• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam kontribu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam kontribu "

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

1

Sejarah Pemikiran

Ekonomi Islam dan Modern

Disusun oleh :

Ratih Dewanti

Fakultas Ekonomi

Universitas Islam 45 “UNISMA”

(2)

2

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb,

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis akhirnya dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Perkembangan Ekonomi Islam Klasik & Modern”.

Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ekonomi Islam dan juga untuk menambah wawasan penulis dan pembaca mengenai perkembangan ekonomi Islam dari masa ke masa.

Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga Allah membalasnya dengan kebaikan dan limpahan pahala. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun akan penulis terima demi penyempurnaan makalah ini. Besar harapan penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya, dan penulis khususnya.

Bekasi, 19 September 2013

(3)

3

DAFTAR ISI

JUDUL PENULISAN ……….i

KATA PENGANTAR ………....ii

DAFTAR ISI ……….iii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ……….1

1.2Tujuan Penulisan ………..1

1.3Sistematika Penulisan ………2

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Ilmu Ekonomi Islam ……….3

2.2 Filsafat Ekonomi Islam ……….4

2.3 Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam 2.3.1 Fase I ; Fase Pembangunan ……….6

2.3.2 Fase II ; Fase Cemerlang ………7

2.3.3 Fase III ; Fase Kemunduran ………...8

2.3.4 Fase IV ; Masa Institusionalisasi atau Pembangunan Kembali ……….9

2.4 Kontribusi Ekonomi Islam dalam Ekonomi Modern ………9

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan ………...12

3.2 Saran………..12

(4)

4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Islam merupakan agama yang universal dan komprehensif. Universal artinya bahwa Islam diperuntukkan bagi seluruh umat manusia di muka bumi dan dapat diterapkan dalam setiap waktu dan tempat sampai akhir zaman. Komprehensif artinya bahwa Islam mempunyai ajaran yang lengkap dan sempurna. Kesempurnaan ajaran Islam dikarenakan Islam mengatur seluruh aspek kehidupan manusia dan tidak hanya aspek spiritual, tetapi juga aspek muamalah yang meliputi ekonomi, sosial, politik, hukum, dan lainnya.

Kesempurnaan Islam tidak saa diakui oleh sesame muslim, tetapi juga diakui oleh para ekonom Barat, diantaranya H.A.R Gibb yang mengatakan “Islam is much more than

a system of theology it’s a complete civilization”.

Oleh karena itu, maka tidak relevan bila terdapat anggapan yang memandang bahwa Islam hanyalah sekedar agama ritual, terlebih lagi menganggapnya sebagai sebuah penghambat kemajuan pembangunan.

Sebagai ajaran yang komprehensif, Islam meliputi 3 (tiga) pokok ajaran yaitu aqidah, syariah, dan akhlak. Aqidah dan akhlak lah yang bersifat konstan, namun syariah dapat berubah dan berkembang sesuai dengan perkembangan zaman dan peradaban yang dihadapi para Rasul. Dalam syariah itu lah maka umat muslim dapat mengatur kehidupannya dalam bermuamalat, yang tentunya beracuan pada Al-Qur’an dan hadits.

1.2 Tujuan Penulisan

Penulisan makalah ini bertujuan untuk :

1. Menjelaskan tentang pengertian ekonomi Islam 2. Menjelaskan tentang filsafat ekonomi Islam

3. Menjelaskan fase-fase perkembangan ekonomi Islam

(5)

5

1.3 Sistematika Penulisan

Penulis membuat suatu sistematika penulisan dimana dalam penulisan makalah ini dibagi dalam 3 (tiga) bab, dimana masing-masing bab terdiri atas sub bab yang relevan dengan pembahasan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berfungsi sebagai pengantar, sehingga membahas secara garis besar mengenai ekonomi Islam, tujuan penulisan, dan sistematika penulisan.

BAB II PEMBAHASAN

Bab ini merupakan pokok pembahasan dalam makalah ini yang membahas tentang pengertian ilmu ekonomi Islam, filsafat ekonomi Islam, fase perkembangan ekonomi Islam, dan kontribusi ekonomi Islam terhadap ekonomi modern.

