, The Role of Muslim Woman in Society, Islam, Ideology and Way of Life, Subject Index of Holy Quran, Prayer: Its Significance and Benefits, dan Sufism: Nature and Scope, serta sejumlah artikel yang dimuat di jurnal-jurnal

internasional.

Setelah malang melintang di Inggris dan beberapa negara Eropa lainnya,

Afzalur Rahman meninggal dunia pada tahun 1998 pada usia 83 tahun. Buku-buku dan artikel tulisannya sekarang banyak tersebar beberapa perpustakaan perguruan tinggi Islam di Indonesia.

1.2 Pemikiran Ekonomi Islam

Afzalurrhamna adalah seorang cendikiawan muslim dan ahli ekonomi yang terkemuka di dunia. Beliau pernah menjabat sebagai Deputy Secretary General dari The Muslim Shcool Trust, London.1

Karya dalam pemikiran ekonomi islam yang terkenal adalah Doktrin Ekonomi Islam. Buku tersebut terdiri dari empat jilid, menyajikan seluruh aspek sistem ekonomi islam dengan bahasa yang sederhana dan jelas.

Jilid pertama, menjelaskan prinsip-prinsip sistem ekonomi islam dengan menguraikan keempat faktor produksi dan peranannya dalam sistem ekonomi islam. Jilid kedua, menjelaskan masalah yang dihadapi dalam menentukan kerjasama dalam beberapa faktor produksi. Jilid ketiga, menjelaskan teori-teori modern tentang bunga dan teori islam tentang suku bunga nol persen(zeor rate of interest). Jilid keempat, menjelaskan tentang sistem moneter, bank dan asuransi tanpa bunga, serta standart moneter internasional.

Sistem ekonomi islam merupakan suatu rahmat yang tak ternialai bagi umat manusia. Seandainya sistem tersebut dilaksanakan secara menyeluruh dan sesuai dengan ajarannya, akan menjadi sarana yang dapat memberikan kepuasan bagi setiap kebutuhan masyarakat. Sistem ini akan menjadi sarana yang sangat berguna, adil, dan rasional bagi kemajuan ekonomi masyarakat. Namun demikian, demi suksesnya

(8)

pengoprasian sistem ini mutlak diperlukan landasan ajaran dan ideologi islam. Pengoprasian ini mempunyai hubungan yang sangat mendalam dan erat dengan ajaran agama, ideologi dan budaya islam sehingga tidak boleh terpisahkan dari landasan agama. Banyak sekali keuntunganyang akan dipetik masyarakat apabila mau mengadopsi sistem ini selama keseluruhan dalam konteks yang lebih luas.

Dasar-dasar ssistem ini dilandasi dengan tingginya kualitas moral atas ketaatannya kepada Allah SWT, kerjasama, persaudaraan, kekeluargaan, kemurahan hati dan kasih sayang antara manusia. Pertumbuhan kualitas moral yang sedemikian tinggi diantara anggota masyarakat akan sangat membantu meningkatkan dan menjaga keseimbangan dalam kehidupan ekonomi. Oleh karena itu, “penekanan yang ketat terhadap reformasi moral dan pencapaian tujuan seperti tersebut di atas” kekuasaan dan pemaksaan hukum serta penggunaan kekuasaan pemerintah hanya digunakan apabila keadaan sangat mendeasak sekali. Meskipun hal ini dilakukan untuk mencapai tujuan minimum yang dimaksudkan.

Dan untuk mencapai keberhasilan tujuan tersebut harus mengadopsi moral sebagai sarana hukum, dengan batuan sarana hukum tersebut mampu menjadikan mampu mencapai tujuan dalam prakteknya, dengan demikian akan mampu untuk meningkatkan tingakt tuntutan materi, lebih menghayati nilai-nilai kehidupan yang lebih tinggi dan memajukan tujuan-tujuan yang lebih mulia terhadap keinginan masyarakat dan kebijakan sosial.2

Untuk memperjelas konsep pemikiran ekonomi islam afzalurrahman maka dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Ajaran moral

Hukum-hukum islam hanya mengambil sebagian moral (tidak seluruhnya) tertentu atas harta orang kaya dan tidak melebihi apa yang telah digariskan. Tetapi pendidikan moral mencapai hasil yang lebih besar dan menanamkan ajaran tersebut dikalangan sehingga mereka secara terbuka atau iklhas menyerahkan hartanya dijalan allah. Banyak ayat Al-Qur’an yang mengajarkan kepada manusia untuk membelanjakan hartanya kepada orang-orang miskin salah satunya.