BAB III PENUTUP

(6)

6

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ilmu Ekonomi Islam

Sebelum kita mengenal tentang konsep ekonomi Islam, sebaiknya terlebih dahulu mengetahui pengertian ekonomi dan ilmu ekonomi dalam pengertian umum (konvensional).

Save M. Dagun merumuskan bahwa ekonomi ialah suatu usaha mempergunakan sumber daya secara rasional untuk memenuhi kebutuhan manusia. Definisi lain yang populer tentang ekonomi adalah segala aktivitas yang berkaitan dengan produksi, distribusi, dan konsumsi di antara orang-orang. Dari penjabaran tersebut terlihat bahwa objek dari kegiatan ekonomi ialah kekayaan material.

Pada dasarnya definisi ekonomi Islam tidak terlalu jauh berbeda engan definisi ilmu ekonomi diatas. Namun, ilmu ekonomi Islam menetapkan tujuan kegiatan ekonomi itu tidak terbatas pada kesejahteraan (kebahagiaan) dunia yang bersifat material, tetapi juga kebahagiaan spiritual dan kesejahteraan akhirat. Selain itu, ilmu ekonomi Islam senantiasa didasarkan kepada Al-Qura’an dan Sunnah.

Untuk lebih jelasnya, berikut ini merupakan beberapa paparan para pakar ekonomi Islam yang terkemuka.

Pertama, M Akram Khan merumuskan pengertian ekonomi Islam sebagai berikut,

“Islamic economics aims to the study of human falah (well-being) achieved by organizing

the resources of the earth on the basic of cooperation and prticiption”

“Ilmu ekonomi Islam bertujuan untuk melakukan kajian tentang kebahagiaan hidup manusia (human falah) yang dicapai dengan mengorganisasikan sumber daya alam atas dasar gotong royong dan partisipasi.”

Definisi M. Akram Khan di atas tampaknya mengarahkan secara tegas tujuan kegiatan ekonomi manusia Islam, yakni human falah (kebahagiaan manusia), tentunya dengan mengikuti syariat Allah.

(7)

7

“Islamic economics is the representative Muslim’s behaviour in a typical Muslim society”

“Ilmu ekonomi Islam adalah representasi perilaku umat Islam dalam masyarakat muslim. Ketiga, Prof. Dr. Muhammad Abdul Mannan dalam buku Islamics Economics, Theory

and Practice mengatakan,

“Islamics Economics is social science which studies the economics problems of a people

imbued with the values of Islam”

“Ilmu ekonomi Islam adalah ilmu pengetahuan social yang mempelajari masalah-masalah ekonomi masyarakat yang diilhami oleh nilai-nilai Islam”

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa ilmu ekonomi Islam dan ilmu ekonomi konvensional memiliki beberapa kesamaan yaitu mempelajari tentang perilaku manusia dalam hal produksi, distribusi, dan konsumsi namun ekonomi Islam berlandaskan pada syariah Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah dengan tujuan untuk memperoleh kebahagiaan duniawi dan ukhrawi, sedangkan ekonomi konvensional hanya bertujuan untuk memperoleh kepuasan material saja.

2.2 Filsafat Ekonomi Islam

Filsafat ekonomi merupakan prinsip dasar dari sebuah system ekonomi yang dibangun. Filsafat ekonomi inilah yang menjadi pedoman dalam kegiatan ekonomi. Dari filsafat ekonomi tersebut dapat dijadikan acuan peraturan dalam menjalankan suatu kegiatan.

Dalam ekonomi Islam terdapat konsep triangle yang dijadikan sebagai filsafat ekonomi Islam, yaitu filsafat Tuhan, manusia, dan alam.Jadi kunci filsafat ekonomi Islam terletak pada manusia dengan Tuhan, alam dan manusia lainnya.

Hubungan manusia dengan Tuhan dirumuskan dalam tauhid, dimana hakikat tauhid adalah penyerahan diri yang bulat kepada kehendak Ilahi, baik menyangkut ibadah maupun muamalah dalam rangka menciptakan pola kehidupan yang sesui dengan kehendak Allah (QS. Az-Zumar : 38).

Dalam konteks ini, Ismail al-Faruqi mengatakan,

(8)

8

Konsep dan pengertian yang canggih ini tidak ditemukan dalam masyarakat barat masa kini”

Hubungan manusia dengan alam terlihat dalam tugas manusia sebagai seorang halifah di bumi, yang tentunya dapat memanfaatkan sumber daya yang banyak untuk kebutuhan hidupnya. Dalam pandangan Islam, nikmat Allah hampir tak terbatas nikmatnya, sebagaimana dalam firman-Nya, “Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak bisa menghitungnya” (QS. Ibrahim : 34).

Menurut ekonomi Islam, krisis ekonom yang dialami suatu negara bukanlah disebabkan oleh terbatasnya sumber daya alam, melainkan dikarenakan tidak meratanya distribusi sehingga terjadi ketidakadilan.

Hubungan manusia dengan manusia terlihat dalam anjuran untuk menjalin persaudaraan dan bekerjasama dalam kegiatan ekonomi, dan Islam mengutuk manusia yang berkelas-kelas.

2.3 Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Klasik dan Modern

Kedudukan akal sangat penting dan tinggi dalam Islam. Agama Islam memerintahkan manusia dapat mencari dan mengembangkan ilmu pengetahuan dengan akalnya.

Allah SWT berfirman,

“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya

mereka memperhatikan ayat-ayat-Nya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang

mempunyai pikiran.” (QS. Shaad : 29)

Manusia dengan akal pikirannya dapat membuat pandangan-pandangan atau pemikiran tentang ilmu pengetahuan, termasuk di dalamnya pemikiran tentang ekonomi. Kedudukan kal yang penting dan tinggi di dalam dunia Islam menjadikan kaum muslim memberikan kontribusi yang sangat besat terhadap kelangsungan dan perkembngan pemikiran dalam sedala bidang ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang ekonomi Tetapi pemikiran kaum muslim telah diabaikan oleh para ilmuwan Barat.

(9)

9

dikenal sebagai the great gap. Sejarah pemikiran ekonomi Islam terbagi dalam empat fase, yaitu :

2.3.1 Fase I; Fase Pembangunan (Abad VI-XI/ Abad 1-V H)

Fase pertama dikenal sebagai fase dasar-dasar ekonomi Islam yang dirintis oleh para fuqaha. Pemikiran mereka mengacu kepada Al-Quran dan hadits dan berorientasi pada masalah utility (maslahah) dan mafsadah (disutility) yang terkait dengan aktivitas ekonomi. Pemikiran para fuqaha terfokus pada apa manfaat sesuatu yang dianjurkan dan apa kerugian bila melaksanakan sesuatu yang dilarang agama.

Tokoh-tokoh pemikir ekonomi Islam pada fase I adalah : 1. Zaid bin Ali (sebelum 80H/738 M)

Hasil pemikirnnya adalah tentang penjualan barang secara kredit dengan harga yang lebih tinggi daripada harga tunai merupqakan bentuk transaksi yang sah. 2. Abu Hanifah (80-150H/699-767M)

Hasil pemikirannya adalah tentang transaksi salam, yaitu menjual barang yang akan dikirimkan kemudian, sedangkan pembayaran dilakukan secara tunai pada saat akad disepakati.

3. Abu Yusuf (113-182H/731-798M)

Hasil pemikirannya adalah tentang tanggung jawab penguasa, pertanian, dan perpajakan yang ditulis dalam kitab al-Kharaj. Dalam bidang pertanian dia menyetujui Negara mengambil bagian dari hasil pertanian dari penggarapan daripada menarik sewa dari lahan pertanian.

Dalam perpajakan. Abu Yusuf telah memberikan prinsip-prinsip tentang kesanggupan membayar, pemberian waktu yang longgar bagi pembayar pajak, dan sentralisasi pembuat keputusan dalam administrasi pajak.

Abu Yusuf juga menghasilkan pemikiran tentang harga, yaitu pengendalian harga. Penguasa dilarang menetapkan harga, karena penentuan harga didasarkan pada kekuatan permintaan dan penawaran.