Dan disini terdapat dalam surat Al-Baqarah ayat 267

(9)

                               

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, Padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.”

Ayat diatas memberi kejelasan bahwa amal itu hanya bernilai apabila sesuatu yang baik atau benilai itu diberikan dan hasilnya halal atas karunia Allah (apabila itu hasil bumi).

Nabi besar Muhammad saw sangat menekankan pada aspek pembelanjaan dan mengencam terhadap orang yang tidak membantu kalangan orang miskin disekitarnya.

Diriwayatkan nabi Muhammad bersabda “tidak berguna seorang mukmin yang tidur dengan perut kekenyangan sedangkan tetngganya dalam kelaparan”.

2. Sarana yang sah

Islam tanpa ragu mengembangkan ajaran infaq pengeluaran pribadi (dijallan Allah) melalui ajaran- ajaran moral dan juga telah menentukan langkah- langkah aturan efektif tertentu untuk menjamin kecenderungan untuk mengkonsumsi sesuai dengan tingkat kebutuhan dan digunakan sebaik-baiknya.

Semakin banyak orang yang menyadiri dan menghayati akan ajaran islam, semakin banyak pula ia membela njakan hartanya untuk kebajikan kaum miskin semata-mata untuk mencari ridho Allah.

Islam telah menetapkan batasan- batasan hukum untuk mengatur penggunaan harta kelebihan.

(10)

b. Menumpuk kekayaan adalah larangan. Anda harus mempergunakan harta yang anda miliki hanya sebatas untuk memenuhui kebutuhan hidup anda sedangkan selebihmya untuk orang lain untuk memenuhi kebutuhan mereka serta menjaga seluruh akumulasi harta masyarakat dalam sirkulasi yang konstan. Apabila anda tidak melakukan hal ini dan melakukan pelipatgandaan harta, maka anda harus membayar zakat sebanyak dua setengah persen pertahun atas seluruh akumulasi harta untuk dimanfaatkan bagi orang miskin dan orang yang membutuhkan dalam masyarakat.

c. Hukum- hukum warisan membantu dalam menyebarkan harta yang tertumpuk ditangan segelintir orang ditengah ratusan dan ribuan orang masyarakat. Semua harta yang berada dalam genggaman seseorang yang dikumpulkan secara berangsur-angsur dari segala sumber, terkecuali pembayaran zakat dan infaq, segera dibagi secara adil kepada ahli warisnya, perempuan dan laki- laki setelah orang tersebut meninggal dunia. Hukum warisan tersebut tercantum dalam kita bsuci al- Qul’an:

            



Artinya : “bagi orang laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, dan bagi orang wanita ada hak bagian (pula) dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut bahagian yang telah ditetapkan.”

3. Tauhid (Al-Tauhid)

(11)

konvensional Barat didasarkan pada filosofis sekuralisme, materialisme dan hedonisme, dalam ekonomi Islam mendasarkan pada falsafah Ilahiyah. Konsep tauhid mengajarkan segala sesuatu harus bertitik tolak dari Allah dan semuanya dikembalikan kepada Allah. Kegiatan ekonomi, seperti produksi, distribusi, konsumsi, dan ekspor-impor juga harus bertitik tolak dari tauhid dan terus bergerak dalam koridor syari’at Islam. Seorang muslim yang bekerja di pabrik sejak dia berangkat dari rumah, ketiga berada di pabrik, sampai kembali ke rumahnya harus dianiati dalam rangka takwa kepada Allah. Barang dan jasa yang diproduksi atas nama Allah maka kualitasnya akan terjamin secara maksimal.