(10)

10

4. Muhammad bin al-Hasan asy-Syaibani (132-189H/750-804M)

Hasil pemikirannya adalah tentang pendpatan dan belanja rumah tangga. Adanya pengklasifikasian terhadap perkerjaan, yaitu ijarah (sewa-menyew),

tijarah (perdagangan), zira’ah (pertanian) dan shina’ah (industri).

5. Ibnu Maskawaih (421H/1030M)

Hasil pemikirannya adalah tentang pertukaran dan peranan uang. Ia menyatakan bahwa benda yang dapat dijadikan mata uang adalah logam yang dapat diterima secara universal melalui konvensi, yaitu tahan lama, mudah dibawa, tidak mudah rusak, dikehendaki orang, dan orang senang melihatnya.

2.3.2 Fase II, Fase Cemerlang (Abad XI-XV)

Pada fase ini banyak meninggalkan hasil karya atau warisan intelektual yang sangat kaya. Para cendikiawan muslim mampu menyusun suatu konsep tentang bagaimana umat melaksanakan kegiatan ekonomi yang berlandaskan Al-Qur’an an hadits. Pada masa ini juga mulai terjadi disintegrasi pusat kekuasaan Bani Abbasiyah dan merebaknya korupsi di kalangan penguasa.

Tokoh-tokoh pemikir pada fase kedua adalah : 1. Al-Ghazali (505H/1111M)

Hasil pemikirannya adalah tentang teori harga (pricing theory), yaitu harga tidak boleh ditentukan secara kaku. Harga dibentuk oleh beberapa faktor: pertama, cost plus, yaitu biaya tenaga kerja, transportasi, keuntungan, dan biaya bahan baku. Kedua, market, yaitu kelaziman pasar, di mana harga dibentuk atas dasar permintaan dan penawaran sehingga tidak ada yang bleh merusak harga pasar. Ketiga, kesepakatan para pihak, yaitu harga terjadi karena adanya kesepakatan antara pihak-pihak yang bertransaksi.

2. Ibnu Taimiyah (728H/1328M)

Hasil pemikirannya adalah tentang syirkah. Keadilan hanya dapat terwujud jika semua akad berdasarkan pada kesepakatan semua pihak. Dalam kesepakatan harus mengedepankan moralitas agama.

(11)

11

Hasil pemikirannya adalah tentang :

a. Teori produksi, menurutnya produksi adalah aktivitas manusia yang diorganisasikan secara sosial dan internasional.

b. Teori nilai dan harga c. Teori distribusi

d. Teori siklus, yaitu produksi bergantung kepada penawaran dan permintaan terhadap produk.

e. Public Finance

4. Al-Maqrizi (845H/1441M)

Hasil pemikirannya adalah tentang uang dan kenaikan harga-harga ang terjadi secara periodik dalam keadaan kelaparan. Al-Maqrizi pun mengatakan bahwa emas dan perak merupakan satu-satunya mata uang ang dapat dijadikan standar nilai sebagaimana yang telah ditentukan dalam syariah.

2.3.3 Fase III, Fase Kemunduran (Abad XV-XX/1446-1932M)

Pada fase ini para fuqaha hanya menullis catatan-catatan pendahulunya dan mengeluarkan fatwa yang sesuai standar bagi masing-masing madzhab.

Salah satu tokoh ekonomi Islam pada fase ini adalah Shah Waliullah, yang menjelaskan pentingnya kerjasama sebagai dasar kegiatan ekonomi. Dilarang perjudian dan riba adalah sebab bertentangan dengan prinsip kerjasama tersebut. Semua tempat pada dasarnya, seperti mesjid atau tempat beristirahat untuk orang yang melakukan perjalanan, digunsksn secara bersama dengan dasar first come first

served (yang datang duluan mendapat pelayanan duluan). Shah Walilullah juga

(12)

12

Tokoh-tokoh pemikir lainnya pada masa ini adalah Jamaludin al-Afghani, Muhammad Abduh, dan Muhammad Iqbal.