4. Maslahah (al-Maslahah)

Pondasi kedua dalam ekonomi Islam adalah maslahah (kemaslahatan). Maslahah diposisikan sebagai pondasi kedua karena tujuan syari’at Islam adalah mewujudkan kemaslahatan umat manusia. Maslahah berarti bernilai baik atau berfungsi baik dunia dan akhirat. Para fuqaha mendefinisikan maslahah sebagai segala sesuatu yang mengandung manfaat, berguna, dan kebaikan. Dalam konsep al-Ghozali, maslahah adalah usaha mewujudkan dan memelihara lima kebutuhan dasar umat manusia, yaitu agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta benda. Dalam perspektif ijtihad dalam ekonomi Islam al-maslahah sebagai suatu pendekatan sangat vital terutama dalam

pengembangan ekonomi islam dan kebijakan ekonomi Islam, sebab maslahah adalah sesuatu yang hendak diwujudkan dalam syari’at Islam. Maka segala tindakan ekonomi Islam baik yang terkait dengan produksi barang dan jasa harus mengandung unsur kemaslahatan bagi umat manusia.

5. Keadilan (al-‘Adl)

(12)

berisi tentang keharusan menegakkan keadilan dan penghapusan kezhaliman, hal ini seperti diungkapkan dalam bentuk lafadz zulum, ism, dalal, dan lainnya. Tujuan pengungkapan kata al-‘Adl ini sebagai bukti betapa Islam sangat mengedepankan keadilan dan memusuhi kedzaliman di tengah-tengah kehidupan umat manusia, seperti begitu kuatnya Islam untuk menciptakan rasa kedilan dalam bidang ekonomi. Oleh karena itu, keadilan ini menjadi salah satu dasar perwujudan ekonomi Islam.

6. Kepemimpinan (al-Khilafah)

Dalam perspektif Islam tujuan diciptakannya manusia adalah untuk beribadah kepada Allah, dan fungsi umat manusia di muka dunia ini adalah sebagai khalifah atau pemimpin sebagai wakil Allah di dunia. Manusia diciptakan dalam bentuk yang paling sempurna, kesempurnaan ini diperlengkap dengan banyak potensi, seperti potensi akal, spiritual, dan material yang memungkinkan manusia bisa melaksanakan tugasnya sebagai pemimpin di dunia. Sebagai pemimpin manusia memiliki kewajiban

mengelola alam dan memakmurkan bumi sesuai dengan ketentuan dan syari’at Islam. Namun demikian, manusia juga diberikan kebebasan dan dengan kekuatan akal pikiran manusia diberi kebebasan memilih pola pengelolaan dunia. Konsep kepemimpinan Islam dalam bidang ekonomi bertujuan mengangkat martabat umat manusia ke status terhormat di dalam alam semesta, seperti ditegaskan dalam al-Qur’an Surat 17 ayat 70.

Memberikan arti dan misi begi kehidupan manusia. Sebagai khalifah manusia melaksanakan tugasnya sesuai dengan syari’at Islam, mengelola sumber penghidupan dengan seadil dan seefisien mungkin sehingga terwujud kesejahteraan yang menjadi tujuan ekonomi Islam. Tujuan ini akan tercapai jika sumber penghidupan digunakan dengan penuh tanggungjawab dalam batas-batas yang telah digariskan dalam syari’at Islam.

7. Persaudaraan (al-Ukhuwah)

Islam mengajarkan persaudaraan (ukhuwah), baik persaudaraan

(13)

sesuangguhnya Kami menciptakan kamu dari laki-laki dan perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersukusuku supaya kamu saling mengenal”. Di samping itu, Islam juga sangat mengedepankan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi. Dalam Qur’an diistilahkan dengan Itstar atau sikap mementingkan orang lain. Islam juga mengenal konsep al-Musawat atau persamaan di atara sesama manusia, dalam sosiologi konsep ini disebuat egaliter. Semua sumber daya alam diperuntukkan Allah bagi kemakmuran dan sebagai sumber ekonomi manusia. Dari sini Nampak jelas bahwa konsep kebersamaan dan persaudaraan manusia menjadi dasar dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ekonomi. Konsep persaudaraan manusia juga menunjukkan bahwa Islam menolak adanya stratifikasi manusia, dan sebagai implikasi konsep ini adalah bahwa antar sesame manusia terbangun rasa persaudaraan dalam kegiatan ekonomi, saling membantu dan bekerja sama dalam perekonomian, seperti tercermin dalam bentuk syirkah, qiradh, dan mudharabah (profit and lost sharing). Sistem ekonomi ini sudah diterapkan dalam aktivitas ekonomi mikro pada lembaga-lembaga keuangan Islam, seperti di Maitul Mal wat Tamwil (BMT) dan bank-bank syariah.

8. Kerja dan produktifitas (al-‘Amalh wa al-Intajiyah)

Islam mengajarkan konsep keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat, antara ibadah dan bekerja, dan semua pekerjaan manusia yang beriman kepada Allah (muslim) selama diniati dan diawali dengan menyebut nama Allah (basmallah) maka semuanya bernilai ibadah. Begitu besarnya penghargaan Islam terhadap kerja manusia sehingga sangat mendukung meningkatnya produktifitas. Al-Qur’an dan Sunnah sangat mendukung hal ini, dalam salah satu sabdanya, Rasulullah Saw bersabda yang artinya: “Siapa yang bekerja keras untuk mencari nafkah keluarganya, maka ia adalah mujahid fi Sabilillah” (H.R. Imam Ahmad). Dalam bekerja Islam

mensyaratkan dengan cara-cara yang baik dan benar dan melalui jalan yang diridhai Allah. Islam juga melarang manusia berperilaku malas. Dalam satu kejadian Amirul Mu’minin Khalifah Umar Ibn Khaththab pernah menegur seorang shahabat yang sering duduk berdo’a di masjid tanpa mau bekerja untuk meningkatkan kesejahteraan dirinya. Katanya: “janganlah salah

(14)

Sedangkan kalian tahu bahwa langit tidak akan menurunkan hujan emas dan hujan perak”. Peringatan Umar ini menunjukkan bahwa Islam sangat

mendukung kerja dan peningkatan produktifitas manusia dalam setiap segi perekonomian.

9. Kepemilikan (al-Milk)

Islam tidak mengenal kepemilikan sumber-sumber ekonomi secara absolute, tidak menghendaki terjadinya persaingan bebas dalam kegiatan ekonomi dan transaksi bisnis, seperti dianut oleh sistem ekonomi

kapitalisme. Islam juga tidak mengenal sistem ekonomi yang terpusat pada satu pihak saja, seperti dalam sistem perekonomian sosialis dan marxis yang terpusat pada kaum proletar di bawah pemimpin negara diktator, distribusi produksi barang dan jasa diatur oleh negara secara ketat, pendapatan bersifat kolektif dan distribusi kolektif menjadi acuan utama, hubunganhubungan ekonomi secara perirangan dibatasi. Berbeda dengan dua system

perekonomian di atas, dalam perspektif ekonomi Islam kepemilikan yang hakiki hanya milik Allah, sementara kepemilikan manusia bersifat relatif, dalam pengertian manusia hanyalah sebagai penerima titipan (pemegang amanat) dan harus mempertanggungjawabkan kepemilikan sementaranya kepada Allah. Kepemilikan manusia terhadap sumber-sumber ekonomi baik barang dan jasa bersifat sementara. Kepemilikan manusia terhadap sumber-sumber ekonomi yang bersifat absolute bertentangan dengan tauhid, karena pemilik segala-galanya hanya Allah. Karena kepemilikan sumber-sumber ekonomi terpulang kepada Allah, maka setiap individu memiliki akses yang sama terhadap milik Allah, sebab peruntukkan diciptakan alam semesta adalah untuk seluruh umat manusia. Namun dalam pengaturannya, dalam sistem ekonomi Islam masalah kepemilikan ini dibagi menjadi tiga, yaitu kepemilikan individu, kepemilikan umum, dan kepemilikan negara.

(15)

karena membutuhkan pengelolaan secara teratur maka negara mengaturnya untuk kepentingan rakyat, seperti pengelolaan terhadap sumber barang tambang dan pengelolaan jalan tol.