2.3.4 Fase IV, Fase Institusionalisasi atau Pembangunan Kembali

Pada fase ini telah lahir pemikir-pemikir ekonomi yang hasil pemikirannya telah menjadi acuan dalam kegiatan ekonomi syariah, di antaranya M Akrm Khan, M Abdul Mannan, M Umar Chapra, Khursyid Ahmad, M Nejatullah ash-Shiddiqi.

2.4 Kontribusi Ekonomi Islam terhadap Ekonomi Modern

Teori ekonomi Islam bukanlah ilmu baru ataupun ilmu yang diturunkan secara mendasar dari teori ekonomi modern yang berkembang saat ini. Fakta historis menunjukkan bahwa para ilmuwan Islam zaman klasik adalah penemu dan peletak dasar semua bidang keilmuwan, termasuk ilmu ekonomi. Oleh karena itu sangat logis apabila dikatakan bahwa teori-teori ekonomi modern yang saat ini dipelajari di seluruh dunia merupakan plagiat yang diadopsi dari kitab-kitab klasik tentang ekonomi Islam.

Joseph Schumpeter, dalam bukunya History of Economics Analysis, Oxford University 1954 mengatakan bahwasanyah terdapat great gap dalam sejarah pemikiran ekonomi selama 500 tahun, yaitu masa yang dikenal dengan dark ages. Ketika Barat dalam suasana kegelapan dan keterbelakangan itu, Islam sedang mengalami kejayaan dalam ilmu pengetahuan. The dark ages adalah suatu masa yang sengaja ditutup-tutupi oleh Barat karena pada masa inilah pemikiran-pemikiran ekonomi Islam dicuri oleh ekonom Barat.

Indikasi kuat pencurian ilmu ekonomi Islam oleh Barat banyak dikupas oleh para sejarawan. Para ahli sejarah mencatat bahwa dalam abad 11 dan 12 Masehi sejumlah pemikir Barat seperti Constantine the African dan Delard of Bath melakukan perjalanan ke Timur Tengah untuk mempelajari bahasa Arab dan melakukan studi serta membawa ilmu-ilmu baru ke Eropa.

(13)

universitas-13

universitas Barat. Pola pengajaran yang dipergunakan pun persis seperti kuliah Islam, termasuk kurikulum serta metodologi ajar-mengajarnya.Universitas Naples, Padua, Salero, Toulouse, Salamaca, Oxford, Monsptellier, dan Paris adalah beberapa universitas yang meniru pusat kuliah Islam.

Berikut ini merupakan beberapa pemikiran ekonomi Islam yang dikutip oleh ekonom Barat tanpa menyebutkan sumber kutipannya tersebut, antara lain :

1. Beberapa lembaga ekonomi yang ditiru oteh Barat dari dunia Islam adalah syirkah (serikat dagang), suftaja (bills of exchange), hawala (letter of credit), funduq (specialized large scale commercial institutions and markets which developed into

virtual stock exchanges). Funduq untuk biji-bijian dan tekstil ditiru dari Bagdad,

Cordova, dan Damaskus. Dar-ut tiraz (pabrik yang didirikan dan dijalankan negara) didirikan di Spanyol, Sicilia, Palerno. Wilayatul hisbah, yakni polisi ekonomi (pengawas ekonomi perdagangan)yang sudah ada sejak masa Rasulullh SAW juga ditiru oleh Barat.

2. Diadopsinya kata “credit” yang dalam ekonomi konvensional dikatakan berasal dari bahasa Yunani “credere” atau “credo” yang berarti pinjaman atas dasar kepercayaan.

Credo sebenarnya berasal dari bahasa Arab yaitu “qaradha” yang dalam pengertian

fiqih berarti meminjamkan uang atas dasar kepercayaan.

3. Teori invisible hand yang dikemukakan oleh Adam Smith diduga keras juga berasal dari teori Islam. Menurut teori ini, pasar akan diatur oleh tangan-tangan yang tidak terlihat. Harga barang tidak boleh ditetapkan oleh pemerintah karena ia tergantung pada hukum supply and demand.