10. Kebebasan dan tanggung jawab (al-Huriyah wa alMas’uliyah)

Pakar ekonomi Islam yang pertama kali memasukkan kebebasan dan tanggungjawab sebagai salah satu dasar dalam ekonomi Islam adalah an-Naqvi (2005). Bila semula kedua prinsip ini terpisah yaitu kebebasan sendiri dan tanggung jawab sendiri, namun oleh an-Naqvi kemudian digabungkan. Dalam perspektif ekonomi Islam kebebasan memiliki dua pengertian, yaitu kebebasan dalam pengertian teologis dan kebebasan dalam pengertian filosofis. Kebebasan teologis mengandung arti bahwa manusia bebas menentukan pilihan antara yang baik dan yang buruk dalam mengelola sumberdaya alam. Kebebasan untuk memilih itu melekat pada diri manusia, karena manusia telah dianugrahi akal pikiran untuk mempertimbangkan antara yang baik dan yang buruk, yang maslahah dan mafsadat, yang manfaat dan madharat, sehingga manusia harus bertanggungjawab atas segala

keputusan yang diambilnya. Sementara kebebasan dalam pengertian filosofis (ushul fiqh) berarti bahwa dalam masalah muamalah Islam membuka pintu seluas-luasnya di mana manusia bebas melakukan apa saja sepanjang tidak terdapat nash al-Qur’an dan hadis yang melarangnnya. Hal ini didasarkan pada salah satu qaisah ushul fiqh “dalam muamalah segala sesuatu pada dasarnya dibolehkan sepanjang tidak ada dalil yang melarangnya”. Apabila aksioma ini dikorelasikan dengan dunia bisnis, khususnya dalam masalah ekonomi, mengandung arti bahwa Islam benar-benar memacu umat manusia untuk melakukan inovasi apa saja, termasuk pengembangan tekonologi dan diversifikasi produk barang dan jasa.

11. Jaminan social (al-Dliman al-Ijtima’i)

Fakta menunjukan bahwa tidak setiap orang serba berkemampuan, tidak sedikit justeru manusia masih banyak berada di bawah garis kemiskinan dan tidak jarang manusia jerjebak pada prkatik mustad’afin yang sitemik. Terlebih lagi di era global yang penuh persaingan seperti sekarang ini, dimana sumber-sumber perekonian dan lapangan pekerjaan semakin langka, manusia harus berhadapan dengan persaingan untuk meperebutkan

(16)

dilakukan dengan cara-cara yang tidak baik dan haram. Demikian juga, sumber-sumber perekonomian tidak seluruhnya mampu menyediakan barang dan jasa secara maksimal, dan produksinya terkadang terbatas, sehingga penghasilannyapun berpareasi, ada sumber perekonomian yang menyediakan penghasilan yang cukup besar dan melimpah, ada yang penghasilannya sedang-sedang saja, dan kebanyakan penghasilannya sangat terbatas dan masih berkekurangan. Bagi mereka yang belum berpenghasilan dan mereka yang penghasilannya masih kurang, maka Islam hadir dengan membawa konsep jaminan sosial. Pada praktiknya jaminan sosial bila dilakukan melalui lembaga, seperti lembaga zakat, infaq dan sodaqoh (Lazis), melalui

mekanisme zakat fitrah pada tanggal 1 Syawal setiap tahun, dan ibadah kurban pada setiap tanggal 10, 11, 12, san 13 Dzulhijjah setiap tahunnya. 12. Kenabian (al-Nubuwah)

Dunia ekonomi adalah dunia yang sangat dekat dengan masalah keuangan, setiap orang sangat membutuhkan uang, begitu banyak orang yang terjebak dan jatuh pada perilaku monopoli, kolusi dan korupsi karena merasa kekurangan dalam masalah uang.

(17)

menciptakan peluang secara baik dan benar sehingga dia mampu bersaing secara sehat dengan pebisnis lainnya.