Invisible Hands bagaimanapun diadopsi dari hadits Rasulullah yang menjelaskan

bahwa Allah lah yang menentukan harga, sehingga dikatakan Gods hands.

Diriwayatkan dari Anas RA, sahabat berkata “ Ya Rasulullah harga-harga barang.” Maka Rasululah bersabda: “Sesungguhnya Allah SWT Dzat Yang Maha Menetapkan

harga, yang Yang Maha Memegang, Yang Maha Melepas, dan Yang Memberikan

rezeki. Aku sangat berharap bisa bertemu Allah SWT tanpa seorang pun dari kalian

(14)

14

4. Pada tahun 774 M, dicetlah koin emas yang merupakan copy langsung dari dinar Islam, termasuk tulisan Arabnya. Semua tulisan di koin uang logam itu adalah tulisan Arab, kecuali pada satu sisinya tertulis OFFAREX. Hal tersebut menunjukkan bahwa dinar Islam pada saat itu merupakan mata uang terkuat di dunia. Selain itu, perekonomian umat Islam juga lebih maju dibandingkan perekonomian Eropa, dan perdagangan internasional muslim telah menjangkau Eropa Utara. Berikut ini merupakan gambar koin yang dibuat pada masa Raja Offa.

Gambar 1 : Mata uang dinar Islam

Gambar 2 : Koin bertuliskan Offarex

(15)

15

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa :

a. Kegiatan ekonomi Islam bukan saja bertujuan untuk mengejar materi semata, melainkan juga kebahagian spiritual dan kesejahteraan akhirat.

b. Filsafat ekonomi Islam didasarkan pada tiga konsep yaitu filsafat Tuhan, manusia, dan alam.

c. Sejarah pemikiran ekonomi Islam dan Modern terbagi menjadi 4 (empat) fase yaitu fase pembangunan, fase cemerlang, fase kemunduran, dan masa institusional dan pembangunan kembali.

d. Ekonomi Islam memberikan kontribusi yang cukup banyak kepada perkembangan ekonomi modern, baik dalam hal pemikiran, konsep, maupun contoh langsung yang diadopsi dari zaman Rasulullah.

3.2 Saran

(16)

16

DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Mohamad, MBA . 2010 . an Introduction to The Sharia Economic . Zikrul Hakim . Jakarta Timur .

Gambar

Gambar 1 : Mata uang dinar Islam

Referensi

Dokumen terkait

“Epistemologi Ilmu Ekonomi Islam (Kajian atas Pemikiran M. Abdul Mannan dalam Teori dan Prak tek Ekonomi Islam)” dalam Hermeneia, Jurnal Kajian Islam Interdisipliner,

Ekonomi Islam => ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalah-masalah ekonomi masyarakat yang diilhami oleh nilai-nilai Islam..

• Ekonomi dalam Islam adalah ilmu yang mempelajari segala perilaku manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dengan tujuan memperoleh falah (kedamaian &

Ilmu ekonomi sebagai displin Ilmu Pengetahuan merupakan Ilmu yang mempelajari tentang bagaimana memenuhi kebutuhan manusia yang tidak terbatas akan tetapi sumber daya

Abu Yusuf kemudian dikenal sebagai tokoh pemikir ekonomi Islam yang meletakan prinsip perpajakan di dunia, beberapa abad kemudian, karya beliau dalam bidang perpajakan dianggap

Berdasarkan uraian di atas, rumusan masalah yang dikaji dalam makalah ini adalah bagaimana konsep pemikiran ekonomi dari tokoh-tokoh Islam, yaitu pada pada Masa Rasulullah SAW,

Rujukan atau landasan utama pemikiran ekonomi Islam adalah Al Qur’an dan hadits Pemikiran ekonomi Islam muncul bersamaan dengan diturunkannya Al Qur‟an dan masa kehidupan Rasulullah

● Ekonomi syariah atau ekonomi Islam sudah ada di Indonesia sejak tahun 1991 melalui perdagangan, bersamaan dengan lahirnya PT Bank Muamalat Indonesia BMI ● Dimulai dengan lahirnya UU