13. Konsep Islam Tentang Bunga

Sebuah Negara islam berdiri di antara dua ekstrim kapitalis dan sosialisme islam tidak membiarkan ekonomi dikuasai oleh segelintir kapitalis dimana di tangan mereka ”perusahaan perusahaan menjadi sarana kekacauan dan spekulasi yang tidak menentu” juga tidak membenarkan rezim komunis yang menghancurkan individu dalam berinisiatif, kebebasan dan efisiensi. Islam menjaga kebajikan seluruh umat manusia dari segala penindasan dari golongan kapitalis dan komunis serta melindungi mereka dari akibat buruk perdagangan yang menyebabkan depresi dan pengangguran.

Tingkat bunga nol dianggap bunga yang sah di Negara islam dan lebih angka tersebut disebut tidak adil, tidak patut dan oleh karenanya haram inti sari semua perbincangan mengenai bunga dapat diringkas dengan kalimat.3 ”sesuatu kelebihan diatas modal pinjaman baik itu dalam bentuk tunai atau emas perak maupun bahan pangan atau penggunaan barang oleh karenanya haram. Dengan demikian, segala bentuk transaksi, baik itu dalam bentuk uang atau barter dimana melibatkan unsur riba di dalam perekonomian islam dilarang.

Perintah fina dari al-qur’an yang melarang memungut (maupun pemberi) riba dan menganjurkan tingkat bunga nol sebagai satu satunya bunga yang sah di Negara islam.

Surah Al Baqarah ayat 278-279

                                

Artinya : “278. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa Riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. 279. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), Maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), Maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak Menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.”

(18)

BAB III PENUTUP 1.1 Kesimpulan

(19)

Doktrin Ekonomi Islam. Buku tersebut terdiri dari empat jilid, menyajikan seluruh aspek sistem ekonomi islam dengan bahasa yang sederhana dan jelas.

Sistem ekonomi islam merupakan suatu rahmat yang tak ternialai bagi umat manusia. Seandainya sistem tersebut dilaksanakan secara menyeluruh dan sesuai dengan ajarannya, akan menjadi sarana yang dapat memberikan kepuasan bagi setiap kebutuhan masyarakat. Sistem ini akan menjadi sarana yang sangat berguna, adil, dan rasional bagi kemajuan ekonomi masyarakat. Namun demikian, demi suksesnya pengoprasian sistem ini mutlak diperlukan landasan ajaran dan ideologi islam. Pengoprasian ini mempunyai hubungan yang sangat mendalam dan erat dengan ajaran agama, ideologi dan budaya islam sehingga tidak boleh terpisahkan dari landasan agama. Banyak sekali keuntunganyang akan dipetik masyarakat apabila mau mengadopsi sistem ini selama keseluruhan dalam konteks yang lebih luas.

Dasar-dasar ssistem ini dilandasi dengan tingginya kualitas moral atas ketaatannya kepada Allah SWT, kerjasama, persaudaraan, kekeluargaan, kemurahan hati dan kasih sayang antara manusia.

DAFTAR PUSTAKA

(20)

Referensi

Dokumen terkait

dalam wujud tas wanita. Tas wanita memiliki variasi yang banyak. Ini tak lepas dari fashion wanita yang mendominasi industri mode. Model tas untuk wanita juga mudah

orang lain yang memiliki lain yang memiliki status sosial status sosial lebih lebih rendah rendah

Adapun tujuan dari tugas akhir ini adalah merancang dan membangun sistem monitoring dan akuisisi data Rpm fan , temperatur dan kelembaban yang dapat diaplikasikan

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung di lapangan, yaitu dengan cara pengambilan sampel jenis bivalvia di zona intertidal Kecamatan Batudaa Pantai,

10 Opini yang diberikan oleh suatu KAP yang berhubungan lebih dari 5 tahun dengan klien tidak dapat dipertanggungjawabkan

 Klitoris merupakan alat reproduksi betina bagian luar yang homolog dengan gland penis pada hewan jantan yang terletak pada sisi ventral sekitar 1 cm dalam labia. Klitoris

Sebuah mobil ambulans menempuh jarak 10 km pada kecepatan 50 km/jam, Berapakah kecepatan (dalam km/jam) yang harus dicapai oleh ambulans tersebut agar total waktu tempuh

keterampilan memakai sepatu bertali pada anak tunagrahita sedang melalui. metode drill di SLB C Sumbersari